BAB IV ANALISIS HASIL TEMUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

MANUAL MUTU UNIVERSITAS MALIKUSSALEH TAHUN

BAB III OPERASIONALISASI PENJAMINAN MUTU IAIN SUNAN AMPEL

MANUAL MUTU AKADEMIK

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG PENYUSUN: TIM BPMI UNP UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Manual Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG. Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved

Manual Mutu Akademik. Universitas Gadjah Mada UGM-KJM PENGANTAR

Manual Mutu Akademik

Manual Mutu Akademik FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Manual Mutu FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRUNOJOYO

Manual Mutu Akademik Perguruan Tinggi Alma Ata AA-PJM-MM.09.1

Manual Mutu Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL MUTU AKADEMIK

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

PPMI ( Pusat Penjaminan Mutu )

PENERAPAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN MANUAL MUTU AKADEMIK PROGRAM PASCASARJANA UNHAS

Sistem Penjaminan Mutu Internal Program Studi di Lingkungan KOPERTIS VII Jawa Timur di Surabaya

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 099/KEP/UDN-01/XII/2006. tentang

MANUAL MUTU AKADEMIK UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN UNSOED-M-TPM

MANUAL MUTU AKADEMIK MM.GJM-FE-UB.01 GJM

MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

SPMI Politeknik Negeri Jakarta

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 011/ITDel/Rek/SK/I/18. Tentang SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL INSTITUT TEKNOLOGI DEL

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Jl. Palembang-Prabumulih, km 32 Ogan Ilir Indralaya

PROFIL KANTOR PENJAMINAN MUTU (KPM) UNIVERSITAS PAKUAN

Deskripsi masing-masing organ UNM sebagaimana disebutkan dalam Statuta UNM No. 025/O/2002 Tanggal 8 Maret 2002, sebagai berikut:

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

MANUAL MUTU AKADEMIK UB MANUAL MUTU AKADEMIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MANUAL MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

MANUAL MUTU BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS JANABADRA YOGYAKARTA

KRITERIA PENILAIAN STANDAR 2 : Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi dan Tata Kerja. IAIN. Syekh Nurjati.

MANUAL MUTU AKADEMIK KATA PENGANTAR

B. C. PROSEDUR PELAKSANAAN SISTEM TATA PAMONG SPMI - UBD

KEBIJAKAN SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

MANUAL MUTU SPMI BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA

DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)

BAB VII STANDAR PENGELOLAAN

BAB I KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK UNIVERSITAS BUNG HATTA

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ABULYATAMA

BAB I MANUAL MUTU AKADEMIK UNIVERSITAS ISLAM MALANG

JOB DESCRIPTION. ( Rincian Tugas )

SALINAN KEBIJAKAN MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU

Manual Mutu Akademik Universitas Pembangunan Panca Budi

KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI UNIT KERJA DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UB. Tugas Fakultas ORGANISASI FAKULTAS

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

BUKU STANDAR MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BATOH BANDA ACEH

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

Manual dan Prosedur Operasional Baku (POB) Badan Penjaminan Mutu (BPM) Universitas Serambi Mekkah. Badan Penjaminan Mutu

LEMBAGA JAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Revisi : 02 Tanggal : Diajukan oleh : Dikendalikan : Disetujui oleh :

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI (AIPT)

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

MANUAL MUTU AKADEMIK PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO NOMOR 704 TAHUN 2015

Standar Mutu Universitas dan Fakultas/Program

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

Bidang keuangan terbukti dengan transparansi dalam penganggaran, pengelolahan, penggunaan dan pengawasan keuangan. Dalam hal

KANTOR PENJAMINAN MUTU INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

MODEL QUALITY ASSURANCE PEMBELAJARAN DI PT

STMIK MUSIRAWAS Jl. Jendral Besar H.M Soeharto RT.08 Kelurahan Lubuk Kupang Kecamatan Lubuklinggau Selatan I Kota Lubuklinggau DOKUMEN STANDAR

MANUAL PROSEDUR PERANCANGAN & PENGEMBANGAN KURIKULUM JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK. Fakultas Ilmu Administrasi, 2012 All Rights Reserved

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG TATA KELOLA AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KOTA TEGAL

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KEPUTUSAN KETUA STMIK PRABUMULIH... BAB I PENDAHULUAN... 1

PETA MASALAH DALAM AKREDITASI PRODI BERDASARKAN ISIAN BORANG AKREDITASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

STANDAR NON AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA TAHUN JAKARTA

