HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI LULUSAN YANG DIBUTUHKAN DI INDUSTRI DENGAN HASIL BELAJAR

dokumen-dokumen yang mirip
2015 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI LULUSAN YANG DIBUTUHKAN DI INDUSTRI DENGAN HASIL BELAJAR

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN PESAWAT UDARA DI SMK

KORELASI KESULITAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN COMPUTER NUMERICAL CONTROL SISWA SMK

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BUBUT LANJUT

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR BERSKALA DI SMK

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI HASIL UJIAN TEORI TERHADAP HASIL UJIAN PRAKTIK PADA UJI KOMPETENSI KEAHLIAN SISWA SMK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

KONTRIBUSI KOMPETENSI MEMBACA GAMBAR TEKNIK TERHADAP KOMPETENSI TEKNIK PEMESINAN BUBUT SISWA SMK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan membahas tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan,

HUBUNGAN WAKTU KERJA TERHADAP HASIL KERJA PADA PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN BUBUT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil

BAB III METODE PENELETIAN

KOMPARASI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN BERDASARKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2014/2015 pada tanggal 10 Oktober Januari 2015 di SMA Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional. Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian yang telah

HUBUNGAN ANTARA WAKTU PEMOTONGAN DENGAN WAKTU PEMESINAN BUBUT PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN BIDANG PEMESINAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Kata kunci: Perhatian Orang Tua, Kebiasaan Belajar, Nilai UAN

BAB III METODE PENELITIAN. Surakhmad (Andrianto, 2011: 29) mengungkapkan ciri-ciri metode korelasional, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan judul Kontribusi Penguasaan Materi Mata Diklat Gambar

III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA TEKNIK PENDINGIN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data pada penelitian ini digunakan untuk menjawab permasalahan

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, dimana

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Perbandingan Hasil Belajar, Matematika, Pola Interaksi Multi Arah, Pola Interaksi Dua Arah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi hasil penelitian. Desain yang digunakan adalah Pretest-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, diperlukan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Teknik Arsitektur yang beralamatkan di Jln. Setiabudhi No. 207 Bandung.

BAB III METODE PENELITIAN. No Kelas Jumlah 1 XII Busana XII Busana XII Busana 3 32 Jumlah 94 Tabel 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SELF DESIGN PROJECT LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMK PADA KOMPETENSI PEMESINAN FRAIS KOMPLEKS

Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 3 (1), 6-10 (2017)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang Pengaruh

JURNAL PTM VOLUME 9, NO. 1, JUNI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang dikumpulkan melalui instrumen angket adalah data untuk

SIKAP SISWA PADA PEMBELAJARAN PRAKTEK SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN DENGAN HASIL BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN SISWA, LINGKUNGAN SOSIAL DAN INTENSITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN ANTARA KREATIVITAS BERWIRAUSAHA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PERBENGKELAN OTOMOTIF SISWA SMK

EKSPLORASI KESIAPAN SISWA MEMASUKI DUNIA KERJA PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEER TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Kaliwungu yang beralamat di Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal pada

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar. Menurut Syah (2013) hasil belajar dipengaruhi oleh dua

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil uji coba instrumen penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Experimental Design. Penelitian ini dilakiikan pada satu kelompok yaitu kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian kuasi eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN A.

ANALISIS WAKTU PEMESINAN PADA UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas hasil dan pembahasan penelitian tentang

STUDI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI SIWA SMK

hitung = 7,290 < taraf signifikansi 5%. (3) variabel hasil belajar pengetahuan dasar teknik bangunan (Y) yaitu

KONTRIBUSI HASIL UJI KOMPETENSI TEORI KEJURUAN TERHADAP HASIL UJI KOMPETENSI PRAKTIK KEJURUAN TEKNIK GAMBAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Winarno Surakhmad (1994: 131) mengemukakan bahwa, metode adalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPETENSI DOSEN DENGAN MINAT BELAJAR MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KETERAMPILAN DAN SIKAP PRAKTIK SISWA KELAS XII PADA MATA PELAJARAN POWER TRAIN DI SMK N 1 WADASLINTANG

