Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3 No 2 September 2015 1 PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN AIR PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DAN HUBUNGAN ANTAR BANGUN DI KELAS V SD Nur Qomariyah Nawafilah *) *) Dosen Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Siswa sering menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Oleh karena itu guru harus menggunakan cara yang tepat dalam mengajarkannya. Salah satu solusi dari permasalahan itu adalah pendekatan AIR (Auditory, Intellectualy, Repeatition). Peneliti mengadakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengelolaan pembelajaran oleh guru, aktivitas dan kinerja siswa, hasil belajar serta respon siswa terhadap pendekatan AIR. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan one shot-case study dan dilaksanakan di MI Miftahul Ulum Simbatan Lamongan. Penelitian ini berlangsung selama 3 kali pertemuan yang pelaksanaannya sesuai dengan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Data yang diperoleh dari penelitian yaitu data pengelolaan pembelajaran dan data aktivitas siswa yang diperoleh melalui lembar pengamatan, data kinerja siswa yang diperoleh melalui kartu penilaian unjuk kerja, data hasil belajar siswa yang diperoleh melalui soal tes hasil belajar, serta data respon siswa yang diperoleh melalui lembar angket respon siswa. Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran baik dengan rata-rata 2,78. Aktivitas siswa yang paling menonjol adalah memperhatikan penjelasan guru atau siswa lain. Kinerja siswa baik dengan rata-rata keseluruhan 17 untuk LKS 1 dan17,2 untuk LKS 2. Hasil belajar siswa mencapai 40%. Respon siswa adalah sangat positif sebesar 92,43%. Kata kunci: Pendekatan AIR, bangun dan hubungan antar bangun PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan dan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan potensi diri agar mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003: 3) pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia yang kualitasnya masih rendah. Salah satu upayanya yaitu dengan senantiasa menyempurnakan kurikulum. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan serta merupakan acuan dan pedoman bagi pelaksanaan pendidikan untuk mengembangkan berbagai ranah pendidikan (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) dalam seluruh jenjang dan jalur pendidikan, khususnya pada jalur pendidikan sekolah (Mulyasa, 2006: 44). Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Matematika menduduki peranan penting dalam bidang pendidikan karena selain sebagai fondasi bagi ilmu pengetahuan, matematika juga sebagai pembantu bagi ilmu pengetahuan yang lain. Namun matematika sering digambarkan sebagai pelajaran yang sulit, membosankan, bahkan menakutkan. Karena anggapan tersebut maka siswa semakin tidak menyukai pelajaran matematika. Matematika mata pelajaran yang sulit dipahami karena keabstrakan konsepnya (Ruseffendi, 1988: 69). Kebanyakan konsep yang
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3 No 2 September 2015 2 diajarkan guru hanya sekedar dihafalkan sehingga kurang bermakna bagi siswa. TIMSS (Trends in International Mathematics and Science) dan PISA (Programme for International Student Assesment) menyebutkan bahwa untuk matematika Indonesia berada di peringkat 36 dari 48 negara (Satria, 2009 dalam http://www.mailarchive.com/forumpembacakompas%40yahoogroups.com). Fakta ini mengisyaratkan bahwa penguasaan siswa terhadap konsep materi yang diajarkan dalam pelajaran matematika masih rendah. Banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya hal itu, salah satunya yaitu karena cara penyajian materi pelajaran atau pembelajaran yang dilaksanakan. Kebanyakan guru masih menggunakan metode ceramah tanpa memperhatikan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Usaha yang dapat dilakukan guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah membuat rencana pembelajaran sematang mungkin agar proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik. Menurut Suyatno (2009: 9) pembelajaran hendaknya dimulai dari masalah-masalah aktual, autentik, relevan, dan bermakna bagi siswa sehingga siswa dapat menerapkan konsep yang dipelajarinya di dalam kehidupan sehari-hari. Untuk meningkatkan keterlibatan siswa, guru juga harus pandai memilih model, metode, strategi maupun pendekatan yang sesuai dengan materi yang disampaikan. Salah satu pendekatan yang mendorong siswa untuk belajar lebih aktif yaitu pendekatan AIR. Unsur-unsur dalam pendekatan AIR yaitu (1) Auditory; (2) Intellectually; (3) Repeatition. Auditory yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. Intellectually yang bermakna bahwa belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir (minds-on), belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. Repeatition merupakan pengulangan yang bermakna pendalaman, perluasan, pemantapan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau kuis (Suyatno, 2009: 65 ). Pelaksanaan pendekatan AIR nantinya akan dikombinasikan dengan model pembelajaran kooperatif yang mana model ini dapat menuntun siswa untuk dapat bekerja sama dan saling bertukar pendapat serta berdiskusi dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Model ini sangat sesuai jika dipadukan dengan pendekatan AIR yang memang dalam setiap unsurnya menekankan pembelajaran berpusat pada siswa. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun. Hal ini disebabkan materi ini cocok jika diajarkan dengan pendekatan AIR yang menuntut keaktifan siswa dalam membentuk konsep materi yang diajarkan. Alasan lain adalah banyak aplikasi materi ini dalam kehidupan sehari-sehari siswa. Dari uraian di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Pembelajaran dengan Pendekatan AIR pada Materi Sifat-Sifat Bangun dan Hubungan Antar Bangun di Kelas V MI. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Pengamatan dilakukan pada pengelolaan pembelajaran oleh guru, aktivitas siswa selama proses pembelajaran, kinerja siswa selama mengerjakan LKS, hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan pendekatan AIR, serta respon siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan AIR. Penelitian dilaksanakan di MI Miftahul Ulum Simbatan Sarirejo Lamongan. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Miftahul Ulum Simbatan yang terdiri atas 15 orang siswa tahun pelajaran 2011-2012. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah One Shot Case Study, karena hanya satu kelas saja yang dikenakan perlakuan tertentu tanpa adanya kelas kontrol dan tanpa tes awal. Dalam penelitian ini yang dimaksud perlakuan tertentu yaitu penerapan pendekatan AIR kepada subyek. Setelah diterapkan perlakuan tersebut dilakukan analisis terhadap pengelolaan pembelajaran oleh guru, aktivitas siswa selama pembelajaran, kinerja siswa dari proses pengerjaan LKS, dan hasil belajar siswa dalam mengerjakan soal serta respon siswa. Rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : X O ( arikunto, 2002 : 77)
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3 No 2 September 2015 3 Keterangan: X : Perlakuan, yaitu penerapan pendekatan AIR dalam proses belajar mengajar. O : Hasil penelitian selama dan setelah perlakuan, yaitu pengelolaan pembelajaran selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan penerapan pendekatan AIR, aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan penerapan pendekatan AIR, kinerja siswa dalam mengerjakan LKS, hasil belajar siswa setelah pembelajaran dengan penerapan pendekatan AIR, respon siswa setelah penerapan pendekatan AIR. Prosedur pelaksanaan penelitian ini dibagi atas empat tahap (Moleong, 2001), yaitu: 1. Tahap Persiapan Sebelum melakukan penelitian, kegiatan-kegiatan yang dipersiapkan peneliti antara lain adalah: (a) menentukan tempat dan subyek