PERBANDINGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANTARA REMAJA PUTRA DAN REMAJA PUTRI TENTANG TINDAKAN PENCEGAHAN HIV/AIDS Lybella Meyrisa Sofi 1, Yulia Irvai Dewi 2, Riri Novayelida 3 Program Studi Ilmu Keperawata Uiversitas Riau Email : Meyrisasofi@gmail.com Abstract The aim of this research to compare the kowledge ad attitude level betwee teeage boys ad girls about the prevetio of HIV/AIDS. This research is a descriptive comparative study. The samplig techique of this research was stratified radom samplig with 86 respodet that was selected based o iclusio criteria. This research used questioaire for the variable kowledge, attitude ad actio. The uivariate aalysis was coducted ad the result showed that teeage boys (37.2) ad girls (40.7) had same level of kowledge about HIV/AIDS prevetig behavior. Teeage girl have more possitive attitude (32.6) tha teeage boys (10.95), teeage girls also more active (31.4) tha boys (16.3) o HIV/AIDS prevetig behavior. The result shows that there is had differece about attitude (p = 0.001) ad actio (p = 0.010) but o differece betwee boys ad girls for the level of kowledge (p = 0.603) o HIV/AIDS prevetig behavior. Recommedatio for the school to icreased health promotio about HIV/AIDS for the teeegers especially for the boys. Keywords: HIV/AIDS, teeage boys, teeage girl, behavior PENDAHULUAN Masa remaja merupaka masa yag rapuh da reta sehigga mejadika remaja mudah terpegaruh oleh arus iformasi yag positif maupu egatif. Pada umumya remaja dikelompokka dari usia 12-24 tahu da beberapa literatur yag meyebutka 15-24 tahu. Hal yag terpetig bagia dari remaja adalah masa dimaa mereka megalami perubaha pesat di berbagai aspek kehidupaya (Efedi, 2009). Masalah yag berkaita dega perilaku da kesehata reproduksi remaja yaki bertambahya kasus peyakit meular seksual terutama AIDS (Acquired Immuo Deficiecy Sydrome) yag disebabka oleh virus HIV (Huma Immuodeficiecy Virus). Sagat sedikit remaja yag memiliki pegetahua memadai da bear tetag IMS (Ifeksi Meular Seksual) termasuk HIV/AIDS ( Al-Ghifari, 2004). Berdasarka lapora WHO ( World Health Orgaitatio) tahu 2013 tercatat ada sekitar 35.0 juta orag di duia yag hidup dega HIV da sekitar 2,1 juta orag ditemuka kasus baru terifeksi HIV. Sub- Sahara Afrika merupaka wilayah yag memiliki kasus HIV tertiggi sekitar 70 dari global yaki 24,7 juta orag. Sedagka di Asia tercatat sebayak 3,4 juta kasus ifeksi HIV dega kasus terbayak di egara Idia yaki 2,1 juta kasus, sedagka Idoesia merupaka uruta ke-3 terbayak di Asia yaitu sebayak 610.000 kasus. Meurut lapora dari Direktorat Jederal Pegedalia Peyakit da Peyehata Ligkuga (Ditje PP & PL) Kemekes RI (2014) sampai dega September 2014, jumlah total kasus HIV mecapai 150.296 orag da AIDS sebayak 55.799 kasus. Iside terbayak ditemuka pada usia produktif yaitu usia 20-29 tahu yaitu sebayak 18.352. Berdasarka jeis kelami, jumlah kumulatif pederita laki laki lebih bayak yaki sebayak 30.001 kasus sedagka perempua sebayak 16.148 kasus. Provisi Papua merupaka provisi dega kasus HIV/AIDS terbayak yaki 26.235 kasus semetara provisi Riau sediri ada diuruta omor 11 yaki sebayak 3.154 kasus (Kemekes RI, 2014). Di Provisi Riau, kasus HIV/AIDS tertiggi terjadi di Kota Pekabaru dega jumlah kasus sampai akhir tahu 2014 mecapai 1.242 orag. Pederita HIV ada 1241
