BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari generasi ke generasi yang semakin modern ini

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran atau moral atau bahkan sindiran (James Danandjaja, 1984:83).

BAB I PENDAHULUAN. buku cerita dongeng sebelum tidur akibat sibuk bekerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Melihat perkembangan dan kemajuan ilmu teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. SD, mulai kelas 1-3 SD, antara umur 5-10 tahun. Selain itu dongeng juga

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi dan budaya, cerita yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. permainan modern seperti game on line dan play station. Dongeng dapat

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang lalu sudah dikenal dan diterapkan khususnya oleh kaum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fairy Tales Of Fantasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. ujian mata kuliah Proyek Akhir yang bertema The Futuristic Of. Ramayana. Yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu budaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Fantasi Tokoh Odette dalam cerita Swan Lake pada pagelaran Fairy Tales Of

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. properti, tata rias, facepainting, body painting, penataan rambut Ratu Jahat. dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tata Rias Fairy Tales Of Fantasy, maka dapat disimpulkan:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tema Fairy Tales of Fantasy, maka dapat disimpulkan:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. karakter Tokoh Jafar dalam dongeng Aladin pada pergelaran Fairy Tales Of. Fantasy dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sangat dikenal oleh masyarakat dunia dari segi budaya serta

Oleh: Asi Tritanti Eni Juniastuti

BAB 2 DATA DAN ANALISA

TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Rancangan kostum pada tokoh Rampak Kera dalam The Futuristic of

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan proyek akhir pada pagelaran Tata Rias

TATA RIAS FANTASI RAMPAK PUTRI PENARI PADA PERGELARAN TATA RIAS THE FUTURISTIC OF RAMAYANA PROYEK AKHIR

RIAS FANTASI TOKOH PANGERAN FERDINAND DALAM CERITA SNOW WHITE DI PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

Disusun oleh: PUSPA IMANINGRUM

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diolah secara fantasi, dengan menggunakan potongan three pieces menggunakan tiga

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. gagak dalam dongeng Swan Lake pada pergelaran Fairy Tales of Fantasy

BAB I PENDAHULUAN. Pertunjukan drama merupakan sebuah kerja kolektif. Sebagai kerja seni

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

CERITA FAIRY DAN BUSANA JURUSAN

TATA RIAS FANTASI PERI HIJAU DALAM CERITA SLEEPING BEAUTY PADA PERGELARAN TATA RIASTHE FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

TATA RIAS PANGGUNG TOKOH JASMINE DALAM DONGENG ALADIN DI PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

RIAS KARAKTER PANGERAN SIEGFRIED DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dan sastra Indonesia. Materi pembelajaran drama yang diajarkan di tingkat

BAB I PENDAHULUAN. yang modern, membuat seorang kreator film akan lebih mudah dalam

ABSTRAK. : Antonime, Film Pendek, Film Pendek Bisu, Pantomime, Produser

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan aktifitas atau peran, bahkan profesi tertentu. Oleh

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KARYA SENI PERTUNJUKAN KARNAVAL TATA BUSANA TEATER. Oleh: Budi Arianto, S.Pd., M.A. NIP

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TATA RIAS FANTASI TOKOH PUTRI RAPUNZEL DALAM CERITA RAPUNZEL PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN (SMA/MA/SMK/MAK)

Studi Pustaka. Definisi. Sejarah. Balet di Indonesia. Klasifikasi. Atribut. Tugas Akhir

Disusun oleh: PUSPA IMANINGRUM

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya kosmetik yang tersedia. Spesifikasi produk kosmetik juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia seni peran mengalami perkembangan yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Tema dan Karya Alasan Pemilihan Tema

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

RIAS FANTASI TOKOH PUTRI SALJU DALAM CERITA SNOW WHITE AND SEVEN DWARFS PADA PERGELARAN TUGAS AKHIR FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan kapan cerita itu diceritakan. Salah satu dari cerita klasik yang terkenal

BAB I PENDAHULUAN. Drama merupakan gambaran kehidupan sosial dan budaya masyarakat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. kebaikan serta mengandung nilai-nilai ajaran Islam. Teater Wadas

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP No. 1.1) : SMP Negeri 2 Gerokgak

