II. TINJAUAN PUSTAKA Etnosains, Etnoekologi dan Etnomedisin. Etnosains sebagai sebuah pengetahuan yang terakumulasi dari pengalaman

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, bila dilihat secara

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam kesibukan dan aktivitas yang terus dijalani, tidak

BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Bersih dan Kotor menurut Medis. seberapa jauh kemajuan suatu daerah. Di Indonesia, kebersihan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. antropologi kesehatan. Antropologi kesehatan mengkaji manusia dan prilaku seputar

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat. beragam keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya.

BAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya tidak hanya mampu menyelaraskan diri dengan alam dan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23

Konsep Sehat-Sakit Dalam Sosial Budaya. 3/23/2011 Fakultas Ilmu Keperawatan UNISSULA

BAB I PENDAHULUAN. pengobat tradisional dukun atau tabib.masyarakat memiliki pandangan terhadap

III. METODE PENELITIAN. dipilih karena untuk mengungkap dan mengkaji hal-hal yang tidak dapat diukur

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan telah menjadi suatu kajian ilmu

BAB I PENDAHULUAN. ada disekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita yang telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat

BAB I PENDAHULUAN. hingga saat ini adalah permasalahan kesehatan (Human Healt). Nampaknya

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Batak Pakpak, Batak Toba, Batak Angkola, dan Mandailing. Di. dengan cara mempelajarinya. (Koentjaraningrat, 1990:180)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan usaha menghindari diri dengan cara menyembuhkan suatu jenis penyakit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yaitu gangguan jiwa (Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa) (Yosep, hubungan interpersonal serta gangguan fungsi dan peran sosial.

PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN SENJATA API OLEH ANGGOTA TNI di DENPOM IV/ 4 SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya

JURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)

BAB I PENDAHULUAN. ini menyebabkan perbedaan dalam pemanfaatan tumbuhan baik dalam bidang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2)

Tinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat

BAB I PENDAHULUAN. Sakit merupakan kondisi yang tidak menyenangkan mengganggu aktifitas

BAB II KERANGKA TEORI. pengalaman serta lingkungan sekitar dari manusia tersebut tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan (UU Kesehatan No36 Tahun 2009 Pasal 138)

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi. Masyarakat berperan serta, baik secara

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman kebudayaan Indonesia merupan kebanggaan yang pant as

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dan dilestarikan dengan cara cara yang tradisional. Masyarakat. lingkungan dimana mereka bertempat tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan ratusan suku bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. disetiap daerah dijumpai berbagai macam jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait

BAB II TEORI TINDAKAN SOSIAL-MAX WEBER. Setiap manusia mempunyai naluri untuk berinteraksi dengan

Makalah Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Kesehatan

PSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan tradisional yang berbeda-beda. Di Indonesia masih banyak jenis

Pertemuan ke-1 IBD sebagai bagian dari MKDU:

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

yang dirasakan individu terhadap pengobatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai mahluk yang memiliki akal dan pikiran menjadikan

BAB VII ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

BAB I PENDAHULUAN. tradisi serta budaya. Keragaman suku bangsa di Indonesia menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB II KAJIAN TEORI. Kebudayaan berasal dari kata sansekerta budhayah, yaitu bentuk jamak

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Dalam mencapai kualitas hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pembangunan nasional merupakan pembangunan manusia dan seluruh

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

LANDASAN SOSIOLOGIS. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang :

BAB I PENDAHULUAN. yang tercermin dalam perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat, selain

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki

BAB II TINJAUAN TEORITIS

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. hayati sebagai sumber bahan pangan dan obat-obatan (Kinho et al., 2011, h. 1).

BAB I PENDAHULUAN. yang subordinatif, di mana bahasa berada dibawah lingkup kebudayaan.

