TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULASI PENGANGGARAN

D. BANGUNAN KANTOR PEMERINTAH A. PENGERTIAN

Pedoman Teknis PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA

IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 571 Tahun 2014 TENTANG

Ketentuan gudang komoditi pertanian

ASRAMA PELAJAR DAN MAHASISWA

BAB 2 PRODUK. Anugerah adalah penduduk asli dan pendatang baru yang ada di kota

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

Peraturan Daerah Kota Metro Nomor 05 Tahun 2012 tentang Retribusi Perizinan Tertentu.

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

LAPORAN AKHIR PENYUSUNAN ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB) PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO TAHUN ANGGARAN 2017 BAGIAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

KATA PENGANTAR. Muara Enim, Juli 2016 KEPALA BAPPEDA KABUPATEN MUARA ENIM. Dr. Ir. H. ABDUL NADJIB, MM NIP

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

Spesifikasi bangunan pelengkap unit instalasi pengolahan air

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

Perencanaan rumah maisonet

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH LAYAK HUNI

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Syarat Bangunan Gedung

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PSD III D.Ars Undip TA 31

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 45/PRT/M/2007 TENTANG

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

Interpretasi dan penggunaan nilai/angka koefisien dan keterangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna.

BAB II STUDI LITERATUR. II.1. Penganggaran Pembangunan melalui Pagu Anggaran.

LAPORAN PENDAHULUAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELEMBAGAAN RISET KELAUTAN DI KABUPATEN PULAU MOROTAI PROVINSI MALUKU UTARA

RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB ) REDESAIN GEDUNG PENGADILAN AGAMA MUNGKID MAGELANG TAHUN 2012

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Pondasi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

MENGHITUNG VOLUME PEKERJAAN RUMAH 2 LANTAI

RENCANA ANGGARAAN BIAYA ( RAB )

PERATURAN BANGUNAN /BUILDING REGULATION

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. PENGERTIAN 1. BANGUNAN GEDUNG

3.1. Penyajian Laporan BAB III METODE KAJIAN. Gambar 3.1 Bagan alir metode penelitian

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

KOP PERUSAHAAN REKAPITULASI DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

PENGERTIAN. dinas yang menjadi barang milik negara/daerah dan diadakan dengan. sumber pembiayaan yang berasal dari dana APBN, dan/atau APBD, atau

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

6. Undang-Undang

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN AGROBISNIS, KABUPATEN SEMARANG

DAFTAR ANALISA SNI HARGA SATUAN PEKERJAAN

BAB 8 RENCANA ANGGARAN BIAYA

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

REKAPITULASI BIAYA NO URAIAN SUB TOTAL

Pengembangan Modul Konstruksi Bambu Plester Sebagai Alternatif Kulit Bangunan

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN PEKERJAAN PEKERJAAN LANJUTAN PEMBANGUNAN FASILITAS PELABUHAN LAUT SEPO/SAGEA Nomor : PL.106/2/3.1/ULP/KSOP.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


STANDAR BARANG DAN STANDAR KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA TANAH DAN/ATAU BANGUNAN DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

EBOOK PROPERTI POPULER

PT / CV. Alamat :. LOGO PT / CV. Kegiatan Pekerjaan Lokasi Sumber Dana

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

DAFTAR HARGA SATUAN ANALISA PEKERJAAN

Cara menghitung Volume pekerjaan Untuk bangunan sederhana Di susun oleh : Gazali Rahman, ST

SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

RANGKUMAN Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESlA SALIN AN

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ANALISA SNI DINAS PU CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN JEMBER TAHUN ANGGARAN 2012

1. Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung (SNI ) 3. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983)

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

STANDAR TIPE DAN KLAS RUMAH NEGARA BAGI PEJABAT DAN PEGAWAI NEGERI

Rencana Anggaran Biaya

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

LAMPIRAN II PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2011 TANGGAL 11 OKTOBER 2011 STANDAR LUAS RUMAH NEGARA

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DIREKTORAT PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