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS VII DI SMPN 13 BANJARMASIN. Aminah Ekawati 1

HUBUNGAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

Abstract

Awal mustaqim* Samidjo** ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang dilakukan oleh setiap peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber data penelitian didapat dari siswa SMKN 6 Bandung, oleh karena

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR PRAKTEK LAS TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA DI BIDANG PENGELASAN SISWA SMK

PENGARUH PRESTASI BELAJAR KEJURUAN DAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN SMKN 3 YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap sesuatu yang diharapkan. Dalam jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Penulis: Doni Tri Anggono W.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang digunakan untuk menemukan jawaban dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. 1. Latar Belakang Berdirinya Lokasi Penelitian

Transkripsi:

66 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI LULUSAN YANG DIBUTUHKAN DI INDUSTRI DENGAN HASIL BELAJAR Hary Sutanto 1, Syafaruddin Siregar 2, Yayat 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Jl. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154 harysutanto@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sebaran persepsi mahasiswa tentang kompetensi lulusan yang dibutuhkan industri, hasil belaajr dan hubungan antara persepsi mahasiswa tentenag pekerjaan dengan hasil belajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional. Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi siswa tentang kompetensi lulusan berada di kategori sedang, hasil menyebarluaskan data siswa belajar berada di kategori tinggi, dan hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi lulusan yang membutuhkan di industri untuk menghasilkan belajar yang menunjukkan nilai yang sangat rendah. Kesimpulan penelitian ini yaitu hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi lulusanyang diperlukan di industri dengan hasil belajar tidak signifikan. Kata kunci: persepsi, lulusan, hasil belajar, industri, kompetensi PENDAHULUAN Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga pendidikan yang menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian yang dipilihnya. Lulusan SMK seharusnya dapat dengan mudah terserap di industri karena telah di bekali dengan kompetensi sesuai dengan keahlian (Mangkunegara, 2004). Pada kenyataannya lulusan SMK menyumbang sebesar 11,24% terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka. Lebih besar dibanding dengan lulusan sekolah menengah atas (SMA) yang hanya 9,5%. TPT ini mengindikasikan bahwa daya serap dunia kerja terhadap lulusan SMK masih kecil. Kecilnya keterserpan lulusan SMK oleh industri tidak sejalan dengan target Direktur Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan Nasional yang metargetkan pada 2014 lulusan SMK bisa terserap 70 persen ke dunia kerja. Permasalahan di atas mungkin terjadi karena jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia lebih sedikit dibanding jumlah lulusan SMK. Selain itu, kemungkinan mutu lulusan yang belum seseuai dengan permintaan pasar (demand driven). Sehingga tidak ada 1 Mahasiswa Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 2 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI 3 Dosen Departemen Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

