BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. estimasi yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder tersebut harus dilakukan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

Hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa ketiga sampel atau variabel tersebut adalah distribusi normal.

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data yang telah dilakukan. Sebagai alat bantu analisis digunakan software

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah Uang Beredar (JUB) dalam arti luas (M 2 ) dan BI Rate dari tahun

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. statistik Kolmogorov- Smirnov (uji K-S). Dasar untuk pengambilan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA & PEMBAHASAN. Dari analisis deskriptif menggunakan program SPSS 12.0 For Windows didapatkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. variabel independen dengan dependen, apakah masing-masing variabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Analisis Deskriptif Variabel Variabel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS EURO DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA (PERIODE )

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. asumsi klasik dan pengujian hipotesis adalah mengetahui gambaran atau

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1Analisis Data Uji Asumsi Klasik. Uji Asumsi klasik dilakukan untuk melihat apakah model regresi untuk

ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG ASING TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV ANALISIS DATA. tingkat kebenaran hipotesis penelitian yang telah dirumuskan. Dalam analisis data

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Nilai tambah ekonomis (EVA) merupakan nilai yang di dapatkan shareholder dari hasil

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB I. REGRESI LINIER BERGANDA

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian tentang Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

MATERI APLIKOM LANJUT UJI ASUMSI KLASIK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH FLUKTUASI KURS USD DAN INFLASI TERHADAP JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II. REGRESI LINIER BERGANDA DENGAN VARIABEL DUMMY

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

IV HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN. Untuk perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen item masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN. (ISSI). Dimana ISSI adalah indeks yang diterbitkan oleh Bapepam-LK dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN


BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini objek penelitian dipilh dengan metode purposive

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Tabel 4.1 Prosedur penarikan sampel

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pengolahan Data Pada bab ini akan dibahas mengenai proses dan hasil serta pembahasan dari pengolahan data yang akan dilakukan. Data yang telah didapatkan akan diolah dengan menggunakan metode regresi linier berganda dengan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16 for windows, untuk mengetahui hubungan (existent) dan besarnya pengaruh hubungan yang signifikan antara tingkat suku bunga SBI, perubahan nilai tukar rupiah terhadap USD dan tingkat inflasi perekonomian Indonesia sebagai variable bebas dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, serta kesimpulan berdasarkan atas uji hipotesis yang digunakan. 4.1.1 Uji Koefisien Korelasi Suku Bunga dengan Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Uji ini dilakukan untuk menjelaskan hubungan suku bunga dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 39

Uji Hipotesis yang dilakukan sebagai berikut : H0 : p = 0 Suku bunga tidak memiliki hubungan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). H1 : p 0 Suku bunga memiliki hubungan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). α = 5% Dengan menggunakan analisa korelasi Pearson dalam program SPSS maka hasil yang didapatkan adalah : Table 4.1.1 Uji Korelasi Suku Bunga dengan Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Correlations IHSGBulanan SBI IHSGBulanan Pearson Correlation 1.000 -.457 ** Sig. (2-tailed).001 N 46.000 46 SBI Pearson Correlation -.457 ** 1.000 Sig. (2-tailed).001 N 46 46.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dari table diatas terlihat bahwa nilai signifikansi yang dimiliki oleh suku bunga adalah 0.001. Angka tersebut lebih kecil daripada 5% maka H0 ditolak. Ini berarti suku bunga memiliki hubungan yang signifikan dengan pergerakan Indeks 40

Harga Saham Gabungan. Angka koefisien korelasi yang sebesar -0.457 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negative antara suku bunga dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), artinya dimana hubungannya saling bertolak belakang dimana bila suku bunga naik sebesar 1 satuan maka pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan akan menurun sebesar 0.457 satuan. 4.1.2 Uji Koefisien Korelasi Kurs Dolar dengan Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Uji ini dilakukan untuk menjelaskan hubungan kurs dolar terhadap rupiah dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Uji hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut : H0 : p = 0 kurs dolar tidak memiliki hubungan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) H1 : p 0 kurs dolar memiliki hubungan yang signifikan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) α = 5% Dengan menggunakan analisa korelasi Pearson dalam program SPSS maka hasil yang didapatkan adalah : 41

