SIMULASI SISTEM DINAMIK ANALISIS PENGARUH PERFORMA EKONOMI MAKRO TERHADAP ANGKA KEMISKINAN

dokumen-dokumen yang mirip
Simulasi Sistem Dinamik Analisis Pengaruh Performa Ekonomi Makro Terhadap Angka Kemiskinan

Presentasi Tugas Akhir - KS091336

Model Sistem Dinamik Untuk Pengembangan Smart Economy (Studi Kasus: Kota Surabaya)

Adityas Ismawati NRP Dosen Pembimbing Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D.

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya

SIMULASI SISTEM DINAMIK TERHADAP ANALISIS FAKTOR PERTUMBUHAN UKM SEKTOR PERTANIAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP PDRB PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

S U T A R T O NIM : Program Studi Teknik dan Manajemen industri

APLIKASI REGRESI DATA PANEL UNTUK PEMODELAN TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. negara. Menurut Bank Dunia (2000) dalam Akbar (2015), definisi kemiskinan adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

SIDANG AKHIR Laboratorium Sistem Pendukung Keputusan dan Intelijensia Bisnis

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PENGEMBANGAN MODEL SISTEM DINAMIK UNTUK ANALISIS KETERSEDIAAN BERAS (STUDI KASUS : DIVRE JAWA TIMUR)

DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENGANGGURAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN SIDOARJO

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI PROPINSI SUMATERA UTARA

Paramita Anggraini ( ) Pembimbing : Dr.Ir. Sri Gunani Partiwi. Co Pembimbing : Prof.Dr.Ir. Budisantoso Wirjodirdjo, M.

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya

BAB I PENDAHULUAN. pada sebuah ketidakseimbangan awal dapat menyebabkan perubahan pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan salah satu masalah utama yang dihadapi hampir

Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan Dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja

KOMPONEN IPM 5.1 INDIKATOR KESEHATAN. Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Apriliyah S. Napitupulu, Pengaruh Indikator Komposit Indeks

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.

Aplikasi Pengembangan Model Sistem. Pembayaran Non Cash atas Tagihan Telepon Rumah, Flexi, dan Speedy (Studi Kasus: PT TELKOM Jateng dan DIY)

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berkembang,yang memiliki ciri ciri negara

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA SEKTOR INDUSTRI DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB 2 Data Makroekonomi

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

BAB I PENDAHULUAN. penduduk miskin, kepada tingkatan yang lebih baik dari waktu ke waktu.

PENDAPATAN NASIONAL. Andri Wijanarko,SE,ME. 1

SKRIPSI. Disusun oleh: NOVIAN TRIANGGARA

BAB I PENDAHULUAN. Determinan kemiskinan..., Roy Hendra, FE UI, Universitas Indonesia

HUBUNGAN TINGKAT KEMACETAN DAN TINGKAT PERTUMBUHAN JUMLAH WISATAWAN DI KOTA BANDUNG: PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS TESIS NURILLAH UTAMI NIM :

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA/ POPULATION AND LABOR BAB III/ CHAPTER III. Tabel Table

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Skenario Kebijakan Penentuan Upah Minimum Regional (UMR) dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Industri Padat Karya di Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

PENDAPATAN REGIONAL REGIONAL INCOME

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA. Population and Worker

PEMODELAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN DENGAN MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

Pendapatan Regional/ Regional Income

Pengembangan Model Sistem Dinamik untuk Analisis Ketersediaan Beras (Studi Kasus : Divre Jawa Timur)

Pendapatan Regional/ Regional Income

12. PERBANDINGAN ANTAR KABUPATEN DI KALIMANTAN TENGAH/Comparison Among Regency in Kalimantan Tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PERBANDINGAN ANTAR DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketenagakerjaan merupakan masalah yang selalu menjadi perhatian utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik (BPS, 2009).

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, UPAH MINIMUM, DAN TINGKAT PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI INDONESIA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang

Pendapatan Regional dan Pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas nasional yaitu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyat.

