Strategi Penguatan Upaya Promotif dan Preventif dalam RPJMN Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
PRA-MUSRENBANGNAS RKP 2016 Kelompok Pembahasan: Kesehatan

RPJMN dan Strategi Pembangunan Kesehatan dan Gizi Masyarakat MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BAPPENAS

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA 2. PRIORITAS NASIONAL KESEHATAN

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

RPJMN KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT

SAMBUTAN MENTERI PPN/KEPALA BAPPENAS

BAB 27 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) (Perpres No 2/2015)

WORKBOOK SINKRONISASI RPJMD RPJMN SUBBIDANG KESEHATAN DAN GIZI MASYARAKAT. Workbook untuk Pusat. Disusun oleh :

Oleh : Tarjuman, SKp.,MNS. Fakultas Ilmu Kesehatan, UNIBBA

PERINGATAN HARI GIZI NASIONAL KE JANUARI 2017 TEMA : PENINGKATAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH NUSANTARA MENUJU MASYARAKAT HIDUP SEHAT

PERCEPATAN PENCAPAIAN SASARAN DALAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN PENDEKATAN KELUARGA SEHAT 2017

KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional- RPJMN /Perpres No 2/2015)

oleh: Nina Sardjunani Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan, Bappenas

Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas

KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN GIZI (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional- RPJMN /Perpres No 2/2015)

KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN STROKE DI INDONESIA

Promosi dan Pencegahan Penyakit Tidak Menular

RENCANA AKSI KEGIATAN sd Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

Perencanaan Pembangunan Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau

INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

REVIEW ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI DALAM APBN TAHUN 2017

PENANGANAN STUNTING TERPADU TAHUN 2018

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

KEBIJAKAN & STRATEGI PROGRAM PTM DINAS KESEHATAN PROPINSI SUMATERA BARAT 2008

PROGRAM PRIORITAS PEMBANGUNAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT (GERMAS)

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERAN DAN KEBUTUHAN TENAGA GIZI DI SEKTOR KESEHATAN. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDMK Bogor, 26 Januari 2017

CAPAIAN DAN REFLEKSI PEMBANGUNAN KESEHATAN DALAM SATU DASAWARSA TERAKHIR. oleh WAKIL KEMENTERIAN KESEHATAN Prof. dr. Ali Gufhron Mukti, M.Sc, Ph.

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

PAJAK ROKOK DAERAH BAGI KESEHATAN

Keynote Speech. Nila Farid Moeloek. Disampaikan pada Mukernas IAKMI XIV Manado, 18 Oktober 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Prof. Fasli Jalal, Ph.D

PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN (Permenkes No. 43/ 2016)

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

RENSTRA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI PERIODE intensitas upaya-upaya pencegahan. yang melaksanakan pembinaan petugas kab/puskesmas KH)

PEMBANGUNAN SOSIAL BUDAYA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN

REVIEW INDIKATOR RENSTRA DINAS KESEHATAN KOTA BOGOR

Revisi ke 03 Tanggal : 06 Oktober 2016

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS KESEHATAN PROVINSI BANTEN

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN

Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

DUKUNGAN SEKTOR KESEHATAN DALAM MENGATASI DISPARITAS PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAN KESEHATAN REPRODUKSI

OLEH: Ismoyowati DISAMPAIKAN PADA SIMPOSIUM DALAM MUKERNAS KE-12 IAKMI PONTIANAK-10 JULI 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

KERJA NYATA SEHATKAN INDONESIA

Peran Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat dalam Penguatan Upaya Promotif dan Preventif pada Program Germas. Husein Habsyi PP IAKMI

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

INDIKATOR KESEHATAN SDGs DI INDONESIA Dra. Hj. Ermalena MHS Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Disampaikan dalam Diskusi Panel Pengendalian Tembakau dan

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI. Hari Anak-Anak Balita 8 April SITUASI BALITA PENDEK

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

Usman Sumantri Kepala Badan PPSDM Kesehatan

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN. Disampaikan Oleh : KEPALA DINAS KESEHATAN KAB. MAMUJU dr. Hj. HAJRAH AS AD, M.KES