Panduan Menghitung Volume Pekerjaan Atap

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Transkripsi:

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA KLASIFIKASI TINGGI/TERTINGGI NEGARA SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN 1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 m minimal 3 m, untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangan keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan. 2. Ketinggian Bangunan maksimum 2 lantai maksimum 8 lantai (di atas 8 lantai harus mendapat rekomendasi Menteri Pekerjaan 3. Ketinggian Langit-langit min. 2,60 m Umum min. 2,80 m sesuai fungsi 4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat 5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat 6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat 7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat 8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi & sesuai fungsi & sesuai fungsi & kaidah arsitektur kaidah kaidah 9. Pagar Halaman **) Menggunakan sederhana bahan dinding batu bata/bataco arsitektur (1/2 batu), besi, baja arsitektur, kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur bangunan. 10. Kelengkapan Sarana dan Prasarana Lingkungan *) - parkir kendaraan minimal 1 parkir kendaraan untuk 60 m2 luas bangunan gedung - aksesibiltas tersedia sarana aksesibilitas bagi penyandang cacat - drainase tersedia drainase sesuai SNI yang berlaku - pembuangan sampah tersedia tempat pembuangan sampah sementara - pembuangan limbah tersedia sarana pengolahan limbah, khususnya untuk limbah berbahaya - penerangan halaman tersedia penerangan halaman Berdasarkan pertimbangan keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan, serta ketentuan dalam Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, atau Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan untuk lokasi yang bersangkutan. Dihitung berdasarkan kebutuhan sesuai fungsi bangunan dan SNI/ketentuan yang berlaku.

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA TINGGI/TERTINGGI NEGARA NO. B PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN KLASIFIKASI SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS 1. Bahan Penutup Lantai keramik, vinil, tegel PC marmer lokal, keramik, vinil, kayu 2. Bahan Dinding Luar bata, batako diplester dan dicat, kaca 3. Bahan Dinding Dalam bata, batako diplester dan dicat, kaca, partisi kayu lapis bata, batako diplester dicat/dilapis keramik, kaca, panil beton ringan bata, batako diplester dicat/dilapis keramik, kaca, partisi gipsum marmer lokal, keramik, vinil, kayu bata, batako diplester dicat/dilapis keramik, kaca, panil beton ringan bata, batako diplester dicat/dilapis keramik, kaca, partisi gipsum 4. Bahan Penutup Plafond kayu-lapis dicat gipsum, kayu-lapis dicat gipsum, kayu-lapis dicat 5. Bahan Penutup Atap genteng, asbes, seng, sirap genteng keramik, genteng keramik, 6. Bahan Kosen dan Daun kayu dicat/aluminium aluminium gelombang dicat kayu dipelitur, aluminium gelombang dicat kayu dipelitur, anodized Pintu anodized aluminium aluminium Diupayakan menggunakan bahan bangunan setempat/ produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari sistem pabrikasi komponen. Apabila bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat diganti dengan bahan lain yang sederajat tanpa mengurangi persyaratan fungsi dan mutu dengan pengesahan Instansi Teknis Setempat. C PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN 1. Pondasi batu belah, kayu, beton- bertulang K- 200 2. Struktur Lantai (khusus untuk bangunan gedung bertingkat) beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat II batu belah, kayu, betonbertulang K-225 atau lebih beton bertulang K-225 atau lebih,baja,kayu klas kuat II batu belah, kayu, betonbertulang K-225 atau lebih beton bertulang K-225 atau lebih,baja,kayu klas kuat II Khusus untuk daerah gempa, harus direncanakan sebagai struktur bangunan tahan gempa. 3. Kolom beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat II 4. Balok beton bertulang K-200, baja, kayu klas kuat II beton bertulang K-225 atau lebih,baja,kayu klas kuat II beton bertulang K-225 atau lebih,baja,kayu klas 5. Rangka Atap kayu klas kuat II, baja kayu kuat klas II kuat II, baja dilapis anti karat 6. Kemiringan Atap genteng min. 30, sirap min.22.5, seng min 15 genteng min. 30, sirap min.22.5, seng min 15 beton bertulang K-225 atau lebih,baja,kayu klas kuat II beton bertulang K-225 atau lebih,baja,kayu klas kayu kuat klas II kuat II, baja dilapis anti karat genteng min. 30, sirap min.22.5, seng min 15

