PERCEPATAN IMPLEMENTASI MP3EI DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN MODA DAN SISTEM TRANSPORTASI PUBLIK YANG IDEAL

dokumen-dokumen yang mirip
Pesawat Polonia

Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013

BAB I PENDAHULUAN. disamping fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa. Dalam kaitannya dengan sektorsektor

SISTEM TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG EFISIENSI DISTRIBUSI

Yukki Nugrahawan Hanafi Ketua Umum DPP ALFI/ILFA

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

STRATEGI PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI MULTIMODA. Sekretaris Badan Litbang Perhubungan KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Jakarta, Februari 2013

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. utama ekonomi, pengembangan konektivitas nasional, dan peningkatan. dalam menunjang kegiatan ekonomi di setiap koridor ekonomi.

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. upaya terus ditempuh pemerintah guna mendorong pembangunan ekonomi

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN

JAKARTA INVESTOR DAILY (18/11/2014) : Pemerintah dalam lima t

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

KAJIAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT NASIONAL UNTUK MUATAN PETIKEMAS DALAM MENUNJANG KONEKTIVITAS NASIONAL

I. PENDAHULUAN. adanya ketimpangan dan ketidakmerataan. Salah satu penyebabnya adalah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Paparan Menteri Perhubungan

BAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Salah satu hal yang dapat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari peforma pembangunan infrastrukturnya. Maka dari itu, perbaikan

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Laporan Hasil Penelitian Kelompok Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik Tahun Anggaran 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL NOVEMBER 2009

[ U.30 ] PENELITIAN FAKTOR DOMINAN YANG MEMPENGARUHI TERHAMBATNYA ARUS DISTRIBUSI BARANG PADA TERMINAL PETI KEMAS GEDEBAGE BANDUNG

PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DI PROVINSI JAWA TIMUR

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Denpasar, Juli 2012

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, 2011).

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

REVIEW PERPRES 54/2008

KATA PENGANTAR. Terima kasih. Tim Penyusun. Penyusunan Outlook Pembangunan dan Indeks Daya Saing Infrastruktur

KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB 4 STRATEGI DAN PROGRAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

I. PENDAHULUAN. bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari kondisi sekarang. Oleh karena

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan

Studi Pengembangan Kapasitas dan Fasilitas Pelabuhan Dalam Mendukung MP3EI Koridor Sulawesi KATA PENGANTAR. Final Report

SU Studi Basic Design Rancangan Bangun Pesawat Udara Untuk Flying School. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan tingkat pendidikan) maupun dalam modal fisik, seperti

Studi Rencana Induk Transportasi Terpadu Jabodetabek (Tahap II) Laporan Akhir: Ringkasan Laporan

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2001 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN ANGKUTAN DI PERAIRAN KEPELABUHANAN PP NO 10/2010 JO PP NO 22/2011 PP NO 21/2010

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

SAMBUTAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN PADA ACARA GROUNDBREAKING PROYEK MP3EI DI KORIDOR EKONOMI SULAWESI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan/maritim yang dua pertiga

Tinjauan Kebijakan Ekonomi Indonesia Nanda Nurridzki

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL BULAN MEI 2004

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LANGKAH DAN STRATEGI. Paparan Bupati Batu Bara. Pada Tanggal 08 Januari 2015 di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian R.

Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV)

KONSEP INTEGRATED PORT. SAPTONO R. IRIANTO DIREKTUR KOMERSIAL PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)

Pengembangan Pusat Pertumbuhan Industri 1. Sumatera 2. Kalimantan 3. Jawa

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

4 PERUMUSAN KRITERIA INTERNATIONAL HUB PORT. Definisi dan Persyaratan Hub Port

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Key Messages. Ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat. Prospek ke depan lebih baik

Gambar 3.A.1 Peta Koridor Ekonomi Indonesia

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

PERKEMBANGAN PARIWISATA DAN TRANSPORTASI NASIONAL OKTOBER 2013

MODA TRANSPORTASI IDEAL DALAM PERCEPATAN MP3EI 1. Dr. Harry Azhar Azis, MA. 2

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pelabuhan umum di Indonesia terdiri dari pelabuhan umum yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kementerian Perhubungan RI

ANALISIS RANTAI PASOK SEMEN DI PAPUA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Versi 27 Februari TARGET INDIKATOR KETERANGAN Populasi penduduk desa yang tinggal dalam jarak 2 km terhadap jalan yang layak

Transkripsi:

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERCEPATAN IMPLEMENTASI MP3EI DALAM KONTEKS PEMBANGUNAN MODA DAN SISTEM TRANSPORTASI PUBLIK YANG IDEAL Oleh: Menteri PPN/Kepala Bappenas Disampaikan Pada Seminar Nasional Diseminasi Produk-produk Perencanaan Hotel Kartika Candra - Jakarta, 22 November 2011

