BAB III KERANGKA PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :

BAB III KERANGKA KONSEP

Sutawijaya, R.B. (2010). Mencegah, Mendeteksi, dan Mengatasi Berbagai Penyakit Anak. Yogyakarta : Luna Publisher

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODE PENELITIAN. MP-ASI pada bayi di Posyandu Dusun Modinan Banyuraden Gamping

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Mempengaruhi Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam Pengaplikasian 58 Langkah Asuhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan pendekatan Cross-Sectional. Deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Rancangan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan tanggal 21 Mei - 4 juni tahun 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskritif korelasi, yaitu. menggambarkan suatu kejadian pada variabel dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan cross sectional karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif komparatif. Komparatif merupakan penelitian non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah descriptive colerational yaitu

BAB III KERANGKA KONSEP. dalam penelitian ini adalah metode masase dan variabel dependen adalah nyeri

III METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui pengujian

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush ) pada anak usia 0-3 tahun. Hal ini dapat dilihat dari kerangka konsep dibawah ini : Pengetahuan Ibu Sariawan pada anak usia 0-3 tahun Sikap Ibu Skema. 1. Skema Kerangka Konsep

B. Definisi Operasional No Variabel Penelitian Definisi Operasional Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur 1. Pengetahuan Ibu Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang sariawan (oral trush ) pada anak usia 0-3 tahun Kuesioner Dengan menghitung jawaban responden pada kuesioner (angket). 1. Kurang, jika responden memperoleh nilai 0-3 dari 10 pertanyaan. 2. Cukup, jika responden memperoleh nilai 4-7 dari 10 pertanyaan Ordinal 3. Baik, jika responden memperoleh 8-10 dari 10 pertanyaan. 2. Sikap Ibu Reaksi atau respon ibu yang masih tertutup dalam mengatasi terjadinya oral trush(sariawan) pada anak usia 0-3 tahun Kuesioner Dengan menghitung jumlah jawaban responden pada kuesioner (angket) 1. Sikap negatif, jika skor responden 10-20 dari total skor maksimum. 2. Sikap positif, jika skor responden 21-30 dari total skor maksimum. Nominal

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif dengan pendekatan cross sectional yakni bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun di Klinik Sally Medan. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai anak 0-3 tahun yang anaknya pernah mengalami sariawan (oral trush) di Klinik Sally Medan. Jumlah populasi hingga April 2011 sebanyak 37 orang. 2. Sampel Teknik sampel yang digunakan adalah total sampling yaitu seluruh ibu yang mempunyai anak berusia 0-3 tahun yaitu sebanyak 37 orang. Dengan kriteria yang dapat dijadikan sampel ialah : Seluruh ibu yang memiliki anak berusia 0-3 tahun yang anaknya pernah mengalami sariawan (oral trush) Bersedia untuk dijadikan responden

C. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah di Klinik Sally Medan, alasan peneliti memilih klinik ini karena sudah ditemukan adanya anak yang mengalami oral trush (sariawan) pada saat peneliti mendatangi lokasi penelitian. Dan lokasi penelitian masih dapat dijangkau oleh peneliti. D. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai Februari April 2011 E. Etika Penelitian Sebelum dilakukannya penelitian ini peneliti mendapat surat persetujuan dari institusi pendidikan yakni ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU. Peneliti mengajukan permohonan kepada pimpinan klinik Sally Medan untuk melakukan penelitian di klinik tersebut. Dalam melaksanakan penelitian ini harus dipertimbangkan masalah etika penelitian yakni memberikan informed consent. Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden. Jika calon responden bersedia, maka calon responden menandatangani lembar persetujuan/informed consent. Jika calon responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak pasien. Kerahasiaan data responden pada instrument penelitian dijaga dengan tidak mencantumkan nama responden. Data data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Peneliti mendampingi responden pada saat mengisi kuesioner dan menjelaskan pertanyaan yang kurang jelas