I. PENDAHULUAN. seperti halnya suku-suku lain. Di dalam pergaulan-pergaulan hidup maupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

BAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. a. Kebudayaan sebagai proses pembangunan

SISTEM PENGOBATAN TRADISIONAL PADA MASYARAKAT NAGARI SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KAB.PADANG PARIAMAN

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

BAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta

ANTROPOLOGI KESEHATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok manusia yang tinggal dan hidup di wilayah pesisir.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa (Mental Disorder) merupakan salah satu dari empat

Transkripsi:

11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Etnosains, Etnoekologi dan Etnomedisin Etnosains sebagai sebuah pengetahuan yang terakumulasi dari pengalaman masing-masing etnik, bukan sebagai bentuk fisik. Kajian etnosain lebih kepada kajian perilaku manusia terhadap lingkungan yang berupa benda yang di pandang melalui aspek budaya dan persepsi masyarakat lokal dengan menggunakan bahasa lokal. Pendapat lain dikemukakan oleh W.H Goodenough dalam Ahimsa (1964) tentang definisi konsep Etnosains, yakni: Konsep etnosains mengacu pada paradigma kebudayaan yang menyatakan bahwa kebudayaan tidak berwujud fisik tapi berupa pengetahuan yang ada pada manah manusia. Etnosains banyak mengkaji klasifikasi untuk mengetahui struktur yang digunakan untuk mengatur lingkungan dan apa yang dianggap penting oleh suatu etnik, penduduk suatu kebudayaan. Setiap suku bangsa membuat klasisfikasi yang beda atas lingkungan nya dan hal ini tercermin pula pada katakata atau leksikonyang mengacu benda, hal, kegiatan bahkan juga struktur sintaksis yang diperlukan untuk memprensentasikan pengalaman yang berbeda, unik. Etnoekologi dapat diartikan sebagai upaya manusia dalam beradaptasi dengan lingkungan, cara manusia menggunakan lingkungan dan juga keselarasan hidup sosial dengan lingkungan alam manusia.

12 Pendapat lain dikemukakan oleh Ahimsa (2007) tentang pengertian kosep Etnoekologi adalah: Etnoekologi menelaah cara-cara masyarakat tradisional memakai ekologi dan hidup selaras dengan lingkungan alam dan sosialnya. Kehidupan masyarakat tradisional pada umumnya amat dekat dengan alam, dan manusia mengamati alam dengan baik, mengenal karakteristiknya sehingga mereka tahu bagaimana menanggapinya. Jadi apa yang disediakan alam sejogjanya dapat dimanfaatkan manusia dalam memenuhi kehidupan manusia, tanpa merusak dan tetap menjaga kelestarian alam. Etnomedisin adalah kajian tentang kesehatan dan juga pemeliharaan kesehatan pada masyarakat tradisional menyangkut tradisi dan juga kepercayaan yang dianut masyarakat lokal atau etnis lokal. Praktek pengobatan secara tardisional yang masih dilakukan dengan mengunakan tumbuhan obat, doa-doa, mantra, tarian atau upacara dan juga praktek-praktek yang lainya yang cenderung masih dilakukan pada masyarakat tradisional. Dari jabaran umum diatas dapat di spesifikasikan lagi bahwa Etnomedisin menurut Ahimsa (2007) adalah: Etnomedisin hubungan dengan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Topik dapat menyangkut jenis-jenis sakit dan penyakit dan penangananya secara tradisional dengan menggunnakan tanaman obat, dengan doa, mantra, tarian dan upacara, atau dengan praktek tradisonal lainya.

13 Etnomedisin merupakan praktek medis tradisional yang tidak berasal dari medis modern. Etnomedisin tumbuh dan berkembang dari pengetahuan setiap suku dalam memahami penyakit dan makna kesehatan. Pemahaman akan penyakit ataupun teori tentang penyakit tentunya berbeda di setiap suku. Hal ini dikarenakan latar belakang kebudayaan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki setiap suku tersebut berbeda dalam memahami penyakit, terutama dalam mengobati penyakit. 2.2. Sehat dan Sakit Pengertian konsep sehat memiliki arti yang berbeda bila dipandang melalui kacamata medis dan juga kacamata budaya. Sehat menurut pandangan medis lebih kearah rasional dan juga ilmiah secara ilmu kedokteran. Tubuh yang sehat adalah ketika kedaannya sedang fit, berfungsi secara normal dari organnya dan juga tanpa adanya gangguan ataupun rasa sakit yang dirasakan. Sedangkan sehat secara budaya adalah lebih kepada dimana seseorang dapat beraktifitas dengan lancar dan baik setiap hari nya. Dengan itu maka merujuk pada pengertian sehat yang ada menurut UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.