MENCIPTA TOKOH DALAM NASKAH DRAMA Transformasi dari Penokohan Menjadi Dialog, Suasana, Spektakel

TATA RIAS FANTASI TOKOH VONT ROTHBART DALAM CERITA SWAN LAKE PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASI PROYEK AKHIR

BAB IV TINJAUAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

RIAS FANTASI PENYIHIR JAHAT DALAM CERITA BEAUTY AND THE BEAST PADA PERGELARAN TATA RIAS FAIRY TALES OF FANTASY PROYEK AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Zenith

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan dan sikap untuk menghasilkan lulusan yang kompeten.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yakni prosa (fiksi), puisi, dan

BAB IV PENUTUP. dijadikan jawaban atas pertanyaan peneliti yang diajukan diawal tentang

RIAS FANTASI TOKOH KURCACI BASHFUL DALAM CERITA SNOW WHITE AND SEVEN DWARFS PADA PERGELARAN FAIRYTALES OF FANTASY

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi visual sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan manusia di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini mengambil judul Perancangan Buku Referensi Karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. cerdas, sehat, disiplin, dan betanggung jawab, berketrampilan serta. menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi misi dan visi

TATA RIAS KARAKTER TOKOH ANASTASIA DALAM DONGENG CINDERELA PADA PERGELARAN FAIRY TALES OF FANTASY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umum musik yang meliputi pitch, dinamika, kualitas sonik dari timbre dan

BAB VII TATA RIAS. STANDAR KOMPETENSI: Mahasiswa dapat memahami hakikat Tata Rias

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Siswa. dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. didalam menyiapkan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan oleh unsur-unsur pembentuk teater

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Karya penyutradaraan Beauty and The Beast ini menjadi sebuah proses

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dongeng merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif dan kisah nyata menjadi suatu alur perjalanan hidup dengan pesan moral, yang mengandung makna hidup dan cara berinteraksi dengan makhluk lainnya. Dongeng juga merupakan dunia khayalan dan imajinasi dari pemikiran seseorang yang kemudian diceritakan secara turun menurun dari generasi kegenerasi. (http://irafanidyahnews.wordpress.com/definisi-dongeng/) Budaya mendongeng mulai tergusur oleh kemajuan teknologi dan sempitnya kesempatan yang dimiliki oleh orangtua karena kesibukan bekerja. Di samping itu intensitas pertemuan anak dan orangtua yang kurang, membuat dongeng kurang diminati. Tak pelak lagi banyak orangtua baru yang tidak lagi tahu tentang dongeng. (http://tautanpena.blogspot.com/2011/10/rambu-rambumendongeng.html) Pesan moral yang disampaikan dari cerita dongeng sangatlah positif, antara lain menghargai apa yang kita miliki, mematuhi keluarga, selalu bersikap baik dan tidak menyombongkan diri, kejahatan itu tidak baik, jangan berbuat syirik, jangan berbicara kepada orang asing, mempunyai sifat sabar dan cinta sejati akan menemukanmu. (http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20090216131530aatuz00)

2 Pertunjukkan yang akan ditampilkan mengangkat tema Fairytales of Fantasi, dimana dalam pertunjukkan ini akan ditampilkan make up fantasi, make up karakter dengan beberapa jenis penataan rambut. Alasan pemilihan drama musikal dikarenakan drama musikal belum pernah ditampilkan di angkatan sebelumnya contohnya angkatan 2006 menampilkan cerita yang menggabungkan beberapa cerita rakyat dari Indonesia dan angkatan 2008 menampilkan The Futuristic Ramayana (cerita tentang Rama dan Sinta) sehingga ide membuat sebuah drama musikal pun di ajukan untuk pagelaran proyek akhir. Ketujuh dongeng tersebut adalah Sleeping Beauty, Aladin, Rapunsel, Swan Lake, Beauty And The Beast, Cinderela dan Snow White. Dalam pertunjukkan ini kita dituntut untuk menjadikan ke-7 dongeng tersebut menjadi satu alur cerita yang menarik dan menjadi sesuatu yang baru. Dengan adanya pertunjukkan fairy tales of fantasi ini diharapkan akan menjadi sebuah pertunjukkan yang dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang baru bagi penonton. Cerita Sleeping Beauty terdapat salah satu tokoh peri jahat yang tidak diundang di acara pemberkatan putri Aurora yaitu Maleficient. Maleficient merupakan salah satu peri yang mempunyai sifat antagonis dalam cerita Sleeping Beauty. Tokoh Maleficient ini memiliki sifat yang angkuh, syirik dan jahat. Dalam perwujudan tokoh Maleficient sangat dibutuhkan kemampuan dan imajinasi untuk mewujudkan tokoh tersebut. Perwujudan tokoh Maleficient adalah seorang wanita tinggi, elegan, menggunakan gaun hitam dan sedikit keunguan dengan menggunakan sayap yang berbentuk sayap