Table 4.1.2 Uji Korelasi Nilai Tukar USD dengan Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Correlations IHSG kursusd IHSG Pearson Correlation 1.000.503 ** Sig. (2-tailed).000 N 936.000 936 kursusd Pearson Correlation.503 ** 1.000 Sig. (2-tailed).000 N 936 936.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Dari table diatas terlihat bahwa nilai signifikansi yang dimiliki oleh kurs dolar adalah 0.00. Angka tersebut lebih kecil dari pada 5% maka H0 ditolak. Ini berarti kurs dolar memiliki hubungan yang signifikan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Angka koefisien korelasi yang sebesar 0.503 menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kurs dolar dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, dimana bila kurs dolar naik sebesar 1 satuan maka pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan akan mengalami kenaikan sebesar 0.503 satuan. 42

4.1.3 Uji Koefisien Korelasi Inflasi dengan Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Uji ini dilakukan untuk menjelaskan hubungan inflasi dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Uji hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut : H0 : p = 0 Inflasi tidak memiliki hubungan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). H1 : p 0 Inflasi memiliki hubungan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). α = 5% Dengan menggunakan analisa korelasi Pearson dalam program SPSS maka hasil yang didapatkan adalah : Table 4.1.3 Uji Korelasi Inflasi dengan Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Correlations IHSGBulanan Inflasi IHSGBulanan Pearson Correlation 1.000 -.441 ** Sig. (2-tailed).002 N 46.000 46 Inflasi Pearson Correlation -.441 ** 1.000 Sig. (2-tailed).002 N 46 46.000 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 43

Dari table diatas terlihat bahwa nilai signifikansi yang dimiliki oleh inflasi adalah 0.002. Angka tersebut lebih kecil dari pada 5% maka H0 ditolak. Ini berarti inflasi memiliki hubungan yang signifikan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Angka koefisien korelasi yang sebesar -0.441 menunjukan bahwa terdapat hubungan yang negative antara inflasi dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan, artinya antara Indeks Harga Saham Gabungan dengan inflasi memiliki hubungan yang bertolak belakang, dimana bila inflasi naik sebesar 1 satuan maka pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan akan mengalami penurunan sebesar 0.441. 4.2 Pengujian Hipotesis 4.2.1 Hasil Persamaan Regresi Variabel Dependen Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Persamaan regresi untuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan adalah: Yi = β0 + βixi1 + β2xi2 + β3xi3 + Dengan menggunakan program SPSS maka didapatkan koefisien regresi hasil pengolahan data seperti berikut : 44

Table 4.2.1 Koefisien Regresi Variable Dependen Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 8301.994 1410.967 5.884.000 SBI -155.458 67.089 -.482-2.317.025 KursUSDbulanan -.544.135 -.489-4.017.000 Inflasi 8.261 29.564.059.279.781 a. Dependent Variable: IHSGBulanan Uji hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut : H0 : β1 = β2 = β3 = 0 tidak ada pengaruh antara variable variable independen dengan variable dependen H1 : minimal satu β1 0 ada pengaruh antara minimal salah satu variable independen dengan variable dependen Berdasarkan table koefisien regresi, maka persamaan regresi yang didapatkan adalah : Y1 = 8301 155.458X1 0.544X2 + 8.261X3 45

Tabel 4.2.2 Anova Variabel Dependen Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 6495396.017 3 2165132.006 10.909.000 a Residual 8335538.097 42 198465.193 Total 1.483E7 45 a. Predictors: (Constant), inflasi, KursUSDbulanan, SBI b. Dependent Variable: IHSGBulanan Tabel 4.2.3 Model Summary dari Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.662 a.438.398 445.494 a. Predictors: (Constant), inflasi, KursUSDbulanan, SBI Di mana : F hitung = 10.909 dan R2 = 0.438 Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa dua variable independen, yakni variable suku bunga (X1) dan kurs dolar (X2) memiliki parameter koefisien regresi berganda negatif, dan variable inflasi (X3) memiliki parameter koefisien regresi berganda positif. Hal ini berarti bila parameter bertanda positif maka setiap perubahan dari variable independen akan mengakibatkan perubahan variable 46

