BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Menurut data yang diperoleh dari Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia sebagai makhuk hidup memiliki kebutuhan pokok

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ini adalah tingkat pertumbuhan ritel tertinggi yang pernah dicapai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkembangnya era globalisasi dan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga perusahaan memiliki strategi tersendiri dalam menarik konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya pusat-pusat perbelanjaan seperti department store, factory

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa contoh bentuk pusat perbelanjaan modern seperti minimarket,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para peritel untuk mendapatkan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. semakin cepat. Hal tersebut memiliki pengaruh pada perilaku konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya gaya hiudp masyarakat yang

TESIS PENGARUH GAYA HIDUP HEDONIS, KECANDUAN BERBELANJA, KETERLIBATAN FASHION TERHADAP PEMBELIAN TIDAK TERENCANA PRODUK FASHION GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya teknologi internet pada jejaring sosial tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

BAB V PENUTUP. value, fashion involvement dan emotional gratification terhadap impulse

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media pemasaran yang dikenal dengan internet marketing atau e- menjadi masalah yang berarti bagi dunia pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibidang fashion semakin meningkat. Gaya hidup berbelanja. hanya bagi perempuan saja, laki-laki bahkan tidak

BAB I PENDAHULUAN. atau e-commerce juga terus berkembang. Dengan demikian lebih mempermudah

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa untuk menarik simpatik masyarakat. Banyaknya usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjadi negara ke-4 setelah China, India dan Jepang dalam penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk memfasilitasi transaksi pembelian antarsemua jenis aktor:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dewasa ini telah membawa pengaruh yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era modern sekarang perkembangan perusahaan yang sangat pesat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pedidikan

I. PENDAHULUAN. Saat ini, teknologi telah memegang peranan yang signifikan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. seperti sistem perdagangan dan sistem pemasaran. Dahulu jika kita ingin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang, dunia pemasaran sudah semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. dilakukan oleh masyarakat. Belanja yang awalnya merupakan real need atau

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis pengaruh fashion involvement,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat jasmani maupun rohani. Kebutuhan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi terutama dengan adanya teknologi internet. Internet saat ini

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Komunikasi pun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan pesat pangsa pasar e-commerce di Indonesia memang sudah tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin berbelanja dengan mudah dan nyaman. Meningkatnya retail modern

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semuanya serba instan. Dengan zaman yang serba teknologi dan serba online, akan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ritel Global (GRDI) 2015 yang dirilis AT Kearney. Ini adalah tingkat

BAB I PENDAHULUAN. permintaan orang-orang akan hiburan semakin tinggi. Orang-orang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini teknologi semakin canggih dan terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang akan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga

BAB I PENDAHULUAN. tanggung-tanggung pada saat ini pemerintah juga mengeluarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. paling mencolok dari perkembangan teknologi tersebut adalah gadget dan

BAB V PENUTUP. 1. Fashion Involvement secara signifikan mempengaruhi Impulse Buying. keterlibatan konsumen terhadap produk fashion maka akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 Logo Shopee (Sumber : Shopee, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan membeli konsumen dipengaruhi oleh keterlibatan konsumen dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Akibat tingkat pertumubuhan yang positif tersebut, secara otomatis industri

BAB I PENDAHULUAN. penjual dan pembeli harus saling bertemu atau bertatap muka pada suatu tempat

Sumber: Twitter Warunk UpNormal (2014)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pun berubah karena pengaruh kecanggihan teknologi terutama

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. satu pemicunya adalah ditemukan WWW (World Wide Web) yang mudah

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada. bab IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan barang yang menjadi keperluan untuk sehari-hari dengan jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disediakan oleh pemasar menjadi tidak selalu efektif. informasi yang tidak memihak dan jujur berdasarkan pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bentuknya yang elegan dan juga menyediakan berbagai fitur yang

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Melihat kondisi tersebut pebisnis semakin dituntut untuk menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jumlah Pengguna Internet Di Indonesia (Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)

BAB I. Dalam dunia bisnis, baik perusahaan kecil, sedang, dan besar, orang-orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya jumlah pengguna internet, telah menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ogranisasi. Peningkatan ledakan pengguna internet telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pemasaran yang ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk

BAB V P E N U T U P. Shoppy, maka dapat disampaikan beberapa hal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sistem informasi yang berbasiskan website sudah mulai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis bisnis. Selain digunakan sebagai produksi, teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu gaya hidup masyarakat saaat ini ikut berubah karena pengaruh dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet semakin pesat dalam era modern jaman ini karena didorong dengan kemudahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang semakin maju menyebabkan timbulnya berbagai macam peluang bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan, baik itu belanja barang maupun jasa. Recreational Shopper

BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pesat teknologi informasi menempatkan sistem

BAB I PENDAHULUAN. baik individu maupun organisasi (Hanson, 2000 :7 9). Perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis ritel di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut data yang diperoleh dari Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10%-15% per tahun (Aprindo, 2015). Hal ini disebabkan oleh adanya perkembangan usaha manufaktur dan peluang pasar yang cukup terbuka dan upaya pemerintah untuk mendorong perkembangan bisnis ritel (Utami, 2014). Seiring perkembangan bisnis ritel di Indonesia, Indonesia juga mengalami perkembangan dibidang teknologi. Diera grobalisasi saat ini perkembangan teknologi semakin meningkat, kemajuan teknologi juga disertai dengan kemajuan internet. Berdasarkan data dari Internet World Stats, penggunaan internet di Indonesia sebanyak 71.190.000 pengguna dari total populasi yang tercatat pada tahun 2014 sebanyak 253.609.643 jiwa. Hal ini membuktikan bahwa hampir 28% penduduk di Indonesia memanfaatkan internet dalam aktivitas sehari-hari (Internet World Stats, 2015). Sehingga, dengan adanya peningkatan pengguna internet ini bisnis ritel online mulai merambah dalam pasar ritel di Indonesia. Semakin banyak dan berkembangnya bisnis ritel online di Indonesia membuat banyaknya perubahan pola belanja yang terjadi dimasyarakat, dimana konsumen yang biasanya membeli secara konvensional berubah menjadi belanja secara online. Tren belanja online di Indonesia cenderung terus diminati konsumen 1

karena dirasa dimudahkan. Hal ini membuat pebisnis ritel online mulai mencari banyak peluang dalam memasarkan produknya, salah satunya melalui media sosial. Media sosial dijadikan salah satu gebrakan baru didunia pemasaran (Thomas, 2012). Berbagai media sosial muncul dengan keunggulan yang dimiliki. Instagram merupakan media sosial yang baru dibandingkan Facebook, Twitter, Friendster, Path dan lain sebagainya. Instagram adalah layanan apikasi yang khusus untuk berbagi foto dan vidio yang memungkinan penggunnya untuk mengambil foto dan video, mengedit, membagikan dan bisa langsung terhubung ke situs media sosial lainnya seperti Facebook dan Twitter. Penggunaan Instagram dalam sebuah promosi bisnis sangat membantu, berkaitan dengan meningkatnya pengguna aplikasi Instagram saat ini. Selain dari segi jumlah pengguna aktifnya, Instagram juga memberi pilihan yang lebih luas kepada marketer dalam memasarkan produk. Hal ini dikarenakan fokus Instagram yang mengutamakan visual gambar dalam membangun interaksi dengan orang lain (Aditama, 2014). Jumlah pengguna Instagram di Indonesia saat ini mencapai 7 % dari total populasi penduduk Indonesia (Lunariastudio, 2015). Penggunaan Instagram dalam media periklanan sangat berdampak positif, karena siapapun bisa berbelanja atau hanya sekedar melihat lihat dengan mengunjungi akun Instagram yang diinginkan, tanpa harus banyak membuang waktu, karena dengan menggunakan Instagram bisa diakses oleh penggunanya dimanapun, dan kapanpun. Kemudahan yang ditawarkan berbelanja online menggunakan Instagram dapat memberikan keuntungan yang lebih bagi konsumen dan pelaku 2

bisnis. Pelaku bisnis bisa menjalankan bisnisnya dengan mudah karena bisa diakses kapan saja dengan tingkat biaya promosi yang rendah, tidak memerlukan toko dan Instagram juga bisa membantu konsumen yang tidak mempunyai waktu lebih untuk berbelanja. Pelaku bisnis yang banyak menggunakan Instagram sebagai sarana promosi adalah yang berfokus pada produk fashion karena fashion merupakan bisnis yang besar, menguntungkan dan terus mengalami perkembangan. Kemudian fashion sudah dianggap penting dan juga dapat membentuk jati diri seseorang, fashion juga dianggap sebagai sesuatu untuk membentuk kelas sosial seseorang dan menjadi kebanggaan seseorang karena selalu dianggap fashionable dan mengikuti mode. Fashion merupakan elemen penting dalam mendukung sebuah penampilan dan presentasi diri dengan harapan nantinya akan diterima dalam suatu kelompok yang dikehendaki (Anin F et,al, 2008). Seseorang yang sudah terlibat dengan fashion rela menghabiskan waktu dan uang untuk tren terbaru dan menganggap belanja adalah suatu keharusan (Japrianto dan Sugiharto 2011). Produk fashion yang dimaksud disini adalah pakaian, hijab, tas, make up, accesories (Harahap, 2015) Seiring dengan perkembangan onlineshop di Instagram dan perkembangan produk fashion saat ini, memunculkan fenomena perilaku berbelanja secara online di kalangan remaja. Kelompok usia remaja merupakan usia yang sedang berada pada masa transisi perkembangannya, antara masa kanak-kanak menuju dewasa (Santrock, 2007). Perilaku belanja yang disukai remaja saat ini perilaku hedonic shopping dimana kehidupan remaja yang cenderung lebih menyukai dan 3

mengutamankan kesenangan semata saat berbelanja online melalui Instagram. Hedonic shopping motivasi adalah berbelanja dikarenakan orang tersebut mendapatkan kesenangan dan merasa berbelanja adalah suatu hal yang dianggap menarik (Utami, 2014). Pada masa remaja, pembelian sesuatu tidak berdasarkan pada kebutuhan, akan tetapi lebih mengarah pada pemenuhan kebutuhan psikologis, yaitu berbelanja tidak hanya mendapatkan produk yang diinginkan, melainkan belanja merupakan suatu aktivitas yang sifatnya rekreasi untuk mendapatkan kepuasan, berupa motifmotif sosial dan personal (Ekowati, 2009). Para remaja merasa senang berbelanja online melalui Instagram dikarenakan kemudahan yang ditawarkan aplikasi ini, kita bisa dengan mudah mengunjungi akun onlineshop diinstagram yang diingikan dan melihat produk apa saja yang ditawarkan. Berbelanja online melalui Instagram juga dirasa cukup efesien karena hanya dengan menggunakan smartphone kita bisa berbelanja dimana dan kapan saja, tanpa harus keluar rumah dan banyak membuang waktu terutama bagi yang sibuk dengan rutinitas seharihari. Onlineshop di Instagram juga dijadikan referensi bagi remaja untuk meningkatkatkan keterlibatannya terhadap suatu produk yang berkaitan dengan fashion dan tren saat ini. Fashion involvement (keterlibatan fashion) merupakan ketertarikan konsumen pada produk fashion yang didorong oleh kebutuhan dan ketertarikan produk tersebut (Amiri et al., 2012). Kesenangan remaja dalam berbelanja online melalui Instagram dan didorong oleh tingkat keterlibatannya terhadap produk fashion yang tinggi, maka kesenangan remaja dalam berbelanja 4

