PENGEMBANGAN SISTEM LAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL. Wahyu Supriyanto Pustakawan UGM

dokumen-dokumen yang mirip
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AUTOMASI PERPUSTAKAAN

PERPUSTAKAAN DIGITAL Implikasinya Terhadap Perpustakaan di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. perpustakaan menjadi sarana untuk mencari, mengolah, mengumpulkan, mengembangkan dan merawat informasi. Menurut The International

PERAN PERPUSTAKAAN DIGITAL DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI ERA GLOBALISASI

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

PERPUSTAKAAN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UGM : INOVASI KEGIATAN DAN IMPAK

KERJASAMA ANTAR PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN IPB 1

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Disyaratkan menggunakan teknologi telekomunikasi dan computer

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Sumber Informasi di Perpustakaan

Arah Pembangunan Perpustakaan Digital Nasional Indonesia 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Wijaya, 2014 Pemanfaatan Internet Pada Perpustakaan Daerah Kabupaten Karawang

TEKNOLGI INFORMASI BAGIAN DARI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN. Oleh: Drs. Habib, M.M. 2015

PROGRAM OTOMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System

Peranan Internet Sebagai Sumber Informasi

BAB I PENDAHULUAN. dan rekreasi dengan menyediakan berbagai macam informasi yang sesuai dengan

Oleh : Dra. Lilik Soelistyowati,MM Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka & Jasa Informasi Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MELALUI E-LIBRARY. Dr. Rusman, M.Pd

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN: PENGALAMAN UPT PERPUSTAKAAN IPB 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artinya buku. Dari kata latin tersebut terbentuklah librarius, tentang buku.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di

Membangun Inovasi di Perpustakaan PPNS dengan Mengintegrasikan SIM Dosen dan Student Portal Melalui Knowledge Management System

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Perpustakaan Digital sebagai Wujud Penerapan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi

Strategi Pengembangan Perpustakaan Instansi

PENDAHULUAN. Zulharman Staf Pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN DAERAH JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dila Farida Nurfajriah, 2013

VISI & MISI. Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Manajemen Perpustakaan Khusus 1. Arif Surachman 2

menyediakan layanan untuk mengakses koleksi tersebut. Dalam hal ini koleksi digital ini disebut sebagai sumber primer (primary resource).

Universitas Sumatera Utara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PUSAT DOKUMENTASI, JARINGAN KERJA, DAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

Internet: Strategi Penggunaannya Di Perpustakaan Perguruan Tinggi

PERAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN BERBASIS SLIMS. Titis Pratiwi *

Bab I Pendahuluan. Fungsi tersebut adalah sebagai sarana simpan karya manusia, fungsi informasi,

BAB I PENDAHULUAN. jika tidak ada layanan. Layanan perpustakaan merupakan salah satu

PERPUSTAKAAN DIGITAL UNTUK PERGURUAN TINGGI BERTARAF INTERNASIONAL ABSTRAK

MODEL PERPUSTAKAAN DIGITAL DI INDONESIA: SEBUAH USULAN 1

JARINGAN INFORMASI IPTEK KESEHATAN Potensi dan Pengalaman USU

PERAN PUSTAKAWAN DI ERA INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya (Sulistyo-Basuki, 1991: 51). Perpustakaan perguruan tinggi mendukung

PENGGUNAAN DATABASE DAN KOLEKSI UNTUK MENDUKUNG PERPUSTAKAAN DIGITAL. Oleh Wahyu Supriyanto

KOLEKSI LANGKA. Langka. Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho. a.f.s.n

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

PERKEMBANGAN DAN PERAN PERPUSTAKAAN KHUSUS BALAI ARKEOLOGI YOGYAKARTA SEBAGAI PENDUKUNG PENELITIAN ARKEOLOGI

KERJASAMA DAN JARINGAN PERPUSTAKAAN TERKAIT DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI

PERPUSTAKAAN NASIONAL SEBAGAI DEPOSITORI DAN REPOSITORI PENGETAHUAN INDONESIA. Dr. Joko Santoso, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MAKALAH PENGGUNAAN PERPUSTAKAAN DIGITAL SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR

KUALITAS PELAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL PADA SMA NEGERI 2 BANDA ACEH. Oleh: Heri Adi, Dr. Djailani AR, M. Pd, Dr. Sakdiah Ibrahim, M. Pd.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masyarakatluas sebagai saran pembelajaran sepanjang hayat tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan merupakan salah satu sarana dan sumber belajar yang efektif

Science and Technology in Japan,Tekno'98, March 7, 1998 ISSN Digital Library : Challenges and Roles Toward.