3 kelelawar, garis muka yang tajam dan sepasang tanduk di kepalanya. (http://i:/slepiing beauty/maleficent.htm) Proses penciptaan karakter tokoh Maleficient mempunyai kesulitan sendiri mulai dari pencarian sumber ide, pembuatan kostum, rias sampai asesoris yang dikenakan untuk menampilkan sebuah karakter antagonis kepada seseorang yang mempunyai sifat kebalikan dari tokoh yang diperankan. Selain itu tokoh ini merupakan satu-satunya peri jahat dalam cerita Sleeping Beauty dan salah satu tokoh utama selain Putri Aurora dan Pangeran Phillip sehingga mempunyai tantangan tersendiri dalam pembuatannya agar tidak kalah dengan peran Putri Aurora. Tata panggung pada suatu pementasan harus dibuat dengan perhitungan yang matang. Pemilihan bentuk panggung akan menjadi salah satu faktor kenyamanan bagi para tokoh. Ukuran panggung harus disesuaikan dengan pertunjukkan yang akan dipentaskan serta kapasitas panggung yang harus sesuai, ini sangat mempengaruhi riasan karena apabila panggung yang digunakan terlalu besar bahkan panggung outdoor akan mengakibatkan pemain menjadi cepat lelah dan mengeluarkan banyak keringat yang kemudian dapat membuat riasan luntur. Selain jarak panggung lighting juga berpengaruh untuk suatu pementasan. Lighting pada suatu pertunjukkan mempunyai banyak warna. Tidak hanya satu warna, melainkan ada warna kuning, merah, hijau dan biru. Setiap warna mempunyai arti dan makna yang berbeda. Pemilihan warna pada lighting harus bisa menggambarkan situasi atau keadaan tertentu. Warna yang

4 digunakan pada riasan harus menyesuaikan dengan warna lighting ini dikarenakan apabila warna yang digunakan pada riasan tidak tepat akan berakibat tidak baik saat di panggung, misalkan warna lighting yang digunakan kuning sedangkan warna riasan oranye ini berakibat saat di panggung warna menjadi memudar, namun apabila warna riasan merah saat di panggung akan tetap merah. Selain lighting juga terdapat property dan background yang mewujudkan suatu kenyataan dalam cerita. Kostum merupakan salah satu unsur penting dalam suatu pertunjukan, selain dapat mendukung penjiwaan juga sebagai pelengkap untuk suatu tampilan pertunjukkan drama musikal. Kostum haruslah disesuaikan dengan konsep yang diangkat berdasarkan ide cerita. Kostum yang dibuat memiliki bentuk yang disesuaikan dengan tokoh yang akan diperankan yaitu tokoh antagonis. Kesesuaian warna dan bentuk dari kostum akan berpengaruh pada rancangan warna pada riasan yang dipilih. Tata rias pada tokoh harus dapat memperkuat sifat tokoh itu sendiri. Pemilihan warna kosmetik yang dipilih harus mempunyai filosofi yang kuat, mendukung sifat Maleficient, serta sesuai dengan kostum dan lighting. Kosmetik yang digunakan juga harus tahan lama setidaknya 5-10 jam, tahan dari keringat dan hasil riasan terlihat bagus jika terkena cahaya lampu. Tata rias dan tata rambut Maleficient akan dibuat lebih modern, tanpa meninggalkan tokoh Maleficient sebagai seorang peri jahat. Pertunjukkan drama banyak komponen yang harus digarap untuk keberhasilan suatu pertunjukkan. Keserasian dan harmonisasi antara tata