penelitian, (b) mengunjungi sekolah yang akan digunakan untuk penelitian dan meminta izin persetujuan untuk melakukan penelitian, (c) membuat perangkat pembelajaran dan instrumen penelitian yang terdiri atas RPP, LKS, lembar kuis, lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran dan aktivitas siswa, kartu penilaian unjuk kerja siswa, lembar soal tes, dan lembar angket respon siswa terhadap pembelajaran yang menerapkan pendekatan AIR. 2. Tahap Pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, aktivitas yang dilakukan antara lain adalah: (a) persiapan siswa, (b) pemilihan dan pembentukan kelompok heterogen, (c) pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan AIR, (d) pelaksanakan pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran oleh guru, aktivitas siswa selama penerapan pembelajaran dengan pendekatan AIR, dan pengamatan terhadap kinerja siswa dalam mengerjakan LKS, (e) melakukan tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran, (f) menyebarkan angket respon siswa setelah penerapan pembelajaran dengan pendekatan AIR. 3. Analisis Data Kegiatan analisis data dilakukan setelah pengumpulan data. Data-data yang dianalisis adalah sebagai berikut: a. Pengelolaan Pembelajaran Untuk mengolah hasil observasi dari pengelolaan pembelajaran oleh guru selama penerapan pendekatan AIR dilakukan dengan cara menghitung nilai rata-rata setiap kategori. Kriteria hasil penelitian sebagai berikut: Nilai < 0,50 : Sangat kurang 0, 50 nilai 1, 50 : Kurang 1, 50 nilai 2, 50 : Cukup 2, 50 nilai 3, 50 : Baik Nilai 3,5 : Sangat baik Adapun kategorinya adalah sebagai berikut: 1 : Sangat baik 2 : Baik 3 : Kurang baik 4 : Tidak baik b. Aktivitas siswa Lembar pengamatan aktivitas siswa menunjukkan keaktifan siswa dalam model pembelajaran yang dianalisis sebaga berikut: Persentase = Banyaknya aktivitas yang muncul dan teramati Jumla aktivitas keseluru an (Azizah, 1998) c. Kinerja siswa Untuk menganalisis data digunakan kartu penilaian sebagai pedoman penilaian dengan skala sebagai berikut: 1 : Tidak benar 2 : Kurang benar 3 : Benar tetapi kurang sempurna 4 : Sempurna Skor yang akan diperoleh siswa pada rentang 6 skor 24. Pengkategorian siswa dibagi menjadi 4 kategori berdasarkan skor yang diperoleh setiap siswa adalah sebagai berikut: 6 10 : Gagal 11 15 : Kurang berhasil 16 20 : Berhasil 21 24 : Sangat berhasil Lembar Unjuk Kerja Siswa sebagai perangkat penilaian otentik dapat dikatakan efektif jika hasil unjuk kerja kelompok siswa memenuhi kriteria berhasil atau sangat berhasil. d. Tes Hasil Belajar Untuk mengetahui ketuntasan siswa, ditentukan oleh persentase ketuntasan yang dihitung dengan cara:
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3 No 2 September 2015 4 % Ketuntasan Siswa = Skor yang dicapai siswa 100% Skor maksimal Sedangkan perhitungan untuk menyatakan persentase banyaknya siswa yang tuntas dihitung dengan cara: % Banyaknya Siswa yang Tuntas = Banyaknya siswa yang tuntas Banyak siswa seluru nya 100% Berdasarkan ketentuan dari sekolah tempat penelitian, satu kelas dikatakan tuntas belajar jika minimal 85% siswa tuntas. e. Angket Respon Data angket respon siswa dihitung dengan cara menentukan persentase dari setiap pertanyaan. Respon siswa dikatakan positif jika persentase sikap positif lebih dari atau sama dengan 75%. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif, dengan persentase sebagai berikut: Rs = siswa yang merespon positif tiap indikator ke i siswa yang merespon Rs=Persentase respon siswa Tabel kategori respon siswa No. Persentase Respon Siswa (%) Kategori 1. 2. 3. 