Jurnal Kesehatan Kartika 40

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN ANALISIS FAKTOR RISIKO GAGAL JANTUNG DI RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA LAKI-LAKI PENGUNJUNG PUSKESMAS MANAHAN DI KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan ekonomi yang semakin cepat, kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BABAT KABUPATEN LAMONGAN

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB I PENDAHULUAN. dan mempertahankan kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, otot dan sendi.


KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian di bidang ilmu Kardiovaskuler.

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mengancam hidup seperti penyakit kardiovaskuler.

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

Pentingnya mengenal faktor. usaha mencegah serangan Jantung

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. pada orang dewasa (Hudak & Gallo, 2010). Hampir sekitar tiga perempat stroke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

Bab 1: Mengenal Hipertensi. Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB VI HASIL PENELITIAN. analisis univariat dilakukan untuk menjelaskan karakteristik masing masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

82 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

BAB 1 PENDAHULUAN. negara maju dan negara sedang berkembang. Penyakit Jantung Koroner (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi. kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. seimbang akan mempengaruhi rasio lingkar pinggang pinggul menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

Transkripsi:

GAMBARAN FAKTOR RESIKO PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL JANTUNG KONGESTIF DI RUANG X.A RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Hj.Euis Nurhayati,Dra.,M.Kes dan Isni Nuraini ABSTRAK Di negara-negara maju dan berkembang, kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung menduduki ranking pertama setiap dan sepanjang tahun. Jadi, penyakit jantung merupakan pembunuh yang utama di negara tersebut setiap dan sepanjang tahun. Diperkirakan peningkatan jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung antara lain perubahan pola hidup, khusus bagi seseorang yang hidup dikejar waktu, selalu gelisah, kurang bergerak, atau menjadi perokok, stress, usia yang sudah lanjut, dan perubahan konsumsi pangan dapat mendorong peningkatan menjadi penderita penyakit jantung. (WHO, 2006). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor resiko pada pasien penyakit Gagal Jantung Kongestif di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan bentuk deskriptif, populasinya adalah semua pasien gagal jantung kongestif yang dirawat di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode bulan Juni-Juli 2009, pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling dengan jumlah responden 30 orang. Hasil penelitian ini menunjukan gambaran dari faktor resiko penyakit Gagal Jantung Kongestif, yaitu faktor keturunan terdapat 15 orang (50%), pasien yang berjenis kelamin perempuan 16 orang (53,3%), pasien yang berusia 40-59 tahun 15 orang (50%), yang memiliki pola makan yang tidak baik 29 orang (96,67%), yang memilki kebiasaan merokok 16 orang (53,3%), yang memiliki riwayat Obessitas 13 orang, yang memiliki riwayat DM 15 orang (50%), pasien yang kurang melakukan aktifitas fisik 27 orang (90%), yang memilki riwayat Hipertensi 20 orang (66,7%). Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian gambaran faktor resiko pada pasien penyakit gagal jantung kongestif berada pada katagori menunjukan katagori kesesuaian. Daftar Pustaka : 15 (1995-2009) Jurnal Kesehatan Kartika 40

A. PENDAHULUAN Gagal jantung atau sering juga disebut Gagal Jantung Kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smelter, Suzanne,2002, hlm. 805). Faktor resiko penyakit Gagal Jantung Kongestif (GJK) serupa dengan penyakit jantung koroner. Faktor resiko tersebut adalah faktor resiko yang dapat dirubah dan yang tidak dapat dirubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain faktor keturunan, jenis kelamin dan usia. Faktor resiko yang dapat diubah antara lain pola makan, kebiasaan merokok, faktor keturunan, riwayat Obesitas, riwayat Diabetes Mellitus (DM), tingginya kadar lipid, kurangnya aktifitas, stress, dan riwayat Hipertensi. Dalam penelitian ini ada dua faktor resiko yang tidak akan diteliti, yaitu faktor resiko tingginya kadar lipid dan stress. Adapun alasan mengapa kedua faktor tersebut tidak diteliti adalah beberapa peneliti sudah banyak yang mengambil penelitian tentang faktor tersebut terhadap penyakit Gagal Jantung Kongestif, dan hasilnya sebagai berikut : Hasil penelitian yang dilakukan oleh Peter J. Havel, Ph.D. pada bulan Desember 2007, mengemukakan bahwa tingginya kadar lipid dapat memicu terjadinya penyakit jantung. (Kadarusman, 2007, http://www. Hasil penelitian kadar lipid terhadap penyakit jantung.com, diperoleh tanggal 20 Mei 2009). Penelitian di RSCM yang dilakukan pada tahun 1998 juga mengemukakan bahwa stress mempunyai resiko yang sangat tinggi terhadap penyakit jantung. (2008, http://www.dipenogoro Health Association.com, diperoleh tanggal 8 Juni 2008). Data tentang penyakit gagal jantung di Indonesia, menurut hasil penelitian di Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2007 penyakit jantung termasuk penyakit yang sangat berbahaya, dan angka kematian akibat penyakit jantung terus meningkat. Dari 852 penderita yang diteliti terdapat 526 orang pria (61.74%) dan wanita 326 orang (38.26%) yang menderita penyakit Gagal Jantung. Umur penderita berkisar antara 15-84 tahun dengan umur rata-rata 55 ± 14 tahun dan dengan kelompok usia terbanyak : 55-64 tahun (32.9%). Begitu pula dengan penderita penyakit jantung di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung pada periode bulan September-Desember 2008 mengalami peningkatan yang berarti dibanding dengan tahun lalu. Pada bulan September tahun 2008 angka penderita penyakit jantung berjumlah 12 orang, pada bulan Oktober tahun 2008 berjumlah 24 orang, pada bulan November tahun 2008 berjumlah 29 orang, dan pada bulan Desember tahun 2008 berjumlah 40 orang. Berdasarkan beberapa studi pendahuluan di berbagai Rumah Sakit, angka kejadian penyakit Gagal Jantung Kongestif yang paling tinggi adalah di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Kesehatan Kartika 41

Karena tempat tersebut merupakan tempat rujukan dari berbagai Rumah Sakit di Jawa Barat. Di Rumah Sakit Cibabat Cimahi jumlah pasien Gagal Jantung Kongestif selama 3 bulan terakhir berjumlah 5 orang, pihak rekam medik mengatakan apabila terdapat pasien Gagal Jantung, pihak Rumah Sakit langsung merujuk ke RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Begitupun dengan Rumah Sakit Al-Ihsan, jumlah pasien Gagal Jantung selama 3 bulan terakhir, tidak jauh berbeda dengan RS Cibabat Cimahi, yaitu 7-9 orang. Data-data di atas menunjukan bahwa penyakit Gagal Jantung Kongestif dapat ditimbulkan oleh beberapa faktor resiko, maka dalam hal ini perawat berperan menjadi Health Educator baik dalam pencegahan penyakit Gagal Jantung Kongestif maupun dalam memberikan pendidikan kesehatan supaya tidak menjadikan penyakit jantung itu sendiri menjadi penyakit yang lebih berat lagi. Berdasarkan dari data-data dan fakta-fakta yang telah dipaparkan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana gambaran faktor resiko pada pasien penyakit Gagal Jantung Kongestif di Ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. METODOLOGI Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yang digunakan adalah deskriptif, Gambaran ini dianalisa dengan cara mengumpulkan data, menggunakan kuesioner atau angket yang terkait dengan pengukuran faktor resiko yang menyebabkan penyakit Gagal Jantung Kongestif kemudian dari data yang terkumpul dijumlahkan sesuai faktor resiko dan diprosentasekan. Jurnal Kesehatan Kartika 42

Kerangka Konsep dan Operasionalisasi Variabel Kerangka Konsep Faktor resiko yang tidak dapat diubah : - Keturunan - Jenis kelamin - Usia Penyakit Gagal Jantung Kongestif Faktor resiko yang dapat diubah : - Pola makan - Kebiasaan merokok - Riwayat Obessitas - Riwayat Diabetes Mellitus - Kurangnya aktivitas fisik -Riwayat Hipertensi Jurnal Kesehatan Kartika 43

Definisi Konsep dan Operasional Variabel No Variabel Definisi Definisi Alat Ukur Cara Hasil Skala Konseptual Operasional Ukur Ukur Ukur 1 Faktor resiko - Pola makan adalah Pola makan yang Kuesioner Angket 1. Pola makan tepat penyakit perilaku manusia baik bila pasien bila pasien Gagal dalam memenuhi cenderung mengkonsumsi Jantung kebutuhannya akan mengkonsumsi makanan yang Kongestif makanan yang makanan rendah rendah lemak, meliputi sikap, kalori, tinggi serat, tinggi serat kepercayaan, jenis rendah lemak. 2. Tidak tepat bila makanan, frekuensi, pasien cara pengolahan, dan mengkonsumsi pemilihan makanan. makanan yang tinggi kolesterol 2 - Kebiasaan Merokok Suatu kegiatan Kuesioner Angket Diukur berdasarkan adalah suatu dimana seseorang : kegiatan menghisap pernah atau 1. Merokok rokok. mempunyai 2. Tidak merokok kebiasaan Berapa batang rokok menghisap rokok. yang dihabiskan perhari: 1. 20 batang 2. < 20 batang Jenis rokok yang biasa dikonsumsi: 1. Tembakau 2. Kretek 3. Filter Jurnal Kesehatan Kartika 44

3 - Faktor keturunan Ada tidaknya Kuesioner Angket 1. Ada keluarga adalah penyakit yang saudara sedarah sedarah yang menurun dari yang mempunyai mengalami hal generasi penyakit serupa. yang sama sebelumnya. 2. Tidak ada 4 - Jenis kelamin Sepasang sifat Kuesioner Angket 1. Laki-laki Nominal adalah sepasang sifat jasmani yang 2. Perempuan jasmani atau rohani membedakan yang membedakan seseorang. dua makhluk wanita dan pria. 5 - Riwayat Obessitas Kondisi seseorang Kuesioner Angket 1. Pernah mengalami atau kegemukan dimana seseorang berat badan lebih. didefinisikan sebagai tersebut pernah 2. Tidak pernah suatu keadaan mengalami mengalami berat dimana seseorang kelebihan berat badan lebih. pernah mengalami badan yang diukur kelebihan berat berdasarkan badan baik dimasa pengalamannya lalu ataupun tentang sekarang. peningkatan berat badan di masa lalu. 6 - Riwayat DM Keadaan dimana Kuesioner Angket 1. Pernah didefinisikan sebagai seseorang pernah mempunyai suatu keadaan mempunyai riwayat riwayat DM. dimana seseorang penyakit DM. 2. Tidak mempunyai pernah didiagnosa riwayat DM oleh dokter mempunyai penyakit DM. 7 - Kurangnya aktifitas Kegiatan Kuesioner Angket 1. Rutin dalam fisik adalah seseorang dimana melakukan Jurnal Kesehatan Kartika 45

seseorang yang tidak seseorang tersebut olahraga (2-3 aktif melakukan olah rutin dalam kali/minggu) raga secara teratur melakukan 2. Tidak rutin dalam (2-3 kali dalam 1 kegiatan olah raga melakukan minggu). yang diukur olahraga (2-3 berdasarkan kali/minggu) keteraturan dalam Jenis olahraga yang berolahraga (2-3 dilakukan : kali/minggu). 1. Jalan Cepat 2. Senam 3. Aerobik Lama berolahraga : 1. 30 menit 2. < 30 menit 8 - Usia adalah umur Usia adalah waktu Kuesioner Angket 1. <40 tahun pada saat ulang seseorang hidup 2. 40-59 tahun tahun terakhir. dihitung dalam 3. >60 tahun satuan tahun dari waktu lahir sampai klien mengalami penyakit Gagal Jantung Kongestif. 9 - Riwayat Hipertensi Riwayat Hipertensi Kuesioner Angket 1. Mempunyai riwayat adalah peningkatan adalah keadaan Hipertensi tekanan darah seseorang dimana 2. Tidak mempunyai dimana sistolenya seseorang tersebut riwayat Hipertensi lebih dari 140 mmhg mempunyai riwayat dan diastolenya lebih Hipertensi. dari 90 mmhg. Jurnal Kesehatan Kartika 46

Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Gagal Jantung Kongestif yang dirawat di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung periode juni sampai dengan juli 2009. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling, dimana pengambilan sample secara Purposive ini didasarkan pada suatu pertimbangan atau kriteria tertentu, seperti yang tercantum di bawah ini: a. Semua pasien Gagal Jantung Kongestif yang telah di diagnosa oleh Dokter, yang dirawat di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung selama penelitian berlangsung, yaitu tanggal 20 Juni-11 Juli 2009. b. Bersedia untuk dilakukan penelitian. c. Pasien dapat komunikatif d. Berada dalam kondisi sadar Pengumpulan Data Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dengan mengunakan instrumen yang digunakan berupa angket yang mengacu pada pertanyaan terhadap faktor resiko yang menyebabkan Gagal Jantung Kongestif yang terdiri dari 14 pertanyaan tertutup. Instrumen terdiri dari 9 faktor resiko yaitu, faktor keturunan, jenis kelamin, usia, pola makan, kebiasaan merokok, riwayat Obessitas, riwayat penyakit DM, kurangnya aktifitas fisik, dan riwayat Hipertensi. Masing-masing faktor akan dirinci lagi dengan pertanyaan yang lebih spesifik yang mengacu pada faktor resiko terjadinya Gagal Jantung Kongestif. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat, dengan menggunakan persentase dan frekuensi sehingga bisa melihat kecenderungan dan gambaran faktor resiko pada pasien Gagal Jantung Kongestif yang dirawat di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Kesehatan Kartika 47

Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Diubah Hasil penelitian menunjukan bahwa ternyata dari 30 responden yang dilakukan penelitian terdapat 15 pasien yang mempunyai riwayat keturunan penyakit Gagal Jantung Kongestif pada keluarganya atau setengahnya (50%). Faktor familial dan genetika mempunyai peranan bermakna dalam patogenesis penyakit jantung serta pertimbangannya penting dalam diagnosis, penatalaksanannya dan pencegahannya. Seperti kebanyakan penelitian genetika, riwayat keluarga yang adekuat penting untuk menilai kemungkinan peranan hereditas dalam penyakit jantung. (Kaplan, 1994, hlm. 121). Pada faktor jenis kelamin, dari 30 responden sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 16 orang (53,33%). Menurut Smeltzer (2002), angka kematian pada semua umur laki-laki lebih tinggi daripada angka kematian wanita karena tingkat estrogen pada wanita dapat melindungi dari penyakit jantung, namun penelitian yang dilakukan pada tahun 2001 oleh perkumpulan ahli jantung di Amerika, mengemukakan bahwa memang semula penyakit jantung kebanyakan diderita oleh kaum laki-laki, dihubungkan dengan kebiasaan merokok, minuman keras serta akivitas yang lebih tinggi. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, penyakit mematikan ini juga menjadi penyebab kematian nomor satu pada perempuan. Mungkin ada hubungannya dengan gaya hidup perempuan yang kini hampir sama dengan laki-laki. Pada masa reproduksi kemungkinan perempuan terkena penyakit Gagal Jantung Kongestif jauh lebih kecil dibanding laki-laki, dengan rasio 1 : 7, namun memasuki masa menopause, risikonya meningkat menyamai laki-laki. Banyak faktor berperan dalam mempercepat terjadinya penyakit jantung pada wanita. Pertambahan usia menyebabkan penuaan pada sel-sel tubuh, termasuk sel jantung dan pembuluh darah. Ini akan meningkatkan kejadian dan proses terjadinya penyakit Gagal Jantung Kongestif. (2007, http://www.perempuan Penderita Jantung Meningkat.com, diperoleh tanggal 28 Agustus 2009). Pada faktor usia, menurut hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden, setengahnya pasien yang mempunyai penyakit jantung berada pada rentan usia antara 40-59 tahun (50%). Hampir setengahnya pasien yang berada pada usia < 40 tahun sejumlah 9 orang (30%). Sedangkan sebagian kecil yang berada pada usia > 60 tahun yaitu sebanyak 6 orang (20%). Hasil penelitian ini sangat sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr. Yoseph Chandra, M.Kes tentang Hubungan Usia Terhadap Penyakit Gagal Jantung Kongestif, bahwa usia yang paling rentan pada penyakit jantung adalah usia antara 30-90 tahun. Jurnal Kesehatan Kartika 48

4.3.2 Faktor Resiko Yang Dapat Diubah Pada faktor pola makan, dari 30 responden, hampir seluruhnya yang memiliki pola makan yang tidak baik sejumlah 29 orang (96,67%). Menurut Moore (1997), pola makan merupakan faktor pemicu yang paling berpengaruh terhadap terjadinya penyakit Gagal Jantung Kongestif, pola makan yang tidak baik salah satunya yaitu mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol dapat mempercepat terjadinya penyakit tersebut karena makanan berkolesterol banyak tertimbun dalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan aterosklerosis yang menjadi pemicu penyakit jantung. Pada faktor kebiasaan merokok, dari 30 responden sebagian besar pasien yang mempunyai kebiasaan merokok yaitu sejumlah 16 orang (53,3%). Kebiasaan merokok memang dapat menjadi penyebab utama terjadinya penyakit jantung. Menurut Christopher Amos, seorang profesor dari pusat kardiologi di Houston Amerika Serikat dalam penelitiannya menyatakan bahwa orang yang pernah menghisap rokok beresiko 3 kali lebih tinggi menderita penyakit jantung. Pada faktor riwayat Obessitas, dari 30 responden hampir setengahnya pasien Gagal Jantung Kongestif yang mempunyai riwayat Obessitas sejumlah 13 orang (43,3%). Obessitas merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung dan pembuluh darah (Kardiovaskuler). Pasalnya, Obessitas menyebabkan peningkatan beban kerja jantung karena dengan bertambah besar tubuh seseorang maka jantung harus bekerja lebih keras memompakan darah ke seluruh jeringan tubuh. Bila kemampuan kerja jantung sudah terlampaui, terjadilah yang disebut gagal jantung. (2008, http://www.artikel obesitas terhadap penyakit jantung.com, diperoleh tanggal 10 Januari 2009). Pada faktor riwayat Diabetes Mellitus, dari 30 responden, yang mempunyai riwayat penyakit tersebut sejumlah 15 orang atau setengahnya (50%). Menurut Smeltzer (2002), diabetesi (penderita diabetes) memang berisiko mengalami disfungsi jantung. Diabetesi sering mengalami kekurangan kandungan insulin di dalam tubuhnya. Akibatnya lemak di dalam badan sukar dihancurkan sewaktu metabolisme tubuh berjalan. Saluran darah menjadi sempit dan mengurangkan suplai darah ke jantung. Semakin lama, pembuluh darah semakin menyempit dan berakibat gagal jantung. Pada faktor kurangnya aktifitas fisik, dari 30 responden hampir seluruhnya pasien yang tidak berolahraga secara rutin sejumlah 27 orang (90%). Hal ini sangat berpengaruh terhadap terjadinya penyakit Gagal Jantung Kongestif, karena seseorang yang kurang melakukan aktifitas fisik akan berpengaruh terhadap kerja jantung. Pada faktor riwayat Hipertensi, dari 30 responden yang mempunyai riwayat penyakit tersebut sejumlah 20 orang atau sebagian besar (66,7%). Riwayat Hipertensi juga merupakan salah satu pemicu terjadinya Gagal Jantung Kongestif, karena apabila Hipertensi jantung seolah dipaksa Jurnal Kesehatan Kartika 49

untuk memompa dengan sangat kuat untuk mendorong darah ke dalam arteri. Lama-lama otot jantung menebal. Padahal penebalan atau pembesaran jantung ini mengakibatkan irama jantung menjadi kaku sehingga irama denyut nadi tidak teratur. Pemompaan yang kurang efektif ini bisa mengakibatkan gagal jantung. (Dr. Aziza, L, 2008, http://www. Definisi dan klasifikasi hipertensi.com, diperoleh tanggal 31 Maret 2009). KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan 1.Gambaran faktor resiko pada pasien penyakit Gagal Jantung Kongestif yang tidak dapat diubah antara lain : a. Pada faktor keturunan dari 30 responden terdapat 15 responden atau setengahnya (50%) yang memiliki faktor keturunan Gagal Jantung Kongestif dalam keluarganya. b. Pada faktor jenis kelamin 30 responden terdapat 16 responden atau sebagian besar (53,3%) yang berjenis kelamin perempuan dan terdapat 14 responden atau hampir setenganya (46,7%) yang berjenis kelamin laki-laki. c. Pada faktor usia, hampir setengahnya pasien yang berusia < 40 tahun sejumlah 9 orang (30%), sebagian besar pasien yang berusia 40-59 tahun sejumlah 15 orang (50%), dan pasien yang berusia > 60 tahun mencapai sebagian kecil yaitu sejumlah 6 orang (20 %) dari 30 responden. 2. Gambaran faktor resiko pada pasien penyakit Gagal Jantung Kongestif yang dapat diubah antara lain : a. Pada faktor pola makan, dari 30 responden terdapat 29 responden atau hampir seluruhnya (96,67%) yang memiliki pola makan yang tidak baik. b. Pada faktor kebiasaan merokok, dari 30 responden terdapat 16 responden atau hampir sebagian besar (53,3%) yang memiliki kebiasaan merokok. c. Pada faktor riwayat Obessitas, dari 30 responden terdapat 13 responden atau hampir setengahnya (43,3%) yang memiliki riwayat Obessitas. d. Pada faktor riwayat Diabetes Mellitus, dari 30 responden terdapat 15 responden atau setengahnya (50%) yang memiliki riwayat Diabetes Mellitus. e. Pada faktor kurangnya aktifitas fisik, dari 30 responden terdapat 27 responden atau hampir seluruhnya (90%) yang tidak berolah raga secara rutin atau memliki aktifitas fisik yang kurang. f. Pada faktor riwayat Hipertensi, dari 30 responden terdapat 20 responden atau sebagian besar (66,7%) yang memiliki riwayat Hipertensi. Jurnal Kesehatan Kartika 50