sebayak 558 orag da AIDS sebayak 571 dega agka kematia sebayak 161 kasus. Iside terbayak ditemuka pada laki laki sebayak 787 orag, da perempua 455 orag. Kebayaka dari mereka yag terkea HIV/AIDS adalah mereka yag heteroseksual (34.305 kasus) yag disebabka oleh bergati pasaga, dibadigka peyebab lai seperti pegguaa apza (8.462 kasus), homobisexual (1.366 kasus), trasfusi darah (130 kasus), trasmisi periatal (1.506 kasus), da yag tidak diketahui (9.536 kasus ). Sebagia besar yag terkea HIV/AIDS masih dalam usia produktif da sebagia dari mereka adalah pelajar (Depkes, 2014). Meurut Direktur Jederal Peigkata Mutu Pedidika da Teaga Kepedidika (PMPTK) Departeme Pedidika Nasioal (2011), meyebutka bahwa dari sekitar 10.000 orag pegidap HIV/AIDS di Idoesia setegah atau 5.000 orag di ataraya merupaka pelajar SMP/SMA. Data yag didapat dari UNAIDS ( Uited Natio For AIDS) pada akhir tahu 2007 bahwa remaja duia dewasa ii hidup berdampiga dega HIV-AIDS karea sebagia kasus baru HIV-AIDS meyerag remaja usia 15-24 tahu. Dilaporka bahwa setiap 14 detik, satu orag remaja terifeksi virus HIV/AIDS. Setiap hari sekitar 6000 orag usia 15-24 tahu tercatat sebagai pederita baru HIV. Ifeksi HIV/AIDS sebagia besar (>80) diderita oleh kelompok usia produktif (15-49 tahu) terutama laki - laki tetapi jumlah pederita waita juga cederug meigkat (Simajutak, 2010). Terdapat 20 remaja dari jumlah total peduduk di Idoesia yag terlibat memiliki perilaku beresiko, dikareaka faktor seperti kemiskia, perubaha sosial da pegaruh media (BKKBN, 2009). Faktor yag meyebabka tiggiya kasus HIV/AIDS pada kelompok usia remaja da produktif salah satuya karea usia remaja idetik dega semagat bergelora, terjadi peigkata libido. Selai itu resiko ii disebabka faktor ligkuga remaja. Bayak kalaga remaja tidak mempuyai iformasi megeai kesehata, pecegaha kehamila, 1242 ifeksi yag ditimbulka akibat hubuga seks serta HIV-AIDS. Adat yag ada dimasyarakat juga mempegaruhi perilaku remaja seperti adaya perbedaa perlakua atara aak putra da aak putri. Aak laki laki terkesa lebih diberi kebebasa dalam hidupya dibadig perempua, meskipu diawasi amu tetap tidak seketat perempua. Hal ii membuat remaja khususya pada laki laki lebih memiliki kecedruga utuk melakuka hal hal yag beresiko terhadap HIV/AIDS (Dariyo, 2004). Peelitia yag dilakuka Diyai (2010) megeai perilaku siswa/siswi SMA Negeri 2 Meda kelas XI da XII terhadap peyakit HIV/ AIDS meujukka perempua (82) memiliki perilaku yag lebih baik dibadigka laki-laki (68). Hal Ii juga dijelaska dalam peelitia Pratiwi da Basuki (2011) bahwa perilaku meyimpag pada remaja dipegaruhi oleh faktor ligkuga seperti tema sepermaia (peer-group), pegaruh media da televisi, bahka faktor orag tua sediri. Pegetahua da iformasi yag tidak bear megeai HIV/AIDS kepada remaja juga dapat megakibatka respo, pedapat,da peilaia yag salah terhadap pecegaha peulara HIV/AIDS (Hadayai, 2012). Hasil survei dasar yag dilakuka oleh BKKBN (2011) Provisi Riau meujukka bahwa 83 remaja tidak tahu tetag kosep kesehata reproduksi yag bear, 61,8 tidak tahu persoala di sekitar masa subur da masalah haid, 40,6 tidak tahu resiko kehamila remaja, da 42,4 tidak tahu tetag resiko PMS termasuk HIV/AIDS. Bayakya jumlah remaja pederita HIV/AIDS diduga karea keterbatasa akses iformasi da layaa kesehata bagi remaja yag berdampak pada redahya pegetahua tetag HIV/AIDS yag bear da meyeluruh dikalaga remaja berusia 15 24 tahu. Pada tahu 2010 2011 Survei Demografi Kesehata Idoesia (SDKI) meemuka sekitar 34 remaja putra da 21 remaja putri berusia 15 24 tahu belum perah medegar tetag HIV/AIDS (Depkes RI, 2013).
