Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 10/Oktober 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2013 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 3/Maret 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 9/September 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VII, Nomor 12/Desember 2013

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 8/Agustus 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume IX, Nomor 3/Maret 2015

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 5/Mei 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 6/Juni 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA DESEMBER 2015 INFLASI 0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN MEI 2016 INFLASI 0,16 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN MARET 2015 INFLASI 0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA MANOKWARI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN BOYOLALI

DATA MENCERDASKAN BANGSA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN JUNI 2016 INFLASI 0,24 PERSEN

BPS KABUPATEN KENDAL

BPS KABUPATEN KENDAL PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KABUPATEN KENDAL BULAN OKTOBER 2015 DEFLASI 0,18 PERSEN

No. 01/3307/2017, 9 Mei 2017

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JUNI 2016 INFLASI 0,22 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA JANUARI 2016 INFLASI 0,28 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA SEPTEMBER 2016 INFLASI 0,07 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/DEFLASI KOTA BLORA FEBRUARI 2016 DEFLASI 0,25 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA SORONG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI OKTOBER 2014 INFLASI 0,32 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA SORONG

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DEPOK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA SORONG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA SORONG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA AGUSTUS 2017 DEFLASI 0,21 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA SORONG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JULI 2015 INFLASI 0,92 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PEMALANG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0.48 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN KOTA PEKALONGAN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA SORONG

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JUNI 2015 INFLASI 0,69 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

Pada bulan Agustus Perkembangan harga berbagai komoditas sangat bervariasi. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Kabupaten Magelang, pada bulan Agustus te

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,54 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI SUKOHARJO BULAN FEBRUARI 2017 INFLASI 0,41 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

BERITA RESMI STATISTIK


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA


BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI PURBALINGGA BULAN AGUSTUS 2016 DEFLASI 0,26 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA MAGELANG BULAN JANUARI 2017 INFLASI 1.23 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI APRIL 2016 DEFLASI 0,40 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI DI KOTA KEBUMEN BULAN NOVEMBER 2016 INFLASI 0,52 PERSEN

Inflasi Empat Kota Di Jawa Tengah Maret 2008

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/ INFLASI KOTA BLORA JULI 2016 INFLASI 1,03 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA BLORA MARET 2017 DEFLASI 0,07 PERSEN

WARTA INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) BPS KABUPATEN KENDAL

\\


PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/LAJU INFLASI KOTA SALATIGA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI JULI 2016 INFLASI 0,95 PERSEN

Transkripsi:

DESEMBER 2014

Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc Redaktur : Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM Penyunting/Editor: Ir. Sabarella, MSi Penulis Artikel : Ir. Efi Respati, MSi Ir. Wieta B. Komalasari, Msi Sri Wahyuningsih, S.Si Widyawati Megawati Manurung, SP Sehusman, SP Yani Supriyati, SE Sekretaris: Heri Dwi Martono Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kanpus Kementan, Gedung D, Lantai IV, Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Telp./Fax (021) 780-5305, Email : cakra@deptan.go.id; sabarella@deptan.go.id Website : http://www.deptan.go.id/pusdatin atau http://www.deptan.go.id

KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2014 kembali menerbitkan Buletin Bulanan. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian Volume VIII Nomor 12/Desember 2014 ini berisi data dan analisis deskriptif indikator ekspor dan impor komoditas pertanian bulan Januari September 2014, Indeks Harga Konsumen (IHK) perkotaan dan inflasi bulan Nopember 2014, Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Oktober Nopember 2014. Data ekspor-impor yang dipublikasikan telah disesuaikan dengan klasifikasi kode HS (Harmony System) berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, dan data NTP menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Data yang disajikan dalam buletin ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Besar harapan kami bahwa Buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data baik di lingkup maupun pengguna lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buletin ini di masa mendatang. Jakarta, Desember 2014 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Ir. M. Tassim Billah, MSc.

DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENJELASAN UMUM... 1 1.1. Ekspor Impor... 1 1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi... 1 1.3. Nilai Tukar Petani (NTP)... 3 BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN... 5 2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian... 5 2.2. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan... 7 2.3. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Hortikultura... 9 2.4. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Perkebunan... 13 2.5. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Peternakan... 15 BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI... 19 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Nopember 2014... 19 3.2. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan... 21 3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan... 22 BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP)... 25 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor 2008 Nopember 2014...... 25 4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani Nasional Bulan Oktober Nopember 2014...... 26 4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan) Bulan Oktober Nopember 2014... 27 4.4. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT)... 28 4.5. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)... 28 4.6. Nilai Tukar Petani (NTP)... 29 4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi... 31 4.8. Upah Buruh Tani... 34

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB I. PENJELASAN UMUM Buletin Bulanan edisi Volume VIII Nomor 12, Desember 2014 ini menyajikan keragaan data makro sektor pertanian yang meliputi: 1. Ekspor impor komoditas pertanian bulan Januari September 2014. 2. Indeks harga konsumen (IHK) gabungan 66 Kota di Indonesia dan inflasi bulan Nopember 2014. 3. Nilai tukar petani nasional dan beberapa provinsi di Indonesia bulan Oktober Nopember 2014. 1.1. Ekspor Impor Data ekspor impor komoditas pertanian adalah data ekspor impor yang berasal dari kode HS 10 digit yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan sudah berstatus angka tetap. Kode HS mengacu pada klasifikasi sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012. Cakupan kode HS komoditas pertanian merupakan kesepakatan hasil koordinasi dengan instansi terkait lingkup. Penyajian data perkembangan ekspor impor komoditas pertanian ini dititikberatkan pada kelompok komoditas baik segar maupun olahan yang mencerminkan peranan masing-masing sub sektor terhadap sektor pertanian secara keseluruhan. 1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi Data perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi/deflasi bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyajian perkembangan IHK dan laju inflasi lebih dititikberatkan pada kelompok bahan makanan yang mencerminkan peranan komoditas utama sektor pertanian dalam tingkat inflasi secara nasional. Sejak bulan Juni 2008, Indeks Harga Konsumen (IHK) dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) di 66 kota tahun 2007 yang mencakup sekitar 284-441 komoditas. IHK gabungan 66 kota ini merupakan hasil perhitungan dari Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 1

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian gabungan indeks masing-masing kota yang ditimbang dengan banyaknya rumahtangga di kota bersangkutan. Mulai Januari 2014, IHK disajikan dengan menggunakan tahun dasar 2012=100 dan mencakup 82 kota yang terdiri dari 33 ibu kota propinsi dan 49 kota-kota besar di seluruh Indonesia. IHK dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan dan dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu: Bahan makanan yang terdiri dari padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, daging dan hasil-hasilnya, ikan segar, ikan diawetkan, telur, susu dan hasil-hasilnya, sayursayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, bumbu-bumbuan, lemak dan minyak serta bahan makanan lainnya. Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang terdiri dari makanan jadi, minuman yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol. Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang terdiri dari biaya tempat tinggal, bahan bakar, penerangan dan air, perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga. Sandang yang terdiri dari sandang laki-laki, sandang wanita, sandang anak-anak, barang pribadi dan sandang lain. Kesehatan yang terdiri dari jasa kesehatan, obat-obatan, jasa perawatan jasmani, perawatan jasmani dan kosmetika. Pendidikan, rekreasi dan olahraga yang terdiri dari jasa pendidikan, kursuskursus/pelatihan, perlengkapan/peralatan pendidikan, rekreasi dan olahraga. Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang terdiri dari transportasi, komunikasi pengiriman, sarana dan penunjang transportasi dan jasa keuangan. Persentase (%) perubahan IHK (Laju inflasi/deflasi) bulanan diperoleh dari : ln ln 1 x 100 ln 1 Dimana : In = Indeks bulan n; In-1 = Indeks bulan n-1 2 Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Persentase (%) perubahan IHK dalam satu tahun dihitung dengan menggunakan metode point to to point. 1.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Data perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Indeks harga yang dibayar petani (IB) disusun berdasarkan data hasil survei bulanan statistik harga konsumen di pasar pedesaan yang dilaksanakan setiap bulan. Indeks harga yang diterima petani (IT) bersumber dari hasil survei harga di tingkat produsen (farm gate) yang dilaksanakan setiap bulan. IT dan IB tersebut dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan. NTP merupakan rasio antara IT dengan IB yang dinyatakan dalam persentase. Data NTP menggunakan tahun dasar 2007=100, dan mulai data Nopember 2013 terjadi penggantian tahun dasar menjadi 2012=100, serta penambahan rincian Tanaman Obat pada Indeks Harga yang Dibayar Petani sub sektor hortikultura. NTP IT IB x100% Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 3