I. PENDAHULUAN. Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

Analisis Faktor Produktivitas Gula Nasional dan Pengaruhnya Terhadap Harga Gula Domestik dan Permintaan Gula Impor. Lilis Ernawati

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

V. TIPOLOGI KEMISKINAN DAN KERENTANAN

PERAN UPAH, SEKTOR INDUSTRI DAN PDRB TERHADAP KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN NGAWI PERIODE TAHUN

Analisis Pengaruh Tarif Cukai Terhadap Pendapatan Negara Dan Keberlangsungan Usaha Industri Rokok (Sebuah Pendekatan Sistem Dinamik)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: A-294

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

BAB I PENDAHULUAN. negara di dunia, terutama negara sedang berkembang. Secara umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT PENGANGGURAN DI KABUPATEN NGAWI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional secara makro pada hakekatnya bertujuan untuk

PEMODELAN LAJU INFLASI DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI DATA PANEL

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PDRB / GDRP BAB XII PDRB GDRP. Berau Dalam Angka 2013 Page 265

BAB I PENDAHULUAN. berkembang maupun negara maju, meskipun telah terjadi perbaikan-perbaikan

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk

Regional Revenue. PENDAPATAN REGIONAL Regional Revenue

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN. Minggu 13

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara

SKRIPSI. Disusun oleh: Alin Citra Suardi

BAB I PENDAHULUAN. penghambat adalah pertumbuhan penduduk yang tinggi. Melonjaknya. pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis (Sadhana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi, dan teori konvergensi.

I. PENDAHULUAN. hidup pada tahap subsisten dan mata pencarian utama adalah dari mata. pencaharian di sektor pertanian, perikanan dan berburu.

PENERAPAN PENJADWALAN PROBABILISTIK PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG FSAINTEK UNAIR

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Hubungan keduanya dijelaskan dalam Hukum Okun yang menunjukkan

DAFTAR ISI. PRAKATA... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

Transkripsi:

SIMULASI SISTEM DINAMIK ANALISIS PENGARUH PERFORMA EKONOMI MAKRO TERHADAP ANGKA KEMISKINAN YULITA ROSIANA NRP. 5208 100 138 Dosen Pembimbing Erma Suryani, S.T., M.T., Ph.D. JURUSAN SISTEM INFORMASI Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk miskin di suatu negara secara ekonomis merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Pengentasan kemiskinan di berbagai daerah di Indonesia menjadi salah satu prioritas utama pemerintah. Jawa Timur -> Provinsi dengan penduduk miskin tertinggi (Susenas,2011) Susenas (2009 : 94.2%; 2010 : 93.4%) penduduk miskin berada di kabupaten.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat kemiskinan di kabupaten Ngawi 12 tahun terakhir yang tinggi : 25.9%. Terjadi penurunan hingga 2.9% -> target Pemerintah 7.74% per tahun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rynell (2008) : performa ekonomi makro merupakan kunci penentu utama kemiskinan. Performa pokok ekonomi makro : PDRB, tingkat pengangguran, dan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Analisis menggunakan pendekatan simulasi dinamis karena : a. Sifatnya yang dinamis dan terjadi perubahan kuantitas seiring berubahnya waktu. b. Model simulasi dinamis mendekati permasalahan dengan mengamati proses umpan balik sehingga diketahui pengaruhnya terhadap faktor lainnya. Sesuai dengan ciri permasalahan kemiskinan, yang merupakan permasalahan kompleks, melibatkan banyak faktor dan berjalan menurut waktu, maka pemecahannya pun harus terkait dan komprehensif dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Wirjodirdjo, Budisantoso, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan model menggunakan software Vensim. Pembuatan model -> validasi -> skenario struktur -> skenario parameter (optimistic, pesimistic, dan most likely) Penelitian terkait sebelumnya : Nathan Associates Inc. (2008) menganalisis performa ekonomi Indonesia terhadap kemiskinan dalam penelitian berjudul Indonesia Economic Performance Assessment. Katy Hull (2009) menganalisis pengaruh pertumbuhan PDRB terhadap pengangguran dan kemiskinan. Satchi, M. dan J. Temple (2006) melakukan penelitian tentang pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja di negara-negara berkembang. Penelitian pemodelan sistem dinamis pengaruh performa ekonomi makro terhadap kemiskinan di Indonesia, terutama di kabupaten Jawa Timur belum pernah dilakukan sebelumnya. Kontribusi penelitian ini adalah tidak hanya meneliti indikator-indikator ekonomi makro yang mempengaruhi angka kemiskinan, tetapi juga memberikan solusi yang dapat diimplementasikan menjadi kebijakan pemerintahan kabupaten Ngawi.