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS KESEHATAN Komplek Gelanggang Pemuda Cisaat Tel-Fax (0266) SUKABUMI

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

SAMBUTAN BUPATI MALINAU PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI DAN ADVOKASI SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN (1000 HPK) RABU, 27 JULI 2016

RENCANA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANJAR TAHUN 2017

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Masalah Gizi di Indonesia dan Posisinya secara Global

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional bidang kesehatan yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

RENCANA AKSI KEGIATAN BIRO KOMUNIKASI DAN PELAYANAN MASYARAKAT TAHUN


4-, PER.IANJHN KINEzuA TAHI'N berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas


BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

PENYAKIT TIDAK MENULAR DI INDONESIA

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

Transkripsi:

Strategi Penguatan Upaya Promotif dan Preventif dalam RPJMN Sub Bidang Kesehatan dan Gizi Masyarakat 2015-2019 Dr. Drg. Theresia Ronny Andayani, MPH Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

OUTLINE PAPARAN 1. Kondisi Umum Pembangunan Kesehatan 2. Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 3. Rancangan Rencana Aksi Gerakan Masyarakat Sehat 2

1. Kondisi Umum Pembangunan Kesehatan 3

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) meningkat: a. Angka kematian dan kesakitan yang disebabkan PTM semakin tinggi b. Perilaku hidup tidak sehat: pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok semakin mendorong PTM c. Kekurangan gizi pada ibu hamil dan bayi yang dilahirkan sampai usia 2 tahun meningkatkan risiko PTM pada masa dewasa d. Transisi demografi yaitu semakin meningkatnya jumlah penduduk dewasa dan usia tua berakibat pada meningkatnya risiko serangan PTM e. Transisi Epidemiologi yaitu beban penyakit menular masih tinggi, sementara itu, beban penyakit tidak menular juga meningkat. 4

Penyakit menular menurun tetapi prevalensinya masih cukup tinggi: A. Penyakit yang belum terselesaikan: Prevalensi HIV/AIDS, Malaria dan Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tinggi Muncul risiko Multi Drug Resistant Tuberkulosis (TB) B. Neglected tropical diseases (penyakit terabaikan) Kusta, filariasis, dan frambusia masih menjadi masalah C. Emerging Diseases: Globalisasi menimbulkan ancaman penyakit menular dari negara lain (Polio, SARS, Flu Burung, MERS, Ebola, Meningitis, dll) 5

Transisi Epidemiologi Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktivitas fisik, merokok, dll) Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990-2015 1990 2000 2010 2015 Cedera 7% Cedera 8% Cedera 9% Cedera 13% Penyakit Menular 56% Penyakit Tidak Menular 37% Penyakit Menular 43% Penyakit Tidak Menular 49% Penyakit Menular 33% Penyakit Tidak Menular 58% Penyakit Menular 30% Penyakit Tidak Menular 57% Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles (2014) Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs) hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur

Perubahan Beban Penyakit Tahun 1990: penyakit menular (ISPA, TB, Diare, dll) menjadi penyebab kematian dan kesakitan terbesar Sejak Tahun 2010: PTM menjadi penyebab terbesar kematian dan kecacatan (stroke, kecelakaan, jantung, kanker, diabetes) Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014) Peringkat Tahun 1990 Tahun 2010 Tahun 2015 1 ISPA 1 Stroke 1 Stroke 2 Tuberkulosis 2 Tuberkulosis 2 Kecelakaan Lalin 3 Diare 3 Kecelakaan Lalin 3 Jantung Iskemik 4 Stroke 4 Diare 4 Kanker 5 Kecelakaan Lalin 5 Jantung Iskemik 5 Diabetes Melitus 6 Komplikasi Kelahiran 6 Diabetes Melitus 6 Tuberkulosis 7 Anemia Gizi Besi 7 Low Back Pain 7 ISPA 8 Malaria 9 ISPA 8 Depresi 13 Jantung Iskemik 12 Komplikasi Kelahiran 9 Asfiksia dan Trauma Kelahiran 16 Diabetes Melitus 26 Malaria 10 Penyakit Paru Obstruksi Kronis Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs) hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur

Beban Ganda Permasalahan Gizi: menyebabkan peningkatan PTM 37.2% (8,92 juta) Balita Pendek 12.1 % Balita Kurus 11,9 % Kegemukan pada Balita 28,9% Kegemukan pada Penduduk >18 th Indonesia termasuk dalam 17 negara di dunia dengan 3 masalah gizi (Global Nutrition Report, 2014) Catatan: Pendek dan kurus pada Balita: menghambat kemampuan kognitif (inteligensia) dan motorik anak meningkatkan risiko PTM pada masa dewasa, Kegemukan pada orang dewasa merupakan faktor risiko PTM 8

Faktor Risiko Perilaku Penyebab Terjadinya PTM yang Harus Diperbaiki 26,1% Penduduk kurang aktivitas fisik** 36,3% Penduduk usia >15 tahun yang merokok ** Perempuan usia > 10 tahun (1,9%) 93,5% Penduduk >10 th kurang konsumsi buah dan sayur ** 4,6% Penduduk >10 th minum minuman beralkohol (4,6%)* Sumber: *Riskesdas 2007 & **Riskesdas 2013 9

Beban Akibat Penyakit Tidak Menular Meningkat Penurunan produktivitas ekonomi: Kematian : hilangnya potensi/modal sumber daya Kecacatan: menurunkan produktivitas Beban finansial: Biaya pelayanan PTM lebih mahal, menjadi beban bagi pembiayaan kesehatan Biaya untuk berobat bisa menyebabkan kemiskinan (katastropik) 10

Simpulan Kondisi Perlu Penguatan Upaya Promotif dan Preventif Multi Sektor Dan Terintegrasi dalam Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular 11

2. Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019 12

Strategi Pembangunan NORMA PEMBANGUNAN 1) Membangun untuk manusia dan masyarakat; 2) Upaya peningkatan kesejahteran, kemakmuran, produktivitas tidak boleh menciptakan ketimpangan yang makin melebar; 3) Perhatian khusus diberikan kepada peningkatan produktivitas rakyat lapisan menengahbawah, tanpa menghalangi, menghambat, mengecilkan dan mengurangi keleluasaan pelaku-pelaku besar untuk terus menjadi agen pertumbuhan. 4) Aktivitas pembangunan tidak boleh merusak, menurunkan daya dukung lingkungan dan keseimbangan ekosistem Derajat kesehatan & status gizi, responsiveness dan perlindungan finansial Agar ketimpangan tidak melebar DIMENSI PEMBANGUNAN MANUSIA Menurunkan kesenjanagan antarkelompok & antarwilayah 3 DIMENSI PEMBANGUNAN DIMENSI PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN DIMENSI PEMERATAAN & KEWILAYAHAN Pendidikan Kesehatan Perumahan Mental / Karakter Kedaulatan Pangan Kedaulatan Energi & Ketenagalistrikan Kemaritiman dan Kelautan Pariwisata dan Industri Antarkelompok Pendapatan Antarwilayah: (1) Desa, (2) Pinggiran, (3) Luar Jawa, (4) Kawasan Timur Kepastian dan Penegakan Hukum KONDISI PERLU Meningkatkan akuntabilitas Keamanan dan Ketertiban Politik & Demokrasi Tata Kelola & RB QUICK WINS DAN PROGRAM LANJUTAN LAINNYA Slide - 13

MENUJU MANUSIA INDONESIA (SEHAT) SEUTUHNYA Tubuh SEHAT FISIK Otak CERDAS BERPIKIR Emosi/Mental MENTAL POSITIF, PROGRESIF DAN KONSTRUKTIF 14

TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN dan GIZI MASYARAKAT Mendukung Program Indonesia Sehat Meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatandan pemberdayaan masyarakat Dimensi Pembangunan Manusia Meningkatkan pemeratan pelayanan kesehatan. Meningkatkan perlindungan finansial Dimensi Pemerataan dan Kewilayahan 15

