Cointegration Analysis and ECM

dokumen-dokumen yang mirip
Cointegration Analysis and ECM

BAB III ERROR CORRECTION MODEL (ECM) Suatu analisis yang biasa dipakai dalam ekonometrika adalah analisis

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun dapat mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena

Introduction to Stochastic Time Series Models

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ARIMA and Forecasting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. capital adequacy ratio (CAR), non performing financing (NPF), financing to

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

III.METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series (runtun

METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDB, Ekspor, dan

Non Linear Estimation and Maximum Likelihood Estimation

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang telah dikumpulkan oleh pihak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap Angka Kematian Bayi di Kabupaten Blora. Penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. waktu dari objek penelitian ini adalah 26 tahun yaitu dari tahun B. Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time

III. METODE PENELITIAN. bentuk runtut waktu (time series) yang bersifat kuantitatif yaitu data dalam

III. METODELOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah current account

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN SKALA SEDANG DAN BESAR PROPINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Laporan Kebijakan Moneter, Laporan Perekonomian Indonesia, Badan Pusat

BAB III METODE PENELITIN. yaitu ilmu yang valid, ilmu yang dibangun dari empiris, teramati terukur,

III. METODE PENELITIAN. yang mempunyai hubungan dengan penelitian yang terdiri dari data kualitatif dan

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan proposal ini adalah data sekunder yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Determinan Nilai Aktiva Bersih Reksa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. statistik. Penelitian ini mengukur pengaruh pembalikan modal, defisit neraca

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Application of ARIMA Models

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (OJK). Objek tersebut terdiri dari Bank Umum Syaria (BUS) dan Unit Usaha

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KOINTEGRASI DATA RUNTUN WAKTU INDEKS HARGA KONSUMEN BEBERAPA KOMODITAS BARANG KOTA di JAWA TENGAH

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Time series Linier Models

TIME SERIES DENGAN K-STAT &EVIEWS

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel- variabel sebagai berikut : tingkat gross domestic product(gdp), total

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pencarian data dilakukan melalui riset perpustakaan (library research)

III. METODE PENELITIAN. gabungan dari data runtun waktu (time series) tahunan. Data yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series

METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

PENGARUH INVESTASI, JUMLAH UNIT USAHA, EKSPOR, TINGKAT UPAH, INFLASI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA INDUSTRI KECILDI PROPINSI JAWA TIMUR TAHUN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian, Data dan Spesifikasi Model Ekonomi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. runtut waktu (time series). Penelitian ini menggunakan data-data Produk

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. media perantara. Pada umumnya data sekunder dapat berupa bukti, catatan atau

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kestasioneran data diperlukan pada tahap awal data time series

ANALISIS KOINTEGRASI JUMLAH WISATAWAN, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI BALI

BAB III METODE PENELITIAN. dasar pemilihan lokasi ini berdasarkan secara purposive sampling (sengaja).

III. METODE PENELITIAN. Bentuk data berupa data time series dengan frekuensi bulanan dari Januari 2000

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. time series bulanan dari Januari 2007 sampai dengan Desember Data-data

Analisis Dasar dalam Runtun Waktu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut runtun

METODE PENELITIAN. terdiri dari data pinjaman luar negeri, pengeluaran pemerintah, penerimaan pajak,

METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan metode purposive sampling yang digunakan, sampel yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Selang periode runtun waktu. Bulanan Tahun Dasar PDB Triwulanan Miliar rupiah. M2 Bulanan Persentase

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah di Indonesia, untuk melihat apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder yang akan digunakan ialah data deret waktu bulanan (time series) dari bulan

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis

METODE PENELITIAN. waktu (time series) dari tahun 1986 sampai Data tersebut diperoleh dari

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. penjelasan kedua variabel tersebut :

METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dijadikan objek

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan data sekunder berdasarkan runtun waktu (time series)

panjang antara ukuran perusahaan (SIZE) dengan capital adequacy ratio dan loan to

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dan variabel independen, yaitu defisit transaksi berjalan dan inflasi.

