BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
13. URUSAN KETAHANAN PANGAN

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

II. PENGUKURAN KINERJA

III. AKUNTABILITAS KEUANGAN

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 35

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

IV.B.13. Urusan Wajib Ketahanan Pangan

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 BAGIAN ORGANISASI SETDA KABUPATEN INDRAMAYU 2016

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN

LAKIP Kab. Lamandau Tahun 2013 BAB IV PENUTUP

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 50

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA B U P A T I WAKIL BUPATI

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN BONE BOLANGO NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2017

RENCANA AKSI TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Tabel 4.3. Prioritas Pembangunan, Program, Indikator dan Target Kinerja SKPD Tahun 2016

SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

3.4. AKUTABILITAS ANGGARAN

BUPATI BANGKA SELATAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas dan Kebutuhan Pendanaan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN GARUT NOMOR 7 TAHUN 2012 KEPALA DINAS BIDANG

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2017

BAB V RENCANA PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG. 2. Indeks Pembangunan Gender = 1/3 [ (Xede(1) + Xede(2) + Iinc-dis)]

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN PENDANAAN

TABEL T-VI.C.10 RUMUSAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SKPD TAHUN 2016 DAN PRAKIRAAN MAJU TAHUN... PEMERINTAH KABUPATEN PRABUMULIH

SKPD : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kota Denpasar Indikator Kinerja

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Plan), Rencana Kinerja (Performace Plan) serta Laporan Pertanggungjawaban

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018

LAPORAN KINERJA (LKJ)

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN ROTE NDAO TAHUN 2016

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

S A L I N A N LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 21 TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

RENCANA AKSI KENERJA SASARAN TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI RIAU I II III IV (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1

DAFTAR ISI BAB I. Pendahuluan BAB II. Gambaran Umum Kondisi Daerah BAB III. Gambaran Pengeloaan Keuangan Daerah Serta Kerangka Pendanaan

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum Wr. Wb

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN... I-1

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. A. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Tanggamus B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja C. Realisasi anggaran...

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN MAGETAN. INDIKATOR KINERJA Meningkatkan kualitas rumah ibadah dan

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI LOMBOK UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Realisasi Kinerja Program dan kerangka pendanaan Tahun Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan

Transkripsi:

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Dalam Tahun Anggaran 2013, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara telah menetapkan 51 (lima puluh satu) sasaran yang akan dicapai. Ke-51 sasaran tersebut selanjutnya diukur dengan 345 (tiga ratus empat puluh lima) indikator kinerja. Realisasi sampai akhir Tahun 2013 menunjukkan sebanyak 43 (empat puluh tiga) sasaran yang telah dicapai dengan hasil memuaskan, sebanyak 2 (dua) sasaran yang dicapai dengan hasil sangat baik, 3 (tiga) sasaran dengan hasil baik sedangkan 3 (tiga) sasaran dengan hasil cukup. MISI 1 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN BERBASIS PERTANIAN DAN POTENSI LOKAL LAINNYA YANG BERDAYA SAING Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 8 (delapan) sasaran telah dapat tercapai dengan hasil baik, sedangkan 6 (enam) sasaran belum dapat dicapai target kinerjanya. Ketidakberhasilan pencapaian sasaran, disebabkan oleh : 1. Pada indikator Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah karena pelaksanaan survey harga pangan pokok secara berkala baru dilakukan pada 6 pasar utama sedangkan seharusnya dilakukan pada 10 pasar utama sehingga belum memberikan informasi yang maksimal mengenai keadaan harga yang terjangkau daya beli masyarakat di sejumlah daerah. 2. Pada indikator Ketersediaan cadangan pangan karena Kabupaten Banjarnegara belum memiliki cadangan pangan pemerintah sehingga perhitungannya masih menggunakan cadangan pangan yang ada di masyarakat atau lumbung-lumbung pangan masyarakat yang masih aktif. Sedangkan pada tahun 2013 ditargetkan adanya pengisian lumbung pangan dengan gabah untuk 12 lumbung pangan namun karena gagal lelang menyebabkan ke 12 lumbung tersebut tidak terisi. 3. Pada indikator Stabilisasi harga dan pasokan pangan karena survey harga pangan pokok yang dilaksanakan di 6 pasar utama pada waktu Hari Keagamaan Besar 87

Nasional (HKBN) baru 4 pasar utama yang disurvey harga pokoknya dan belum semua bahan pangan pokok dapat disurvey. 4. Pada indikator Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan karena belum semua sampel makanan baik pangan olahan dan pangan segar dapat diuji di laboratorium. Pada tahun 2013 baru 12 sampel makanan yang diindikasikan mengandung bahan makanan yang berbahaya diujikan di laboratorium. 5. Pada indikator Penanganan Kerawanan Pangan karena peta rawan pangan baru memotret sampai tingkat kecamatan dan 1 desa di kecamatan tersebut sehingga belum sampai ke desa-desa yang berada dalam peta rawan pangan. 6. Pada indikator Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan & Hortikultura dan Nilai Tukar Petani Peternakan karena pengaruh teknis maupun non teknis. Pengaruh teknis disebabkan oleh kualitas dan kuantitas produk pertanian sedangkan pengaruh non teknis lebih banyak disebabkan oleh faktor harga baik harga sarana produksi, harga produk dan harga produk olahan. Faktor harga biasanya dipengaruhi oleh perilaku pasar maupun kebijakan pemerintah seperti kebijakan impor komoditas pertanian yang akan mempengaruhi harga produk pertanian. 7. Pada indikator peningkatan populasi ternak sapi, kambing dan domba disebabkan beberapa hal, yaitu : Harga ternak hidup yang berfluktuasi menyebabkan peternak tidak memiliki kepastian harga. Kondisi ini menyebabkan minat peternak untuk beternak menurun. Pada saat harga ternak hidup dirasa tinggi peternak banyak yang menjual ternaknya, namun harga ternak hidup yang cenderung terus naik menyebabkan peternak tidak mampu lagi membeli ternak kembali untuk dipelihara. Keterbatasan kemampuan memelihara ternak oleh peternak sehingga skala usaha peternakan cenderung tetap atau bahkan mengalami penurunan. Khusus untuk ternak sapi penurunan populasi juga diakibatkan perubahan metode penghitungan yang digunakan pada saat melaksanakan sensus pada tahun 2012. 8. Pada indikator persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan karena ditargetkan 70,56% namun baru terealisasi 70,15% sehingga baru tercapai 99,42%. 9. Pada indikator produksi perikanan budidaya karena adanya serangan beberapa penyakit pada ikan terutama ikan gurameh dan nila yang menyerang beberapa 88