TABEL A1 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN GEDUNG PEMERINTAH/LEMBAGA TINGGI/TERTINGGI NEGARA NO. KLASIFIKASI SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KHUSUS D PERSYARATAN UTILITAS dan PRASARANA DAN SARANA DALAM BANGUNAN 1. Air Bersih PAM, sumur pantek PAM, sumur pantek PAM, sumur pantek 2. Saluran air hujan talang, saluran lingkungan talang, saluran lingkungan talang, saluran lingkungan 3. Pembuangan Air Kotor bak penampung bak penampung bak penampung 4. Pembuangan Kotoran bak penampung bak penampung bak penampung 5. Bak SeptikTank & resapan berdasarkan kebutuhan berdasarkan kebutuhan berdasarkan kebutuhan 6. Sarana Pengamanan thp. Mengkuti ketentuan dalam Kep. Meneg. PU No. 10/KPTS/2000 dan Kep. Meneg. PU Bahaya Kebakaran *) No. 11/KPTS/2000, serta Standar Nasional Indonesia (SNI) yang 7. Sumber daya listrik *) PLN, Generator (Penggunaan daya listrik harus memperhatikan prinsip hemat energi) 8. Penerangan 100-215 lux/m 2, dihitung berdasarkan kebutuhan dan fungsi bangunan/fungsi ruang serta SNI yang berlaku 9. Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) tidak diperlukan 10. Sarana Transportasi Vertikal *) 11. Aksesibilitas bagi penyandang cacat*) 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC*) untuk bangunan di atas 4 lantai dapat menggunakan Lift sesuai SNI yang berlaku. Sesuai ketentuan dalam Per.Men. PU No. 30/KPTS/2006, minimal ramp untuk bangunan klasifikasi sederhana. 12. Telepon *) sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan 13. Penangkal petir penangkal petir lokal penangkal petir lokal penangkal petir lokal penerangan alam dan buatan dihitung sesuai SNI yang berlaku. dihitung sesuai kebutuhan dan fungsi bangunan E PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN 1. Tangga Penyelamatan (khusus untuk bangunan bertingkat) lebar minimal = 1, 20m, dan bukan tangga putar lebar minimal = 1, 20m, dan bukan tangga putar lebar minimal = 1, 20m, dan bukan tangga putar jarak antar tangga maksimum 25 m 2. Tanda Penunjuk Arah jelas, dasar putih huruf hijau 3. Pintu lebar min.=0,90 m, satu ruang minimal 2 pintu dan membuka keluar 4 Koridor/selasar lebar min.=1,80 m lebar min.=1,80 m lebar min.=1,80 m *) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan dianggarkan tersendiri sebagai biaya non-standar. **) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m 2 bangunan gedung negara, dan dianggarkan tersendiri sesuai dengan harga satuan tertinggi per-m' bangunan pagar gedung negara