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 4 Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN 2.1. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, volume ekspor komoditas pertanian pada bulan September 2014 mengalami peningkatan sebesar 16,68% yaitu dari 2,73 juta ton menjadi 3,19 juta ton. Peningkatan volume ekspor ini disebabkan karena meningkatnya volume ekspor semua komoditas. Demikian pula, nilai ekspor komoditas pertanian pada bulan September 2014 mengalami peningkatan dari US$ 2,43 milyar menjadi US$ 2,57 milyar atau naik sebesar 5,68%. Volume impor komoditas pertanian Indonesia pada bulan September 2014 mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 20,06% yakni dari 1,75 juta ton menjadi 2,1 juta ton. Demikian pula, dari sisi nilai impor naik sebesar 7,27% yakni dari US$ 1,33 milyar menjadi US$ 1,43 milyar. Peningkatan nilai impor komoditas pertanian tersebut disebabkan oleh meningkatnya nilai impor sub sektor tanaman pangan dan perkebunan. Berdasarkan selisih angka ekspor dan impor, maka pada bulan September 2014 neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia mengalami surplus dari sisi volume sebesar 1,09 juta ton, demikian juga dari sisi nilai mengalami surplus sebesar US$ 1,14 milyar. Surplus volume neraca perdagangan komoditas pertanian bulan September 2014 menunjukkan peningkatan sebesar 10,70% dibandingkan bulan sebelumnya. Demikian pula, dari sisi nilai mengalami peningkatan surplus sebesar 3,75%. Surplus volume neraca perdagangan secara kumulatif dari bulan Januari hingga September 2014 sebesar 9,07 juta ton atau setara dengan US$ 11,15 milyar. Perkembangan ekspor - impor komoditas pertanian Indonesia menurut sub sektor periode bulan Januari September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.1. Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014 5

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.1. Ekspor-impor pertanian Indonesia menurut sub sektor, Januari September 2014 No Sub Sektor Agustus September Pertumbuhan (%) Sep thd Ags Kumulatif Januari- September 1 Tanaman Pangan Volume (Kg) - Ekspor 31,670,813 52,533,112 65.87 246,595,132 - Impor 1,347,210,628 1,703,364,309 26.44 13,282,435,476 - Neraca -1,315,539,815-1,650,831,197 25.49-13,035,840,344 Nilai (US$) - Ekspor 21,041,227 32,653,410 55.19 146,135,663 - Impor 602,656,005 677,284,727 12.38 5,802,790,688 - Neraca -581,614,778-644,631,317 10.83-5,656,655,025 2 Hortikultura Volume (Kg) - Ekspor 35,327,456 38,145,836 7.98 321,740,955 - Impor 151,472,546 147,123,459-2.87 1,290,353,360 - Neraca -116,145,090-108,977,623-6.17-968,612,405 Nilai (US$) - Ekspor 42,187,610 47,422,533 12.41 387,016,162 - Impor 147,509,046 143,200,776-2.92 1,257,377,444 - Neraca -105,321,436-95,778,243-9.06-870,361,282 3 Perkebunan Volume (Kg) - Ekspor 2,644,371,083 3,075,970,579 16.32 24,906,799,865 - Impor 106,224,341 104,288,152-1.82 914,669,670 - Neraca 2,538,146,742 2,971,682,427 17.08 23,992,130,195 Nilai (US$) - Ekspor 2,317,238,580 2,436,953,957 5.17 22,124,439,460 - Impor 234,864,912 262,702,726 11.85 2,038,576,655 - Neraca 2,082,373,668 2,174,251,231 4.41 20,085,862,805 4 Peternakan Volume (Kg) - Ekspor 22,383,141 22,959,573 2.58 171,948,098 - Impor 140,326,045 140,542,248 0.15 1,091,447,732 - Neraca -117,942,904-117,582,675-0.31-919,499,634 Nilai (US$) - Ekspor 50,350,145 51,801,707 2.88 444,510,910 - Impor 347,167,460 345,848,827-0.38 2,855,877,954 - Neraca -296,817,315-294,047,120-0.93-2,411,367,044 PERTANIAN Volume (Kg) - Ekspor 2,733,752,493 3,189,609,100 16.68 25,647,084,050 - Impor 1,745,233,560 2,095,318,168 20.06 16,578,906,238 - Neraca 988,518,933 1,094,290,932 10.70 9,068,177,812 Nilai (US$) - Ekspor 2,430,817,562 2,568,831,607 5.68 23,102,102,195 - Impor 1,332,197,423 1,429,037,056 7.27 11,954,622,741 - Neraca 1,098,620,139 1,139,794,551 3.75 11,147,479,454 Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 6 Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 2.2. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan Volume ekspor sub sektor tanaman pangan pada bulan September 2014 mencapai 52,53 ribu ton atau naik cukup siginikan sebesar 65,87% dibandingkan bulan Agustus 2014. Demikian pula, nilai ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 55,19%, yakni dari US$ 21,04 juta menjadi US$ 32,65 juta. Komoditas ekspor utama sub sektor tanaman pangan sekaligus penyumbang ekspor terbesar sub sektor ini pada bulan September 2014 adalah kedele olahan yang mencapai US$ 6,28 juta. Komoditas berikutnya yang menyumbang nilai ekspor tanaman pangan cukup besar adalah gandum/meslin olahan yang mencapai US$ 4,09 juta, dan ubikayu segar sebesar US$ 3,43 juta. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Januari September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari September 2014 Pertumbuhan (%) Agustus September No Komoditas Sep thd Ags Kumulatif Jan - Sep Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 2,164 8,338 80,425 115,171 3,616.50 1,281.28 329,709 557,594 2 Beras olahan 3,371 2,038 10,819 8,647 220.94 324.29 2,051,925 339,213 3 Gandum, Meslin 1,197 3,552 0 0 - - 18,269 30,253 4 Gandum, Meslin olahan 6,111,658 3,125,136 7,681,930 4,089,131 25.69 30.85 64,459,363 33,150,362 5 Jagung 5,156,467 1,885,792 3,005,756 1,005,818-41.71-46.66 12,737,457 6,312,020 6 Jagung olahan 142,004 52,534 2,600,000 1,190,800 1,731 2,167 3,775,009 1,657,500 7 Kacang tanah 331,864 677,324 207,961 396,726-37.34-41.43 1,356,966 2,254,742 8 Kacang tanah olahan 293,612 933,485 365,986 1,097,369 24.65 17.56 2,728,078 7,979,589 9 Kedele 9,803,500 5,310,548 243,290 133,001-97.52-97 39,178,410 23,355,723 10 Kedele olahan 728,015 1,040,239 7,741,626 6,279,406 963.39 503.65 14,343,252 15,768,918 11 Kacang Hijau 21,560 94,109 28,041 95,358 30.06 1.33 170,775 534,779 12 Ubi jalar 802,614 735,034 693,158 561,167-13.64-23.65 7,242,867 6,236,362 13 Ubi kayu 56,084 104,094 15,043,405 3,434,797 26,723 3,200 37,505,003 9,667,449 14 Ubi kayu olahan 743,966 394,707 883,625 520,103 18.77 32 33,189,673 14,662,219 15 Tanaman Pangan Lainnya 7,472,737 6,674,297 13,947,090 13,725,916 86.64 105.65 27,508,376 23,628,940 Total 31,670,813 21,041,227 52,533,112 32,653,410 65.87 55.19 246,595,132 146,135,663 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Perkembangan nilai impor komoditas sub sektor tanaman pangan pada bulan September 2014 mengalami peningkatan sebesar 12,38% dibandingkan bulan Agustus 2014, yakni dari US$ 602,66 juta menjadi US$ 677,28 juta. Demikian pula, dari sisi volume impor komoditas tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 26,44% yakni dari 1,35 juta ton, menjadi 1,70 juta ton. Pada bulan September 2014, komoditas utama Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014 7

