BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin,

dokumen-dokumen yang mirip
ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

BAB II LANDASAN TEORI...

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

REVITALISASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO SEWON. Laporan Tugas Akhir. Atma Jaya Yogyakarta. Oleh : WELLY EKA CHARISMA NPM.

BAB II LANDASAN TEORI

VIII. ALIRAN MELALUI LUBANG DAN PELUAP

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI BENDUNGAN SEMANTOK, NGANJUK, JAWA TIMUR

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Dasar Teori Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

Makalah Pembangkit listrik tenaga air

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA GUNUNG RINTIH KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG

58. Pada tail race masih terdapat kecelakaan air 1m/det serta besarnya K = 0,1. Hitung : 1) Hidrolik Losses!

LAMPIRAN. Panduan Manual. Alat Peraga PLTMH Dengan Turbin Pelton. 1. Bagian Bagian Alat. Gambar 1.1 Bagian Alat. Keterangan gambar:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI DESA HUKURILA KOTA AMBON UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN ENERGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

HYDRO POWER PLANT. Prepared by: anonymous

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan Hidro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Survei, Investigasi dan Disain Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi NusaTenggara Timur

PERENCANAAN PUSAT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO PERKEBUNAN ZEELANDIA PTPN XII JEMBER DENGAN MEMANFAATKAN ALIRAN KALI SUKO

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

PENILAIAN 1.UJIAN AKHIR 2.UJIAN MID SEMESTER 3.TUGAS 4.KEHADIRAN (> 75 %)

FIsika FLUIDA DINAMIK

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii. Lembar Pernyataan Keaslian... iii. Lembar Pengesahan Penguji...

FLUIDA. Standar Kompetensi : 8. Menerapkan konsep dan prinsip pada mekanika klasik sistem kontinu (benda tegar dan fluida) dalam penyelesaian masalah.

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

Listrik Mikro Hidro Berdasarkan Potensi Debit Andalan Sungai

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTA GARUT

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DI SALURAN IRIGASI MATARAM

LAMPIRAN A DESKRIPSI PROYEK

ANALISAPERHITUNGANWAKTU PENGALIRAN AIR DAN SOLAR PADA TANGKI

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB II LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK TURBIN KAPLAN PADA SUB UNIT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR KEDUNGOMBO

BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

KONVERSI ENERGI AIR HASBULLAH, MT. Teknik Elektro FPTK UPI, 2009

BAB III PENGUMPULAN DATA DAN PEMBUATAN RANCANG BANGUN SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Optimasi Energi Terbarukan (Mikrohidro)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DESAIN STRUKTUR MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH JORONG AIA ANGEK

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

GALIH EKO PUTRA Dosen Pembimbing Ir. Abdullah Hidayat SA, MT

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKALA PIKO

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN PROGRAM SARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

MODUL IV ALIRAN MELALUI VENTURIMETER

BAB III METODOLOGI DAN PENGUMPULAN DATA

PRA - STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN PLTMH SUBANG

MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

BAB II DASAR TEORI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR PUMPED STORAGE. Pembangkit Listrik Tenaga Pompa (Pumped Storage) adalah sebuah tipe

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan listrik menjadi masalah yang tidak ada habisnya. Listrik menjadi

1. TURBIN AIR. 1.1 Jenis Turbin Air Turbin Impuls

BAB IV ANALISA HASIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

BAB 3 STUDI LOKASI DAN SIMULASI

MAKALAH ENERGI ALTERNATIF HYDROPOWER BAB I PENDAHULUAN

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

KAJI ANALITIK POTENSI DAYA LISTRIK PLTMH DI AIR TERJUN MUARA JAYA DESA ARGAMUKTI KABUPATEN MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT

TUGAS AKHIR. Analisa Dan Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hindro ( PLTMH ) Berdasarkan Perhitungan Beban

BAB I ALIRAN MELEWATI AMBANG ( AMBANG LEBAR DAN AMBANG TAJAM )

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 1.1 KETERSEDIAAN DEBIT AIR PLTM CILEUNCA

II. TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI HIDRO (PLTM) PALUMBUNGAN, PURBALINGGA Design of Mini Hydro Power Plant at Palumbungan, Purbalingga

Energi dan Ketenagalistrikan

LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA TOPIK: FLUIDA. Disusun oleh: Widodo Setiyo Wibowo, M.Pd.