Kemeteria Nasioal Pemberdayaa Perempua RI tahu 2008 meyataka betuk upaya pecegaha HIV/AIDS adalah dega KIE (Komuikasi, Iformasi da Edukasi). Pecegaha laiya adalah meguragi keretaa, meigkatka sediaa darah yag ama (safe blood), meigkatka upaya utuk meuruka prevalesi Ifeksi Meular Seksual (IMS) serta meigkatka tidaka pecegaha peulara HIV dari ibu ke bayi. Program pecegaha HIV/AIDS yag diterapka di Idoesia masih ditujuka pada kelompok yag diaggap berisiko saja seperti pekerja seks, peggua pekerja seks, kaum homoseksual, peggua obat-obata apza, da lai-lai. Program pecegaha belum meyetuh pihak-pihak yag tidak teridetifikasi secara yata berperilaku berisiko. Dega keyataa di atas, semestiya remaja seperti pelajar da mahasiswa juga perlu dijadika sasara program pecegaha HIV/AIDS dega peaama pegetahua da sikap sejak dii dapat memberi pegaruh pada perilaku remaja dikemudia hari. Studi pedahulua telah dilakuka peeliti di SMAN 6 Pekabaru meujukka bahwa dari 6 pertayaa yag diajuka, persetasi jawaba bear pada siswa laki laki lebih redah dibadig siswa perempua yaki sekitar 50, sedagka pada siswi perempua dapat mejawab 80. Gambara ii meujukka bahwa adaya perbedaa pemahama remaja putra da remaja putri dalam meyikapi perilaku HIV/AIDS, serta masih redah ya pemahama mereka megeai HIV AIDS. Oleh karea itu, peeliti tertarik utuk meeliti perbadiga pegetahua da sikap atara remaja putra da remaja putri tetag tidaka pecegaha HIV/AIDS. Peelitia ii bertujua utuk melihat perbadiga pegetahua da sikap tetag tidaka pecegaha HIV/AIDS atara remaja putra da remaja putri. Peelitia ii bermafaat bagi perkembaga ilmu keperawata da istitusi pedidika, sebagai tambaha iformasi bagi perkembaga ilmu keperawata megeai HIV/AIDS pada 1243 remaja sehigga dapat lebih memaksimalka lagi dalam kegiata yag berhubuga dega peyuluha seputar HIV/AIDS da pecegahaya sehigga pegetahua remaja megeai HIV/AIDS dapat meigkat. Bagi peeliti selajutya hasil peelitia ii dapat mejadi dasar sumber data terutama megeai HIV/AIDS pada remaja. METODOLOGI PENELITIAN Metode peelitia yag diguaka adalah dega tekik studi perbadiga (Comparative Studi) yaitu dega cara membadigka persamaa da perbedaa sebagai feomea yag meyebabka timbulya suatu peristiwa tertetu (Notoatmodjo, 2005). Sampel pada peelitia ii adalah siswa/i SMAN 6 Pekabaru yag sedag berada diligkuga sekolah sebayak 86 respode. Tekik pegambila sampel yag diguaka yaitu tekik stratified radom samplig yaitu dega mempertimbagka strata yag terdapat dalam populasi sehigga setiap strata terwakili dalam peetua sampel. Istrume pada peelitia ii adalah lembar kuesioer berskala Guttma da skala Likert yag telah dimodifikasi da dilakuka uji validitas. Pegumpula data dilakuka di dalam ruag kelas di SMAN 6 Pekabaru sebelum jam pelajara berakhir da saat jam istirahat. Respode yag telah meadatagai iformed coset aka megisi lembar kuesioer. Setelah kuesioer diisi diperiksa kembali kelegkapa jawaba. Aalisa data pada peelitia ii adalah uivariat aalisa uivariat utuk melihat karakteristik respode meliputi umur, jeis kelami, da agama da aalisa bivariat megguaka uji Chi-squre utuk melihat perbedaa pegetahua da sikap atara remaja putra da remaja putri tetag tidaka pecegaha HIV/AIDS.