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-varibael sebagai berikut: Jumlah ekspor Minyak kelapa sawit

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. diperoleh dari Yahoo Finance dan Bank Indonesia (BI). Data yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pengertian Ekonometrika Dan Review Koefisien Korelasi April dan 2016Analisa 1 / Regre 42

ANALISIS INTEGRASI PASAR BAWANG MERAH MENGGUNAKAN METODE VECTOR ERROR CORRECTION MODEL

PENDEKATAN KOREKSI KESALAHAN DALAM PERSAMAAN SIMULTAN STUDI KASUS: PENDAPATAN DAN PENAWARAN UANG DI INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

Selain itu, kita juga bsa menguji Hipotesisnya. Formula : Basic Form Analysis tersebut terbagi menjadi 2 bagian : a. Linear Trend Models Formula :

PENDEKATAN KOINTEGRASI CRDW (COINTEGRATING REGRESSION DURBIN WATSON) UNTUK UJI HUBUNGAN JANGKA PANJANG MODEL INFLASI DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. berbagai institusi seperti Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, World Bank,

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Cointegration Analysis and ECM Before discussing co-integration concept, we need to talk about other relating concepts that are very important in understanding cointegration. Spurious Regression Phenomena. Suppose there are 2 independent random walk models y t = y t-1 + u t ; u t ~ N (0,1); u t white noise x t = x t-1 + v t ; v t ~ N (0,1); v t white noise

From earlier discussion, y t and x t are not stationer (Why?). More over, y t and x t are not correlated (based on the way the variables are generated). However, when we regress x t on y t we will have the following result: y t = -13.2556 + 0.3376 x t t: (-21.37) (7.61) R 2 = 0.1044 and d = 0.0121.

omments on the regression results: 1. Based on t test, x t influences y t even though R 2 is small. 2. But, from the process of generating x t and y t they are statistically independent; so no causality between x t and y t. 3. Therefore, we have to be very careful in regressing a nonstationery time series on another non-stationary time series. This regression may yield a spurious regression 4. According to Granger and Newold, if a regression has R 2 > d, it is suspected that the regression is a spurious (non-sense)

lease comments on these results. o you suspect that there are spurious regressions? bserve the following regression results obtained from egressing GDP on M1 (money supply) using Canada ata:1971-i s/d 1988-IV: 1. ln M1 t = - 10.2571 + 1.5975 ln GDP t t: (-12.94) (25.89) R 2 = 0.9463; d = 0.3254 2. Δ ln M1 t = 0.095 + 0.5833 Δ ln GDP t t: (2.4957) (1.8958) R 2 = 0.0885; d = 1.739

Stationerity Test To analyze a time series regression, we need to test whether the regressand and the regressors are stationer. That is why we need to know several stationery tests. We have learned 2 (two) stationery tests: graphical test and correlogram test. We need to learn more on other stationery tests.

Unit Root Test A. Basic Idea. Observe the following AR(1) model: y t = ρy t-1 + u t ; -1 ρ 1; u t : white noise. From previous lecture, if ρ = 1, then, the model is a random walk model and it is not stationer. Therefore, if ρ = 1 (statistically), then, y t is not stationer. B. Implementation In implementation, the following model is to be used to test the existence of a unit root (ρ = 1): y t = ρy t-1 + u t y t - y t-1 = (ρ - 1) y t-1 + u t Δy t = δ y t-1 + u t

So, to test a unit root, do the following steps: 1. Regress y t-1 on Δy t 2. Test the hypothesis that ρ = 1 or δ = 0 3. If the hypothesis rejected, then ρ 1 and it means y t stationer.

Dickey Fuller - (DF) Test Dickey and Fuller indicate that the hypothesis of δ = 0 should not use t test since δ is not distributed based on t distribution but based on τ (tau) distribution and therefore τ test should be used. DF have generated a table (a kind of t table ) to test the unit root. DF use 3 different random walk models: 1. Δy t = δ y t-1 + u t 2. Δy t = b 1 + δ y t-1 + u t 3. Δy t = b 1 + b 2 t + δ y t-1 + u t

Hypothesis H 0 : δ = 0 ; y t not stationer H 1 : δ < 0 ; y t stationer. (remark: δ never > 0 since δ = ρ - 1 and ρ 1) Steps of Dickey Fuller Test: 1. Estimate model 1 or 2 or 3 2. Calculate τ statistics = (coefficient of y t-1 / standard error). 3. If τ calculated > τ of DF table or MacKinon table, then reject the hypothesis of δ = 0. in this case, y t stationer. 4. Bila τ calculated < τ of DF table, then y t is not stationer.