4. Rs 85 70 Rs < 85 50 Rs < 70 Rs < 50 Sangat positif Positif Kurang positif Tidak positif 4. Penulisan Laporan Penelitian Penulisan laporan penelitian yang menjelaskan kegiatan penelitian dari persiapan penelitian sampai dengan penarikan kesimpulan dari data-data yang telah dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian yang meliputi pengelolaan pembelajaran, aktivitas siswa, data kinerja siswa, data tes hasil belajar, dan data angket respon siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengelolaan Pembelajaran Berdasarkan hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran, meskipun ada beberapa kegiatan yang kurang terlaksana dengan baik, namun secara keseluruhan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan pendekatan AIR memperoleh rata-rata 2,78 dengan kriteria baik. 2. Hasil Aktivitas Siswa Pengamatan aktivitas siswa dilaksanakan selama pembelajaran sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun berlangsung. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa aktivitas siswa dalam memperhatikan/ mendengarkan penjelasan guru atau siswa lain (Auditory) sebesar 26,38%, membaca/ memahami LKS (Auditory) sebesar 7,83%, berdiskusi/ (Khabibah, 2006: 97) bertanya antar siswa dengan siswa dan siswa dengan guru (Auditory) sebesar 11,12%, mengerjakan LKS secara berkelompok (Auditory dan Intellectually) sebesar 13,24%, presentasi (Auditory) sebesar 6,45%, mengajukan pertanyaan (Auditory) sebesar 1,89%, menanggapi pertanyaan (Auditory) sebesar 2,08%, mencatat/ merangkum (Intellectually) sebesar 12,01%, mengerjakan kuis (Repetition) sebesar 14,9%, melakukan perilaku yang tidak relevan sebesar 7,32%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa aktivitas yang paling dominan adalah memperhatikan/ mendengarkan penjelasan guru atau siswa lain (Auditory) sebesar 26,38%. Hal ini dikarenakan memang siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran dengan metode ceramah yang memang siswa bersifat pasif (hanya mendengarkan penjelasan guru). Imbasnya dapat dilihat pada aktivitas mengajukan dan menjawab pertanyaan yang merupakan aktivitas dengan presentase paling kecil diantara aktivitas-aktivitas yang lain. 3. Hasil Kinerja Siswa Dalam penelitian ini, analisis data secara keseluruhan mengenai kinerja siswa pada LKS 1 dan LKS 2 dengan menerapkan
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3 No 2 September 2015 5 pendekatan AIR disajikan dalam tabel berikut : Tabel Rata-rata Kategori LKS 1 Kelompok Jumlah Nilai Kategori 1 14 Kurang berhasil 2 19 Berhasil 3 17 Berhasil 4 18 Berhasil 5 17 Berhasil Rata-rata keseluruhan 17 Berhasil Dari tabel di atas dapat dinyatakan bahwa kinerja siswa baik dengan rata-rata keseluruhan 17. Dengan demikian dapat disimpulkan kinerja siswa untuk LKS 1 selama penerapan pendekatan AIR pada pembelajaran materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun baik. Tabel Rata-rata Kategori LKS 2 Kelompok Jumlah Nilai Kategori 1 16 Berhasil 2 18 Berhasil 3 18 Berhasil 4 19 Berhasil 5 15 Kurang berhasil Rata-rata keseluruhan 17,2 Berhasil Dari tabel di atas dapat dinyatakan bahwa kinerja siswa baik dengan rata-rata keseluruhan 17,2. Dengan demikian dapat disimpulkan kinerja siswa untuk LKS 2 selama penerapan pendekatan AIR pada pembelajaran materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun baik. 4. Hasil Belajar Siswa Tes hasil belajar siswa dilaksanakan setelah penerapan pembelajaran dengan pendekatak AIR pada materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun selesai. Tes hasil belajar ini terdiri atas 5 soal cerita. Tes diberikan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan pendekatan AIR. Berdasarkan nilai tes hasil belajar siswa, diperoleh bahwa dari 15 siswa yang mengikuti tes, terdapat 6 siswa yang tuntas dan 9 orang tidak tuntas. Sehubungan dengan KKM yang ditetapkan sekolah yaitu siswa dikatakan tuntas untuk pelajaran matematika jika nilainya 65 dan siswa dikatakan tuntas secara klasikal jika 85% siswa mendapat nilai 65. Karena jumlah siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa, maka diperoleh presentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 40% saja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan pembelajaran dengan pendekatan AIR ketuntasan belajar siswa secara klasikal tidak tercapai. 