67 ketersambungan (link) antara pengguna lulusan pendidikan dan penyelenggara pendidikan dan kecocokan (match) antara employee dengan employer. Mutu dan relevansi pendidikan dapat dilihat dengan mengikuti alur input-proses-output. Masukan dalam komposisi tertentu yang diproses dengan metode tertentu akan membuahkan dua macam hasil, yaitu hasil jangka pendek (hasil belajar) dan hasil jangka panjang (lulusan) (Sudjana, 2005). Permasalahan tentang daya serap lulusan oleh industri juga di alami SMKN 12 Bandung yang terus mengalami penurunan. Lulusan SMKN 12 Bandung pada tahun 2013/2014 mengalami penurunan sebesar 19,1% dari tahun 2012/2013, dan sebesar 21,2% dari tahun 2011/2012. Tingkat keterserapan lulusan SMK oleh industri tidak terlepas dari persyaratan yang ditetapkan oleh industri. Salah satu syarat tersebut adalah nilai Ujian Nasional yang tinggi. Contohnya PT Dirgantara Indonesia mensyaratkan Nilai Ujian Nasional untuk mata pelajaran bahasa. Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika masing- masing minimal 7.0. Sementara hasil UN siswa SMKN 12 Bandung program keahlian PPU pada tahun 2013/2014 untuk ketiga mata pelajaran tersebut hanya 12,12% yang memiliki nilai 7,0 ke atas, dan 87,88% yang di bawah 7,0. Lulusan belum mampu memcapai kriteria minimal yang dittetapkan oleh pihak industri, yaitu 7,0. Kenyataan yang terjadi pada lulusan tersebut mengindikasikan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Hasil belajar siswa di sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa terdiri dari faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, salah satunya adalah persepsi. Adapun faktor eksteren yaitu faktor yang ada dari luar diri siswa antara lain guru, orang tua, kurikulum, sarana dan prasarana belajar serta kondisi kelas (Dimyati dan Mudjiono, 2002). Persepsi merupakan suatu proses yang dimulai dari pendeteksian panca indra hingga terbentuk tanggapan, ide, keyakinan, gagasan yang terjadi dalam diri individu. Individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera yang dimilikinya. Persepsi yang terbentuk pada siswa bisa berupa persepsi positif dan persepsi negatif. Persepsi dapat mempengaruhi sikap siswa karena persepsi merupakan salah satu komponen kognitif sikap (Suharman, 2005). Salah satu teori mengenai perubahan sikap yaitu perceptual theory approach (pendekatan teori persepsi), pendekatan teori ini beranggapan bahwa sikap seseorang itu berubah bila persepsinya tentang objek itu

68 berubah. Sikap merupakan penguatan positif atau negatif terhadap objek yang bersifat psikologis (Sugihartono, 2007). Jika siswa memiliki persepsi negatif tentang kompetensi yang harus dikuasai untuk dapat bekerja, maka siswa akan menunjukan sikap negatif terhadap hal tersebut. Sebaliknya jika siswa memiliki persepsi positif tentang kompetensi yang harus dikuasai untuk dapat bekerja, maka sikap siswa juga akan positif. Sehingga sikap dalam pembelajaran dan tidak akan membeda-bedakan antara mata pelajaran normatif dan adaftif dengan mata pelajaran praktek dan menganggap semua mata pelajaran wajib dipelajari dan dikuasai (Walgito, 2004). Sikap menuntun perilaku siswa, sehingga siswa akan bertindak sesuai dengan sikap yang diekspresikan. Kesadaran individu untuk menentukan tingkah laku nyata dan perilaku yang mungkin terjadi. Berdasarkan pengamatan peneliti ketika melakukan PPL ditemui masalah mengenai sikap siswa diantaranya: terdapat siswa yang melanggar aturan (atribut sekolah tidak lengkap, datang kesiangan), sebagian siswa mengerjakan pekerjaan rumah di sekolah secara bersama sama. Pada saat praktek meniru pekerjaan teman yang sudah beres, ada sebagian siswa yang sudah berhenti praktek sebelum waktunya sehingga mengganggu ketepatan waktu pengerjaan. Pihak sekolah juga menerima masukan dari pihak industri terkait permintaan dunia industri untuk meningkatkan soft skill siswa terutama masalah disiplin, etos kerja, kreativitas, dan pengetahuan tentang kedirgantaraan yang masih perlu ditingkatkan (Simamora, 2001). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sebaran persepsi siswa tentang kompetensi lulusan yang dibutuhkan di industri, sebaran hasil belajar, hubungan antara persepsi siswa kompetensi lulusan yang dibutuhkan di industri dengan hasil belajar siswa. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Jenis penelitian menggunakan pendekatan metode korelasional. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. Penelitian ini berlokasi SMK Negeri 12 Bandung yang beralamat di Jalan. Pajajaran No. 92 Bandung. Khususnya di jurusan Pemesinan Pesawat Udara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII semester ganjil Kompetensi Keahlian PPU di SMK Negeri 12 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Jumlah populasi sebanyak 130 siswa, sampel yang diambil sebesar 25% dari 130 yaitu sebanyak minimal 32 siswa.