Ilustration: (i). Δ GDP t = 0.00576 GDP t-1 τ = (5.798); R 2 = 0.0152; d = 1.34 (ii). Δ GDP t = 28.2054 0.00136 GDP t-1 τ = (1.1576) (-0.2191) ; R 2 = 0.00056; d = 1.35 (iii). Δ GDP t = 190.3857 + 1.4776t 0.0603 GDP t-1 τ = (1.8389) (1.6109) (-1.6252) DF Table α = 1% α = 5% α = 10% Model 1-2.5897-1.9439-1.6177 Model 2-3.5064-2.8947-2.5842 Model 3-4.0661-3.6414-3.1567

Model 1 tidak dianalisis karena estimasi dari δ positif. Padahal δ = ρ -1 dan nilai ini seharusnya negatif karena ρ 1. Ini berarti bahwa model 1 menghasilkan estimate ρ > 1 yang tidak relevan. Untuk model 2, τ = 0.2191 lebih kecil dari absolut nilai kritis Tabel DF untuk model 2. Berarti berdasarkan tes DF pada model 2, GDP tidak stasioner. Dengan cara yang sama, untuk model 3, τ = 1.6252. Nilai ini lebih kecil dari absolut nilai kritis Tabel DF untuk model 3. Artinya, berdasarkan tes DF pada model 3, GDP tidak stasioner juga.

ugmented Dickey Fuller (ADF) Test ada Tes DF diasumsikan bahwa residual tidak berkorelasi satu ama lain (u t uncorrelated). Tetapi, bila u t saling berkorelasi, Dickey an Fuller menciptakan tes lain yang lebih fleksibel (longgar ersyaratannya) yang disebut Tes Augmented Dickey-Fulller (ADF) isalkan kita menggunakan model Δy t = b 1 + b 2 t + δ y t-1 + u t DF: Δy t = b 1 + b 2 t + δ y t-1 + a i Δ y t-i + e t..... (iv)

Banyaknya variabel jeda yang digunakan ditentukan secara empiris. Idenya adalah menggunakan variabel jeda secukupnya agar error yang digunakan tidak saling berkorelasi. Pada intinya, tahapan Tes ADF hampir sama dengan Tes DF, yaitu masih mengetes apakah δ = 0. Tes ini masih menggunakan nilai kritis seperti pada Tabel DF. Sebagai ilustrasi, model (iv) diestimasi dan hasilnya sebagai berikut: Δ GDP t =234.9729+1.8921t 0.0786GDP t-1 +0.3557 ΔGDP t-1 t = (2.3833) (2.1522) (-2.2152) (3.4647) R 2 = 0.1526; d= 2.0858 Dari hasil regresi, τ = 2.2152 lebih kecil dari nilai kritis yang ada pada Tabel DF model 3. Dengan demikian, berdasarkan Tes ADF, GDP juga tidak stasioner.

Komentar tentang Tes unit root 1. Ada beberapa tes unit root telah ditawarkan. Masing-masing ada keterbatasannya. Kebanyakan tes ini berdasarkan pada hipotesis bahwa time series yang dianalisis mempunyai unit root yang berarti tidak stasioner. Hal yang membedakan antara satu tes dengan lainnya adalah ukuran dan kekuatan tes. 2. Ukuran tes mengacu pada tingkat signifikasi yang digunakan; biasanya 1%, 5% atau 10%. Bisa saja dari suatu tes disimpulkan bahwa pada tingkat 5% series yang dianalisis tidak stasioner. Tetapi bisa disimpulkan stasioner pada tingkat 10%. Tingkat signifikansi mana yang kita pilih?

3. Kekuatan tes. Beberapa tes termasuk Tes DF mempunyai kekuatan yang rendah. Artinya, mereka cenderung menerima (tidak menolak) hipotesis adanya unit root meskipun tidak ada. o Kekuatan tes tergantung pada rentangan waktu yang digunakan. Misalnya saja, tes unit root yang menggunakan 30 pengamatan dengan rentang waktu 25 tahun mungkin mempunyai kekuatan lebih bila dibandingkan dengan tes yang menggunakan 100 pengamatan dengan rentang waktunya yang hanya 4 bulan. o Bila ρ 1 (dekat dengan 1) tetapi tidak persis 1, tes unit root bisa menyatakan bahwa series yang dianalisis tidak stasioner. Padahal seriesnya mungkin stasioner.

o Jika mau mengetes data yang sudah di difference, sebaiknya jangan menggunakan tes DF atau ADF melainkan menggunakan Tes Dickey-Pantola karena tes ini dapat mengetes keberadaan unit root yang lebih dari satu. 4. Tes unit root ini tidak dapat menangkap adanya structural breaks pada suatu time series.