PROSEDUR SISTEM MUTU Tanggal Revisi : SISTEM MUTU Tanggal Berlaku : 01 Oktober 2009 Kode Dokumen : PM-UII-02

AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag

MANUAL MUTU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Universitas Kristen Indoneisa

SISTEM PENGEMBANGAN SUASANA AKADEMIK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

KANTOR PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ESA UNGGUL

PRAKATA TIM PENYUSUN. LembagaPenjaminanMutuAkademik UM Mataram

STANDAR PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

MANUAL MUTU UNIVERSITAS MURIA KUDUS

BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS GUNADARMA 2006

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 042/U/2000

SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKMI BATURAJA

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon.

Manual Mutu. Program Studi S1 Kebidanan Fakultas Kedokteran

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 97 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA AKADEMI PERKERETAAPIAN INDONESIA MADIUN

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL TEMUAN Dalam analisis akan diperinci terhadap hasil temuan dengan perbandingan teori. Usaha ini dilakukan untuk memahami permasalahan secara lebih terfokus, sehingga akan dapat diketahui kelemahan dan kemampuan dalam mewujudkan penjaminan mutu di IAIN Sunan Ampel. Pertama, masalah penetapan standar Perguruan Tinggi dapat memilih dan menetapkan sendiri standarnya untuk setiap satuan pendidikan, standar ini dibutuhkan oleh PT. sebagai acuan dasar dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misinya serta memacu Perguruan Tinggi agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan layanan yang bermutu sebagai perangkat untuk mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam menyelenggarakan tugas pokoknya. Dalam teori disebutkan bahwasannya PP No. 19 tahun 2005 menetapkan delapan lingkup standar nasional pendidikan, yakni standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. IAIN Sunan Ampel sebagai Perguruan Tinggi mempunyai lingkup standarnya sendiri agar dapat meningkatkan kualitas dan daya saing. Oleh karenanya KPM sebagai organisasi yang bertugas menjamin mutu melakukan penjaminan terhadap standar akademik IAIN Sunan Ampel, standar ini terdiri dari tujuh kelompok, yakni: 70

71 (1) standar visi, misi dan tujuan pendidikan; (2) proses akademik, yang meliputi kurikulum program studi, proses pembelajaran dan evaluasi hasil studi, pengembangan staf akademik dan mahasiswa; (3) standar infrastruktur dan lingkungan akademik, dan mencakup keamanan dan kesehatan lingkungan, sumbersumber belajar dan mengajar; (4) standar penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; (5) standar etika institut; (6) standar peningkatan mutu berkelanjutan; dan (7) standar organisasi dan manajemen. Dari tujuh standar di atas masing-masing standar memiliki beberapa pernyataan yang mana secara keseluruhan terdapat 160 pernyataan. Dalam hal ini suatu pernyataan menggunakan kata harus apabila pernyataan tersebut bersifat mendasar dan dapat dipenuhi pada saat evaluasi, dan menggunakan kata seharusnya apabila bersifat pengembangan kualitas. (lihat lampiran 3). Sedangkan berkenaan dengan adanya sistem penjaminan mutu Perguruan Tinggi, maka IAIN Sunan Ampel membuat manual mutu akademik pendidikan IAIN Sunan Ampel yang disusun sebagai acuan bagi pengembangan manual mutu fakultas yang akan menjadi pedoman bagi penyusunan spesifikasi Program Studi (SP), manual prosedur (MP) dan instruksi kerja (IK) pada tingkat program studi. Dalam manual mutu akademik IAIN disebutkan tentang organisasi penjaminan mutu tingkat institut yang terdiri dari Senat Institut (SI), yaitu badan normatif tertinggi di bidang akademik, beranggotakan: Guru Besar, Rektor, Pembantu Rektor, Dekan, Direktur Pascasarjana serta Wakil Dosen. Pemimpin, yaitu Rektor yang dipandu oleh Wakil Rektor. Rektor menetapkan peraturan, kaidah dan tolok ukur penyelenggaraan kegiatan akademik