HASIL PENELITIAN Berdasarka peelitia didapatka hasil sebagai berikut: 1. Aalisa uivariat Tabel 1 Gambara karakteristik respode Karakteristik 1. Umur (tahu) a. 15 b. 16 c. 17 d. 18 2. Agama a. Islam b. Kriste Protesta Laki laki (43) 6 14 19 4 38 5 (43) 13,95 32,55 44,19 9,31 88,37 11,6 Perempua 6 17 18 2 41 2 13,95 39,53 41,86 4,66 95,35 4,65 Dari tabel 1 diketahui bahwa umur respode sebagia besar adalah umur 17 tahu sebayak 19 orag pada laki laki (44,19) da 18 orag pada perempua (41,86). Pada karakteristik agama, sebagia besar respode beragama islam yaki sebayak 38 orag pada laki laki (88,37) da 41 orag pada perempua (95,35). Tabel 2 Distribusi pegetahua tetag pecegaha HIV/AIDS pada kelompok remaja laki - laki da remaja perempua. Laki - laki Perempua (67) 32 35 Tiggi Tigkat Pegetahua 37,2 40,7 (19) Redah 11 8 12,8 9,3 Tabel 2 meujukka respode laki laki (37,2) da perempua (40,7) sama sama memiliki tigkat pegetahua tiggi. Tabel 3 Distribusi sikap tetag pecegaha HIV/AIDS pada kelompok remaja laki - laki da remaja perempua. Laki laki Perempua (46) 31 15 Negatif 36,05 17,4 Sikap (40) 12 28 Positif 10,95 32,6 Tabel 3 meujukka respode perempua (32,6) lebih memiliki sikap positif terhadap pecegaha HIV/AIDS dibadig laki laki (10,95). Tabel 4 Distribusi tidaka pecegaha HIV/AIDS pada kelompok remaja laki - laki da remaja perempua. Laki laki Perempua (45) 29 16 Pasif 33,7 18,6 Tidaka (41) 14 27 Aktif 16,3 31,4 Tabel 4 meujukka respode perempua (31,4) lebih bertidak aktif terhadap pecegaha HIV/AIDS dari laki laki (16,3). 2. Aalisa bivariat Tabel 5 Perbadiga pegetahua tetag pecegaha HIV/AIDS atara remaja laki - laki da remaja perempua. Laki - laki Perempua (67) 32 35 Tigkat Pegetahua Tiggi 37,2 40,7 (19) 11 8 Redah 12,8 9,3 P value 0,603 Tabel 5 meujukka perbedaa pegetahua pecegaha HIV/AIDS atara remaja laki laki da perempua. Hasil yag diperoleh p value 0,603 > α (0,05), maka dapat disimpulka tidak ada perbedaa pegetahua pecegaha HIV/AIDS atara remaja laki laki da remaja perempua. 1244
Tabel 6 Perbadiga sikap tetag pecegaha HIV/AIDS atara remaja laki - laki da remaja perempua. Varibel Laki - laki Perempua (46) 31 15 Negatif 36,05 17,4 Sikap (40) 12 28 Positif 10,95 32,6 P value 0,001 Tabel 6 meujukka perbedaa sikap tetag pecegaha HIV/AIDS atara remaja laki laki da perempua. Hasil yag diperoleh p value 0,001 < α (0,05), maka dapat disimpulka ada perbedaa sikap tetag pecegaha HIV/AIDS atara remaja laki laki da remaja perempua. Tabel 7 Perbadiga tidaka pecegaha HIV/AIDS atara remaja laki - laki da remaja perempua. Laki - laki Perempua (45) 29 16 Pasif Tidaka 33,7 18,6 (41) 14 27 Aktif 16,3 31,4 P value 0,010 Tabel 7 meujukka perbedaa tidaka pecegaha HIV/AIDS atara remaja laki laki da perempua. Hasil yag diperoleh p value 0,010 < α (0,05), maka dapat disimpulka ada perbedaa tidaka pecegaha HIV/AIDS atara remaja laki laki da remaja perempua. PEMBAHASAN Hasil peelitia diketahui respode terbayak berumur 17 tahu yaitu 19 orag (44,19 ) pada laki - laki, 18 orag (41,86) pada perempua. Umur terkecil adalah 15 tahu da tertua 18 tahu. Umur mempuyai pegaruh terhadap daya tagkap seseorag. Semaki bertambah usia seseorag maka aka semaki berkembag pola pikir seseorag. Umur juga berpegaruh dalam peerimaa 1245 pegetahua, sikap da tidaka yag aka megubah perilaku mejadi lebih baik. Notoatmodjo (2007) mejelaska semaki bertambah umur seseorag maka aka bertambah pegalamaya, sehigga aka bertambah juga pegetahua da pemahamaya terhadap suatu hal. Diyai (2010) juga mejelaska bahwa pegetahua berpegaruh pada perilaku suatu idividu. Sebelum seseorag berperilaku baru, terlebih dahulu ia tahu apa arti da mafaat perilaku bagi diriya sediri. Setelah ia tahu, selajutya ia meilai da bersikap terhadap stimulus yag ia dapat. Setelah itu dia aka bertidak (praktek) terhadap peigkata kesehata seperti melakuka upaya pecegaha diri dari HIV/AIDS. Berdasarka agama didapatka bahwa mayoritas respode beragama Islam yaki sebayak 38 respode (88,37) utuk laki laki da 41 respode (95,35) utuk perempua sedagka sisaya beragama Kriste Protesta yaitu 5 respode (11,63) laki laki da 2 respode perempua (4,65). Agama merupaka hal yag mempegaruhi kehidupa masyarakat karea agama megajarka bagaimaa cara berperilaku, bersikap da bertidak serta didalamya ada orma orma yag harus ditaati. Hal ii sesuai dega peryataa Hawari (2009) bahwa pera pedidika agama merupaka kompoe utama yag dapat membetuk perilaku aak, serta di dalam kosep agama khususya Islam berpegaruh besar dalam meaggulagi HIV/AIDS. Dari hasil peelitia yag diperoleh, tigkat pegetahua remaja laki laki da perempua sama sama baik yaki sebayak 32 orag (37,2) da pada perempua 35 orag (4 0,7). Aalisa statistik meujukka p value 0,603 > α (0,05) yag berarti Ho gagal ditolak sehigga tidak adaya perbedaa yag bermaka atara pegetahua remaja laki laki da remaja perempua tetag pecegaha HIV/AIDS. Hal ii sejala dega peelitia Pratiwi da Basuki
(2011) yag juga didapatka tidak ada perbedaa yag sigifika atara remaja laki laki da perempua tetag pegetahua pecegaha HIV/AIDS. Wirida (2011) mejelaska dalam peelitiaya bahwa tigkat pegetahua siswa-siswi tetag HIV/AIDS dipegaruhi oleh faktor iformasi yag ada diterima, semaki baik da semaki bayak iformasi yag diterima siswa, maka semaki baik pula pegetahua siswa dalam memahami HIV/AIDS. Sumber iformasi megeai HIV/AIDS dapat berasal dari maa saja seperti dari media massa, iteret, ataupu dari peyuluha peyuluha dari lembaga pedidika ataupu pemeritaha. Dalam hal ii bisa dikataka SMAN 6 sudah meyediaka fasilitas da kegiata yag medukug da mempermudah respode megakses iformasi megeai HIV/AIDS. Meurut peeliti ii dikareaka respode berada dalam satu sekolah yag sama sehigga iformasi yag diterima megeai pecegaha HIV/AIDS pu sama. Namu dalam hal ii perempua sedikit lebih tiggi skorya dari laki laki meskipu sama sama berpegetahua baik. Hasil peelitia meujukka respode perempua (32,6) lebih memiliki sikap positif terhadap pecegaha HIV/AIDS dibadig laki laki (10,95). Aalisa statistik meujukka p value 0,001 < α (0,05) yag berarti Ho ditolak sehigga ada perbedaa sikap tetag pecegaha HIV/AIDS atara remaja laki laki da remaja perempua. Tosi (2010) megataka bahwa sikap respode baik terhadap pecegaha HIV/AIDS dikareaka respode tersebut memiliki tigkat pegetahua yag baik pula, amu jika sikap yag ditujukkaya tidak sejala dega pegetahua yag dimilikiya ii dikareaka pegetahua yag dimiliki respode tersebut belum disertai oleh kesiapa da keigia utuk bertidak. Hal ii dijelaska Aziz (2007) bahwa pegetahua tetag suatu objek saja belum mejadi peggerak, 1246 pegetahua megeai suatu objek baru mejadi sikap apabila pegetahua itu disertai kesiapa atau kecederuga utuk bertidak sesuai pegetahua tersebut. Notoatmojo (2003) mejelaska bahwa sikap dipegaruhi oleh 3 faktor yaki faktor predisposisi ( Predisposig Factor) meliputi pegetahua sikap, kepercayaa, keyakia, ilai-ilai da sebagaiya yag terdapat dalam diri idividu maupu masyarakat. Faktor pedukug ( Eablig Factors) meliputi ligkuga fisik seperti umur, status sosial ekoomi, pedidika, sumber daya atau potesi masyarakat. Faktor pedorog (Reforcig factor) meliputi sikap da sikap orag lai, misalya sikap orag tua, tokoh masyarakat atau petugas kesehata. Berdasarka lapora dari Direktorat Jedral Pegedalia Peyakit da Peyehata Ligkuga (Ditje PP & PL) Kemekes 2014 meyebutka bahwa iside HIV/AIDS di Idoesia lebih bayak diderita kaum laki laki dibadig perempua da kebayaka dari mereka adalah usia produktif. Ii membuktika bahwa perempua lebih berhati hati dalam bersikap da bertidak khususya dalam mecegah diriya dari HIV/AIDS meskipu perempua da laki laki sama sama memiliki pegetahua yag tiggi terhadap pecegaha HIV/AIDS. Friedma (2008) mejelaska bahwa hal ii terjadi karea perempua lebih lembut dalam bersikap, lebih pitar membaca emosi da lebih peka terhadap situasi da perasaa orag lai. Perempua lebih cederug metaati atura ormatif yag berlaku di masyarakat dibadigka laki-laki serta cederug mecari rasa ama sehigga ia aka lebih bayak bertaya da berhati-hati dalam bertidak. Perempua secara psikologi lebih termotivasi da lebih raji dalam hal belajar da bekerja dari pada laki-laki sehigga perempua lebih tahu bagaimaa harus bersikap terhadap apa yag dihadapiya termasuk megeai HIV/AIDS da pecegahaya (Aziz, 2007).
