KONTRIBUSI TEMPAT WISATA AIR HANGAT NGANGET TERHADAP KONDISI EKONOMI RUMAH TANGGA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. segi sarana dan prasarana (Ajeng, 2012). Pengunjung wisata merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa pendapat yang mengartikan pendapatan yaitu, Sukirno (2006)

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

MODEL AMBANG BATAS FISIK DALAM PERENCANAAN KAPASITAS AREA WISATA. Abstrak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, peran pariwisata sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata memiliki multiplayer effect atau efek pengganda yaitu berupa

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

I. PENDAHULUAN. aksesibilitas dan mobilitas di daerah tersebut yang sebaliknya akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

MAILISA ISVANANDA, 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

1. PENDAHULUAN. jenis flora dan fauna menjadikan Indonesia sebagai salah satu mega biodiversity. peningkatan perekonomian negara (Mula, 2012).

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa Guci Kecamatan Bumijawa Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. besar untuk dikembangkan. Peluang itu didukung oleh kondisi kondisi alamiah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Secara harfiah arti kata Boom sama dengan Haven dalam bahasa Belanda atau

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara selain dari sektor

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 2 0 T A H U N TANGGAL :

I. PENDAHULUAN. pulau mencapai pulau yang terdiri dari lima kepulauan besar dan 30

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Jurnal Geografi. Media Informasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penting. Bahkan sektor ini diharapkan akan dapat menjadi penghasil devisa nomor. sektor Migas, sektor Batubara, dan Kelapa Sawit.

VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

Transkripsi:

KONTRIBUSI TEMPAT WISATA AIR HANGAT NGANGET TERHADAP KONDISI EKONOMI RUMAH TANGGA oleh : Elok Ayu Khumaerok Ertika Subekti & Hendri Purwito Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Negeri Malang ABSTRAK Objek wisata di Kabupaten Tuban yaitu wisata alam, budaya, dan buatan. Objek wisata air hangat Nganget salah satunya objek wisata alam air hangat di kecamtan Kenduruan. Desa Sidorejo memiliki penduduk yang tingkat pendidikannya rendah, pekerjaan bergantung pada potensi alam (pertanian) dan pendapatan yang diperoleh belum mencukupi kebutuhan rumah tangga. Adanya objek wisata air hangat Nganget mampu memberikan tambahan pendapatan ekonomi rumah tangga yang terlibat dalam aktivitas tempat wisata. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kontribusi tempat wisata air hangat Nganget terhadap kondisi ekonomi rumah tangga Desa Sidorejo Kecamatan Kenduruan Kabupaten Tuban. Metode penelitian deskriptif dengan jumlah responden 40 orang. Tehnik pengambilan data menggunakan kuesioner dan analisis data deskriptif kuantitatif dengan tabulasi tunggal dan kontribusi pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tempat wisata air hangat Nganget berpengaruh terhadap kontibusi ekonomi rumah tangga yang terlibat secara langsung dalam aktivitas ekonomi. Rata rata kontribusi yang diperoleh sebanyak 49,22% dan pendapatan tambahan sebanyak Rp.1.049.575 per bulan. Adapun pekerjaan di objek wisata air hangat Nganget seperti pedagang, tukang pijat, tukang parkir, kebersihan, keamanan dan penjaga loket. Kata kunci: kontribusi tempat wisata air hangat Nganget, kondisi ekonomi Pendahuluan Negara Indonesia memiliki potensi alam yang sangat beragam baik flora, fauna, peninggalan sejarah, dan seni budaya. Hal inilah yang menjadikan modal bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan usaha dan peningkatan kepariwisataan. Dengan potensi wisata yang dimiliki memungkinkan peluang peningkatan penerimaan Negara dari sektor pariwisata (Dirjenpariwisata, 2004). Pengembangan sektor pariwisata harus diimbangi dengan peningkatan sumber daya manusia berkualitas melalui pendidikan yang bermutu dan handal. Dalam menjalani kehidupan di era globalisasi saat ini membutuhkan sumber daya manusia berkualitas, sehingga berguna bagi nusa dan bangsa. Penelitian ini, mengkaji prinsip geografi deskripsi (fenomena alam dan manusia memiliki unsur keterkaitan) dan geografi ekonomi. Salah satu contoh prinsip deskripsi meliputi letak, luas wilayah, kondisi geologi dan geomorfologi, kondisi sosial ekonomi penduduk (mata pencaharian, umur, dan pendidikan). 89