5. Hasil Respon Siswa Angket respon siswa terhadap pendekatan AIR diberikan setelah penerapan pembelajaran dengan pendekatan AIR dan setelah siswa mengerjakan tes. Data respon siswa berfungsi untuk mengetahui pendapat siswa tentang pembelajaran dengan pendekatan AIR sesuai dengan indikator yang ada pada lembar angket respon siswa. Berdasarkan hasil angket, diperoleh bahwa 93,34% siswa memberikan respon positif (menjawab ya ) selama mengikuti pembelajaran dengan pendekatan AIR. Terdapat 86,67% siswa menjawab bahwa dengan pembelajaran ini mereka lebih berani bertanya. Sebanyak 80% siswa mengatakan bahwa dengan pembelajaran ini membuat mereka lebih berani mengungkapkan pendapat dan 86,67% juga menjawab bahwa dengan pembelajaran ini membuat siswa lebih memahami materi pelajaran. Masih banyak lagi respon-respon positif yang diberikan
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3 No 2 September 2015 6 siswa mengenai penerapan pembelajaran AIR. Secara keseluruhan, sebanyak 92,43% siswa merespon positif terhadap pembelajaran dengan pendekatan AIR. Karena persentase siswa 85, maka respon siswa dikategorikan sangat positif terhadap pembelajaran dengan pendekatan AIR. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran matematika pada materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun dengan menggunakan pendekatan AIR di kelas V MI Miftahul Ulum Simbatan adalah baik dengan ratarata keseluruhan 2,78. b. Aktivitas siswa yang paling dominan selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan AIR di kelas V MI Miftahul Ulum Simbatan adalah memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru atau siswa lain. c. Kinerja siswa dalam mengerjakan LKS adalah berhasil dengan rata-rata keseluruhan untuk LKS 1 sebesar 17 dan LKS 2 sebesar 17,2. d. Hasil belajar siswa setelah penerapan pendekatan AIR pada pembelajaran materi sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun di kelas V MI Miftahul Ulum Simbatan belum tuntas dengan ketuntasan belajar sebesar 40%, sehingga ketuntasan belajar klasikal tidak tercapai. e. Respon siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan pendekatan AIR adalah sangat positif dengan persentase 92,43%. 2. Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut: a. Hendaknya guru matematika mencoba menerapkan pendekatan AIR untuk meningkatkan peran siswa dalam pembelajaran dengan berusaha memperbaiki dari segi pelaksanaan pembelajaran dan soal berupa LKS yang akan dikerjakan siswa secara berkelompok. b. Untuk meningkatkan keaktifan siswa sebaiknya guru melatih siswa sejak dini mengungkapkan ide atau pendapat mereka dengan banyak memberikan pertanyaan yang memancing. c. Penelitian hendaknya dilakukan pada sekolah yang sudah pernah menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan AIR sehingga siswa tidak bingung selama pembelajaran berlangsung. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Azizah, Umi. 1998. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Kimia di SMU. Tesis yang tidak dipublikasikan. Surabaya: Unesa. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Khabibah, Siti. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Dengan Soal Terbuka Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi tidak dipublikasikan. Surabaya: Unesa. Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitia Kualitatif. Bandung: Remaja Rosadakarya. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Surabaya: Unpress Unesa. Rahaju, Endah Budi. 2008. Suplemen Asesmen Jurusan Matematika. Surabaya: Unpress Unesa. Russefendi. 1988. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Satria. 2009. Kualitas pendidikan Matematika di Indonesia (http://www.mailarchive.com/forumpembaca kompas%40yahoogroups.com, diakses tanggal 12 februari 2011). Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol 3 No 2 September 2015 7