Hasil peelitia meggambarka bahwa respode perempua (31,4) lebih bertidak aktif terhadap pecegaha HIV/AIDS dari laki laki (16,3). Berdasarka uji statistik meujukka p value 0,01 < α (0,05) yag berarti Ho ditolak sehigga dapat diartika adaya perbedaa tidaka tetag pecegaha HIV/AIDS atara remaja laki laki da remaja perempua. Peelitia ii didukug oleh peelitia Diyai (2010) yag mejelaska bahwa upaya pecegaha pada perempua lebih baik dibadig laki laki. Hal ii dikareaka pegetahua da sikap perempua tetag HIV/AIDS lebih baik dari laki laki sehigga mempegaruhi tidaka pecegaha HIV/AIDS. Boiaturally (2010) mejelaska bahwa hal ii dikareaka perempua lebih sadar da lebih perhatia terhadap kesehata diriya dibadigka pada laki - laki. Perempua lebih cederug serig pergi ke pusat kesehata dibadigka laki-laki. Perempua lebih mau melakuka tes kesehata dibadigka laki-laki karea ketakutaya aka kesehata diriya. Perempua dari segi psikologis sosial lebih cederug meujukka perilaku baik da meolog dibadigka pria. Perempua lebih cederug meolog orag lai yag megalami kesulita dari pada pria. Perempua cederug lebih meghidari perbuata yag bisa mecelakaka diriya da mecari rasa ama dibadigka pria. Lastiati (2013) mejelaska dalam hal ii respode bertidak pasif terhadap pecegaha HIV/AIDS dikareaka respode juga memiliki sikap egatif terhadap pecegaha HIV/AIDS. Aziz (2007) mejelaska meskipu respode tahu bahwa pecegaha HIV/AIDS berupa meghidari diri dari seks bebas, arkotika, megguaka kodom saat berhubuga seks, serta setia pada pasaga, mereka belum tetu sepeuhya merespo da mau bertidak terhadap pecegaha tersebut. Hal ii dikareaka beberapa faktor yag mempegaruhiya seperti tigkat 1247 pedidika, faktor ligkuga (tempat tiggal), da akses iformasi yag tidak sampai ke wilayah mereka bisa mejadi faktor peyebab kuragya kesadara aka bahaya HIV da AIDS. PENUTUP Kesimpula Pada peelitia ii didapatka mayoritas respode laki laki da perempua berumur 17, dega mayoritas agama yaitu agama Islam. Tigkat pegetahua respode laki laki da perempua sama sama tiggi (37,2) pada laki laki da (40,7) pada perempua. Berdasarka sikap, mayoritas perempua lebih bersikap positif (32,6) dibadig laki laki (10,95), begitu juga dega tidaka pecegaha HIV/AIDS perempua lebih bertidak aktif (31,4) daripada laki laki (16,3). Hasil uji statistik dalam peelitia ii utuk variabel tigkat pegetahua di dapatka p value (0,603) > α (0,05), utuk variabel sikap p value (0,001) < α (0,05), da utuk variabel tidaka p value (0,010) < α (0,05), dapat diartika bahwa tidak adaya perbedaa pegetahua laki laki da perempua tetag pecegaha HIV/AIDS amu ada perbedaa utuk sikap da tidaka ya terhadap pecegaha HIV/AIDS. Sara 1. Bagi Ilmu Keperawata Hasil peelitia ii dapat dijadika tambaha iformasi bagi perkembaga ilmu keperawata megeai HIV/AIDS khususya pada remaja sehigga dapat diajuka acua. 2. Bagi istitusi pedidika Istitusi pedidika diharapka dapat lebih memaksimalka lagi dalam kegiata yag berhubuga dega peyuluha seputar HIV/AIDS da pecegahaya sehigga pegetahua remaja megeai HIV/AIDS dapat meigkat. 3. Bagi peeliti selajutya Peeliti selajutya dapat melakuka peelitia tetag faktor-faktor yag
