dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENDUGAAN SISA USIA GUNA WADUK SUTAMI DENGAN PENDEKATAN SEDIMENTASI

STUDI PENGARUH SEDIMENTASI KALI BRANTAS TERHADAP KAPASITAS DAN USIA RENCANA WADUK SUTAMI MALANG

TINJAUAN HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI DAS KALI BRANTAS HULU 1

PREDIKSI BEBAN SEDIMENTASI WADUK SELOREJO MENGGUNAKAN DEBIT EKSTRAPOLASI DENGAN RANTAI MARKOV

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Karakter Daerah Tangkapan Air Merden

EFEKTIVITAS KEGIATAN PENGERUKAN SEDIMEN WADUK BILI-BILI DITINJAU DARI NILAI EKONOMI

ANALISA EROSI DAN USAHA KONSERVASI PADA SUB DAS KONTO HULU BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

JRSDD, Edisi September 2016, Vol. 4, No. 3, Hal: (ISSN: )

KAJIAN DISTRIBUSI SEDIMENTASI WADUK BENING KABUPATEN MADIUN (EMPERICAL AREA REDUCTION METHOD

Prosiding Seminar Nasional INACID Mei 2014, Palembang Sumatera Selatan

BAB I PENDAHULUAN. dan binatang), yang berada di atas dan bawah wilayah tersebut. Lahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. prasarana pengairan seperti waduk. Sejumlah besar waduk di Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS KECENDERUNGAN SEDIMENTASI WADUK BILI- BILI DALAM UPAYA KEBERLANJUTAN USIA GUNA WADUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Samudera, Danau atau Laut, atau ke Sungai yang lain. Pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai merupakan suatu sistem alam yang menjadi

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KAJIAN DISTRIBUSI SEDIMENTASI WADUK WONOREJO, TULUNGAGUNG-JAWA TIMUR

PENDUGAAN TINGKAT SEDIMEN DI DUA SUB DAS DENGAN PERSENTASE LUAS PENUTUPAN HUTAN YANG BERBEDA

ANALISIS EROSI DAN SEDIMENTASI LAHAN DI SUB DAS PANASEN KABUPATEN MINAHASA

ANALISA ANGKUTAN SEDIMEN DI SUNGAI JAWI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA

BAB IV EVALUASI SEDIMEN DI WADUK SELOREJO DAN ALTERNATIF PENANGANANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI UMUR LAYANAN WADUK SANGGEH

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

PREDIKSI EROSI DAN SEDIMENTASI DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

1267, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lem

VALUASI EKONOMI EROSI LAHAN PERTANIAN DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI

Rahardyan Nugroho Adi BPTKPDAS

BAB III METODOLOGI Rancangan Penulisan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR (PSDA) Dosen : Fani Yayuk Supomo, ST., MT ATA 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Aliran Sungai (DAS) Cikeruh adalah merupakan Daerah Aliran

Pengaruh Sedimentasi Terhadap Pola Operasi Waduk Wlingi

Analisis Program Rehabilitasi DTA Saguling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE USLEa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan penelitian dari Nippon Koei (2007), Bendungan Serbaguna

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

PENDUGAAN KEHILANGAN TANAH DAN SEDIMEN AKIBAT EROSI MENGGUNAKAN MODEL "ANSWERS" DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CILIWUNG HULU, KATULAMPA.

BAB III LANDASAN TEORI. Jika dirumuskan dalam suatu persamaan adalah sebagai berikut : R=.(3.1) : curah hujan rata-rata (mm)

VALUASI EKONOMI EROSI LAHAN PERTANIAN DI SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI KEDUANG KABUPATEN WONOGIRI ABSTRACT

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

PERUBAHAN KONDISI TATAGUNA LAHAN TERHADAP VOLUME SEDIMENTASI PADA EMBUNG BIMOKU DI LASIANA KOTA KUPANG. Wilhelmus Bunganaen *)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Waduk yang sangat strategis di karsidenan Banyumas yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-unsur

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Way Semangka

MONEV E T ATA A IR D AS PERHITUNGAN AN SEDIME M N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Solehudin, 2015 Kajian Tingkat Bahaya Erosi Permukaandi Sub Daerah Aliran Sungai Cirompang

Erosi. Rekayasa Hidrologi

SIMULASI NORMALISASI SALURAN TARUM BARAT MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS. Endah Kurniyaningrum 1 dan Trihono Kadri 2

ANALISA LAJU SEDIMENTASI WADUK WONOREJO TULUNGAGUNG UNTUK PERKIRAAN USIA GUNA WADUK TUGAS AKHIR. Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

PENANGANAN MASALAH EROSI DAN SEDIMENTASI DI KAWASAN KELURAHAN PERKAMIL

Bab ini berhubungan dengan bab-bab yang terdahulu, khusunya curah hujan dan pengaliran air permukaan (run off).