BAB I PENDAHULUAN 1.2 Rumusan Masalah Faktor apa saja yang menyebabkan tingginya kemiskinan di kabupaten Ngawi? Indikator performa ekonomi makro apa saja yang secara signifikan mempengaruhi kemiskinan? Bagaimana membuat model yang dapat mengidentifikasi pengaruh performa ekonomi makro terhadap kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan kondisi saat ini? Bagaimana membuat skenario yang dapat digunakan untuk menekan tingginya kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan faktor-faktor internal dan eksternal?

BAB I PENDAHULUAN 1.3 Batasan Masalah Data yang digunakan dalam pembuatan model simulasi dinamis pada Tugas Akhir ini adalah data tahun 2000-2011 yang berasal dari BPS (Badan Pusat Statistika), BPD (Badan Perencanaan Daerah), dan dinas pemerintah daerah terkait lainnya. Objek penelitian pengaruh performa ekonomi terhadap kemiskinan pada Tugas Akhir ini adalah kabupaten Ngawi. Tiga indikator pokok performa ekonomi yang mempengaruhi kemiskinan adalah PDRB sektor pertanian, jumlah pengangguran, dan IPM. Pengerjaan tugas akhir adalah pembuatan model simulasi pada penurunan angka kemiskinan di kabupaten Ngawi.

BAB I PENDAHULUAN 1.4 Tujuan Mengetahui faktor ekonomi makro apa saja yang mempengauhi tingginya kemiskinan di kabupaten Ngawi. Merancang model yang dapat mengidentifikasi pengaruh performa ekonomi makro terhadap kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan kondisi saat ini. Membuat skenario yang dapat digunakan untuk menekan tingginya kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan faktorfaktor internal dan eksternal. Mengetahui skenario yang tepat untuk diimplementasikan guna mengentaskan kemiskinan di kabupaten Ngawi berdasarkan faktor ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN 1.5 Manfaat Manfaat dari tugas akhir ini adalah menyediakan pemodelan simulasi dinamis analisis performa ekonomi makro terhadap kemiskinan di kabupaten Ngawi sehingga dapat membantu pemerintah kabupaten Ngawi memahami variabel-variabel penting yang dapat menekan tingginya angka kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan latar belakang, tujuan tugas akhir, manfaat, perumusan masalah, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan referensi-referensi yang berkaitan dengan tugas akhir yang antara lain penjelasan tentang konsep kemiskinan, faktor penyebab kemiskinan, hubungan antara performa ekonomi makro dan kemiskinan, permasalahan dan strategi penanggulangan kemiskinan di kabupaten Ngawi, model regresi double log, sistem, simulasi, model, sistem dinamik, dan diagram kausatif. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjelasan mengenai tahap-tahap pembuatan tugas akhir. Dari studi literatur, pembelajaran konsep sistem dinamik, pembuatan diagram kausatif, verifikasi, validasi, evaluasi, revisi, dan terakhir pembuatan buku laporan.