akan sering melakukan pembelian produk fashion tanpa pertimbangan secara langsung, apakah produk fashion yang dibeli merupakan produk yang dibutuhkan atau tidak. Dan konsumen secara tidak sadar melakukan perilaku impulse buying. Peningkatan perilaku pembelian secara online juga dapat meningkatkan kecenderungan untuk pembelian tidak terencana secara online (Moth, 2012). Impulse buying behavior adalah pembelian tidak terencana atau pembelian secara spontan, dimana pada awalnya tidak ada niat unuk membeli pada saat memasuki toko atau mengunjungi sebuah web (Siew dan Chin, 2015). Berdasarkan uraian diatas menjadi landasan bagi penulis untuk melakukan penelitian pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, dimana para Mahasiswa ini termasuk dalam kelompok usia remaja dan dipilih judul : Pengaruh Hedonic Shopping Motivation dan Fashion Involvement terhadap Impulse Buying Dalam Pembelian Secara Online Melalui Instagram (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah utama yang akan diteliti adalah sebagai berikut: 1. Apakah Hedonic Shopping Motivation berpengaruh terhadap perilaku Impulse Buying dalam pembelian secara online melalui Instagram oleh Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas? 2. Apakah Fashion Involvement berpengaruh terhadap perilaku Impulse Buying dalam pembelian secara online melalui Instagram oleh Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas? 5

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk membuktikan pengaruh Hedonic Shopping Motivation terhadap perilaku Impulse Buying dalam pembelian secara online melalui Instagram oleh Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. 2. Untuk membuktikan pengaruh Fashion Involvement terhadap perilaku Impulse Buying dalam pembelian secara online melalui Instagram oleh Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas. 1.4 Mamfaat Penelitian 1. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan memberikan bahan masukan atau informasi kepada pelaku bisnis online terutama promosi penjualan melalui media sosial Instagram dalam memahami perilaku konsumen dan dapat memamfaatkan perilaku pembelian tidak terencana (impulse buying) dari konsumen tersebut. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai perilaku pembelian konsumen yang tidak terencana (impulse buying) dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dan dapat menjadi acuan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian mengenai Hedonic Shopping Motivation dan Fashion Involvement terhadap Impulse Buying dalam pembelian secara online melalui Instagram. 6

1.5 Batasan Masalah Menghindari adanya kerancuan dalam pembahasan, penulis membatasi pembahasan penelitian hanya pada pengaruh hedonic shopping motivation dan fashion involvement terhadap impulse buying. Pada penelitian ini ditujukan kepada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas yang pernah berbelanja produk fashion melalui online shop di Instagram. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini berisi penjelasan tentang isi yang terkandung dari masing-masing bab secara singkat dari keseluruhan skripsi ini. Skripsi ini disajikan dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1 Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang yang menampilkan landasan pemikiran secara garis besar alasan dibuatnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi mengenai pernyataan tentang keadaan, fenomena dan atau konsep yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan manfaat penelitian yang merupakan hal yang diharapkan dapat tercapai melalui penelitian in. Dan terakhir pada bab ini yaitu sistematika penulisan yang menjelaskan ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi. BAB II Tinjauan Literatur Bab ini menguraikan landasan teori yang berisi jabaran teori-teori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan denga penelitian ini. Kerangka 7

pemikiran adalah skema yang dibuat untuk menjelaskan secara singkat permasalahan yang akan diteliti. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjaun pustaka serta merupakan jawaban sementara atas masalah penlitian. BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan variabel penelitian dan definisi operasional yang mengemukakan variabel yang digunakan dalam penelitian sekaligus melakukan pendefenisian secara operasioanal. Penentuan sampel berisi mengenai masalah yang berkaitan dengan jumlah populasi, jumlah sampel yang diambil dan metode pengambilan sampel.jenis dan sumber data adalah gambarantentang jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini. Metode analisis mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan dalam penelitian. BAB IV Hasil dan Pembahasan Bab ini menjelaskan tentang objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan mudah diinterpretasikan meliputi diskripsi objek penelitian, analisis penelitian, serta analisis data dan pembahasan. Hasil penelitian meungkapkan interpretasi untuk memaknai implikasi penelitian. BAB V Penutup Bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari pembahasan. Saran yang diajukan berkaitan dengan penelitian dan merupakan anjuran yang diharapkan dapat berguna bagi pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam penelitian ini. 8