MODUL K_1 KATA PENGANTAR

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL K_2 KATA PENGANTAR

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PROPOSAL PENGGUNAAN DANA HIBAH

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA

Hasil Perhitungan SPM

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG

-1- PETUNJUK TEKNIS PERENCANAAN PEMBIAYAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA I.

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR. menengah.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan. via pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul 14:21 WIB.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN APA, BAGAIMANA, DAN MENGAPA

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

PANDUAN PENGINTEGRASIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

SALINAN. b. bahwa untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan daerah perlu menetapkan standar pelayanan minimal pendidikan dasar;

BAB I PENDAHULUAN. SKPD), adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk

DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL BINA ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH TAHUN 2006

Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

1) Peraturan Menteri Dalam Negeri No 13 tahun 2006 jo No. 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Keuangan di Daerah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB)

PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK

GUBERNUR SUMATERA UTARA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

RENCANA KERJA ( RENJA ) BAGIAN BINA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASSET SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2014

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

PERATURAN MENDIKNAS NOMOR 24 TAHUN 2006

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

MONITORING SEKOLAH OLEH PEMERINTAH DAERAH (MSPD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 57 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PANDUAN PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMERINTAH PENGEMBANGAN SEKOLAH MODEL PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BUPATI MALUKU TENGGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

KATA SAMBUTAN Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, dan Pendidikan Masyarakat (PAUD dan DIKMAS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA TANJUNGBALAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGBALAI

Rencana Kerja (RENJA ) 2015

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 84 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERHITUNGAN INDIKATOR PENCAPAIAN (IP)

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Ditetapkan di Banyuwangi Pada tanggal 24 April 2015 BUPATI BANYUWANGI, Ttd. H. ABDULLAH AZWAR ANAS

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (SPM Dikdas) adalah salah satu tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar. Sebagaimana telah diatur di dalam Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar sesuai SPM merupakan kewenangan kabupaten/kota. Pemerintah Kabupaten/kota wajib melakukan pengembangan kapasitas untuk mencapai SPM, sedangkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memfasilitasi pengembangan kapasitas melalui peningkatan kemampuan sistem, kelembagaan, personil dan keuangan, baik ditingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan satuan pendidikan. Secara umum, perkembangan pembangunan sektor pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat nyata, khususnya perbaikan akses pendidikan dasar dan peningkatan kualitas pelayanannya. Meskipun demikian masih terjadi disparitas yang cukup nyata terhadap pelayanan pendidikan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia.Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Agama telah banyak membantu kabupaten/kota untuk mencapai SPM Pendidikan Dasar, namun masih banyak kabupaten/kota tertentu yang memerlukan bantuan teknis lebih intensif. Uni Eropa telah menyepakati memberikan bantuan dana hibah kepada pemerintah Indonesia untuk penyediaan bantuan teknis sebesar 37,3 juta bagi Program Pengembangan Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Program PKP-SPM DIKDAS) guna mengatasi adanya kesenjangan kinerja di sektor pendidikan dasar di kabupaten/kota. Uni Eropa dan pemerintah Indonesia telah menunjuk ADB (Asian Development Bank) untuk mengelola bantuan ini. Sebagian besar dana hibah ini akan diberikan kepada 110 kabupaten/kota yang terpilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Tujuan Program PKP-SPM Dikdas adalah untuk memperkuat kapasitas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan pengelola pendidikan di tingkat kabupaten/kota/satuan pendidikan terpilih dalam melakukan perencanaan, penganggaran serta pengelolaan layanan-layanan pendidikan, sesuai dengan standar pelayanan minimal pendidikan dasar. Untuk memenuhi tujuan tersebut dalam Pedoman Administrasi Program (PAP) PKP-SPM Dikdas dijelaskan beberapa kegiatan peningkatan kapasitas yang dapat dibiayai oleh dana Hibah EU dalam program PKP-SPM Dikdas. Untuk menjamim efektifitas Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 1

dan efisiensi pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut maka telah disusun juknis pelaksanaan yang dalam program ini disebut modul pelaksanaan kegiatan, modul-modul ini berfungsi sebagai petunjuk bagi pelaksaaan kegiatan-kegiatan peningkatan kapasitas di Kabupaten/Kota dalam program PKP-SPM Dikdas. Modul ini (disebut dengan Modul K-1) merupakan modul yang akan digunakan untuk kegiatan sosialisasi SPM kepada pemangku kepentingan tingak Kabupaten/Kota. Isi dari modul pelaksanaan kegiatan meliputi petunjuk tentang tujuan pelaksanaan masing-masing kegiatan, rencana kegiatan detail, strategi pelaksanaan kegiatan, uraian kegiatan, serta lampiran bahan materi. Selain modul pelaksanaan kegiatan ini, para pelaksana kegiatan di tingkat pusat dan daerah terutama para pelatih atau narasumber yang akan bertugas pada kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan juga memahami dan mempelajari dokumen dan peraturan lain yang terkait, antara lain: Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang SPM Pendidikan Dasar, Perjanjian Hibah, peraturan pengelolaan keuangan pusat maupun daerah dan petunjukpetunjuk teknis lainnya yang lebih rinci. Akhirnya kami memgharap agar semua pihak yang terkait dapat memahami dan menjadikan pedoman ini sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiaan dalam Program PKP-SPM Dikdas. Jakarta, Januari 2015 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad, Ph.D NIP. 195905121983111001 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 A. JADWAL KEGIATAN... 7 C. STRATEGI PELAKSANAAN SOSIALISASI... 10 D. URAIAN KEGIATAN SOSIALISASI SPM DIKDAS KEPADA PEMANGKU KEPENTINGAN DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA... 14 1. RELEVANSI... 14 2. DESKRIPSI SINGKAT... 14 3. TUJUAN PELAKSANAAN SOSIALISASI... 14 4. HASIL PELAKSANAAN SOSIALISASI... 15 5. MATERI PEMBELAJARAN... 15 6. MATERI 1: KONSEP DASAR SPM DIKDAS... 15 11. CONTOH DAN HASIL ANALISIS DAN REKOMENDASI... 21 12. LATIHAN DAN TES PEMAHAMAN... 21 13. TES PEMAHAMAN... 22 14. UMPAN BALIK... 22 15. TINDAK LANJUT... 23 DAFTAR SINGKATAN... 25 LAMPIRAN... 27 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 3

BAB.1. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (SPM DIKDAS) adalah salah satu tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar. Sebagaimana telah diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor:15 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah dengan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 23 Tahun 2013 bahwa penyelenggaraan pendidikan dasar sesuai SPM merupakan kewenangan Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota wajib melakukan pengembangan kapasitas untuk mencapai SPM, sedangkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memfasilitasi pengembangan kapasitas melalui peningkatan kemampuan sistem, kelembagaan, personil dan keuangan, baik di tingkat pusat, provinsi, Kabupaten/Kota dan satuan pendidikan. Untuk memenuhi kewajiban sebagaimana tercantum dalam Permendikbud tersebut, Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemdikbud telah menggariskan berbagai kebijakan dan program salah satunya adalah Program Pengembagan Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Program PKP-SPM DIKDAS). Program PKP-SPM DIKDAS merupakan perpaduan kerjasama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan lembaga donor (Uni Eropa dan ADB) yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Agama, dan pengelola pendidikan di tingkat kabupaten/kota/satuan pendidikan terpilih dalam melakukan perencanaan, penganggaran serta pengelolaan layanan-layanan pendidikan, sesuai dengan standar pelayanan minimal pendidikan dasar. Dalam dokumen Pedoman Administrasi Program (PAP) PKP-SPM Dikdas secara jelas dikemukakan bahwa Output yang diharapkan dari pelaksanaan Program PKP-SPM DIKDAS adalah: 1. Meningkatnya kapasitas pengelola pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan manajemen di tingkat sekolah/madrasah dalam pencapaian SPM. 2. Meningkatnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat (misalnya Komite Sekolah/Madrasah, Dewan Pendidikan dan LSM peduli pendidikan) dan pemangku kepentingan bidang pendidikan terhadap SPM sektor pendidikan, Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 4

serta mendorong partisipasi masyarakat yang lebih besar untuk memastikan bahwa sekolah/madrasah dan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pemenuhan SPM. 3. Meningkatnya pengintegrasian SPM yang lebih efektif ke dalam berbagai program dan kebijakan sektor pendidikan terkait. Untuk mencapai tujuan Program PKP-SPM DIKDAS tersebut, disusun modul-modul yang akan menjadi panduan bagi penyelenggara kegiatan Program PKP-SPM DIKDAS di tingkat pusat dan daerah. Modul-modul tersebut antara lain: 1. Modul Sosialisasi SPM Dikdas bagi pemangku kepentingan di tingkat Kabupaten/Kota (MODUL K-1) 2. Modul Sosialisasi SPM Dikdas bagi pemengku kepentingan di tingkat Kecamatan (Modul K-2) 3. Modul Pelatihan kepada Pelatih (TOT) tingkat Kabupaten/Kota (Modul K-3) 4. Modul Pelatihan kepada Fasilitator untuk Pengumpulan Data SPM (Modul K-4) 5. Modul Pelatihan untuk Pengembangan Roadmap (Modul K-5) 6. Modul Pelatihan Pengintegrasian SPM dalam Perencanaan Pembangunan Daerah dan Rencana Tahunan Daerah (Modul K-6) 7. Modul Sosialisasi SPM Dikdas bagi komite sekolah (Modul M-1) 8. Modul Sosialisasi untuk dunia usaha, LSM dan masyarakat (Modul M-2) 9. Modul Pelatihan kepada Pengawas Sekolah/Madrasah (Modul S-1) 10. Modul Pelatihan kepada Kepala Sekolah/Madrasah dan Guru (Modul S-2) Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 5