Kajian geografi sosial menekankan pada manusia sebagai makhluk sosial. Dalam kehidupan manusia selalu menghadapi permasalahan interaksi, baik antar manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia sendiri. Manusia tidak dapat meninggalkan interaksinya dengan lingkungan alam sekitarnya, karena dari lingkungan alam manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Fatchan, 2006:10). Propinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata salah satunya adalah Jawa Timur. Propinsi Jawa Timur dijadikan sebagai salah satu daerah kunjungan wisata baik oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Setiap tahunnya jumlah kunjungan wisatawan di Jawa Timur mengalami peningkatan. Angka kunjungan wisatawan pada tahun 2010 mencapai 24 juta wisatawan, baik wisatawan lokal maupun mancanegara. Angka tersebut mengalami pertumbuhan sekitar 10% per tahun (Bappeda Jawa Timur, 2011). Hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Propinsi Jawa Timur Tahun Kunjungan Banyaknya pengunjung 2008 18.112.171 orang 2009 23.179.713 orang 2010 25.148.283 orang 2011 27.100.678 orang Sumber: (Propinsi Jawa Timur dalam Angka 2012) Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki potensi wisata salah satunya adalah Kabupaten Tuban. Luas wilayah daratan Kabupaten Tuban adalah 1.839,94 km 2. Secara geografis Kabupaten Tuban di bagi menjadi beberapa tipologi kawasan yaitu pegunungan, dataran, dan pesisir. (Bappeda Kab. Tuban, 2012). Ketiga kawasan tipologi, menyebabkan Kabupaten Tuban mempunyai beragam jenis wisata yang menarik untuk dikunjungi. Objek wisata di Kabupaten Tuban dibedakan menjadi 3 jenis yaitu objek wisata budaya, alam, dan buatan. Beragamnya objek wisata yang dimiliki Kabupaten Tuban mampu memberikan daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Objek wisata budaya tersebar di berbagai kecamatan yang berada di Kabupaten Tuban, misalnya Makam Sunan Bonang, Museum Kambang Putih dan Makam Ronggolawe di kecamatan Tuban, dan Makam Ibrahim Asmorokondi di kecamatan Palang. Objek wisata alam di Kabupaten Tuban berupa Wisata Pantai di kecamatan Bancar, Goa Ngerong dan Sendang Maibit di kecamatan Rengel, Sumber Air Kerawak di kecamatan Montong, Air Terjun Nglirip di kecamatan Singgahan, dan Sumber Air Hangat berada dalam dua Kecamatan yaitu Kecamatan Parengan dan 90