Overview Ketersediaan Infrastruktur Penguatan Konektivitas Nasional Strategi Percepatan Implementasi Penguatan Konektivitas Nasional Fase-Fase Implementasi Penguatan Konektivitas Nasional Slide - 2

Overview Ketersediaan Infrastruktur Slide - 3

Investasi Infrastruktur Indonesia Investasi infrastruktur turun dengan tajam pasca krisis keuangan Asia pada akhir 90-an dan hanya pulih sebagian Sumber : Kemenkeu, Laporan Tahunan BUMN, Pangkalan Data Infrastruktur Pemerintah-Publik Bank Dunia untuk Investasi Swasta Slide - 4

Indeks Kualitas Infrastruktur, 2010-2011. Indonesia memiliki peringkat rendah dalam pengukuran kualitas infrastruktur 1 2 3 4 5 6 Indeks kualitas infrastruktur 7 (skala 1-7 dengan 7 adalah yang terbaik) Keterangan: Pengukuran infrastruktur Indeks Daya Saing Dunia disusun berdasarkan tanggapan survei eksekutif akan kualitas jalan, rel kereta api, pelabuhan, transportasi udara, pasokan listrik dan data tentang kabel telepon tetap dan pelanggan telepon selular dan daftar kilometer kursi pesawat udara Sumber : World Economic Forum Global Competitiveness Report 2010-2011 Slide - 5

Indeks Kualitas Infrastruktur, 2010-2011. dengan kinerja yang rendah untuk berbagai jenis infrastruktur 1 2 3 4 5 6 Indeks kualitas infrastruktur 7 (skala 1-7 dengan 7 adalah yang terbaik) Sumber : World Economic Forum Global Competitiveness Report 2010-2011 Slide - 6

Keterbatasan Infrastruktur Penghalang Utama bagi Peningkatan Investasi di Indonesia Bagian dari investor swasta yang menyebutkan keterbatasan infrastruktur sebagai penghalang utama operasi dan investasi (persen) Sumber : Survei iklim investasi perusahaan Bank Dunia LPEM-UI Slide - 7

Indeks Konektivitas Pelayaran Laut... Makin rendah indeks, makin buruk konektifitas pelayaran laut. Slide - 8

Kualitas Infrastruktur Transportasi di Indonesia dan Negara-Negara Tetangga, 2009 Slide - 9

Daya Saing Logistik Indonesia Relatif Rendah (2) Logistik Performance Index (LPI): 2007: Ranking LPI Indonesia = 43 RANKING LPI 2010 2010: Ranking LPI Indonesia = 75 Kondisi logistik nasional masih belum memadai yang tercermin dari menurunnya ranking LPI Indonesia dari 43 ke 75 Sumber: LPI, World Bank. Slide - 10

Komponen LPI 2010: Indonesia Masing-masing komponen LPI Indonesia mengalami penurunan skor dan ranking LPI Indonesia Overall LPI Customs Infrastructure International shipments Logistics competence Tracking & tracing Timeliness SKOR LPI PER KOMPONEN Ranking Menurun 2007 2010 43 75 44 80 44 45 50 33 58 72 69 92 80 69 Slide - 11

Peringkat Daya Saing Indonesia Biaya Logistik terhadap Total Biaya Produksi (%) Sumber : Kadin Slide - 12

Penguatan Konektivitas Nasional Dalam MP3EI Slide - 13

Strategi Utama Pelaksanaan MP3EI MENGEMBANGKAN POTENSI EKONOMI MELALUI KORIDOR EKONOMI: Membangun pusat-pusat pertumbuhan di setiap koridor ekonomi (pulau), dengan pengembangan klaster industri berbasis sumber daya unggulan (komoditi dan/atau sektor) MEMPERKUAT KONEKTIVITAS NASIONAL: (locally integrated, internationally connected) mengurangi transaction cost, mewujudkan sinergi antar pusat pertumbuhan dan mewujudkan akses pelayanan yang merata, meliputi : Konektivitas intra dan inter pusat pertumbuhan. Konektivitas lokal untuk pembangunan inklusif (akses dan kualitas pelayanan dasar yang merata di seluruh Indonesia Konektivitas antar koridor ekonomi (pulau) Konektivitas international (gate perdagangan dan wisatawan) MEMPERKUAT KEMAMPUAN SDM DAN IPTEK NASIONAL: Meningkatkan kemampuan SDM dan IPTEK untuk mendukung pengembangan program utama. Slide - 14

Konsep Pengembangan Koridor Ekonomi Mengintegrasikan dan Memperkuat Wilayah di Sepanjang Koridor Slide - 15