B. DASAR HUKUM PENYUSUNAN MODUL Dasar hukum penyusunan modul K-1 adalah: 1. ADB Technical Assistance Report: Republic of Indonesia: Minimum Service Standards Capacity Development Program (Project Number: 47013-001 Capacity Development Technical Assistance (CDTA), March 2013. 2. Panduan Pelaksanaan Program (PAP) PKP-SPM Dikdas. C. TUJUAN Modul K-1 ini menguraikan tentang tujuan, jadual, rencana kegiatan detail, strategi pelaksanaan sosialisasi dan penjelasan setiap slide/bahan paparan. Modul K-1 merupakan panduan bagi narasumber/pelatih dalam melaksanakan sosialisasi. Sangat diharapkan pelatih juga membaca langsung referensi yang menjadi dasar menyusunan modul ini sehingga pelatih dapat menguasai substansi secara baik. Peserta sosialisasi dapat di berikan copy dari file bahan paparan. Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 6

BAB.2 PELAKSANAAN KEGIATAN SOSIALISASI A. JADWAL KEGIATAN (Waktu setempat) No Waktu Kegiatan Keterangan 1. 08.00-08.30 Registrasi Peserta 2. 08.30-09.00 Pembukaan dan penjelasan kegiatan 3. 09.00-09.30 Sesi 1 Materi 1 Konsep Dasar SPM 4. 09.30 10.00 Sesi 2 Materi 2 27 Indikator SPM Dikdas 5. 10.00 10.15 Coffee Break 6. 10.15 10.45 Sesi 3 Materi 3 Peran pemangku dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas (Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah) 7. 10.45 11.15 Sesi 4 Materi 4 Gambaran umum kondisi pencapaian SPM Dikdas di Kab/Kota menurut hasil survey status SPM Dikdas tahun 2014 8. 11.15 11.45 Sesi 5 Materi 5 9. 11.45 12.20 Sesi Contoh 10. 12.20 13.30 Ishoma 11. 13.30 14.05 Sesi Latihan 12. 14.05 15.10 Penutupan Gambaran umum program PKP SPM Dikdas Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 7

B. RENCANA KEGIATAN DETAIL SOSIALISASI SPM DIKDAS KEPADA PEMANGKU KEPENTINGAN TINGKAT KABUPATEN/KOTA Tujuan Pelaksanaan Sosialisasi : Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi, para pemangku kepentingan di tingkat Kab/Kota memiliki pemahaman yang baik tentang semua materi sehingga memperlihatkan komitmen dan mengemukakan peran/kontribusinya sebagai pemangku kepentingan tingkat Kab/Kota dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas dan pelaksanaan program PKP SPM Dikdas. Hasil yang Diharapkan : 1. Peserta dapat mendiskripsikan/menjelaskan konsep dasar SPM Dikdas 2. Peserta dapat menyebutkan 27 indikator SPM Dikdas 3. Peserta dapat menyebutkan peran/kontribusinya sebagai pemangku kepentingan tingkat Kab/Kota baik dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas atau dalam pelaksanaan Program PKP-SPM Dikdas.. 4. Berdasarkan deskripsi mengenai pencapaian SPM Dikdas di kabupaten/kota masing-masing, peserta kegiatan dapat mendeskripsikan secara lisan rencana tindak lanjut upaya pemenuhan SPM Dikdas di kabupaten/kota masing-masing. 5. Peserta dapat menjelaskan gambaran umum program PKP SPM Dikdas Materi : 1. Konsep dasar SPM Dikdas 2. 27 indikator SPM Dikdas 3. Peran Pemangku kepentingan dalam pemenuhan SPM Dikdas (Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah) 4. Gambaran pencapaian SPM Dikdas di Kab/Kota masing-masing berdasarkan hasil survey status SPM Dikdas tahun 2014. 5. Gambaran umum Program PKP SPM Dikdas Strategi Kegiatan : Paparan dan diskusi Tempat Pelaksanaan : Kantor Instansi Pemerintah Kabupaten/Kota Jumlah Peserta : Kurang lebih 30 orang Jumlah Nara Sumber : 3 orang Unsur Peserta: 1. DPRD yang membidangi komisi pendidikan :2 2. Bappeda:2 3. Setda yang membawahi pendidikan:2 4. Dinas Keuangan Daerah:2 Unsur Nara Sumber: 1. Tim pelatih pusat 2. Tim SPM Kab/Kota 3. DAT Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 8

5. Dinas Pendidikan Kab/Kota:10 6. Kantor Kemenag Kab/Kota:4 7. Dewan Pendidikan:3 8. Badan Kepegawaian Daerah (BKD):2 Jumlah Hari Efektif : 1 hari Jumlah Jam Efektif: : 7 jp (1 jp x @45 menit Rencana Pelaksanaan : dilaksanakan di awal tahun anggaran Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 9

C. STRATEGI PELAKSANAAN SOSIALISASI WAKTU (DALAM MENIT) URAIAN KEGIATAN METODE MEDIA Peserta Pelatih JML Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 P Relevansi (slide 3-4) Penjelasan mengapa peserta Ceramah LCD Proyektor, komputer, E kegiatan (para pemangku Paparan Modul K-1 N kepentingan di tingkat Kab/Kota) D perlu memahami konsep dasar SPM A Dikdas, 27 indikator SPM Dikdas, 10-10 H gambaran umum pemenuhan SPM U Dikdas berdasarkan hasil survey L status SPM Dikdas tahun 2014 serta U gambaran umum mengenai PKP A SPM Dikdas. N Ceramah Deskripsi Singkat (slide 6-7) Tujuan Kegiatan Sosialisasi (slide 9-10) Gambaran umum kondisi sector pendidikan saat ini dan fungsi/dampak pelaksanaan program PKP SPM Dikdas bagi upaya pemenuhan SPM Dikdas di wilayah Kab/Kota masing-masing. Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi, para pemangku kepentingan di tingkat Kab/Kota yang menjadi peserta kegiatan memiliki pemahaman yang baik Ceramah LCD Proyektor, komputer, Paparan Modul K-1 LCD Proyektor, komputer, Paparan Modul K-1 10-10 5 5 10 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 10

WAKTU (DALAM MENIT) URAIAN KEGIATAN METODE MEDIA Peserta Pelatih Kegiatan JML 1 2 3 4 5 6 7 8 tentang semua materi yang disampaikan sehingga peserta kegiatan dapat memperlihatkan komitmen dan mengemukakan peran/kontribusinya sebagai pemangku kepentingan tingkat Kab/Kota dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas dan pelaksanaan program PKP SPM Dikdas. P E N Y A J I A N Uraian Materi (Slide 11-66) Penjelasan tentang: Ceramah- Diskusi LCD Proyektor,komputer, dokumen kebijakan, panduan/juknis. 1. Konsep dasar SPM Dikdas File: Paparan Modul K - 1.Materi 1 30-30 2. 27 indikator SPM Dikdas File: Paparan Modul K-1. Materi 2 30-30 3. Peran Pemangku kepentingan dalam pemenuhan SPM Dikdas (Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah) 4. Gambaran pencapaian SPM Dikdas pada Kabupaten/Kota masing-masing berdasarkan hasil File: Paparan Modul K-1. Materi 3 30-30 File: Paparan Modul K-1. Materi 4 30-30 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 11