Kecamatan Kenduruan. Selain itu wisata buatan di Kabupaten Tuban antara lain pemandian Bektiharjo di kecamatan Semanding, serta Terminal dan Wisata Laut Tuban Kambang Putih, (RTRW Kab. Tuban, 2012). Usaha pemerintah dalam memajukan pariwisata di suatu daerah, sudah mengetahui betapa pentingnya keterlibatan masyarakat setempat dalam menunjang kegiatan pariwisata. Dukungan masyarakat setempat sangat penting untuk tujuan pembangunan pariwisata di daerah. Pemerintah menyadari daya tarik dan potensi Daerah Tujuan Wisata (DTW), tidak cukup hanya didukung dengan prasarana dan prasarana pendukung pariwisata saja, tetapi perlu adanya dukungan dan kesiapan dari masyarakat setempat untuk terlibat dalam industri pelayanan dan jasa pariwisata. Keterlibatan masyarakat di Daerah Tujuan Wisata (DTW), sangatlah penting untuk mengantisipasi suatu kendala, selain itu masyarakat di Daerah Tujuan Wisata berfungsi sebagai subjek pembangunan yang langsung merasakan dampak subjek pembangunan di daerah (Harry, dkk, 1995:2). Kecamatan Kenduruan, terdapat wisata alam yaitu wisata air hangat Nganget (sumber air hangat). Sumber air hangatnya mengandung kadar belerang. Selain memiliki sumber air hangat di Kecamatan Kenduruan mempunyai objek wisata lain yaitu wisata alam hutan jati dan air grojogan Nganget berada di lokasi wisata air hangat Nganget. Wisata budaya yang terdapat di air hangat Nganget yaitu adanya kenyakinan cerita sejarah Wali Sogo (Sunan Bonang, melalukan perjalanan dan singgah di Objek wisata ini). Air Hangat Nganget terletak di Desa Sidorejo Kecamatan Kenduruan Kabupaten Tuban. Berjarak sekitar 7,5 km dari kecamatan Kenduruan dan berjarak ± 61 km dari pusat kota Tuban. Aksesbilitas untuk menuju ke objek wisata air hangat Nganget dapat ditempuh dari arah Utara yaitu Bulu - Jatirogo Kenduruan. Arah Timur yaitu Montong Singgahan Bangilan Kenduruan. Wisata ini berlokasi di kawasan hutan dalam penguasaan Perhutani KPH Jatirogo, BKPH Bangilan dan RPH Sidorejo, tetapi sekarang telah diserahkan di Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat. Secara administrasi lokasinya masuk di Kesatuan Pemangkuan Hutan Perhutani Jatirogo (KPH Jatirogo). Sekarang ini, pemilik objek wisata tersebut adalah masyarakat lokal yang mendiami atau bertempat tinggal di sekeliling objek wisata tersebut. Objek wisata tersebut masih bisa dikatakan wisata alam. Apalagi belum adanya pembangunan sarana prasarana yang lengkap dalam membantu menarik wisatawan untuk datang ke lokasi objek wisata tersebut (Wito, 2013). Air hangat Nganget tidak hanya dikunjungi oleh para wisatawan saja, tetapi ada juga masyarakat Desa Sidorejo yang melakukan aktivitas perekonomian yang terlibat dalam tempat. 91

Aktivitas ekonomi yang dilakukan antara lain: berdagang, tukang pijat, keamanan, kebersihan, dan penjaga karcis. Sepanjang perjalanan ke lokasi objek wisata juga ada yang melakukan aktivitas perekonomiannya, misalnya membuka pangkalan ojek, berdagang hasil panen. Dalam melakukan aktivitas perekonomian di tempat wisata, responden memperoleh kontribusi pendapatan dari objek wisata tersebut. Wisata air hangat Nganget secara tidak langsung memberikan peluang kerja dan menambah tingkat pendapatan rumah tangga. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di wilayah desa Sidorejo, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban pada tahun 2015, peneliti menemukan bahwa banyak penduduk berpendidikan rendah, pekerjaan yang bergantung pada potensi lahan, dan pendapatan belum menyukupi kebutuhan rumah tangga. Adanya objek wisata air hangat Nganget mampu memberikan kontribusi sosial ekonomi rumah tangga yang terlibat dalam aktivitas ekonomi di lokasi wisata tersebut. Terkait dengan hal tersebut penulis tertarik untuk menulis lebih jauh mengenai judul Kontribusi Tempat Wisata Air Hangat Nganget Terhadap Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Desa Sidorejo Kecamatan Kenduruan Kabupaten Tuban. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan kontribusi tempat wisata air hangat Nganget terhadap kondisi ekonomi rumah tangga yang terlibat secara langsung dalam kegiatan perekonomian di objek wisata. Lokasi penelitian berada di Desa Sidorejo Kecamatan Kenduruan Kabupaten Tuban. Subjek dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang bekerja di tempat wisata air hangat Nganget secara langsung. Jumlah subjek sebanyak 40 orang dan data diambil menggunakan instrumen berupa kuesioner. Data yang sudah terkumpul dimasukkan dalam tabulasi tungga dan rumus kontribusi pendapatan menggunakan analisis deskkriptif kuantitatif. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan kondisi ekonomi rumah tangga yang terlibat langsung dalam aktivitas perekonomian di lokasi wisata. responden yang ditemui peneliti rata rata memiliki jenis pekerjaan yang tergantung pada kondisi alam yaitu pertanian dan bekerja sebagai petani. Sebelum adanya objek wisata rata rata responden yang ditemui belum memiliki pekerjaan sampingan. Setelah responden mampu mengambangkan dan memanfaatkan potensi alam menjadi pariwisata yaitu objek wisata air hangat Nganget. Responden memperoleh pekerjaan tambahan yang berhubungan dengan objek wisata air hangat Nganget. Adapun pekerjaan yang berhubungan dengan objek wisata air hangat Nganget yaitu tukang pijat, pedagang, tukang parkir, keamanan, kebersihan, dan penjaga loket. 92