Kointegrasi: Regresi time Series tidak stasioner pada time series tidak stasioner lainnya. Telah kita bicarakan bahwa bila kita meregresikan data timeseries dengan regressand serta regressornya tidak stasioner, maka regresi tersebut dapat mengakibatkan adanya regresi yang spurious (salah). Akan kita analisis data PCE (Personal Consumption Expenditure) dan PDI (Personal Disposable Income), suatu data makro ekonomi AS dari 1970-I s/d 1991-IV (88 pengamatan). Telah dites bahwa data PCE dan PDI tersebut tidak stasioner. Sekarang, kita akan meregresikan PCE pada PDI sebagai berikut: PCE t = b 1 + b 2 PDI t + u t ; atau u t = PCE t b 1 - b 2 PDI t

Berdasarkan suatu tes, ternyata u t stasioner. Bila ini terjadi, berarti ada fenomena baru karena meskipun PCE dan PDI tidak stasioner, pada kombinasi liniernya, u t, tren mereka telah saling terhilangkan (saling ternetralkan). Dalam situasi seperti ini, kita katakana bahwa PCE dan PDI saling berkointegrasi. Parameter b 2 disebut parameter kointegrasi; sedangkan regresinya disebut regresi kointegrasi. Berdasarkan teori ekonomi, dua variabel akan berkointegrasi bila mereka mempunyai relasi jangka panjang atau keseimbangan jangka panjang diantara mereka.

Secara umum, bila ada dua variabel timeseries yang masingmasing merupakan series yang tidak stasioner, akan tetapi bila kombinasi linier dari dua variabel tersebut merupakan time series yang stasioner maka kedua timeseries tersebut dikatakan berikointegrasi. Lebih spesifik lagi, misalkan saja, x t dan y t masing-masing tidak stasioner, tetapi z t = x t - λ y t merupakan timeseries yang stasioner, maka pada situasi seperti ini, x t dan y t dikatakan berkointegrasi dan λ disebut parameter kointegrasi.

Komentar 1. Kontribusi yang sangat berharga dari konsep unit root dan kointegrasi adalah adanya paksaan kepada kita agar mengecek apakah residual dari suatu regresi stasioner atau tidak. 2. Granger mengatakan bahwa Tes Kointegrasi dapat dipandang sebagai tes pendahuluan (pretest) untuk menghindari adanya regresi spurious.

Tes Kointegrasi Ada beberapa Tes Kointegrasi yang disajikan pada beberapa literatur. Namun, pada pembahasan saat ini akan disampaikan 2 tes saja yang sangat sederhana yaitu: (i). Tes DF atau ADF (ii). Tes CRDW (Cointegrating Regression Durbin Watson)

Tes Engle Granger (EG) atau Tes Augmented Engle Granger (AEG) Tes ini sebenarnya adalah modifikasi dari Tes DF atau Tes ADF yang intinya, tahapannya sebagai berikut: 1. Regresikan PCE pada PDI, hasilnya: PCE t = -171.441 + 0.967 PDI t t : (-7.481) (119.871) R 2 = 0.1422; d = 2.2775 2. Hitung residual u t dan regresikan Δu t pada u t-1, diperoleh: Δu t = -0.2753 u t-1 t : (-3.7791) R 2 = 0.1422; d = 2.2775

3. Bandingkan nilai τ terhitung dengan Tabel Engle-Granger (bukan Tabel Dickey-Fuller). Nilai kritis τ dari tabel E-G pada 1% adalah 2.5899 sedangkan nilai τ terhitung adalah 3.7791. Ini berarti bahwa τ terhitung > τ dari Tabel E-G Akibatnya, u t stasioner. Dengan demikian, variabel PCE dan PDI berkointegrasi dan hasil regresi PCE pada PDI bukan merupakan regresi yang spurious.

Interpretasi Model Regresi Kointegrasi PCE pada PDI: 1. Fungsi PCE t = -171.4412 + 0.9672 PDI t disebut sebagai fungsi konsumsi jangka panjang. 2. Sedangkan slop PDI t yang sebesar 0.9672 merupakan MPC (Marginal Propensity to Consume) jangka panjang atau MPC keseimbangan.