kolam milik pembudidaya ikan, cuaca ekstrim yang terjadi pada beberapa bulan di tahun 2013 menyebabkan kondisi ikan kurang berkembang, dan beberapa kolam di Balai Benih Ikan mengalami kerusakan dan belum dapat difungsikan sebagaimana mestinya, serta kualitas air untuk kolam yang berasal dari irigasi kurang menjamin produksi optimal. 10. Pada indikator Cakupan bina kelompok pembudidaya ikan karena ditargetkan 20,73% namun baru terealisasi 14,83% sehingga baru tercapai 91,06%. 11. Pada indikator Jumlah Badan Perkreditan Rakyat/Lembaga Keuangan Mikro karena adanya proses pengajuan perubahan regulasi dan kebijakan penambahan/ pembukaan BPR dari yang berwenang. 12. Pada indikator Jumlah bank karena Pemerintah Kabupaten Banjarnegara tidak memiliki akses pengendalian, pendirian lembaga perbankan dan pembukaan cabang perbankan baru dan yang ada hanya pelayanan terhadap pendaftaran izin operasional lembaga keuangan/perbankan. 13. Pada indikator Rehabilitasi hutan dan lahan kritis karena pada tahun 2013 telah terbit Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 09 Tahun 2013 yang menyebutkan bahwa jumlah tanaman untuk merehabilitasi lahan per hektar adalah 700 batang, sedangkan sebelumnya adalah 400 batang/ha, sehingga meskipun jumlah tanaman lebih banyak tetapi lahan yang direhabilitasi lebih sempit. 14. Pada indikator Kerusakan hutan menunjukan penambahan areal setiap tahunnya dan pada tahun 2013 terdapat penambahan 0,01% yang terjadi di kawasan hutan negara di Desa Penawaren Kecamatan Sigaluh seluas 188 Ha akibat penebangan tidak menggunakan prosedur yang benar (SOP). 15. Pada indikator Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB ditargetkan 0,66% namun baru terealisasi 0,62% sehingga baru tercapai 93,94%. Produksi beberapa komoditas kehutanan baik kayu maupun bukan kayu mengalami penurunan sehingga tidak memberikan hasil maksimal. MISI 2 : MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 5 (lima) sasaran telah dapat tercapai dengan hasil baik, sedangkan 3 (tiga) sasaran belum dapat dicapai target kinerjanya. 89

Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh: 1) Untuk indikator Rasio penanganan pelanggaran disiplin aparatur menurun dari 69,23 % menjadi 64,61 % disebabkan masalah disiplin banyak diselesaikan di SKPD yang bersangkutan, sehingga tidak sampai ke SKPD yang berwenang (BKD), artinya telah terjadi peningkatan pemahaman aturan penanganan disiplin PNS di Kabupaten Banjarnegara; 2) Indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi, Laju inflasi kabupaten, PDRB Per Kapita, Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional) masih sangat sementara dari Tim bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik; 3) Indikator Indeks Ketimpangan Wiliamson (Indeks Ketimpangan Regional) belum ada realisasinya disebabkan untuk menghitung indeks ketimpangan Wiliamson harus sudah ada data PDRB per kecamatan dan sampai saat ini data PDRB belum terkumpul semua; 4) Untuk indikator tesedianya dokumen perencanaan RKPD yang ditetapkan dengan PERKADA hanya tercapai 50% dari yang ditargetkan. Hal ini disebabkan dari target yang ditetapkan di RPJMD merupakan akumulasi jumlah dokumen dari tahun sebelumnya yaitu 2 dokumen, sedangkan capaian 1 dokumen untuk tahun ini; 5) Target penyelesaian TLHP Inspektorat Provinsi Jawa Tengah telah terlampaui pada tahun 2011 dan 2012, akan tetapi pada tahun ini tidak tercapai. Hal ini disebabkan adanya Laporan Hasil Pemeriksaan dari Inspektorat Provinsi Jawa Tengah yang baru disampaikan pada akhir tahun 2013, sehingga belum semua rekomendasi terselesaikan; 6) Untuk Persentase ketepatan waktu SKPD dalam penyampaian laporan kinerja (LAKIP dan TAPKIN) dari 55 SKPD yang melaporkan, baru 53 telah melporkan tepat waktu sehingga belum mencapai target; 7) Untuk Pembinaan Pelayanan Publik dari 15 SKPD yang ditargetkan hanya 8 SKPD yang terealisasi, hal ini disebabkan SKPD yang dibina hanya SKPD yang akan mengikuti Lomba Pelayanan Publik yaitu SMK Negeri 2 Bawang, Puskesmas Mandiraja I, Puskesmas Wanadadi I, KPMD, RSUD Banjarnegara, KP2T, KPAD dan Dinhubkominfo; 8) Untuk Rasio bayi berakte kelahiran tidak terealisasi sesuai target karena adanya kebijakan baru yang memungkinkan bayi yang berumur 1 tahun ke atas pembuatan aktenya tidak melalui proses sidang, hal ini menyebabkan masyarakat menunda pembuatan akte untuk bayi yang baru lahir; 90

9) Pada indikator Pameran Expo mengalami penurunan capaian dari target yang ditentukan karena event/kegiatan yang ada hanya 18 undangan yang dapat dilaksanakan. MISI 3 : MEWUJUDKAN KONDISI AMAN, DAMAI, DEMOKRATIS DAN RELIGIUS Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 1 (satu) sasaran yang telah dapat tercapai dengan hasil baik, dan 3 (tiga) sasaran belum dapat dicapai target kinerjanya. Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh: 1) Pada indikator Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk mengalami penurunan dari 0,58 menjadi 0,57 disebabkan ada anggota Satpol PP yang mutasi ke SKPD lain; 2) Pada indikator kinerja jumlah demonstrasi terealisasi 50% (menggunakan rumus terbalik) yaitu dari 3 kali yang ditargetkan menjadi 9 kali, hal ini dikarenakan di tahun 2013 dilaksanakan pilkades secara serentak dan terdapat kelompok masyarakat dari beberapa desa yang tidak puas dengan hasil pilkades sehingga memicu adanya demontrasi; 3) Jumlah Linmas per Jumlah 10.000 Penduduk mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dikarenakan sulitnya merekrut anggota linmas baru karena masyarakat kurang berminat menjadi anggota linmas disebabkan tidak adanya kesejahteraan yang pasti bagi anggota linmas; 4) Rasio Pos kamling per jumlah desa/kelurahan tidak dapat tercapai sesuai target dikarenakan banyaknya pos kamling yang sudah rusak dan belum di perbaiki karena tidak adanya stimulus dari pemerintah untuk membangun pos kamling sehingga mengurangi jumlah pos kamling disetiap desa; 5) Pada indikator pembinaan politik daerah target tidak dapat terealisai sesuai rencana yaitu hanya terealisasi 40 % dikarenakan target yang ada di RPJMD merupakan angka kumulatif dari target tahun sebelumnya; 6) Jumlah LSM, ormas dan Parpol yang difasilitasi hanya tercapai 13 ormas/parpol dari 15 ormas/parpol, hal ini dikarenakan salah satu partai politik tidak dapat mempertanggungjawabkan laporan bantuan tahun 2012 sehingga di tahun 2013 tidak dapat mengajukan/mencairkan bantuan. 91