F. Instrumen Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan instrument berupa lembar kuesioner/angket yang disusun sendiri oleh peneliti dengan arahan dari pembimbing. Kuesioner untuk data demografi responden meliputi umur, pekerjaan, pendidikan dan jumlah paritas. Pertanyaan untuk pengetahuan sebanyak 10 (sepuluh) pertanyaan dengan bentuk pertanyaan tertutup yang terdiri dari pilihan jawaban : a, b, c. Jika jawaban benar maka diberi nilai satu (skor =1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol (skor = 0). Penilaian yang digunakan tersebut ialah menurut skala guttman (Riduan,.2010, hal.43).berdasarkan rumus statistika P = Rentang (R) Banyak kelas a. Menentukan nilai rentang (R) b. Rentang = skor tertinggi skor terkecil = 10 0 = 10 c. Menentukan panjang kelas ( i ) Panjang kelas ( i ) = Rentang (R) Banyak kelas = 10/3 = 3,3 d. Untuk menentukan kategori pengetahuan adalah sebagai berikut : - Kategori kurang = 0+3.3 = 3,3 (jika responden menjawab 0-3 pertanyaan dengan benar ) - Kategori sedang = 3,4+3,3 =6,7 (jika responden menjawab 4-7 pertanyaan dengan benar)

- Kategori baik = 6,8+3,3 = 10 (jika responden menjawab 8-10 pertanyaan dengan benar) Pertanyaan untuk sikap terdiri dari 10 pertanyaan pemberian skornya menurut Skala Likert dengan menggunakan tiga kategori yakni untuk pernyataan positif maka jawaban Setuju (S) = diberi skor 3, Kurang Setuju (KS) = diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) = diberi skor 1. Bila bentuk pertanyaan negatif maka jawaban Setuju (S) = diberi skor 1, Kurang Setuju (KS) = diberi skor 2, Tidak Setuju (TS) = diberi skor 1,(Azis A.H, hal 102).Maka total skor untuk tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 10. Berdasarkan rumus statistik = Rentang (R) Banyak kelas Dimana P adalah panjang kelas interval, R adalah selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah, dan Banyak kelas merupakan banyaknya kelompok / lebar interval yakni positif dan negatif. Untuk mendapatkan perhitungan tersebut : menetukan skor tertinggi dan skor terendah. a. Skor tertinggi adalah 30 dan terendah adalah 10 b. Rentang = skor tertinggi skor terendah = 30-10 = 20 c. Menentukan panjang kelas (P ) Panjang kelas ( P) = Rentang (R) Banyak kelas = 20/2 = 10 Untuk menentukan kategori sikap sebagai berikut : Jika skor responden 10-20 maka sikap responden negatif Jika skor responden 21-30 maka sikap responden positif

G. Uji validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas yang dilakukan adalah dengan cara conten validty yaitu diuji oleh dokter spesialis anak (dr. Sugiani SpA). Pada tahap pertama ada perbaikan pada kuesioner tentang pengetahuan ibu terhadap sariawan (oral trush) dan pada tahap kedua masih terdapat perbaikan tentang kuesioner. Lalu pada perbaikan yang ketiga kuesioner untuk pengetahuan dan sikap dinyatakan valid dimana nilai CVI 0,720 2. Uji Reliabliitas Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur (Arikunto, 2006). Uji reliabilitas dilakukan di BPS N. Siringo-ringo pada tanggal 25 Februari 2011 pada 10 ibu yang memiliki anak berusia 0-3 tahun dan anaknya pernah mengalami sariwan. Kuesioner penelitian ini menggunakan uji reliabilitas Cronbach s Alpha sebesar 0,785 untuk pengetahuan dan sikap Cronbach s Alpha 0,780. Nilai koefisien reliabilitas lebih dari 0,60 maka kuesioner sudah memadai syarat reliabel H. Prosedur Pengumpulan Data Data yang digunakan peneliti yaitu data primer. Data diperoleh langsung dari responden melalui kuesioner yang disebarkan. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah : peneliti mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program studi D-IV Bidan Pendidik dan mengajukan permohonan izin penelitian kepada pimpinan klinik Sally Medan. Setelah