Hasil penelitian menunjukkan kontribusi tempat wisata air hangat Nganget terhadap kondisi ekonomi rumah tangga yang terlibat di lokasi wisata. adanya objek wisata air hangat Nganget memberikan kontribusi pendapatan rumah tangga yang terlibat langsung dalam aktivitas perekonomian di lokasi wisata. adapun kontribusi yang diberikan yaitu terbukannya lapangan pekerjaan baru, tambahan pendapatan rumah tangga, dan memperoleh pekerjaan sampingan dari objek wisata. Rata rata kontribusi yang diperoleh responden sebanyak 49,22% dan rata rata pendapatan tambahan sebanyak Rp.1.049.575 per bulan. Adapun temuan temuan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Karakteristik Responden Di Objek Wisata Air Hangat Nganget Masyarakat Desa Sidorejo Dalam penelitian ini menyebutkan bahwa karakteristik responden di objek wisata air hangat Nganget memiliki kontribusi terhadap kehidupan sosial masyarakat di Desa Sidorejo. Adapun kontribusi tersebut berikut ini: a. Penelitian ini, umur responden rata rata 45,25 tahun tergolong usia produktif (15 64 tahun). Pendidikan rata rata tidak tamat SD, dan jumlah beban tanggungan keluarga rata rata 4 orang tanggungan. Responden memiliki status menikah, janda, dan dudu. Status yang mendominasi yaitu status menikah. Rata rata jarak tempat kerja dengan rumah sejauh 4,48 km. Alat transportasi yang digunakan kendaraan pribadi yaitu sepeda motor, bahkan ada yang berjalan kaki. Lama kerja rata rata yaitu 8,8 jam per hari. 2. Kontribusi Objek Wisata Air Hangat Nganget Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Desa Sidorejo Dalam penelitian ini menyebutkan bahwa karakteristik responden di objek wisata air hangat Nganget memiliki kontribusi terhadap kehidupan ekonomi rumah tangga masyarakat di Desa Sidorejo. Adapun kontribusi tersebut berikut ini: a) Jenis pekerjaan dalam penelitian ini yaitu pekerjaan pokok, sampingan, dan pekerjaan yang berhubungan dengan objek wisata air hangat Nganget. pekerjaan pokok mendominasi yaitu sebagai petani. Pekerjaan yang berhubungan dengan objek wisata air hangat Nganget ada dua yaitu pokok dan sampingan. Pekerjaan pokok yang berhubungan dengan objek wisata yaitu pekerjaan yang setiap harinya responden lakukan, dan memberikan penghasilan tetap tiap satu bulannya. Pekerjaan sampingan yang berhubungan dengan objek wisata air hangat Nganget yaitu jenis pekerjaan responden yang besifat sampingan. b) Adanya objek wisata air hangat memberikan kontribusi ekonomi yaitu terbukanya lapangan pekerjaan. Adapun pekerjaan yang berhubungan dengan objek wisata air 93