MISI 4 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKELANJUTAN Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 8 (delapan) sasaran telah dapat tercapai dengan hasil memuaskan, sedangkan 1 (satu) sasaran belum dapat dicapai target kinerjanya dengan hasil cukup. Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh: 1) Pada indikator Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (> 40 km/jam) dan indikator Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah Kabupaten karena peningkatan jalan tidak fokus pada peningkatan jalan kabupaten, anggaran juga untuk menangani jalan-jalan desa bahkan dukuh. Ada kegiatan peningkatan jalan yang belum selesai sampai batas waktu yang ditentukan, sehingga putus kontrak. Dan ada pula kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan pada tahun anggaran 2013 karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi. 2) Pada indikator Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat dan indikator Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman disebabkan karena ada 10 (sepuluh) kegiatan pemeliharaan jalan yang ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi. 3) Pada indikator Panjang jalan yang memiliki trotoar dan drainase / saluran pembuangan air (minimal 1,5 m), disebabkan karena tidak semua jalan kabupaten memiliki trotoar dan drainase. 4) Indikator Rumah tangga pengguna air bersih dan Rasio rumah tinggal bersanitasi, tidak dapat tercapai karena pembangunan Sumber Air Bersih tidak bisa dilaksanakan keseluruhannya pada tahun anggaran 2013, dikarenakan waktu pelaksanaannya tidak mencukupi. Penyedia barang/jasa tidak mengajukan penawaran dengan alasan waktu pelaksanaan tidak mencukupi dan Harga Perkiraan Sendiri terlalu rendah. Demikian pula dengan kegiatan pengelolaan sanitasi ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi. 5) Pada indikator Persentase penduduk yang memiliki akses terhadap air minum yang berkualitas disebabkan karena pada wilayah/daerah tertentu kualitas air kadang berubah-ubah, dikarenakan kondisi tanah yang tidak stabil atau dekat dengan sumber pencemaran (kandang, tempat pembuangan sampah, dll), masih banyak terdapat rumah yang tidak memiliki sanitasi dasar, kondisi sarana sanitasi dasar di masyarakat 92

banyak yang masih belum memenuhi syarat, dan perilaku masyarakat masih belum higienis dan saniter, sehingga berpotensi terjadi penularan penyakit. 6) Pada indikator Cakupan penghijauan wilayah rawan longsor dan Sumber Mata Air, menurun karena pengadaan bibit teh sejumlah 39.000 batang, pupuk organik 9.750 kg dan sarana produksi 1 paket tidak dapat direalisasi karena tidak ada rekanan yang mampu melaksanakan karena ketersediaan bibit teh yang memenuhi spesifikasi teknis tidak ada. 7) Pada Indikator Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari, indikator tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai, dan indikator Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/ kawasan/ kota dengan tren tetap disebabkan karena pembangunan SAB tidak bisa dilaksanakan keseluruhannya pada tahun anggaran 2013, karena waktu pelaksanaannya tidak mencukupi. Penyedia barang/jasa tidak mengajukan penawaran dengan alasan waktu pelaksanaan tidak mencukupi dan Harga Perkiraan Sendiri terlalu rendah. Demikian pula dengan kegiatan pengelolaan sanitasi ditunda pelaksanaannya karena waktu pelaksanaan tidak mencukupi. MISI 5 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN PRIORITAS PENEGAKAN HUKUM, PENGHARGAAN HAK ASASI MANUSIA, PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 7 (tujuh) sasaran telah dapat tercapai dengan hasil baik, sedangkan 5 (lima) sasaran belum dapat dicapai target kinerjanya. Ketidakberhasilan pencapaian sasaran ini disebabkan oleh: 1) Indikator angka melek huruf menurun disebabkan oleh tidak adanya fasilitasi tindak lanjut bagi penduduk buta aksara; 2) Angka melek huruf menurun juga disebabkan karena rendahnya motivasi masyarakat untuk gemar membaca; 3) Angka partisipasi sekolah tidak dapat terealisasi sesuai target disebabkan belum meratanya akses pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan menengah. Pendirian SMA/SMK/MA masih berpusat pada beberapa kecamatan saja; 93

4) Indikator kinerja Angka Rata-rata UN SMK menurun disebabkan karena : a. Tingkat kesulitan setiap mata pelajaran yang diujikan dalam paket soal meningkat; b. Belum maksimalnya peran serta masyarakat terhadap pelaksanaan Ujian Nasional; c. Belum maksimalnya SDM Pendidik baik dari segi kualitas maupun kuantitas. MISI 6 : MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA MELALUI PENGEMBANGAN SENI BUDAYA, PENGHARGAAN TRADISI DAN KEARIFAN LOKAL Pada Misi ini sampai akhir tahun 2013 menunjukkan bahwa sebanyak 4 (empat) sasaran telah dapat tercapai dengan hasil memuaskan, akan tetapi ada beberapa indikator yang mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan oleh: 1) Pada indikator sarana penyelenggaraan seni dan budaya di tahun 2013 mengalami penurunan dari 3 buah menjadi 2 buah, hal ini dikarenakan berkurangnya tempat untuk penyelenggaraan seni dan budaya yang semula terdiri dari alun-alun, pendopo dan panggung terbuka serulingmas menjadi 2 buah yaitu alun-alun dan panggung terbuka serulingmas; 2) Pemeliharaan museum Kalilasa yang telah direncakan tidak dapat dilaksanakan karena ijin dari Badan Pengelola Cagar Budaya selaku pemilik museum belum keluar; A. PENGUKURAN KINERJA. Pengukuran tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran tersebut dapat diilustrasikan dalam Lampiran II Dilihat dari hasil pengukuran kinerja sebagaimana dalam lampiran II secara umum menunjukkan hasil yang relatif telah mencapai keberhasilan sebagaimana telah ditetapkan pada Tahun 2013. Namun demikian harus diakui masih terdapat sebagian target sasaran yang realisasinya belum dapat dicapai dengan sempurna. Adapun rata-rata capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Banjarnegara Tahun 2013 sebesar 109,28% dengan hasil baik, sebagai berikut : 94