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian impor sub sektor ini adalah gandum/meslin segar sebesar US$ 204,8 juta, kedele olahan sebesar US$ 198,6 juta, jagung segar sebesar US$ 105,31 juta, kedele segar sebesar US$ 64,26 juta, beras sebesar US$ 36,19 juta, dan ubi kayu olahan sebesar US$ 24,84 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Januari September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.3. Tabel 2.3. Impor komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari September 2014 Pertumbuhan Agustus September No Komoditas (%) Sep thd Ags Kumulatif Jan - Sep Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras 73,690,784 32,236,383 81,730,902 36,194,845 10.91 12.28 311,959,976 135,706,526 2 Beras olahan 0 0 0 0 - - 12,100 40,120 3 Gandum, Meslin 541,755,561 177,943,958 635,417,810 204,797,281 17.29 15.09 5,434,503,753 1,777,803,565 4 Gandum, Meslin olahan 23,768,636 13,236,274 29,966,521 16,022,233 26.08 21.05 210,974,050 124,602,053 5 Jagung 151,728,635 39,542,968 409,760,572 105,306,899 170.06 166.31 2,161,112,947 556,383,536 6 Jagung olahan 7,290,803 4,217,044 11,817,704 6,838,026 62.09 62.15 76,584,835 41,960,420 7 Kacang tanah 24,174,105 26,780,481 12,556,391 14,068,367-48.06-47.47 215,857,224 244,774,248 8 Kacang tanah olahan 130,527 488,089 29,783 80,802-77.18-83.45 817,561 2,476,231 9 Kedele 125,046,138 78,814,126 103,805,510 64,258,020-16.99-18.47 1,666,239,137 1,010,988,236 10 Kedele olahan 344,707,307 202,557,936 354,610,005 198,159,857 2.87-2.17 2,883,911,810 1,714,553,115 11 Kacang Hijau 55,359 84,889 46,866 66,955-15.34-21.13 454,624 706,830 12 Ubi jalar 0 0 0 0 - - 22,390 39,310 13 Ubi kayu 0 0 0 0 - - 0 0 14 Ubi kayu olahan 48,850,200 21,203,368 57,316,100 24,844,852 17.33 17.17 226,091,799 99,712,277 15 Tanaman Pangan Lainnya 6,012,573 5,550,489 6,306,145 6,646,590 4.88 19.75 93,893,270 93,044,221 Total 1,347,210,628 602,656,005 1,703,364,309 677,284,727 26.44 12.38 13,282,435,476 5,802,790,688 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Berdasarkan realisasi ekspor dan impor tersebut, maka neraca perdagangan sub sektor tanaman pangan pada bulan September 2014 menunjukkan posisi defisit sebesar US$ 644,63 juta atau mengalami peningkatan defisit sebesar 10,83% dibandingkan bulan Agustus 2014. Pada bulan September 2014, defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas gandum/meslin segar yang mencapai US$ 204,8 juta, disusul kemudian oleh kedele olahan sebesar US$ 191,88 juta, jagung segar sebesar US$ 104,3 juta, kedele segar sebesar US$ 64,13 juta, dan beras segar sebesar US$ 36,08 juta. Komoditas tanaman pangan yang mempunyai surplus neraca perdagangan adalah ubi kayu segar, kacang tanah olahan, ubi jalar segar, kacang hijau, dan beras olahan masing-masing sebesar US$ 3,43 juta, US$ 1,02 juta, US$ 561,17 ribu, US$ 28,40 ribu, dan US$ 8,65 ribu. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan periode bulan Januari September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.4. 8 Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 2.4. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan, Januari September 2014 Pertumbuhan (%) Agustus September No Komoditas Sep thd Ags Kumulatif Jan - Sep Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Beras -73,688,620-32,228,045-81,650,477-36,079,674 10.80 11.95-311,630,267-135,148,932 2 Beras olahan 3,371 2,038 10,819 8,647 221 324.29 2,039,825 299,093 3 Gandum, Meslin -541,754,364-177,940,406-635,417,810-204,797,281 17.29 15.09-5,434,485,484-1,777,773,312 4 Gandum, Meslin olahan -17,656,978-10,111,138-22,284,591-11,933,102 26.21 18.02-146,514,687-91,451,691 5 Jagung -146,572,168-37,657,176-406,754,816-104,301,081 177.51 176.98-2,148,375,490-550,071,516 6 Jagung olahan -7,148,799-4,164,510-9,217,704-5,647,226 28.94 35.60-72,809,826-40,302,920 7 Kacang tanah -23,842,241-26,103,157-12,348,430-13,671,641-48.21-47.62-214,500,258-242,519,506 8 Kacang tanah olahan 163,085 445,396 336,203 1,016,567 106.15 128.24 1,910,517 5,503,358 9 Kedele -115,242,638-73,503,578-103,562,220-64,125,019-10.14-12.76-1,627,060,727-987,632,513 10 Kedele olahan -343,979,292-201,517,697-346,868,379-191,880,451 0.84-4.78-2,869,568,558-1,698,784,197 11 Kacang Hijau -33,799 9,220-18,825 28,403 (44) 208.06-283,849-172,051 11 Ubi jalar 802,614 735,034 693,158 561,167-13.64-23.65 7,220,477 6,197,052 12 Ubi kayu 56,084 104,094 15,043,405 3,434,797 26,723 3,200 37,505,003 9,667,449 13 Ubi kayu olahan -48,106,234-20,808,661-56,432,475-24,324,749 17.31 16.90-192,902,126-85,050,058 14 Tanaman Pangan Lainnya 1,460,164 1,123,808 7,640,945 7,079,326 423.29 529.94-66,384,894-69,415,281 Total -1,315,539,815-581,614,778-1,650,831,197-644,631,317 25.49 10.83-13,035,840,344-5,656,655,025 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 2.3. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Hortikultura Total nilai ekspor sub sektor hortikultura pada bulan September 2014 adalah US$ 47,42 juta atau mengalami peningkatan sebesar 12,41% dibandingkan bulan Agustus 2014. Demikian pula, dari sisi volume ekspor mengalami peningkatan sebesar 7,98%, yaitu dari 35,33 ribu ton menjadi 38,15 ribu ton. Jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari September 2014, total nilai ekspor sub sektor hortikultura adalah sebesar US$ 387,02 juta dan volume sebesar 321,74 juta ton. Komoditas sub sektor hortikultura yang mempunyai nilai ekspor terbesar pada bulan September 2014 adalah nenas sebesar US$ 19,98 juta, jahe sebesar US$ 5,09 juta, cabe sebesar US$ 1,95 juta, serta jamur dan cendawan sebesar US$ 1,25 juta. Sementara jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari September 2014, komoditas yang mempunyai kumulatif nilai ekspor tertinggi adalah nenas yaitu sebesar US$ 140,08 juta, komoditas lainnya adalah jahe yaitu sebesar US$ 47,57 juta, cabe US$ 19,38 juta dan pisang segar US$ 12,01 juta. Perkembangan ekspor komoditas hortikultura periode bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.5. Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014 9