mendapat izin maka peneliti melaksanakan penelitian. Peneliti datang ke klinik sebanyak 2 kali dalam seminggu yaitu setiap hari Jumat dan Sabtu. Lalu peneliti memberi kuesioner kepada ibu untuk diisi yang terlebih dahulu diwawancarai untuk menyesuaikan dengan kriteria inklusi sampel, jika ibu bersedia untuk dijadikan responden maka ibu mendandatangani informed consent/ surat persetujuan responden. Peneliti mendampingi responden pada saat mengisi kuesioner, pengisian kuesioner berlangsung selama 10 menit untuk tiap responden. Lalu peneliti memeriksa kelengkapan data yang ada pada kuesioner. Peneliti juga datang pada jadwal imunisasi yang diadakan di klinik ini yakni setiap tanggal 6 dan 20 setiap bulan. Peneliti membagikan kuesioner kepada ibu-ibu sebelum dilakukan imunisasi. Terlebih dahulu peneliti mengajukan pertanyaan kepada ibu yang bertujuan untuk menyesuaikan ibu-ibu tersebut sesuai dengan kriteria inklusi sampel, kemudian menjelaskan maksud dan tujuan penelitian jika ibu bersedia maka ibu menandatangani informed consent/surat persetujuan dijadikan sebagai responden. Kemudian peneliti memeriksa kembali kelengkapan data. I. Analisis Data Setelah data terkumpul maka dilakukan pemeriksaan / pengecekan terhadap isian kuasioner. Jika tidak lengkap maka akan dilakukan pengisian kembali. 1. Coding Merupakan tahapan pemberian kode pada jawaban responden. Data data yang telah diedit akan diberi kode dalam bentuk angka.

2. Skoring Tahap ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban sehingga setiap jawaban responden dapat diberikan skor. 3. Entering Memasukkan data yang telah diskor kedalam komputer /program SPSS. Data juga dapat dimasukkan ke dalam format kolom menggunakan cara manual (Suyanto,hal57). 4. Analisis data Analisis data yang dilakukan adalah analisa univariant, semua variabel dianalisis secara deskriptif dengan menghitung frekuensinya. Dari pengolahan data deskriptif, data demografi disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak 0-3 tahun di klinik Sally Medan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun di klinik Sally Medan tahun 2011. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai bulan Februari hingga April 2011 di Klinik Sally Medan dengan jumlah responden sebanyak 37 orang responden. Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun, peneliti menggunakan kuesioner yang berisikan 10 pertanyaan untuk pengetahuan dan 10 pernyataan untuk sikap. Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu karakteristik responden, pengetahuan serta sikap ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun di klinik Sally Medan 2011. 1. Karakterisktik Responden Pada penelitian ini karakteristik responden mencakup umur ibu, pendidikan, pekerjaan serta jumlah paritas. Secara rinci dapat dilihat sebagai berikut: Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden yang paling banyak ditemukan pada usia 21-25 tahun yaitu sebanyak 17 orang (45,9%), pendidkan responden terbanyak adalah SMA yaitu sebanyak 17 orang (45,9%), pekerjaan responden terbanyak adalah sebagai IRT yaitu sebanyak 20 orang (54,1) dan jumlah paritas responden paling banyak memiliki 2 orang anak yaitu sebanyak 16 orang (43,2%)