dependen dengan arah yang sama bila variable independen lainnya dianggap konstan, begitu juga sebaliknya jika parameter bertanda negatif maka setiap perubahan dari variable independen akan mengakibatkan perubahan variable dependen dengan arah yang berlawanan. 4.2.1.1 Analisis Persamaan Akhir Variabel Dependen Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Angka R sebesar 0.662 menunjukan bahwa korelasi antara pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dengan 3 variabel independennya (X1,X2,X3) adalah kuat. Angka R2 yang sebesar 0.438 menunjukkan bahwa 43.8% pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan dapat dijelaskan oleh variansi dari ketiga variable independen (X1, X2, X3). sedangkan 56.2% sisanya dapat dijelaskan oleh sebab-sebab yang lainnya. Dari uji Anova (F-test), didapatkan Fhitung sebesar 10.909 dengan tingkat signifikan 0.00. Karena probabilitas 0.00 lebih kecil dari pada 0.05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Atau dapat dikatakan bahwa semua variable bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. 47

Nilai konstanta pada persamaan akhir sebesar 8301 dapat diartikan jika variable independen dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara rata-rata variable diluar model akan menurunkan tingkat hasil pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan sebesar 8301 satuan. Nilai besaran koefisien regresi SBI (X1) sebesar -155.458 dapat diartikan bahwa variable SBI berpengaruh negative terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini menunjukan bahwa ketika SBI meningkat 1 satuan, maka tingkat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan akan mengalami penurunan sebesar -155.458 satuan. Dan sebaliknya jika SBI mengalami penurunan 1 satuan maka pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan akan mengalami kenaikan sebesar - 155.458 satuan. Nilai besaran koefisien regresi kurs dolar (X2) sebesar -0.544 dapat diartikan bahwa variable kurs dolar berpengaruh negatif terhadap tingkat hasil pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. hal ini menunjukan bahwa ketika kurs dolar meningkat 1 satuan, maka hasil pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan akan meningkat sebesar 0.544 satuan. dan bila kurs dolar mengalami penurunan 1 satuan, maka pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan akan mengalami penuruan sebesar 0.544 satuan. Nilai besaran koefisien regresi inflasi (X3) sebesar 8.261 dapat diartikan bahwa variable inflasi berpengaruh positif terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Hal ini menunjukan bahwa ketika inflasi 48

meningkat 1 satuan, maka pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan akan meningkat sebesar 8.261 satuan. Dan bila inflasi mengalami penurunan sebesar 1 satuan, maka tingkat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan akan mengalami penurunan sebesar 8.261 satuan. 4.2.1.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada model regresi berganda ditemukan adanya korelasi antara variable-variabel independen, yaitu suku bunga SBI, nilai tukar kurs dolar, dan inflasi. Jika terjadi korelasi, maka dapat dikatakan ada gejala multikolinearitas. Model regresi berganda yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antara variable-variabel independennya. Pengujian multikolineartitas dapat dilakukan dengan cara menghitung besaran VIF (variance inflationary factor). Bila VIF bernilai lebih besar dari angka 5 maka model regresi berganda memiliki gejala multikolinearitas. 49

Tabel 4.2.1.2 Tabel Koefisien Colinearity Statistic variable variable independen dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 5.884.000 SBI -.482-2.317.025.309 3.237 Inflasi.059.279.781.295 3.385 KursUSDbulanan -.489-4.017.000.904 1.106 Dari table 4.2.1.2 nilai VIF dari masing-masing variable independennya tidak ada yang melebihi angka 5. Hal ini berarti tidak adanya gejala multikolinearitas dalam model regresi berganda. 4.2.1.3 Uji Asumsi Regresi Berganda Autokorelasi Pengujian autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi data pada periode data dengan data sebelumnya. Jika terdapat korelasi maka dikatakan memiliki gejala autokorelasi. Untuk menguji ada atau tidaknya gejala autokorelasi ini maka digunakan statistic Durbin - Watson. 50