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.5. Ekspor komoditas sub sektor hortikultura, Januari September 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 525,826 492,231 599,257 580,964 13.96 18.03 4,814,032 4,664,916 2 Bawang bombay 1) 146,641 147,446 170,378 150,893 16.19 2.34 1,211,415 1,609,712 3 Bawang merah 1) 284,305 134,543 1,306,758 878,449 359.63 552.91 1,700,622 1,047,792 4 Bawang putih 1) 137,300 123,404 174,674 266,649 27.22 116.08 1,833,421 2,969,453 5 Tomat 1) 86,266 122,463 93,383 128,091 8.25 4.60 1,342,266 1,777,716 6 Bunga kol dan brokoli segar - - - - - - 172,290 36,811 7 Kubis segar 3,653,017 774,292 1,763,093 387,473-51.74-49.96 21,712,103 4,589,097 8 Terung 120,970 211,069 156,286 229,348 29.19 8.66 755,425 1,127,472 9 Kacang kapri 1) 0 0 0 0 - - 46,964 44,440 10 Jamur dan cendawan 735,013 1,526,786 578,366 1,247,644-21.31-18.28 4,219,492 8,970,929 11 Cabe 1) 956,302 2,505,055 753,296 1,290,257-21.23-48.49 9,368,153 19,376,880 B BUAH-BUAHAN 12 Pisang segar 1,845,829 1,069,599 1,202,110 876,569-34.87-18.05 19,167,729 12,008,202 13 Nenas 1) 13,797,697 14,532,112 19,095,703 19,982,918 38.40 37.51 142,614,202 140,079,509 14 Mangga 66,295 75,447 116,531 203,542 75.78 169.78 246,211 374,151 15 Manggis 525,831 180,873 109,328 112,930-79.21-37.56 7,817,238 5,755,706 16 Jeruk 1) 12,755 11,940 60,072 47,659 370.97 299.15 1,588,048 856,146 17 Anggur 1) 12,938 28,158 3,155 16,097-75.61-42.83 203,182 1,524,014 18 Apel 1) 6,090 6,044 1,016 1,376-83.32-77.23 60,942 55,213 19 Pir 1) 0 0 0 0 - - 0 0 20 Lengkeng 1) 0 0 0 0 - - 0 0 C TANAMAN HIAS 21 Anggrek 2,782 26,665 4,845 65,307 74.16 144.92 39,071 508,112 22 Krisan 8,329 104,848 12,697 213,469 52.44 103.60 39,958 622,750 23 Tanaman hidup lainnya 188,269 595,569 5,645 39,746-97.00-93.33 21,068 198,968 D TANAMAN BIOFARMAKA 24 Jahe 7,514,595 6,325,987 6,040,110 5,085,256-19.62-19.61 59,237,166 47,566,040 25 Turmeric (Curcuma) 369,631 396,355 586,246 733,127 58.60 84.97 1,543,777 2,059,705 E HORTIKULTURA LAINNYA 4,330,775 12,796,724 5,312,887 14,884,769 22.68 16.32 41,986,180 129,192,428 Total 35,327,456 42,187,610 38,145,836 47,422,533 7.98 12.41 321,740,955 387,016,162 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Agustus Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 September Pertumbuhan (%) Sep thd Ags Kumulatif Jan - Sep Nilai impor komoditas sub sektor hortikultura pada bulan September 2014 mengalami penurunan yakni sebesar 2,92% dibandingkan bulan Agustus 2014, yakni dari US$ 147,51 juta menjadi US$ 143,0 juta. Demikian pula, dari sisi volume mengalami penurunan sebesar 2,87%, yaitu dari 151,47 ribu ton menjadi 147,12 ribu ton. Jika dilihat secara kumulatif, nilai impor komoditas hortikultura bulan Januari - September 2014 adalah sebesar US$ 1,26 milyar dengan kumulatif volume sebesar 1,29 juta ton Realisasi nilai impor yang cukup besar pada bulan September 2014 adalah bawang putih (US$ 38,39 juta), lengkeng (US$ 18,15 juta), anggur (US$ 15,3 juta) dan jeruk (US$ 11,72 juta). Demikian pula jika dilihat secara kumulatif pada periode Januari September 2014, komoditas yang mempunyai kumulatif nilai impor tertinggi adalah bawang putih 10 Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan yaitu sebesar US$ 295,5 juta, disusul kemudian oleh komoditas jeruk sebesar US$ 152,11 juta, apel sebesar US$ 140,39 juta dan anggur sebesar US$ 110,76 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor hortikultura bulan Januari - September 2014 disajikan pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Impor komoditas sub sektor hortikultura, Januari September 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) 4,879,260 4,183,665 6,295,102 5,889,152 29.02 40.77 64,949,003 59,944,704 2 Bawang bombay 1) 2,386,888 2,030,638 5,455,315 4,177,324 128.55 105.71 59,209,260 38,799,516 3 Bawang merah 1) 533,025 263,477 2,777,900 963,494 421.16 265.68 62,800,529 24,433,997 4 Bawang putih 1) 59,845,058 42,690,165 53,196,415 38,388,537-11.11-10.08 402,277,927 295,496,758 5 Tomat 1) 971,064 1,055,788 1,144,569 1,287,413 17.87 21.94 9,066,146 10,156,903 6 Bunga kol dan brokoli segar 77,414 126,738 83,857 144,111 8.32 13.71 899,068 1,426,588 7 Kubis segar 180,335 217,433 354,496 507,447 96.58 133.38 1,481,610 2,002,953 8 Terung 0 0 0 0 - - 0 0 9 Kacang kapri 1) 707,817 460,475 1,527,766 693,376 115.84 50.58 16,760,692 7,825,305 10 Jamur dan cendawan 413,968 567,482 428,617 634,331 3.54 11.78 3,371,118 5,466,292 11 Cabe 1) 1,658,951 2,114,547 1,972,195 2,416,203 18.88 14.27 19,855,241 23,627,473 B BUAH-BUAHAN 13 Pisang segar - - - - - - 542,111 260,954 14 Nenas 1) 384 637 73,365 228,315 19,005 35,742 140,183 317,832 15 Mangga 0 0 0 0 - - 233,466 582,069 17 Manggis 0 0 0 0 - - 0 0 18 Jeruk 1) 7,622,603 9,163,657 9,450,650 11,721,348 23.98 27.91 118,200,871 152,110,120 19 Anggur 1) 5,486,270 13,118,483 5,163,856 15,297,313-5.88 16.61 39,757,822 110,759,546 20 Apel 1) 6,896,700 10,563,947 6,637,749 9,859,328-3.75-6.67 98,527,141 140,389,405 21 Pir 1) 8,734,788 8,093,902 10,060,466 9,200,999 15.18 13.68 66,051,942 60,398,936 22 Lengkeng 1) 24,470,946 30,966,726 14,326,719 18,145,469-41.45-41.40 66,775,680 83,537,756 C TANAMAN HIAS 24 Anggrek 2,792 36,901 1,636 18,174-41.40-50.75 7,559 91,030 25 Krisan 0 0 0 0 - - 240 6,161 26 Tanaman hidup lainnya 552,743 496,659 138,757 127,292-74.90-74.37 3,129,167 2,673,320 D TANAMAN BIOFARMAKA 27 Jahe 260,893 256,109 497,449 456,519 90.67 78.25 2,037,456 1,878,436 28 Turmeric (Curcuma) 20,250 32,075 1,897 6,680-90.63-79.17 190,503 214,689 E HORTIKULTURA LAINNYA 25,770,397 21,069,542 27,534,683 23,037,951 6.85 9.34 254,088,625 234,976,701 Total 151,472,546 147,509,046 147,123,459 143,200,776-2.87-2.92 1,290,353,360 1,257,377,444 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Agustus Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 September Pertumbuhan (%) Sep thd Ags Kumulatif Jan - Sep Pada bulan September 2014, neraca perdagangan sub sektor hortikultura mengalami defisit US$ 95,78 juta dan mengalami penurunan defisit sebesar 9,06% dibandingkan bulan Agustus 2014. Jika dilihat secara kumulatif, defisit yang terjadi sampai dengan bulan September adalah sebesar US$ 870,36 juta. Komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan yang cukup besar pada September 2014 yakni Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014 11