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat sudah mempengaruhi berbagai bidang kehidupan dan profesi.

KERJASAMA PERPUSTAKAAN 1 Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 2

Pokok-pokok Pikiran Mengenai Perpustakaan Tahun 2000an 1

BAB I PENDAHULUAN. Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Tengah merupakan Perpustakaan

Pustakawan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara menyongsong world class library. Habiba Nur Maulida

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan pola kehidupan masyarakat, kebutuhan, pengetahuan, dan

MAKALAH KEILMUAN STUDI PERPUSTAKAAN OPAC (ONLINE PUBLIC ACCES CATALOG) Disusun Oleh : LILIES RESTHININGSIH D

PENELUSURAN TERBITAN BERKALA PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

MEMBANGUN KONSORSIUM E-RESOURCES DI PERGURUAN TINGGI. Fppt Wilayah Jawa barat

BAB I PENDAHULUAN. lainnya yang dibaca dan disimpan menurut tata susunan tertentu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1 PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KERAGAAN PENGETAHUAN PENGELOLA PERPUSTAKAAN LINGKUP BADAN LITBANG PERTANIAN DALAM APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI

Perpustakaan Elektronik: Definisi, Karakteristik dan Penanganannya

Peran Strategis e-library dalam Pembangunan Infrastruktur Intelektual. Sri Andayani Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

KERJASAMA PENGEMBANGAN KOLEKSI E-RESOURCES

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN KHUSUS

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

Menuju Pustakawan Masa Depan : Standar Minimal Teknologi Informasi Oleh : Wahyu Supriyanto

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan informasi diiringi dengan perkembangan teknologi yang disebut

RANCANG BANGUN ARSITEKTUR DAN OTOMASI PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN LIBRARY MANAGEMENT SYSTEM PADA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HALU OLEO

RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN STKIP SILIWANGI TAHUN ANGGARAN 2016

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Internet: Strategi Penggunaannya Di Perpustakaan Perguruan Tinggi

BIMBINGAN PEMAKAI SUMBER-SUMBER RUJUKAN PADA UNIT PELAYANAN REFERENSI, TERBITAN BERKALA, DAN NBC PERPUSTAKAAN UGM

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi atau

PERGESERAN PARADIGMA PENGELOLA PERPUSTAKAAN DAN KEPUSTAKAWANAN INDONESIA DALAM DINAMIKA PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB II PROFIL PERPUSTAKAAN USU

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi membawa konsekuensi dilakukakannya proses pengolahan data

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor

PERAN PERPUSTAKAAN IPB SEBAGAI KONTRIBUTOR PORTAL GARUDA (GARBA RUJUKAN DIGITAL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERPUSTAKAAN NASIONAL SEBAGAI PUSAT DATA LAYANAN COPY CATALOGING METADATA BIBLIOGRAFI BAGI PERPUSTAKAAN DI INDONESIA

PEMBERDAYAAN KOLEKSI HASIL PENELITIAN DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI. Oleh : IKHWAN, S.Sos., MM. (Pustakawan Madya/IV/A)

Transkripsi:

PENGEMBANGAN SISTEM LAYANAN PERPUSTAKAAN DIGITAL Wahyu Supriyanto Pustakawan UGM ABSTRAK Perpustakaan saat ini berkembang ke arah digital, mulai dari katalog, jurnal, sampai buku ada bentuk digitalnya.. Layanan Perpustakaan perlu dirancang untuk menuju ke arah digital. Pelayanan perpustakaan yang ada tidak akan tercapai secara maksimal apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang ada, yang berkompeten pada bidangnya. Pustakawan tidak hanya bertugas untuk mencari informasi, semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi mereka cenderung bertugas untuk membantu para pengguna perpustakaan dalam menelusur informasi. Perpustakaan digital lebih memudahkan para pengguna untuk mengakses bahan pustaka, karena berbagai koleksi sudah tersedia dalam bentuk digital. Akan tetapi, sampai kapan pun peran buku tidak dapat digantikan oleh media digital. Perkembangan perpustakaan yang begitu cepat tidak melupakan fungsi utama dari perpustakaan tersebut, yaitu perpustakaan sebagai tempat rujukan informasi. Tidak ada satu pun perpustakaan di dunia yang mampu menghimpun sekaligus menyimpan semua bahan pustaka tercetak yang terbit di bawah satu atap. Kerja sama perpustakaan tetap diperlukan agar semua bahan pustaka dalam koleksi perpustakaan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin secara lintas sektoral. Key word : Perpustakaan digital, layanan, Pustakawan Pendahuluan Pengembangan layanan perpustakaan digital (digital library) harus diawali dengan pengembangan SDM yang ada di perpustakaan. Hal ini perlu dilakukan karena saat ini bidang Teknologi Informasi dan komunikasi (Information Technology and Communication) sudah menjadi kebutuhan pokok perpustakaan. Berbagai pendidikan instruksional mengenai literasi informasi yang dikembangkan sebagai sarana pelaksanaan berbagai layanan rujukan, semakin diyakini sebagai suatu mekanisme yang efektif untuk memberikan pemahaman