BAB I PENDAHULUAN 1.6 Sistematika Penulisan BAB IV MODEL DAN IMPLEMENTASI Bab ini menjelaskan mengenai hasil uji coba program yang telah dibangun sebelumnya untuk memastikan kebenaran implementasi model. Kemudian dilakukan analisis terhadap hasil uji coba tersebut. BAB V PERANCANGAN SKENARIO MODEL Bab ini menjelaskan mengenai hasil uji coba program yang telah dibangun sebelumnya untuk memastikan kebenaran implementasi model dengan menghasilkan skenario. Kemudian dilakukan analisis terhadap hasil uji coba tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN Menurut Kartasasmita (2006), kondisi kemiskinan dapat disebabkan oleh sekurang kurangnya empat penyebab, yaitu : Rendahnya Taraf Pendidikan Taraf pendidikan yang rendah mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas dan meyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dapat dimasuki. Taraf pendidikan yang rendah juga membatasi kemampuan seseorang untuk mencari dan memanfaatkan peluang. Rendahnya Derajat Kesehatan Taraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikir dan prakarsa. Terbatasnya Lapangan Kerja Selain kondisi kemiskinan dan kesehatan yang rendah, kemiskinan juga diperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan. Selama ada lapangan kerja atau kegiatan usaha, selama itu pula ada harapan untuk memutuskan lingkaran kemiskinan. Kondisi Keterisolasian Banyak penduduk miskin secara ekonomi tidak berdaya karena terpencil dan terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga sulit atau tidak dapat terjangkau oleh pelayanan pendidikan, kesehatan dan gerak kemajuan yang dinikmati masyarakat lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 HUBUNGAN ANTARA PERFORMA EKONOMI MAKRO DENGAN KEMISKINAN Berdasarkan Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Ngawi, perkembangan indikator ekonomi daerah merupakan hasil kinerja pembangunan yang diukur berdasarkan pada empat indikator kinerja utama, yaitu : 1. Tingkat Pengangguran Terbuka 2. Persentase Penduduk Miskin terhadap Jumlah Penduduk 3. Pertumbuhan Ekonomi (Produk Domestik Regional Bruto) 4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) a. Menurut Rynell (2008), performa ekonomi makro merupakan kunci penentu utama kemiskinan. Terdapat efek yang jelas antara siklus bisnis dengan pertumbuhan kemiskinan. Negara yang mempunyai pertumbuhan ekonomi kuat dapat mengurangi jumlah penduduk miskin karena terdapat banyak kesempatan kerja dan pengurangan jumlah pengangguran. b. Hasil penelitian Hull (2009), Pertumbuhan ekonomi di suatu daerah tidak akan secara langsung memberikan dampak yang positif terhadap penurunan kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi akan berdampak positif terhadap penurunan kemiskinan jika pertumbuhan ekonomi tersebut terjadi pada sektor di mana mayoritas pekerjanya adalah penduduk miskin.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2 HUBUNGAN ANTARA PERFORMA EKONOMI MAKRO DENGAN KEMISKINAN c. Menurut penelitian Satchi dan Temple (2006), Peningkatan produktivitas pertanian dapat mengurangi kemiskinan karena mayoritas penduduk miskin bekerja di sektor pertanian. d. Menurut Nathan Associates Inc. (2008), berjudul Indonesia Economic Performance Assessment, Sektor pertanian berperan besar terhadap pengentasan kemiskinan. Menurut data survei rumah tangga yang dilakukan oleh Bank Dunia, hampir dua pertiga dari seluruh rumah tangga miskin di Indonesia bergantung pada pertanian sebagai sumber utama mata pencaharian. e. Menurut Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti (2007) Pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan yang negatif dengan tingkat kemiskinan jika pertumbuhan ekonomi tersebut menyebar di sektor penduduk miskin bekerja. f. Menurut Danja (2012), Terdapat hubungan yang negatif antara kemiskinan dan Indeks Pembangunan Manusia. Hasil analisa yang dilakukan menunjukkan nilai koefisien negatif, yaitu -0.68. g. Menurut Anne Epaulard berjudul Macroeconomic Performance and Poverty Reduction, IPM mempunyai korelasi yang negatif terhadap kemiskinan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV MODEL DAN IMPLEMENTASI 4.1 DIAGRAM KAUSATIF unemployement - education index - healthy index + jobs opportunities + -POVERTY - + + + increasing of human - - development index population + - economic growth purchasing power agricultural GDRP + index + + production per ha - agricultural area

BAB IV MODEL DAN IMPLEMENTASI 4.2 SUB-MODEL JUMLAH PENDUDUK MISKIN <percentage of human development index growth> percentage of unemployment ratio growth unemployment ratio unemployement ratio rate poverty rate <percentage of GDRP agricultural sector growth> poverty population poverty reduction job opportunities ratio percentage of labour force growth percentage of labour force rate percentage of labour force <percentage of GDRP industry&services sector growth> agricultural employment rate agricultural employment agricultural employment reduction total employment labour force unemployement industry&services employment rate industry & services employment industry&services employment reduction percentage of working age population growth placement outside retired labour force participation rate working age population percentage of working age population percentage of working age population rate percentage of maturation 55 to 56 birth growth population death growth

BAB IV MODEL DAN IMPLEMENTASI 4.3 SUB-MODEL PDRB average agricultural production per ha look up producer's price growth production cost growth <Time> average agricultural production per ha total agricultural production producer's price producer's price rate production cost production cost rate GDRP agricultural sector percentage of GDRP agricultural sector growth agricultural area GDRP agricultural sector rate multivariable look up multivariable effect government expenditure look up <Time> domestic consumption GDRP <Time> government expenditure investment growth GDRP industry&services sector rate GDRP industry&services sector investment rate investment export net export percentage of GDRP industry&ser vices sector growth import

BAB IV MODEL DAN IMPLEMENTASI 4.4 SUB-MODEL INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA life expectancy life expectancy index percentage of human development index growth average length of school average length of school index education index human development index rate human development index literacy literacy index real consumption per capita purchasing power index