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu Tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik Sally Medan Tahun 2011 Karakteristik Frekuensi Persentasi (%) Umur 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun Pendidikan SD SMP SMA PT 17 12 6 2 45,9 32,4 16,2 5,4 Total 37 100 1 13 17 6 2,7 35,1 45,9 16,2 Total 37 100 Pekerjaan IRT Wiraswasta Pegawai swasta Jumlah Paritas 1 orang 2 orang 3 orang >3 orang 20 8 9 54,1 21,6 24,3 Total 37 100 14 16 5 2 37,8 43,2 13,5 5,4 Total 37 100 2. Pengetahuan Responden Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Berdasarkan tabel 5.2 pilihan jawaban pengetahuan ibu didapati bahwa ibu yang banyak menjawab pertanyaan benar yaitu pada pertanyaan nomor 7 sebanyak 36 orang (97,3%), pertanyaan nomor 10 sebanyak 35 orang (94,6%) dan pertanyaan

nomor 1 yaitu sebanyak 31 orang (83,8%). Sedangkan responden yang banyak menjawab salah yaitu pada pertanyaan nomor 9 yaitu sebanyak 25 orang (67,6%), pertanyaan nomor 6 yaitu sebanyak 23 orang (62,2%) dan pertanyaan nomor 8 yaitu sebanyak 20 orang (54,1%). Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pertanyaan Pengetahuan Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik Sally Medan Tahun 2011 No Pertanyaan Pilihan Jawaban Benar Salah F % F % 1. Definisi sariawan 31 83,8 6 16,2 2. Penyebab timbulnya sariawan 21 56,8 16 43,2 3. Penyebab timbulnya jamur dalam mulut 19 51,4 18 48,6 4. Sariawan dapat mengakibatkan 30 81,1 7 18,9 5. Tanda dan gejala terjadinya sariawan 22 59,5 15 40,5 6. Pengobatan sariawan 14 37,8 23 62,2 7. Mempercepat proses penyembuhan luka sariawan 36 97,3 1 2,7 8. Cara pemberian obat anti jamur 17 45,9 20 54,1 9. Cara untuk mencegah terjadinya sariawan 12 32,4 25 67,6 10. Cara pemberian makanan pada anak yang terkena sariawan 35 94,6 2 3,4

Berdasarkan tabel 5.3 kategori pengetahuan menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 orang (59,5%). Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu tentang Sariawan (oral trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik Sally Medan tahun 2011 Variabel Frekuensi Persentase (%) Baik 11 29,7 Cukup 22 59,5 Kurang 4 10,8 Total 37 100

3. Sikap Responden Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Berdasarkan tabel 5.4 hasil pilihan jawaban ibu mengenai pernyataan sikap tentang sariawan didapatkan hasil bahwa untuk pernyataan yang positif (1-5), paling banyak ibu memilih jawaban setuju pada nomor 1 yaitu sebanyak 37 orang (100%), nomor 5 sebanyak 18 orang (48,6 %). Dan responden yang paling banyak menjawab kurang setuju yaitu pada nomor 2 yaitu sebanyak 21 orang (56,8%), responden yang menjawab tidak setuju paling banyak ditemukan pada nomor 4 yaitu sebanyak 21 orang ( 56,8%). Untuk pernyataan yang negatif (6-10), paling banyak responden menjawab setuju pada nomor 10 yaitu sebanyak 15 orang (40,5%), responden yang menjawab kurang setuju dijumpai pada soal nomor 6 yaitu sebanyak 28 orang (75,7%), nomor 7 sebanyak 25 orang (67,6%) dan responden yang menjawab tidak setuju paling banyak dijumpai pada soal nomor 8 yaitu sebanyak 14 orang (37,8%).

Tabel 5.4 Distribusi Permyataan Sikap Ibu tentang Sariawan (oral trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik Sally Medan Tahun 2011 No Pernyataan Pilihan Jawaban Setuju Kurang setuju Tidak Setuju F % F % F % 1. Jika selesai minum susu mulut anak harus dibersihkan 37 100 - - - - 2. Sariawan paling sering terjadi pada anak yang 11 29,7 21 56,8 5 13,5 daya tahan tubuhnya lemah juga pada mulut yang tidak dijaga kebersihannya 3. Sariawan bisa mengakibatkan berat badan anak 8 21,6 12 32,4 17 45,9 turun dan menjadi mencret 4. Sariawan selalu timbul jika terdapat jamur/ kuman 1 2,7 15 40,5 21 56,8 dalam mulut anak 5. Sariawan dapat sembuh jika diobati dengan anti 18 48,6 11 29,7 8 21,6 jamur 6. Sariawan akan sembuh jika diolesi dengan madu 3 8,1 28 75,7 6 16,2 7. Perlengkapan minum anak (dot, kompeng) cukup 3 8,1 25 67,6 9 24,3 dibilas pakai air saja dan tidak perlu direndam dengan air panas 8. Bayi yang terkena sariawan sebaiknya jangan 3 8,1 20 54,1 14 37,8 diberi susu ataupun ASI sampai luka sariawannya sembuh 9. Sariawan tidak perlu segera diatasi karena ini bukan penyakit yang berbahaya 6 16,2 19 51,4 12 32,4 10. Sariawan hanya timbul pada mulut anak yang 15 40,5 13 35,1 9 24,3 giginya sudah tumbuh

Berdasarkan tabel kategori sikap menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 21 orang (56,8%) Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu tentang Sariawan (oral trush) pada Anak Usia 0-3 Tahun di Klinik Sally Medan Tahun 2011 Variabel Frekuensi Persentase (%) Positif 21 56,8 Negatif 16 43,2 Total 37 100

B. PEMBAHASAN Dari hasil penelitian yang dilakukan pada responden tentang pengetahuan dan sikap ibu terhadap sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun di klinik Sally Medan telah diperoleh hasil. Hasil tersebut dibahas dalam pembahasan sebagai berikut : 1. Karakteristik Ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun Pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 37 ibu yang diteliti ditemukan mayoritas ibu yang berumur 21-25 tahun sebanyak 17 orang (45,9%) dan minoritas ibu yang berumur 36-40 tahun yaitu sebanyak 2 orang (5,4 %). Menurut Hurlock (2008) bahwa usia dewasa (18-40 tahun) merupakan masa dimana seseorang secara maksimal mencapai prestasi yang memuaskan, pada usia tengah (41 60 tahun) adalah usia tidak produktif lagi. Hal ini dikaitkan dengan pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek psikis dan psikologi (mental) dimana taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Pada tingkat pendidikan ditemukan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMA yaitu 17 orang (45,9%) dan minoritas berpendidikan SD yaitu 1 orang ( 2,7%). Sesuai dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut, maka proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang

masalah nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu. Hal ini bertujuan untuk melihat bahwa semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh responden maka semakin mudah dalam menyerap informasi serta ide-ide yang ada. Tingginya pendidikan seseorang diharapkan pada pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya untuk berprilaku hidup sehat. Pada pekerjaan ditemukan mayoritas ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu 20 orang (54,1%) dan minoritas bekerja sebagai wiraswata sebanyak 8 orang (21,6). Menurut Mubarak (2007) bahwa lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dilihat dari jumlah paritas mayoritas ibu memiliki 2 orang anak yaitu 16 orang (43,2%) dan minoritas ibu berparitas > 3 orang sebanyak 2 orang (5,4%). Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Notoadmojo (2007) yang menyatakan bahwa terdapat kecendrungan kesehatan ibu maupun anak yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat asosiasi antara tingkat patitas dengan penyakit tertentu. 2. Pengetahuan Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak usia 0-3 tahun Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa mayoritas ibu memliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 orang (59,5%) dan minoritas responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 4 orang ( 10,8%). Dapat dilihat bahwa masih banyak responden yang belum mengerti dengan baik tentang penyebab sariawan, komplikasi sariawan, pencegahan serta penanganan sariawan yang terjadi pada anak usia 0-3 tahun. Menurut