kepada pemustaka mengenai aneka layanan dan sumber daya informasi yang ada di perpustakaan dalam era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi mendorong adanya perubahan manajemen organisasi secara keseluruhan dan mengubah pendekatan organisasi dalam berhubungan dengan masyarakat. Hal ini tampak dalam berbagai ragam layanan perpustakaan yang dilakukan oleh organisasi pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah. Konsekuensinya, perubahan yang terjadi jelas menuntut kehadiran inovasi dalam mengelola layanan perpustakaan yang disediakan. Perpustakaan digital menurut Sulistyo Basuki dan Winy Purtini digagas pertama kali oleh Vannenar Bush pada awal tahun 1940-an (dalam Arif, 2005). Vannenar Bush sebagai penasehat Presiden Rosevelt bidang ilmu pengetahuan, dia menghadapi masalah banyaknya informasi dan masih disimpan dalam bentuk analog. Keadaan saat itu menyulitkan dalam akses informasi terutama hasil penelitian yang sudah dipublikasikan. Berangkat dari keadaan itu dia menganggas thinking machine dan sebuah device disebut MemEx yang memungkinkan seseorang menyimpan buku, record dalam komunikasinya. MemEx kemudian dimekanisasi sehingga memungkinkan konsultasi informasi yang cepat dan fleksibel. Pada awal tahun 1980-an beberapa perpustakan besar melaksanakan otomasi fungsi-fungsi perpustakaan karena masih mahalnya harga perangkat komputer. Pada tahun 90-an hampir semua fungsi-fungsi perpustakaan telah diotomasi, serta berkembangnya komunikasi data antar perpustakaan secara elektronik.

Menurut Wahono (1999), Tahun 1991 delapan universitas yaitu: Carnegie Mellon University, Cornel University, GIT, MIT, University of California, University of Tennesee, University of Qoashington, Virinia Polytechnic dan State Unibersity bersama Elsevier Science mengadakan kesepakatan kerjasama pengembangan perpustakaan digital yang dikenal dengan nama TULIP (The University Licensing Project). Pengembangan perpustakaan digital tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tetapi perlu suatu formulasi yang terencana dengan rapi. Pengembangan ini menyangkut banyak aspek yang ada di perpustakaan. Formulasi yang dimaksud adalah adanya suatu perencanaan secara menyeluruh terhadap berbagai aspek yang melingkupi suatu perpustakaan. Perencanaan ini diperlukan untuk mentransformasikan sistem dari sistem layanan perpustakaan yang konvensional (tradisional) berbasis koleksi analog ke perpustakaan digital. Pengembangan layanan perpustakaan digital perlu mentransformasikan antara lain: formulasi kebijakan, perencanaan strategis, standarisasi, pengembangan koleksi, infrastruktur jaringan, metode akses, pendanaan, kolaborasi, control bibliografi dan pelestarian untuk menuju keberhasilan dalam pengembangan ke format digital Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan program-program perpustakaan digital. Perpustakaan perlu menyiapkan ruangan yang secara khusus dirancang untuk menyimpan data buku, tulisan, gambar dan suara dalam bentuk elektronik yang dapat diakses menggunakan internet, serta pengalihan dana dari pengadaan bahan pustaka tercetak ke dalam pustaka elektronik

