PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF, EFISIEN, DAN MENARIK SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MODERN* Oleh Rochmat Wahab



dokumen-dokumen yang mirip
2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

PEMBELAJARAN KEMAMPUAN GERAK DASAR

Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Matematika materi

ABSTRAK. Kata Kunci: Metode bamboo dancing, Hasil belajar.

ABSTRAK. Kata Kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair And Share (TPS), Guru Al-Quran Hadits, Aktivitas Belajar

ABSTRAK. Kata Kunci: Mind Mapping, Kosakata Bahasa Jawa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFFECTIVE TEACHER AND EFFECTIVE TEACHING

catatan lapangan, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan mencakup reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

BAB I PENDAHULUAN. siswa mengenal masing-masing perangkat keras komputer tersebut. Penyebab

ABSTRACT. Title: The Planning of The Future Orientation Training Module in The Sector of Education for The Grade One Students of SMA X Bandung.

Week 2. Teaching Program Pengembangan Program Pengajaran Fisika

TEACHING ENGLISH TO PLAYGROUP PUPILS THROUGH FUN ACTIVITIES AT KIDDIELAND PLAYGROUP

ABSTRACT. Keywords: Cooperative, Two Stay Two Stray, Learning Outcomes.

ADULT LEARNING PSIKOLOGI BELAJAR ORANG DEWASA (ANDRAGOGY) oleh Nur Janah Nitura. Dra. NUR JANAH NITURA, MM, Psikolog, CHt, CBA

belajar siswa karena siswa dengan mudah memahami pelajaran, Faktor pendukung penggunaan media pembelajaran, siswa di smart class sangat aktif, sarana

Appendix 1. Interview Guidelines Research Questions Theory Interview Questions

BAB I PENDAHULUAN. Usia anak-anak adalah salah satu periode yang tepat untuk belajar bahasa. Masa anakanak

DIRECT & DATABASE MARKETING

RINGKASAN Kata Kunci:

ABSTRAK. Kata Kunci : Kooperatif, Numbered Heads Together, Hasil Belajar.

ACTIVE LEARNING. Harsono Bagian Pendidikan Kedokteran / Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada

المفتوح العضوية المفتوح العضوية

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. televisi maupun radio. Namun demikian, sekalipun televisi maupun radio

ABSTRAK. Kata Kunci: REACT, Penomoran NHT, Interaksi Belajar, Prestasi Belajar

Desain Kurikulum dan Materi Pembelajaran

Komponen. E-Learning. 17 Maret MK E-Learning. Taufik Ikhsan Slamet

ICT dalam Pembelajaran Fisika. Ishafit

used include: 1) Reduction of data, 2) Presentation of data, 3) Withdrawal conclusion. Indicators of success in this research when mastery of the

By SRI SISWANTI NIM

Teaching Program Pengembangan Program Pengajaran Fisika

GAMBARAN KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN ANAK TUNARUNGU DITINJAU DARI TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL

Pendahuluan Pendidikan orang dewasa mulai bekembang sejak abad 19 Henry Barnard ( ) 1900) seorang yang gigih dalam memperkenalkan sekolah yang

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

mengungkapkan gagasan-gagasan matematis secara tulisan atau lisan, menggunakan pendekatan bahasa matematis untuk menyatakan informasi matematis, mengg

Training, Learning, Education and Development ADHYATMAN PRABOWO, M.PSI

ABSTRAK Kata kunci: Sistem SKS, meningkatkan Prestasi Peserta Didik Mata Pelajaran Fiqih Kelas XI MIA 1 di MAN 1 Tulungagung

Abstrak. Kata kunci: strategi guru, kualitas pembelajaran

PENGANTAR KULIAH. Mata Kuliah Kajian Kurikulum dan Buku Teks Ekonomi Oleh: Mustofa

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) (PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL) I Made Sujana FKIP Universitas Mataram

ABSTRAK. Kata Kunci : Kreativitas, Guru, Metode Pembelajaran

ABSTRACT BOARD GAME AS A TEACHING AID IN TEACHING CITIZENSHIP EDUCATION IN THE ELEMENTARY SCHOOL. Submitted by Clarissa Fareta NRP

ABSTRAK. Kata kunci: Metode Pembelajaran Index Card Match, Hasil Belajar Aqidah Akhlak

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Optimization PLP student competencies through the Lesson Study Program in High School Pilot UPI

LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK )

Ilustrasi 1: Teknologi Kamera

Kata Kunci: Sekolah Engagement, metode deskriptif, Convenience sampling.