14 Konsep Sehat dapat diinterpretasikan orang berbeda-beda, berdasarkan komunitas. Sebagaimana dikatakan bahwa Masyarakat Sungkai Bunga Mayang terdiri dari keaneka ragaman kebudayaan, maka secara kongkrit akan mewujudkan perbedaan pemahaman terhadap konsep sehat, sebagaimana yang yang dikemukakan oleh Djekky (2001:8) adalah sebagai berikut: 1. Konsep sehat dilihat dari segi jasmani yaitu dimensi sehat yang paling nyata karena perhatiannya pada fungsi mekanistik tubuh; 2. Konsep sehat dilihat dari segi mental, yaitu kemampuan berpikir dengan jernih dan koheren. Istilah mental dibedakan dengan emosional dan sosial walaupun ada hubungan yang dekat diantara ketiganya; 3. Konsep sehat dilihat dari segi emosional yaitu kemampuan untuk mengenal emosi seperti takut, kenikmatan, kedukaan, dan kemarahan, dan untuk mengekspresikan emosi-emosi secara cepat; 4. Konsep sehat dilihat dari segi sosial berarti kemampuan untuk membuat dan mempertahankan hubungan dengan orang lain; 5. Konsep sehat dilihat dari aspek spiritual yaitu berkaitan dengan kepercayaan dan praktek keagamaan, berkaitan dengan perbuatan baik, secara pribadi, prinsip-prinsip tingkah laku, dan cara mencapai kedamaian dan merasa damai dalam kesendirian; 6. Konsep sehat dilihat dari segi societal, yaitu berkaitan dengan kesehatan padatingkat individual yang terjadi karena kondisi-kondisi sosial, politik, ekonomi dan budaya yang melingkupi individu tersebut. Adalah tidak mungkin menjadi sehat dalam masyarakat yang sakit yang tidak dapat menyediakan sumber-sumber untuk pemenuhan kebutuhan dasar dan emosional. (Djekky, 2001:8) Tidak hanya konsep sehat yang mengalami perbedaan dalam pengertianya tetapi sakit juga demikian. Sakit menurut medis dan sakit menurut budaya memilki perbedaan dalam pendefinisianya. Sakit menurut pandangan budaya adalah gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit.

15 Sedangkan sakit menurut pandangan medis adalah ketika ada gangguan fungsi dari organ tubuh yang tidak bekerja secara baik, dan biasanya menimbulkan rasa sakit sesuai dengan gejala dan juga rasa sakit yang timbul. Sakit dapat diinterpretasikan secara berbeda berdasarkan pengetahuan secara ilmiah dan dapat dilihat berdasarkan pengetahuan secara budaya dari masingmasing penyandang kebudayaannya. Hal ini berarti dapat dilihat berdasarkan pemahaman Secara konseptual dapat disajikan bagaimana sakit dilihat. yang dikutib dari Djekky (2001: 15) dalam A.E. Dumatubun (2002) sebagai berikut : Secara ilmiah penyakit (disease) diartikan sebagai gangguan fungsi fisiologis dari suatu organisme sebagai akibat terjadi infeksi atau tekanan dari lingkungan, jadi penyakit itu bersifat obyektif. Sebaliknya sakit (illness) adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita suatu penyakit. Fenomena subyektif ini ditandai dengan perasaan tidak enak. Umumnya masyarakat tradisional memandang seseorang sebagai sakit, jika orang itu kehilangan nafsu makannya atau gairah kerjanya, tidak dapat lagi menjalankan tugasnya sehari-hari secara optimal atau kehilangan kekuatannya sehingga harus tinggal di tempat tidur. Sedangkan sakit dapat dilihat berdasarkan pemahaman konsep kebudayaan masyarakat penyandang kebudayaannya sebagaimana dikemukakan Foster dan Anderson (1986) menemukan konsep penyakit (disease) pada masyarakat tradisional yang mereka telusuri di kepustakaan-kepustakaan mengenai etnomedisin, bahwa konsep penyakit masyarakat non barat, dibagi atas dua kategori umum yaitu: (1) Personalistik, munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa mahluk supranatural (mahluk gaib atau dewa), mahluk yang bukan manusia (hantu, roh leluhur, atau roh jahat) maupun mahluk manusia (tukang sihir, tukang tenung).