Maksud dan Tujuan Penguatan Konektivitas Nasional Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip keterpaduan, bukan keseragaman, melalui inter-modal supply chains systems. Memperluas pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan aksesibilitas dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke wilayah belakangnya (hinterland). Menyebarkan manfaat pembangunan secara luas (pertumbuhan yang inklusif dan berkeadilan) melalui peningkatan konektivitas dan pelayanan dasar ke daerah tertinggal, terpencil dan perbatasan dalam rangka pemerataan pembangunan. Slide - 16

Visi Konektivitas Nasional Slide - 17

Komponen Konektivitas Slide - 18

Kerangka Kerja Konektivitas Nasional Slide - 19

Sasaran Penguatan Konektivitas Nasional Konektivitas Intra Koridor Ekonomi Meningkatkan dan membangun jalan/pelayaran lintas di dalam koridor. Meningkatkan dan membangun sarana dan prasarana perkeretaapian penumpang dan barang Meningkatkan jalan akses lokal antara pusat-pusat pertumbuhan dengan fasilitas pendukung (pelabuhan, energi) dan dengan wilayah belakangnya, termasuk wilayah-wilayah non koridor ekonomi. Meningkatkan pelayanan angkutan udara dan penerbangan perintis Pembangunan jaringan ekstension backbone hingga ke pusat pertumbuhan dan pusat kegiatan utama Konektivitas Antar Koridor Ekonomi Memperlancar arus pengiriman barang dan jasa secara efisien dan efektif dan menurunkan biaya logistik dan ekonomi biaya tinggi pengiriman barang dan jasa antar koridor ekonomi Pengembangan interkoneksi antara pelabuhan utama (pusat koleksi dan distribusi) dengan pelabuhan lokal dan pelabuhan hub internasional Penguatan infrastruktur backbone serat optik: pembangunan di Koridor Ekonomi Kalimantan, Koridor Ekonomi Sulawesi dan Koridor Ekonomi Papua Kepulauan Maluku, dan pengintegrasian dengan pelayanan di koridor ekonomi wilayah barat Konektivitas Internasional Optimalisasi pengoperasian sistem National Single Window (NSW) di pelabuhan dan bandara yang berfungsi sebagai hub internasional dan penerapan Customs Advance Trade System (CATS) dan NSW serta terkoneksinya sistem jaringan logistik nasional (national supply chain) dengan sistem jaringan logistik ASEAN (ASEAN supply chain) dan sistem jaringan logistik global (global supply chain) pada pelabuhan dan bandara internasional. Peningkatan efisiensi dan produktivitas operasional pelabuhan dan bandara internasional dengan menerapkan sistem manajemen logistik yang terintegrasi. Slide - 20

Strategi Percepatan Implementasi Penguatan Konektivitas Nasional Slide - 21

Strategi Implementasi Penguatan Konektivitas Nasional Slide - 22

Fase-Fase Implementasi Penguatan Konektivitas Nasional Slide - 23

Fase-Fase Implementasi Penguatan Konektivitas Nasional dalam Rangka Percepatan Pelaksanaan MP3EI 2011-2025 Slide - 24

STRATEGI Usulan Kegiatan Prioritas Quick Wins Fase I Transportasi (1) KEGIATAN/ SUB-KEGIATAN Pembangunan Pengembangan Perkeretaapian infrastruktur baru 1. Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Utara Jawa (ASSET 2. Pembangunan KA Double-Double Track Jalur Manggarai-Cikarang CREATION) 3. Pengembangan KA akses ke Bandara Soetta 4. Pengembangan KA akses ke Bandara Juanda Surabaya 5. Pengembangan KA Angkutan Batu Bara di Sumatera Selatan 6. Pengembangan KA Angkutan Batu Bara di Kalimantan Tengah (Puruk Cahu Bangkuang) 7. Pengembangan Akses KA Tanjung Priok 8. Pembangunan KA jalur Bandar Tinggi Kuala Tanjung Pengembangan Transportasi Perkotaan Jabodetabek 1. Pengembangan KA Loopline Jabodetabek 2. Pembangunan MRT Jalur Utara-Selatan 3. Pelaksanaan Studi F/S MRT Jalur Timur-Barat 4. Pembangunan Jakarta Monorail Slide - 25

STRATEGI Usulan Kegiatan Prioritas Quick Wins Fase I Transportasi (2) KEGIATAN/ SUB-KEGIATAN Optimalisasi Meningkatkan Pelayanan Penerbangan dan Pembangunan 1. Pengembangan Bandara Soekarno Hatta infrastruktur baru (VALUE 2. Pembangunan Bandara Kuala Namu CREATION, ASSET CREATION) 3. Pengembangan Bandara Ngurah Rai 4. Persiapan pembangunan Bandara baru di Bali Utara dengan Skema KPS 5. Pengoperasian Bandara Internasional Lombok 6. Persiapan Pembangunan Bandara Kertajati dengan Skema KPS Merevitalisasi pelayanan angkutan penyeberangan antar pulau/ro-ro dan optimaliasi subsidi perintis serta pemberian PSO 1. Pembangunan Dermaga Merak Bakauheuni 2. Penambahan jumlah kapal yang melayani Merak-Makauheni 3. Revitalisasi angkutan Ro-Ro antar pulau Slide - 26