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Pembangkit listrik kecil yang dapat menggunakan tenaga air pada saluran

STUDI AWAL PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL DAN KELISTRIKAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MINI-HIDRO

BAB VI PENUTUP. untuk menjawab rumusan masalah antara lain: Penelitian tugas akhir ini meninjau debit andalan (Q 80) dan debit andalan (Q 90)

Aliran Melalui Sistem Pipa

BAB III METODE PEMBAHASAN

UJI MODEL FISIK KAPASITAS ALIRAN PADA LUBANG PENGISIAN TAMPUNGAN DI BAWAH SALURAN DRAINASI (UNDERDRAIN BOX STORAGE)

Tegangan Permukaan. Fenomena Permukaan FLUIDA 2 TEP-FTP UB. Beberapa topik tegangan permukaan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi masyarakat. Salah satu manfaatnya adalah untuk. penerangan. Keadaan kelistrikan di Indonesia sekarang ini sangat

STUDI AWAL PERENCANAAN S

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

II. TINJAUAN PUSTAKA. digalakan penemuan-penemuan atau pemanfatan-pemanfaatan energi-energi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

ANALISA KETINGGIHAN DAN DEBIT AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO PADA DAERAH TERPENCIL

PENGARUH BENTUK MERCU BENDUNG TERHADAP TINGGI LONCAT AIR KOLAM OLAK MODEL USBR IV (SIMULASI LABORATORIUM)

MENGATASI TINGKAT KEMISKINAN DESA DENGAN AIR

BAB II LANDASAN TEORI. semakin populer sebagai alternatif sumber energi, terutama di wilayah yang

I. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat sebagai sumber energi untuk berbagai kegiatan seperti penerangan,

BAB IV KRITERIA PERENCANAAN PLTM

BAB II LANDASAN TEORI

Cara Mengukur dan Menghitung Debit Saluran

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II DASAR TEORI 2.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

Gambar 9. Segitiga kecepatan untuk turbin reaksi aliran ke luar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air

PENGGUNAAN DISCOUNTED CRITERION UNTUK ANALISIS EKONOMI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO (PLTMH) INGAS COKRO. Herman Susila.

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI Pusat listrik memiliki berbagai macam sumber tenaga, diantaranya adalah: 1. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), 2. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), 3. Pembangkit Listrik Tenaga Angin, 4. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Keempat pembangkit listrik tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Akan tetapi, pembangkit listrik yang cukup ekonomis dan memiliki potensi yang cukup besar adalah pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga air. Pembangkit Listrik Tenaga Air masih dapat dijabarkan lagi menurut sumber air yang digunakan menjadi sumber tenaga. Adapun sumber air yang digunakan adalah: 1. Tenaga ombak 2. Tenaga pasang surut 3. Tenaga sungai atau waduk Dari ketiga sumber tersebut, pembangkit listrik yang lebih sering digunakan adalah pembangkit listrik dengan sungai atau waduk sebagai sumber tenaganya. Pembangkit listrik ini yang lazim disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Pembangkit Listrik Tenaga Air dapat dibedakan sesuai kapasitas listrik yang dapat dihasilkan. Pada umumnya pembagian jenis PLTA dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. PLTA Mikro, kapasitas listrik yang dihasilkan < 100 kw, 2. PLTA Mini, kapasitas listrik yang dihasilkan 100-999 kw, 3. PLTA Kecil, kapasitas listrik yang dihasilkan 1000-10.000 kw, 4. PLTA Besar, kapasitas listrik yang dihasilkan > 10.000 kw. Suatu PLTA memiliki bagian-bagian yang perlu direncanakan pada setiap pembuatannya. Bagian-bagian tersebut adalah: a. bendungan dan tempat pemasukan, b. saluran dan pipa pesat, c. gedung sentral beserta alat elektro-mekanik, d. saluran pembuangan. Dari keempat bagian tersebut dapat diperoleh suatu prinsip yang penting di dalam suatu perencanaan teknis suatu PLTA adalah: Q = debit, merupakan dasar/konstituante tenaga air, H = tinggi terjun. Kedua faktor tersebut juga akan mempengaruhi jenis turbin yang dapat digunakan. Adapun jenis-jenis turbin pada prinsipnya dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu turbin impuls dan turbin reaksi. 1. Turbin impuls Turbin impuls memiliki prinsip kerja menggunakan tumbukan air sebagai sumber tenaga. Turbin impuls digerakkan oleh impuls tumbukan antara air