16 (2) Naturalistik, penyakit (illness) dijelaskan dengan istilah-istilah yang sistematik dan bukan pribadi. Naturalistik mengakui adanya suatu model keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap dalam tubuh seperti panas, dingin, cairan tubuh berada dalam keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan lingkungan sosialnya, apabila keseimbangan terganggu, maka hasilnya adalah penyakit. Jadi dapat disimpulkan bahwa sakit adalah sebuah gangguan yang diterima tubuh karena dalam keadaan yang kurang baik, fungsi organ tubuh yang kurang baik, dan juga keadaan lingkungan yang tidak mendukung sehingga seseorang dapat sakit. 2.3. Dokter dan Dukun Dokter dan dukun adalah sebutan bagi pengobat, hanya saja keduanya memilki perbedaan secara pengetahaun dan juga periode kegunaannya, dokter muncul pada masa modern, sedangkan dukun lebih kepada pengobat tradisional yang sudah ada sejak zaman dahulu. Dokter dapat diartikan adalah seorang yang ahli dalam bidang kesehatan yang ilmunya diperoleh melalui pendidikan tinggi. Dokter lebih memakai metode ilmiah dalam pengobatan dan juga lebih percaya kepada ilmu kedokteran dan juga teknologi kesehatan yang ada pada zaman sekarang. Pendapat lain disampaikan oleh Lalu Guntur Payasan (2011) tentang definisi Dokter, menyatakan bahwa: Dokter adalah orang yang memiliki kewenangan dan izin sebagaimana mestinya untuk melakukan pelayanan kesehatan, khususnya memeriksa dan mengobati penyakit dan dilakukan menurut hukum dalam pelayanan kesehatan.

17 Sedangkan dukun diartikan sebagai pelaku pengobat pada masyarakat tradisional yang metode pengobatanya masih tradisional, masih menggunakan tumbuhan obat, menggunakan mantra dan jampe, dan juga menggunakan bantuan ilmu supranatural. Ilmu yang diperoleh seorang dukun biasanya dari berguru dan juga ada yang diperoleh dari keturunan. Tentunya seorang dukun juga sudah dipercaya oleh masyarakat sebagai pengobat. Pendapat lain dikemukakan oleh Rina Anggorodi (2009:9) tentang definisi dukun adalah sebagai berikut: Dukun, yaitu orang yang dianggap mempunyai kepandaian magis sehingga dapat memberi pengobatan ataupun nasehat dengan menghubungi alam gaib (mahluk-mahluk halus), atau mereka yang melakukan white magic dan black magic untuk maksud baik dan maksud jahat. 1.4. Jampe dan Mantra Jampe adalah istilah lokal sebutan bagi mantra. Jampe atau mantra sifatnya sama yakni sebuah sebutan doa-doa yang dibacakan oleh pemantra atau dukun yang disampaikan pada roh atau jin yang membantu dukun melalui ilmu supranatural. Pnegucapan jampe biasanya menggunakan bahasa lokal, ada pula yang menggunakan bahasa arab ataupun bahasa-bahasa lainya. Yang mengerti arti dari ucapan doa nya adalah sipemantra saja. Jampe tidak bisa di ucapkan oleh sembarang orang karena hanya orang-orang tertentu yang boleh mengucapkanya. Tidak semua dukun mau memberikan

18 mantra atau jampe-jampe nya ke sembarang orang, karena bila itu terjadi yang di takutkan adalah efek dari jampe yang di ucapkan dapat mencelakai orang yang membacanya. Pendapat lain dikemukakan oleh Koentjaraningrat (1981:177) tentang definisi mantra yakni sebagai berikut: Mantra adalah unsur penting dalam ilmu gaib (magic). Mantra dapat berupa kata dan suara yang dianggap memilki kesaktian, mantra adalah ucapan lisan yang sarat dengan rima dan irama yang mengandung doa dan kekuatan gaib, bertujuan untuk mendatangklan keselamatan, keunggulan, keberhasilan. Dan ada juga yang mendatangkan kecelakaan atau penyakit yang berbahaya. 2.5. Pengobatan Tradisional Pengobatan tradisional adalah sebuah pengobatan alternatif yang masih menggunkan tumbuhan obat, kekuatan magis, ilmu supranatural dan juga doa-doa. Pengobatan tradisional sebagai bentuk pengobatan alternatif yang digunakan masyarakat apabila pengobatan medis tidak dirasakan khasiat dan kesembuhannya. Pengobatan tradisonal banyak menggunakan metode pengobatan, ada yang menggunakan cara di pijat, akupuntur dan juga cara pengobatan luar lainya, adapula pengobatan tradisional yang menggunakan bahan-bahan yang telaha tersedia di alam sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Beberapa metode pengobatan tradisional dapat di kategorikan sebagai berikut:

19 1. Metode Akupuntur Praktik akupuntur adalah berdasarkan teori meridian. Menurut teori ini darah bersikulasi dalam tubuh melalui sistem saluran yang disebut meridian, dan menghubungkan organ-organ internal dengan organ-organ eksternal adatu jaringan. Dengan merangsang titii-titik tertentu pada permukaan tubuh yang terletak pada jalur meridian dengan menggunakan jarum akupuntur maka darah bisa diatur, dan dengan demikian penyakit yang mengganggu bisa disingkirkan. (Iwan Hadibroto & Syamsir Alam. 2006). 2. Metode Pijat Pijat adalah erapi yang bersifat holistk. Manfat pijat terasa pada tubuh, pikiran dan jiwa. Pijat melancarkan peredaran darah dan aliran getah bening. Efek langsung yang bersifat mekanis dengan tekanan secara berirama dan gerakan-gerakan yang digunakan secara dramatis dapat meningkatkan tingkat aliran darah. Rangsangan yang ditimbulkan dari reseptor saraf juga mengakibatkan pembuluh darah melebar secara reflek. Dan ini melancarakan aliran darah yang sangat berpengaruh bagi kesehatan. 3. Metode Terapi Herbal Terapi herbal juga sering disebut sebagai herbais atau pengobata botanikal, adalah penggunaan herbal untuk kemampuan terapi atau pengobatannya. Yang disebut herbal adalah tanaman atau bagian tanaman yang memilki

20 nilai disebabkan kwalitas pengobatan, aromatik atau rasanya. Tanaman herbal menghasilkan dan mengandung berbagai unsur kimia yang berpengaruh terhadap tubuh. Bahan-bahan yang berasal dari tanaman tetap menjadi dasar dan proporsi yang cukup besar bagi obat-obatan komersial, yang kini digunakan untuk pengobatan penyakit, jantung, tekanan darah tinggi, nyeri, asma, dan penyakt-penyakit lainya. 4. Metode Ilmu Ghaib metode pengobatanya masih tradisional, masih menggunakan tumbuhan obat, menggunakan mantra dan jampe, dan juga menggunakan bantuan ilmu supranatural (magis). Ilmu yang diperoleh seorang dukun biasanya dari berguru dan juga ada yang diperoleh dari keturunan. Tentunya seorang dukun juga sudah dipercaya oleh masyarakat sebagai pengobat. 2.6. Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah segala macam jenis tumbuhan yang memiliki manfaat medis yang bersifat herbal. Penggunaan tumbuhan obat sesuai dengan kebutuhan, bisa daun, batang, buah, akar, kulih batang, getah dan juga bagian lain dari tumbuhan, dimana bagian tersebut dianggap memilkik khasiat. 2.7. Pengetahuan Pengetahuan adalah suatu hal yang diketahui oleh seseorang tentang sesuatu, dimana pengetahuan itu diperoleh dari belajar, informasi dan juga pengalaman seseorang terkait sesuatu. Pengetahuan belum dilakukan sebuah bentuk bentuk