hangat Nganget yaitu tukang pijat, pedagang, keamanan, kebersihan, tukang parkir, dan penjaga loket. c) Adanya aktivitas ekonomi di objek wisata air hangat Nganget memberikan kontribusi pendapatan tambahan dalam rumah tangga. Rata rata tingkat pendapatan yang diperoleh mencapai 49,22% dan pendapatan rata rata yang diperoleh responden sebanyak Rp1.049.425. Hal ini membuktikan adanya objek wisata air hangat Nganget, memberikan banyak manfaat yang telah diperoleh, terutama manfaat kontribusi ekonomi rumah tangga. Pembahasan ini akan dikemukaan mengenai keberadaan objek wisata air hangat nganget memberikan kontribusi ekonomi rumah tangga di Desa Sidorejo. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti berikut ini: 1. Kondisi Ekonomi Rumah Tangga di Desa Sidorejo Adapun jenis pekerjaan yang diserap dari objek wisata air hangat Nganget misalnya sebagai pedagang, tukang pijat, kebersihan, keamanan, penjaga loket (pintu masuk), dan tukang parkir. Pekerjaan yang mendominasi di objek wisata air hangat Nganget sebagai tukang pijat. Hal ini membuktikan bahwa banyaknya pengunjung yang datang di objek wisata air hangat Nganget setelah refleksi dengan berendam di air hangat, pengunjung berminat dengan jasa pijat yang ditawarkan oleh para tukang pijat. Pariwisata memberikan andil besar dalam penghapusan kemiskinan melalui peningkatan pendapatan masyarakat di berbagai daerah yang miskin potensi ekonomi selain potensi alam dan budaya bagi kepentingan pariwisata (Marpaung dan Bahar, 2002:14). Peningkatan pendapatan responden di objek wisata air hangat Nganget, terjadi pada saat hari libur dan hari hari besar. Tingkat pendapatan menunjukkan banyaknya pendapatan yang telah di terima oleh responden. Tingkat pendapatan dari pekerjaan pokok (petani) cukup untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari hari responden. Sebagian responden yang memiliki pekerjaan sampingan dan memperoleh pendapatan tambahan. Adapun perubahan dalam tingkat pendapatan responden dari adanya objek wisata air hangat Nganget. Tingkat pengeluaran adalah jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga. Pengeluaran merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihindari selama kehidupan manusia berlangsung. Pengeluaran ada untuk memenuhi semua kebutuhan manusia setiap harinya. Adapun kebutuhan responden dalam sehari hari misalnya biaya makan, biaya sekolah anak, dan biaya lain lain. Tingkat pengeluaran biaya makan merupakan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan makanan dalam rumah tangga. Biaya makan tidak terlepas dari 94