69 HASIL PENELITIAN Hasil perhitungan uji validitas instrumen terdapat 20 item pernyataan tidak valid dan 40 soal yang valid. Hasil perhitungan uji reabilitas dengan Cronbach's Alpha atau r 11 = 0,924. Sehingga dengan nilai alpha 0,924 > 0,6 tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian termasuk reliabilitas sangat tinggi. Data persepsi siswa tentang kompetensi yang dibutuhkan di industri diperoleh melalui penyebaran instrumen penelitian dengan jumlah 60 soal. Penyebaran instrumen ini dilakukan pada siswa kelas XIII PPU 1 di SMKN 12 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Setelah instrumen penelitian dikembalikan dan diperiksa secara teliti, kemudian instrumen tersebut diberi skor dengan skala 5 yang disesuaikan dengan jawaban responden. Hasil perhitungan terlihat bahwa persepsi siswa tentang kompetensi lulusan yang dibutuhkan di industri dengan banyak responden 31 orang, jumlah skor 1555, nilai tertinggi 70 dan terendah 32, dengan range 38, nilai rata-rata 50,16, serta standar deviasi 10,004. Persepsi siswa terhadap kompetensi lulusan yang dibutuhkan di industri pada skala data berada pada kategori sedang, yaitu berada pada rentang skort antara 47,2 sampai 54,8. Data hasil belajar siswa, yang diperoleh dari nilai raport siswa yang kemudian dikonversikan ke dalam T-skor. Hasil perhitungan hasil belajar siswa dengan banyak responden 31 orang, di peroleh nilai tertinggi 67 dan terendah 18 dengan range 49, jumlah skor 1551, dengan nilai rata-rata 50,03 serta standar deviasi 9,938. Hasil belajar pada skala data berada pada kategori tinggi, yaitu berada pada rentang skor antara 49,2 sampai 59,9. Analisis data dilakukan untuk mengolah data serta pengujian terhadap data-data yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Adapun analisis data tersebut meliputi: uji normalitas, uji korelasi, dan uji hipotesis. Data diperoleh sebesar 0,973. karena karena p- value = 0, 973 > α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data mengikuti distribusi normal. Persepsi siswa tentang kompetensi yang dibutuhkan di dunia industri sebesar 0,006. karena karena p-value=0,006 < α=0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak berdistribusi normal. Perhitungan korelasi digunakan untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi yang dibutuhkan di industri terhadap hasil belajar siswa. Korelasi product momen dari spearman s rho diperoleh harga r = -0,144, menunjukan korelasi yang sangat rendah. Hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,146 dan t hitung sebesar - 0,87. Pada taraf kepercayaan 95% dengan dk = n-2 jadi dk -29, maka dari tabel diperoleh t tabel sebesar: t (0,95)(29) = 1,7. Koefisien korelasi antara persepsi siswa tentang