ABSTRACT Thesis with the title "Creativity Islamic Education Teachers in Improving Student quality of learning outcomes in Junior High School 1

ABSTRACT. Keywords: Cooperative, Jigsaw, Cultural History of Islam. implementation of model cooperative learning type of jigsaw on the subjects of

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

ABSTRAK. Kata kunci: Kreativitas Guru PAI, Metode Pembelajaran

The Correlation between Creative Teaching Method and Students Interest. in Teaching Learning Process at English Education Department of

HOW I SHOULD STUDY as A MEDICAL STUDENTS? Widana Primaningtyas, dr. Medical Faculty of Sebelas Maret University

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

OVERVIEW MODULE 1: STRATEGI PEMBELAJARAN 1.1. Unit 1: Hakikat Strategi Pembelajaran Exercise Summary Formative Test 1 1.

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL TENTANG SISTEM TATA SURYA DI SD NEGERI II BANDAR PACITAN

Dina Safitri, Masjudin, Eliska Juliangkary Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

PROFIL ARTIKEL ILMIAH BUATAN GURU PADA PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU DI SMP LAB SCHOOL SURABAYA

KURIKULUM PERGURUAN TINGGI LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

MANFAAT EMOTIONAL INTELLIGENCE BAGI PENGAJAR DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

Abstrak. v Universitas Kristen Maranatha

Refreshing the 7-Jump Steps

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ICT dalam Pembelajaran Fisika. Ishafit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

Appendix 1. References and Statement. No References Statements. challenge them and be more motivated to

Effective Teaching. Psikologi Pendidikan, pertemuan ke-8 Semester Genap, UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI GURU SD DI KOTA SEMARANG

Kepada Yth, Bapak/ Ibu guru bahasa Inggris Saat ini, saya sedang mengadakan penelitian yang berhubungan dengan Linguistik

HUMAN CAPITAL MANAGEMENT CERTIFICATION (HCMC)

ABSTRAK. Kata Kunci : Peran Guru PAI, Pembianaan Kegiataan Keagamaan

LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

2016 ANALISIS KEKELIRUAN SISWA KELAS IX SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL TOPIK LINGKARAN

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

Tesis. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER TEKNOLOGI PENDIDIKAN

ABSTRACT. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

RUANG LINGKUP DAN KAJIAN PEDAGOGI OLAHRAGA. OLEH: B. ABDULJABAR, Dr.

Mubashiroh et al., Penerapan...

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA: PENGETAHUAN AWAL, APRESIASI MATEMATIKA, DAN KECERDASAN LOGIS MATEMATIS

Nama dosen: Eko Rujito, M.Hum

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Desain Kurikulum dan Materi Pembelajaran

Inggang Perwangsa Nuralam, SE., MBA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MATA KULIAH: Seminar Manajemen Perbankan

Arini Estiastuti (Staf Pengajar PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES) ABSTRACT

PELATIHAN PEMBUATAN REAGEN KIMIA UNTUK PRAKTIKUM IPA SMP DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAGI GURU IPA, LABORAN DAN SISWA SMP

Toleransi keterlambatan 15 menit, lebih dari itu diperbolehkan masuk, tetapi tidak boleh tanda tangan di daftar hadir. Tugas sesuai deadline HP silent

Section 1 OUR PROFILE & EXPERIENCE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Materi perbandingan dan skala merupakan materi kelas VII semester 2 yang esensial karena merupakan