TABEL A2 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN RUMAH NEGARA NO. A PERSYARATAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KLASIFIKASI Khusus & Tipe A Tipe B Tipe C,D, dan E 1. Jarak Antar Bangunan minimal 3 m. untuk bangunan bertingkat dihitung berdasarkan pertimbangan keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan. 2. Ketinggian Bangunan 3. Ketinggian Langit-langit min. 2,70 m min. 2,70 m min. 2,70 m 4. Koefisien Dasar Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat 5. Koefisien Lantai Bangunan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat 6. Koefisien Dasar Hijau Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat 7. Garis sempadan Sesuai ketentuan Peraturan Daerah setempat 8. Wujud Arsitektur sesuai fungsi rumah & kaidah arsitektur sesuai fungsi rumah & kaidah arsitektur sesuai fungsi & kaidah arsitektur sederhana 9. Pagar Halaman Menggunakan bahan dinding batu bata/bataco (1/2 batu), besi, baja, kayu, dan bahan lainnya yang disesuaikan dengan rancangan wujud arsitektur bangunan rumah negara. 10. Tandon Air Bersih min. 3 m 3 min. 2 m 3 min. 1 m 3 Terutama berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan atau Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota untuk lokasi yang bersangkutan. Biayanya mengikuti standar harga satuan per-m' pagar B PERSYARATAN BAHAN BANGUNAN 1. Bahan Penutup Lantai marmer lokal, keramik, vinil, kayu 2. Bahan Dinding bata, batako diplester dan dicat tembok 3. Bahan Penutup Plafond gipsum, asbes semen/kayulapis dicat 4. Bahan Penutup Atap genteng keramik berglazuur, asbes, seng, sirap keramik, vinil keramik, vinil, tegel PC Diupayakan menggunakan bahan bata, batako diplester dan dicat tembok asbes semen/kayu-lapis dicat genteng, asbes, seng, sirap bata, batako diplester dan dicat tembok asbes semen/kayu-lapis dicat genteng, asbes, seng, sirap bangunan setempat/ produksi dalam negeri, termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari sistem pabrikasi komponen. 5. Bahan Kosen dan Daun Pintu/ Jendela kayu dipelitur/dicat kayu dicat kayu dicat

TABEL A2 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN RUMAH NEGARA NO. KLASIFIKASI Khusus & Tipe A Tipe B Tipe C,D, dan E C PERSYARATAN STRUKTUR BANGUNAN 1. Pondasi batu belah, kayu klas kuat/ awet II, beton-bertulang 2. Struktur Lantai (khusus untuk bangunan gedung bertingkat) batu belah, kayu klas kuat/ awet II, beton-bertulang batu belah, kayu klas kuat/ awet II, beton-bertulang Khusus untuk daerah gempa, harus direncanakan sebagai struktur bangunan tahan gempa. 3. Kolom 4. Balok 5. Rangka Atap, baja, baja, baja 6. Kemiringan Atap genteng min. 30, sirap min.22.5, seng min 15 genteng min. 30, sirap min.22.5, seng min 15 genteng min. 30, sirap min.22.5, seng min 15 D PERSYARATAN UTILITAS Untuk Rumah Negara 1. Air Bersih PAM, sumur pantek PAM, sumur pantek PAM, sumur pantek yangdibangun dalam 1 2. Saluran air hujan talang, saluran lingkungan talang, saluran lingkungan talang, saluran lingkungan kompleks menggunakan 3. Pembuangan Air Kotor bak penampung bak penampung bak penampung septiktank Komunal 4. Pembuangan Kotoran bak penampung bak penampung bak penampung 5. Bak SeptikTank & resapan 6 m 3 5 m 3 2-4 m 3 6. Sarana Pengamanan BahayaKebakaran *) Mengkuti ketentuan dalam Kep. Meneg. PU No. 10/KPTS/2000 dan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku. 7. Sumber daya listrik *) PLN, 2200-4400 VA PLN, 1350-2200 VA PLN, 450-1350 VA 8. Penerangan (alam & buatan) 100-215 lux/m 2 100-215 lux/m 2 100-215 lux/m 2 9. Tata Udara 6-10% bukaan atau dengan tata udara buatan (AC)*) 6-10% bukaan 6-10% bukaan 10. Telepon *) sesuai kebutuhan sesuai kebutuhan tidak disyaratkan 11. Penangkal petir penangkal petir lokal penangkal petir lokal tidak disyaratkan