(digital).perubahan model belajar yang selama ini hanya di ruang kelas dengan gaya ceramah yang sifatnya tradisional berubah ke ruang kelas elektronik yang terhubung dengan jaringan komputer dengan perlengkapan multimedia sehingga memungkinkan ''sistem belajar jarak jauh''. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan sistem dan metoda pelayanan perpustakaan yang efisien dan efektif dengan bobot materi informasi yang terpercaya. Semua hal tersebut hendaknya dilakukan oleh instansi/lembaga penyedia informasi secara sinergi untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap instansi/ lembaga penyedia informasi baik di pusat maupun di daerah. Kemajuan Teknologi dan persaingan bisnis memaksa organisasi menata ulang sistem teknologi informasi Organisasi memanfaatkan sistem teknologi informasi (STI) untuk mengimplementasikan strateginya. Sistem teknologi informasi merupakan senjata stratejik (strategic weapon). Sistem teknologi informasi untuk memenangkan persaingan organisasi. Tuntutan ketersediaan informasi dalam sebuah sistem informasi berbasis komputer dengan tingkat otomasi yang tinggi Sistem layanan perpustakaan manual dengan penggunaan kertas yang banyak seringkali menyulitkan pengguna aksesibilitas informasi Tujuan Pengembangan perpustakaan digital merupakan respon atas lahirnya undang-undang nomor 43/2007 yang bertujuan :

1. Meningkatkan akses ke sumberdaya informasi yang tersedia dan layanan perpustakaan yang diselenggarakan oleh perpustakaan yang tergabung dalam jaringan (resource sharing). Pembangunan perpustakaan digital agar supaya koleksi perpustakaan tersebut cepat dan mudah diakses, ringkasi dalam penyimpanan serta mudah dalam hal penggandaan. Keberhasilan perpustakaan digital dapat diukur dari kemudahan akses bagi penggunanya, bukan semata-mata mahalnya pengadaan. Dalam perpustakaan digital yang dikerjakan pustakawan adalah tentang metadata untuk kepentingan pencatatan dengan baik, menyimpan dengan tepat dan menemukan kembali dengan mudah. 2. Menyediakan sumber belajar, mendorong ketersediaan bahan pustaka dan informasi yang mengandung nilai budaya setempat (local content) 3. Melestarikan sumber informasi tentang budaya Indonesia 4. Mendukung penelitian ilmiah melalui internet. Pengembangan layanan perpustakaan Dengan memberdayakan perpustakaan secara maksimal, perpustakaan dapat mengembangkan aktivitas dan layanannya dalam segala aspek sebagai suatu bahan kebijakaan dalam rangka pengembangan perpustakaan itu sendiri. Perpustakaan kita kenal sebagai tempat peminjaman buku atau pustaka non buku yang dijadikan sebagai suatu ujung tombak pelayanan. Biasanya koleksi yang dipinjamkan adalah koleksi jenis buku dan fiksi yang paling banyak dibutuhkan pemustaka tradisional. Koleksi lain seperti jurnal, hasil-hasil

penelitian, referensi, makalah seminar, tesis dan disertasi cenderung diminati oleh pemustaka tertentu. Mereka menggunakan koleksi tersebut dalam rangka menyusun tulisan, melakukan penelitian atau menganalisis kebijakan. Perpustakaan perlu melakukan pengembangan koleksi memperbaiki sistem layanannya serta melakukan promosi perpustakaan secara ekstra. Saat ini fakta menunjukkan bahwa pemustaka lebih suka menggunakan akses perpustakaan melalui internet karena semakin meningkatnya format pustaka dalam bentuk elektronik (digital) sehingga menimbulkan perubahan pada sistem layanan perpustakaan dalam segala segi. Kenyataan ini didukung oleh kecanggihan teknologi informasi yang semakin luas penggunaannya dan cenderung semakin murah. Dulu berlangganan jurnal cetak sangat mahal maka sekarang database online cenderung lebih murah. Dengan berlangganan database online maka fasilitas dan operasional sistem layanannya pun berubah. Perubahan ini harus didukung dengan sumber daya manusia perpustakaan yang lebih kompeten agar dapat memberikan layanan yang baik. Pemberian layanan kepada pemustaka dalam memperoleh informasi dan penggunaan fasilitas perpustakaan dapat dilaksanakan secara manual maupun berbasis teknologi informasi. Layanan secara manual/tradisional yaitu pelaksanaan layanan menggunakan perlengkapan non elektrik (kartu katalog, kartu buku, buku peminjaman dan lain-lain. Layanan berbasis teknologi informasi dalam pelaksanaan memerlukan ketrampilan dan keahlian teknis serta teknologi informasi. Selain ketrampilan tersebut juga diperlukan adanya sarana dan prasarana pendukung (perangkat komputer yang meliputi hardware dan