WAKTU (DALAM MENIT) URAIAN KEGIATAN METODE MEDIA Peserta Pelatih Kegiatan JML 1 2 3 4 5 6 7 8 survey status SPM Dikdas tahun 2014 5. Gambaran umum program PKP SPM Dikdas File: Paparan Modul K-1. Materi 5 30-30 Contoh 1. Contoh pengukuran salah satu atau beberapa indikator SPM Dikdas 2. Contoh tindak lanjut hasil pengukuran pencapaian SPM Dikdas di Kab/Kota masingmasing. Latihan (Slide 70) 1. Peserta sosialisasi mengidentifikasi penyebab kesenjangan pencapaian salah satu atau beberapa indikator SPM Dikdas di Kab/Kota masing-masing dengan bimbingan narasumber. 2. Peserta kegiatan mengidentifikasi peran/kontribusi (pribadi/instansi) untuk pemenuhan SPM Dikdas dan pelaksanaan Program PKP SPM Dikdas dengan bimbingan Ceramah,disku si, demonstrasi Diskusi LCD Proyektor,komputer, dokumen kebijakan, panduan/juknis, File: Paparan Modul K-1 LCD Proyektor,komputer, dokumen kebijakan, panduan/juknis, File: Paparan Modul K-1 25 10 35 10 25 35 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 12

WAKTU (DALAM MENIT) URAIAN KEGIATAN METODE MEDIA Peserta Pelatih Kegiatan JML 1 2 3 4 5 6 7 8 narasumber. Tes Formatif (slide Peserta sosialisasi mengemukakan Tes Lisan Item tes lisan 73) pendapatnya mengenai SPM Dikdas - 20 20 serta Program PKP SPM Dikdas Peserta kegiatan menyebutkan peran atau kontribusi (pribadi/intansi) dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas dan dalam pelaksanaan program PKP SPM Dikdas. - 20 20 P E N U T U P Umpan Balik Tindak Lanjut/Follow Up 1 Jp= 45 menit, maka 315 menit = 7 Jp Bertanya kepada peserta kegiatan apakah ada materi yang belum/kurang dipahami. Memberikan penguatan pada materi yang dinilai belum dipahami peserta kegiatan. Ceramah, Diskusi Ceramah, Diskusi LCD Proyektor,komputer, dokumen kebijakan, panduan/juknis, File: Paparan Modul K-1 LCD Proyektor,komputer, dokumen kebijakan, panduan/juknis, File: Paparan Modul K-1 5 10 15 10-10 225 90 315 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 13

D. URAIAN MATERI SOSIALISASI 1. RELEVANSI SLIDE NO 3 dan 4: Peserta sosialisasi perlu memahami konsep dasar SPM dan 27 indikator SPM Dikdas agar peserta mengetahui pentingnya pemenuhan SPM Dikdas bagi pelayanan pendidikan dasar dan penilaian kinerja daerah, gambaran pemenuhan SPM Dikdas di Kab/Kota masing-masing berdasarkan hasil survey status SPM Dikdas tahun 2014 perlu diketahui agar peserta sosialisasi dapat merencanakan upaya tindak lanjut pemenuhan SPM di wilayahnya masing-masing, sementara gambaran umum PKP SPM Dikdas dijabarkan dan perlu dipahami oleh peserta sosialisasi agar peserta dapat mengetahui bentuk dukungan yang dpat diberikan pada pelaksanaan program juga fungsi pelaksaaan program untuk pemenuhan SPM Dikdas. 2. DESKRIPSI SINGKAT SLIDE NO 6: Dalam slide ini narasumber menekankan progress sector pendidikan secara umum yang mengalami perbaikan, AKAN TETAPI menekankan bahwa terjadi kesenjangan di banyak kabupaten/kota. Dalam era otonomi daerah, pemerintah pusat (kemdikbud dan kemenag) telah banyak membantu kabupaten/kota, meskipun pendidikan dasar adalah tanggung jawab pemda. SLIDE NO 7: Selain pemerintah pusat, slide ini juga menginformasikan bahwa ada Negara donor juga membantu. Contohnya Uni Eropa melalui ADB yang membantu dana hibah melalui program yang disebut PKP-SPM, untuk memperkuat kapasitas daerah. 3. TUJUAN PELAKSANAAN SOSIALISASI SLIDE NO 9: Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi, para pemangku kepentingan di tingkat Kab/Kota yang menjadi peserta kegiatan memiliki pemahaman yang baik tentang semua materi yang disampaikan sehingga peserta kegiatan dapat memperlihatkan komitmen dan mengemukakan peran/kontribusinya sebagai pemangku kepentingan tingkat Kab/Kota dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas dan pelaksanaan program PKP SPM Dikdas.

4. HASIL PELAKSANAAN SOSIALISASI SLIDE NO 10: Dijelaskan harapan dari hasil pelaksanaan sosialisasi, sebagai berikut: a. Peserta dapat mendiskripsikan/menjelaskan konsep dasar SPM Dikdas b. Peserta dapat menyebutkan 27 indikator SPM Dikdas c. Peserta dapat menyebutkan peran/kontribusinya sebagai pemangku kepentingan tingkat Kab/Kota baik dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas. d. Berdasarkan deskripsi mengenai pencapaian SPM Dikdas di kabupaten/kota masing-masing, peserta kegiatan dapat mendeskripsikan secara lisan rencana tindak lanjut upaya pemenuhan SPM Dikdas di kabupaten/kota masing-masing. e. Peserta dapat menjelaskan gambaran umum program PKP SPM Dikdas 5. MATERI PEMBELAJARAN SLIDE NO : 11 Agar dijelaskan materi-materi yang akan disampaikan dalam kegiatan sosialisasi ini, antara lain mencakup: a. Konsep dasar SPM Dikdas b. 27 indikator SPM Dikdas c. Peran Pemangku kepentingan dalam pemenuhan SPM Dikdas (Peran Pemerintah dan Pemerintah Daerah) d. Gambaran pencapaian SPM Dikdas di Kab/Kota masing-masing berdasarkan hasil survey status SPM Dikdas tahun 2014. e. Gambaran umum Program PKP SPM Dikdas 6. MATERI 1: KONSEP DASAR SPM DIKDAS SLIDE NO 13: Menekankan bahwa UUD 1945 dan UU No 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah telah mengamanatkan terhadap pemenuhan kebutuhan dasarnya, salah satu diantaranya kebutuhan dasar terhadap pendiidikan. Bahkan dalam UU No 23/2014 ditegaskan bahwa belanja daerah diprioritaskan untuk pemenuhan SPM. SLIDE NO 14 dan 15: Beberapa pasal dalam PP 65/2005 Tentang Pedoman Penyusunan SPM menekankan informasi penting tentang untuk apa SPM disusun, siapa yang menyusun, siapa yang menerapkan dan bagaimana menjadikan SPM sebagai target pencapaian oleh pemda.. Pasal 2 (2) : SPM disusun dan diterapkan dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib. Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/kota yang berkaitan dengan pelayanan dasar sesuai dengan peraturan perundangundangan. Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 15

Pasal 3 (1): SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemerintahan Daerah untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa sangat penting bagi Pemda untuk mengupayakan pemenuhan SPM karena pemenuhan SPM merupakan indikator keberhasilan Pemda dalam memberikan pelayanan dasar penyelenggaraan urusan wajib pada masyarakat. SLIDE 16: Setelah menjelaskan secara umum tentang SPM, Slide 16 menjelaskan SPM khusus tentang pendidikan dasar yang sudah dituangkan dalam Permendikbud No 23/2013. Permendikbud ini merupakan revisi Permendiknas No 15 tahun 2010. Dalam slide ini ditegaskan bahwa SPM Dikdas adalah tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal yang diselenggarakan daerah kabupaten/kota. Pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan dasar ditandai dengan: tersedianya sarana prasarana pendidikan yang layak, pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualitas dan kompeten, kurikulum yang baik, sistem penilaian pendidikan yang baik, penjaminan mutu pendidikan yang baik, dan manajemen sekolah yang mantap. SLIDE 17 dan 18: Slide ini menguatkan dasar humum SPM Dikdas, antara lain UU No 23/2003 tentang Sisdiknas, PP No 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Permendikbud No 23/2013. SLIDE 19: Slide ini menekankan bahwa SPM adalah langkah awal menuju Standar Nasional Pendidikan (SNP). Dalam Permendikbud memang dicantumkan rencana target penerapannya pada tahun 2014. Namun karena sesuatu hal terjadi keterlambatan. SLIDE 20: Slide ini menjelaskan hubungan antara SPM SNP dan Akreditasi secara ideal. Secara ideal sekolah yang terakreditasi D adalah kategori sekolah yang belum memenuhi SPM. Sedangkan kategori akreditasi A, B dan C adalah telah memenuhi SPM.. Sedangkan yang terakreditasi A diharapkan telah memenuhi SNP. Kondisi tersebut adalah kondisi ideal. Kenyataan di lapangan tidak terjadi demikian. Banyak sekolah terakreditasi B belum memenuhi SPM, bahkan akreditasi A. SLIDE 21: Berikut adalah beberapa alasan kenapa implementasi SNP perlu bertahap: 1. Beberapa standar dalam SNP terlalu tinggi dan sulit dicapai oleh semua Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 16