TABEL A2 SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN RUMAH NEGARA NO. KLASIFIKASI Khusus & Tipe A Tipe B Tipe C,D, dan E E PERSYARATAN SARANA PENYELAMATAN 1. Tangga Penyelamatan (khusus untuk yang bertingkat) lebar min.=1, 20m lebar min.=1, 20m lebar min.=1, 20m 2. Tanda Penunjuk Arah Keluar tidak dipersyaratkan tidak dipersyaratkan tidak dipersyaratkan 3. Pintu lebar min.=0,90 m lebar min.=0,90 m lebar min.=0,90 m 4. Koridor/selasar lebar min.=1,80 m lebar min.=1,80 m lebar min.=1,80 m *) pembiayaannya tidak termasuk dalam standar harga satuan tertinggi per-m2, dan harus dianggarkan tersendiri sebagai biaya non-standar. - untuk Rumah Negara klas C, D, dan E, pelaksanaan pembangunannya disamping seperti ketentuan pada tabel tersebut diatas, dibangun berdasarkan "Dokumen Pelelangan Disain Prototip Daerah Setempat" yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya atau menggunakan disain Perum Perumnas yang telah disetujui oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya. - untuk bangunan rumah negara yang dibangun dalam bangunan gedung bertingkat banyak (rumah susun), maka ketentuan-ketentuan teknisnya mengikuti ketentuan teknis untuk bangunan gedung negara sesuai ketentuan yang berlaku. - apabila bahan-bahan tersebut sukar diperoleh atau harganya tidak sesuai, dapat diganti dengan bahan lain yang sederajat tanpa mengurangi persyaratan fungsi dan mutu dengan pengesahan Instansi Teknis Setempat.

TABEL B1 PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI SEDERHANA SEDERHANA BIAYA FISIK (JUTA RP) KOMPONEN KEGIATAN 250 250 500 500 1,000 1,000 2,500 2,500 5,000 5,000 10,000 10,000 25,000 25,000 50,000 50,000 100,000 100,000 250,000 250,000 500,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. PERENCANAAN 8.23 8.23 6.83 6.83 5.63 5.63 4.65 4.65 3.90 3.90 3.28 3.28 2.82 2.82 2.44 2.44 2.16 2.16 1.94 1.94 1.80 2. PENGAWASAN 5.35 5.35 4.62 4.62 3.90 3.90 3.27 3.27 2.73 2.73 2.27 2.27 1.92 1.92 1.65 1.65 1.43 1.43 1.26 1.26 1.18 3. PENGELOLAAN KEGIATAN 14.00 14.00 10.00 10.00 6.75 6.75 4.20 4.20 2.85 2.85 1.90 1.90 1.20 1.20 0.80 0.80 0.50 0.50 0.28 0.28 0.18

TABEL B2 PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI TIDAK SEDERHANA TIDAK SEDERHANA KOMPONEN KEGIATAN BIAYA FISIK (JUTA RP) 250 250 500 500 1,000 1,000 2,500 2,500 5,000 5,000 10,000 10,000 25,000 25,000 50,000 50,000 100,000 100,000 250,000 250,000 500,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. PERENCANAAN 9.00 9.00 7.55 7.55 6.35 6.35 5.37 5.37 4.55 4.55 3.92 3.92 3.42 3.42 3.02 3.02 2.72 2.72 2.50 2.50 2.32 2. MANAJEMEN atau 3. PENGAWASAN 7.25 6.00 7.25 6.20 6.00 5.20 6.20 5.25 5.20 4.45 5.25 4.50 4.45 3.80 4.50 3.80 3.80 3.20 3.80 3.25 3.20 2.70 3.25 2.80 2.70 2.30 2.80 2.48 2.30 2.00 2.48 2.19 2.00 1.78 2.19 2.00 1.78 1.60 2.00 1.89 1.60 1.50 4. PENGELOLAAN KEGIATAN 16.00 16.00 11.25 11.25 7.75 7.75 5.10 5.10 3.28 3.28 2.15 2.15 1.42 1.42 0.93 0.93 0.58 0.58 0.31 0.31 0.19