Notoadmojo (2003) bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengamatan terhadap objek tertentu. Pengetahuan akan mempengaruhi perilaku hidup sesorang dalam meningkatkan kesehatan secara kondusif. Pengetahuan seseorang di pengaruhi oleh tujuh faktor yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar serta informasi ( Muibarak, 2007). Menurut asumsi penulis bahwa pengetahuan yang baik mempengaruhi perilaku individu dalam meningkatkan hidup sehat. 3. Sikap Ibu tentang Sariawan (Oral Trush) pada Anak usia 0-3 tahun Beradasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa mayoritas ibu memiliki sikap yang positif yaitu sebanyak 21 orang (56,8%). Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden pada soal nomor 1 bahwa seluruh responden (100%) menjawab setuju pada pernyataan setiap anak selesai minum susu mulut anak harus dibersihkan. Menurut Ngastiyah (2005) bahwa adanya sisa susu dalam mulut dapat menjadi penyebab terjadinya oral trush. Sesuai pendapat Musbikin (2006) yang menyatakan bahwa sariawan dapat dicegah bila mulut bayi dibersihkan setelah minum susu/asi. Kemudian soal nomor 6 sebanyak 28 orang (75,7 %) yang menyatakan bahwa tidak setuju jika sariawan dapat sembuh cukup diolesi dengan madu saja. Sesuai dengan pendapat Ngastiyah (2005) bahwa sariawan dapat sembuh dengan pemberian anti jamur pada lesi. Selanjutnya pada soal nomor 7 sebanyak 25 orang (67,65%) menyatakan kurang setuju pada pernyataan perlengkapan minum anak cukup dibilas dengan air saja dan tidak perlu direbus/rendam dengan air panas. Terjadinya

kesenjangan antara teori yang menyatakan perlengkapan minuman anak harus direbus dalam air mendidih atau direndam dengan air panas untuk menghilakan bakteri atau jamur yang ada dalam dot/kompeng yang dipakai oleh anak-anak. Menurut Notoamojo (2007) bahwa sikap adalah rekasi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi predisposisi tindakan. Menurut asumsi penulis bahwa mayoritas responden memiliki sikap yang positif belum tentu hal itu diaplikasiakan langsung kepada tindakan ibu dalam merawat anak-anaknya.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengetahuan dan sikap ibu tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun di klinik Sally Medan tahun 2011 diperoleh : 1. Dari segi karakteristik tentang sariawan (oral trush) pada anak usia 0-3 tahun berdasarkan umur mayoritas responden berumur 21-25 tahun yaitu sebanyak 17 orang (45,9%), berdasarkan pendidikan mayoritas responden berpendidikan SMA yaitu sebanyak 17 orang (45,9%), berdasarkan pekerjaan mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu sebanyak 20 orang (54,1%), dan berdasarkan jumlah paritas mayoritas responden yaitu sebanyak 16 orang (43,2%) memiliki jumlah paritas 2 orang. 2. Dari segi pengetahuan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 orang (59,5%). 3. Dari segi sikap sebagian responden memiliki sikap yang positf yaitu sebanyak 21 orang (56,8%). B. Saran Adapun saran dari penelitian ini adalah : 1. Untuk Masyarakat (Khususnya bagi Responden/ Ibu) Bagi para ibu- ibu yang memiliki anak berusia 0-3 tahun agar lebih mengerti tentang merawat anak terutama dalam memelihara kebersihan mulut anak untuk mencegah terjadinya sariawan sehingga tidak terjadi komplikasi yang tidak diinginkan.

2. Untuk Petugas Kesehatan Petugas kesehatan khususnya di klinik Sally hendaknya meningkatkan pemberian informasi/promosi kesehatan kepada ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-3 tahun tentang merawat anak terutama kebersihan mulutnya. 3. Peneliti Lanjutan Peneliti lanjutan agar melakukan penelitan tentang hubungan pengetahuan dengan tindakan ibu dalam perawatan bayi terhadap pencegahan oral trush pada bayi.