softwarenya) dan segala sarana pendukung lainnya. Sarana seperti perangkat komputer dan sarana pendukungnya berperan sebagai alat untuk mengakses data dan informasi memalui sistem intranet (server lokal) maupun internet (server web). Pengembangan layanan berbasis teknologi informasi mempunyai peran yang lebih luas. Pelaksanaan layanan berbasis teknologi informasi melayankan koleksi digital disimpan pada server lokal (client server) sedangkan akses informasi atau dokumen dapat dilakukan di perpustakaan setempat atau melalui jaringan internet (warnet atau wifi). Perpustakaan Digital Perpustakaan Digital merupakan terjemahan langsung dari kata bahasa Inggris Digital Library. Istilah yang digunakan untuk mengungkapkan konsep perpustakaan digital seperti perpustakaan elektronik, perpustakaan maya, perpustakaan hibrida, perpustakaan tanpa dinding dan masih banyak lagi. Sebagaian orang sering menyebut perpustakaan digital dengan istilah virtual library, electronic library, hybrid library dan lain sebagainya. Istilah perpustakaan digital lebih sering digunakan dalam kegiatan ilmiah di bidang perpustakaan seperti seminar, workshop, simposium atau konferensi. Defisini tentang perpustakaan digital tidaklah seragam. Digital Library Federation (dalam Siregar 2009) di Amerika Serikat memberikan defisini perpustakaan digital sebagai organisasi-organisasi yang menyediakan sumber-sumber, termasuk staff dengan keahlian khusus, untuk

menyeleksi, menyusun, menginterpretasi, memberikan akses intelektual, mendistribusikan, melestarikan dan menjamin keberadaan koleksi karya-karya digital sepanjang waktu sehingga koleksi tersebut dapat digunakan oleh komunitas masyarakat tertentu. Romi Satrio Wahono (1999) mendefinisikan perpustakaan digital sebagai suatu perpustakaan yang menyimpan data baik itu buku (tulisan), gambar, suara dalam bentuk file elektronik dan mendistribusikannya dengan menggunakan protokol elektronik melalui jaringan komputer. Menurutnya, istilah perpustakaan digital memiliki pengertian yang sama dengan perpuetakaan elektronik (electronic library) dan perpustakaan maya (virtual library). Digital library adalah organisasi yang menyediakan sumber dan staf ahli untuk menyeleksi, menyusun, menyediakan akses, menerjemahkan, menyebarkan, memelihara kesatuan dan mempertahankan kesinambungan koleksi-koleksi dalam format digital sehingga selalu tersedia dan mudah untuk digunakan oleh komunitas tertentu. Pustakawan Digital Perpustakaan digital memerlukan pustakawan digital. Koleksi digital harus diseleksi, diadakan, diorganisasikan dan dibuat tersedia, serta dipelihara. Pelayanan digital harus direncanakan, diimplementasikan, serta didukung oleh semua unit perpustakaan yang ada. Komputer sebagai peralatan utama dimana perpustakaan digital dibangun, tetapi sumberdaya manusia diperlukan untuk

mengintegrasikan seluruhnya dan membuatnya berjalan. Persyaratan umum perpustakaan digital mungkin sama dengan perpustakaan konvensional pada umumnya dimana dalam perpustakaan digital terdapat koleksi, proses pengolahan, layanan, petugas, pengunjung dan lain-lain. Pustakawan digital saat ini menemukan bahwa apa yang mereka lakukan hampir tidak pernah mereka pelajari sewaktu di sekolah dan hanya sedikit familiar dengan lingkungan kerjanya sekarang. Di samping itu, teknologi berkembang pesat yang menyebabkan apa yang dipelajari saat ini akan segera ketinggalan zaman.oleh karena itu, adalah lebih penting bahwa pustakawan digital memiliki kualitas personal tertentu daripada memiliki keahlian tertentu yang sebenarnya dapat dipelajari. Pustakawan digital harus berkembang sesuai dengan perubahan. Kirk Hasting (1996) menyebutkan beberapa persyaratan untuk menjadi pustakawan digital. Mereka harus membaca secara terus menerus tetapi selektif dan melakukan eksperimen tanpa akhir. Mereka harus mencintai belajar, mampu belajar sendiri, dan berani mengambil resiko. Mereka harus memiliki keuletan terhadap teknologi baik potensinya maupun kesukarannya. Berhadapan dengan perubahan yang terjadi, pustakawan harus memiliki kemampuan untuk melihat apa sesungguhnya yang berubah dan apa yang tetap sama. Nilai dasar profesi pustakawan akan tetap sama, tetapi nilai tersebut diterjemahkan ke dalam kegiatan dan operasi mengalami perubahan mendasar. Misi perpustakaan untuk mengumpulkan, mengorganisasikan dan menyediakan akses terhadap sumberdaya informasi tetap relevan, tetapi teknologi dan cara

