III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya ikan laut Indonesia pada tahun 2006 sebesar 4,8 juta ton dan

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN OVEN BERKAPASITAS 0,5 KG BAHAN BASAH DENGAN PENAMBAHAN BUFFLE UNTUK MENGARAHKAN SIRKULASI UDARA PANAS DI DALAM OVEN

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KEMIRINGAN KOLEKTOR SURYA SATU LALUAN TERHADAP WAKTU PROSES PENGERINGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

BAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. seperti kulit binatang, dedaunan, dan lain sebagainya. Pengeringan adalah

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. METODOLOGI PENELITIAN. terhadap temperatur ruangan ini dilakukan melalui beberapa prosedur, yaitu:

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

JENIS-JENIS PENGERINGAN

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

PENGEMBANGAN SISTEM PENGERING KELOM GEULIS BERBASIS MIKROKONTROLER DENGAN DUA SISI BERPEMANAS PIPA

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BINSAR T. PARDEDE NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN

DESAIN SISTEM KONTROL PENGERING SURYA DAN HEATER

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

Gambar 3.1 Arang tempurung kelapa dan briket silinder pejal

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGERING KERUPUK TENAGA SURYA TIPE BOX MENGGUNAKAN KOSENTRATOR CERMIN DATAR

KARAKTERISTIK PENGERINGAN COKLAT DENGAN MESIN PENGERING ENERGI SURYA METODE PENGERINGAN THIN LAYER

III. METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen pada penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Termodinamika di

MESIN PENGERING HANDUK DENGAN ENERGI LISTRIK

UJI EKSPERIMENTAL PENGARUH BUKAAN CEROBONG PADA OVEN TERHADAP KECEPATAN PENGERINGAN KERUPUK RENGGINANG

III. METODE PENELITIAN

Grafik tegangan (chanel 1) terhadap suhu

UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING PISANG TENAGA SURYA DAN BIOMASSA (Bagian Pemanas)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

BAB 3 PERANCANGAN ALAT PENGERING

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Unjuk kerja Pengering Surya Tipe Rak Pada Pengeringan Kerupuk Kulit Mentah

Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

3.2 Pembuatan Pipa Pipa aliran air dan coolant dari heater menuju pipa yang sebelumnya menggunakan pipa bahan polimer akan digantikan dengan menggunak

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Tahapan Perancangan Alat Pengering Gagasan Awal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap individu untuk ikut serta di dalamnya, sehingga sumber daya

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi bidang otomotif berkembang sangat pesat mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

Skema proses penerimaan radiasi matahari oleh bumi

ANALISIS PENYEBARAN PANAS PADA ALAT PENGERING JAGUNG MENGGUNAKAN CFD (Studi Kasus UPTD Balai Benih Palawija Cirebon)

Disusun Oleh : REZA HIDAYATULLAH Pembimbing : Dedy Zulhidayat Noor, ST, MT, Ph.D.

PENGUJIAN THERMAL ALAT PENGERING PADI DENGAN KONSEP NATURAL CONVECTION

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V9.i1 (1-10)

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PENGERINGAN BIJI KOPI BERDASARKAN VARIASI KECEPATAN ALIRAN UDARA PADA SOLAR DRYER

ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

III. METODE PENELITIAN

SKRIPSI PERANCANGAN DAN UJI ALAT PENUKAR PANAS (HEAT EXCHANGER) TIPE COUNTER FLOW

METODOLOGI PENELITIAN

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN Alat pengering ini menggunakan sistem hibrida yang mempunyai dua sumber panas yaitu kolektor surya dan radiator. Saat cuaca cerah pengeringan menggunakan sumber panas dari kolektor surya. Dimana energi panas didapat dari radiasi matahari kemudian dikonveksikan ke udara yang masuk ke ruang pengering. Namun apabila cuaca mendung ataupun pada saat malam hari pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada penelitian ini menggunakan udara panas yang berasal dari radiator, karena pelaksanaan penelitian yang bertepatan dengan musim penghujan. Pengujian ini dilakukan dalam dua tahapan pengujian, yaitu pengujian awal dan pengujian pengeringan ikan teri. Pengujian awal dilakukan untuk mengetahui karakteristik ruang pengering. Adapun tahapan pada pengujian awal antara lain; pengujian radiator yang dilakukan untuk mengetahui temperatur udara yang dihasilkan, selanjutnya dilakukan pengujian distribusi temperatur pada ruang pengering, untuk mengetahui pendistribusian temperatur di sudut-sudut dan rak pada ruang pengering. Setelah itu pengujian laju penguapan, dilakukan untuk mengetahui kemampuan ruang pengering menguapkan kandungan air yang disimulasikan menggunakan kain lap yang dibasahi.

28 Setelah pengujian awal mendapat data, berlanjut pada tahab pengujian pengeringan ikan teri. Dari data-data pengujian awal yang telah dilakukan, nantinya akan digunakan dalam menentukan kapasitas dalam pengujian pengeringan ikan teri serta penggunaan rak pada ruang pengering. 1.1. Spesifikasi Ruang Pengering Berikut adalah dimensi dari ruang pengering dari alat pengering hibrida pada penelitian ini: Tinggi Panjang Lebar Volume ruang pengering Jumlah rak Jarak antar rak Kecepatan aliran udara Sumber panas Isolator dinding Tebal dinding : 1 m : 1,6 m : 0,8 m : 1,28 m : 8 rak : 0,2 m : 0,3 m/s : Kolektor surya dan radiator : Serbuk gergaji : 8 cm Luas penampang saluran udara masuk dan keluar ruang pengering : (0,4 m 0,4 m) = 0,16 m Gambar 12 merupakan foto dari alat pengering, dimana pengambilan foto dilakukan dari depan dan samping sehingga menghasilkan gambar tersebut.

29 (a) Tampak depan (b) Tampak samping Gambar 12. Foto alat pengering. 1.2. Alat dan Bahan Penelitian Beberapa alat dan bahan yang menjadi komponen dari alat pengering ikan teri ini adalah : 1.2.1. Papan multipleks Papan multipleks ditunjukan oleh Gambar 13 yang gunakan untuk pembuatan dinding ruang pengering dan kolektor surya serta saluran udara.. Gambar 13. Papan multipleks.

30 1.2.2. Plat Alumunium Plat Almunium ditunjukan oleh Gambar 14, dimana plat yang digunakan ada dua jenis yaitu dengan ketebalan 0,5 mm untuk pembuatan sirip kolektor surya, sedangkan ketebalan 0,3 mm digunakan untuk melapisi bagian luar dan dalam ruang pengering. Gambar 14. Pelat almunium. 1.2.3. Isolator Isolator yang digunakan pada alat pengeringan adalah serbuk gergaji dan gabus seperti Gambar 15. (a) Serbuk kayu (b) Gabus Gambar 15. Isolator.

31 Serbuk kayu digunakan pada dinding ruang pengering dan kolektor surya dengan konduktifitas termal 0,059 W/m.K (Buchori, 2004), sedangkan gabus digunakan pada saluran udara dengan nilai konduktifitas sebesar 0,0086 W/m.K (Engineeringtoolbox.com 1 ). 1.2.4. Kayu Profil dan Kawat Jala Digunakan untuk membuat rak pengering ikan di ruang pengering. Kayu profil digunakan untuk rangka rak dan jaring untuk tempat peletakan teri pada rak. Gambar 16 merupakan gambar kayu profil dan kawat jala. Fungsi dari rak sendiri adalah digunakan untuk tempat pengeringan. (a) Kayu profil (b) Kawat jala Gambar 16. Bahan rak pengeringan. 1.2.5. Pompa Air Fungsi pompa untuk mengalirkan air panas dari panci perebusan ke radiator. Jenis pompa yang digunakan adalah pompa aquarium dengan debit 1000 L/jam seperti yang terlihat pada Gambar 17.

32 Gambar 17. Pompa air. 1.2.6. Kipas Berfungsi untuk menghisap udara lingkungan melalui saluran masuk kemudian dihembuskan ke ruang pengering. Gambar 18 merupakan foto kipas (fan) yang digunakan, kipas tersebut dapat menghasilkan laju kecepatan udara sebesar 0,3 m/s di dalam ruang pengering. Gambar 18. Kipas.

33 1.2.7. Radiator Jenis radiator yang digunakan adalah radiator mobil kijang kapsul seperti pada Gambar 19 dan mempunyai fungsi untuk menghasilan udara panas dalam proses pengeringan ikan teri. Gambar 19. Radiator mobil. 1.2.8. Panci Foto panci yang digunakan ditunjukan oleh Gambar 20 dan digunakan untuk tempat pemanasan air yang dialirkan ke radiator dengan sumber panas dari tungku biomassa yang disimulasikan menggunakan kompor gas. Gambar 20. Panci pemanas air.

34 1.2.9. Kolektor Surya Fungsi kolektor surya adalah untuk memanaskan udara yang masuk ke ruang pengering. Gambar 21. Kolektor surya pada alat pengering. Panas kolektor surya berasal dari radiasi matahari yang diserap oleh plat penyerap (absorber). Kolektor surya digunakan saat cuaca cerah, sehingga saat hujan alat pengering menggunakan sumberpanas dari radiator. Kolektor surya dipasang di atas ruang pengerin seperti yang terlihat pada Gambar 21. 1.2.10. Fan Hisap Fan hisab seperti Gambar 22, diletakkan di saluran udara keluar yang digunakan untuk menghisap udara agar meningkatkan laju kecepatan udara yang ada pada ruang pengering.

35 Gambar 22. Fan hisap. 1.2.11. Kain Lap Fungsi dari kain lap adalah digunakan untuk pengujian laju penguapan kadar air. Kain lap yang akan digunakan seperti pada Gambar 23 dimana dilakukan proses pembasahan dan penimbangan untuk penyeragaman kadar air dari kain saat pengujian. Gambar 23. Kain lap.

36 1.3. Alat Ukur Alat ukur adalah alat bantu dalam penelitian untuk pengambilan data. Data yang diambil merupakan data temperatur, kecepatan udara, dan lain sebagainya. Beberapa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1.3.1. Anemometer Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengetahui kecepatan dari aliran udara. Pada penelitian ini digunakan untuk mengukur kecepatan udara ruang pengering yang dihasilkan oleh fan yang terpasang pada saluran udara. Gambar 24. Anemometer. 1.3.2. Termokopel Digunakan untuk mengetahui temperatur udara yang masuk maupun keluar ruang pengering, temperatur di rak-rak, maupun temperatur- temperatur di setiap titik yang telah ditentukan.

37 Gambar 25. Termokopel. 1.3.3. Timbangan Timbangan digunakan untuk mengetahui berat dari kain lap maupun berat dari ikan teri pada saat pengujian dilakukan. Gambar 26. Timbangan. 1.4. Pengkalibrasian Alat Ukur Alat ukur merupakan alat yang vital dalam pengujiaan karena kesalahan dalam pengkuran mengakibatkan kegagalan. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengujian sangat penting untuk melakukan kalibrasi terhadap alat ukur supaya

38 memperkecil persentase kesalahan dalam pengambilan data. Cara pengkalibrasian dari alat ukur adalah sebagai berikut: 1.4.1. Termokopel Pengkalibrasian termokopel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara menggunakan es dan air mendidih sebagai media pengkalibrasiannya. Caranya adalah mencelupkan sensor termokopel yang akan digunakan ke dalam es. Tujuannya untuk pembacaan temperatur es yang mempunyai temperatur 0. Cara kedua dengan cara yang sama termometer dicelupkan ke air mendidih untuk pembacaan 100. Jika pada kondisi air es menunjukan temperatur 0 dan pada air mendidih 100 C maka termokopel layak digunakan. 1.4.2. Timbangan Mengkalibrasi timbangan yaitu dengan cara menyetel jarum skala pada angka nol saat timbangan belum diberi beban dengan cara memutar penyetel skala timbangan tersebut. 1.5. Pengujian Proses pengeringan menggunakan dua sumber panas berbeda yaitu kolektor surya dan radiator seperti pada Gambar 27. Pengeringan menggunakan kolektor surya saat cuaca cerah. Sedangkan pada waktu mendung ataupun pada malam hari digunakan sumber panas dari radiator.

39 Gambar 27. Skema aliran udara pada alat pengering. Pengujian dilakukan menggunakan udara panas yang dihasilkan dari radiator dikarenakan waktu pengujian yang bertepatan dengan musim penghujan. Pengujian ini hanya berfokus pada proses pengeringan yang terjadi di ruang pengering. Udara panas yang masuk dikondisikan antara temperatur 50 o C 60 o C agar suplai energi dapat terpenuhi untuk pengeringan. Sebelum melakukan pengujian perlu melakukan persiapan agar pelaksanaan pengujian menjadi lancar. Persiapan yang harus dilakukan yaitu menyiapkan panci dan kompor untuk perebusan air yang digunakan untuk pemanas radiator serta memasang sensor termokopel pada posisi yang ditentukan di setiap jenis pengujian. Pengujian dilakukan dengan dua tahab pengujian untuk mendapatkan datadata yang dibutuhkan. Berikut ini adalah tahapan pengujian yang dilakukan, yaitu:

40 1.5.1. Pengujian Awal Pengujian yang dilakukan sebelum melakukan pengujian yang sebenarnya. Pengujian awal yaitu melakukan pengujian terhadap ruang pengering agar diketahui karakteristik ruang pengering meliputi temperatur udara yang masuk, kemudian pendistribusian temperatur serta laju penguapan yang terjadi dalam ruang pengering. Alur pengujian awal secara umum digambarkan pada diagram alir pada Gambar 31. Untuk memperoleh data-data tersebut maka pada pengujian ini dilakukan tiga jenis pengujian, yaitu: 1.5.1.1. Pengujian pada radiator Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan data temperatur udara sehingga dapat diketahui besar energi panas yang dihasilkan oleh radiator serta pencapaian waktu hingga temperatur udara stabil. Waktu tersebut akan digunakan sebagai acuan dimulainya pengambilan data pada pengujian-pengujian berikutnya. Temperatur udara yang dihasilkan harus 50 60 o C agar pengeringan lebih optimal. Apabila temperatur kurang dari 50 o C maka perlu dilakukan pengoptimasian terhadap sumber panas. Diantarnya adalah dengan membesarkan pengapian kompor pada saat pemanasan air yang dialirkan ke radiator. Prosedur pengambilan data pada pengujian ini sebagai berikut: a. Memasang termokopel pada saluran udara masuk ruang pengering. b. Mengeset kompor dan panci untuk proses perebusan air yang nantinya akan dialirkan ke radiator.

41 c. Setelah semua persiapan telah selasai maka kompor dan pompa dihidupkan, bersamaan dengan itu, data temperatur yang ditunjukan termokopel dicatat setiap 10 menit pada Tabel 2 dan pengambilan data dilakukan sampai temperatur dianggab stabil. Tabel 2. Temperatur masuk ruang pengering. Waktu (menit)... Temperatur ( )... 1.5.1.2. Pengujian Distribusi Temperatur Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendistribusian temperatur udara yang dihasilkan pada ruang pengering. Pada tahap ini dilakukan dua pengujian, yaitu pengujian distribusi temperatur di sudut ruang pengering dan pengujian distribusi temperatur di setiap rak. Pengujian dilakukan selama 3 jam dihitung mulai dari temperatur telah stabil dan data dicatat setiap 10 menit waktu pengujian. a. Pengujian distribusi temperatur di sudut-sudut ruang pengering Pada pengujian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi temperatur di sudut-sudut ruang pengering. Adapun prosedur pengambilan data antara lain: Menempatkan sensor termokopel pada sudut-sudut ruang pengering seperti pada gambar 28. Mencatat data temperatur yang ditunjukan oleh termokopel pada Tabel 3 setelah temperatur udara yang dihasilkan stabil.

42 Gambar 28. Penempatan sensor temokopel pada ruang pengering. Tabel 3. Pengambilan data ruang kosong No. Waktu (menit) 1 10 2 20 Temperatur ( ) T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8...... b. Pengujian Distribusi Temperatur Pada Rak Di Ruang Pengering Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui temperatur di setiap rak pada ruang pengering, yang nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk penggunaan rak pada pengujian pengeringan ikan teri, dengan prosedur pengambilan data sebagai berikut:

43 Meletakan sensor termokopel tepat di tengah-tengah rak pada ruang pengering seperti pada Gambar 29. Catat temperatur yang ditunjukan oleh termokopel pada Tabel 3. (a) Tampak depan (b) Tampak samping Gambar 29. Penempatan sensor temokopel pada rak ruang pengering. Tabel 4. Pengambilan data temperatur pada masing-masing rak ruang pengering. No. Waktu (menit) 1 10 2 20...... Temperatur ( ) T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 1.5.1.3. Pengujian Laju Penguapan Pengujian ini menggunakan kain lap yang dibasahi sampai dengan kadar air tertentu. Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan laju pengurangan terhadap kadar air kain lap, sehingga dapat menentukan penggunaan rak mana yang terbaik ketika pengujian pengeringan ikan teri. Selain itu, jumlah ikan teri yang digunakan pada pengujian dapat ditentukan dengan persamaan 2.8.

44 Pada pengujian ini ada tiga kali pengujian, yaitu Pengujian I menggunakan 1 kain, Pengujian II menggunakan 2 lapis kain,dan Pengujian III menggunakan 3 rangkap kain di setiap rak, dimana kain tersebut telah dibasahi hingga berat akhir dari kain tiap rak sebesar 200gr pada Pengujian I, 400gr untuk kain Pengujian II, dan Pengujian III sebesar 500gr. Berikut adalah prosedur pengambilan data: a. Memasang termokopel pada tempat yang ditentukan. b. Timbang kain lap yang akan digunakan agar diketahui berat awal kain. c. Basahi kain lab tersebut hingga mencapai berat yang ditentukan pada masing-masing pengujian dan pastikan berat dari kain seragam. d. Letakan kain lab di rak dengan jumlah kain per rak tergantung dari jenis pengujian yaitu satu lembar kain untuk pengujian I, dua lembar kain untuk pengujian II dan tiga lembar kain untuk pengujian III. e. Catat data temperatur di Tabel 5 dan berat kain lap di Tabel 6 pada masingmasing pengujian disetiap 10 menit. f. Lakukan pengambilan data hingga semua kain menjadi kering dan mencapai berat awal dari kain. g. Menghitung kapasitas pengeringan berdasarkan kadar air yang harus diuapkan tiap pengujian menggunakan persamaan 2.8.

45 (a) Tampak depan (b) Tampak samping Gambar 30. Penempatan Termokopel Tabel 5. Pengambilan data temperatur Wakt No (menit) 1 10 2 20 Temperatur T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T wb1 T wb2 T Out 3 30...... Tabel 6. Data berat kain No. Waktu (menit) 1 10 2 20 3 30 W1 W2 W3 W4 W5 W6 W7 W8......

46 Mulai Menyiapkan alat dan bahan pengujian Pengujian suplai udara panas pada ruang pengering Dokumentasi data: Temperatur pada setiap bagian Waktu mencapai temperatur konstan Apakah sudah cukup Pengujian distribusi temperatur pada sudut-sudut dan setiap rak ruang pengering Dokumentasi data: Temperatur pada setiap bagian Apakah sudah cukup Pengujian laju penguapan A B

47 A B Dokumentasi data: Temperatur pada setiap bagian Waktu pengeringan Pengurangan kadar air per 10 menit Apakah sudah Analisa distribusi temperatur dan laju penguapan kadar air Penggunaan rak pada proses pengeringan kapasitas pengeringan Kesimpulan Gambar 31. Diagram alir pengujian awal. 1.5.2. Pengujian Pengeringan Ikan Teri Setelah rangkaian pengujian awal mendapatkan hasil yaitu penggunaan rak dan kapasitas teri, selanjutnya melangkah ke tahap pengujian pengeringan ikan teri. Dari pengujian ini akan diketahui waktu pengeringan serta laju penguapan kadar air ikan teri. Adapun pada tahapan pengujian ini yang harus dilakukan digambarkan pada diagra alir pada Gambar 32. Berikut adalah prosedur percobaab dari pengujian pengeringan ikan teri, yaitu: a. Memasang termokopel seperti pada Gambar 30.

48 b. Menghitung kadar air akhir ikan teri menggunakan persamaan 2.9. c. Menyiapkan ikan teri yang akan dikeringkan, kemudian meletakan ikan teri di rak yang ditentukan setelah temperatur udara masuk keruang pengering stabil dan pastikan ketebalan teri pada tiap rak merata. d. Catat data temperatur dan berat teri selama pengujian disetiap 10 menit pada tabel. Tabel yang digunakan sama dengan pengujian sebelumnnya yaitu Tabel 5 dan Tabel 6. e. Lakukan pengambilan data hingga semua teri menjadi kering dan mencapai kadar air akhir ikan.

49 Mulai Persiapan alat dan bahan uji ruang pengering yaitu ikan teri yang telah direbus Pengujian ruang pengering dengan beban ikan teri XX kg Dokumentasi data: Temperatur pada setiap bagian Waktu pengeringan Pengurangan kadar air per 10 menit Analisa energi di tiap rak maupun pada ruang pengering Pengolahan data menjadi grafik Grafik Temperatur;Waktu Kadar air;waktu Analisa: Distribusi temperatur dalam ruang pengering dan tiap rak ruang pengering Waktu pengeringan Penurunan kadar air ikan teri Kesimpulan Selesai Gambar 32. Diagram alir pengujian pengeringan ikan teri.

50 1.6. Perhitungan Dari data yang nantinya didapat maka selanjutnya kita dapat melakukan perhitung, yaitu: 1.6.1. Energi persamaan, Energi panas yang digunakan dalam proses pengeringan ikan teri dengan Q d Q Q Q (2.13) t w l Dimana, Q Q Q t w l tk Teri d a W Cp T T (2.14) i air d a W Cp T T (2.15) W h fg @T (2.16) r 1.6.2. Efisiensi Ruang Pengering Adapun dalam menghitung efisiensi ruang pengering dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan, Q Q d (2.19) in 1.7. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan 1 Agustus 1 November 2014, di halaman belakang Laboratorium Terpadu Teknik Mesin Universitas Lampung.

51 Pelaksanaan penelitian secara umum digambarkan pada diagram alir pada Gambar 33. Mulai Tinjauan pustaka Mengumpulkan alat-alat dan bahan penelitian Menyiapkan alat-alat uji dan melakukan pengujian awal Memperoleh data-data hasil pengujian awal Menyiapkan alat dan bahan pengujian Pengujian pengeringan ikan teri Hasil dan analisis Selesai Gambar 33. Diagram alir pengujian ruang pengering global.