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian bawang putih (US$ 38,12 juta), lengkeng (US$ 18,15 juta), anggur (US$ 15,28 juta), dan jeruk (US$ 11,67 juta). Sementara komoditas hortikultura yang mengalami surplus terbesar adalah nenas (US$ 19,75 juta), jahe (US$ 4,63 juta), pisang (US$ 876,57 ribu) serta jamur dan cendawan (US$ 613,31 ribu). Perkembangan neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.7. Tabel 2.7. Neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura, Januari September 2014 No Komoditas Agustus Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) A. SAYURAN 1 Kentang 1) -4,353,434-3,691,434-5,695,845-5,308,188 30.84 43.80-60,134,971-55,279,788 2 Bawang bombay 1) -2,240,247-1,883,192-5,284,937-4,026,431 135.91 113.81-57,997,845-37,189,804 3 Bawang merah 1) -248,720-128,934-1,471,142-85,045 491.49-34.04-61,099,907-23,386,205 4 Bawang putih 1) -59,707,758-42,566,761-53,021,741-38,121,888-11.20-10.44-400,444,506-292,527,305 5 Tomat 1) -884,798-933,325-1,051,186-1,159,322 18.81 24.21-7,723,880-8,379,187 6 Bunga kol dan brokoli segar -77,414-126,738-83,857-144,111 8.32 13.71-726,778-1,389,777 7 Kubis segar 3,472,682 556,859 1,408,597-119,974-59.44-121.54 20,230,493 2,586,144 8 Lobak Cina 1) 120,970 211,069 156,286 229,348 29.19 8.66 755,425 1,127,472 9 Kacang kapri 1) -707,817-460,475-1,527,766-693,376 115.84 50.58-16,713,728-7,780,865 10 Jamur dan cendawan 321,045 959,304 149,749 613,313-53.36-36.07 848,374 3,504,637 11 Cabe 1) -702,649 390,508-1,218,899-1,125,946 73.47-388 -10,487,088-4,250,593 B BUAH-BUAHAN 0 0 0 0 0 0 13 Pisang segar 1,845,829 1,069,599 1,202,110 876,569-35 -18 18,625,618 11,747,248 14 Nenas 1) 13,797,313 14,531,475 19,022,338 19,754,603 37.87 35.94 142,474,019 139,761,677 15 Mangga 66,295 75,447 116,531 203,542 76 170 12,745-207,918 17 Manggis 525,831 180,873 109,328 112,930-79 -38 7,817,238 5,755,706 18 Jeruk 1) -7,609,848-9,151,717-9,390,578-11,673,689 23.40 27.56-116,612,823-151,253,974 19 Anggur 1) -5,473,332-13,090,325-5,160,701-15,281,216-5.71 16.74-39,554,640-109,235,532 20 Apel 1) -6,890,610-10,557,903-6,636,733-9,857,952-3.68-6.63-98,466,199-140,334,192 21 Pir 1) -8,734,788-8,093,902-10,060,466-9,200,999 15.18 13.68-66,051,942-60,398,936 22 Lengkeng 1) -24,470,946-30,966,726-14,326,719-18,145,469-41.45-41.40-66,775,680-83,537,756 C TANAMAN HIAS 0 0 0 0 0 0 24 Anggrek -10-10,236 3,209 47,133-32,190-560 31,512 417,082 25 Krisan 8,329 104,848 12,697 213,469 52.44 103.60 39,718 616,589 26 Tanaman hidup lainnya -364,474 98,910-133,112-87,546-63.48-189 -3,108,099-2,474,352 D TANAMAN BIOFARMAKA 0 0 0 0 0 0 27 Jahe 7,253,702 6,069,878 5,542,661 4,628,737-23.59-23.74 57,199,710 45,687,604 28 Turmeric (Curcuma) 349,381 364,280 584,349 726,447 67.25 99 1,353,274 1,845,016 E HORTIKULTURA LAINNYA -21,439,622-8,272,818-22,221,796-8,153,182 3.65-1.45-212,102,445-105,784,273 Total -116,145,090-105,321,436-108,977,623-95,778,243-6.17-9.06-968,612,405-870,361,282 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1 ) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 September Pertumbuhan (%) Sep thd Ags Kumulatif Jan - Sep 12 Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 2.4. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Perkebunan Periode bulan Januari - September 2014, volume ekspor komoditas perkebunan mengalami peningkatan yaitu sebesar 16,32% yaitu dari 2,64 juta ton menjadi 3,08 juta ton. Demikian juga dari sisi nilainya mengalami peningkatan sebesar 5,17% yakni dari US$ 2,31 milyar menjadi US$ 2,44 milyar. Pada bulan September 2014, komoditas yang mempunyai realisasi ekspor terbesar yakni minyak sawit mencapai US$ 1,53 milyar, disusul kemudian oleh komoditas karet sebesar US$ 388,22 juta. Komoditas andalan ekspor sub sektor perkebunan lainnya adalah kelapa sebesar US$ 116,05 juta, kakao sebesar US$ 110,70 juta, kopi sebesar US$ 110,28 juta, lada sebesar US$ 45,51 juta dan pinang sebesar US$ 18,98 juta. Perkembangan ekspor sub sektor perkebunan bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Ekspor komoditas sub sektor perkebunan, Januari September 2014 No Komoditas Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 120,929,430 119,909,826 148,642,711 116,053,792 22.92-3.22 1,244,449,088 1,041,559,723 2 Karet 214,878,608 363,757,537 232,476,170 388,220,833 8.19 6.73 2,017,189,853 3,806,824,391 3 Minyak sawit 2,077,300,896 1,450,504,759 2,378,220,012 1,533,838,007 14.49 5.75 19,609,902,636 14,305,409,244 4 Kopi 42,264,700 109,052,163 44,307,992 110,284,241 4.83 1.13 279,557,709 748,808,016 5 Teh 5,749,394 10,982,789 6,400,798 12,439,799 11.33 13.27 51,265,764 102,993,831 6 Lada 4,480,555 44,775,479 4,661,485 45,512,039 4.04 1.65 24,040,777 217,209,727 7 Tembakau 2,151,944 8,471,687 1,905,260 12,293,570-11.46 45.11 26,859,264 138,005,346 8 Kakao 29,061,725 113,201,840 27,156,176 110,699,087-6.56-2.21 257,150,573 939,705,520 9 Kapas 3,569,037 4,492,615 3,566,735 3,932,733-0.06-12.46 29,443,912 35,913,531 10 Cassiavera (kayu manis) 4,476,692 8,087,409 4,184,713 7,637,817-6.52-5.56 43,678,609 78,384,153 11 Kemiri 74,120 143,080 94,089,079 6,396,357 126841.55 4370.48 250,292,144 18,551,507 12 Gula tebu 107,383,266 13,523,317 90,149,451 10,755,110-16.05-20.47 722,657,016 84,762,326 13 Pinang 13,265,281 16,696,211 16,105,922 18,982,194 21.41 13.69 195,903,026 201,338,630 14 Jambu mete 1,172,336 4,098,031 3,399,047 6,878,698 189.94 67.85 23,364,938 48,589,734 15 Minyak atsiri 275,619 12,810,324 270,865 13,994,662-1.72 9.25 2,363,770 97,023,154 16 Gambir 930,000 1,948,492 1,116,185 2,324,406 20.02 19.29 10,544,695 22,934,995 17 Lainnya 16,407,480 34,783,021 19,317,978 36,710,612 17.74 5.54 118,136,091 236,425,632 Total 2,644,371,083 2,317,238,580 3,075,970,579 2,436,953,957 16.32 5.17 24,906,799,865 22,124,439,460 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Agustus Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 September Pertumbuhan (%) September thd Agustus Kumulatif Januari - September Indonesia masih melakukan impor beberapa komoditas perkebunan, walaupun dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi ekspornya. Impor komoditas perkebunan bulan Januari September 2014 mengalami penurunan dari sisi Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014 13

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian volume sebesar 1,82%, sebaliknya dari sisi nilainya mengalami peningkatan sebesar 11,85%. Pada bulan September 2014, volume impor komoditas perkebunan mencapai 104,29 juta ton atau setara dengan US$ 262,70 juta, dimana yang dominan diimpor oleh Indonesia adalah kapas, Kakao, Tembakau, lada dan karet. Realisasi impor kapas pada bulan September 2014 mencapai 64,15 ribu ton atau setara dengan US$ 124,69 juta, disusul kemudian oleh kakao sebesar 18,34 ribu ton atau setara dengan US$ 64,15 juta, tembakau sebesar 7,25 ribu ton atau setara dengan US$ 46,46 juta, lada sebesar 7,24 ribu ton atau setara US$ 7,25 juta dan karet sebesar 2,03 ribu ton atau setara US$ 3,12 juta. Perkembangan impor sub sektor perkebunan bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.9. Tabel 2.9. Impor komoditas sub sektor perkebunan, Januari September 2014 Pertumbuhan (%) Agustus September Kumulatif Januari - September No Komoditas September thd Agustus Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 213,117 213,320 234,034 120,916 9.81-43.32 2,040,295 1,369,542 2 Karet 3,169,934 5,260,993 2,027,484 3,117,751-36.04-40.74 20,612,049 36,703,428 3 Minyak sawit 377,439 544,122 489,485 752,433 29.69 38.28 3,528,322 5,657,859 4 Kopi 741,925 2,433,195 592,543 1,825,439-20.13-24.98 18,055,107 42,237,461 5 Teh 905,674 1,259,118 1,441,830 2,236,747 59.20 77.64 11,518,638 18,207,799 6 Lada 1,257,318 10,842,584 835,975 7,797,880-33.51-28.08 5,382,724 43,082,853 7 Tembakau 8,229,085 52,574,860 7,246,018 46,456,575-11.95-11.64 67,414,682 399,555,538 8 Kakao 9,569,876 33,247,245 18,343,510 64,153,880 91.68 92.96 92,613,756 306,179,465 9 Kapas 53,150,404 111,487,480 62,854,703 124,689,649 18.26 11.84 510,046,425 1,047,015,476 10 Cassiavera (kayu manis) 0 0 10,299 28,648 - - 121,919 332,108 11 Kemiri 65,506 383,971 112,207 493,708 71.29 28.58 793,984 1,500,477 12 Gula tebu 25,113,357 8,165,270 2,480,379 1,325,660-90.12-83.76 145,443,312 59,765,175 13 Pinang 1 3 1 3 - - 5 15 14 Jambu mete 407,983 582,031 574,522 1,493,633 40.82 156.62 3,695,398 8,271,579 15 Minyak atsiri 102,573 2,623,756 226,049 3,259,758 120.38 24.24 2,048,953 33,540,528 16 Gambir 0 0 0 0 - - 0 0 17 Lainnya 2,920,149 5,246,964 6,819,113 4,950,046 133.52-5.66 31,354,101 35,157,352 Total 106,224,341 234,864,912 104,288,152 262,702,726-1.82 11.85 914,669,670 2,038,576,655 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Komoditas perkebunan merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia, karena dari waktu ke waktu neraca perdagangan komoditas perkebunan hampir selalu mengalami surplus. Namun neraca perdagangan pada bulan September 2014 sebesar US$ 2,17 milyar, mengalami peningkatan baik dari sisi nilai sebesar 4,41% dan volume sebesar 17,08% dibanding bulan Agustus 2014. Selama periode bulan September 2014, 14 Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan surplus neraca perdagangan yang terbesar adalah komoditas minyak sawit mencapai US$ 1,53 milyar, disusul oleh komoditas karet sebesar US$ 385,10 juta, kelapa sebesar US$ 115,93 juta, kopi sebesar US$ 108,46 juta, kakao sebesar US$ 46,54 dan lada sebesar US$ 37,71 juta. Sementara, komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan pada bulan September 2014 hanya kapas, dan tembakau yang mencapai US$ 120,76 juta dan tembakau sebesar US$ 34,16 juta. Neraca perdagangan sub sektor perkebunan bulan Januari September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.10. Tabel 2.10. Neraca perdagangan komoditas sub sektor perkebunan, Januari September 2014 Pertumbuhan (%) Agustus September No Komoditas September thd Agustus Kumulatif Januari - September Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Kelapa 120,716,313 119,696,506 148,408,677 115,932,876 22.94-3.14 1,242,408,793 1,040,190,181 2 Karet 211,708,674 358,496,544 230,448,686 385,103,082 8.85 7.42 1,996,577,804 3,770,120,963 3 Minyak sawit 2,076,923,457 1,449,960,637 2,377,730,527 1,533,085,574 14.48 5.73 19,606,374,314 14,299,751,385 4 Kopi 41,522,775 106,618,968 43,715,449 108,458,802 5.28 1.73 261,502,602 706,570,555 5 Teh 4,843,720 9,723,671 4,958,968 10,203,052 2.38 4.93 39,747,126 84,786,032 6 Lada 3,223,237 33,932,895 3,825,510 37,714,159 18.69 11.14 18,658,053 174,126,874 7 Tembakau -6,077,141-44,103,173-5,340,758-34,163,005-12.12-22.54-40,555,418-261,550,192 8 Kakao 19,491,849 79,954,595 8,812,666 46,545,207-54.79-41.79 164,536,817 633,526,055 9 Kapas -49,581,367-106,994,865-59,287,968-120,756,916 19.58 12.86-480,602,513-1,011,101,945 10 Cassiavera (kayu manis) 4,476,692 8,087,409 4,174,414 7,609,169-6.75-5.91 43,556,690 78,052,045 11 Kemiri 8,614-240,891 93,976,872 5,902,649 1090878.31-2550.34 249,498,160 17,051,030 12 Gula tebu 82,269,909 5,358,047 87,669,072 9,429,450 6.56 75.99 577,213,704 24,997,151 13 Pinang 13,265,280 16,696,208 16,105,921 18,982,191 21.41 13.69 195,903,021 201,338,615 14 Jambu mete 764,353 3,516,000 2,824,525 5,385,065 269.53 53.16 19,669,540 40,318,155 15 Minyak atsiri 173,046 10,186,568 44,816 10,734,904-74.10 5.38 314,817 63,482,626 16 Gambir 930,000 1,948,492 1,116,185 2,324,406 20.02 19.29 10,544,695 22,934,995 17 Lainnya 13,487,331 29,536,057 12,498,865 31,760,566-7.33 7.53 86,781,990 201,268,280 Total 2,538,146,742 2,082,373,668 2,971,682,427 2,174,251,231 17.08 4.41 23,992,130,195 20,085,862,805 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 2.5. Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Peternakan Nilai ekspor sub sektor peternakan pada bulan September 2014 dibandingkan dengan bulan Agustus 2014 mengalami sedikit peningkatan sebesar 2,8% yakni dari US$ 50,35 juta menjadi US$ 51,80 juta. Begitu pula, dari sisi volume ekspor meningkat dari 22,38 juta ton menjadi 22,96 juta ton atau naik 2,58%. Komoditas ekspor utama sub sektor peternakan pada bulan September 2014 adalah komoditas kulit dan jangat yang mencapai US$ 11,55 juta, disusul kemudian oleh susu dan kepala susu US$ 9,74 juta, lemak sebesar US$ 8,93 juta, dan babi hidup sebesar US$ 5,69 juta. Perkembangan ekspor komoditas sub sektor peternakan bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.11. Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014 15