BAB IV MODEL DAN IMPLEMENTASI 4.5 VALIDASI MODEL Jumlah Penduduk Miskin

BAB V PEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL 5.1 BAGAN PENGEMBANGAN SKENARIO

BAB V PEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL 5.2 SKENARIO STRUKTUR VARIABEL INVESTASI <TIME STEP> <FINAL TIME> government-owned investment investment investor-owned investment rate investor-owned investment policy initial value of investor-owned investment

BAB V PEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL 5.3 SKENARIO STRUKTUR VARIABEL LUAS LAHAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DAN RATA-RATA PRODUKSI LAHAN SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION producer's price growth production cost growth <TIME STEP> <FINAL TIME> average agricultural production per ha with system of rice intensification average agricultural production per ha producer's price producer's price rate production cost production cost rate <FINAL TIME> <TIME STEP> system of rice intensification effect agricultural area GDRP agricultural sector rate GDRP agricultural sector agricultural area multivariable effect

BAB V PEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL 5.4 SKENARIO STRUKTUR VARIABEL JUMLAH MURID DI TINGKAT SD, SMP, DAN SMA JHS population ES population JHS students ES students HS population HS students average length of school average length of school index BG population MD population

BAB V PEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL 5.5 SKENARIO STRUKTUR VARIABEL JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA YANG MENDAPATKAN PELATIHAN BACA TULIS literacy literacy index <working age population> number of literacy number of real literacy working-age population were trained

BAB V PEMBUATAN SKENARIO DAN ANALISIS HASIL 5.6 ANALISIS HASIL SKENARIO PARAMETER Angka kemiskinan pada skenario optimistic turun sebesar 10,41% dari nilai pada base model. Dengan skenario optimistic, jumlah penduduk miskin tahun 2011 diperkirakan turun sebesar 45.66% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan turun sebesar 46.51%. Skenario pessimistic, jumlah penduduk miskin tahun 2011 diperkirakan hanya turun sebesar 2.61% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan turun sebesar 4.44%. Sedangkan, pada skenario most likely, jumlah penduduk miskin tahun 2011 diperkirakan turun sebesar 28.5% dan pada tahun 2020 diperkirakan akan naik sebesar 29.5% (fluktuatif).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Adapun beberapa hal yang dapat disimpulkan terkait pengerjaan Tugas Akhir ini : Indikator performa ekonomi makro yang paling berpengaruh adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan nilai elastisitas tertinggi, yaitu 0.652302. Indikator kedua adalah PDRB pertanian dengan nilai elastisitas sebesar 0.138721, dan terakhir adalah tingkat pengangguran dengan nilai 0.087636. PDRB pertanian lebih dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja 0.012% dibandingkan PDRB industri dan jasa. Hal ini dikarenakan pertanian merupakan sektor padat modal bukan sektor padat karya. Sistem simulasi dinamis ini dapat membantu Pemerintah untuk memprediksi jumlah penduduk miskin di masa mendatang karena setelah dilakukan uji validasi, perbandingan rata-rata dan standar deviasi model simulasi base model sebesar 3.937732718% dan 28.16044981%.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan model simulasi skenario parameter, prosentase tertinggi dalam menurunkan jumlah penduduk miskin pada tahun 2020 adalah skenario optimistic, yaitu sebesar 46.51%. Nilai tersebut jauh berbeda dibandingkan skenario pessimistic yang diperkirakan akan hanya turun sebesar 4.44% di tahun 2020 dan 29.5% di tahun 2020 untuk skenario most likely. Model simulasi skenario optimistic, pessimistic, dan most likely menunjukkan bahwa prosentase penduduk miskin di tahun 2011 sebesar 16.22%, 28.94%, dan 18.28%. Sedangkan, prosentase penduduk miskin di tahun 2020 sebesar 15.25%, 27.54%, dan 19.71%.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 SARAN Adapun saran yang dapat digunakan untuk mengembangkan Tugas Akhir ini adalah : Perlu ditelaah lebih jauh variabel-variabel performa ekonomi makro lainnya terhadap kemiskinan, contoh inflasi, distribusi pendapatan, dan lain-lain. Untuk penelitian lebih lanjut, perlu diperhatikan penambahan variabel yang dapat mempengaruhi tingkat pengangguran selain dari nilai PDRB, misal upah minimum.

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA