MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA DALAM TATARAN KEBIJAKAN

PENGEMBANGAN MODEL PEMBINAAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA KEDUA

TINJAUAN MATA KULIAH... HAKIKAT BAHASA DAN PEMBELAJARAN BAHASA.. 1.1

BAB V PENUTUP. (1) Terjadi kesalahan pemakaian diksi pada naskah pidato bahasa Jawa siswa

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

Cerita Rakyat Sebagai Media Keterampilan Berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

PEMANFAATAN SMS SEBAGAI MEDIA PENGAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DI KELAS RENDAH

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Mendeskripsikan isi Puisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

KONSEP MEDIA PEMBELAJARAN Oleh BUDI WALUYO (Dosen STAI An-Nur Lampung)

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Itulah gunanya tertib berbahasa yang sehari-hari disebut tata bahasa. Tata

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

METODE KONTEMPORER. v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KROYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi yang meliputi Fonologi (Unit

Terbuka, 2009), Yusi Rosdiana, Bahasa dan Sastra Indonesia di SD, (Jakarta; Universitas

PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA CERITA TERPADU MODEL CONNECTED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA SISWA SEKOLAH DASAR Oleh: Aan Kusdiana

PENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SAPURAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama, yaitu sejak awal kemerdekaan Indonesia, dengan berdirinya Taman Siswa

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA TERPADU DENGAN MODEL KONFERENSI DI SEKOLAH DASAR. AKHMAD HB STKIP PGRI Banjarmasin. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia mencakup aspek mendegarkan, berbicara,

ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR YANG DAPAT MEMPENGARUHI DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG EFEKTIF

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi perlu memperhatikan pilihan kalimat yang digunakan agar. penutur baik secara lisan maupun tulisan.

Peningkatan Kemampuan Berbahasa Lisan Siswa Kelas IV SD Inpres Pandanwangi Kecamatan Toili Barat Kabupaten Banggai Melalui Media Gambar Denah

PEMANFAATAN CERITA RAKYAT KAMANDAKA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1 GOMBONG

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

Standar Kompetensi Guru KD Indikator Esensial

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU KATA DI KELAS IV SD NEGERI SUDALARANG 3 SUKAWENING KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

PROGRAM PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BAHASA INDONESIA SD. Oleh: BAHAUDDIN AZMY UNIVERSITAS PGRI ADI BUANA SURABAYA 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting yang sangat strategis karena memberikan bekal kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK SISWA KELAS V SDN BULAK 1 BENDO MAGETAN. Cerianing Putri Pratiwi 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN KARTU BERGAMBAR SISWA KELAS SATU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai

Paket 13 PRAKTIK PEMBELAJARAN MENDENGARKAN-BERBICARA DI MI

SILABUS. Sumber/Bahan Alat (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian. yang berada dalam denah. lisan denah.

KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tentang pemahaman siswa. Biasanya siswa memahami sesuatu hanya melalui

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat disampaikan melalui dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan. Bahasa

02. Konsep Dasar Media

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI MEDIA GAMBAR SERI DI KELAS IV SDN 5 BILUHU KABUPATEN GORONTALO

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 2 TEMA: LINGKUNGAN

BAB II MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

BAB II LANDASAN TEORI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MENULIS DIALOG SEDERHANA MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Kurikulum terus berganti dari kurikulum 1975 hingga kurikulum

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 TEMA: PERMAINAN

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

Transkripsi:

MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA Pendahuluan Media dan alat peraga dalam pembelajaran bahasa kedua merupakan salah satu fokus bahasan dalam BBM. Alasannya antara lain media dan alat peraga memiliki peran penting dalam pembelajaran bahasa kedua ketika pembelajaran tersebut dilaksanakan kepada siswa Sekolah Dasar (SD). Dihubungkan dengan potensi siswa SD, ternyata sebagian besar siswa di daerah lebih produktif berbahasa ibu (daerah) dibandingkan dengan berbahasa kedua (bahasa Indonesia). Tidak sedikit siswa dalam kehidupan sehari-hari yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan siswa menggunakan bahasa Indonesia ketika berada di sekolah. Oleh karena itu, media dan alat peraga menjadi penting dibahas dalam BBM yang membahas perihal pembelajaran bahasa kedua. Disajikan pembahasan dalam BBM ini perihal (1) Media dalam pembelajaran bahasa kedua dan (2) Alat peraga dalam pembelajaran bahasa kedua. Untuk itu, Anda diharapkan untuk memahami media dan alat peraga dalam pembelajaran bahasa kedua, kemudian Anda dapat menggunakannya di sekolah dasar. Diharapkan Anda mempelajari pembahasan ini dan semoga Anda sukses! 1

Kegiatan Belajar 1 MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA Pendahuluan Kata media berasal dari bahasa latin. Media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Arti kata media secara harfiah adalah antara, perantara atau pengantar pesan dari guru sebagai pendidik dan sumber belajar kepada siswa sebagai peserta didik dalam lingkungan belajar. Dalam pembahasan ini media digunakan untuk pembelajaran bahasa kedua kepada siswa sekolah dasar. Untuk itu, diperlukan pembahasan media yang lebih mendalam sehingga diperoleh pemahaman dan prosedur operasional untuk penggunaannya. Terkait dengan harapan tersebut, maka disajikan secara berurutan pembahasan perihal: 1. Batasan media pembelajaran bahasa kedua. 2. Peranan media dalam pembelajaran bahasa kedua. 3. Jenis media dalam pembelajaran bahasa kedua. 1. Batasan Media Pembelajaran Bahasa Kedua Batasan media pembelajaran bahasa kedua ini dijelaskan menurut sejumlah pandangan pakar dan sumber pustaka yang relevan. Menurut Gagne (1970), media dipandang sebagai segala jenis komponen dalam lingkungan siswa atau peserta didik yang dapat memberikan motivasi untuk belajar. Briggs (1970) membatasi bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menjadikan pesan dalam berkomunikasi dan merangsang anak untuk belajar. NEA (National Education Association) membatasi media adalah bentukbentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca. Selanjutnya AECT (Association of Education and Communication Technology) menyatakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyatakan atau menyampaikan pesan atau informasi. 2

Dari batasan tersebut disimpulkan bahwa media adalah segala bentuk alat komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi dari sumber atau narasumber kepada peserta didik dengan tujuan untuk merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran (Dhieni, 2008; Hamalik, 1997). Dihubungkan dengan pembelajaran bahasa kedua, media harus menjadi penyampai pesan atau informasi dari guru maupun sumber belajar kepada siswa dalam melaksanakan belajar bahasa Indonesia. Bahasa kedua yang dijadikan fokus pembelajaran kepada siswa SD adalah bahasa Indonesia. Untuk itu, media harus berfungsi untuk merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa SD dalam belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Media hendaknya dapat meningkatkan potensi siswa dalam melaksanakan kegiatan berbahasa Indonesia secara lisan maupun tulis. Dengan media tersebut, pembelajaran bahasa kedua menjadi lebih berhasil dalam meningkatkan potensi siswa dalam berbahasa. 2. Peranan Media dalam Pembelajaran Bahasa Kedua Pembelajaran bahasa kedua merupakan suatu proses interaksi peserta didik dengan guru sebagai pendidik dan sumber belajar dalam lingkungan belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Menurut Hamalik (1979), peran media dalam proses interaksi tersebut antara lain: 1) Memperjelas penyajian konsep dan mengurangi verbalitas. 2) Memperdalam pemahaman peserta didik terhadap bahan ajar atau sumber belajar. 3) Memperagakan pengertian yang abstrak kepada pengertian yang konkret. 4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera manusia. 5) Mengatasi perbedaan karakteristik siswa (peserta didik) yang diakibatkan oleh pengalaman maupun lingkungan yang berbeda. Belajar bahasa merupakan suatu proses meningkatkan kompetensi kebahasaan dan kompetensi performasi komunikasi berdasarkan potensi (pengetahuan dan pengajaran) individu. Dalam proses tersebut, dituntut 3

kompetensi strategi produktif, kompetensi mekanisme psikofisik dan kompetensi pemilihan konteks. Seluruh proses tersebut harus mengacu kepada kaidah (EYD) bahasa Indonesia. Kondisi siswa dalam belajar bahasa tersebut berperan sebagai subjek belajar dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Apabila belajar bahasa tersebut dilengkapi dengan media, maka media dapat berperan mengatasi masalah interaksi belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Peran tersebut adalah: a. Media berperan memperjelas penyajian konsep bahasa dan mengurangi verbalitas belajar bahasa. b. Media berperan memperdalam pemahaman peserta didik terhadap bahan ajar bahasa dan sumber belajar bahasa. c. Media berperan memperagakan pengertian bahasa yang bersifat abstrak kepada pengertian bahasa yang lebih nyata (konkret). d. Media berperan mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera manusia. e. Media berperan mengatasi perbedaan karakteristik siswa (peserta didik) yang diakibatkan oleh pengalaman maupun lingkungan yang berbeda. Apabila media tersebut dihubungkan dengan masalah pembelajaran aspek kebahasaan, maka media harus berperan dalam mengatasi belajar aspek kebahasaan. Masalah dalam aspek kebahasaan dapat dibedakan menjadi bentuk dan makna. Masalah bentuk bahasa dapat dibedakan menjadi unsur segmental dan unsur suprasegmental (intonasi dan jeda). Masalah dalam unsur segmental dapat dibedakan menjadi masalah: (1) fonem/grafem, (2) suku kata, (3) morfem, (4) kata, (5) frase, (6) klausa, (7) kalimat, dan (8) wacana. Sedangkan masalah dalam makna (isi) dapat dibedakan menjadi masalah: (1) makna leksikal, (2) makna morfemis, dan (3) makna sintaksis. Apabila media digunakan dalam pembelajaran bahasa, masalah tersebut berpeluang diatasi. Apabila peran media dihubungkan dengan keterampilan bahasa yang dijadikan fokus belajar, maka media berperan untuk mengatasi masalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Apabila peran media dihubungkan dengan kompetensi komunikasi yang dijadikan fokus 4

pembelajaran (belajar) maka media dapat mengatasi masalah kemampuan berbahasa lisan dan kemampuan berbahasa tulis. Demikian penting peran media dalam pembelajaran maupun belajar bahasa. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua hendaknya selalu menggunakan media. 3. Jenis Media dalam Pembelajaran Bahasa Kedua Secara umum jenis media dalam pembelajaran bahasa kedua dibedakan menjadi 2 (dua), yakni: (1) media alami (natural) dan (2) media buatan (artifisial). Media alami (natural) dibatasi bahwa media tersebut sudah ada demikian adanya (tanpa harus dibuat atau diciptakan) dan tinggal digunakan dalam pembelajaran. Misalnya: lingkungan, peristiwa, dan fenomena alam. Sedangkan media buatan (artifisial) dibatasi bahwa media tersebut belum ada namun dibuat atau diciptakan sebelum media tersebut digunakan dalam pembelajaran. Misalnya: gambar, film, video, buku, kamus atau ensiklopedi. Kedua media tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa kedua di sekolah dasar. 5

Penggunaan media dalam pembelajaran bahasa kedua hendaknya disesuaikan dengan rencana pelaksanaan pembelajaran di kelas. Langkah-langkah penggunaan media tersebut harus sudah dirumuskan dalam rencana pembelajaran tersebut. Langkah-langkah penggunaan tersebut berfungsi sebagai pedoman atau acuan guru menggunakan media di kelas. Apabila penggunaan tidak sesuai dengan rencana pembelajaran, maka efektivitas media menjadi di luar harapan oleh karena jenis media apapun yang akan digunakan perlu dirumuskan langkahlangkah penggunaannya dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) bahasa kedua. 6

Rangkuman Media merupakan komponen pembelajaran. Media perlu digunakan dalam pembelajaran bahasa kedua. Media memiliki peran solutif dalam mengatasi masalah pembelajaran bahasa. Media berfungsi meningkatkan pencapaian hasil belajar bahasa kedua. Media dibedakan jenisnya berdasarkan sifat alamiah dan sifat artifisial (buatan), berdasarkan aspek kebahasaan, keterampilan berbahasa dan kemampuan berbahasa. Penggunaan media harus direncanakan dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan langkah-langkah penggunaan tersebut berfungsi sebagai pedoman di kelas. Untuk itu, media dapat dipandang sebagai segala bentuk alat, situasi, peristiwa, atau fenomena yang mendukung pembelajaran bahasa kedua. 7

Tes Formatif 1 Petunjuk: Anda ditugaskan untuk mengerjakan tes formatif ini dengan cara memilih a, b, c, atau d sebagai jawabannya. 1. Media dalam pembelajaran bahasa kedua dapat dipandang sebagai. a. komponen pembelajaran b. pelengkap pembelajaran c. sumber pembelajaran d. alat bantu belajar bahasa 2. Salah satu penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia di SD adalah. a. mengatasi perbedaan potensi siswa b. mengatasi perbedaan kurikulum c. mengatasi perbedaan buku paket d. mengatasi perbedaan lokasi SD 3. Contoh media pembelajaran bahasa kedua yang bersifat artifisial adalah. a. film b. gambar seri c. teks dialog d. lingkungan pasar 4. Media pembelajaran bahasa kedua yang cocok untuk mengajarkan bahasa lisan. a. Teks percakapan b. Video recording c. Radio d. Buku cerita bergambar 5. Kamus dapat digunakan sebagai media pembelajaran bahasa kedua, terutama untuk mengajarkan. a. makna kata b. bentuk kata 8

c. jenis kata d. aspek kebahasaan 6. Media gambar dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa kedua terutama untuk mengajarkan. a. fonologi b. morfologi c. kosakata d. semantik 7. Dasar pemilihan media pembelajaran bahasa kedua adalah. a. keluasan bahan ajar b. kedalaman bahan ajar c. kompetensi siswa d. (a), (b), dan (c) benar 8. Praktibilitas media pembelajaran bahasa kedua perlu dijadikan pertimbangan. Praktibilitas disejajarkan maknanya dengan. a. kesesuaian penggunaan b. kebermaknaan penggunaan c. kemudahan penggunaan d. kondisi penggunaan 9. Kelemahan penggunaan media pembelajaran bahasa kedua adalah. a. tidak sesuai dengan tujuan b. tidak dirumuskan dalam RPP c. tidak sesuai dengan penggunaan d. tidak sesuai dengan potensi siswa 10. Guru memiliki peran penting dalam hal media pembelajaran, terutama. a. sebagai penyedia b. sebagai perencana c. sebagai pembuat d. sebagai penilai 9

Umpan Balik dan Tindak Lanjut Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada; hitunglah jawaban anda yang benar dan tentukan nilainya dengan rumus sebagai berikut. Tingkat Penguasaan Anda = Arti tingkat penguasaan: 90% 100% = Sangat Baik 80% 89% = Baik 70% 79% = Cukup Baik 0% 69% = Kurang Baik Jawaban yang benar 10 x 100% Anda dapat melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya apabila anda mencapai tingkat penguasaan di atas 80%. Apabila tingkat penguasaan anda di bawah 80%, anda perlu mempelajari kegiatan belajar ini, sebelum anda melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya. Kunci jawaban tes formatif ini adalah: 1. a 6. c 2. a 7. d 3. d 8. c 4. d 9. b 5. d 10. a 10

Daftar Pustaka Alwasilah, A. Chaedar. (1985). Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa. Badudu, J.S. (1983). Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: Gramedia. Dulay, Heidi; Burt, Marina; Krashen, Stephen, 1982. Language Two. Oxford: Oxford University Press. Hidayat, Kosadi; Jazir Burhan; Undang Misdan. (1990). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta Huda, Nuril. 1987. Hipotesis Input. Makalah disajikan dalam kuliah umum jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Malang, 12 September 1987. Husein, H. Akhlan dan Yayat Sudaryat. 1996. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Krashen, Stephen D. dan Tracy D. Terrell. 1985 3. The Natural Approach Language Acquisition in the Classroom. New York: Pergamon Press. Krashen, S. 1976. Formal and Informal Linguistic Environments in Language Acquisition and Language Learning. TESOL Quarterly 10. Nurhadi, Roekhan. 1990. Dimensi-dimensi dalam Belajar Bahasa Kedua. Bandung: Sinar Baru. Syafi ie Iman, dkk. 1981. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbit UT. Syafi ie Iman. 1988. Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, Guntur H. (1988). Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Guntur H. (1990). Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa. Tarigan, Guntur H. (1990). Pengajaran Kompetensi Bahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Guntur H. (1997). Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Depdikbud. 11

Kegiatan Belajar 2 ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA Pendahuluan Alat peraga merupakan komponen pembelajaran bahasa kedua. Untuk itu, alat peraga memiliki peran penting dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa kedua kepada siswa sekolah dasar. Pemahaman batasan alat peraga dengan media sering menimbulkan perdebatan karena media dengan alat peraga sering disamakan maknanya. Meskipun media dengan alat peraga memiliki peran yang sama dalam pembelajaran namun fungsi alat peraga berbeda dengan media. Alat peraga memiliki peran yang sama dengan media pembelajaran namun alat peraga memiliki fungsi yang lebih spesifik dibandingkan media. Alat peraga memiliki fungsi meragakan peristiwa, kegiatan atau fenomena. Alat peraga selalu memiliki sifat yang artifisial, tidak alamiah atau natural, karena peragaan merupakan hasil penciptaan, buatan ataupun peniruan dari hal yang sebenarnya. Oleh karena itu, alat peraga harus dibedakan dengan media pembelajaran. Alat peraga digunakan untuk memperagakan, menirukan atau membuat sesuatu menjadi utuh dan padu. Untuk itu, alat peraga digunakan dalam pembelajaran dengan mempertimbangkan pengalaman belajar yang diharapkan. Alat peraga dipilih atau disediakan untuk memperjelas perilaku atau pengalaman belajar. Oleh karena itu, alat peraga dalam pembelajaran bahasa kedua dijelaskan berdasarkan pengalaman belajar yang diharapkan. 1. Batasan Alat Peraga Alat peraga adalah alat, simbol atau lambang yang digunakan untuk meragakan, menirukan, atau menjadikan sesuatu lebih jelas sesuai dengan harapan. Alat peraga dalam pembelajaran bahasa kedua dapat dibatasi sebagai alat, simbol, atau lambang yang digunakan untuk meragakan atau menirukan perilaku bahasa yang dipelajari. Dalam konteks ini, perilaku bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua yang diajarkan kepada siswa sekolah dasar. 12

2. Jenis Alat Peraga dalam Pembelajaran Bahasa Kedua Jenis alat peraga dalam pembelajaran bahasa kedua ini dibedakan berdasarkan perilaku bahasa yang sedang dikembangkan dalam pembelajaran. Untuk itu, ada beberapa alat peraga yang akan dibahas dalam sajian ini. Anda diharapkan untuk mengetahui jenis alat peraga sebagai berikut. 1) Alat Peraga Garis Garis digunakan untuk menghubungkan dua titik atau lebih, memisahkan bagian atau unsur-unsur, menghubungkan konsep, atau mengelompokkan unsur-unsur. Dalam pembelajaran bahasa kedua, garis akan digunakan sebagai alat peraga perilaku bahasa tulis siswa. Misalnya: 1. Garis digunakan dalam pembelajaran menulis pada siswa kelas rendah. Membuat bermacam-macam garis. Bagian ini dilaksanakan secara bertahap. Guru menuliskan contoh di papan tulis. Misalnya bentuk garis. 13

Para siswa memperhatikan arah/gerak tangan guru. Guru mengulang lagi dengan cara menghapus dan menuliskannya kembali. Guru mengatakan Coba tutup matamu dan bayangkan garis di papan tulis. Kemudian guru menyuruh para siswanya menuliskan bayangan garis itu di udara. Selanjutnya ditulis di buku masing-masing. Tahap-tahap latihan ini adalah: membuat garis-garis putus dan menyambung garis-garis putus tersebut; menebalkan garis; membuat sendiri garis sejenis. Perhatikan contoh dan arah garis yang dibuat! Secara bertahap latihan tersebut adalah: 14