21 pengujian terhadapnya. Berbeda lagi dengan ilmu pengetahuan dimana sudah teruji secara ilmiah. 2.8. Masyarakat Sungkai Bunga Mayang Masyarakat Sungkai sekarang mendiami wilayah Kabupaten Lampung Utara, yang terbagi dalam beberapa kecamatan. Ada Sungkai selatan, sungkai Utara, Sungkai Tengah, Sungkai Barat, Hulu Sungkai, Muara sungkai. Dari enam kecamatan tersebut empat diantaranya adalah pemekaran dari kecamatan utama sebelum pemekaran yakni kecamatan Sungkai Selatan dan Sungkai Utara. Pendapat lain disampaikan oleh Prof. H. Hilman Hadikusuma, S.H. (1989:190-191) beliau membuat pembagian Daftar nama-nama marga, perserikatan adat, dialek bahasa, daerah Kecamatan/Kabupaten di Lampung, berikut tentang masyarakat Sungkai Bunga Mayang: Marga Sungkai Bunga Mayang adalah bagian dari Lampung Pepadun. Menurut pembagian wilayah berdasakan adminsitrasi adat Sunkai Bunga Mayang terletak di Kabupaten lampung Utara yang terbagi dalam dua kecamatan yakni Sungkai Utara dan Sungkai Selatan, dialek bahasa yang digunakan adalah Api. (pembagian Marga Sebelum Tahun 1952). 1.9. Tinjauan Kearifan Lokal, Perilaku dan Juga Adaptasi Ekologi Hidup manusia selalu erat kaitannya dengan budaya, sebuah produk budaya tercipta dari sebuah akumulasi pengalaman manusia dalam beradaptasi dan menyesuaikan diri yang menjadi sebuah perialku dan menjadi kebiasaan. Dengan

22 kata lain wujud dari produk budaya menjadi sebuah kerifan lokal bagi masyarakat itu sendiri. Ahimsa-Putra (1995) mendefinisikan kearifan lokal adalah perangkat pengetahuan dan praktekpraktek pada suatu komunitas baik yang berasal dari generasi - generasi sebelumnya maupun dari pengalamanya berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat lainnya untuk menyelesaikan secara baik dan benar persoalan dan/atau kesulitan yang dihadapi, yang memiliki kekuatan seperti hukum maupun tidak. merujuk pendapat lain tentang kerifan lokal, antara lain: Menurut Ridwan (2010:2) kearifan lokal atau sering disebut local wisdom dapat dipahami sebagai usaha manusia dengan menggunakan akal budinya (kognisi) untuk bertindak dan bersikap terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi dalam ruang tertentu. Selanjutnya dikatakan bahwa wisdom dipahami sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan akal pikirannya dalam bertindak atau bersikap sebagai hasil penilaian terhadap sesuatu, objek, atau peristiwa yang terjadi. Penelitian ini ingin mengkaji kearifan lokal yangada pada masyarakat Sungkai Bunga Mayang tentang pengobatan tradisional berbasis etnis. Masyarakat sungkai sebagai etnis lokal tentunya memiliki kearifan lokal yang harus dipertahankan sebagai bentuk pelestarian. Secara Antropologis, keberadaan manusia sejak awal keberadaannya, berkembang dan mampu beradaptasi dengan lingkungan alam sekitarnya, dikarenakan manusia memiliki sistem akal dan sistem naluri atau insting yang mampu menangkap fenomena alam dan menyikapinya secara adaptif sehingga menciptakan kebudayaan sebagai sistem adaptasi yang mereka ciptakan dalam kaitannya menjaga eksistensi hubungan dengan alam sekitarnya(daeng, 2008). Oleh sebab itu, kemudian dikenal suatu konsep bahwa terdapat kaitan erat antara manusia, alam dan kebudayaan sebagai suatu relasi triangulasi kebudayaan. Dalam hal mana bahwa manusia menciptakan kebudayaannya untuk menanggulangi keadaan yang terjadi dalam lingkungan alamnya atau sebaliknya bahwa alam membentuk kebudayaan dari manusia yang hidup dalam lingkungan alam tersebut (Brue, 2007).