yang keluar dari pipa pesat dengan mangkok turbin. Jadi, dapat dikatakan bahwa seluruh tenaga potensial diubah dalam bentuk tenaga kinetik agar kecepatan nozzle besar. Turbin yang menggunakan prinsip turbin impuls ini salah satunya ialah turbin Pelton. 2. Turbin reaksi Turbin reaksi bekerja dengan menggunakan perbedaan tekanan. Turbin ini lebih menggunakan tenaga potensial dibandingkan tenaga kinetik. Tenaga kinetik yang didapatpun ditransformasikan menjadi tenaga potensial dengan suatu pipa isap (draft tube). Turbin yang menggunakan prinsip turbin reaksi ini adalah turbin Francis, turbin Propeller dan turbin Kaplan. Seiring dengan perjalanan waktu, banyak tipe-tipe turbin baru yang ditemukan. Akan tetapi pada prinsipnya tidak jauh berbeda dengan turbin impuls dan turbin reaksi. Dalam menentukan jenis turbin dapat pula menggunakan standarisasi seperti pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Jenis turbin

Perhitungan daya terbangkit pada suatu PLTA dapat dihitung menggunakan rumus berikut: P = 9,8 x x Q x x H Keterangan: P = daya terbangkit (kw) = efisiensi Q = debit aliran (m 3 /detik) = berat jenis air (ton/m 3 ) H = tinggi terjun (m) Sedangkan Q (debit aliran) sendiri dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Kontinuitas, sebagai berikut: Q = A. V Keterangan A = luas penampang aliran (m 2 ) V = kecepatan aliran (m/detik) Dalam perencanaan suatu pembangkit listrik, debit merupakan salah satu faktor yang penting. Oleh karena itu, perencanaan pengambilan debit harus diperhatikan dengan benar. Pengambilan debit atau penyadap (intake) dapat direncakan dengan dua cara, yaitu melalui lubang dan peluap. 1. Aliran melalui lubang a. Lubang kecil Gambar 2.2 menunjukkan zat cair yang mengalir melalui lubang kecil dari suatu tangki. Pusat lubang terletak pada jarak H dari muka air.

Tekanan pada vena kontrakta adalah atmosfer. Dengan menggunakan persamaan Bernoulli pada permukaan zat cair di kolam dan di vena kontrakta, kecepatan zat cair pada titik tersebut dapat dihitung. H V c C Gambar 2.2 Lubang kecil V c = 2gH Rumus tersebut menunjukkan kecepatan aliran teoritis pada zat cair ideal. Pada zat cair riil, terjadi kehilangan tenaga yang disebabkan oleh kekentalan. Untuk itu perlu dimasukkan koefisien kecepatan C v, sehingga: Vc = Cv 2gH Debit aliran adalah Q = a V, a c c c adalah luas tampang aliran di vena kontrakta. Luas penampang pada titik C adalah lebih kecil dari luas lubang. Dengan memperhitungkan koefisien kontraksi: C c = a c a atau a c = C a maka debit aliran menjadi c