SASARAN RPJMN 2015-2019 (Buku II) No Indikator Status Awal 1 Meningkatnya Status Kesehatan Ibu dan Anak 1. Angka kematian ibu per 100.000 kelahiran 346 (SP 2010) 2. Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup 32 (2012/201 2 Meningkatnya Status Gizi Masyarakat 1. Prevalensi anemia pada ibu hamil (persen) 37,1 3) (2013) Target 2019 2. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 10,2 8 (persen) (2013) 3. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang 38,0 50 mendapat ASI eksklusif (2013) 4. Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak 19,6 17 balita (persen) (2013) 5. Prevalensi wasting (kurus) anak balita (persen) 12 (2012) 9,5 6. Prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek) 32,9 28 anak baduta (persen) (2013) 306 24 28 16

SASARAN RPJMN 2015-2019 (Buku II) N Status Target Indikator o Awal 2019 3 Meningkatnya Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular serta Meningkatnya Penyehatan Lingkungan 1. Prevalensi Tuberkulosis (TB) per 100.000 penduduk 297 (2013) 245 2. Prevalensi HIV pada populasi dewasa (persen) 0,43 (2013) <0,5 3. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi malaria 212 (2013) 300 4. Jumlah provinsi mencapai eliminasi kusta 20 (2013) 34 5. Jumlah Kab/Kota mencapai eliminasi Filariasis 0 35 6. Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi syarat kualitas kesehatan lingkungan 15,3 40 7. Prevalensi tekanan darah tinggi (persen) 25,8 (2013) 23,4 8. Prevalensi berat badan lebih dan obesitas pada penduduk usia 18+ tahun (persen) 15,4 (2013) 9. Prevalensi merokok pada usia 18 tahun 7,2 (2013) 5,4 10. Persentase penurunan kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) tertentu dari tahun 2013-40 15,4 17

SASARAN RPJMN 2015-2019 (Buku II) No Indikator Status Awal 4 Meningkatnya Pemerataan Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan berkualitas Target 2019 1. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 puskesmas yang terakreditasi 0 5.600 2. Jumlah Kab/Kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi 10 (2013) 481 3. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi 71,2 95 5 Meningkatnya Ketersediaan, Penyebaran, dan Mutu Sumber Daya Manusia Kesehatan 1. Jumlah puskemas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga 1.015 5.600 kesehatan 2. Persentase RSU Kab/Kota kelas C yang memiliki 7 dokter 29 60 spesialis 3. Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya (kumulatif) 25.000 56.910 18

Sasaran RPJMN 2015-2019 No Indikator 6 Meningkatnya Perlindungan Finansial 1. Jumlah penduduk yang menjadi peserta penerima bantuan iuran (PBI) melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/Kartu Indonesia Sehat (KIS) (dalam juta) Status Awal Target 2019 86,4 107,2 No 2. Unmet need pelayanan kesehatan 7 1 Indikator Status Awal Target 2019 7 Memastikan Ketersediaan Obat dan Mutu Obat dan Makanan 1. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas 75,5 (2014) 90 2. Persentase obat yang memenuhi syarat 92 (2014) 94 3. Persentase makanan yang memenuhi syarat 87,6 (2013) 90,1 19

Sasaran RPJMN 2015-2019 8. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat, serta meningkatnya pembiayaan kegiatan promotif dan preventif 9. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat 10. Meningkatnya perlindungan finansial termasuk menurunnya pengeluaran katastropik akibat pelayanan kesehatan 11. Meningkatnya responsifitas sistem kesehatan (health system responsiveness) 12. Meningkatnya daya saing Obat dan Makanan nasional 20

2. Rancangan Rencana Aksi Gerakan Masyarakat Sehat 21

Strategi Penguatan Kebijakan Publik Lintas Sektor Pencegahan dengan Dampak Jangka Pendek Membudayakan pola hidup sehat : 1. Meningkatkan aktivitas fisik teratur dan terukur 2. Konsumsi gizi seimbang 3. Tidak merokok 4. Menghindari konsumsi alkohol 5. Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 6. Mengelola stres Pencegahan dengan Dampak Jangka Panjang Fokus intervensi gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk pembangunan sumber daya manusia berkualitas pada masa depan 22