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.11. Ekspor komoditas sub sektor peternakan, Januari - September 2014 No Komoditas Kumulatif Jan-September Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup 0 0 0 0 - - 0 0 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - 0 0 3 Babi hidup 2,487,412 5,181,619 2,713,136 5,694,312 9.07 9.89 24,714,621 50,629,190 4 Kambing Hidup 2,750 2,750 0 0 - - 2,750 2,750 5 Primata hidup 0 0 0 0 - - 2,190 21,200 6 Kelinci hidup 908 5,230 1,109 17,784 22.14 240.04 102,107 79,075 7 Binatang melata hidup 31,531 198,996 43,596 302,424 38.26 51.97 288,446 1,968,850 8 Burung hidup 86 24,350 822 83,183 855.81 241.61 4,609 350,188 9 Daging dan jeroan lembu 32 24 32 24 0.00 0.00 2,362 4,069 10 Daging biri-biri atau kambing 0 0 19 251 - - 52 276 11 Daging ayam 0 0 0 0 - - 37 312 12 Daging bebek 0 0 0 0 - - 0 0 13 Daging binatang melata 54,443 95,563 115,985 92,647 113.04-3.05 736,658 817,437 14 Daging kodok 196,493 1,327,378 274,882 1,662,127 39.89 25.22 2,694,029 16,492,200 15 Susu dan kepala susu 4,081,243 12,255,340 3,364,835 9,739,971-17.55-20.52 28,280,570 66,745,953 16 Yogurt 182,802 169,457 184,048 162,165 0.68-4.30 1,624,303 1,451,022 17 Mentega 1,071,359 1,523,425 1,200,119 1,495,973 12.02-1.80 10,382,062 13,107,350 18 Keju dan dadih susu 47,613 192,982 39,069 153,390-17.94-20.52 667,581 1,890,212 19 Telur unggas 0 0 0 0 - - 100 627 20 Madu alam 125,637 320,965 24,899 22,444-80.18-93.01 339,526 619,643 21 Bulu babi 0 0 0 0 - - 0 0 22 Bulu unggas 199,250 310,993 172,312 371,190-13.52 19.36 1,265,645 2,747,012 23 Lemak 10,039,624 8,587,013 10,629,190 8,925,933 5.87 3.95 69,068,297 60,211,417 24 Makanan olahan lain 3,208,412 2,549,299 3,719,045 2,649,291 15.92 3.92 26,662,371 20,758,627 25 Obat hewan 57,364 1,635,074 42,778 772,301-25.43-52.77 400,721 7,360,035 26 Kulit dan jangat 374,038 9,132,298 371,762 11,550,679-0.61 26.48 3,735,789 94,025,452 27 Wol 680 1,120 0 0 - - 4,698 30,702 28 Lainnya 221,464 6,836,269 61,935 8,105,618-72.03 18.57 968,574 105,197,311 Total 22,383,141 50,350,145 22,959,573 51,801,707 2.58 2.88 171,948,098 444,510,910 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Agustus 2014 September 2014 Pertumbuhan (%) Sep thd Agustus Perkembangan nilai impor sub sektor peternakan bulan September 2014 dibandingkan bulan Agustus 2014 mengalami sedikit penurunan sebesar 0,38% sementara dari sisi volume meningkat sebesar 0,15%. Pada bulan September 2014, realisasi impor komoditas peternakan mencapai 140,54 juta ton atau setara US$ 345,85 juta. Nilai impor terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 91,21 juta, diikuti oleh makanan olahan lain sebesar US$ 61,98 juta, sapi hidup sebesar US$ 53,70 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 49,54 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 33,91 juta, serta mentega sebesar US$ 33,13 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor peternakan bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.12. 16 Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 2.12. Impor komoditas sub sektor peternakan, Januari - September 2014 No Komoditas Kumulatif Jan-September Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup 25,763,028 69,516,232 20,779,196 53,697,769-19.34-22.76 174,705,755 479,079,821 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - 800 27,011 3 Babi hidup 0 0 0 0 - - 62 14,592 4 Kambing hidup 0 0 0 0 - - 0 0 5 Primata hidup 0 0 0 0 - - 0 0 6 Kelinci hidup 0 0 0 0 - - 200 3,914 7 Binatang melata hidup 0 0 0 0 - - 1,167 9,699 8 Burung hidup 617 4,298 930 6,340 50.73 47.51 10,087 76,635 9 Daging dan jeroan lembu 10,214,057 41,422,408 8,713,339 33,906,910-14.69-18.14 79,957,157 335,107,140 10 Daging biri-biri atau kambing 63,102 386,982 162,397 981,482 157.36 153.62 1,200,836 6,621,353 11 Daging ayam 145,133 344,993 86,010 234,700-40.74-31.97 1,008,217 2,206,016 12 Daging bebek 89,156 176,507 77,861 158,760-12.67-10.05 416,744 822,249 13 Daging binatang melata 0 0 0 0 - - 8,000 6,000 14 Daging kodok 4,210 22,103 2,800 4,570-33.49-79.32 48,016 133,322 15 Susu dan kepala susu 16,811,289 75,023,221 21,158,425 91,205,532 25.86 21.57 161,298,960 746,158,700 16 Yogurt 13,577 60,677 368 2,881-97.29-95.25 20,740 120,151 17 Mentega 7,608,165 21,713,905 11,655,334 33,134,534 53.20 52.60 92,351,382 256,774,691 18 Keju dan dadih susu 1,658,853 8,542,693 1,465,636 7,729,185-11.65-9.52 13,759,701 69,652,229 19 Telur unggas 87,700 454,611 88,001 456,428 0.34 0.40 1,139,049 6,185,501 20 Madu alam 215,502 987,104 173,899 633,671-19.31-35.81 1,617,728 6,640,348 21 Bulu babi 56,951 359,736 103,276 681,877 81.34 89.55 788,534 5,039,293 22 Bulu unggas 387,384 4,397,107 93,772 4,678,752-75.79 6.41 2,008,897 55,881,992 23 Lemak 419,234 624,687 428,552 922,343 2.22 47.65 3,800,359 6,998,268 24 Makanan olahan lain 70,325,849 65,796,415 69,230,561 61,976,979-1.56-5.80 504,535,232 445,276,419 25 Obat hewan 176,467 4,533,491 111,742 4,225,263-36.68-6.80 825,358 35,430,958 26 Kulit dan jangat 5,160,310 50,183,990 5,360,149 49,536,844 3.87-1.29 41,907,316 374,859,890 27 Wol 98,785 900,111 14,947 64,837-84.87-92.80 765,443 8,497,628 28 Lainnya 1,026,676 1,716,189 835,053 1,609,170-18.66-6.24 9,271,992 14,254,134 Total 140,326,045 347,167,460 140,542,248 345,848,827 0.15-0.38 1,091,447,732 2,855,877,954 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 Agustus 2014 September 2014 Pertumbuhan (%) Sep thd Agustus Neraca perdagangan sub sektor peternakan pada periode bulan Agustus - September 2014 mengalami penurunan defisit dari sisi nilai sebesar 0,93%, begitu pula dari sisi volume mengalami penurunan defisit sebesar 0,31%. Pada bulan September 2014, defisit neraca perdagangan komoditas peternakan mencapai US$ 294,05 juta. Defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 81,47 juta, disusul makanan olahan lain sebesar US$ 59,34 juta, sapi hidup sebesar US$ 53,70 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 37,99 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 33,91 juta, dan mentega sebesar US$ 31,64 juta. Sementara, surplus neraca perdagangan tiga terbesar di bulan September 2014 dialami komoditas lemak sebesar US$ 8 juta, babi hidup sebesar US$ 5,70 juta dan daging kodok sebesar US$ 1,66 juta. Neraca perdagangan sub sektor peternakan bulan Januari - September 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.13. Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014 17