Q = acvc = CcaCv 2gH atau Q = Cda 2gH Keterangan: C d adalah koefisien debit, yang nilai reratanya 0,62. b. Lubang terendam Apabila permukaan zat cair di sebelah hilir lubang keluar adalah di atas sisi lubang, maka lubang disebut terendam. Gambar 2.3 menunjukkan lubang terendam di mana elevasi permukaan zat cair di sebelah hulu dan hilir terhadap sumbu lubang adalah H 1 dan H 2. Dengan menggunakan persamaan Bernoulli antara titik 1 dan 2 pada sumbu lubang, maka: V 2 = H 2g( H1 2) sehingga debit nyata aliran melalui lubang adalah: Q = Cda 2g( H 1 H 2) atau Q = Cda 2gH H H 1 H 2 1 2 Gambar 2.3 Lubang terendam

c. Lubang besar Dipandang lubang besar berbentuk segi empat dengan lebar b dan tinggi d (Gambar 2.4) yang melewatkan debit aliran secara bebas ke udara luar (tekanan atmosfer). Elevasi permukaan zat cair di dalam kolam adalah konstan sebesar H dari sumbu lubang. Distribusi kecepatan pada vena kontrakta CC adalah sebanding dengan akar dari kedalaman pada setiap titik. H H 2 H 1 C b h d c d c d h d C b c Gambar 2.4 Lubang besar 2. Aliran melalui peluap Peluap didefinisikan sebagai bukaan pada salah satu sisi kolam atau tangki sehingga zat cair (biasanya air) di dalam kolam tersebut melimpas di atas peluap. Peluap biasanya digunakan untuk mengukur debit aliran sehingga pada saluran irigasi sering dibuat untuk mengetahui besarnya debit yang mengalir. Berdasarkan bentuk puncaknya peluap bisa berupa ambang tipis atau ambang lebar. Sedangkan menurut bentuknya, peluap dapat dibedakan menjadi peluap segi empat dan trapesium. Masing-masing tipe peluap mempunyai bentuk persamaan aliran yang berbeda.

Pengambilan debit air pada umumnya akan menggunakan suatu saluran sebagai saluran pembawa. Dalam perencanaan saluran pembawa diperhitungkan pula endapan yang biasanya ikut terbawa dari sumber pengambilan. Endapan akan sangat mempengaruhi sistem pembangkit listrik. Keberadaan endapan pada turbin impuls akan dapat menambah kecepatan nozzle. Akan tetapi, pada turbin reaksi keberadaan endapan akan mempengaruhi efisiensi turbin. Oleh karena itu, dalam perencanaan pembangkit listrik yang menggunakan turbin reaksi diperlukan suatu bak penenang (forebay tank) untuk mengendapkan endapan yang ikut terbawa. Perencanaan ukuran dasar bak penenang ditetepkan sebagai berikut: Bila lebar bak = B (meter); tinggi air dalam bak = h (meter); kecepatan air dalam bak = V (meter/detik); maka debit Q = B h V 3 m /det Bila kecepatan turun dari butir tertentu adalah, maka waktu untuk endapan tiba di dasar bak adalah h t = ω Dengan demikian panjang bak harus diambil; Keterangan: h L = V t = V ω Q = debit V = kecepatan dalam bak; kecepatan ini tidak boleh melebihi kecepatan kritis, yaitu besarnya kecepatan yang akan menyeret butir yang telah mengendap di dasar bak; maksimal 0,4 hingga 0,6 m/det.

= kecepatan turun endapan, yang dapat ditetapkan (Gambar 2.5) h = tinggi air dalam bak yang umumnya diambil sebesar 1,5 hingga 4,0 m. Besar kecepatan kritis menurut Camp adalah V = a d cm/det dengan d = diameter butir (mm) a = 36 bila d > 1 mm a = 44 bila 1 mm > d > 0,1 mm a = 51 bila d < 0,1 mm Gambar 2.5 Grafik kecepatan turun butir Dengan ketersediaan debit yang efektif melalui sistem saluran air terencana, maka akan dihasilkan daya bangkitan melalui suatu sistem pembangkit tenaga air sebagai berikut: 1. Turbin 2. Generator

3. Trafo up 4. Transmission line 5. Trafo down Dengan adanya suatu sistem tersebut, maka suatu pembangkit listrik yang merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu, khususnya teknik sipil, teknik mesin, dan teknik elektronika akan dapat berguna bagi peningkatan kesejahteraan manusia.