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

Mada Sutapa & Dwi Esti Andriani Jurusan AP FIP UNY

Diah Pitaloka Handriani SMP Negeri 1 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR LEGO DISCOVERY CENTRE

HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan

Oleh. Ace Suryadi, MSc, Ph.D. Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

Transkripsi:

PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF, EFISIEN, DAN MENARIK SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MODERN* Oleh Rochmat Wahab PENGANTAR Pada kenyataannya dewasa ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak terhadap kehidupan manusia dan masyarakat mengalami perubahan yang begitu cepat, bahkan semakin komplek. Menurut President of Harvard University, bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi duplikasi setiap 100 tahun dari tahun 1700 sampai dengan tahun 1900, setiap 20 tahunan pada tahun 1940, setiap 7 tahunan pada tahun 1970an, setiap 2 tahun pada tahun 2004 dan diperkirakan terjadi duplikasi setiap 35 hari pada tahun 2015. Artinya bahwa kemajuan teknologi informasi memainkan peran penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menyadari hal tersebut di atas, maka pendidikan seharusnya bersikap pro aktif terhadap kemajuan iptek yang berdampak secara langsung maupun tidak langsung terhadap perubahan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan, maka proses pendidikan perlu sekali mempertimbangkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama perkembangan pesat teknologi informasi dan komputer (TIK). Tak terkecuali, menurut hemat saya bahwa pengelolaan pendidikan dan pembelajaran di lingkungan angkatan bersenjata akan mencapai efektivitas dan efisiensi tinggi, manakala dalam aktivitas manajerial dan instruksionalnya dapat memanfaatkan TIK secara optimal. Walaupun dalam suatu institusi pendidikan sudah memiliki sarana dan prasarana TIK yang memadai, proses pendidikan dan pembelajaran belum tentu dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Ada salah komponen penting dalam proses pendidikan, yaitu menciptakan proses pembelajaran yang efektif, *Disajikan dan dibahas dalam SEMINAR PENDIDIKAN tentang PEMANFAATAN TEKNOLOGI MODERN GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENDIDIK AKADEMI ANGKATAN UDARA yang diselenggarakan oleh Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta pada 24 Juni 2009 di Kampus AAU Yogyakarta. 1

efisien, dan menarik sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. PENDIDIKAN ORANG DEWASA 1. Makna pembelajaran orang dewasa Berdasarkan berbagai rujukan, pada awalnya dapat dibedakan antara pendidikan untuk anak dan pendidikan untuk orang dewasa. John Mihall dan Helen Belleti (1999) menyatakan bahwa The term pedagogy was derived from the Greek words paid (meaning child ) and agogus (meaning leading ). Thus, it is defined as the art and science of teaching children. The term Andragogy was coined by researchers of adult learning in order to contrast their beliefs about learning to the pedagogical model. Malcolm Knowles first introduced the concept in the US in 1968. The concept of andragogy implies selfdirectedness and an active student role, as well as solution-centered activities. It was derived from the Greek word aner (with the stem andr-) meaning man, not boy. Berdasarkan pengertian tersebut, maka jelaslah bahwa kata pendidikan bersifat generik, tidak bersifat spesifik artinya bahwa pendidikan dapat dimengerti sebagai pendidikan untuk anak atau pendidikan untuk orang dewasa. Jika sasaran pendidikan militer itu cenderung kelompok orang dewasa, maka sistem pendidikannya lebih tepat disebut andragogi. Untuk mendalami lebih jauh lagi tentang perbedaan antara pedagogi dan andragogi, maka berikut ini akan disampaikan perbedaan antara peserta didik anak-anak dan orang dewasa. 2