2. Garis digunakan dalam mengelompokkan konsep siswa perihal aspek kebahasaan. a. Guru menugaskan siswa untuk membedakan kata-kata berikut menjadi dua kelompok. Kata Asli Kata Serapan 15

b. Guru menugaskan siswa untuk melengkapi tabel berikut. Kata Benda Kata Kerja Kata Sifat c. Guru menugaskan siswa untuk melengkapi tabel berikut. Subjek Predikat Objek Keterangan 3. Garis digunakan dalam mendeskripsikan konsep siswa perihal pesan atau isi bahasa yang dikomunikasikan. a. Siswa ditugaskan untuk mendeskripsikan topik utama menjadi topik penjelas. Topik Utama 16

b. Guru menugaskan siswa untuk menyusun kerangka karangan dalam peta topik. Pembuka Topik utama Isi Penutup c. Guru menugaskan siswa untuk menulis kosakata yang berhubungan dengan tema. Tema d. Guru menugaskan siswa mengisi teka-teki silang dalam kaitan pengembangan kosakata bahasa Indonesia. 17

2) Penggunaan alat peraga boneka untuk melatih keterampilan siswa dalam berbahasa lisan. Misalnya: Guru menyediakan tiga boneka yang berbeda, kemudian siswa ditugaskan untuk bercerita dengan menggunakan boneka. 3) Penggunaan cerita bergambar sebagai alat peraga dalam bermain peran. Cerita bergambar digunakan sebagai alat peraga dalam memilih perilaku tokoh yang diperankan oleh siswa. Rangkuman Alat peraga merupakan komponen pembelajaran bahasa kedua. Alat peraga digunakan untuk meragakan, menirukan atau menjelaskan perilaku bahasa. Alat peraga memiliki peran yang sama dengan media dalam pembelajaran namun alat peraga selalu memiliki sifat yang artifisial, tidak alamiah. Dalam pembelajaran bahasa kedua alat peraga dipilih berdasarkan pertimbangan pengalaman belajar siswa dalam belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua. Jenis alat peraga dapat dibedakan bentuknya. Misalnya garis, lambang, simbol atau alat yang dapat meragakan perilaku bahasa. Untuk itu, alat peraga perlu digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua di sekolah dasar. Tes Formatif 2 Petunjuk: Anda ditugaskan untuk mengerjakan tes formatif ini dengan cara memilih salah satu (a, b, c, atau d) sebagai jawabannya. 1. Sebagai komponen pembelajaran, alat peraga perlu digunakan dalam pembelajaran bahasa kedua di SD. Alasannya. a. sebagai pelengkap pembelajaran b. sebagai pendukung pembelajaran c. sebagai sumber belajar pembelajaran d. sebagai parameter pembelajaran 2. Alat peraga dalam pembelajaran bahasa kedua memiliki fungsi. 18

a. penjelas konsep perilaku bahasa b. peraga perilaku bahasa c. pembukti perilaku bahasa d. (a), (b), dan (c) benar 3. Garis sebagai alat peraga pembelajaran bahasa dapat digunakan untuk. a. membatasi konsep b. membedakan konsep c. menghubungkan konsep d. (a), (b), dan (c) benar 4. Perbedaan bentuk garis dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa siswa kelas rendah, yakni untuk mengajarkan tentang. a. bentuk tulisan b. ragam tulisan c. keterampilan dasar menulis d. keterampilan menulis dasar 5. penggunaan alat peraga teka-teki silang cocok digunakan untuk mengajarkan tentang. a. makna kata b. bentuk kata c. struktur kata d. kosakata 6. Boneka dapat digunakan sebagai alat peraga dalam pembelajaran keterampilan berbicara, khususnya untuk mengajarkan. a. pelafalan b. intonasi c. karakter tokoh d. perilaku berbicara 7. Contoh tulisan dapat digunakan sebagai alat peraga pembelajaran khususnya untuk mengajarkan. 19