TABEL B3 PROSENTASE KOMPONEN BIAYA PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA KLASIFIKASI KHUSUS KHUSUS BIAYA FISIK (JUTA RP) KOMPONEN KEGIATAN 250 250 500 500 1,000 1,000 2,500 2,500 5,000 5,000 10,000 10,000 25,000 25,000 50,000 50,000 100,000 100,000 250,000 250,000 500,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1. PERENCANAAN 9.75 9.75 8.20 8.20 6.89 6.89 5.85 5.85 5.00 5.00 4.35 4.35 3.85 3.85 3.45 3.45 3.10 3.10 2.90 2.90 2.75 2. MANAJEMEN 7.95 7.95 6.68 6.68 5.70 5.70 4.87 4.87 4.15 4.15 3.60 3.60 3.10 3.10 2.77 2.77 2.49 2.49 2.30 2.30 2.17 3 GIATAN KEGIATAN 16.00 16.00 11.25 11.25 7.75 7.75 5.10 5.10 3.28 3.28 2.15 2.15 1.42 1.42 0.93 0.93 0.58 0.58 0.31 0.31 0.19

TABEL C STANDAR LUAS RUANG GEDUNG KANTOR A. RUANG KERJA JABATAN RG. KERJA RG. TAMU RG. RAPAT RG. RAPAT UTAMA LUAS RUANG (m 2 ) RG. SEKRET RG. TUNGGU RG. SIMPAN RG. ISTIRAHAT RG. TOILET JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Menteri 28.00 40.00 40.00 140.00 58.00 60.00 14.00 20.00 6.00 406.00 Standar luas 2 Eselon IA 16.00 14.00 20.00 90.00 20.00 18.00 5.00 10.00 4.00 197.00 ruang tersebut 3 Eselon IB 16.00 14.00 20.00 0.00 10.00 9.00 5.00 5.00 3.00 82.00 merupakan acuan dasar, 4 Eselon IIA 14.00 12.00 14.00 0.00 10.00 12.00 3.00 5.00 3.00 73.00 yang dapat 5 Eselon IIB 14.00 12.00 10.00 0.00 5.00 6.00 3.00 5.00 3.00 58.00 disesuaikan 6 Eselon IIIA 12.00 6.00 0.00 0.00 3.00 0.00 3.00 0.00 0.00 24.00 berdasarkan 7 Eselon IIIB 12.00 6.00 0.00 0.00 0.00 0.00 3.00 0.00 0.00 21.00 fungsi/sifat tiap 8 Eselon IV 8.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 0.00 0.00 10.00 eselon/jabatan. 9 Eselon V 4.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.00 0.00 0.00 6.00 10 Staf 2.20 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 2.20 B. RUANG PENUNJANG 1. Ruang Rapat = 40 m 2 2. Ruang Studio = 4 m 2 / orang (pemakai = 10% dari staf) 3. Ruang Arsip = 0,4 m 2 / orang (pemakai = staf) 4. WC = 2 m 2 / 25 orang 5. Musholla = 0,8 m 2 / orang (pemakai 20% dari personil

TABEL D KETENTUAN JENIS & JUMLAH RUANG BANGUNAN RUMAH NEGARA NO. TIPE Khusus A/250 m 2 B/120 m 2 C/70 m 2 D/50 m 2 E/36 m 2 1. Ruang Tamu 1 1 1 1 1 1 Di dalam hasil 2. Ruang Kerja 1 1 1 - - - 3. Ruang Duduk 1 1 1 - - - 4. Ruang Makan 1 1 1 1 1 1 5. Ruang Tidur 4 4 3 3 2 2 6. Kamar Mandi/WC 2 2 1 1 1 1 7. Dapur 1 1 1 1 1 1 8. Gudang 1 1 1 1 - - 9. Garasi 2 1 1 - - - rancangan dimungkinkan adanya penggabungan beberapa fungsi dalam satu ruang, misalnya fungsi ruang duduk dan ruang makan. 10. Ruang Tidur Pembantu 2 2 1 - - - 11. Ruang Cuci 1 1 1 1 1 1 Tidak dihitung dalam 12. KM Pembantu 1 1 1 - - - luas bangunan standar.