STRATEGI Usulan Kegiatan Prioritas Quick Wins Fase I Transportasi (3) KEGIATAN Meningkatkan produktivitas terminal kontainer International Tanjung Optimalisasi Priok dan Mempercepat Pembangunan Pelabuhan alternatif Tanjung dan Priok (Deep Water Port) Pembangunan infrastruktur baru 1. Konstruksi Pembangunan Break Water (VALUE 2. Konstruksi Dredging dan Perluasan Kolam Pelabuhan Tanjung Priok CREATION, ASSET 3. Proses Pelaksanaan tender KPS Pembangunan Kalibaru Phase I CREATION) Pengembangan Pelabuhan Belawan Optimalisasi (VALUE CREATION) Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional termasuk dalam rangka penentuan pelabuhan hub internasional Penyelesaian praktek monopoli Koperasi Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Restrukturisasi PBM (Seleksi PBM yang memenuhi persyaratan kualitas teknis dan permodalan) Slide - 27

Usulan Kegiatan Prioritas Quick Wins Fase I Transportasi (4) STRATEGI KEGIATAN/ SUB-KEGIATAN Pembangunan infrastruktur baru (ASSET CREATION) Pengembangan Transportasi Perkotaan Jabodetabek 1. Pembangunan JORR Ruas W2 2. Pembangunan JORR 2 (Outer-Outer Ring Road) Peningkatan pelayanan jalan 1. Penyelesaian Pembangunan Jalan Tol lintas jawa 2. Pembangunan Jalan Tol Ruas Cileunyi, Sumedang Dawuan (Cisumdawu) 3. Pembangunan Jalan Tol Ruas Medan-Kuala Namu 4. Pembangunan Jalan Tol Akses Tanjung Priok 5. Peningkatan akses jalan menuju industri Sei Mangke Optimalisasi (VALUE CREATION) Peningkatan pelayanan jalan 1. Pelaksanaan Dana Preservasi Jalan 2. Penerapan Performance Based Contract (PBC) untuk Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jalan 3. Penanganan Overloading Slide - 28

Usulan Kegiatan Prioritas Quick Wins Fase I ICT STRATEGI KEGIATAN/ SUB-KEGIATAN Pembangunan infrastruktur baru (ASSET CREATION) Mempercepat penyelesaian pembangunan jaringan backbone serat optik Palapa Ring wilayah timur Indonesia Optimalisasi (VALUE CREATION) Mengintegrasikan sistem komunikasi dan informasi instansi pemerintah Pengaturan penggunaan ICT Fund Slide - 29

Usulan Kegiatan Prioritas Quick Wins Fase I Sislognas (1) STRATEGI KEGIATAN/ SUB-KEGIATAN Optimalisasi (VALUE CREATION) Meningkatkan efisiensi sistem logistik nasional 1. Meningkatkan kinerja dan pemanfaatan pelayanan pelabuhan 24 jam /7 hari 2. Mengoptimalkan pemanfaatan dry-port cikarang untuk mengurangi kepadatan jalan dan pelabuhan Tj. priok Mengembangkan sistem dan penggunaan e-logistik Penentuan komoditas pokok dan komoditas strategis Penerapan dan Pengembangan implementasi NSW secara luas dan penerapan implementasinya yang terintegrasi dengan e-logistik Perumusan kembali tarif bongkar muat yang wajar Restrukturisasi PBM yang jumlahnya banyak di pelabuhan Slide - 30

Usulan Kegiatan Prioritas Quick Wins Fase I Sislognas (2) STRATEGI KEGIATAN/ SUB-KEGIATAN Optimalisasi (VALUE CREATION) Penetapan standar kinerja operasional pelayanan jasa kepelabuhanan (benchmarking) terutama di Indonesia Timur Peningkatan produktivitas pelabuhan khususnya di Indonesia Bagian Timur untuk pemasangan JIB Poeral Crane atau Luffing Portal Crane di pelabuhan komersial maupun non komersial dan menambah kelengkapan sarana dermaga (crane) untuk pelabuhan yang belum komersial yang dikelola oleh UPP dan menyediakan dana APBN Pemeliharaan dan pengelolaan alur sesuai tuntutan lalu lintas kapal secara komersial Pengurangan harga BBM untuk perkapalan Pembangunan pusat distribusi di Indonesia Bagian Timur Pembangunan infrastruktur baru (ASSET CREATION) Slide - 31