sekolah/ madrasah dengan kondisi saat ini. 2. Implementasi SNP secara utuh membutuhkan sumberdaya besar, kapasitas SDM tinggi dan kelembagaan yang produktif. 3. SPM dirancang sebagai tahapan awal untuk mencapai SNP dan standar lainnya. 7. MATERI 2: 27 INDIKATOR SPM DIKDAS SLIDE NO 23 DAN 24: SPM Dikdas mencakup 27 indikator yang mencakup persyaratan minimal terkait dengan prasarana dan sarana, guru, kepala sekolah/ madrasah, pengawas sekolah/madrasah, buku, media pembelajaran, kurikulum, rencana pembelajaran, proses pembelajaran; manajemen sekolah/madrasah; serta penjaminan mutu dan evaluasi pendidikan. Dari 27 indikator tersebut terdapat 14 indikator sebagai tanggung jawab kabupaten/kota, dan 13 indikator sebagai tanggung jawab sekolah/madrasah. SLIDE 26-31: Menjelaskan indikator 1 s/d indikator 14 yang menjadi tanggung jawab pemda kabupaten/kota. Dalam slide ini memang dijelaskan hanya definisi indikator, karena ini forum sosialisasi. Nara sumber diwajibkan membaca Permendikbud No 23/2013 peserta lampirannya. Dalam Permendikbud tersebut dijelaskan secara rinci definisi, sub indikator, rumus perhitungan dls. Jadi karena forum ini adalah sosialisasi stakeholder tinggat kabupaten, maka tidak dipaparkan secara teknis perhitungan setiap indikator dan sub indikator. SLIDE 33-38: Menjelaskan 13 indikator SPM untuk satuan pendidikan. Slide ini juga hanya mensosialisasikan definisi. Dalam indikator ini, beberapa sub indikatornya dibedakan untuk SD dan SMP. Teknis perhitungan rumus dan jenis-jenis sub indikatornya, narasumber harus membaca Permendikbud nomor 23/2013 beserta lampirannya. 8. MATERI 3: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PEMENUHAN SPM DIKDAS (PERAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH) SLIDE NO 41 dan 42: Dalam slide ini ditekankan peran pemerintah dan pemerintah daerah berdasarkan: PP No.65 Tahun 2005 Permendagri No. 79 tahun 2007 Dalam slide 41 dan 42 ditegaskan peran pemerintah dalam hal SPM, yaitu: Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 17

Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen melakukan pembinaan kepada Pemerintahan Daerah dalam penerapan SPM. Pembinaan dapat berupa fasilitasi, pemberian orientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan atau bantuan teknis lainnya. Pemerintah melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah Pemerintah wajib mendukung pengembangan kapasitas Pemda yang belum mampu mencapai SPM dengan mempertimbangkan, kemampuan, kelembagaan, personil,dan keuangan negara serta keuangan daerah Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada Pemda yang berhasil mencapai SPM dengan baiberdasarkan hasil monitoring dan evaluasi. Pemerintah dapat memberikan sanksi kepada Pemda yang tidak berhasil mencapai SPM dengan baik berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dengan mempertimbangkan kondisi khusus daerah. SLIDE NO 43-45: Slide ini menekankan peran Pemda yang diatur dalam Permendagri No 79 Tahun 2007, yaitu mencakup: Pemda menyusun rencana pencapaian SPM yang dituangkan dalam RPJMD dan dijabarkan dalam target tahunan dengan mempertimbangkan: a. Kondisi awal tingkat pencapaian SPM; b. Target pelayanan yang akan dicapai; dan c. Kemampuan, potensi, kondisi, karakteristik, prioritas daerah, dan konitmen nasional. Rencana pencapaian SPM menjadi salah satu faktor dalam menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafond Anggaran (PPA). Pengintegrasian rencana pencapaian SPM ke dalam RPJMD menjadi lampiran yang tidak terpisahkan dari RPJMD. Rencana pencapaian dan penerapan SPM dijabarkan menjadi target tahunan yang dituangkan dalam Renja SKPD, RKPD, KUA, PPA, RKA-SKPD, dan DPA-SKPD. Nota kesepakatan tentang KUA dan PPA yang disepakati antara Kepala Daerah dengan Pimpinan DPRD wajib membuat target pencapaian dan penerapan SPM dan menjadi dasar penyusunan RKA-SKPD. Penyusunan RKA-SKPD program dan kegiatan yang terkait dengan pencapaian SPM mengacu pada indikator kinerja, capaian atau target kinerja, analisis standar belanja, dan satuan harga. RKA-SKPD yang disahkan oleh Kepala SKPD menggambarkan secara rinci dan jelas program dan kegiatan dalam rangka pencapaian dan penerapan SPM. Rencana pencapaian target tahunan SPM dan realisasinya merupakan bagian dari LPPD, LKPJ, dan ILPPD. Rencana pencapaian target tahunan SPM dan realisasinya dipublikasikan kepada masyarakat. Note: Narasumber juga harus membaca pasal-pasal langsung yang ada dalam PP no 65/2005 dan Permendagri no 79/2007. Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 18

9. MATERI 4: GAMBARAN KONDISI PEMENUHAN SPM DIKDAS BERDASARKAN HASIL SURVEY STATUS SPM DIKDAS TAHUN 2014 SLIDE NO 47 S.D 59 Slide dalam Materi 4 dalam Modul ini hanya CONTOH. Jadi Slide2 ini harus di update sesuai kabupaten/kota dimana sosialisasi dilakukan. Jadi DAT harus mengganti isi slide ini sesuai dengan hasil SQA di kabupaten/kota masingmasing. DAT yang lebih tahu mana yang penting disampaikan ke peserta sosialisasi. Inti informasi mohon sampaikan gambaran umum pemenuhan SPM Dikdas, temuan-temuan penting terkait pemenuhan SPM Dikdas, dan rekomendasi rencana tindak lanjut 10.MATER 5: GAMBARAN UMUM PROGRAM PKP- SPM DIKDAS SLIDE NO 61: Slide ini menjelaskan tujuan Program PKP-SPM Dikdas, yaitu: Memperkuat kapasitas pengelola pendidikan di tingkat kabupaten/kota/satuan pendidikan terpilih dalam melakukan perencanaan, penganggaran serta pengelolaan layanan-layanan pendidikan, sesuai dengan standar pelayanan minimal pendidikan dasar. SLIDE NO 62: Slide ini menjelaskan apa dampak, outcome dan output PKP-SPM yang sudah ditetapkan dalam grant agreement. Dampak, outcome dan output ini akan diukur dengan indikator tertentu. DAMPAK Memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan kebijakan pembangunan jangka menengah Indonesia dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan peningkatan daya saing ekonomi di tingkat regional maupun global. OUTCOME Menurunnya disparitas antar daerah dalam pelayanan pendidikan. OUTPUT Meningkatnya kapasitas pengelola pendidikan dalam pencapaian SPM. Meningkatnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat dan pemangku kepentingan bidang pendidikan terhadap SPM sektor pendidikan. Meningkatnya pengintegrasian SPM yang lebih efektif ke dalam berbagai program dan kebijakan sektor pendidikan terkait. SLIDE NO 63: Hibah dari uni eropa diberikan dalam satuan euro. Sebagian besar digunakan Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 19

untuk hibah kepada 110 kabupaten/kota dan sebagian lain untuk kegiatan penunjang dan operasional, misalnya untuk konsultan, sosialisasi/pelatihan kepada konsultan, kampanye, pencetakan dan administrasi. Dana hibah untuk kabupaten/kota diberikan dengan menggunakan mekanisme PMK No 188/2012 dimana pencairannya menggunakan sistem reimbursement, yaitu pemda membiayai kegiatan dengan menggunakan dana APBD terlebih dahulu, kemudian mengajukan pengembalian dana hibah kepada Kemenkeu. Secara detail mekanisme pencairan hibah dituangkan dalam Pedoman Adminsitrasi Program (PAP) dan Juknis Pencairan hibah. SLIDE NO 64: Berikut daftar penggunaan dana hibah secara umum. Secara detail apa saja komponen yang dapat dibiayai ada dalam PAP dan Juknis Penyusunan proposal. Setiap kabupaten/kota telah menyusun proposal penggunaan dana hibah dan telah disetujui. Dana hibah boleh digunakan antara lain: 1. Rapat koordinasi antar instansi terkait 2. Sosialisasi tentang SPM kepada pemangku kepentingan 3. Pelatihan kepada kepala sekolah/madrasah, pengawas dan komite sekolah/madrasah. 4. Analisis data ketercapaian SPM tingkat kabupaten/kota dan sekolah/madrasah. 5. Monitoring ke sekolah/madrasah. 6. Rapat evaluasi terhadap Program PKP-SPM DIKDAS. 7. Seminar/workshop/lokakarya dalam rangka pencapaian SPM di kabupaten/kota. 8. Kegiatan dalam rangka penyusunan laporan Program. 9. Penggandaan laporan dan pengiriman laporan. 10. Pembelian ATK, biaya telephon/fax untuk Program PKP-SPM DIKDAS. SLIDE NO 65: Selain ada ketentuan penggunaan dana hibah, ada juga ketentuan larangan penggunaan dana hibah sbb: 1. Pembelian/sewa alat transportasi untuk operasional program. 2. Pembelian/sewa ruang sekretariat dan alat kantor. 3. Merenovasi ruang kantor/sekolah/madrasah. 4. Honorarium rutin pejabat dan pengelola program. 5. Studi banding. 6. Membiayai kegiatan diluar Program PKP-SPM DIKDAS. 7. Pengeluaran yang tidak memiliki dasar hukum, misalnya untuk hadiah, cinderamata dan uang terimakasih dalam bentuk apapun kepada petugas/tim dari pusat. Ketentuan penggunaan dana hibah didasarkan pada perjanjian hibah dengan uni eropa. Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 20

