KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

dokumen-dokumen yang mirip
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Menteri Perindustrian Republik Indonesia. Menghidupkan Kembali Sektor Industri Sebagai Penggerak Ekonomi Nasional

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA KUNJUNGAN DI UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG, 14 APRIL 2016

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA KUNJUNGAN MISI EKONOMI FEDERASI EKONOMI KANSAI (KANKEIREN) JAKARTA, 08 MARET 2016

Arah Kebijakan Pembangunan Industri Nasional dan Daerah. Palangkaraya, 28 September 2016

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

KESIAPAN SKKNI UNTUK TENAGA KERJA INDUSTRI YANG KOMPETEN

Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Kementerian Perindustrian

BAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAPIMNAS KADIN INDONESIA TAHUN 2014

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN PARLIAMENTARY STATE SECRETARY (DEPUTY MINISTER) JERMAN JAKARTA, RABU 18 MEI 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

PERKUATAN STRUKTUR INDUSTRI NASIONAL UNTUK PENINGKATAN SINERGI DAN DAYA SAING

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Jakarta, 15 Desember 2015 YANG SAYA HORMATI ;

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016

PROGRAM KERJA DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU TAHUN ANGGARAN 2018

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA RAFINASI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, OKTOBER 2013

REVIU I RENCANAA STRATEGIS (RENSTRA)

ROADMAP BARISTAND INDUSTRI BANDA ACEH TAHUN

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PROGRAM PERCEPATAN PEMANFAATAN TEKNOLOGI MELALUI DANA KEMITRAAN PENINGKATAN TEKNOLOGI INDUSTRI (DAPATI) TAHUN 2016

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM LMEA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA HILIRISASI INDUSTRI PERTANIAN

PROGRAM PEMERINTAH PENINGKATAN KEBUTUHAN DAMPAK LINGKUNGAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PELANTIKAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 16 JUNI 2015

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

Kementerian Perindustrian

PENINGKATAN KOMPETENSI SDM BIDANG PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI MEA

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PELANTIKAN JABATAN STAF AHLI MENTERI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 25 MEI 2015

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA PELANTIKAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 6 MEI 2015

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU NASIONAL

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA SEMINAR NASIONAL PEMBIAYAAN INVESTASI DI BIDANG INDUSTRI 2015

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

RENCANA INDUK PEMBANGUNAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN DAN PROGRAM PRIORITAS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015

KINERJA. Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Triwulan III DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA.

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Ringkasan Eksekutif Pemantapan daya saing basis industri manufaktur yang berkelanjutan serta terbangunnya pilar industri andalan masa depan

SAMBUTAN Pada Acara FORUM EKONOMI JAWA BARAT. Bandung, 8 Juni 2013

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU. Disampaikan pada : Workshop Efisiensi Energi di IKM Jakarta, 27 Maret 2012

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

FOKUS PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN BERBASIS TEKNOLOGI TINGGI TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

BAB IV INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN BOGOR Perkembangan Industri Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN. perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode. berikutnya. Dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara

Menperin Sebut Fasilitas Fiskal Tax Holiday Terbukti Mampu Tingkatkan Investasi Dalam Negeri

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya perekonomian nasional yang optimal. Inti dari tujuan pembangunan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN ENERGI NASIONAL

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016

PENGEMBANGAN SDM SEKTOR INDUSTRI NASIONAL DALAM MENDUKUNG MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

Kegiatan Prioritas Tahun 2011

Analisis Perkembangan Industri

Statistik KATA PENGANTAR

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013

Assalamu'alaikum Wr.Wb. Yth. Para Peserta Seminar serta Saudarasaudara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA

KATA PENGANTAR. Surabaya, 12 Oktober 2015 Kepala Balai Diklat Industri Surabaya. Yulius Sarjono Eddy, SE, MM NIP

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

DEWAN ENERGI NASIONAL RANCANGAN RENCANA UMUM ENERGI NASIONAL

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

Transkripsi:

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016

I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2

I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2015-2019 Kebijakan Industri Nasional 2015 2019 disusun untuk melaksanakan amanat UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Pasal 12 dan PP No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015 2035 Pasal 3. KIN merupakan arah dan tindakan untuk melaksanakan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional. 1 Arah kebijakan pemerintah dan tindakan untuk melaksanakan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) untuk periode 2015 2019 2 Pedoman bagi pemerintah dan pemerintah daerah dalam penyusunan rencana pembangunan industri 3 Acuan bagi pelaku usaha / industri dalam membangun dan mengembangkan industri 4 Pedoman bagi pemangku kepentingan lain dan masyarakat luas dalam rangka menunjang pelaksanaan pengembangan industri sesuai dengan tugas dan peran masing masing 5 Tolok ukur kemajuan dan keberhasilan pembangunan industri dalam 5 (lima) tahun 3

II. SASARAN PEMBANGUNAN INDUSTRI 4

A. Sasaran Pembangunan Industri 1. Meningkatkan laju pertumbuhan industri pengolahan tanpa migas hingga 1. mencapai 8,4% pada tahun 2019. 2. Meningkatkan peran industri pengolahan tanpa migas dalam perekonomian 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. menjadi 19,4% pada tahun 2019. 3. Mengurangi ketergantungan terhadap impor. 4. Meningkatkan ekspor produk industri. 5. Meningkatkan persebaran dan pemerataan kegiatan industri. 6. Meningkatkan peran industri kecil dan menengah. 7. Meningkatkan inovasi dan pemanfaatan teknologi. 8. Meningkatkan penyerapan tenaga kerja. 9. Memperkuat struktur industri. 10. Meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. 10. 11. Memperkokoh konektivitas ekonomi nasional. 11. 5

B. Sasaran Kuantitatif Pembangunan Industri 2015-2019 No Indikator Pembangunan Industri Satuan 1 2 3 Pertumbuhan industri pengolahan tanpa migas Kontribusi industri pengolahan tanpa migas terhadap PDB Kontribusi ekspor produk industri terhadap total ekspor 4 Jumlah tenaga kerja di sektor industri 5 6 Persentase tenaga kerja di sektor industri terhadap total pekerja Rasio impor bahan baku sektor industri terhadap PDB sektor industri Capaian 2015 2016 2017 2018 2019 % 5,04 5,7 6,5 7,4 8,4 % 18,18 18,5 18,7 19,1 19,4 % 70,98 67,8 68,3 68,8 69,3 Juta orang n.a 16,0 16,6 17,2 17,8 % n.a 14,4 14,7 15,0 15,4 % na 39,4 36,1 32,8 29,8 7 Nilai Investasi sektor industri Rp Trilyun 236,04 305 346 393 448 8 Persentase nilai tambah sektor industri yang diciptakan di luar Pulau Jawa % 27,73 28,1 28,4 28,8 29,4 Catatan: pertumbuhan dan kontribusi sektor industri mengacu kepada perhitungan PDB tahun dasar 2010 6

C. Prasyarat Pencapaian Sasaran Kuantitatif 1. Landasan hukum terkait pembagian kewenangan lintas 1. kementerian/lembaga tentang pembinaan, pengembangan dan pengaturan industri; 2. Terbangunnya infrastruktur yang dapat mendukung peningkatan produksi 2. dan kelancaran distribusi; 3. Kebijakan terkait sumber daya alam yang mendukung pelaksanaan program 3. hilirisasi industri secara optimal; dan 4. Terbentuknya lembaga pembiayaan pembangunan industri 4. 7

III. FOKUS PENGEMBANGAN INDUSTRI DAN TAHAPAN CAPAIAN PEMBANGUNAN INDUSTRI 8

A. FOKUS PENGEMBANGAN INDUSTRI 2015-2019 Kebijakan pengembangan industri nasional merupakan bagian kebijakan perindustrian yang diamanatkan dalam RIPIN 2015 2035 dan RPJMN 2015-2019. Prinsip kebijakan pengembangan industri harus mendorong pertumbuhan industri serta peningkatan daya saing industri nasional. Kebijakan pengembangan industri nasional difokuskan pada: 9

B. TAHAPAN CAPAIAN PEMBANGUNAN INDUSTRI RIPIN 2015-2035 menetapkan bahwa arah rencana pembangunan industri selama periode 2015-2019 adalah meningkatkan nilai tambah sumber daya alam. Pelaksanaan pembangunan industri dalam bentuk pembangunan sumber daya industri, pengembangan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan industri, perwilayahan industri dan kebijakan afirmatif industri kecil dan industri menengah selama periode 2015-2019 sebagai berikut: 1. Pembangunan Sumber Daya Industri, dilakukan melalui: 10

2. Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri, dilakukan melalui: 11

3. Pemberdayaan Industri, dilakukan melalui: 12

4. Perwilayahan Industri, dilakukan melalui: 5. Kebijakan Afirmatif Industri Kecil Dan Industri Menengah 13

IV. PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI 14

Program pembangunan industri dilakukan melalui, 2 (dua) langkah: A. Kebijakan Yang Bersifat Lintas Sektoral B. Program Pembangunan Industri Prioritas A. Kebijakan Lintas Sektoral Kebijakan lintas sektoral dimaksudkan untuk mendorong kemajuan, pertumbuhan dan peningkatan daya saing industri. Kebijakan lintas sektoral meliputi: 1. Pengembangan Sumber Daya Industri, dilakukan melalui: a. a. Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri Pengembangan SDM Industri mencakup wirausaha industri, tenaga kerja industri, pembina industri, dan konsultan Industri, dengan fokus utama pada peningkatan kompetensi dan produktivitas pekerja industri serta penyediaan infrastruktur ketenagakerjaan berbasis kompetensi dalam rangka menyiapkan tenaga kerja industri yang kompeten dan sesuai dengan kebutuhan industri, dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sektor industri. b. Pemanfaatan, Penyediaan dan Penyaluran Sumber Daya Alam b. Pemanfaatan, penyediaan dan penyaluran SDA mencakup pemetaan potensi dan kebutuhan SDA, serta penyusunan aturan perundangan dengan tujuan menjamin penyediaan dan penyaluran SDA untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, bahan penolong, energi, dan air baku bagi industri nasional. 15

c. c. Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Industri Pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri nasional. Perusahaan industri didorong dan diarahkan untuk melakukan pemetaan, evaluasi, uji coba, adopsi, dan adaptasi teknologi industri yang diperlukannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. 2. Pengembangan Sarana dan Prasarana, dilakukan melalui: a. a. Standardisasi Industri Pengembangan standarisasi industri ditujukan untuk meningkatkan daya saing industri nasional, menjamin keamanan, kesehatan dan keselamatan atas penggunaan produk industri, pelestarian fungsi lingkungan hidup, pengembangan industri hijau, dan mewujudkan persaingan sehat. b. b. Infrastruktur Industri Dua komponen utama infrastruktur industri yang perlu disediakan dalam rangka pembangunan industri nasional adalah energi dan lahan industri. Penyediaan energi dan lahan industri dilakukan bagi industri yang berada di dalam dan/atau di luar kawasan industri. 16

3. Pemberdayaan Industri, dilakukan melalui: a. a. Industri Hijau Pengembangan industri hijau ditujukan untuk mewujudkan Industri yang berkelanjutan dalam rangka efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya alam secara berkelanjutan. c. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Program P3DN ditujukan untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, memberdayakan industri dalam negeri dan memperkuat struktur Industri Nasional 4. Pengembangan Perwilayahan Industri Pengembangan perwilayahan industri ditujukan untuk menumbuhkan pusat-pusat industri baru guna penyebaran dan pemerataan pembangunan industri terutama ke luar pulau jawa melalui pengembangan WPPI, pengembangan KPI, pembangunan kawasan industri, serta pengembangan dan pembangunan sentra IKM. 5. Kebijakan Afirmatif Industri Kecil dan Industri Menengah (IKM) Pemberdayaan industri kecil dan industri menengah (IKM) dilakukan melalui kebijakan afirmatif yang ditujukan untuk meningkatkan perkembangan, pertumbuhan dan produktifitas IKM 17

6. Fasilitas Fiskal dan Non Fiskal Dalam rangka mempercepat pembangunan Industri, pemerintah dapat memberikan fasilitas industri berupa fasilitas fiskal dan fasilitas nonfiskal. Beberapa penyediaan fasilitas fiskal dan non fiskal antara lain: 1) Meningkatkannya penanaman modal untuk memperoleh dan meningkatkan nilai tambah sebesar-besarnya atas pemanfaatan sumber daya nasional dalam rangka pendalaman struktur Industri dan peningkatan daya saing Industri; 2) Meningkatnya ekspor produk produk industri; dan 3) Meningkatnya penggunaan produk Industri kecil sebagai komponen dalam proses produksi. 18