72 secara umum dan juga mengangkat pimpinan fakultas dan pimpinan unit-unit yang ada dibawahnya serta dapat mendirikan, membubarkan atau menggabungkan fakultas-fakultas yang mengelola dan melaksanakan satu atau lebih program studi. Dan kantor penjaminan mutu yang lingkup kerjanya mencakup semua program studi, stranata pendidikan (Diploma, Sarjana dan Pascasarjana) serta mengelola program studi (Fakultas dan Jurusan). Di IAIN Sunan Ampel yang menjadi masalah adalah belum terbentuknya organisasi penjaminan mutu tingkat fakultas, jurusan maupun program studi yang seharusnya sesuai dengan manual mutu akademik memiliki gugus jaminan mutu yang bertugas membantu Pembantu Dekan bidang akademik dalam mengembangkan sistem penjaminan mutu akademik yang mencakup antara lain: (1) penjabaran standar akademik IAIN Sunan Ampel ke dalam standar akademik fakultas; (2) penjabaran manual mutu akademik institut ke dalam manual mutu fakultas; (3) sosialisasi sistem penjaminan mutu ke semua civitas akademika di fakultas yang bersangkutan; (4) pelatihan dan konsultasi kepada civitas akademika fakultas tentang pelaksanaan penjaminan mutu. Dalam melaksanakan tugasnya gugus jaminan mutu melakukan konsultasi dan koordinasi dengan Komisi Koordinasi Kegiatan Akademik (K3A) di tingkat fakultas dan KPM di tingkat institut. Kedua, masalah pelaksanaan dan monitoring dalam teori dan hasil temuan secara esensial terdapat banyak ketidaksamaan yang menyebabkan tidak maksimalnya pelaksanaan penjaminan mutu. KPM yang seharusnya lingkup kerja mencakup semua program studi stranata program pendidikan (Diploma, Sarjana dan

73 Pascasarjana), serta pengelola program studi (Fakultas dan Jurusan) bertugas untuk: (1) merencanakan dan melaksanakan sistem penjaminan mutu akademik secara keseluruhan di IAIN Sunan Ampel Surabaya; (2) membuat perangkat yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan sistem penjaminan mutu akademik; (3) memonitor pelaksanaan sistem penjaminan mutu akademik; (4) melakukan audit dan evaluasi pelaksanaan sistem penjaminan mutu akademik; (5) melaporkan secara berkala pelaksanaan sistem penjaminan mutu akademik di IAIN Sunan Ampel. KPM dalam hal ini seharusnya melaksanakan seluruh lingkup kerjanya. Akan tetapi kendala yang menyita waktu menyebabkan pelaksanaan penjaminan tidak maksimal, sehingga sampai saat ini hanya beberapa program saja yang terlaksana. Dari banyaknya program yang terlaksana adalah evaluasi program pembelajaran yang pelaksanaannya juga kurang maksimal. Selama ini proses evaluasi dilakukan melalui hasil pejaringan mahasiswa yang terkadang mengisi secara semborono dan tidak serius (lihat lampiran 4). Dan dari absensi masing-masing fakultas yang diminta rekapnya dari pihak fakultas dan kemudian dinilai oleh KPM. Hal ini menemui banyak keluh kesah dari pihak Dosen yang mendapatkan hasil penilaian dari KPM, walaupun kebanyakan dari Dosen dan Pimpinan menyatakan adanya KPM dan program-programnya itu bagus dan penting dalam upaya peningkatan kualitas IAIN Sunan Ampel, akan tetapi lebih bagus lagi apabila proses pelaksanaan program atau kegiatan yang dilakukan direncanakan lebih matang dahulu sebelum program atau kegiatan tersebut dilaksanakan. Sehingga hasil yang dicapai memuaskan dan mendapat respek positif dari civitas akademika.

74 Program lain yang diadakan KPM adalah workshop dan pelatihan. Program ini memang terlaksana yang diantaranya adalah training need analysis yang dibuat untuk para pemimpin dan pejabat. Dan pelatihan media pembelajaran berbasis soft were power point untuk para dosen guna membantu membuat variasi-variasi dalam proses pembelajaran. Akan tetapi berbagai workshop atau pelatihan yang diadakan sia-sia saja apabila tidak ada feed back atau peningkatan dari peserta. Jika suatu kegiatan telah dilaksanakan dan itu menelan biaya yang lumayan banyak maka yang diharapkan adalah hasil dari apa yang dipelajari dari kegiatan tersebut serta respon ke depannya atau feed back dari pesertanya. Sayang sekali hasil temuan yang didapatkan adalah kurang adanya respon dari para peserta work shop atau peserta latihan untuk melakukan perbaikan dalam upaya peningkatan mutu. Hal ini terlihat dari hampir semua pemimpin atau pejabat fakultas tidak merespon adanya KPM dan kegiatan atau program yang diadakan. Dan dari seluruh fakultas yang ada di lingkungan IAIN Sunan Ampel Surabaya baru satu fakultas saja yang mengajukan adanya gugus jaminan mutu di tingkat fakultasnya. Ketiga, masalah evaluasi diri dan audit mutu akademik internal (AMAI) secara teori evaluasi diri adalah upaya sistematik untuk menghimpun dan mengelola data (fakta dan informasi) yang handal dan shohih sehingga dapat disimpulkan kenyataan yang dapat digunakan sebagai landasan tindakan manajemen untuk mengelola kelangsungan lembaga. Sistem evaluasi diri adalah bagian dari sistem penjaminan mutu internal yang berada dalam satu daur perbaikan mutu berkelanjutan yang melekat pada masing-masing jenjang pendidikan seperti Program Studi, Jurusan,