5 panggung, lighting, property, background, kostum, riasan, serta penataan rambut, sangat diperlukan untuk mendapatkan kesuksesan suatu pagelaran yang akan dibuat. Semua elemen yang ada dalam suatu pagelaran harus selalu berjalan beriringan untuk mempertahankan kekompakan dan tema fairy tales of fantasi yang diusung, sehingga terwujud pergelaran yang apik. Pertunjukkan drama seperti ini akan banyak memakan biaya, sehingga sangat diperlukan kerjasama yang baik antara sie satu dengan sie yang lain khususnya sie sponsorship karena apabila sie sponsorship mendapat banyak sponsor dapat membantu memperkecil biaya yang dikeluarkan oleh mahasiswa, kemudian kerjasama dengan tim teater dari ISI dan yang berhubungan dengan pergelaran agar tercipta pergelaran yang apik dan baik. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan permasalahannya, antara lain: 1. Kebiasaan orang tua mendongeng untuk anak sudah jarang dilakukan kembali. 2. Kurangnya pengetahuan masyarakat Indonesia tentang cerita dari negeri dongeng, sehingga sangat menarik untuk ditampilkan menjadi sebuah pertunjukkan. 3. Belum adanya dongeng yang difantasikan dan menggabungkan 7 cerita dari negeri dongeng menjadi satu kesatuan cerita yang baru.

6 4. Belum adanya pengembangan riasan dan body painting yang digunakan oleh Maleficient sehingga akan dikembangkan menjadi rias fantasi yang dapat mendukung karakter jahat dari tokoh Maleficient. 5. Belum adanya kreasi kostum yang digunakan oleh Maleficient sehingga akan dikembangkan menjadi kostum fantasi. 6. Belum adanya kreasi penataan rambut Maleficient sehingga akan dikembangkan menjadi penataan rambut fantasi yang dapat mendukung karakter jahat dari tokoh Maleficient. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka Tata Rias Fantasi Tokoh Maleficient dalam Pergelaran Fairytales of Fantasi yang sesuai tata panggung, lighting, property, kostum, tata rias dan penataan rambut tokoh Maleficient. D. Rumusan Masalah 1. Bagaimana merancang dan menerapkan rias fantasi pada tokoh Maleficient? 2. Bagaimana merancang dan menerapkan rias raga pada tokoh Maleficient? 3. Bagaimana merancang dan menerapkan penataan rambut pada tokoh Maleficient? 4. Bagaimana menampilkan tokoh Maleficient dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasi?

7 E. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah seperti yang telah dikemukakan diatas, maka tujuannya adalah: 1. Dapat merancang dan menerapkan rias fantasi pada tokoh Maleficient. 2. Dapat merancang dan menerapkan rias raga pada tokoh Maleficient. 3. Dapat merancang dan menerapkan penataan rambut pada tokoh Maleficient. 4. Dapat menampilkan tokoh Maleficient dalam pergelaran Fairy Tales of Fantasi. F. Manfaat Proyek akhir yang diselenggarakan memiliki beberapa manfaat yang baik bagi penulis, bagi program studi, dan bagi masyarakat. Manfaat dari penyelenggaraan proyek akhir ini diantaranya: 1. Akademik a. Mempertanggung jawabkan skill yang didapat setelah 6 semester kuliah b. Menjadi syarat lulus D3 Tata Rias dan Kecantikan c. Dapat menghasilkan lulusan mahasiswa yang berkompeten baik secara ilmu teori maupun praktik di lapangan 2. Pribadi a. Wadah untuk menyalurkan ide dalam mengembangkan kreatifitas

8 b. Menambah wawasan baru bagi mahasiswa dalam merancang sebuah pertunjukkan c. Menggali kreatifitas mahasiswa untuk merancang suatu konsep pertunjukkan d. Sebagai bukti kerja keras dan usaha selama 3 tahun kuliah sebagai karya monumental e. Membentuk karakter bagi mahasiswa untuk lebih bertanggung jawab dan disiplin terhadap proses dan hasil kerja 3. Masyarakat a. Mengenal kembali budaya luar negeri dalam hal ini cerita dari Jerman. b. Mengetahui salah satu kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Tata Rias dan Kecantikan Universitas Negeri Yogyakarta c. Mengetahui adanya diploma 3 bidang studi Tata Rias dan Kecantikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta yang dapat melahirkan tenaga kerja yang berbakat dan professionalisme