kebutuhan fisik seseorang, bahkan biaya ini tergolong kategori kebutuhan pokok. Sehingga, biaya ini tidak dapat dihindari oleh responden setiap harinya. Dalam penelitian ini responden tergolong penduduk yang sangat konsumtif (biaya makannya terlalu tinggi dibandingkan dengan biaya yang lain). Alasan responden bekerja hanya demi untuk bisa makan setiap harinya. Bahkan uang yang diperoleh responden setiap bulanya sebagian besar habis untuk alokasi biaya makan. Pengeluaran biaya sekolah anak merupakan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan responden yang memiliki jumlah beban tanggungan anak sekolah dalam rumah tangga. Sebagian responden tidak memiliki jumlah tanggungan anak masih sekolah. Jumlah tanggungan biaya sekolah tergolong tanggungan terberat kedua setelah kebutuhan makan. Pengeluaran biaya sekolah anak antara lain keperluan untuk membeli buku, peralatan sekolah, uang saku dan uang transportasi pergi ke sekolah. Pengeluaran biaya sekolah anak yang dikeluarkan responden rata rata Rp.437.350 per bulannya. Biaya lain lain merupakan pengeluaran biaya rumah tangga selain biaya makan dan biaya sekolah anak. Misalnya pembayaran tagihan listrik, air, kesehatan, pajak, kendaraan, dan alat komunikasi. Responden dalam penelitian ini, mengeluarkan biaya lain lain yaitu biaya listrik, biaya komunikasi dan transportasi untuk pergi bekerja. Biaya air diakumulasi dalam listrik (pompa air). Rata rata biaya lain lain sebanyak Rp.146.650 per bulan. Biaya kesehatan dan pajak kendaraan, tidak responden masukkan dalam kebutuhan lain lain. responden tidak setiap bulannya mengeluarkan biaya untuk kebutuhan biaya pajak kendaraan dan kesehatan. Tingkat pengeluaran rumah tangga juga dipengaruh jarak antara tempat kerja dengan rumah. Semakin jauh jarak rumah dengan tempat kerja semakin besar pengeluaran biaya transportasi menuju lokasi kerja. Jarak antara tempat kerja dengan rumah rata rata sejauh 4,48 Km. Ditempuh dengan kendaraan pribadi yaitu sepeda motor, bahkan ada yang berjalan kaki. Responden yang bekerja di objek wisata air hangat di dominasi penduduk asli desa Sidorejo yaitu khususnya di Dusun Mojo. Lokasi objek wisata air hangat Nganget berada di dusun Mojo, Desa Sidorejo Kecamatan Kenduruan. Kendaraan pribadi menjadi alternatif transportasi responden karena lebih menghemat, mudah, dan cepat sampai ke tempat kerja. Selain itu, alat transportasi umum tidak ada yang lewat sampai ke dalam lokasi objek wisata air hangat. Beban tanggungan responden rata rata berjumlah 4 orang. Semakin banyak jumlah tanggungan, semakin besar jumlah beban dipikul responden. Tanggungan rumah tangga menunjukkan perbedaan antara umur 95

produktif dan umur tidak produktif, misalnya anak, istri, suami, dan cucu (Depdiknas, 2008:721). Jam kerja adalah seluruh waktu yang digunakan untuk aktifitas kerja. Rata rata responden memiliki jam kerja sebanyak 8,8 jam/hari. Masuk kerja di mulai pukul 07.30 sampai 17.30 WIB. Tabungan merupakan suatu penyisihan dari sisa pendapatan yang sudah dibelanjakan (dikonsumsikan). Tabungan berfungsi sebagai investasi mempersiapakan kebutuhan mendadak dan cara hidup hemat. Rata rata tabungan responden sebanyak Rp.206.425 per bulan. Responden yang memiliki tabungan sebanyak 40%, dan belum punya sebanyak 60%. Uang yang diperoleh hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Cara menabung dibelikan hewan ternak, misalnya sapi, dan lain lain. 2. Kontribusi Objek Wisata Air Hangat Nganget Terhadap Kondisi Ekonomi Masyarakat Desa Sidorejo Kontribusi objek wisata air hangat Nganget terhadap kondisi ekonomi rumah tangga di Desa Sidorejo. Pada dasarnya kontribusi ekonomi merupakan sumbangan yang telah diberikan oleh objek wisata air hangat Nganget dalam kehidupan sehari hari, terutama masyarakat yang melakukan aktifitas perekonomian di wisata air hangat Nganget. Tingkat pendapatan responden mengalami perubahan. Sebelum adanya objek wisata air hangat Nganget rata rata responden memiliki pekerjaan pokok sebagai petani dan sebagian responden memiliki pekerjaan sampingan. Dengan kata lain, objek wisata air hangat sebagai mesin penggerak ekonomi yang dapat mengurangi angka pengangguran. Pembangunan wisata di suatu daerah akan berpengaruh pada terciptanya lapangan kerja yang menguntungkan (Suwantoro, 2004:35). Adanya objek wisata air hangat ini membuka lapangan pekerjaan baru. Responden memperoleh pendapatan tambahan dari pekerjaan tersebut. Masyarakat Desa Sidorejo memanfaatkan dan mengembangkan potensi alam yang di miliki selain potensi lahan (pertanian). Kontribusi tempat wisata air hangat Nganget terhadap kondisi ekonomi Rumah Tangga merupakan persentase pendapatan yang berhubungan dengan objek wisata di bagi dengan pendapatan pokok ditambah pendapatan sampingan dan pendapatan dari objek wisata di kali seratus persen(tristiana, Gandar Listya:2010). Penelitian ini, air hangat Nganget memberikan kontribusi berupa lapangan pekerjaan dan tambahan pendapatan rumah tangga yang terlibat dalam aktivitas ekonomi di tempat wisata tersebut. Rata rata kontribusi yang diperoleh sebanyak 49,22% dihitung dengan rumus kontribusi pendapatan dan statistik median hitung. Rata rata tingkat pendapatan tambahan 96