Rekomendasi Bagi perawat yang merawat pasien dengan penyakit Gagal Jantung Kongestif untuk memberikan informasi tentang faktor resiko penyakit Gagal Jantung Kongestif melalui promosi kesehatan. Diharapkan dengan promosi kesehatan ini dapat mencegah faktor-faktor pemicu terjadinya Gagal jantung Kongestif, serta dapat meningkatkan pengetahuan pasien Gagal Jantung Kongestif dalam memelihara kondisi supaya tidak menjadikan penyakitnya menjadi penyakit yang lebih berat lagi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. (Edisi IV). Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, S. (2008). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Barbara K Timby, RN,C,BS. (1999). Medical Surgical Nursing. Philadelphia: Lippincott. Black and matasarin Jacobs. (1997). Medical Surgical Nursing : Clinical management for continuity of care. (Edisi V). Philadelphia: Wb Sounders Company. Dinkes Jawa Barat, 2007. Profil Kesehatan Jawa Barat; Dinkes Jawa Barat. Doenges Marilyn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. (Edisi III). Jakarta: EGC. Hasil Penelitian Lipid, (2007, http://www.hasil Penelitian Kadar Lipid Terhadap Penyakit Jantung.com, diperoleh tanggal 20 Mei 2009). Hidayat, A. Alimul. (2008). Metode Penelitian Keperawatan Teknik Analisa Data. Jakarta : Salemba. Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis: Pendekatan holistic.(edisi VI). Jakarta: EGC. Kaplan, S. (1994). Pencegahan penyakit jantung koroner. Jakarta:EGC. Klasifikasi Hipertensi, (2008, http://www.definisi Dan Klasifikasi Hipertensi.com, diperoleh tanggal 31 Maret 2009). Kurangnya Aktifitas Terhadap Penyakit Jantung, (2008, http://www.penyakitinfogue.com, diperoleh tanggal 28 januari 2009). Mary Courtney M. (1997). Terapi Diet dan Nutrisi. (Edisi II). Jakarata : Hipokrates. Obessitas, (2008, http://www.artikel Obesitas Terhadap Penyakit Jantung.com, diperoleh tanggal 10 Januari 2009). Penelitian stress, (2008, http://www.dipenogoro Health Association.com, diperoleh tanggal 8 juni 2008). Jurnal Kesehatan Kartika 51

Penyakit Jantung, (2008, http://www.sembuhalami.com, diperoleh tanggal 12 desember 2008). Penyakit Jantung, (http://www.diskes Jawa Barat.co.id, diperoleh tanggal 10 Desember 2008). Penyakit Jantung, (2009, http://www.medicastore.html, diperoleh tanggal 3 januari 2009). Perempuan Lebih Tinggi Menderita Penyakit Jantung Dibanding Laki-Laki, (2007, http://www.perempuan Penderita Jantung Meningkat.com, diperoleh tanggal 28 Agustus 2009). Pria Mudah Terserang Jantung Dibandingkan Dengan Wanita. (14 Juni 2004). Lampung Post, hlm. 2. Price, Sylvia Anderson. (1995). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit. (Edisi IV). Jakarta: EGC. Ramali, M. A. & Pamoentjak, St. (2000). Kamus Kedokteran. Jakarta: Djambatan. Smeltzer & Suzzane. (2002). Keperawatan Medikal Bedah. (Edisi VIII). Jakarta: EGC. Soekidjo Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Stress Sebagai Resiko Penyakit Jantung, (2008, http://www.stress Dan Risiko Penyakit Jantung.com, diperoleh tgl 5 april 09). Sugiono. (1999). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sugiono. (2007). Statistik Nonparametrik. Bandung : Alfabeta. Tingginya Kadar Lipid, ( 2008, http://www.artikel Lipid.com, diperoleh tanggal 10 Januari 2009). Usia Terhadap Penyakit Jantung, (2009, http://www.r.s.cipto.com, diperoleh tanggal 28 januari 2009). Jurnal Kesehatan Kartika 52