a. bentuk tulisan b. model menulis c. proses menulis d. isi tulisan 8. Alat peraga dengan media dapat disejajarkan maknanya dalam pembelajaran apabila didasarkan kepada. a. peranan b. fungsi c. jenis d. bentuk 9. Berikut termasuk alat peraga dalam pembelajaran bahasa kecuali. b. guru c. siswa d. gambar seri e. model karangan 10. Alasan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran bahasa kedua antara lain a. memperjelas konsep b. meragakan perilaku bahasa c. mengatasi masalah verbalisme d. (a), (b), dan (c) benar 20

Balikan dan Tindak Lanjut Cocokkan jawaban anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang ada; hitunglah jawaban anda yang benar dan tentukan nilainya dengan rumus sebagai berikut. Tingkat Penguasaan Anda = Arti tingkat penguasaan: 90% 100% = Sangat Baik 80% 89% = Baik 70% 79% = Cukup Baik 0% 69% = Kurang Baik Jawaban yang benar x 100% 10 Anda dapat melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya apabila anda mencapai tingkat penguasaan di atas 80%. Apabila tingkat penguasaan anda di bawah 80%, anda perlu mempelajari kegiatan belajar ini, sebelum anda melanjutkan pada kegiatan belajar berikutnya. Kunci jawaban tes formatif ini adalah: 1. b 6. c 2. d 7. a 3. d 8. a 4. c 9. c 5. d 10. d 21

Glosarium Media Natural Artifisial Fungsi media Alat peraga Jenis alat peraga : Komponen pembelajaran berfungsi untuk mendukung proses interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar. : Sifat media pembelajaran yang sudah alamiah digunakan dalam interaksi belajar bahasa. : Sifat media pembelajaran yang berbeda dari sifat natural sehingga perlu disediakan atau dibuatkan sebelum pembelajaran. : Solusi alternatif dalam mengatasi masalah pembelajaran. : Komponen pembelajaran berfungsi meragakan perilaku (hasil belajar) bahasa, menjelaskan atau membuktikan perilaku belajar. : Pemilihan alat peraga menurut jenis perilaku belajar bahasa, atau indikator hasil belajar yang dapat diperagakan. 22

Daftar Pustaka Alwasilah, A. Chaedar. (1985). Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa. Aminuddin. (1994). Pembelajaran Terpadu sebagai Bentuk Penerapan Kurikulum 1994 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Dalam Vocal, V (1): 1-5. Chomsky. Noam. (1972). Language and Mind. New York: Harcourt Brace Jovanovich, Inc. Dulay, Heidi; Burt, Marina; Krashen, Stephen, 1982. Language Two. Oxford: Oxford University Press. Goodman, Ken. (1986). What s Whole in Whole Language. New Hamshire: Heinemann Educational Books. Hidayat, Kosadi; Jazir Burhan; Undang Misdan. (1990). Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Bina Cipta Huda, Nuril. (1987). Hipotesis Input. Makalah disajikan dalam kuliah umum jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS IKIP Malang, 12 September 1987. Husein, H. Akhlan dan Yayat Sudaryat. (1996). Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Krashen, Stephen D. dan Tracy D. Terrell. (1985 3 ). The Natural Approach Language Acquisition in the Classroom. New York: Pergamon Press. Krashen, S. 1976. Formal and Informal Linguistic Environments in Language Acquisition and Language Learning. TESOL Quarterly 10. Nurhadi, Roekhan. (1990). Dimensi-dimensi dalam Belajar Bahasa Kedua. Bandung: Sinar Baru. Syafi ie Iman, dkk. (1981). Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Penerbit UT. Syafi ie Iman. (1988). Retorika dalam Menulis. Jakarta: Depdikbud. Tachir, A. Malik. (1993). Pandai Membaca dan Menulis 1. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Tarigan, Guntur H. (1988). Pengajaran Pemerolehan Bahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Guntur H. (1990). Proses Belajar Mengajar Pragmatik. Bandung: Angkasa. 23