11. CONTOH DAN HASIL ANALISIS DAN REKOMENDASI SLIDE NO 67 S.D 68 Sebetulnya untuk materi contoh dan latihan, para DAT dapat menggunakan contoh riil hasil pengukuran SPM di daerah masing-masing agar menarik bagi peserta sosialisasi. Contoh dalam modul ini hanya contoh sederhana dan mungkin tidak sesuai. Misalnya dapat ditunjukkan secara jelas hasil pengukuran SPM di beberapa sekolah di kabupaten tempat sosialisasi. Dalam slide ini disajikan: 1. Contoh cara pengukuran pemenuhan salah satu atau beberapa indikator SPM Dikdas 2. Contoh analisis data pengukuran pemenuhan salah satu atau beberapa indikator tersebut berupa tindak lanjut yang dapat dilakukan serta peran/kontribusi yang dapat peserta berikan untuk mengatasi kesenjangan pemenuhan indikator SPM Dikdas tersebut. 12. LATIHAN DAN TES PEMAHAMAN SLIDE NO 70: 1. Nara sumber mengajak peserta kegiatan untuk mencoba mengidentifikasi penyebab kesenjangan pemenuhan SPM di Kab/Kota masing-masing, dengan peryataan: Setelah mendengar paparan hasil survey status SPM Dikdas tahun 2014 yang mengambarkan kondisi pemenuhan SPM Dikdas saat ini di wilayah Kab/Kota Bapak/Ibu, tentunya Bapak/Ibu sekarang sudah memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kondisi pemenuhan SPM Dikdas saat ini di Kab/kota Bapak/Ibu, pemahaman Bapak/Ibu terkait kondisi pemenuhan SPM Dikdas saat ini sangat berguna bagi Bapak/Ibu mengindentifikasi penyebab kesenjangan pemenuhan SPM Dikdas sekaligus menentukan tindak lanjut atau upaya untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Tindak lanjut tersebut tidak selalu dalam bentuk dana/anggaran tetapi bisa dalam bentuk lain seperti kebijakan,manajemen atau kegiatan lain seperti peningkatan kapasitas. Untuk memberikan gambaran yang lebih utuh terkait tindak lanjut, mari kita coba lakukan identifikasi penyebab kesenjangan salah satu atau beberapa indikator SPM Dikdas kemudian menentukan tindak lanjutnya. Nara sumber menuliskan pada flip chart atau media lain daftar beberapa indikator yang memperlihatkan kesenjangan, kemudian bertanya kepada peserta apa penyebab indikator-indikator tersebut belum terpenuhi?. Para peserta bersukarela berpendapat, apabila tidak ada peserta yang secara Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 21

sukarela berpendapat nara sumber bisa meminta pendapat dari beberapa orang peserta dengan memilih langsung peserta tersebut. Nara sumber menuliskan hasil identifikasi pada kertas flip chart atau pada media lain, untuk disampaikan sebagai kesimpulan di akhir sesi latihan. Format tabel yang bisa dipergunakan adalah sebagai berikut: No 1 2 3 4 Indikator dst Kondisi Pemenuhan Penyebab Kesenjangan Pemenuhan Peran/Kontribusi yang dapat diberikan 13. TES PEMAHAMAN SLIDE NO 72: Nara sumber mengajukan beberapa pertanyaan: Bapak/Ibu, sebelum mengakhiri kegiatan sosialisasi ini saya ingin bertanya pendapat Bapak/Ibu mengenai SPM Dikdas dan mengenai Program PKP SPM Dikdas: 1. Seberapa penting menurut Bapak/Ibu SPM Dikdas bagi Kab/Kota dan bagi penyelenggaraan layanan pendidikan dasar? 2. Menurut Bapak/Ibu bagaimana gambaran pemenuhan SPM Dikdas di kab/kota Bapak/Ibu saat ini? 3. Berdasarkan gambaran secara umum kondisi pemenuhan SPM Dikdas pada Kab/Kota yang telah Bapak/Ibu jelaskan, kira-kira menurut Bapak/Ibu apa peran/kontribusi yang dapat Bapak/Ibu berikan selaku pemangku kepentingan di tingkat Kab/Kota untuk mendukung pemenuhan SPM Dikdas dan mendukung pelaksanaan program PKP SPM Dikdas Tidak harus semua peserta kegiatan sosialisasi menjawab pertanyaan tersebut, cukup beberapa. Dari jawaban yang dikemukakan serta respon peserta lain, dapat diperkirakan apakah peserta kegiatan memiliki pemahaman sesuai dengan yang diharapkan atau tidak. 14. UMPAN BALIK Nara sumber bertanya kepada peserta apakah ada materi yang belum dipahami, atau ada hal lain seperti pertanyaan, pendapat atau saran yang ingin dikemukakan terkait materi yang telah diberikan. Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 22

15. TINDAK LANJUT Nara sumber menangapi hasil umpan balik, apabila ada materi yang menurut peserta kurang dipahami, maka diberikan penguatan, dan apabila ada pendapat atau saran maka diberikan tanggapan yang sesuai. Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 23

BAB.3 PENUTUP Tujuan Program PKP-SPM Dikdas adalah untuk memperkuat kapasitas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan pengelola pendidikan di tingkat kabupaten/kota/satuan pendidikan terpilih dalam melakukan perencanaan, penganggaran serta pengelolaan layanan-layanan pendidikan, sesuai dengan standar pelayanan minimal pendidikan dasar. Dengan output yang dijabarkan outcomes yang diharpkan adalah menurunnya disparitas antar daerah dalam pelayanan pendidikan dasar, sementara kontribusi terhadap pelaksanaan kebijakan pembangunan jangka menengah Indonesia dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan peningkatan daya saing ekonomi di tingkat regional maupun global merupakan dampak yang diharapkan dari pelaksaan program. Pada akhirnya secara keseluruhan Hasil yang diharapkan dari program ini adalah dapat membantu upaya pemerintah Indonesia untuk memperkuat sistem pendidikan dan menyelesaikan kesenjangan pelayanan pendidikan antar daerah. Modul k-1 ini disusun sebagai panduan pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam program PKP-SPM Dikdas, kami berharap modul ini dapat membantu pelaksana kegiatan di Kab/Kota untuk melaksanakan kegiatan yang efektif dan efisien sehingga tujuan, output, outcome dan dampak pelaksanaan program dapat terpenuhi. Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 24

DAFTAR SINGKATAN 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Kemdikbud Kemenag Ditjen Dikdas SPM Dikdas PKP SPM Dikdas SD MI SMP MTs ADB RPJMD RENSTRA SKPD RKPD KUA RKA SNP SPMP = = = = = = = = = = = = = = = = = = Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Agama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Pengembangan Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah Sekolah Menengah Pertama Madrasah Tsanawiyah Asian Development Bank Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Rencana Strategis Satuan Kerja Pemerintah Daerah Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah Kebijakan Umum APBD Standar Nasional Pendidikan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 25

DAFTAR REFERENSI 1. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. 2. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3. Undang-undang No.23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. 4. Peraturan Pemerintah No.65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan SPM. 5. Peraturan Pemerintah No.17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal 7. Permendikbud No.23 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 15 Tahun 2010 tentang SPM Pendidikan Dasar. 8. Peraturan Menteri Keuangan No 188/PMK.07/2012 tentang Hibah dari Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah. 9. Pedoman Administrasi Program (PAP) PKP-SPM Dikdas (Jakarta, 2014) Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 26

LAMPIRAN MATERI PAPARAN Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 27

1 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 28

Pendahuluan 2 Relevansi Konsep Dasar SPM Dikdas 27 Indikator SPM Dikdas Peran pemangku kepentingan Fungsi SPM Dikdas bagi Kab/Kota Bentuk kongkrit pemenuhan SPM Dikdas Berkontribusi dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas 3 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 29

Relevansi Hasil survey tahun 2014 Rujukan pengambilan kebijakan PKP SPM Dikdas Pengembangan Kapasitas untuk mengupayakan pemenuhan SPM Dikdas 4 DESKRIPSI SINGKAT 5 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 30

