Bab 3: Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Strategi layanan sanitasi pada dasarnya adalah untuk mewujudkan Tujuan Sasaran pembangunan sanitasi yang bermuara pada pencapaian Visi Misi Sanitasi kota. Kabupaten Takalar merumuskan strategi layanan sanitas didasarkan pada isu-isu utama/strategis yang dihadapi pada saat ini. Paparan isu strategis tantangan layanan sanitasi kota ini mencakup isu strategis aspek non teknis yang terdiri dari aspek; kebijakan daerah kelembagaan, keuangan, komunikasi, keterlibatan pelaku bisnis, pemberdayaan masyarakat, aspek jender kemiskinan, serta aspek monitoring evaluasi. Segkan paparan isu strategis aspek teknis terdiri dari; sub sektor air limbah domestik, sub sektor persampahan, sub sektor drainase lingkungan, sektor promosi hygienes and sanitation (prohisam). 3.1 Isu Strategis Aspek Non Teknis Isu strategis aspek non teknis yang dimaksudkan dalam bagian ini merupakan isu strategis pada tataran sektor sanitasi, segkan isu strategis aspek non teknis yang terkait langsung dengan setiap sub sektor sanitasi akan dipaparkan dalam sub bab isu strategis aspek teknis. 3.1.1 Kebijakan Daerah Kelembagaan Dalam aspek kebijakan daerah kelembagaan, isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan adalah: 1. Tingkat Sistem perlu ada peraturan regulasi kebijakan terkait penglolaan sistem air limbah. Meningkatkan pengawasan bimbingan teknis dalam pengelolaan air limbah 2. Tingkat Organisasi Penguatan terhadap Kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 1
3. Tingkat Individu SKPD-SKPD penanggungjawab layanan pengelolaan sanitasi di Kabupaten Takalar saat ini masih berhadapan dengan masalah keterbatasan personil yang memiliki pengetahuan, keterampilan teknis yang mendukung optimalitas pengelolaan sarana prasarana serta layanan. Strategi Sanitasi Kabupaten Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi aat ini masih berhadapan dengan masalah keterbatasan pengetahuan keterampilan tentang teknik pengelolaan sanitasi. Hal ini menjadi kendala bagi Pokja untuk dapat menjalankan tugas fungsi koordinasi yang terkait dengan hal teknis pengelolaan sanitasi. 3.1.2 Keuangan Ada peluang penaan dari APBN berupa DAK sanitasi, belanja instansi vertikal (K/L), APBD Propinsi berupa a bantuan keuangan a vertikal/ satker propinsi untuk pembangunan sanitasi. Kemampuan APBD kabupaten dalam membiayai pembangunan sanitasi belum optimal belum efektif Kurangnya pemahaman tentang aspek sanitasi dari anggota Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Panitia Anggaran DPRD Belum masuknya aspek sanitasi kedalam dokumen perencanaan kabupaten (KUA, PPAS, RKA) 3.1.3 Komunikasi Ada peluang untuk memanfaatkan lebih banyak ragam media untuk sosialisasi pentingnya Sanitasi. Aya media massa milik Pemda (Lipang Bajeng FM) majalah (Panranuang Pos) yang bisa digunakan untuk promosi Advokasi isu sanitasi harus terintegrasi tidak dilakukan secara parsial/sektoral tidak terpadu untuk suatu target keluaran (output) yang terukur dalam perencanaan jangka waktu tertentu oleh komunikator (pelaku komunikasi) Kejelasan mekanisme untuk kualitas pengemasan pesan kunci, materi perangkat (tools) yang dibutuhkan untuk kelompok sasaran advokasi Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 2
Masih kurangnya dukungan media komunikasi yang selalu membantu dalam mempromosikan kegiatan perilaku hidup bersih sehat 3.1.3 Keterlibatan Pihak Swasta Sejauh ini belum aya ketertarikan pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi. Aya keterbatasan lahan dalam promosi investasi investasi dalam sektor sanitasi yang bisa dikalola secara bisnis (full cost recovery) sehingga masih diperlukan penguatan kemitraan untuk meraih peluang investasi swasta di big sanitasi. 