dari objek wisata sebanyakrp.1.049.425. Adanya objek wisata air hangat Nganget memberikan manfaat kontribusi ekonomi rumah tangga yang terlibat dalam tempat wisata air hangat Nganget. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap masyrakat Desa Sidorejo yang melakukan aktivitas ekonomi di objek wisata air hangat Nganget, dapat diambil kesimpulan sebagai berkut: 1. Adanya objek wisata air hangat Nganget memberikan kontribusi ekonomi yaitu terbukanya lapangan pekeraan. Pekerjaan di objek wisata air hangat Nganget yaitu tukang pijat pedagang, kebersihan keamanan, dan penjaga loket. Aktivitas ekonomi di objek wisata air hangat Nganget memberikan kontribusi pendapatan tambahan rumah tangga. Rata rata tingkat pendapatan mencapai 49,22% dan pendpatan rata rata diperoleh responden sebanyak Rp.1.049.425. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat dikemukanan saran sebagai berikut ini: 1. Masyarakat Desa Sidorejo dan tokoh masyarakat saling berkomunikasi untuk kemajuan dan mengembangkan potensi objek wisata air hangat Nganget. adanya objek wisata ini memberikan kontribusi ekonomi masyarakat (membuka lapangan kerja dan melakukan aktivitas ekonomi di objek wisata). penting untuk menjaga kelestarian alam dan keindahan objek wisata dalam menarik perhatian wisata berkunjung. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik Kecamatan Kenduruan. 2013. Kecamatan Kenduruan dalam Angka 2013. Tuban: BPS (Online) Tubankab.bps.go.id BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) Jawa Timur, 2011. Berkunjung ke Jawa Timur. (online), (http://bappeda.jatimprob.go.id/2011/05/19/wisata-jatim-pikat-lebih-24- juta-wisatawan/), diakses pada 31 Agustus 2014. BAPPEDA Tuban. 2012. Kabupaten Tuban Dalam Angka 2012 Tuban Regency In Figures 2011. Tuban: Pemkab Tuban BAPPEDA Tuban. 2012. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Tuban tahun 2012-2032. Tuban: Pemkab Tuban Depdiknas. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Fatchan, A. 2006. Interaksi Sosial Dalam Kajian Geografi. Malang: Jurusan Geografi Prodi S-2 Pendidikan Geografi Universitas Negeri Malang. Harry, dkk. 1995. Strategi Adaptasi Masyarakat Terhadap Program Pengembangan Pariwisata (Studi Kasus di Daerah Riau Kepulauan Propinsi Riau). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Marpaung, Happy dan Herman Bahar. 2002. Pengantar Pariwisata. Bandung: Alfabeta. Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi Offset Tristiana, Gandar L. 2010. Kontribusi Objek Wisata Air Merambat Roro Kuning Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bajulan Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIS UM. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Departemen Pendidikan Nasional. 97