70 kompetensi yang dibutuhkan di industri terhadap hasil belajar siswa pada siswa tidak signifikan (tidak mempunyai hubungan yang berarti) pada taraf kepercayaan 97.5% dengan dk=-29. Tidak terdapat hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi lulusan yang dibutuhkan industri dengan hasil belajar siswa. Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi lulusan yang dibutuhkan industri dengan hasil belajar adalah negatif dan tidak berarti. Nilai dari koefisien determinasi yaitu 2,1%. Artinya persepsi siswa tentang kompetensi yang dibutuhkan di industri yang mempengaruhi variabel hasil belajar siswa kelas XIII PPU di SMKN 12 Bandung tahun ajaran 2014/2015 sedangkan variabel sisanya 97,93% dipengaruhi variabel lain. Hasil perhitungan hipotesis p-v = 0, 18 > 0,05 maka H o : p = 0 diterima, dan H A : P 0 ditolak. Hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi yang dibutuhkan di industri terhadap hasil belajar siswa tidak signifikan. PEMBAHASAN Hasil analisis data menunjukan bahwa (1) sebaran data persepsi siswa tentang kompetensi lulusan berada pada kategori sedang, (2) sebaran data hasil belajar siswa berada pada kategori tingi, (3) nilai korelasi antara persepsi siswa tentang kompetensi lulusan yang di butuhkan di industri terhadap hasil belajar menunjukan nilai yang sangat rendah. Berdasarkan hasil pemetaan korelasi variabel persepsi siswa tentang kompetensi yang dibutuhkan di industri terhadap hasil belajar siswa. Diketahui penyebab tidak ada korelasi yang signifikan. Rendahnya pengaruh pengaruh antara persepsi siswa tentang kompetensi yang dibutuhkan di industri terhadap hasil belajar siswa pada siswa kelas XII PPU 1 di SMKN 12 Bandung. Hasil pemetaan terlihat siswa yang memiliki jumlah skort tinggi pada variabel persepsi siswa memiliki nilai hasil belajarnya kecil. Sebaliknya untuk siswa yang memiliki jumlah skort kecil pada variabel persepsi siswa memiliki nilai hasil belajar yang besar. Dengan demikian, bahwa tidak ada kesesuaian antara persepsi siswa dengan hasil belajar (Arikunto, 2009). Hasil pemetaan tersebut penulis beranggapan bahwa penyebab siswa yang memiliki skort persepsi tinggi. Namun hasil belajarnya kecil salah satunya adalah siswa kurang mendapatkan informasi tentang kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat bekerja di industri. Sehingga terjadi kesalahan persepsi yang terbentuk pada siswa yang lebih mengutamakan praktek, dan dengan sekolah di SMK akan mudah untuk bekerja. Persepsi awal tersebut akan berpengaruh pada aspek kognisi, dimana aspek kognisi merupakan aspek yang melibatkan cara berpikir, mengenali, memaknai suatu stimulus yang diterima

71 oleh panca indra, pengalaman atau yang pernah dilihat dalam kehidupan sehari-hari. (Hariandja, 2007). Salah satu aspek persepsi adalah interpretasi. Interpretasi merupakan suatu aspek kognitif dari persepsi yang sangat penting yaitu proses memberikan arti kepada stimulus yang diterimanya. Proses interpretasi tersebut bergantung pada cara pendalaman, motivasi, dan kepribadian seseorang (Toha, 2003). Berdasarkan teori di atas, jika persepsi awal siswa yang beranggapan bahwa SMK lebih mengutamakan pelajaran praktek, menunjukan bahwa siswa tersebut tidak mengalami perubahan atau penambahan stimulus/informasi setelah mengikuti proses pembelajaran. Akibatnya, akan menimbulkan pemaknaan siswa bahwa yang harus dikuasai untuk dapat bekerja adalah mata pelajaran praktek dan cenderung mengabaikan mata pelajaran praktek (Waidi, 2006). Pihak sekolah juga menerima masukan dari pihak industri terkait permintaan dunia industri untuk meningkatkan soft skill siswa terutama masalah disiplin, etos kerja, kreativitas, dan pengetahuan tentang kedirgantaraan yang masih perlu ditingkatkan. KESIMPULAN Kesimpulan penelitian ini, sebagai berikut rata rata persepsi siswa tentang kompetensi yang dibutuhkan di industri pada skala data menunjukan kategori sedang. Rata-rata hasil belajar siswa pada kategori tinggi. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi lulusan terhadap hasil belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta. Dimyati, & Mujiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Renika Cipta. Hamalik, O. (2007). Pengembangan SDM Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara. Hariandja, M. T. E. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: PT Grasindo. Mangkunegara, A.P. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Simamora, B. (2001). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel. Edisi pertama. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

72 Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdikarya. Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers. Suharman. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi. Toha, M. (2003). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta: Andi. Waidi. (2006). The Art of Re-engineering Your Mind for Success. Jakarta: Gramedia