mempegaruhi sikap da tidaka remaja tehadap pecegaha HIV/AIDS atau pemberia pekes megguaka audiovisual kepada remaja khususya pelajar 1 Lybella Meyrisa Sofi: Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawata Uiversitas Riau, Idoesia 2 Ns. Yulia Irvai Dewi, M.Kep, Sp.Mat: Dose Bidag Keilmua Keperawata Materitas Program Studi Ilmu Keperawata Uiversitas Riau, Idoesia 3 Riri Novayelida, S.Kp, M.Ng: Dose Bidag Keilmua Keperawata Aak Program Studi Ilmu Keperawata Uiversitas Riau, Idoesia DAFTAR PUSTAKA Al Ghifari, A. (2004). Gelombag kesehata seks remaja moder. Badug: Mujahid.. Aziz, R. (2007). Perempua lebih kreatif daripada laki laki. Jakarta: UI. Bioaturally. (2010). Perbedaa otak waita da pria. Diperoleh pada taggal 2 Juli 2015 dari www.bioaturally.org. BKKBN. (2009). Satu dari lima orag idoesia adalah remaja. Diperoleh pada taggal 20 Jauari 2015 dari http://www.kesrepro.ifo/krr/ju/2005/kr r01.htm. BKKBN. (2011). Kesehata reproduksi remaja. Diperoleh pada taggal 20 Jauari 2015 dari http://www.bkkb.go.id. Dariyo, A. (2004). Psikologi perkembaga remaja. Jakarta: Kecaa. Departeme Kesehata Republik Idoesia. (2013). Situasi HIV da AIDS di Idoesia. Ditje PP & PL Kemekes RI. Departeme Kesehata Republik Idoesia. (2014). Statistik kasus HIV/AIDS di Idoesia s/d september 2014. Ditje PP & PL Kemekes RI. 1248 Departeme Kesehata Republik Idoesia. (2010). Statistik kasus HIV/AIDS di Idoesia s/d september 2014. Diperoleh pada taggal 2 Juli 2015 dari http://spiritia.or.id. Diyai, L. (2010). Perilaku siswa/siswi SMA Negeri 2 Meda kelas XI da XII terhadap peyakit HIV/AIDS tahu 2010. Diperoleh pada taggal 4 Juli 2015 dari www.repository.usu.ac.id. Effedi, F. (2009). Keperawata kesehata komuitas: teori da praktek dalam keperawata. Jakarta: Salemba Medika. Friedma, H. (2008). Kepribadia teori klasik da riset moder jilid 2. Jakarta: Erlagga, 1-37 Hadayai, S. (2012). Pegetahua da sikap siswa SMA tetag HIV/AIDS di SMU Negeri 1 Wedi Klate. Diperoleh pada taggal 3 Februari 2015 dari http://jural.stikesmukla.ac.id/idex.php/ motorik/article/view/27. Kemetria Negara Pemberdayaa Perempua RI. (2008). Pemberdayaa perempua dalam pecegaha peyebara HIV/AIDS. Jakarta: BPS. Lastiati, S. (2013). Hubuga atara pegetahua da sikap tetag HIV/AIDS dega tidaka pecegaha HIV/AIDS pada siswa SMK Negeri 3 Tahua. Diperoleh pada taggal 4 Februari 2015 dari http://www.fkm.usrat.ac.id. Notoatmodjo, S. (2003). Pedidika da perilaku kesehata. Jakarta: PT Rieka Cipta. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi peelitia kesehata. Jakarta: PT Rieka Cipta. Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehata da ilmu perilaku. Jakarta: PT Rieka Cipta. Pratiwi, N., & Basuki, H. (2011). Hubuga karakteristik remaja terkait resiko peulara HIV/AIDS da perilaku seks tidak ama di Idoesia. Diperoleh pada
taggal 28 Jauari dari http://ejoural.litbag.depkes.go.id. Simajutak, E. (2010). Aalisis faktor resiko peulara HIV/AIDS di kota Meda. Diperoleh 19 Jauari 2015 dari http://joural.uair.ac.id/filerpdf/abstra k_6338140_tpjua.pdf. Tosi, A. (2010). Hubuga atara pegetahua siswa tetag HIV/AIDS dega sikap siswa terhadap peyakit HIV/AIDS di SMA Negeri 6 Kota Kupag tahu 2010. Diperoleh pada taggal 4 Juli 2015 dari http://mediakesehatamasyarakat.files.w ordpress.com. UNAIDS. (2007). Report o the global AIDS epidemic. Diperoleh taggal 20 Februari 2015 dari http://www.uaids.org/e/media/uaids/c otetassets/documets/epidemiology/20 07/gr2012/JC2434_WorldAIDSday_resu lts_e.pdf. WHO. (2013). Global summary of the AIDS epidemic. Diperoleh taggal 19 Jauari 2015 dari http://www.who.i/hiv/data/2013_global _summary.pg. Wirida, E. (2011). Faktor faktor yag mempegaruhi pegetahua siswa siswi tetag HIV/AIDS di SMAN 1 Sigli. Diperoleh pada taggal 4 Februari 2015 dari http://www.ejoural.uui.ac.id/jural/.pdf. 1249