TAHAPAN PENCEGAHAN PENYAKIT 1. Pencegahan Primer 2. Pencegahan Sekunder Promosi Kesehatan Perlindungan Spesifik Deteksi Dini dan Penanganan Segera Fokus Gerakan Masyarakat Sehat 3. Pencegahan Tersier Pembatasan Kecacatan Rehabilitasi 23

EMPAT PILAR GERAKAN MASYARAKAT SEHAT 1. Penguatan kebijakan publik lintas sektor, pelibatan dunia usaha dan masyarakat 2. Reformasi sistem pelayanan kesehatan dasar dengan pendekatan keluarga 3. Penguatan kepemimpinan dan tata kelola yang efektif 4. Penguatan komponen promotif dan preventif dalam paket manfaat Jaminan Kesehatan Nasional 24

AREA STRATEGI NASIONAL 1. Advokasi, Kemitraan, dan Regulasi 2. Promosi Kesehatan dan Penurunan Faktor Risiko 3. Penguatan Sistem Pelayanan Kesehatan 4. Surveilans, Monitoring, dan Evaluasi 25

Strategi dalam RPJMN 2015-2019 Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan STRATEGI a. peningkatan surveilans epidemiologi faktor risiko dan penyakit; b. peningkatan upaya preventif dan promotif termasuk pencegahan kasus baru penyakit dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, HIV, dan malaria dan penyakit tidak menular; c. pelayanan kesehatan jiwa; d. pencegahan dan penanggulangan kejadian luar biasa/wabah; e. peningkatan mutu kesehatan lingkungan; f. penatalaksanaan kasus dan pemutusan rantai penularan; g. peningkatan pengendalian dan promosi penurunan faktor risiko biologi (khususnya darah tinggi, diabetes, obesitas), perilaku (khususnya konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik, merokok, alkohol) dan lingkungan; h. peningkatan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan; i. peningkatan kesehatan lingkungan dan akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan perilaku hygiene; dan j. pemberdayaan dan peningkatan peran swasta dan masyarakat dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. KERANGKA PELAKSANAAN Kerangka Regulasi Karantina kesehatan, wabah penyakit menular, senjata biologis, Kerangka Kelembagaan Peningkatan sinergi kelembagaan program lintas sektor/lintas bidang (HIV/AIDS) 26

Strategi dalam RPJMN 2015-2019 Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat STRATEGI a. peningkatan advokasi kebijakan pembangunan berwawasan kesehatan; b. pengembangan regulasi dalam rangka promosi kesehatan; c. penguatan gerakan masyarakat dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat melalui kemitraan antara lembaga pemerintah dengan swasta, dan masyarakat madani; d. peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan kesehatan masyarakat, komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) serta upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) termasuk pengembangan rumah sehat; e. peningkatan SDM promosi kesehatan; dan f. pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan 27

Strategi dalam RPJMN 2015-2019 Mengembangkan dan Meningkatkan Efektifitas Pembiayaan Kesehatan STRATEGI a. peningkatan pembiayaan kesehatan publik; b. peningkatan proporsi pembiayaan kesehatan masyarakat, termasuk pembiayaan upaya promotif dan preventif; c. peningkatan pelayanan kesehatan perorangan untuk pembiayaan kesehatan masyarakat tidak mampu/miskin; d. peningkatan pembiayaan dalam rangka mendukung pencapaian universal health coverage (UHC), terutama untuk peningkatan kepesertaan masyarakat tidak mampu dan peningkatan kesiapan supply side SJSN Kesehatan. KERANGKA PELAKSANAAN Kerangka Pendanaan a. Meningkatkan pendanaan untuk pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat: dukungan dana publik (termasuk pemda), earmarked tax, PPP dan CSR b. Meningkatkan efektifitas pendanaan pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat Kerangka Regulasi Penyusunan kebijakan dan peraturan untuk mendorong PPP dan CSR 28

Terima Kasih