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

KAJIAN SEDIMENTASI RENCANA BANGUNAN PENAHAN SEDIMEN SUNGAI KAPUR KECIL

RINGKASAN DISERTASI. Oleh : Sayid Syarief Fathillah NIM 06/240605/SPN/00217

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PENENTUAN KINERJA PENGELOLAAN DAS DI SUB DAS KONTO HULU

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI KAPASITAS SABO DAM DALAM USAHA MITIGASI BENCANA SEDIMEN MERAPI. (Studi Kasus PA-C Pasekan, Kali Pabelan)

BAB I PENDAHULUAN. (suspended sediment) atau dengan pengukuran langsung di waduk (Asdak, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN EKONOMI PENANGANAN SEDIMEN PADA WADUK SERI DI SUNGAI BRANTAS (SENGGURUH, SUTAMI DAN WLINGI)

PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI DENGAN METODE USLE (UNIVERSAL SOIL LOSS EQUATION) BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI PULAU SAMOSIR

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

KATA PENGANTAR. Solo, November 2014 Kepala Balai. Dr. Nur Sumedi, S.Pi, MP

ANALISA UMUR KOLAM DETENSI AKIBAT SEDIMENTASI (Studi Kasus Kolan Detensi Ario Kemuning Palembang )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan dan analisa data diperoleh beberapa kesimpulan dan saran adalah sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

BAB V ANALISIS SEDIMEN DAN VOLUME KEHILANGAN AIR PADA EMBUNG

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Teknik Sipil ISSN Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 9 Pages pp. 1-9

REKAYASA SUMBERDAYA AIR (WATER RESOURCES ENGINEERING ) OPERASI WADUK

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya. Menurut Sidauruk, dkk (2000), waduk

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam

Transkripsi:

STUDI PENDUGAAN SISA USIA GUNA WADUK SENGGURUH DENGAN PENDEKATAN EROSI DAN SEDIMENTASI Jannatul Ma wa 1, Ussy Andawayanti 2, Pitojo Tri Juwono 2 1 Mahasiswa Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Email : anna.jmawa@gmail.com ABSTRAK Waduk Sengguruh merupakan outlet dari dua sungai yaitu DAS Brantas Hulu dan Sub DAS Lesti. Sampai saat ini, waduk sudah beroperasi selama 24 tahun dengan usia guna rencana yaitu 50 tahun. Namun kenyataannya terjadi pengurangan kapasitas tampungan waduk yang berakibat pada usia guna waduk. Studi ini bertujuan untuk mengetahui sisa usia guna Waduk Sengguruh. Perhitungan berkurangnya usia guna waduk menggunakan dua metode yaitu dari hasil erosi menggunakan USLE (Universal Soil Loss Equation) sehingga nanti bisa diketahui besarnya SDR (Sediment Delivery Ratio) dan laju sedimen yang masuk. Setelah itu membandingkan hasilnya dengan pengukuran echo sounding yang dilakukan Perum Jasa Tirta I, Malang. Besarnya erosi pada Sub DAS Lesti yaitu sebesar 131,098 ton/ha/thn dan untuk DAS Brantas Hulu 552,312 ton/ha/thn. Dengan total erosi sebesar 684,410 ton/ha/thn dengan luas area 1548 km 2. Untuk ketebalan erosi yaitu 27,87 mm/thn. Laju sedimentasi yang masuk Waduk sebesar 491.805,102 m 3 /thn dengan sisa volume tampungan mati berdasarkan pengukuran echo sounding sebesar 482.868,97 m 3. Sisa usia guna Waduk Sengguruh berdasarkan perhitungan erosi yaitu 1,02 tahun sedangkan berdasarkan hasil pengukuran echo sounding yaitu 0,63 tahun. Kata Kunci : Erosi, Sedimentasi, Echo Sounding, Usia Guna Waduk ABSTRACT Sengguruh dam is an outlet from two water shed that is Brantas Hulu water shed and Lesti sub water shed. Until now, the reservoir has been operated for 24 years with the design life time of 50 years. But in reality, there was a reduction in reservoir storage capacity that affects the life time of reservoir. This study aims to determine the remaining life time of Sengguruh Reservoir. The calculation of reservoir life time reduction used two methods that is the results of erosion using USLE (Universal Soil Loss Equation) that can generate the value of SDR (Sediment Delivery Ratio) and the rate of incoming sediment. Afterwards, the results then were compare with echo sounding measurements performed by Perum Jasa Tirta I, Malang. The amount of erosion in Lesti sub water shed is equal to 131.098 tons/ha/yr and for the Brantas Hulu water shed is 552.312 tons/ha/yr. Total erosion is 684.410 tons/ha/yr with an area of 1548 km 2. The erosion thickness is 27.87 mm/yr. The rate of incoming sediment to the reservoir is 491,805.102 m 3 /yr with the remaining of dead storage is 482,868.97 m 3 based on the measurement of echo sounding. The remaining live time for Sengguruh Reservoir by erosion calculation is 1.02 years, while based on the measurement results of echo sounding is 0.63 years. Key words : Erosion, sedimentation, Echo Sounding, Reservoir life Time

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Waduk Sengguruh terletak di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Waduk Sengguruh terletak pada 112 o 42 58 112 o 36 21 BT 8 o 02 50 8 o 12 10 LS, berada sekitar 24 km di selatan Kota Malang. Lokasi Waduk berada pada bagian hilir pertemuan Kali Brantas dan Kali Lesti dan juga berada pada ujung daerah genangan Waduk Sutami dan bertujuan untuk menahan laju sedimen yang masuk ke Waduk Sutami serta PLTA. Menurut website resmi Perum Jasa Tirta (PJT) I menyatakan bahwa kondisi sedimentasi di sembilan waduk harian dan tahunan parah, sehingga mengurangi daya tampung, kondisi itu terjadi akibat degradasi lahan, deforestas, dan alih fungsi hutan di hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas menjadi lahan pertanian (http://www.jasatirta1.co.id). Sampai saat ini, Perum Jasa TIrta I sebagai pengelola waduk sudah melakukan berbagai upaya untuk mengurangi laju sedimen yang masuk, baik secara teknis maupun non teknis. Secara non teknis yaitu dengan melakukan penghijauan dan secara teknis yaitu dengan melakukan pengerukan secara berkala. Dari permasalahan di atas maka dibutuhkan suatu studi untuk memperkirakan berapa laju sedimentasi yang masuk sehingga dapat diketahui sisa usia guna Waduk Sengguruh. 1.2. Identifikasi Masalah Perhitungan sedimentasi waduk dalam perencanaan waduk adalah sangat penting, karena itu penentuan volume sedimen dan sebaran distribusi sedimen serta analisaanalisa yang dilakukan harus mendekati keadaan yang sebenarnya, karena pada prinsipnya proses sedimentasi yang terjadi di dalam waduk akan berpengaruh besar terhadap fungsi dan umur waduk. Waduk Sengguruh merupakan waduk serbaguna yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik, memenuhi ketersediaan air irigasi, dan juga yang paling penting yaitu sebagai penahan sedimen yang masuk ke waduk sutami. Sedimentasi yang terjadi di waduk sengguruh tiap tahun mengalami kanaikan. Setiap tahunnya sedimen dan sampah di waduk Sengguruh mencapai lima juta meter kubik. Sedangkan kemampuan teknis mengeruk sedimen hanya 220 ribu meter kubik per tahun (http://id.berita.yahoo.com). Pada saat waduk beroperasi harus ada kajian tentang kemungkinan laju pengendapan sedimen. Hal ini dapat digunakan untuk menetapkan apakah usia guna waduk yang direncanakan cukup untuk menjamin pembangunannya, sesuai dengan rencana manfaat yang diharapkan. 1.3. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari studi ini yaitu :. 1. Mengetahui besarnya laju erosi pada Sub DAS Lesti dan DAS Brantas Hulu? 2. Mengetahui besarnya laju sedimentasi yang masuk Waduk Sengguruh. 3. Mengetahui sisa tampungan mati dari pengukuran echo sounding. 4. Mengetahui sisa usia guna Waduk Sengguruh. Manfaat yang didapat dari studi ini yaitu untuk memberikan sumbangan pemikiran dalam pengelolaan Waduk Sengguruh. Disamping itu agar waduk tetap beroperasi sesuai dengan usia guna rencana. 2. TINJAUAN PUSTAKA Dalam studi ini perhitungan menggunakn dua metode, yaitu berdasarkan rumus empiris dan pengukuran echo sounding. Pengukuran secara empiris dimulai dengan mencari besarnya erosi yang terjadi pada DAS

Brantas Hulu dan Sub DAS Lesti, kemudian dibandingkan dengan hasil pengukuran echo sounding yang dilakukan pihak pengelola, dalam hal ini yaitu Perum Jasa Tirata I. A. Erosi Erosi tanah adalah peristiwa pindahnya atau terangkatnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami. Sedangkan menurut Suripin (2002:11) erosi tanah adalah suatu proses atau peristiwa hilangnya lapisan permukaan tanah atas, baik disebabkan oleh pergerakan air maupun angin. Pada peristiwa erosi, tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat terkikis dan terangkut kemudian diendapkan pada suatu tempat lain. Perhitungan besarnya erosi menggunakan rumus USLE (United Soil Loss Equitment) yaitu : A = R. K. LS. CP Di mana : A : erosi lahan (ton/ha/thn) R : faktor erosivitas hujan K : faktor erodibilitas tanah LS : faktor panjang dan kemiringan lahan CP : faktor tanaman dan pengelolaan lahan Hasil akhir laju erosi (A) dalam studi ini selain dalam satuan ton/ha/thn, juga akan ditampilkan dalam mm per tahun, dengan catatan: ton/ha/th mm/tahun berat jenis tanah x 10000 B. Sediment Delivery Ratio (SDR) Setelah mengetahui besarnya erosi yang terjadi kemudian menghitung nilai SDR, yaitu merupakan perbandingan antara sedimen yang terukur di outlet dan erosi di lahan biasa bisa juga disebut Nisbah pengangkutan Sedimen (NPS). Salah satu cara untuk menentukan besarnya SDR adalah dengan menggunakan persamaan di bawah ini (Asdak, 2002: 408) : = dengan : D = nisbah pengangkutan sedimen atau Sediment Delivery Ratio (SDR) Y = hasil sedimen yang diperoleh di outlet DAS T = erosi total yang berasal dari daerah tangkapan air (termasuk erosi parit, erosi kulit dan erosi alur) yang berlangsung di bagian atas outlet. Selain itu, besarnya SDR juga bisa didapat dengan menggunakan rumus Boyce (1975) yaitu : SDR = 0,41 A -0,3 Di mana : SDR = Sediment Delivery Ratio (SDR) A = Luas DAS (ha) C. Debit Sedimen Muatan layang (suspended load) dapat juga dihitung dengan menggunakan metode USBR ( United State Bureau Reclamation) di mana untuk menghitung angkutan muatan layang, diperlukan pengukuran debit air (Qw) dalam m3/det, yang dikombinasikan dengan konsentrasi sedimen (C) dalam mg/l, yang menghasilkan debit sedimen dalam ton/hari dihitung dengan persamaan (Strand, 1982 : 7): Qs = 0,0864 C.Qw Dari perhitungan, dibuat lengkung aliran sedimen yang merupakan garis regresi antara angkutan sedimen dan debit air dengan persamaan : Qs = a.qwb Dimana Qs = Debit sedimen (ton/hari) C = konsentrasi sedimen (mg/liter) Qw = Debit aliran (m 3 /detik) 0,0864 adalah faktor perubahan unit. Selain itu, Borland dan Maddock dari USBR telah menyediakan sebuah tabel untuk memperkirakan besar angkutan bed load berdasarkan konsentrasi suspended

loadnya. Adapun titik yang digunakan dalam perhitungan adalah Tawangrejeni dan Gadang. Untuk perhitungan debit sedimen digunakan data debit pada tahun 2011 dan 2012. D. Echo sounding Hasil sedimen tahunan atau musiman dapat juga ditentukan dari pengukuran terhadap perubahan dasar waduk yang dilewati oleh sungai tersebut. Pengukuran perubahan dasar waduk ini biasanya dilakukan disebut dengan echo sounding. Setelah diperoleh data kedalaman dan jarak tiap-tiap jalur sesuai dengan patok tetap, selanjutnya dapat dibuat peta kontur kedalaman waduk dengan cara interpolasi. Berdasarkan peta kontur ini maka dapat dihitung volume waduk. Volume waduk saat pengukuran dibandingkan volume waduk dari pengukuran periode sebelumnya maka akan diketahui besarnya sedimen yang teredapkan dalam waduk. Perbandingan volume tersebut harus dihitung berdasarkan elevasi yang sama. Dari hasil pengukuran echo sounding ini nanti bisa diketahui besarnya laju sedimentasi yang terjadi yang selanjutnya digunakan untuk memprediksi berapa sisa usia guna Waduk Sengguruh. Gambar 1. Denah Pengukuran Echo Sounding Waduk Sengguruh Sumber : Perum Jasa Tirta I E. Sisa Usia Guna Waduk Pada umumnya penentuan umur waduk dilakukan dengan cara menghitung berapa lama tampungan mati terisi penuh sedimen. Bila jumlah sedimen yang masuk lebih besar disbanding kapasitas waduknya, maka usia guna waduk tersebut akan berkurang dari usia guna yang telah direncanakan. Dalam studi ini, perhitungan sisa usia guna waduk dihitung dengan dua metode, yaitu secara empiris yang diperoleh dari perhitungan erosi serta dari hasil pengukuran echo sounding. Perhitungan sendiri bergantung pada besarnya laju sedimen yang masuk waduk dan tampungan mati waduk. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Studi Waduk Sengguruh terletak di Desa Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Waduk Sengguruh terletak pada 112 o 42 58 112 o 36 21 BT 8 o 02 50 8 o 12 10 LS, berada sekitar 24 km di selatan Kota Malang. Lokasi waduk berada pada bagian hilir pertemuan Kali Brantas dan Kali Lesti dan juga berada pada ujung daerah genangan Waduk Sutami. Total volume tampungan Bendungan Sengguruh sebanyak 21.500.000 m 3, dengan rincian ±2.500.000 m 3 sebagai volume aktif dan ±19.000.000 m 3 sebagai desain volume sedimen (http://www.jasatirta1.co.id). 3.2. Data Data-data yang diperlukan antara lain : 1. Peta, yang digunakan antara lain : a. Peta topografi. b. Peta tata guna lahan. 2. Data hidrologi, yang diperlukan antara lain : c. Data hujan harian 10 tahun (Tahun 2002-2012).

d. Data debit harian 10 tahun (Tahun 2002-2012). 3. Data konsentrasi sedimen. 4. Data teknis waduk 5. Data Echosounding Waduk Sengguruh. (2011-2012) 3.3. Tahapan Studi Adapun tahapan-tahapan studi ini yaitu sebagai berikut : 1. Pengolahan data erosi Dari data tingkat kekritisan lahan kemudian dilakukan perhitungan untuk pendugaan laju erosi menggunakan metode USLE ( Universal Soil Lost Equation). 2. Analisa Sediment Delivery Ratio (SDR). Dengan menggunakan data erosi dan data luas DAS kita dapat menghitung rasio pengangkutan sedimen yang terjadi. 3. Perhitungan debit sedimen Dari data debit inflow yang masuk ke waduk dan data konsentrasi sedimen dapat diketahui besarnya sedimen yang masuk Waduk Sengguruh 4. Analisa trap efficiency. 5. Perhitungan berkurangnya kapasitas waduk 6. Melakukuan perhitungan dengan menggunakan pengukuran echo sounding dari hasil pengukuran bisa diketahui pola pengendapat, sedimen total, serta besarnya laju sedimentasi. Selanjutnya bisa menghitung sisa usia guna Waduk 7. Perhitungan sisa usia guna Waduk Dari hasil perhitungan erosi dan analisa hasil pengukuran echo sounding maka dilakukan perhitungan untuk memprediksi sisa usia guna waduk. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Erosi Sub DAS Lesti Tabel 1. Hasil Nilai Prediksi Erosi No Jenis Lahan A (ton/ha/th) 1 Hutan 4,071 2 Kebun 57,473 3 Padang Rumput 5,987 4 Pemukiman 47,894 5 Sawah Irigasi 0,200 6 Sawah Tadah 0,200 Hujan 7 Semak Belukar 862,096 8 Tanah Ladang 215,524 Jumlah Prediksi Erosi Lahan 1193,444 Sumber : Perhitungan Maka nilai prediksi erosi rata-rata tahun 2003-2012 pada lahan Sub DAS Lesti seluas 60943,372 ha dengan prosentasi lahan hutan 7,855%, kebun 26,084%, padang rumput 0,116%, pemukiman 12,790%, sawah irigasi 9,980%, sawah tadah hujan 0,728%, semak belukar 2,807%, dan tanah ladang 39,639% = 131,098 ton/ha/th DAS Brantas Hulu Dengan menggunakan cara yang sama seperti perhitungan di Sub DAS Lesti, diperoleh besarnya laju erosi pada DAS Brantas Hulu seluas 93838,570 ha yaitu 552,312 ton/tha/thn. Sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya laju erosi total yaitu 683,410 ton.ha/thn, dengan menggunakan nilai berat jenis sedimen diperoleh volume laju erosi yang masuk Waduk Sengguruh yaitu 24395471,114 m 3 /thn dengan ketebalan yaitu 27,872 mm/thn. B. Sediment Delivery Ratio (SDR) Untuk persamaan umum yang digunakan untuk perhitungan rasio pengangkutan sedimen (s ediment delivery ratio) adalah sebagai berikut : =

Dengan : D = Sediment Delivery Ratio (SDR) Sy = hasil sedimen yang diperoleh di outlet DAS (ton/ha/thn) T = erosi lahan (ton/ha/thn) Besarnya SDR juga bisa didapat dengan menggunakan rumus Boyce (1975) yaitu: SDR = 0,41 A Di mana : SDR = Sediment Delivery Ratio (SDR) A = Luas DAS (ha) = 154781,942 ha A -0,3 SDR = 0,41 x (154.781,942) -0.3 = 0,0114 = 1,14% C. Perhitungan Angkutan Sedimen Empiris Maka angkutan sedimen yang terjadi dapat dihitung : S Y = SDR x T Di mana : Sy = Angkutan Sedimen (ton/ha/thn) SDR = Sediment Delivery Ratio T = Erosi lahan (ton/ha/thn) Maka : Sy = 0.0114 x 683.410 = 7.791 ton/ha/thn = 491.805,102 m 3 /thn D. Analisa Laju Sedimentasi Sejak selesai dibangun pada tahun 1988, waduk Sengguruh yang bertujuan untuk menahan laju sedimen yang masuk ke waduk Sutami telah meneriman beban sedimentasi yang cukup berat. Kondisi volume tampungan waduk Sengguruh pun berkurang dengan sangat cepat sejak awal beroperasi dan terus menurun seiring dengan sedimentasi yang terjadi. Tercatat pada tahun 2012, kapasitas tampungan kotor waduk Sengguruh yang semula 21,5 juta m 3 hanya tinggal 1,14 juta m 3. Kondisi yang sama juga tampak pada tampungan efektif dan tampungan matinya yang masing-masing hanya tinggal 0,63 dan 0,50 juta m 3. Gambar 2. Perubahan Kapasitas Tampungan Waduk Sengguruh Sumber : Data Echo Sounding Perum Jasa Tirta I E. Perubahan Tampungan Waduk Sedimentasi yang masuk dalam kurun waktu tertentu berakibat pada adanya perubahan penampang waduk. Dari perubahan ini pula didapat letak atau posisi sedimen yang mengendap. Sebagai penggambaran untuk permasalah perubahan bentuk penampang tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut : Gambar 3. Penampang Melintang Waduk Sengguruh Titik 1L 1R umber : Data Echo Sounding Perum Jasa Tirta I

b) Volume mati = (18,517 / 19,000) x 100% = 97,46% Tabel 4.34. Volume Waduk Sengguruh berdasarkan Pengukuran Echo Sounding 2011-2012 Volume Elevasi 2011 Volume 2012 (m) (m 3 ) (m 3 ) Gambar 4. Penampang Melintang Waduk Sengguruh Titik 2L 2R Sumber : Data Echo Sounding Perum Jasa Tirta I 293,50 1.998.575,15 2.085.692,81 293,00 1.426.845,45 1.517.827,98 292,50 999.302,36 1.089.121,88 292,00 707.435,50 790.264,98 291,40 418.182,16 482.868,97 291,00 279.752,06 313.407,75 290,00 130.745,00 126.577,19 289,00 80.154,52 55.869,48 288,00 17.978,93 14.507,81 Gambar 5. Penampang Melintang Waduk Sengguruh Titik SL.2L 2R Sumber : Data Echo Sounding Perum Jasa Tirta I Dari hasil hitungan data teknik Waduk Sengguruh diperoleh nilai sebagai berikut : Tabel 2. Besar Sedimen sampai Tahun 2012 Elevasi (m) Volume (juta m 3 ) Besar sedimen 1988 2012 juta m 3 HWL = 292,50 21,500 1,089 20,411 Volume efektif 2,500 0,606 1,894 LWL = 291,40 19,000 0,483 18,517 Sumber : Perhitungan echo sounding Sengguruh Perum Jasa Tirta I Pengurangan volume tahun 2012 berdasarkan data di atas yaitu : a) Volume tampungan HWL (292,50) : = (20,411 / 21,500) x 100% = 94,93% 287,00 3.907,79 2.697,03 286,00 421,91 325,53 285,00 0,00 0,00 284,00 0,00 0,00 sumber : pengukuran echo sounding Perum Jasa Tirta I F. Usia Guna Waduk a) Berdasarkan Perhitungan Erosi Data yang diketahui yaitu : - Laju sedimentasi = 491.805,102 m 3 /thn - Sisa volume tampungan mati (tahun 2012) = 503.923,98 m³ - Maka, sisa usia guna Waduk =.,., = 1,02 tahun b) Berdasarkan Pengukuran echo sounding Data yang diketahui yaitu :

-Volume terhadap elevasi kontrol (+291,40) - Volume tahun 2012 = 482.868,97 m 3 - Volume Tampungan sedimen = 19 juta m 3 - Volume tampungan mati telah terisi = 19.000.000,00 482.868,97 = 18.517.131.03 m 3 - Laju sedimen 19.000.000,00 482.868,97 = 24 = 771.547,13 m 3 /tahun - Maka, sisa usia waduk Sengguruh 482.868,97 = 771.547,13 = 0,63 tahun Dari kedua metode yang digunakan, yaitu pengukuran berdasarkan erosi yang terjadi dan berdasarkan data pengukuran echo sounding tidak terjadi perbedaan sisa usia guna waduk yang tidak terlalu besar sehingga dapat disimpulkan bahwa sisa usia guna Waduk Sengguruh hanya sekitar 1 tahun. G. Penanganan Sedimentasi Pemeliharaan rutin yang dilakukan pada intake dengan pembuangan sedimen melalui sand flushing tentu saja tidak seimbang dengan besarnya sedimentasi yang terjadi. Untuk itu sejak tahun 1995 dilakukan penanganan teknis dengan pengerukan di Waduk Sengguruh. Pelaksanaan pengerukan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penumpukan sedimen di sekitar intake PLTA, dengan tujuan agar sedapat mungkin bisa menjaga agar endapan sedimen tidak terlalu tinggi dan mengganggu operasi PLTA Sengguruh. Selain itu, pengerukan juga dilakukan pada alur sungai Brantas dan Sungai Lesti. Besarnya volume pegerukan yang dilakukan yaitu hanya berkisar 220.000 m 3. Jumlah pengerukan ini masih tidak sebanding dengan laju sedimen yang masuk. Volume pengerukan sendiri dapat meningkatkan usia guna waduk sebesar 39%. 5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan pada bahasan sebelumnya diperoleh beberapa hasil antara lain sebagai berikut : 1. Erosi yang menyebabkan sedimentasi pada Waduk Sengguruh bersumber pada dua DAS yaitu DAS Brantas Hulu dan Sub DAS Lesti. - Laju erosi pada Sub DAS Lesti = 131,098 ton/ha/thn. = 3.258.378,569 m 3 /thn. - Laju DAS Brantas Hulu = 552,312 ton/ha/thn. = 21.137.092,545 m 3 /thn. Sehingga dapat diperoleh total erosi yaitu sebesar 684,410 ton/ha/thn atau 24.395.471,114 m 3 /thn dengan luas area 1548 km 2. Untuk ketebalan erosi yaitu 27,87 mm/thn. 2. Berdasarkan nilai laju erosi yang terjadi bisa diketahui besarnya laju sedimentasi yang masuk Waduk Sengguruh yaitu 491.805,102 m 3 /thn. 3. Sisa volume tampungan mati Waduk Sengguruh berdasarkan pengukuran echo sounding yaitu sebesar 482.868,97 m 3. 4. Sisa usia guna Waduk Sengguruh : - berdasarkan perhitungan erosi yang terjadi sisa usia guna waduk yaiu 0,48 tahun. - berdasarkan pengukuran echo sounding sisa usia guna waduk yaitu 0,63 tahun.