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 2.13. Neraca perdagangan komoditas sub sektor peternakan, Januari - September 2014 No Komoditas Agustus 2014 September 2014 Pertumbuhan (%) Sep thd Agustus Kumulatif Jan-September Volume (Kg) Nilai (US$) Volume (Kg) Nilai (US$) Volume Nilai Volume (Kg) Nilai (US$) 1 Sapi hidup -25,763,028-69,516,232-20,779,196-53,697,769-19.34-22.76-174,705,755-479,079,821 2 Kerbau hidup 0 0 0 0 - - -800-27,011 3 Babi hidup 2,487,412 5,181,619 2,713,136 5,694,312 9.07 9.89 24,714,559 50,614,598 4 Kambing hidup 2,750 2,750 0 0 - - 2,750 2,750 5 Primata hidup 0 0 0 0 - - 2,190 21,200 6 Kelinci hidup 908 5,230 1,109 17,784 22.14 240.04 101,907 75,161 7 Binatang melata hidup 31,531 198,996 43,596 302,424 38.26 51.97 287,279 1,959,151 8 Burung hidup -531 20,052-108 76,843-79.66 283.22-5,478 273,553 9 Daging dan jeroan lembu -10,214,025-41,422,384-8,713,307-33,906,886-14.69-18.14-79,954,795-335,103,071 10 Daging biri-biri atau kambing -63,102-386,982-162,378-981,231 157.33 153.56-1,200,784-6,621,077 11 Daging ayam -145,133-344,993-86,010-234,700-40.74-31.97-1,008,180-2,205,704 12 Daging bebek -89,156-176,507-77,861-158,760-12.67-10.05-416,744-822,249 13 Daging binatang melata 54,443 95,563 115,985 92,647 113.04-3.05 728,658 811,437 14 Daging kodok 192,283 1,305,275 272,082 1,657,557 41.50 26.99 2,646,013 16,358,878 15 Susu dan kepala susu -12,730,046-62,767,881-17,793,590-81,465,561 39.78 29.79-133,018,390-679,412,747 16 Yogurt 169,225 108,780 183,680 159,284 8.54 46.43 1,603,563 1,330,871 17 Mentega -6,536,806-20,190,480-10,455,215-31,638,561 59.94 56.70-81,969,320-243,667,341 18 Keju dan dadih susu -1,611,240-8,349,711-1,426,567-7,575,795-11.46-9.27-13,092,120-67,762,017 19 Telur unggas -87,700-454,611-88,001-456,428 0.34 0.40-1,138,949-6,184,874 20 Madu alam -89,865-666,139-149,000-611,227 65.80-8.24-1,278,202-6,020,705 21 Bulu babi -56,951-359,736-103,276-681,877 81.34 89.55-788,534-5,039,293 22 Bulu unggas -188,134-4,086,114 78,540-4,307,562-141.75 5.42-743,252-53,134,980 23 Lemak 9,620,390 7,962,326 10,200,638 8,003,590 6.03 0.52 65,267,938 53,213,149 24 Makanan olahan lain -67,117,437-63,247,116-65,511,516-59,327,688-2.39-6.20-477,872,861-424,517,792 25 Obat hewan -119,103-2,898,417-68,964-3,452,962-42.10 19.13-424,637-28,070,923 26 Kulit dan jangat -4,786,272-41,051,692-4,988,387-37,986,165 4.22-7.47-38,171,527-280,834,438 27 Wol -98,105-898,991-14,947-64,837-84.76-92.79-760,745-8,466,926 28 Lainnya -805,212 5,120,080-773,118 6,496,448-3.99 26.88-8,303,418 90,943,177 Total -117,942,904-296,817,315-117,582,675-294,047,120-0.31-0.93-919,499,634-2,411,367,044 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012 18 Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI Buletin Bulanan 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Nopember 2014 Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Nopember 2014 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan pemantauan BPS di 82 kota pada bulan Nopember 2014 menunjukkan terjadinya inflasi sebesar 1,50% atau mengalami kenaikan Indeks harga Konsumen (IHK) dari 114,42 pada bulan Oktober 2014 menjadi 116,14 pada bulan Nopember 2014. Kelompok penyusun IHK umum gabungan 82 kota terdiri dari 7 kelompok, yaitu: (1) bahan makanan; (2) makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; (3) perumahan, air, listrik dan bahan bakar; (4) sandang; (5) kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta (7) transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Hampir semua kelompok penyusun IHK pada bulan Nopember 2014 mengalami kenaikan harga yaitu kelompok bahan makanan sebesar 2,15%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,71%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,49%, kelompok kesehatan sebesar 0,43%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,08%, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,29%, sedangkan yang mengalami deflasi adalah kelompok sandang sebesar 0,08%. Kelompok IHK yang mengalami inflasi tertinggi adalah kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 4,29%, sedangkan yang terendah adalah kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,08%. Untuk periode tahun ini (Januari Nopember) 2014 atau lebih dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender, secara umum terjadi inflasi sebesar 5.75%. Inflasi tersebut karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks semua kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan sebesar 7,12%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 6,03%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 5,82%, kelompok sandang sebesar 2,42%, kelompok kesehatan sebesar 4,94%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 4,06% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 6,24%. Perkembangan IHK gabungan 82 kota di Indonesia pada bulan Nopember 2014 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014 19