23 Sebuah perilaku manusia dalam hidup membuat dan memaksa manusia agar beradaptasi dengan alam lingkungan, dimana sebuah simbiosis yang saling menguntungkan akan tercipta, dimana manusia mengambil manfaat dari alam untuk memenuhi kebutuhan dan alam juga dapat dijaga kelestarian nya oleh manusia agar tetap memberikan manfaat. Semua bentuk perubahan diupayakan sebagai sebuah bentuk bertahan hidup agar keberlangsungan nya tetap terjaga dalam jagka panjang. Adaptasi masyaraat dapat diartikan sebagai proses penyesuaian diri yang dilakukan sekelompok orang yang mempunyai tujuan bersama semua demi kesesuaian dengan kondisi lingkungan. Penyesuaian masyarakat dengan lingkungan sosial dapat ditandai dengan perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat atau respon terhadap suatu kebudayaan. Penyesuaian tersebut dipandang secara positif dengan menggunkan pemikiran, perasaan dan juga kehendak, dimana manusia hidup dengan sesamanya untuk menyempurnakan dan memperluas sikap dan tindakan agar terpenuhinya kebutuhan dan juga tercapainya kedamaian dengan lingkungan nya. Dengan demikian menurut (Soerjono Soekanto, 2006) berikut tentang adaptasi atau penyesuaian diri manusia dengan lingkungan: suatu masyarakat sebenarnya merupakan sistem Adaptif, karena masyarakat merupakan wadah untuk memenuhi pelbagai kepentingan dan untuk bertahan. Dalam sosiologi lingkungan konsep ekologi sangat popular digunakan, dimana sebuah kehidupan masyarakat bergantung pada ekologi itu sendiri. Banyak para

24 ahli sosiologi lingkungan yang terfokus pada masalah manusia dengan ekologi. Salah satunya adalah sebuah hubungan simbiosis antara manusia dengan alam lingkungan manusia. Dalam kenyataan nya masyarakat pedesaan lah yang banyak memanfaatkan alam atau ekologi sebagai media bertahan hidup. Masyarakat desa yang menganut sistem masyarakat organis lebih peka terhadap ekologi, hal ini dikarenakan masyarakat organis atau masyarakat desa ketergantungan dengan alam masih sangat tinggi (Anita Rahma Putri, 2013). 2.10. Kerangka Pikir Keadaan masyarakat indonesia yang kaya akan budaya, maka membuat Indonesia menjadi sebuah negara yang begitu multikultural. Warisan-warisan budaya terdahulu yang masih digunakan oleh sebagian masyarakat yang cenderung masih terisolir (masyarakat Tradisional) sekarang menjadi daya tarik untuk di tonjolkan dan menjadi potensi lokal bagi daerah masing-masing. Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia sudah mengalami sakit, dengan demikian perlu sebuah formulasi untuk menangani dan menanggulangi sakit. Dengan pengalaman dan juga turun-temurun warisan budaya yang diterima oleh penerus dapat di praktekan sebuah kearifan lokal dalam bidang kesehatan pada masyarakat tradisional. Dengan proses belajar dan juga pengalaman yang diperoleh ternyata pengobatan yang di peroleh manjur dan dapat menyembuhkan sakit dan penyakit bagi masyarakat yang menderita sakit.

25 Keadaan sekarang yang semakin modern membuat sedikit demi sedikit pengobatan tradisional di lupakan. Dengan kemajuan teknologi kesehatan membuat masyarakat beralih ke dunia medis yang ilmiah. Tapi tidak secara keseluruhan hal ini terjadi karena tidak semua masyarakat meniggalkan pengobatan tradisional, terutama bagi etnis lokal yang mendiami suatu wilayah yang belum terjangkau dengan fasilitas kesehatan yang lengkap. Disini khusus nya etnis lokal pada masyarakat Lampung, yakni masyarakat Sungkai Bunga Mayang ternyata masih menggunakan pengobatan tradisional. Masih menggunkan jasa dukun dan tabib dengan sistem obat-obatan herbal yang berasal dari tumbuhan obat. Dengan memanfaatkan lingkungan (SDA) sumber daya alam sekitar masyarakat dapat meramu sendiri kebutuhan akan obat-obatan. Hal ini karena masyarakat Sungkai Bunga Mayang adalah masyarakat yang hidup berdampingan dengan alam, maka tidak heran apabila dapat menggunakan secara maksimal alam yang ada dalam memenuhi kebutuhan akan kesehatan tanpa merusak dan terus menjaga kelestarian lingkungan.

26 2.11. Skema Kerangka Pikir MASYARAKAT SAKIT Hidup Masyarakat Lampung Marga Sungkai Bunga Mayang Bergantung Pada Alam membutuhkan penaganan dan pengobatan Beradaptasi Dengan Memanfaatkan Alam Akumulasi Pengalaman (Pengetahuan Tentang Pengobatan Tardisional) PRAKTEK PENGOBATAN: 1. DUKUN 2. PENGGUNAAN TUMBUHAN OBAT