Pembangunan Sektor Pendidikan Secara Umum Sektor pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat nyata, khususnya perbaikan akses pendidikan dasar dan peningkatan kualitas pelayanannya Meskipun demikian masih terjadi disparitas yang cukup nyata terhadap pelayanan pendidikan di beberapa kabupaten/kota di Indonesia Kemdikbud dan Kemenag telah banyak membantu kab/kota untuk mencapai SPM Pendidikan Dasar, namun masih banyak kab/kota yang memerlukan bantuan teknis lebih intensif. 6 Kontribusi Lembaga Donor Uni Eropa melalui ADB telah memberikan tambahan bantuan dana hibah kepada pemerintah Indonesia untuk penyediaan bantuan teknis bagi Program Pengembangan Kapasitas Penerapan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (Program PKP-SPM DIKDAS) guna mengatasi adanya kesenjangan kinerja di sektor pendidikan dasar di kabupaten/kota. 7 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 31

TUJUAN SOSIALISASI 8 Tujuan Kegiatan Sosialisasi Setelah mengikuti kegiatan sosialisasi, para pemangku kepentingan di tingkat Kab/Kota akan memiliki pemahaman yang baik terhadap: 1. Konsep dasar SPM, 2. Indikator SPM, 3. Peran pemerintah dan pemerintah daerah dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas, 4. Kondisi pemenuhan SPM Dikdas di Kab/Kota masing-masing berdasarkan hasil survey tahun 2014, 5. Serta gambaran umum Program PKP SPM Dikdas Sehingga peserta kegiatan dapat memperlihatkan komitmen dan mengemukakan peran/kontribusinya sebagai pemangku kepentingan tingkat Kab/Kota dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas dan pelaksanaan program PKP SPM Dikdas. 9 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 32

HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Peserta dapat mendiskripsikan/menjelaskan konsep dasar SPM Dikdas 2. Peserta dapat menyebutkan 27 indikator SPM Dikdas 3. Peserta dapat menyebutkan peran/kontribusinya sebagai pemangku kepentingan tingkat Kab/Kota baik dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas 4. Berdasarkan deskripsi mengenai pemenuhan SPM Dikdas di kabupaten/kota masing-masing, peserta kegiatan dapat mendeskripsikan secara lisan rencana tindak lanjut upaya pemenuhan SPM Dikdas di kabupaten/kota masing-masing. 5. Peserta dapat menjelaskan gambaran umum program PKP SPM Dikdas 10 Materi Pembelajaran 1. Konsep Dasar Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar. 2. 27 Indikator SPM Dikdas 3. Peran pemangku kepentingan di tingkat Kab/Kota dalam upaya pemenuhan SPM Dikdas 4. Gambaran umum kondisi pemenuhan SPM Dikdas di Kab/Kota berdasarkan hasil survey tahun 2014 5. Gambaran umum PKP SPM Dikdas 11 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 33

MATERI 1: KONSEP DASAR SPM DIKDAS 12 PELAYANAN DASAR MASYARAKAT UUD 1945: Tiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia. UU No. 23/2014: Pelayanan dasar adalah pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan dasar warga negara. SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh setiap warga negara secara minimal.belanja daerah diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan SPM. 13 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 34

APA YANG DIMAKSUD SPM (1/3)? PP 65/2005 Tentang Pedoman Penyusunan SPM: SPM disusun sebagai alat Pemerintah dan Pemda untuk menjamin akses dan mutu pelayanan dasar kepada masyarakat secara merata SPM adalah alat untuk mengukur keberhasilan kinerja Pemda Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non- Departemen menyusun SPM sesuai dengan urusan wajib Pemda menerapkan SPM sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri 14 APA YANG DIMAKSUD SPM (2/3)? SPM yang telah ditetapkan Pemerintah menjadi acuan bagi Pemda untuk menyusun perencanaan dan penganggaran Pemda menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan Menteri. Rencana pencapaian SPM tersebut dituangkan dalam RPJMD dan Renstra SKPD. Target tahunan pencapaian SPM dituangkan dalam RKPD, Renja SKPD, KUA, dan RKA SKPD sesuai klasifikasi belanja daerah dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. 15 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 35

APA YANG DIMAKSUD SPM (3/3)? Permendikbud No 23/2013 Tentang SPM Pendidikan Dasar: SPM Dikdas adalah tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar melalui jalur pendidikan formal yang diselenggarakan daerah kabupaten/kota. Pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan dasar ditandai dengan: tersedianya sarana prasarana pendidikan yang layak, pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualitas dan kompeten, kurikulum yang baik, sistem penilaian pendidikan yang baik, penjaminan mutu pendidikan yang baik, dan manajemen sekolah yang mantap. 16 DASAR HUKUM SPM-DIKDAS (1/2) UU No 20/2003 Tentang Sisdiknas: Pasal 1: Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal 51: Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah. 17 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 36

DASAR HUKUM SPM-DIKDAS (2/2) PP No 17/2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Ps. 1): Standar pelayanan minimal adalah kriteria minimal berupa nilai kumulatif pemenuhan Standar Nasional Pendidikan yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan. Permendikbud No 23/2013 (Perubahan atas Permendiknas No 15/2010) Tentang SPM Pendidikan Dasar menetapkan kriteria pemenuhan dasar dari pendidikan dasar. 18 SPM: Langkah Antara Menuju SNP Kualitas SNP Standar Isi, SKL, Proses, Pengelolaan, Sarpras, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Pembiayaan, dan Penilaian SPM 2009 2014 2015 2013 Waktu 19 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 37

Hubungan SPM, SNP, Akreditasi dan Penjaminan Mutu BAN S/M DIATAS SNP A STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Peningkatan berkelanjutan B C D (Belum terakreditasi) STANDAR PELAYANAN MINIMAL SPMP *) *) SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN 20 ALASAN IMPLEMENTASI SNP PERLU BERTAHAP 1. Beberapa standar dalam SNP terlalu tinggi dan sulit dicapai oleh semua sekolah/ madrasah dengan kondisi saat ini. 2. Implementasi SNP secara utuh membutuhkan sumberdaya besar, kapasitas SDM tinggi dan kelembagaan yang produktif. 3. SPM dirancang sebagai tahapan awal untuk mencapai SNP dan standar lainnya. 21 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 38

MATERI 2 : 27 Indikator SPM Dikdas 22 PERMENDIKBUD NOMOR 23/2013 Pasal 2 1) Penyelenggaraan pelayanan pendidikan dasar sesuai SPM pendidikan merupakan kewenangan kabupaten/kota 2) Penyelenggaraan pelayanan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pelayanan pendidikan dasar oleh kabupaten/kota: 14 jenis indikator b. pelayanan pendidikan dasar oleh satuan pendidikan: 13 jenis indikator 23 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 39

PERMENDIKBUD NOMOR 23/2013 Pasal 2 1) Penyelenggaraan pelayanan pendidikan dasar sesuai SPM pendidikan merupakan kewenangan kabupaten/kota 2) Penyelenggaraan pelayanan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pelayanan pendidikan dasar oleh kabupaten/kota: 14 jenis indikator b. pelayanan pendidikan dasar oleh satuan pendidikan: 13 jenis indikator 23 Pemerintah Kabupaten/Kota (14 Indikator) Pelaksana SPM Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (27 Indikator) Sekolah/Madrasah (13 indikator) Sarana dan Prasarana Pendidik+Tenaga Kependidikan Kurikulum Penjaminan Mutu Sarana dan Prasarana Pendidik+Tenaga Kependidikan Kurikulum Penilaian Penjaminan Mutu Manajemen sekolah 24 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 40

SPM TINGKAT KABUPATEN/KOTA (14 INDIKATOR) 25 INDIKATOR 1 Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD dan MI dan 6 km untuk SMP dan MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil Pengukuran: INDIKATOR 2 Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD dan MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP dan MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan tulis. 26 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 41

INDIKATOR 3 Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik. INDIKATOR 4 Di setiap SD & MI tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya; dan di setiap SMP & MTs tersedia ruang kepala sekolah (KS) yang terpisah dari ruang guru an 27 INDIKATOR 5 Di setiap SD & MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik, dan 6 (enam) orang guru utk setiap satuan pendidikan; dan untuk daerah khusus 4 orang guru di setiap satuan pendidikan INDIKATOR 6 Di setiap SMP & MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran 28 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 42

INDIKATOR 7 Di setiap SD & MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D- I V dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik INDIKATOR 8 Di setiap SMP & MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik; untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20% 29 INDIKATOR 9 Di setiap SMP dan MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik, masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PKn. INDIKATOR 10 Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD dan MI berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik INDIKATOR 11 Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SMP dan MTs berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 30 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 43