NO SASARAN RATA-RATA CAPAIAN (%) MISI : I 1 Meningkatnya ketahanan pangan 90,98 2 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian yang 160,97 berkualitas 3 Meningkatnya kesejahteraan Petani 82,29 4 Meningkatnya produksi peternakan 98,41 5 Meningkatnya produksi perikanan 92,69 6 Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Perkebunan yang 168,54 Berkualitas 7 Meningkatnya kunjungan wisatawan 109,34 8 Meningkatnya kinerja perdagangan 145,51 9 Meningkatnya kapasitas Koperasi, UMKM dan 95,04 kelembagaan ekonomi pedesaan 10 Meningkatnya jumlah investasi 150,66 11 Meningkatnya kesempatan dan lapangan kerja serta kualitas 94,54 dan produktivitas tenaga kerja 12 Meningkatnya kinerja usaha pelaku industri kecil dan 117,55 menengah 13 Meningkatnya produksi pertambangan dan Energi 114,81 14 Meningkatnya produksi hasil kehutanan 63,74 MISI : II 1 Meningkatnya kualitas SDM aparatur 119,03 2 Tertata dan meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran SKPD 82,86 95

NO SASARAN RATA-RATA 3 Meningkatnya Kualitas Pengawasan Pelaksanaan 108,04 Pembangunan Daerah 4 Meningkatnya kinerja penyelenggaraan pemerintahan 173,37 daerah 5 Meningkatnya Pengelolaan Pendapatan dan Aset Daerah 111,97 serta Meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan Daerah 6 Meningkatnya kualitas pengelolaan kearsipan daerah 100 7 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Kependudukan dan 104,19 Catatan Sipil 8 Meningkatnya Kualitas Pelayanan Informasi 96,28 MISI : III 1 Meningkatnya Keamanan dan Ketertiban Lingkungan 90,08 2 Menurunya jumlah korban bencana 68,4 3 Meningkatnya Kualitas Penyelenggaraan Demokrasi 63,34 4 Meningkatnya pemahaman kebangsaan dan norma agama dalam kehidupan bermasyarakat MISI : IV 100 1 Meningkatnya sarana infrastruktur yang menunjang iklim 102,99 usaha investasi 2 Meningkatnya sarana dan prasarana perumahan yang 137,47 layak huni 3 Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan 98,34 prasarana perhubungan 4 Meningkatnya Sarana dan Prasarana komunikasi 115,06 5 Meningkatnya daya dukung dan kualitas infrastruktur 100 Perdesaan 6 Meningkatnya penanganan daerah rawan bencana 100 96

NO SASARAN RATA-RATA 7 Terwujudnya tata ruang yang selaras dengan arah 100 pengembangan ekonomi unggulan daerah 8 Terkendalinya pencemaran Lingkungan Hidup 94,34 9 Meningkatnya pengelolaan sumber daya energi 58,33 MISI : V 1 Meningkatnya perluasan akses pendidikan dan Partisipasi masyarakat 92,96 2 Tersedianya akses infrastrukur menuju pusat-pusat 98,60 pendidikan 3 Meningkatnya kualitas tenaga kependidikan 102,49 4 Meningkatnya mutu pendidikan 101,94 5 Meningkatnya minat baca masyarakat 103,85 6 Meningkatnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi 108,37 seluruh masyarakat 7 Berkurangnya penyandang masalah kesejahteraan sosial 66,11 8 Meningkatnya keberdayaan masyarakat desa 100 9 Meningkatnya kualitas kehidupan perempuan dan anak 171,18 10 Meningkatnya kualitas keluarga menuju keluarga sejahtera 94,15 11 Meningkatnya profesionalisme angkatan kerja 86,65 12 Meningkatnya tertib hukum 100 MISI : VI 1 Meningkatnya peran aktif pemuda dalam pembangunan 100 2 Meningkatnya pencapaian prestasi olahraga 308,17 3 Meningkatnya pelestarian seni dan budaya tradisional 129,52 4 Meningkatnya kualitas dan kuantitas bangunan bersejarah 100 97

NO SASARAN RATA-RATA dan cagar budaya Rata-rata Capaian 109,28 B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dapat dijelaskan, sebagai berikut: MISI 1 : MEWUJUDKAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN BERBASIS PERTANIAN DAN POTENSI LOKAL LAINNYA YANG BERDAYA SAING Analisis dan evaluasi capaian kinerja Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, dapat dijelaskan sebagai berikut : Sasaran 1 : Meningkatnya Ketahanan Pangan Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 9 (sembilan) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Regulasi ketahanan pangan Ada Ada 100 2. Ketersediaan pangan utama 116,23 119,43 102,75 3. Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) 86 % 86,3 % 100,35 4. Ketersediaan energi dan 70 % 90,5 % 129,29 protein per kapita 5. Ketersediaan informasi 70 % 65 % 92,86 pasokan, harga dan akses pangan di daerah 6. Ketersediaan cadangan 40 % 25,3 % 63,25 pangan 7. Stabilisasi harga dan pasokan 70 % 65 % 92,86 98

Indikator Kinerja Target Realisasi % pangan 8. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan 60 % 45 % 75 9. Penanganan Kerawanan 40 % 25 % 62,5 Pangan Rata-rata Capaian 90,98 Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 90,98%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 2 (dua) program, yaitu: Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dan Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 11 (sebelas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran Regulasi ketahanan pangan dan Ketersediaan pangan utama, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa : - Terselenggaranya Rakor Dewan Ketahanan Pangan (DKP) 1 kali Indikator kinerja sasaran Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) dan Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan, dicapai melalui 2 (dua) program yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan 6 (enam) kegiatan yang outputnya berupa : - Terselenggaranya survey pola pangan masyarakat Banjarnegara 1 kali - Terselenggaranya pemanfaatan pekarangan untuk penyediaan bahan 7 kecamatan pangan dan penganekaragaman konsumsi pangan dengan 4 sekolah - Terselenggaranya pelatihan olahan pangan, lomba cipta menu dan 1 kali bantuan bibit tanaman untuk penganekaragaman pangan - Terselenggaranya peringatan hari pangan sedunia 1 kali - Terselenggaranya sosialisasi dan bantuan kepada kelompok wanita 20 KWT tani - Terselenggaranya pembinaan pasca panen dan pengolahan hasil 60 orang 99

pertanian Indikator kinerja sasaran Ketersediaan energi dan protein per kapita dan Ketersediaan cadangan pangan, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan 2 (dua) kegiatan yang outputnya berupa : - Tersedianya Buku Data Base produksi pangan 1 buku - Sosialisasi dan pemberian bantuan gabah sebanyak 36.000 kg 12 lumbung pangan/ LPMD Indikator kinerja sasaran Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan dan Stabilisasi harga dan pasokan pangan, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan 1 (satu) kegiatan yang outputnya berupa: - Terlaksananya survey harga dan pasokan pangan 6 pasar utama Indikator kinerja sasaran Penanganan Kerawanan Pangan, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), dengan 4 (empat) kegiatan yang outputnya berupa : - Terselenggaranya sosialisasi dan bantuan berupa bibit tanaman buah, sayuran, ternak dan ikan - Sosialisasi program desa Mandiri Pangan dan bantuan berupa tanaman buah-buahan dan hewan ternak - Sosialisasi program pengembangan pertanian pada lahan kering dan bantuan berupa tanaman buah-buahan dan hewan ternak - Adanya sosialisasi kegiatan padat karya pangan dan bantuan berupa perbaikan jalan jaringan irigasi/ jalan usaha tani 100 KK miskin 3 desa 3 desa 200 OK Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 1. Regulasi ketahanan pangan 2 dokumen 2 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 2. Ketersediaan pangan utama - 110,20% 112,07% 115,68% 119,43% 3. Pencapaian skor Pola 70,4% 82,3% 82,7% 83,2% 86,3 % Pangan Harapan (PPH) 100

4. Ketersediaan energi dan protein per kapita 5. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah 6. Ketersediaan cadangan pangan 7. Stabilisasi harga dan pasokan pangan 8. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan 9. Penanganan Kerawanan Pangan - - - 72,5% 90,5 % - - - 60,3% 65 % - - - 20,1% 25,3 % - - - 60,1% 65 % - - - 45% 45 % - - - 20% 25 % Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Pada indikator Regulasi ketahanan pangan cenderung stabil, karena pada pada tahun 2013 hanya ada 1 regulasi yang dibuat berupa Keputusan Bupati Banjarnegara Nomor 30 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Banjarnegara tentang Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Banjarnegara. 2) Ketersediaan pangan utama mengalami peningkatan karena adanya koordinasi yang baik dengan lintas sektoral dan komitmen yang tinggi dalam mensukseskan visi, misi tujuan dan sasaran pembangunan ketahanan pangan. 3) Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) meningkat karena adanya peningkatan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman, pemanfaatan pekarangan untuk penyediaan bahan pangan dan pengakekaragaman konsumsi pangan serta masyarakat mulai mengenal jenis-jenis olahan pangan lokal sebagai sumber pangan alternatif pengganti beras. 4) Ketersediaan energi dan protein per kapita mengalami peningkatan karena adanya koordinasi yang baik dengan instansi terkait dalam melakukan pembinaan kepada lumbung pangan masyarakat desa dan mengaktifkan kembali lumbung pangan yang sudah ada. 5) Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah mengalami 101

peningkatan, namun realisasi tidak mencapai target karena pelaksanaan survey harga pangan pokok secara berkala baru dilakukan pada 6 pasar utama sedangkan seharusnya dilakukan pada 10 pasar utama sehingga belum memberikan informasi yang maksimal mengenai keadaan harga yang terjangkau daya beli masyarakat di sejumlah daerah. 6) Ketersediaan cadangan pangan mengalami peningkatan, namun tidak dapat mencapai target karena Kabupaten Banjarnegara belum memiliki cadangan pangan pemerintah sehingga perhitungannya masih menggunakan cadangan pangan yang ada di masyarakat atau lumbung-lumbung pangan masyarakat yang masih aktif. Sedangkan pada tahun 2013 ditargetkan adanya pengisian lumbung pangan dengan gabah untuk 12 lumbung pangan namun karena gagal lelang menyebabkan ke 12 lumbung tersebut tidak terisi. 7) Stabilisasi harga dan pasokan pangan mengalami peningkatan, namun realisasi tidak mencapai target karena survey harga pangan pokok yang dilaksanakan di 6 pasar utama pada waktu Hari Keagamaan Besar Nasional (HKBN) baru 4 pasar utama yang disurvey harga pokoknya dan belum semua bahan pangan pokok dapat disurvey. 8) Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan realisasinya stabil, namun realisasi tidak dapat mencapai target karena belum semua sampel makanan baik pangan olahan dan pangan segar dapat diuji di laboratorium. Pada tahun 2013 baru 12 sampel makanan yang diindikasikan mengandung bahan makanan yang berbahaya diujikan di laboratorium. 9) Penanganan Kerawanan Pangan mengalami peningkatan, namun tidak dapat mencapai target karena peta rawan pangan baru memotret sampai tingkat kecamatan dan 1 desa di kecamatan tersebut sehingga belum sampai ke desa-desa yang berada dalam peta rawan pangan. Pada tahun 2013 terdapat 7 kecamatan yang termasuk daerah rawan pangan yaitu Kecamatan Susukan, Pagedongan, Pandanarum, Punggelan, Pagentan, Kalibening dan Madukara. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Meningkatkan kemampuan dalam membangun ketersediaan pangan dalam jumlah, mutu dan keragaman yang cukup di seluruh rumah tangga. 2) Meningkatkan kemampuan dalam membangun sistem distribusi pangan untuk menunjang penyebaran dan tingkat harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. 3) Pengawasan yang ketat dan monitoring di pasar-pasar (sidak pasar) terhadap 102

penggunaan bahan makanan tambahan berbahaya. 4) Menindak pelaku yang telah sengaja menjual makanan yang mengandung bahan yang berbahaya. 5) Meningkatkan kewaspadaan pangan masyarakat agar dapat mengenali dan mengantisipasi secara dini masalah kerawanan pangan. Sasaran 2 : Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian yang Berkualitas Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar - Produktivitas padi 61,50 kw/ha 59,44 kw/ha 96,65 - Produktivitas Jagung 45,85 kw/ha 49,01 kw/ha 106,89 - Produktivitas Kedelai 10,53 kw/ha 11,52 kw/ha 109,40 2. Produktivitas Tanaman Hortikultura - Durian - Salak - Pisang 28,73 kg/pohon 15,83 kg/pohon 41,10 kg/pohon 88,99 kg/pohon 14,26 kg/pohon 49,74 kg/pohon 309,75 90,08 121,02 - Kentang 172,90 142,81 kw/ha kw/ha 82,59 3. Kontribusi sektor pertanian/peternakan/perikanan terhadap 34,88 % 35,73 % 102,44 PDRB 103

Indikator Kinerja Target Realisasi % 4. Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB sektor pertanian 32,37 % 93,09 % 287,58 5. Cakupan bina kelompok petani 17,66 % 53,57 % 303,34 (1.295 klpk dari 2.417 klpk) Rata-rata Capaian 160,97 Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 160,97 %. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 7 (tujuh) program, yaitu Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/ Perkebunan, Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan, Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 15 (lima belas) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar, dicapai melalui 3 (tiga) program yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan), Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, dengan 6 (enam) kegiatan : 1. Kegiatan DAK Bidang Pertanian, yang outputnya berupa : - Lumbung pangan Kecamatan Susukan, Rakit 2 paket - Dam Parit / Bendungan 1 paket - Pompa 3 paket - Paralon 1.500 meter - Jalan Usaha Tani Kecamatan Bawang, Purwanegara, 5 paket Punggelan, Wanadadi, Rakit, Pejawaran, Pagentan, Madukara, Pagedongan, Banjarnegara, Purwareja Klampok - Sepeda motor 12 unit 104

- Papan Informasi Penyuluhan 5 unit - Laptop/notebook untuk sarana penyuluhan 20 unit - Printer untuk saran penyuuhan 21 - Kamera 19 unit - LCD Proyektor untuk sarana penyuluhan 21 unit - Wireless untuk sarana penyuluhan 21 unit - Soundsystem 1 paket - Pembangunan BPP Karangkobar 1 RAB - Rehab/penyempurnaan BPP Purwanegara 1 RAB - Rehab/penyempurnaan BPP Purwareja Klampok 1 RAB - Rehab/penyempurnaan BPP Wanadadi 1 RAB - Rehab/penyempurnaan BPP Pembangunan Pagar 4 BPP 1 RAB - Sarana Pemodelan Penyuluhan 1 RAB 2. Kegiatan Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/ Perkebunan, yang outputnya berupa: - Pompa 7 unit - Spinner kapasitas 10 kg 2 unit - Mixer kapasitas 5 kg 1 unit - Sealer with gas 1 unit - Pedal sealer 6 unit - Mesin penggiling beras/jagung 4 unit - Power thresser 7 unit - Power sprayer 4 unit - Konstruksi mendukung mokaf 1 unit - Mesin perajang 1 unit - Mesin pengepres 1 unit - Mesin penepung 1 unit - Starter mokaf 10 liter - Handtraktor 43 unit 3. Kegiatan Penyediaaan Sarana Produksi Obat-obatan Pertanian, yang outputnya berupa : - Abamecin 20 % 168 liter - Metil tiofanat 70 % 56 kg - Dimehipo 500g 177 liter 105

- Brodifakum 0,005 % 315 kg - BPMC 500 g 300 liter - Metalaksil 25% 314 kg - Metil euganol 4,5 liter 4. Kegiatan Pengembangan Komoditas Aneka Kacang dan Umbi, yang outputnya berupa : - Pengadaan pupuk organik granul 55.000 kg - Pengadaan pupuk organik cair 1.370 liter 5. Kegiatan Pengembangan Komoditas Unggulan Serealia, yang outputnya berupa : - Pengadaan pupuk organik cair 2.740 liter - Pengadaan pestisida organik cair 1.600 liter 6. Kegiatan Peningkatan Sistem Insentif dan Disinsentif bagi petani/kelompok tani, yang outputnya berupa : - Hadiah lomba berburu OPT 2 paket Indikator kinerja sasaran Produktivitas Tanaman Hortikultura, dicapai melalui 2 (dua) program yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) dan Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan 6 (enam) kegiatan : 1. Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman dan Peningkatan Produksi, yang outputnya berupa : - Honor tenaga harian UPTD untuk okulasi aklimatisasi 2.650 ok penanganan stek kentang - Tabung gas 36 tabung - Bibit tanaman Planlet kentang 300 botol Calon induk pisang rajalawe 100 btg Anakan pisang rajalawe 100 btg - Bibit Tanaman Introduksi Jambu 100 btg Jeruk 100 btg Durian 100 btg Mangga 100 btg Buah tin 60 btg Anggrek 60 botol 106

- Belanja bahan kimia (pupuk pestisida) 6 jenis - Belanja bahan perlengkapan (polibag, pupuk kandang, 25 jenis sekam dan lainnya) - Pengujian, sertifikasi dan pelabelan 4 paket - Pompa air/jetpump 1 unit - Tangga 1 unit - Paranet 2 rol - Rangka paranet 2 unit - Rangka sungkup 2 unit - Penyempurnaan jaringan irigasi kebun masaran 1 RAB - Pembangunan bak media semai 1 RAB 2. Kegiatan Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian/ Perkebunan, yang outputnya berupa: - Pupuk organik granul 110.000 kg - Sekolah lapang salak 140 ok 3. Kegiatan Prima Tani, yang outputnya berupa: - Bahan pelatihan 1 paket - Pelatihan 20 ok - APPO 1 unit - Timbangan 1 unit - Pengadaan ternak kambing jantan 4 ekor - Pengadaan ternak kambing betina 30 ekor - Bibit kelengkeng 50 btg - Bibit manggis 50 btg - Peralatan pengolahan 8 jenis 4. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau Melalui Pengembangan Pertanian, yang outputnya berupa: - Benih kentang 10.425 kg - Pupuk organik granul 183.125 kg - Benih jagung 1.000 kg - Pendidikan dan magang petugas di Balitjestro 10 org - Pelatihan 120 ok 5. Kegiatan Kegiatan Pengembangan Komoditas Unggulan Hortikultura Buah-buahan, 107

Kamulyan Sigeblog Banjarmangu 20 petani, 5 wanita+15 lakiyang outputnya berupa: - Bibit durian 4.950 btg - Bibit pisang 4.000 btg - Pupuk organik 205.000 kg 6. Kegiatan Rintisan Komoditas Unggulan, yang outputnya berupa: - Bibit jeruk 3.000 btg - Bibit jambu citra 2.000 btg - Pupuk organik granul 250.000 kg - Bibit jeruk 3.000 btg Indikator kinerja sasaran Kontribusi sektor pertanian/peternakan/perikanan terhadap PDRB, outputnya berupa : - Terpenuhinya Kontribusi sektor 35,73 % pertanian/peternakan/perikanan terhadap PDRB Indikator kinerja sasaran Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB sektor pertanian, outputnya berupa : - Terpenuhinya Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap 93,09 % PDRB sektor pertanian Indikator kinerja sasaran Cakupan bina kelompok petani, dicapai melalui Program Peningkatan Ketahanan Pangan, Program Peningkatan Kesejahteraan Petani, Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Program Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan, Program Peningkatan Produksi Pertanian/ Perkebunan, dengan 10 (sepuluh) kegiatan : 1. Kegiatan Peningkatan Produksi, Produktivitas dan Mutu Produk Pertanian/Perkebunan, yang outputnya berupa : - Kegiatan sekolah lapang pengedalian hama terpadu (SLPHT) : Kelompok Desa Kelompok Rincian Bakti Tani Pakelen Madukara 20 petani, 20 laki-laki Sidadadi Penawangan Madukara 20 petani, 4 wanit +16 lakilaki 108

Mukti Sarining Tani laki Argo Sari Mulyo Sokaraja Pagentan Kendaga Banjarmangu 20 petani, 4 wanita+16 lakilaki Sumber Widodo Metawana Pagentan 20 petani, 20 laki-laki Tani Makmur Slatri Karangkobar 20 petani, 6 wanita+14 lakilaki Bakti Tani Pakelen Madukara 20 petani, 20 laki-laki 2. Kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis, yang outputnya berupa : - Pelatihan pemanfaatan lahan pekarangan bagi kelompok 150 orang wanita dari wanita tani 59 kelompok wanita tani 3. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau melalui Pengembangan Pertanian, yang outputnya berupa : - Pelatihan pengembangan jeruk 30 orang - Kursus singkat 10 orang 4. Kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan bagi Pertanian/ Perkebunan, yang outputnya berupa : - Penyuluhan pertanian di pedesaan 250 peserta (40 wanita dan 210 laki-laki) 5. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, yang outputnya berupa : - Pelatihan dan pembentukan kader vaksinator Avian @ 20 orang (Kecamatan. Influenza (Flu Burung) Karangkobar, Pejawaran, Wanayasa, Bawang dan Purwanegara) 6. Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak, yang outputnya berupa : - Pelatihan teknis budidaya ternak 50 orang 7. Kegiatan Penyuluhan Pengelolaan Bibit Ternak yang Didistribusikan kepada Masyaraka, yang outputnya berupa: - Pertemuan dalam rangka pembinaan kelembagaan dengan 35 orang (5 perempuan dan Sarjana Membangun Desa (SMD) 30 laki-laki) 8. Kegiatan Pengembangan Agribisnis Peternakan, yang outputnya berupa : 20 petani, 4 wanita+16 lakilaki 109

- Pelatihan peningkatan kapsitas kelompok ternak yang akan menerima bantuan ternak 100 orang 9. Kegiatan Penyuluhan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna, yang outputnya berupa: - Sekolah Lapang Pertanian dan Peternakan Terpadu (SLPPT) - Pembinaan teknis kepada calon kelompok penerima kegiatan 8 kali (520 orang) (65 orang wanita dan 455 orang laki-laki) 24 orang (13 wanita dan 11 laki-laki) 10. Kegiatan Penguatan Ekonomi Masyarakat di Lingkungan Petani Tembakau Melalui Pengembangan Peternakan, yang outputnya berupa: - Pelatihan budidaya ternak ruminansia besar 40 orang - Pelatihan budidaya ternak ruminansia kecil 40 orang - Pelatihan budidaya ternak ruminansia besar dan kecil 27 orang Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 1. Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar - Produktivitas padi - Produktivitas Jagung - Produktivitas Kedelai 2. Produktivitas Tanaman Hortikultura - Durian - Salak 59,39 kw/ha 55,69 kw/ha 61,14 kw/ha 59,79 kw/ha 40,43 41,88 44,16 43,28 kw/ha kw/ha kw/ha kw/ha 9,05 7,84 9,58 11,41 kw/ha kw/ha kw/ha kw/ha 67,09 21,63 52,40 56,82 kg/pohon kg/pohon kg/pohon kg/pohon 16,44 15,36 17,73 24,17 59,44 kw/ha 49,01 kw/ha 11,52 kw/ha 88,99 kg/pohon 14,26 110

Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 kg/pohon kg/pohon kg/pohon kg/pohon kg/pohon - Pisang - Kentang 3. Kontribusi sektor pertanian/ peternakan/perikanan terhadap PDRB 4. Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB sektor pertanian 5. Cakupan bina kelompok petani 45,85 kg/pohon 34,51 kg/pohon 43,12 kg/pohon 39,44 kg/pohon 138,05 149,36 136,65 147,64 kw/ha kw/ha kw/ha kw/ha 49,74 kg/pohon 142,81 kw/ha 37,03% 35,95% 35,87% 35,44% 35,73 % 87,44% 87,18% 87,28% 87,43% 93,09 % - - - 60,77% 53,57% (1.283 (1.295 klpk dari klpk dari 2.111 2.417 klpk) klpk) Secara kuantitatif, terdapat kecenderungan (trend) fluktuatif. Untuk indikator cakupan bina kelompok petani baru dilakukan pencatatan pada tahun 2012, namun capaiannya telah melampaui target yang telah ditetapkan. Capaian kinerja yang fluktuatif tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Pada Produktivitas padi cenderung turun dikarenakan meningkatnya luas tanam padi pada beberapa lokasi belum diikuti dengan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) dan penerapan System Rice Intensification (SRI) seperti yang dianjurkan. Sehingga walaupun luas tanam/ luas panen produksinya meningkat tetapi peningkatannya belum seperti yang diharapkan. 2) Pada Produktivitas jagung, kedelai, durian, pisang mengalami peningkatan karena adanya pendampingan dan pembinaan yang dilakukan secara intensif oleh petugas, peningkatan kapasitas pelaku utama (petani, maupun peternak) melalui pelatihan, magang dan lainnya serta fasilitasi sarana produksi bagi pelaku utama maupun pelaku usaha sektor pertanian dan peternakan serta aplikasi dan penerapan teknologi tepat 111

guna untuk peningkatan produksi maupun produktivitas pertanian. 3) Penurunan produktivitas salak disebabkan karena sebagian usia pohon salak di beberapa kebun milik petani di Kecamatan Pagedongan, Banjarnegara, Madukara dan Banjarmangu sudah tua menjadi kurang produktif lagi meskipun dari data yang ada luas panen komoditas salak meningkat apabila dibandingkan dengan tahun 2012 dan produksi per rumpun tanaman salak kurang optimal. 4) Pada produktivitas kentang mengalami penurunan disebabkan karena penurunan kualitas lahan untuk usaha budidaya kentang menyebabkan produksi kurang optimal, meskipun luas panen untuk komoditas ini meningkat. Hal ini menyebabkan realisasi produktivitas kentang tidak mencapai target yaitu hanya 82,59 %. 5) Kontribusi sektor pertanian/peternakan/perikanan terhadap PDRB secara umum mengalami penurunan sedangkan Kontribusi sektor pertanian (tabama) terhadap PDRB sektor pertanian secara umum mengalami peningkatan dan pada tahun 2013 kedua indikator tersebut mengalami peningkatan bahkan realisasinya telah melampaui target. 6) Cakupan bina kelompok petani megalami penurunan karena kelompok yang dibina maupun total kelompok petani bertambah dari tahun sebelumya sehingga perbandingan antara keduanya menjadi lebih sedikit daripada tahun 2012. Namun realisasi melebihi target karena kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian target tersebut selalu diikuti dengan peningkatan kapasitas baik pelatihan teknis, manajemen maupun pembinaan penerapan teknologi juga adanya pembinaan secara intensif kepada pelaku utama. Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Mengintensifkan pelaksanaan pendampingan dan pembinaan. 2) Menerapkan teknologi ramah lingkungan pada lahan pertanian melalui kegiatan Sekolah Lapang Pertanian dan Peternakan Terpadu dan System Rice Intensification (SRI) dengan harapan produksi padi organik akan meningkat. 3) Pelatihan pembuatan pupuk organik serta bantuan sarana produksi yang dibutuhkan bagi pelaku utama. 4) Adanya sekolah lapang yang dilakukan bagi petani untuk meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk yang dihasilkan. 112

Sasaran 3 : Meningkatnya kesejahteraan Petani Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Peningkatan Nilai Tukar Petani: - NTP Petani Tanaman Pangan & Hortikultura 148,47 102,04 68,73 - NTP Peternakan 193,94 127,92 65,96 - NTP Perikanan 103,23 115,81 112,19 Rata-rata Capaian 82,29 Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 82,29%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 6 (enam) program, yaitu: Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Pengembangan Budidaya Perikanan, Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan dan Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran Peningkatan Nilai Tukar Petani, dicapai melalui Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan, Peningkatan Penerapan Teknologi Peternakan Tepat Guna, Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, Pengembangan Budidaya Perikanan, Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan dan Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan, yang outputnya berupa : - Terpenuhinya Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan dan 102,04 hortikultura 113

- Terpenuhinya NTP peternakan 127,92 - Terpenuhinya NTP perikanan 115,81 Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, realisasi (capaian) indikator kinerja diperoleh gambaran sebagai berikut: Indikator Kinerja 2009 2010 2011 2012 2013 1. Peningkatan Nilai Tukar Petani: - NTP Petani Tanaman. Pangan & Hortikultura - NTP Peternakan - NTP Perikanan - - - 104,18 102,04 - - - 129,48 127,92 - - - 116,33 115,81 Indikator kinerja Peningkatan nilai tukar petani baru dilakukan pencatatan pada tahun 2012, sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya belum dilakukan pendataan tersendiri dan masih melekat pada NTP sektor pertanian. Secara umum realisasi pada tahun 2013 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. NTP Petani Tanaman Pangan & Hortikultura dan peternakan target capaian indikator kinerja belum tercapai, sedangkan untuk NTP perikanan capaian indikator kinerja telah melampaui target tetapi apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami penurunan yaitu dari realisasi tahun 2012 sebesar 116,33 dan di tahun 2013 menjadi 115,81 Capaian kinerja yang kurang memuaskan tersebut di atas antara lain disebabkan oleh: 1) Banyak hal yang mempengaruhi indikator tersebut baik pengaruh teknis maupun non teknis. Pengaruh teknis disebabkan oleh kualitas dan kuantitas produk pertanian sedangkan pengaruh non teknis lebih banyak disebabkan oleh faktor harga baik harga sarana produksi, harga produk dan harga produk olahan. 2) Faktor harga biasanya dipengaruhi oleh perilaku pasar maupun kebijakan pemerintah seperti kebijakan impor komoditas pertanian yang akan mempengaruhi harga produk pertanian. 114

Beberapa kendala tersebut secara aktif telah diupayakan untuk diperbaiki oleh seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dengan : 1) Mengembangkan komoditas yang memiliki nilai tambah. 2) Mengembangkan kegiatan penanganan pasca panen komoditas pertanian agar lebih berdaya saing. Sasaran 4 : Meningkatnya Produksi Peternakan Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 2 (dua) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut: Indikator Kinerja Target Realisasi % 1. Peningkatan populasi ternak : - Sapi - Sapi Perah - Kambing - Domba 2. Persentase Keberhasilan Inseminasi Buatan - Perbandingan Jumlah Kelahiran dengan Pemakaian Semen 35.357 ekor 32.899 ekor 93,05 2.954 ekor 3.276 ekor 110,90 192.532 ekor 185.998 ekor 96,61 111.104 ekor 102.305 ekor 92,08 70,56 % 70,15 % 99,42 Rata-rata Capaian 98,41 Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2013 telah tercapai dengan rata-rata capaian 98,41%. Adapun pencapaian indikator kinerja kegiatan untuk mencapai sasaran ini dapat dilihat secara detail pada Formulir: PK. Sasaran ini dicapai melalui 3 (tiga) program, yaitu: program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil 115

Peternakan dan Program Peningkatan Penerapan Teknologi peternakan yang keseluruhannya dilaksanakan melalui 6 (enam) kegiatan, dengan rincian sebagai berikut: Indikator kinerja sasaran Peningkatan populasi ternak, dicapai melalui program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Ternak, Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan dan Program Peningkatan Penerapan Teknologi peternakan, dengan 6 (enam) kegiatan : 1. Kegiatan Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Menular Ternak, yang outputnya berupa : Plang puskeswan 1 paket obat-obatan untuk pelayanan kesehatan ternak Spuit disposable 10 cc 200 bh - Antibiotik LA, 20 botol - Vitamin/multivitamin 217 botol - Vitamin B plex 420 botol - Obat cacing sapi 3000 bolus - Obat cacing kambing/domba 7000 kaplet - Antihistamin 20 botol - Analgetik antipiretik 20 botol - Anti parasit 30 botol - Anti larva 20 tabung - Anti bloat 20 botol - Obat cacing cair 2 ltr - Jarum stanless ukuran 1,5/1,3 10 lusin - Jarum stanless ukuran 0,9 25 lusin - Spuit disposable 3cc 10 box - Spuit disposable 1cc 2 box - Spuit mika 15 cc 25 box - Brucellosis test kit (uji brucella) 5 pack - Jas dokter 2 buah Obat-obatan penanganan gangguan reproduksi (kemajiran) sapi - Antibiotik LA, 10 botol - Plastik sheet 500 lembar 116

- Hormon reproduksi 100 ampul - Sabun cair 3 buah - Needle 18 G single use 15 box Obat-obatan untuk bufferstock - Obat cacing kambing/domba 1.500 kaplet - Vitamin b komplek 100 botol - Vitamin b12 100 botol - Antibiotik 90 botol Bahan pelatihan Pencegahan AI 1 paket - Makan dan minum 1.004 dus Belanja modal pengadaan alat laboratorium Peternakan - Cool box 5 unit - Trocart 4 unit - Genset 1 unit - Mesin penyemprot desinfektan 1 unit 2. Kegiatan Peningkatan Keamanan Produk Pangan Asal Ternak, yang outputnya berupa : - Pemeriksaan sampel Pangan Asal Hewan 250 paket - Belanja Bahan Perlengkapan yaitu : Masker 15 box Sarung tangan 15 box Pisau pemeriksa daging 25 buah - Cetak kartu tanda sehat hewan kurban 200 buah - Cetak tanda keterangan Pangan Asal Hewan aman 125 buah konsumsi - Pengawasan anteortem 7 lokasi - Pengawasan postmortem 20 kecamatan - Belanja alat lab peternakan meat moisturize tester meter 1 unit - Milk anallyzer 1 unit 3. Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak, yang outputnya berupa : - Pengadaan ternak sapi betina 61 ekor - Pengadaan kerbau jantan 3 ekor - Pengadaan kerbau betina 9 ekor 117