DIFFERENCES BETWEEN CHILDREN AND ADULTS AS LEARNERS* CHILDREN Rely on others to decide what is important to be learned Accept the important being presented at face value. Expect what they are learning to be useful in their long-term future. Have little or no experience upon which to draw are relatively clean to draw slates. Little ability to serve as a knowledgeable resource to teacher or fellow classmates. ADULTS Decide for themselves what is important to be learned. Need to validate the information based on their beliefs and experience. Expect what they are learning to be immediately useful. Have much experience upon which may have fixed viewpoints Significant ability to serve a knowledgeable resource to trainer and fellow learners * John Mihall dan Helen Belleti (1999) Di samping penjelasan detil tentang perbedaan antara pendidikan anak (pedagogi) dan pendidikan orang dewasa (andragogi), ada konsep lain yang menunjuk persoalan yang sama dan memiliki makna yang relatif berbeda. Knowles et. al (http://www.ejhs.org/volume8/glickman2.htm) menegaskan bahwa ada perbedaan cukup berarti antara adult education dan andragogy. Pertama, andro berdasarkan bahasa Greeks berarti orang laki-laki, bukan untuk semua orang, sedangkan yang lebih disukai banyak orang adalah penggunaan istilah yang netral gender. Kedua, agogous berarti pemimpin dari yang menurut bahasa Greeks sebagai pemimpin dari anak-anak laki-laki, sedangkan yang lebih disukai kebanyakan orang adalah pendidik (educator) sebagai fasilitator. Dua pengertian yang berbeda itu kiranya memperkuat bahwa adult education lebih tepat digunakan daripada andragogy. Berdasarkan pengertian ini, maka peserta didik lebih dipandang sebagai subyek daripada obyek. Dalam konteks pendidikan militer, nampaknya dibutuhkan suatu modifikasi tertentu. Di satu sisi, pendidikan perlu dipahami sebagai adult 3

education, ketika dibutuhkan proses pendampingan dan fasilitasi terhadap peserta didik. Namun dalam waktu yang sama pendidikan bagi militer perlu sekali dimaknai sebagai pedagogi, ketika dibutuhkan proses penanaman nilainilai yang harus dimiliki oleh peserta didik, misalnya : penanaman Doktrin TNI Tri Dharma Eka Karma. 2. Prinsip-prinsio pembelajaran orang dewasa Menurut John Mihall dan Helen Belleti (1999) bahwa prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa, di antaranya: 1. Focus on real world problems. 2. Emphasize how the learning can be applied. 3. Relate the learning to the learners goals. 4. Relate the materials to the learners past experiences. 5. Allow debate and challenge of ideas. 6. Listen to and respect the opinions of learners. 7. Encourage learners to be resources to you and to each other. 8. Treat learners like adults. 9. Give learners control. Jika memperhatikan prinsip-prinsip tersebut, maka pembelajaran orang dewasa memang mendorong peserta didik untuk terlibat pada persoalan dunia riil dan mengaitkan belajar dengan kebutuhan atau tujuannya, serta mengaitkan materi belajar dengan masa lalunya, sehingga peserta didik benarbenar merasakan asyik dalam belajar. Dalam situasi yang begini, peserta didik sungguh menjadi sumber utama proses pembelajaran. Selain daripada itu pembelajaan orang dewasa memungkinkan untuk terjadinya debat dan menantang ide-ide. Dalam situasi yang demikian dimungkinkan terjadinya saling mendengar dan respek terhadap idenya masingmasing. Bahkan dalam waktu sama pembelajaran orang dewasa dapat mendorong peserta didik untuk saling menjadi sumber di antara satu dan lainnya. Peserta didik sungguh dianggap sebagai orang dewasa, bukan lagi sebagai anak-anak, karenanya dia diamanati untuk mengontrol perilakunya sendiri. 4