untuk melakukannya mengalami perubahan. Pustakawan harus menerima tanggung jawab dan berintegrasi dengan lingkungan jaringan informasi. Internet yang menawarkan cara baru untuk berkomunikasi dan untuk memperoleh akses terhadap berbagai jenis informasi, membuka tantangan baru bagi pustakawan untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan sumberdaya digital untuk kepentingan pemustaka. Penyediaan sumberdaya informasi digital harus disertai dengan sumberdaya digital yang jumlah dan kecepatan penyebarannya terus meningkat. Katalog online (OPAC) yang dikembangkan harus dimuat dalam jaringan internet. Layanan referens interaktif dan pengiriman dokumen secara elektronik juga sudah saatnya dikembangkan. Sebagai contoh saat ini Perpustakaan Universitas Gadjah Mada menawarkan pelayanan online melalui internet, dimana masyarakat dapat mengakses katalog, hasil-hasil seminar, pidato pengukuhan guru besar, jurnal-jurnal terbitan UGM, dan mengusulkan pengadaan bahanbahan pustaka baru. Pada tahap selanjutnya, pustakawan harus melibatkan diri dalam pengembangan bahan-bahan digital lain, jika perlu bekerjasama dengan pihak lain untuk melakukan penelitian di bidang informasi dan perpustakaan.

Penutup Dari pembahasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa perpustakaan saat ini mengalami perubahan dalan sistem layanannya. Pelayanan perpustakaan lebih dititik beratkan pada sistem temu kembali informasi secara elektronik (digital). Penerapan teknologi informasi dengan sistem jaringan perpustakaan (library network) menunjukkan bahwa begitu banyak kemudahan yang diberikan kepada pengguna untuk mengakses informasi digital yang ada di perpustakaan. Perpustakaan digital sebagai sarana untuk menyimpan, mengemas, mendistribusikan informasi agar mampu beradaptasi di era globalisasi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka secara akurat, cepat dan relevan. Untuk itu, pustakawan diharapkan mampu segera mengambil prakarsa untuk mengelola informasi dan pengetahuan yang ada di lingkungannya masing-masing serta mengembangkan sistem untuk mendukung pembelajaran, organisasi, penelitian dan infrastruktur yang diperlukan.

Daftar Pustaka Arif, Ikhwan. 2005. Sepintas tentang perpustakaan digital, Sangkala Edisi ke 2, hal 3-11 Basuki, Sulistyo:Perpustakaan Digital dilihat dari titik pandang. Hasting, Kirk et al. How to build a digital librarian. In D-Lib Magazine, November 1996 Purwono dan Sri Suharmini W. (2008). Materi pokok perpustakaan dan kepustakawanan Indonesia. Cet. 4 Ed. 2. Jakarta: Universitas Terbuka. Siregar, A. Ridwan. (tt). Internet: Strategi Penggunaannya di Perguruan Tinggi. Siregar, A. Ridwan. (tt). Perpustakaan Elektronik: definisi, karakteristik dan Penanganannya.http/www.akademik.unsri.ac.id/download/journal/files/baijournal/, diakses 11 Desember 2009. Undang-Undang Perpustakaan Republik Indonesia No. 43 tahun 2007 Wahono, Romi Satria.1999. Digital Library dan proyek-proyek Penelitiannya. Romisatriawahono.net/publications/1999/romi-dimensi3-99.pdf.akses 15/10/2008, 13.29 WIB Wahono, Romi Satria. Menengok Proyek Perpustakaan digital. http://romisatriawahono.net diakses 15/10/2008 14.15 WIB http://www.indonesia.org/wiki/index.php/digital Library 25-08-2005