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Tabel 3.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 82 kota di Indonesia, Nopember 2014 (2012=100) No. Kelompok/ Sub Kelompok IHK 2014 Laju Inflasi Inflasi Bulan Tahun Kalender Oktober Nopember Nopember 2014 1) 2014 2) U M U M 114,42 116,14 1,50 5,75 I BAHAN MAKANAN 120,22 122,80 2,15 7,12 Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 111,72 113,23 1,35 5,94 Daging dan Hasil-hasilnya 117,13 116,39-0,63 3,88 Ikan Segar 124,69 124,23-0,37 8,58 Ikan Diawetkan 121,07 121,09 0,02 8,06 Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 117,53 117,82 0,25 8,12 Sayur-sayuran 129,55 132,41 2,21 10,91 Kacang - kacangan 123,27 123,51 0,19 1,78 Buah - buahan 132,38 132,66 0,21 6,27 Bumbu - bumbuan 133,31 158,20 18,67 9,58 Lemak dan Minyak 108,88 109,05 0,16 6,33 Bahan Makanan Lainnya 114,40 115,42 0,89 7,84 II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 115,73 116,55 0,71 6,03 Makanan Jadi 116,31 117,29 0,84 6,04 Minuman yang Tidak Beralkohol 109,58 109,99 0,37 3,59 Tembakau dan Minuman Beralkohol 120,03 120,67 0,53 8,19 III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR 113,34 113,90 0,49 5,82 Biaya Tempat Tinggal 109,77 110,00 0,21 2,94 Bahan Bakar, Penerangan dan Air 126,66 128,34 1,33 15,34 Perlengkapan Rumahtangga 108,38 108,81 0,40 3,82 Penyelenggaraan Rumahtangga 110,65 110,98 0,30 3,96 IV SANDANG 105,90 105,81-0,08 2,42 Sandang Laki-laki 108,10 108,34 0,22 3,26 Sandang Wanita 107,10 107,30 0,19 3,39 Sandang Anak-anak 106,84 107,22 0,36 3,61 Barang Pribadi dan Sandang Lain 101,85 100,89-0,94 0,04 V KESEHATAN 109,72 110,19 0,43 4,94 Jasa Kesehatan 107,16 107,47 0,29 3,54 Obat-obatan 108,19 108,56 0,34 4,38 Jasa Perawatan Jasmani 114,71 114,96 0,22 6,11 Perawatan Jasmani dan Kosmetika 111,73 112,46 0,65 6,30 VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 109,88 109,97 0,08 4,06 Pendidikan 112,49 112,51 0,02 4,78 Kursus-kursus / Pelatihan 108,06 108,12 0,06 3,56 Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 105,84 106,00 0,15 3,14 Rekreasi 107,33 107,53 0,19 3,42 Olahraga 105,39 105,72 0,31 2,53 VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN 115,62 120,58 4,29 6,24 Transpor 125,25 132,80 6,03 8,97 Komunikasi Dan Pengiriman 99,42 99,37-0,05-0,23 Sarana dan Penunjang Transpor 107,05 107,21 0,15 2,44 Jasa Keuangan 101,42 116,19 14,56 14,57 Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1) Persentasi perubahan IHK Nopember 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentasi perubahan IHK Nopember 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013 20 Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan 3.2. Perkembangan IHK Gabungan 82 kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan Pada bulan Nopember 2014 kelompok bahan makanan mengalami inflasi sebesar 2,15% atau terjadi peningkatan indeks dari 120,22 pada bulan Oktober 2014 menjadi 122,80 pada bulan Nopember 2014. Penyusun kelompok bahan makanan terdiri dari sub kelompok : (1) padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya; (2) daging dan hasil-hasilnya; (3) ikan segar; (4) ikan diawetkan; (5) telur, susu dan hasil-hasilnya; (6) sayur-sayuran; (7) kacang-kacangan; (8) buah-buahan; (9) bumbu-bumbuan; (10) lemak dan minyak; serta (11) bahan makanan lainnya. Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan 9 subkelompok mengalami inflasi dan 2 subkelompok bahan makanan yang mengalami deflasi. Subkelompok yang mengalami inflasi yaitu subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1,35%, subkelompok ikan diawetkan sebesar 0,02%, subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 0,25%, subkelompok sayur-sayuran sebesar 2,21%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,19%, subkelompok buah-buahan sebesar 0,21%, subkelompok bumbubumbuan meningkat cukup signifikan mencapai 18,67%, subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,16% dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,89%. Sedangkan yang mengalami penurunan harga atau deflasi yaitu subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,63% dan subkelompok ikan segar sebesar 0,37%. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada bulan Nopember 2014 adalah cabai merah, beras, cabe rawit, bayam, kacang panjang, kangkung, sawi hijau dan jeruk sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah daging ayam ras, ikan segar. Pada periode Januari Nopember 2014 dikenal dengan istilah tingkat laju inflasi tahun kalender, kelompok bahan makan mengalami inflasi sebesar 7,12%. Semua subkelompok penyusun bahan makanan mengalami inflasi, yaitu subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 5,94%, subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 3,88%, subkelompok ikan segar sebesar 8,58%, subkelompok ikan di awetkan sebesar 8,06%, subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 8,12%, subkelompok sayur-sayuran sebesar 10,91%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 1,78%, subkelompok buah-buahan sebesar 6,27%, subkelompok bumbubumbuan sebesar 9,58%, subkelompok lemak dan minyak sebesar 6,33% dan Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014 21

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 7,84%. Perkembangan IHK dan tingkat inflasi sub kelompok bahan makanan bulan Nopember 2014 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. 3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan Pada bulan Nopember 2014, kelompok bahan makanan memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi umum sebesar 0,4456, dimana 0,3597% disumbang dari andil subkelompok bumbu-bumbuan. Subkelompok pada kelompok bahan makanan yang memberikan andil/sumbangan positip terhadap inflasi umum yaitu subkelompok padi-padian, umbi-umbian & hasilnya sebesar 0,0595%, kelompok susu, telur & hasil-hasilnya sebesar 0,0050%, subkelompok sayur-sayuran sebesar 0,0430%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,0014%, subkelompok buah-buahan sebesar 0,0032%, subkelompok lemak dan minyak sebesar 0,0015% dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,0012%. Subkelompok yang memberikan andil/sumbangan negatif terhadap inflasi umum atau menekan terjadinya inflasi umum adalah subkelompok daging-dagingan & hasil-hasilnya sebesar 0,0160%, subkelompok ikan segar sebesar 0,0128%, dan subkelompok ikan diawetkan sebesar 0,0001%. Kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya pada bulan Nopember 2014 disusun oleh 3 (tiga) komoditas yaitu: (1) beras, (2) Mie kering instan, (3) Tepung beras. Kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya memberikan andil/sumbangan positip terhadap inflasi umum sebesar 0,0595% yang disumbang dari komoditas beras sebesar 0,0578%, komoditas Mie kering instant sebesar 0,0018%, sedangkan komoditas tepung beras menahan inflasi dengan andil sebesar 0,0001%. Andil subkelompok terhadap inflasi kelompok bahan makanan dan inflasi umum bulan Nopember 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 3.2. 22 Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan Tabel 3.2. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Nopember 2014 No. Kelompok / Sub Kelompok Andil (%) UMUM 1,5000 BAHAN MAKANAN 0,4456 1 PADI-2AN, UMBI-2AN & HASILNYA 0,0595-101001 BERAS 0,0578-101011 MIE KERING INSTANT 0,0018-101018 TEPUNG BERAS -0,0001 2 DAGING-DAGINGAN & HASIL-HASILNYA -0,0160 3 IKAN SEGAR -0,0128 4 IKAN DIAWETKAN -0,0001 5 SUSU, TELUR & HASIL-HASILNYA 0,0050 6 SAYUR-SAYURAN 0,0430 7 KACANG-KACANGAN 0,0014 8 BUAH-BUAHAN 0,0032 9 BUMBU-BUMBUAN 0,3597 10 LEMAK & MINYAK 0,0015 11 BAHAN MAKANAN LAINNYA 0,0012 Sumber : BPS Volume VIII, Nomor 12/ Desember 2014 23

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 24 Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Buletin Bulanan BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor, 2008 Nopember 2014 Perkembangan IT Nasional bulanan sejak tahun 2008 hingga bulan Nopember 2014 (tahun dasar=2012) menunjukkan pola terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 2,69%. Peningkatan nilai IT ini dikarenakan adanya peningkatan indeks harga jual komoditas. Demikian pula, nilai IB dari tahun 2008 hingga Nopember 2014 juga terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 2,21% yang disebabkan meningkatnya indeks harga barang konsumsi rumah tangga maupun indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal. Peningkatan IT yang lebih besar daripada peningkatan IB menyebabkan NTP bulanan dari tahun 2008 hingga Nopember 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,46% (Gambar 4.1.). Gambar 4.1. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, 2008 Nopember 2014 (2012=100) Perkembangan NTP Nasional menurut sub sektor dari tahun 2008 hingga Nopember 2014 menunjukkan pola berfluktuasi dan cenderung meningkat, untuk NTP sub sektor tanaman pangan naik sebesar 0,47%, sub sektor hortikultura naik sebesar 0,80%, sub sektor peternakan naik sebesar 0,47% dan sub sektor perikanan naik sebesar 0,39%, kecuali sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,19% (Gambar 4.2). Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014 25

Buletin Bulanan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian 110,00 108,00 106,00 104,00 102,00 100,00 98,00 96,00 94,00 92,00 90,00 88,00 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Agts Sep Okt Nop Tan Pangan Horti Bun Rakyat Nak Kan Gambar 4.2. Perkembangan NTP Nasional Menurut Sub Sektor, 2008 - Nopember 2014 (2012=100) 4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, Oktober Nopember 2014 115,00 112,50 110,00 107,50 105,00 102,50 100,00 IT IB NTP Oktober 2014 116,14 112,89 102,87 Nopember 2014 117,08 114,36 102,37 Oktober 2014 Nopember 2014 Gambar 4.3. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Oktober - Nopember 2014 (2012=100) Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan Nopember 2014 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0,49% yaitu dari 102,87 menjadi 102,37. Penurunan 26 Volume VIII, Nomor 12/Desember 2014