Alhasil bahwa pembelajaran orang dewasa menempatkan peserta didik sebagai pusat atau titik tolak dari munculnya proses pembelajaran. Dalam situasi yang demikian dapat diyakini bahwa aktivitas belajar dapat memungkinkan peserta didik mampu menunjukkan aktivitasnya secara total. MENGAJAR YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN MENARIK 1. Mengajar yang efektif Edwin S. Ellis, Lou Anne Worthington, and Martha J. Larkin menegaskan bahwa Effective teaching and effective student learning have been a central focus of current educational reform movements. Artinya bahwa mengajar dan belajar efektif merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam proses pembelajaran. Pembelajaran harus bermakna, sehingga berdampak positif, terutama bagi peserta didik sendiri. Jika dikaji lebih mendalam maka mengajar efektif bertumpu pada belief system yang mencakup beberapa pandangan di antaranya: 1. Pupils learn best in a positive and nurturing environment established by teachers who believe that every pupil is capable of learning. 2. All pupils have areas of strengths and interests that can be useful in advancing pupil learning. Effective teachers establish an instructional environment that will draw on these strengths. 3. Differentiated instruction addresses pupils diverse abilities, cultures, languages, and cognitive skills. 4. Teachers take into account the whole pupil; in other words, they attend to the cognitive, affective, social, and physical dimensions when developing an instructional program. 5. Active engagement and interaction facilitate pupil learning. 6. New learning is built upon previously learned information. Learning is enhanced when prior knowledge and cultural and social experiences are valued, acknowledged, and leveraged throughout the curriculum. 7. Pupil learning is both individually and socially constructed; it is influenced by cultural, familial, and social context. 8. Meaningful assessment is both formative and summative; it relies on multiple measures, including informal observations. Berdasarkan keyakinan tetsebut maka ada sejumlah prinsip mengajar efektif yang perlu dipertimbangkan, di antaranya: 5

Principle 1: Students learn more when they are engaged actively during an instructional task. Principle 2: High and moderate success rates are correlated positively with student learning outcomes, and low success rates are correlated negatively with student learning outcomes. Principle 3: Increased opportunity to learn content is correlated positively with increased student achievement. Therefore, the more content covered, the greater the potent/al for student learning. Principle 4: Students achieve more in classes in which they spend much of their time being directly taught or supervised by their teacher. Principle 5: Students can become independent, self-regulated learners through instruction that is deliberately and carefully scaffolded. Principle 6: The critical forms of knowledge associated with strategic learning are (a) declarative knowledge, (b) procedural knowledge, and (c) conditional knowledge. Each of these must be addressed if students are to become independent, selfregulated learners. Principle 7: Learning is increased when teaching is presented in a manner that assists students in organizing, storing, and retrieving knowledge. Principle 8: Students can become more independent, self-regulated learners through strategic instruction. Principle 9: Students can become independent, self-regulated learners through instruction that is explicit. Principle 10: By teaching sameness both within and across subjects, teachers promote the ability of students to access potentially relevant knowledge in novel problem-solving situations. Atas dasar prinsip-prinsip tersebut, maka D Meetoo menegaskan bahwa ada sejumlah metode yang mampu menunjukkan efektivitas yang tinggi, di antaranya: (1) Cooperative learning or group work (2) Discovery or guided discovery learning/ Active learning (3) Expository learning (4) Brainstorming (5) Demonstration method (6) Mind mapping (7) Role play (8) Differentiation Kita sadar bahwa tidak ada metode yang terbaik, karena efektivitas metode 6