3.1.4 Aspek Monitoring Evaluasi Belum ada mekanisme pemantauan berkala evaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan sanitasi di tingkat individu masyarakat. Kualitas individu dalam penyelenggaraan sekaligus pemantauan indikator keberhasilan upaya advokasi bagi setiap isu/permasalahan sub sektor serta berbagai aspek pendukung pembangunan sanitasi perlu peningkatan Belum aya kebijakan yang menegaskan hak kewajiban, peran dalam monitoring evaluasi program-program sanitasi secara terpadu terintegrasi 3.1 Isu Strategis Aspek Teknis Seperti sudah dijelaskan di atas, bahwa isu strategis aspek teknis ini tidak hanya memuat tentang isu teknis saja tetapi juga memaparkan tentang aspek non teknis yang melekat terkait langsung dengan setiap sub sektor sanitasi sektor air bersih 3.2.1. Sub Sektor Air Limbah Domestik Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub-sektor Air Limbah di Kabupaten Takalar terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan air limbah ketersediaan sarana prasarananya, segkan isu non teknis adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-aspek lain dalam pengelolaan air limbah. Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 3
Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah di Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut : 1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan air limbah domestik Menurunnya kualitas air permukaan air tanah akibat pencemaran air limbah Banyak bangunan (rumah, gedung pertokoan) yang belum memiliki bangunan bawah dari jamban yang septik 2) Isu Kebijakan Daerah Kelembagaan Penguatan terhadap Kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah Organisasi/lembaga pengelola layanan air limbah masih lemah dalam melaksanakan fungsi operasi pemeliharaan karena keterbatasan sumber daya manusia, anggaran serta sistem pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Takalar yang masih belum terintegrasi Sistem layanan pengelolaan air limbah belum dirancang untuk terintegrasi antar SKPD, juga belum menetapkan dengan tegas pola kerjasama dengan swasta yang akan dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Takalar dalam pengelolaan air limbah domestik skala kabupaten. 3) Isu Keuangan Lemahnya dukungan dalam pengelolaan air limbah dapat dilihat dari segi penaan baik dari pemerintah kabupaten, provinsi maupun pusat untuk sub sektor air limbah 4) Isu Komunikasi Masih kurangnya dukungan media komunikasi yang selalu membantu dalam mempromosikan kegiatan perilaku hidup bersih sehat Lemahnya keterlibatan jaringan aliansi kemitraan yang telah terbina selama ini dalam sosialisasi bersama akan akibat dari pencemaran limbah cair Kurangnya keterlibatan kerjasama antar sesama lembaga program yang terkait dalam pengelolaan air limbah domestik Lemahnya pengetahuan kesadaran akan bahaya pencemaran air limbah domestik Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 4
osialisasi kurang efektif karena tidak menjangkau seluruh pemangku kepentingan kunci (key stakeholder). 5) Isu Partisipasi Swasta Sejauh ini belum aya ketertarikan pihak swasta dalam pengelolaan air limbah Belum tersedianya truk sedot angkut lumpur tinja oleh Pemkab Swasta yang bisa dikembangkan lagi karena potensi pasar (pemakai tangki septik yang aman) masih dapat dikembangkan Belum ada pihak swasta usaha sedot kakus Mendorong peningkatan fasilitasi kerjasama pemerintah swasta dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah 6) Isu peran serta masyarakat Operasional Maintenance MCK Umum MCK Plus (Sanimas) belum optimal. Masyarakat belum terbiasa untuk menjalankan pemeliharaan sarana pengolahan air limbah domestik yang telah dibangun, ketergantungan kepada pemerintah masih tinggi Pemanfaatan saluran drainase ba air untuk buangan air limbah secara langsung maupun secara terselubung 3.2.1. Sub Sektor Persampahan Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub-sektor Persampahan di Kabupaten Takalar terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan persampahan ketersediaan sarana prasarananya, segkan isu non teknis adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-aspek lain dalam pengelolaan persampahan. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut : 1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan persampahan Masih kurangnya layanan sampah pada masyarakat (48,9 % sampah domestik masih berserakan) Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 5
Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah Keterbatasan armada pengangkutan serta lemahnya manajemen pengangkutan sampah menyebabkan tertumpuknya sampah di TPS kontainer yang menimbulkan polusi bau lingkungan di sekitar TPS kontainer 2) Isu Kebijakan Daerah Kelembagaan Kelembagaan pengelolah sektor persampahan masih rendah Saat ini Pemerintah Kabupaten Takalar masih mengalami kesulitan untuk menemukan skema kelembagaan pengelolaan sampah regional yang tepat realistis guna pemecahan masalah sampah Kabupaten Takalar Telah mulai dilakukannya program pemicuan pengolahan kompos skala rumah tangga di beberapa wilayah percontohan dalam rangka memicu minat untuk mengurangi sampah di lingkungan rumah tangga (reducing) 3) Isu Keuangan Masih minimnya anggaran persampahan yang tersedia Keterbatasan kemampuan penaan APBD Kabupaten Takalar mengakibatkan anggaran yang dialokasiakan untuk pengelolaan persampahan terbatas sehingga dalam penganggaran menganut sistem prioritas Keterbatasan penaan disebabkan belum tercantumnya aspek sanitasi belum sepenuhnya menjadi program prioritas dalam dokumen dokumen perencanaan kabupaten yang ada 4) Isu Komunikasi Belum optimalnya informasi melalui media cetak elektronik terkait pengelolaan sampah kepada masyarakat 5) Isu Partisipasi Swasta Belum ada kerjasama dengan pihak swasta terkait pengelolaan sampah Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 6
6) Isu Peran Serta Masyarakat Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam pengolahan sampah Belum optimalnya sosialisasi terkait sampah pada masyarakat Tingkat kesadaran yang masih rendah terhadap pengolahan sampah 3.1.3 Sub Sektor Drainase Lingkungan Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan sub-sektor Drainase Lingkungan di Kabupaten Takalar terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan drainase lingkungan ketersediaan sarana prasarananya, segkan isu non teknis adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-aspek lain dalam pengelolaan drainase lingkungan. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut : 1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan drainase lingkungan Belum aya Master Plant Drainase Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pememlihara drainase lingkungan yang telah terbangun Kondisi topografi yang cenderung datar posisi Kabupaten Takalar yang berada di wilayah hilir memiliki resiko genangan banjir yang tinggi Pembangunan Pemeliharaan sarana prasarana darinase lingkungan belum berjalan optimal 2) Isu Kebijakan Daerah Kelembagaan Belum tersedianya SOP terhadap pemeliharaan sistem drainase Belum aya regulasi menyangkut drainase 3) Isu Keuangan Masih minimnya anggaran persampahan yang tersedia Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 7
Keterbatasan anggaran untuk sub sektor drainase sebagai akibat dari sulitnya mengusulkan kegiatan dalam pembangunan pengelolaan drainase lingkungan Kegiatan pembangunan drainase belum dikaitkan dengan kegiatan lain sebagai suatu kesatuan dari kegiatan pembangunan jalan, belum dikaitkan dengan aspek makro ekonomi. Dimana apabila drainase kabupaten baik akan membantu meningkatkan roda perekonomian (biaya akibat banjir ditekan) 4) Isu Komunikasi Belum maksimalnya informasi kepada masyarakat terkait pemeliharan saluran drainase 5) Isu Partisipasi Swasta Belum ada kerjasama dengan swasta terkait pembangunan pemeliharaan drainase 6) Isu Peran Serta Masyarakat Masih rendahnya pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pemeliharaan drainase 3.1.4 Sub Sektor PHBS Promosi Higiene Isu-isu utama/strategis yang teridentifikasi dalam pengelolaan Aspek PHBS Promosi Higiene di Kabupaten Takalar terdiri dari isu teknis operasional maupun non teknis. Masalah teknis operasional berkaitan dengan layanan pengelolaan PHBS Promosi Higiene ketersediaan sarana prasarananya, segkan isu non teknis adalah masalah operasional yang muncul yang terkait dengan dukungan aspek-aspek lain dalam PHBS Promosi Higiene. Adapun isu-isu strategis dalam pengelolaan PHBS Promosi Higiene di Kabupaten Takalar adalah sebagai berikut : 1) Isu teknis operasional layanan pengelolaan PHBS Promosi Higiene Aya program upaya kesehatan berbasis masyarakat/ukbm (kelurahan siaga, posyandu) yang didukung oleh kader PHBS aktif. Upaya kaderisasi kader PHBS belum optimal. Belum maksimalnya peran jender dalam upaya Pemberdayaan masyarakat terhadap penurunan stop BABS Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 8
Belum maksimalnya peran jender dalam upaya Pemberdayaan masyarakat terhadap peningkatan CTPS. 2) Isu Kebijakan Daerah Kelembagaan Aya edaran bupati tentang STBM namun belum di laksanakan secara optimal Belum aya aturan ataupun edaran bupati tentang CTPS 3) Isu Keuangan Masih minimnya a APBD yang di anggarkan untuk promosi stop BABS Masih minimnya a APBD yang di anggarkan untuk promosi CTPS Sudah ada alokasi anggaran untuk pendataan PHBS walaupun masih belum otimal untuk mendata semua indikator PHBS terkait sanitasi Aya dukungan a dari APBD kabupaten kepada Dinas Kesehatan dalam upaya sosialisasi implementasi program kegiatan PHBS Promosi Higiene 4) Isu Komunikasi Belum optimalnya peran media untuk mempublikasikan buang air besar sembarangan Belum optimalnya peran media untuk mempublikasikan cuci tangan pakai sabun 5) Isu Partisipasi Swasta Belum maksimalnya keterlibatan pihak swasta dalam mempromosikan percepatan stop BABS Belum maksimalnya keterlibatan pihak swasta dalam mempromosikan percepatan stop BABS 6) Isu Peran Serta Masyarakat Masih banyaknya masyarakat yang buang air besar sembarangan Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam cuci tangan pakai sabun Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 9
3.1 Tujuan, Sasaran, Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Tabel 3.1: Tujuan, Sasaran, Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Tujuan 1. Tersedianya sistem pengelolaan air limbah terpusat komunal tahun 2018. 2. Meningkatkan kesadaran partisipasi masyarakat dalam pengelolaan air limbah domestik Sasaran Pernyataan sasaran 1. Meningkatkan keterlibatan warga dalam pengelolaan air limbah domestik dengan menggunakan sarana yang septik secara individual komunal sampai tahun 2018 sebesar 90%. 2. Tersedianya layanan air limbah setempat yang memadai pada tahun 2018. Indikator sasaran Banyaknya masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pengelolaan air limbah domestik pada program USRI SLBM dengan pencapaian Kelurahan ODF Strategi 1. Merubah perilaku meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan air limbah 2. perlu ada peraturan regulasi kebijakan terkait penglolaan sistem air limbah 3. Meningkatkan pengawasan bimbingan teknis dalam pengelolaan air limbah 4. Perlu dukungan pemerintah kota, Provinsi maupun pusat terkait penaan di sub sektor air limbah 5. Optimalisasi media informasi dalam mensosialisasikan pengelolaan air limbah domestik 6. Perlunya pemahaman masyarakat tentang dampak yang ditimbukan secara langsung akibat pencemaran air limbah Domestik 7. Mendorong peningkatan fasilitasi kerjasama pemerintah swasta dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah 8. Peningkatan kapasitas SDM para pelaku di big air limbah melalui pelatihan workshop yang berkelanjutan 9. Peningkatan kapasitas SDM para pelaku di big air limbah melalui pelatihan workshop yang berkelanjutan 10. Peningkatan pengetahuan terkait sarana prasarana air limbah melalui kajian lingkungan hidup stretegis (KLHS) 11. Optimalisasi/implementasi program sanitasi jaringan air limbah rumah sehat 12. Perlu pengawasan Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 10