Tes CRDW Tes ini didasarkan pada statistik Durbin-Watson yang dapat dengan mudah dihitung. Sargan dan Bhargava adalah pionir dari tes ini. Tahapan tes 1. Hitung statistik Durbin-Watson, d. Karena d=2(1-ρ), pada saat ρ mendekati 1 maka d hampir 0. Oleh karenanya, hipotesis nol nya adalah H 0 : d = 0 2. Bandingkan nilai d terhitung dengan nilai d dari tabel. Dari tabel, diperoleh bahwa: α 1% 5% 10% d 0.511 0.386 0.322

3. Bila d terhitung > d tabel, tolak hipotes bahwa d = 0 atau ρ = 1 yang berarti u t stasioner dan terjadi kointegrasi antara PCE dan PDI. Ternyata, d terhitung = 0.5316 > d tabel = 0.511 (1%). Akibatnya, PCE dan PDI memang berkointegrasi atau ada hubungan jangka panjang antara PCE dan PDI meskipun PCE dan PDI masing-masing tidak stasioner.

Kointegrasi dan ECM (Error Correction Mechanism) Pada diskusi terdahulu, kita telah tunjukkan bahwa PCE dan PDI berkointegrasi; yaitu mereka mempunyai hubungan jangka panjang atau keseimbangan jangka panjang. Dalam jangka pendek, mungkin terjadi ketidak seimbangan. Oleh karenanya, kita dapat menganggap persamaan: u t = PCE t b 1 b 2 PDI t sebagai kesalahan keseimbangan (equlibrium error).

Kesalahan keseimbangan ini akan digunakan untuk menghubungkan antara perilaku PCE jangka pendeknya dan PCE jangka panjangnya. Teknik Error Correction Mechanism (ECM) ini dikenalkan oleh Sargan dan dipopulerkan oleh Engle dan Granger untuk mengoreksi ketidakseimbangan. Teori Representasi Granger. Bila variabel y dan x berkointegrasi, maka hubungan antara y dan x dapat dinyatakan sebagai ECM.

Ilustrasi Konseptual Perhatikan model berikut (Hubungan antara PCE dan PDI) Δ PCE t = a 0 + a 1 Δ PDI t + a 2 u t-1 + e t....... (1) dengan u t-1 = PCE t-1 b 1 b 2 PDI t-1, u t-1 = error regresi kointegrasi lag 1 Persamaan ECM tersebut (persamaan (1)) menyatakan bahwa ΔPCE tergantung pada ΔPDI dan tergantung juga pada error keseimbangan, u t-1.

Bila u t-1 > 0, maka modelnya tidak dalam keseimbangan. Misalkan saja ΔPDI = 0 dan u t-1 > 0. Ini berarti bahwa PCE t-1 diatas nilai keseimbangannya yaitu a 0 + a 1 PDI t-1. Oleh karena itu, nilai a 2 diharapkan berharga negatif. Dengan demikian, a 2 u t-1 < 0 dan akibatnya ΔPCE t-1 < 0 untuk mengembalikan ke kondisi keseimbangan. Artinya bila PCE t berada diatas nilai keseimbangannya PCE t akan mulai menurun pada periode berikutnya untuk mengoreksi kesalahan keseimbangan. Dengan cara yang sama, bila u t-1 < 0 maka PCE berada dibawah nilai keseimbangan, dan a 2 u t-1 > 0 yang mengakibatkan ΔPCE t > 0 dan akhirnya berakibat PCE meningkat pada periode t. Dengan demikian, nilai absolut dari a 2 menentukan berapa cepat keseimbangan bisa kembali bila menyimpang. Pada tahap implementasi, u t-1 diestimate dengan u t-1 = PCE t -b 1 b 2 PDI t

Ilustrasi Empiris Δ PCE t = 11.6918 + 0.2906 Δ PDI t - 0.0867 u t-1 t: (5.3249) (4.1717) (-1.6003) R 2 = 0.1717; d = 1.9233 Secara statistik, koefisien u t-1 tidak signifikan. Maka kesalahan keseimbangan dapat dikatakan tidak mempengaruhi PCE yang berarti PCE menyesuaikan perubahan PDI pada periode yang sama. Perubahan jangka pendek PDI mempunyai dampak positif pada perubahan jangka pendek PCE.

Dapat dikatakan bahwa MPC jangka pendek = 0.2906, sedangkan MPC jangka panjang = 0.9672. Lihat kembali hasil regesi berikut: PCE t = - 171.4412 + 0.9672 PDI t t: (-7.4808) (119.87) Komentar S.G Hall tentang Kointegrasi Konsep Kointegrasi, secara teori, memang penting dalam model ECM. Tetapi masih banyak masalah pada aplikasinya terutama mengenai pembentukan nilai kritis dan kinerja tes unit root pada saat sampelnya kecil. Alternatinya, memperhatikan korelogram masih merupakan teknik yang penting.