sangat terkait dengan konteksnya, siapa yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, materi yang dipelajari, di mana tempat belajar, waktu dilaksanakan proses pembelajaran, dan tujuan belajar yang harus dicapai. 2. Mengajar efisien Berdasarkan Wikipedia (http://en.wikipedia.org/wiki) bahwa Efficient learning method is a type of teaching developed to transfer knowledge, understanding and information to students as efficiently as possible, using information technology tools. It typically employs alternatives to traditional teaching methods such as textbooks and classrooms, by using interactive and distance education techniques together with audio-visual media. Hal ini menegaskan bahwa pemanfaatan ICT dalam kegiatan instruksional memiliki efisiensi yang sangat tinggi, tidak hanya terkait dengan hambatan waktu, tempat, maupun biaya. Wadi D. Haddad berdasarkan riset dan pengalamannya telah menunjukkan bahwa ada sejumlah kontribusi terhadap pengembangan pendidikan dan pembelajaran, di antaranya: expanding access, increasing efficiency, enhancing quality of learning and teaching, and improving policy planning and management. ICTs also offer possibilities in facilitating skill formation, sustaining lifelong learning, and advancing community linkages. Planning for effective use of ICTs for education necessitates an understanding of the potential of technologies to meet different educational objectives and, consequently, to decide which of these objectives is pursued. This decision affects the choice of technologies and modalities of use. Berdasarkan pendapat Hadad tersebut semakin kuat bahwa pembelajaran yang disesuaikan dengan perkembangan ICT dapat meningkatkan efisiensi pembelajaran, sehingga kegiatan pembelajaran tidak dibatasi oleh empat dinding, pembelajaran dapat terjadi kapan saja, dan pembelajaran dilakukan di mana saja. Selanjutnya UT Austin faculty and faculty-student/staff teams (www.utexas.edu/academic/diia/iitap/guideline.php) menegaskan bahwa Entries should demonstrate how the instructor s approach promotes students 7

knowledge and skills and makes teaching and learning more effective, relevant, and efficient. Ideally, entries should: create engaging learning experiences that help achieve teaching and learning goals synthesize knowledge and content into a creative, innovative system support faculty and students in effective and efficient teaching and learning model, demonstrate, integrate, and contextualize concepts and concept relationships support the direct application of knowledge and skills support the assessment and evaluation of knowledge and skills align with discipline knowledge include multiple levels or organization schemas more likely to be integrated into multiple contexts for multiple audiences be scalable and extensible to many learners Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan bahwa betapa ICT dapat berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan dan pembelajaran, baik itu terkait dengan aspek akademik maupun non akademik. 3. Pembelajaran yang menyenangkan Belajar seharusnya menyenangkan, karena itu pendidik atau instruktur bertanggung jawab memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar dengan cara yang menyenangkan pula (http://darkwing.uoregon.edu). Belajar yang menyenangkan merupakan kebutuhan setiap peserta didik, karena dengan suasana yang senang dalam belajar setiap peserta didik dapat berkespresi secara optimal. Saya meyakini ada dua sumber utama kesenangan. Pertama, ketika lingkungan hidup dan aktif, peserta didik akan mencari dan menikmati waktu belajar. Kedua, ketika muncul rasa kepuasan terhadap hasil tugasnya, yaitu adanya perasaan belajar sesuatu dan 8

memperoleh kemajuan. Kepuasan intelektual ini sangatlah penting dalam rangkaian proses belajar. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang positif dan suasana yang hidup adalah penting. Pendidik atau instruktur always senyum, bicara dengan suara jelas, dan menggunakan gerakan-gerakan yang menarik perhatian peserta didik. Demikian juga seorang pendidik/instruktur perlu juga membawa bahan, gambar, foto, atau video sepanjang itu sesuai untuk memberikan informasi yang lebih kontekstual dengan materi pembelajaran. Ketika diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang aktif dan dinamik, pendidik/instruktur perlu mengakomodasi berbagai gaya belajar yang sesuai. Menunjukkan sikap yang fleksibel adalah sangat penting bagi seorang pendidik/instruktur yang tidak hanya untuk mengkomodasikan berbagai gaya belajar dan kepribadian yang berbeda, melainkan juga untuk mengajar materi pembelajaran tertentu. Pendidik/instruktur perlu tahu apa yang dirasakan lebih sulit atau lebih mudah bagi peserta didik secara umum pada kelompok pertama, tetapi perlu dinbgat bahwa setiap kelas adalah berbeda. Hal lain yang seharusnya ada dari sebuah lingkungan belajar positif adalah pendidik/instruktur seharusnya supportif. Banyak hal yang dapat diambil pelajaran ketika terjadi kesalahan dalam suatu kelas. Pendidik/instruktur dapat melemparkan suatu pertanyaan dengan menciptakan suatu suasana yang nyaman, tidak menakutkan, terutama terhadap yang membuat kesalahan dalam membuat pertanyaan. Demikian juga peserta didik perlu diberi umpanbalik sebanyak mungkin ketika mengembalikan tugas. Apalagi peserta didik telah bekerja keras untuk menyelesaikaan tugas itu. Jika ditemukan kesalahan dan tidak dilakukan koreksi, maka kita (peserta didik dan pendidi/instruktur) sungguh kehilangan suatu kesempatan yang baik. 9