Penurunan atau penyusutan kapasitas tampungan waduk akan terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun terkait adanya eksploitasi dan aktivitas manusia pada DAS tersebut. Selain itu, penangan teknis maupun non teknis yang kurang dimaksimalkan juga akan terus menyebabkan berkurangnya usia guna Waduk Sengguruh. 5.2. Saran Melihat kondisi dan permasalahan yang terjadi maka dapat diberikan beberapa saran antara lain : 1. Untuk melindungi Waduk Sengguruh terhadap sedimentasi dapat dilakukan pengerukan, walaupun fungsi pengerukan ini hanya bersifat memperpanjang waktu operasi waduk. Perlu dioptimalkannya pengerukan ini, sebab sehari saja tidak dilakukan pengerukan maka Waduk tidak dapat berfungsi sebagaimana peruntukannya. Penambahan alat pengerukan dan intensitas pengerukan perlu dilakukan agar bisa memaksimalkan peran Waduk sebagaimana peruntukannya. 2. Pengendalian sedimentasi secara teknis yaitu dengan membangun sebuah baangunan air pengendali sedimen seperti sabo dam maupun cek dam maupun bangunan pengendali sedimen yang bersifat ecohydrolic. 3. Selain dengan cara teknis,pengendalian sedimen juga bisa menggunakan cara non teknis yaitu dengan cara penghijauan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2013. Pengertian dan Jenis-jenis Erosi. http://www.siswapedia.com/ pengertian-dan-jenis-jenis-erosi/ (diakses Februari 2014). Anonim. 2013. Laju Sedimentasi Meningkat AncamWaduk Sutami. https://id.berita.yahoo.com/laju- sedimentasi-meningkat-ancam- waduk-sutami-215827280.html/ (diakses Februari 2014). Anonim. 2012. Pengerukan Sedimentasi. http://www.jasatirta1.co.id/sda.php?subaction=showfull&id=1335401 672&archive=&start_from=&ucat= 13& (diakses Februari 2014). Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press. Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Djajasinga, Viari. 2012. Kajian Ekonomi Penanganan Sedimen Pada Waduk Seri Di Sungai Brantas (Sengguruh, Sutami, Dan Wlingi). Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: Program Magister Dan Doktor Teknik Pengairan Universitas Brawijaya. Fidari, Jadfan Sidqi. 2013. Studi Pendugaan Sisa Usia Guna Waduk Sutami dengan Pendekatan Erosi dan Sedimentasi. Tesis Tidak Diterbitkan. Malang: Program Magister Dan Doktor Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Kartasapoetra, A.G. dkk. 1985. Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: Rineka cipta. Limantara, Lily M. 2008. Hidrologi Terapan, Malang: Tirta Media. Linskey, Ray K. Franzini, JB. Sasongko, Djoko. 1986. Teknik Sumber Daya Air. Jakarta: Penerbit Erlangga. Setyono, E. & Bangkit P. 2012. Analisa Tingkat Bahaya Erosi pada Sub DAS Lesti Kabupaten Malang Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Media Teknik Sipil. X (2):114-127. Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi Susilo, Edy. 2001. Kajian Efisiensi Tangkapan Sedimen pada

Beberapa Waduk di Jawa. Tesis Tidak Diterbitkan. Semarang: Program Magister Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. United States Department of The Interior, 1974. Design of Small Dam. New Delhi: Oxford and IBH Publishing Co. Utomo, Wani Hadi. 1994. Erosi dan Konservasi Tanah. Malang : Penerbit IKIP Malang Widanto, Eko. 2013. Laju Sedimenetasi Meningkat Ancam Waduk Sutami. http://www.tempo.co/read/news/20 13/09/18/058514272/Laju- Sedimentasi-Meningkat-Ancam- Waduk-Sutami (diakses Februari 2014). Wirastowati, Ery. 2006. Studi Perbandingan Distribusi Sedimen dengan Metode Empiris dan Echo Sounding di Waduk Wlingi Kabupaten Blitar Jawa Timur. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Yang, Chih Ted. 1996. Sediment Transport Theory and Practice. Mc-Graw Hill International Edition. Singapore Yulia Evita. 2005. Studi Simulasi Tata Guna Lahan Untuk Penanggulangan Erosi dan Sedimentasi di Sub DAS Lesti Hulu dengan Menggunakan Sistem Informasi Geografis (GIS). Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.