75 Fakultas dan Institut Perguruan Tinggi. Dengan demikian evaluasi diri berfungsi sebagai instrumen perbaikan mutu berkelanjutan. Penjaminan mutu pendidikan dan bentuk akuntabilitas penyelenggaraan Perguruan Tinggi kepada masyarakat, khususnya para pihak yang berkepentingan (stakeholder). Sedangkan audit mutu adalah suatu pemeriksaan yang sistematis dan independent untuk menentukan apakah kegiatan menjaga mutu serta hasilnya telah dilaksanakan secara efektif sesuai dengan rencana yang ditetapkan untuk mencapai tujuan. Tujuan AMAI adalah mengetahui bahwa pelaksanaan standar mutu akademik telah tepat dan efektif, serta mendapat upaya-upaya peningkatan standar mutu akademik tersebut. dan dari hasil temuan diketahui bahwasannya baik evaluasi diri maupun audit mutu audit internal belum terlaksana di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Hal ini disebabkan karena (1) kurangnya personal dalam tubuh KPM, kendala ini pernah diajukan ke Rektorat supaya mendapatkan tambahan personal, akan tetapi sampai sekarang belum mendapatkan respon sama sekali; (2) penerapan penjaminan mutu berarti melakukan perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan tinggi, dan keinginan untuk melakukan perubahan tidak mudah terutama bagi pendidikan tinggi yang sudah mapan dengan usia operasionalisasi di atas 20 tahun, sehingga diperlukan komitmen yang tinggi dari pimpinan puncak untuk melaksanakan program penjaminan mutu; (3) kesibukan dalam mempersiapkan transformasi IAIN menjadi UIN karena staf KPM turut terpilih menjadi tim pelaksana; (4) kurangnya respon maupun respek dari pihak fakultas terhadap adanya KPM walaupun telah diadakan workshop, pelatihan, evaluasi dan upaya-upaya pendekatan lain.

76 Keempat, masalah upaya peningkatan mutu terdapat tiga upaya yang dilakukan KPM untuk menciptakan kesadaran mutu pada civitas akademik dan menimbulkan respek terhadap adanya KPM. Upaya-upaya tersebut adalah: (1) bencmarking, yaitu mempelajari, mengamati Perguruan Tinggi lain dan mengadaptasi praktek-praktek baik mereka yang sesuai dengan Perguruan Tinggi sendiri dan kemudian diterapkan. Bencmarking ini sering disebut oleh staf KPM sebagai upaya mencari praktek terbaik ; (2) merumuskan program yang jelas, sistematis dan mengembangkan sistem dokumentasi yang lengkap; (3) hal lain yang dilakukan oleh KPM adalah mencoba menyentuh ranah civitas akademika (Dosen, Karyawan dan Mahasiswa) dengan mengadakan pemilihan Dosen, Karyawan dan Mahasiswa teladan. Hal ini menjadi salah satu upaya peningkatan paling menarik yang pernah terjadi di IAIN Sunan Ampel Surabaya dan upaya paling efektif dalam mensosialisasikan adanya KPM. Akan tetapi sangat disayangkan karena program ini dilaksanakan hanya 1 (satu) kali dalam 5 tahun sehingga mengendurkan semangat para civitas akademik tersebut. Maka secara umum sebenarnya pelaksanaan penjaminan mutu di IAIN Sunan Ampel belum maksimal dan belum efektif pula. Hal ini karena kurangnya dukungan dari pemimpin dan pejabat institut maupun fakultas di lingkungan IAIN Sunan Ampel itu sendiri serta kurangnya image personal yang ada dalam tubuh KPM saat ini.