Bentuk dukungan lain terhadap peserta didik adalah memberikan sumber atau rujukan untuk dikaji lebih jauh lagi oleh mahasiswa dengan beberapa usaha, di antaranya memperkenalkan wensite, buku, dan sebagainya. Hal ini dapat dilakukan, baik ketika dalam kampus, maupun di luar kampus. Untuk meningkatkan rasa memiliki prestasi bagi mahasiswa yang merupakan sumber kesenangan kedua dalam belajar, maka menetapkan tujan yang jelas adalah penting. Pertama, berdasarkan tujuan kurikulum dan analisis kebutuhan, sebagai pendidik perlu menetapkan tujuan akhir program atau kelas sebagai suatu keutuhan dan meyakinkan bahwa peserta didik seharusnya menyadari akan hal itu dan memahaminya. Dengan mengetahui tjuan itu peserta didik dapat belajar secara independen di luar kelas. Dari pesrpektif pendidik/instruktur, bahwa semua aktivitas seharusnya memiliki suatu tujuan untuk mencapau tujuan akhir. Kedua, untuk memiliki tujuan yang jelas dalam setiap kelompok program, pendidik seharusnya menampilkan diri yang terbaik dalam mengajar sesuai dengan konteksnya. Demikian juga pendidik/ instruktur seharusnya menunjukkan perilaku yang semi autentik yang diikuti oleh peserta didik sesuai dengan konteksnya. Akhirnya perlu disadari bahwa mengajar adalah suatu pengalaman belajar. Pendidik belajar sesuatu dari kegiatan mengajar setiap harinya dan memodifikasi pendekatan mengajarnya di hadapan peserta didiknya selama kedudukannya sebagai pusat kegiatan dalam kelas. Tetapi ingat bahwa sebagian besar waktu bagi peserta didik dewasa, bahkan dalam batas tertentu peserta didik usia anak-anak, mereka lah yang menjadi pusat aktivitas belajar dalam kelas. 10

PENUTUP Pendidikan yang ditegakkan, lebih khususnya proses pembelajaran di institusi manapun yang diciptakan seharusnya dapat meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang tidak hanya terkait dengan pencapaian hasil yang terbaik, namun implementasi pembelajaran dapat dilakukan dengan model pembelajaran yang efektif dan efisien, serta dalam suasana yang menyenangkan. Untuk memberikan nilai tambah terhadap model pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenengkan, kiranya perlu dimuati dengan nilai-nilai moralitas dan religiusitas sesuai dengan keyakinan kita masing-masing, sehingga tidak hanya memiliki manfat duniawiyah, melainkan manfaat ukhrawiyah. Apapun proses pembelajaran yang dapat dilakukan, baik itu melalui model pembelajaran yang efektif, efisien, maupun fun tidaklah bisa dilepaskan dengan kehadiran ICT, sehingga pendidik/instruktur dan peserta didik, seharusnya melek ICT dan dapat menggunakannya secara tepat dan terkendali. Untuk meningkatkan efektivitas dan produkivitas pembelajaran, sistem pembelajaran di lingkungan Akademik Angkatan Udara seyogyanya lebih menekankan prinsip-prinsip adult education dan paedagogy secara simultan dan proporsional, sehingga tujuan pendidikan AAU dapat dicapai secara optimal. Demikianlah beberapa pokok pikiran yang dapat dijadikan bahan diskusi dalam sesi ini, semoga dapat meng-encourage para peserta untuk dapat berpartisipasi aktif. Semoga ada manfaatnya. 11