INDIKATOR 12 Di setiap Kabupaten/Kota semua pengawas sekolah memiliki kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik INDIKATOR 13 Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif INDIKATOR 14 Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan 31 SPM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (13 INDIKATOR) 32 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 44

INDIKATOR 15 Setiap SD dan MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya (disertifikasi) oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dan PKn dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik INDIKATOR 16 Setiap SMP & MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya (disertifikasi) oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik 33 INDIKATOR 17 Setiap SD & MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar dan poster IPA INDIKATOR 18 Setiap SD & MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 judul buku referensi, dan setiap SMP & MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 judul buku referensi 34 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 45

INDIKATOR 19 Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan INDIKATOR 20 Setiap satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut: Kelas I-II : 18 jam per minggu Kelas III : 24 jam per minggu Kelas IV-VI : 27 jam per minggu Kelas VII-IX : 27 jam per minggu 35 INDIKATOR 21 Setiap satuan pendidikan menerapkan Kurikulum sesuai dengan ketentuan yang berlaku INDIKATOR 22 Setiap guru menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya INDIKATOR 23 Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik 36 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 46

INDIKATOR 24 Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester INDIKATOR 25 Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil evaluasi peserta didik kepada Kepala Sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan prestasi belajar peserta didik 37 INDIKATOR 26 Kepala Sekolah atau Madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kemenag pada setiap akhir semester INDIKATOR 27 Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) 38 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 47

MATERI 3: PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM PEMENUHAN SPM DIKDAS 39 PERAN PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH 40 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 48

PERAN PEMERINTAH (1/2) PP No 65 Tahun 2005: Menteri/Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen melakukan pembinaan kepada Pemerintahan Daerah dalam penerapan SPM. Pembinaan dapat berupa fasilitasi, pemberian orientasi umum, petunjuk teknis, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan atau bantuan teknis lainnya. Pemerintah melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penerapan SPM oleh Pemerintah Daerah 41 PERAN PEMERINTAH (2/2) Pemerintah wajib mendukung pengembangan kapasitas Pemda yang belum mampu mencapai SPM dengan mempertimbangkan, kemampuan, kelembagaan, personil,dan keuangan negara serta keuangan daerah Pemerintah dapat memberikan penghargaan kepada Pemda yang berhasil mencapai SPM dengan baiberdasarkan hasil monitoring dan evaluasi. Pemerintah dapat memberikan sanksi kepada Pemda yang tidak berhasil mencapai SPM dengan baik berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dengan mempertimbangkan kondisi khusus daerah. 42 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 49

Permendagri No 79 Tahun 2007: Pemda menyusun rencana pencapaian SPM yang dituangkan dalam RPJMD dan dijabarkan dalam target tahunan dengan mempertimbangkan: a. Kondisi awal tingkat pencapaian SPM; b. Target pelayanan yang akan dicapai; dan c. Kemampuan, potensi, kondisi, karakteristik, prioritas daerah, dan konitmen nasional. Rencana pencapaian SPM menjadi salah satu faktor dalam menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas Plafond Anggaran (PPA). Pengintegrasian rencana pencapaian SPM ke dalam RPJMD menjadi lampiran yang tidak terpisahkan dari RPJMD. 43 PERAN PEMERINTAH DAERAH (2/3) Rencana pencapaian dan penerapan SPM dijabarkan menjadi target tahunan yang dituangkan dalam Renja SKPD, RKPD, KUA, PPA, RKA-SKPD, dan DPA-SKPD. Nota kesepakatan tentang KUA dan PPA yang disepakati antara Kepala Daerah dengan Pimpinan DPRD wajib membuat target pencapaian dan penerapan SPM dan menjadi dasar penyusunan RKA-SKPD. Penyusunan RKA-SKPD program dan kegiatan yang terkait dengan pencapaian SPM mengacu pada indikator kinerja, capaian atau target kinerja, analisis standar belanja, dan satuan harga. 44 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 50

PERAN PEMERINTAH DAERAH (3/3) RKA-SKPD yang disahkan oleh Kepala SKPD menggambarkan secara rinci dan jelas program dan kegiatan dalam rangka pencapaian dan penerapan SPM. Rencana pencapaian target tahunan SPM dan realisasinya merupakan bagian dari LPPD, LKPJ, dan ILPPD. Rencana pencapaian target tahunan SPM dan realisasinya dipublikasikan kepada masyarakat. 45 MATERI 4: GAMBARAN PEMENUHAN SPM BERDASARKAN HASIL SURVEY TAHUN 2014 46 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 51

SURVEI KONDISI AWAL SPM TAHUN 2014 (Status Quo Assessment/SQA) SQA adalah survei yang dilaksanakan di setiap kabupaten/kota sasaranprogram PKP-SPM dalam rangka penyediaan pengetahuan awal kondisi SPM. Hasil dari SQA digunakan sebagai salah satu dasar penyusunan proposal pengembangan kapasitas penerapan SPM. Laporan status quo SPM (scorecards) menjadi acuan awal yang digunakan kabupaten/kota untuk menyiapkan strategi dan rencana perbaikan SPM serta mengukur pencapaiannya dari waktu ke waktu. 47 WAKTU DAN SASARAN PELAKSANAAN SASARAN SQA Kegiatan SQA, termasuk analisis dan sintesa hasil, dilakukan dari Februari sampai April 2014. Sasaran SQA adalah SD/MI/SMP dan MTS terpilih 48 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 52

METODE DAN PROSEDUR A. Metode Pengumpulan Data 1. Survei Sekolah Pengukuran dilakukan di 110 kabupaten/kota di 16 provinsi Jumlah sekolah yang di survei di kab sebanyak.sd.mi SMP. MTs Survei menggunakan instrumen SPM. Pengumpulan data melibatkan staf dari Dinas Pendidikan/ Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan pengawas sekolah/madrasah. Hasil pengumpulan data survei diverifikasi oleh Tim Verifikator sebelum dilakukan pengolahan untuk mengukur SPM. 49 METODE DAN PROSEDUR 2. Focus Group Discussions (FGD) FGD ini akan fokus pada empat kelompok pemangku kepentingan: Pejabat sekolah tingkat kabupaten/kota (Dinas Pendidikan, Kankemenag Kab/Kota); Kepala sekolah (SD/MI dan SMP/MTs); Guru sekolah (SD/MI dan SMP/MTs); dan Anggota komite sekolah wali murid (SD/MI dan SMP/MTs). 50 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 53

METODE DAN PROSEDUR B. Prosedur Pelaksanaan Pengembangan instrumen SPM TOT kepada DAT Pelatihan kepada Tim Pengumpul Data Survei/Pengumpulan Data Verifikasi Hasil Pengolahan Data Penyajian Hail 51 CONTOH HASIL SQA 3302 BANYUMAS IP-10 92,3 IP-9 44,1 IP-8.2 70,6 IP-8.1 86,8 IP-7.2 94,5 IP-7.1 100,0 IP-6 42,6 IP-5.2 98,9 IP-5.1 100,0 IP-4.3 88,2 IP-4.2 85,3 IP-4.1 62,6 IP-3.2 51,5 IP-3.1 5,9 IP-2.4 5,9 IP-2.3 72,1 IP-2.2 7,7 IP-2.1 47,3 IP-1.2 100,0 IP-1.1 100,0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 52 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 54

HASIL SQA 3302 BANYUMAS IP-20.3 54,4 IP-20.2 82,4 IP-20.1 73,7 IP-19.3 17,6 IP-19.2 65,9 IP-19.1 55,6 IP-18.2 22,1 IP-18.1 38,5 IP-17 46,2 IP-16.2 4,4 IP-16.1 22,8 IP-15.2 28,6 IP-15.1 74,0 IP-14.2 69,1 IP-14.1 6,6 IP-13 0,0 IP-12 97,0 IP-11 88,2 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 53 HASIL SQA 3302 BANYUMAS IP-27.3 93,1 IP-27.2 86,8 IP-27.1 96,9 IP-26.3 54,4 IP-26.2 97,8 IP-26.1 98,1 IP-25.3 67,6 IP-25.2 64,8 IP-25.1 95,6 IP-24.2 36,8 IP-24.1 23,1 IP-23.3 58,8 IP-23.2 56,0 IP-23.1 97,6 IP-22.3 57,4 IP-22.2 54,9 IP-22.1 89,9 IP-21.2 100,0 IP-21.1 98,9 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 54 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 55