Tabel 4.2.1.3 Tabel perhitungan Durbin Watson Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson 1.662 a.438.398 445.494.155 a. Predictors: (Constant), KursUSDbulanan, SBI, inflasi b. Dependent Variable: IHSGBulanan Dari table 4.2.1.3 dapat dilihat bahwa nilai statistic Durbin-Watson adalah 0.155. Hal ini menunjukan bahwa tidak adanya gejala autokorelasi pada model regresi berganda. 4.2.1.4 Uji Asumsi Regresi Berganda Heterokedastisitas Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terjadi gejala ketidaksamaan variable residual dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varian dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homokedastisitas. Jika variannya berbeda maka disebut heterokedastisitas. Pengujian heterokedastisitas ini menggunakan metode scatterplot. Bila pada scatterplot terdapat pola tertentu, gejala heterokedastisitas terdapat pada model regresi berganda. Grafik scatterplot ini didapatkan dari uji regresi dengan sresid sebagai sumbu Y dan z-pred sebagai sumbu x. Dari hasil yang didapatkan dengan menggunakan program SPSS, maka hubungan antara Regression Studentized Residual dan Regression Standardized 51

Predicted Value yang berupa titik-titik terlihat tidak membentuk seuatu pola tertentu. Hal ini berarti tidak adanya gejala heterokedastisitas pada model regresi berganda ini. Dana Saham Gambar 4.1 Scatterplot Variael Dependen Tingkat Pengembalian Reksa 4.2.3 Pengujian Hipotesis dengan Uji F Pengaruh variable independen secara bersama-sama terhadap variable dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, yaitu dengan memperhatikan signifikansi nilai F pada hasil perhitungan dengan α=5%. Jika nilai signifikansi uji F < 0.05 maka terdapat pengaruh dari semua variable independen terhadap variable dependen. Pada hasil uji regresi, diketahui bahwa Fhitung adalah 10.909 dengan tingkat signifikansi 0.000. Karena probabilitas 0.000 lebih kecil dari 0.05, maka model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan. Dengan kata lain, variable independen (X1, X2, X3) secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 52

4.2.2 Pengujian Hipotesis dengan Uji-t Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan memperhatikan nilai thitung dari hasil regresi sebelumnya untuk mengetahui signifikansi variable independen secara terpisah terhadap variable dependen dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 5%). Bila variable independen signifikan terhadap variable dependen, maka terdapat pengaruh antara variable independen tersebut terhadap variable dependen. Uji-t ini dilakukan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau tidak dengan mengetahui apakah variable independen secara individual mempengaruhi variable dependen. Metode dalam penentuan t-tabel menggunakan signifikansi 5% dengan df= n-k, dimana df = 47 2 = 45. Nilai dalam t-tabel adalah 2.0141. Table 4.2.2 Koefisien Regresi, t-hitung, t-tabel, signifikansi, dan keputusan variable dependen pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan Variabel Koefisien Regresi t-hitung t-tabel Signifikansi Keputusan Suku Bunga Kurs USD Inflasi -155.458-2.317 2.0141.025 -.544.279 2.0141.000 8.261-4.017 2.0141.781 H0 ditolak H0 ditolak H0 diterima 53

Pembahasan secara parsial adalah sebagai berikut : Uji Hipotesis 1a Variable independen suku bunga (X1) mempunyai koefisien regresi 39.862 dan t hitung = -2.317, dimana t-hitung < t table. Nilai tersebut menunjukan bahwa variable independen ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. Karena itu keputusan yang diambil adalah H0 ditolak. Uji Hipotesis 1b Variable independen nilai tukar kurs dolar (X2) mempunyai koefisien regresi 39.862 dan t hitung = -0.544, dimana thitung < t table. Nilai tersebut menunjukan bahwa variable independen ini memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen. Karena itu keputusan yang diambil adalah H0 ditolak. Uji Hipotesis 1c variable independen inflasi (X3) mempunyai koefisien regresi 39.862 dan t hitung = -4.017, dimana thitung < t table. Nilai tersebut menunjukan bahwa variable independen ini memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap variable dependen. Karena itu keputusan yang diambil adalah H0 diterima. 54