B. Program Pengembangan Industri Prioritas Industri Pangan Industri Pembangkit Energi Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri Industri Hulu Agro Industri Alat Transportasi Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam Industri Elektronika dan Telematika (ICT) Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara Pengembangan Industri Prioritas melalui kebijakan dan program operasional disajikan dalam bentuk matriks sebagaimana dalam buku Rancangan Perpres KIN 2015-2019 19

Jenis Industri yang menjadi prioritas untuk dikembangkan pada tahun 2015 2035 meliputi : NO. INDUSTRI PRIORITAS JENIS INDUSTRI 1. Industri Pangan Industri Pengolahan Ikan, Pengolahan Susu, Bahan Penyegar, Pengolahan Minyak Nabati, Pengolahan Buah- Buahan dan Sayuran, Tepung dan Gula Berbasis Tebu 2. Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan 3. Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki, dan Aneka Industri Farmasi, Kosmetik dan Alat Kesehatan Industri Tekstil, Kulit dan Alas Kaki, Furnitur dan Barang Lainnya Dari Kayu, Plastik, Pengolahan Karet, dan barang dari karet 4. Industri Alat Transportasi Industri Kendaraan Bermotor, Kereta Api, Perkapalan dan Kedirgantaraan 5. Industri Elektronika dan Telematika/ICT Industri Elektronika, Komputer dan Peralatan Komunikasi 6. Industri Pembangkit Energi Industri Alat Kelistrikan 20

NO. INDUSTRI PRIORITAS JENIS INDUSTRI 6. Industri Pembangkit Energi Industri Alat Kelistrikan 7. Industri Barang Modal, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri Industri Mesin dan Perlengkapan, Komponen, Bahan Penolong dan Jasa Industri 8. Industri Hulu Agro Industri Oleofood, Oleokimia, Kemurgi, Pakan, Barang dari Kayu, Pulp dan Kertas 9. Industri Logam Dasar dan Bahan Galian Bukan Logam 10. Industri Kimia Dasar Berbasis Migas dan Batubara Industri pengolahan dan pemurnian besi dan baja dasar, pengolahan dan pemurnian Logam dasar bukan besi, logam mulia, tanah jarang (rare earth), dan bahan bakar nuklir, bahan galian non logam Industri Petrokimia Hulu, Kimia Organik, Pupuk, Resin Sintetik dan Bahan Plastik, Karet Alam dan Sintetik dan Barang Kimia Lainnya 21

Contoh Matriks: Penumbuhan dan Kebijakan Industri Pangan: No Sasaran Pertumbuhan / Kebijakan dan Program Tahun Pelaksanaan 2016 2017 2018 2019 Instansi Terkait Sasaran Pertumbuhan Industri (%) 8,5 9,1 9,9 10,9 a. Kebijakan Pembangunan SDM Industri Penyediaan SDM ahli dan berkompeten melalui penerapan SKKNI dan diklat industri 1. Pelatihan SDM industri pangan 2. Penyusunan, penerapan dan revisi SKKNI, pembentukan Tempat Uji Kompetensi (TUK) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) untuk SKKNI industri pangan prioritas 3. Identifikasi kebutuhan kompetensi SDM industri pangan 4. Meningkatkan keterampilan melalui bantuan mesin dan peralatan pengolahan industri pangan prioritas 5. Pelatihan dan sertifikasi kompetensi SDM industri pangan prioritas Kemenperin, Asosiasi Industri Kemenperin, BNSP, LSP, Asosiasi Industri Kemenperin, Asosiasi Industri, Perguruan Tinggi Kemenperin, BPPT, LIPI Asosiasi Industri, Perguruan Tinggi Kemenperin, BNSP, Asosiasi Industri, LSP 22

TERIMA KASIH Kementerian Perindustrian Gedung Kementerian Perindustrian Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan Telp/Fax : (021) 5255509 Website : http://kemenperin.go.id