CONTOH ANALISIS HASIL SQA 1. IP-2 sekolah SD/MI belum mencapai 100%, yang berarti Belum tersedia satu ruang kelas untuk setiap rombel Peserta didik dan rombel kurang merata dan daya tampung kurang memadai; Masih kekurangan ruang kelas 2. Kabupaten belum memenuhi indikator IP-3 dikarenakan: Tidak tersedianya ruang laboratorium IPA Kekurangan peralatan praktikum IPA Pemenuhan bahan praktek kurang. 55 ANALISIS HASIL SQA 3. Dengan IP-6 kurang lebih 42,6 %, berarti bahwa kecukupan guru untuk tiap pelajaran atau kelompok mata pelajaran belum terpenuhi. Hal ini disebabkan karena banyak guru yang mengampu mata pelajaran yang sama, dan terdapat mata pelajaran yang diampu oleh guru yang tidak di bidangnya. 4. Indikator IP-16 capaiannya sangat rendah. Kondisi ini menunjukkan setiap SMP/MTs di Kabupaten belum menyediakan buku teks di setiap satuan pendidikan. Ini berimplikasi pada penyediaan buku dengan menggunakan dana BOS atau membeli atau mengunduh buku sekolah elektronik yang hak ciptanya telah dimiliki oleh Kemendiknas 56 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 56

ANALISIS HASIL SQA 5. Pencapaian IP-24 masih sangat rendah, berarti kepala sekolah SD/MI dan SMP/MTs belum melakukan supervisi secara periodik dan belum memberikan umpan balik dua kali setiap semester. 6. IP-26 yang masih rendah karena satuan pendidikan belum seluruhnya mendata, memverifikasi dan menilai langsung hasil belajar, dan melaporkan hasil evaluasi yang diadakan secara periodik kepada pengawas, kabupaten dan Kemenag. 57 CONTOH REKOMENDASI TINDAK LANJUT 1. Penguatan kapasitas sektor terkait melalui workshop perencanaan SPM Dikdas agar termaktub dalam RPJM Kabupaten untuk menjamin: Pemenuhan guru untuk setiap mata pelajaran (IP-6), jumlah rombel SD/MI melebihi 32 orang (IP-2.1); Pemenuhan kebutuhan meja, kursi dan papan tulis untuk setiap rombel (IP-2.2); Pemenuhan jumlah Pengawas; dan Penyediaan jumlah labolatorium untuk SMP/MTs. 58 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 57

CONTOH REKOMENDASI TINDAK LANJUT 2. Pelatihan Kepala Sekolah dalam upaya pemenuhan SPM tingkat tingkat satuan pendidikan, khususnya terkait dengan pengetahuan kewenangan sekolah dalam: Penyediaan buku teks untuk SD (IP-15, IP-16); Pemenuhan kelengkapan set peraga IPA (IP-17) dan jumlah buku referensi serta buku pengayaan ( IP-18); Pemenuhan jumlah rombel yang memenuhi standar (IP-20); Supervisi guru oleh Kepala Sekolah (IP-24), penyampaian Laporan Hasil UAS, UKK, dan UN kepada orang tua peserta didik dan rekapitulasinya ke Dinas atau Kemenag oleh Kepala Sekolah( IP-26), dan penerapan prinsip-prinsip MBS. 59 MATERI 5: GAMBARAN UMUM PROGRAM PKP SPM DIKDAS 60 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 58

TUJUAN PROGRAM PKP-SPM DIKDAS Memperkuat kapasitas pengelola pendidikan di tingkat kabupaten/kota dan satuan pendidikan terpilih dalam melakukan perencanaan, penganggaran serta pengelolaan layanan-layanan pendidikan, sesuai dengan standar pelayanan minimal pendidikan dasar. 61 DAMPAK, OUTCOME DAN OUTPUT DAMPAK Memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan kebijakan pembangunan jangka menengah Indonesia dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan peningkatan daya saing ekonomi di tingkat regional maupun global. OUTCOME Menurunnya disparitas antar daerah dalam pelayanan pendidikan. OUTPUT Meningkatnya kapasitas pengelola pendidikan dalam pencapaian SPM. Meningkatnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat dan pemangku kepentingan bidang pendidikan terhadap SPM sektor pendidikan. Meningkatnya pengintegrasian SPM yang lebih efektif ke dalam berbagai program dan kebijakan sektor pendidikan terkait 62 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 59

SUMBER DANA Sasaran program PKP-SPM DIKDAS adalah 110 kabupaten/kota di 16 provinsi Masing-masing Kab/Kota memperoleh hibah dari Uni Eropa melalui ADB sebesar Rp. 2,5 milliar untuk 2 tahun anggaran (2015 dan 2016). Setiap tahun sebesar Rp. 1,25 milliar. Mekanisme pencairan hibah diatur dalam PMK No 188/2012 Dana hibah dicantumkan dalam APBD kab/kota Pencairan hibah dilakukan dengan sistem reimburement (penggantian dana kegiatan) 63 PENGGUNAAN DANA HIBAH 1. Rapat koordinasi antar instansi terkait 2. Sosialisasi tentang SPM kepada pemangku kepentingan 3. Pelatihan kepada kepala sekolah/madrasah, pengawas dan komite sekolah/madrasah. 4. Analisis data ketercapaian SPM tingkat kabupaten/kota dan sekolah/madrasah. 5. Monitoring ke sekolah/madrasah. 6. Rapat evaluasi terhadap Program PKP-SPM DIKDAS. 7. Seminar/workshop/lokakarya dalam rangka pencapaian SPM di kabupaten/kota. 8. Kegiatan dalam rangka penyusunan laporan Program. 9. Penggandaan laporan dan pengiriman laporan. 10. Pembelian ATK, biaya telephon/fax untuk Program PKP- SPM DIKDAS. 64 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 60

LARANGAN PENGGUNAAN DANA HIBAH 1. Pembelian/sewa alat transportasi untuk operasional program. 2. Pembelian/sewa ruang sekretariat dan alat kantor. 3. Merenovasi ruang kantor/sekolah/madrasah. 4. Honorarium rutin pejabat dan pengelola program. 5. Studi banding. 6. Membiayai DIKDAS. kegiatan diluar Program PKP-SPM 7. Pengeluaran yang tidak memiliki dasar hukum, misalnya untuk hadiah, cinderamata dan uang terimakasih dalam bentuk apapun kepada petugas/tim dari pusat. 65 CONTOH DAN LATIHAN 66 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 61

Ilustrasi: Pengukuran Thd Pencapaian IP-7.1 Indikator: Setiap SD/MI memiliki 2 guru dengan kualifikasi S1 atau D4. Sekolah Jmlh Guru S1/D4 Batas SPM Keterpenuhan SPM Kesenjangan Sek 1 3 2 1 (ya) 0 Sek 2 1 2 0 (tidak) 1 Sek 3 2 2 1 (ya) 0 Sek 4 0 2 0 (tidak) 2 Sek 5 4 2 1 (ya) 0.... Sek 99 2 2 0 Sek 100 1 2 0 (tidak) 1 TOTAL 90 115 67 HASIL ANALISIS DAN REKOMENDASI TINDAK LANJUT Jumlah populasi SD dan MI di Kab A=100 Tingkat pencapaian Sub-indikator IP-7.1 (Kualifikasi Guru SD/MI) di Kabupaten A mencapai 90% Masih ada 10 sekolah yang menghadapi masalah dimana jumlah guru SD/MI belum sebanyak 2 orang/lebih yang berkualifikasi S1/D4 Sekolah yang menghadapi masalah tersebut antara lain: Sek 2, Sek 4,. Dst Perlu dilakukan kebijakan penambahan guru yang berkualifikasi S1/D4 dan pemerataan guru karena terdapat kelebihan guru di beberapa SD Lakukan perhitungan untuk seluruh IP/Sub-IP di seluruh sekolah, kemudian hitunglah agregasinya 68 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 62

LATIHAN 69 LATIHAN 1. Dari gambaran kondisi pemenuhan SPM Dikdas saat ini, teridentifikasi kesenjanag pemenuhan dalam beberapa indikator, kira-kira apa penyebab kesenjangan tersebut? 2. Apa peran/kontribusi yang dapat Bapak/Ibu lakukan untuk mengatasi penyebab kesenjangan tersebut? 70 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 63

TES PEMAHAMAN 71 TES FORMATIF Seberapa penting menurut Bapak/Ibu SPM Dikdas bagi Kab/Kota dan bagi penyelenggaraan layanan pendidikan dasar? Menurut Bapak/Ibu bagaimana gambaran pemenuhan SPM Dikdas di kab/kota Bapak/Ibu saat ini? Berdasarkan gambaran secara umum kondisi pemenuhan SPM Dikdas pada Kab/Kota yang telah Bapak/Ibu jelaskan, kira-kira menurut Bapak/Ibu apa peran/kontribusi yang dapat Bapak/Ibu berikan selaku pemangku kepentingan atau peran pemerintah daerah di Kab/Kota untuk mendukung pemenuhan SPM Dikdas dan mendukung pelaksanaan program PKP SPM Dikdas 72 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 64

TERIMA KASIH 73 Modul Sosialisasi SPM Dikdas Kepada Pemangku Kepentingan di Tingkat Kab/Kota Halaman - 65