pemeriksaan tempat-tempat umum (TTU) serta Tempat Pengolahan Makanan(TPM) 13. Perlu pengawasan pemeriksaan perumahan 3.2 Tujuan, Sasaran, Strategi Pengembangan Persampahan Tabel 3.2: Tujuan, Sasaran, Tahapan Pencapaian Pengembangan Persampahan Tujuan Sasaran Pernyataan sasaran Indikator sasaran Strategi 1. Sebagai 1. Peningkatan pedoman layanan terhadap persampaha n pelaksanaan 2. Peningkatan ekonomi operator masyarakat pengelolaan melalui sampah tahun pemanfaatan 2018 sampah 2. Peningkatan layanan sampah sebesar 86 % penyebarluasan di tahun 2018 elektronik 3. Meningkatkan. 1. Mengurangi timbulan sampah terhadap upaya pengelolaan sampah kotadasar hukum terhadap pelaksanaan pengelolaan persampahan 2. Mengurangi timbulan sampah terhadap upaya pengelolaan sampah kota 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengolahan sampah kota peran serta merubah pola fikir masyarakat dalam pengelolaan sampah 1. Perlu ada metode yang tepat terhadap pengelolaan sampah 2. Diperlukan legalitas kelembagaan yang kuat bagi persampahan sehingga tufoksi dapat terlaksana 3. Dibutuhkan alokasi penaan dari Pemerintah Daerah, Provinsi maupun Pusat disektor persampahan 4. Perlu sosialisasi informasi melalui media cetak terhadap pentingnya pengolahan sampah mulai dari sumber 5. Dibutuhkan kerjasama dengan pihak swasta terkait pengelolaan sampah 6. Memaksimalkan sosialisasi terkait sampah pada masyarakat 7. Menumbuhkembangkan kesadaran semua pihak terhadap pentingnya pengolahan sampah 8. Perlu peningkatan sistem pengawasan terkait Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 11
pengelolaan sampah 3.3 Tujuan, Sasaran, Strategi Pengembangan Drainase Tabel 3.3: Tujuan, Sasaran, Tahapan Pencapaian Pengembangan Drainase Sasaran Tujuan Pernyataan sasaran Indikator sasaran Strategi Peningkatan jumlah Berkurangnya 1. Diperlukan kesadaran Meningkatkan cakupan layanan genangan air pemahaman masyarakat kegiatan terkait penataan endapan terkait pemeliharaan masyarakat pemeliharaan sendimen di saluran drainase terhadap drainase saluran 2. Diperlukan metode yang pemeliharaan drainase kota tepat terhadap sistem drainase pemeliharaan drainase 3. Dibutuhkan dukungan dari pemerintah Daerah, Provinsi Pusat terkait anggaran sektor drainase 4. Dibutuhkan penyebarluasan informasi kepada masyarakat terkait pemeliharan saluran drainase 5. erlu aya kerjasama dengan swasta terkait pemeliharaan pembangunan sistem drainase kota 6. Diperlukan pemahaman masyarakat yang tinggi terhadap pentingnya pemeliharaan drainase 7. Perlu peningkatan fungsi Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 12
pengawasan terhadap saluran drainase Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 13
3.4 Tujuan, Sasaran, Strategi Pengelolaan PHBS Promosi Sanitasi Tabel 3.4: Tujuan, Sasaran, Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi Rumah Tangga Tujuan 1. Menurunya jumlah masyarakat yang BABS 2. Meningkatnya jumlah masyarakat yang melakukan CTPS Sasaran Pernyataan sasaran 1. Rumah tangga yang masih BABS 2. Masyarakat yang masih belum CTPS Indikator sasaran 1. Masyarakat sudah mengguna kan jamban sehat 2. Masyarakat sudah melakukan CTPS Strategi 1. Perlunya di adakan pelatihan kader untuk melakukan promosi stop BABS 2. Perlu di adakan praktek kampanye CTPS 3. Perlunya dilaksanakan edaran bupati secara optimal 4. Perlunya dilaksanakan edaran bupati secara optimal 5. Perlunya penganggaran untuk pelaksanaan promosi stop BABS 6. perlu penganggaran di SKPD terkait untuk melakukan kampanye praktek CTPS 7. Perlunya menjalin kerja sama dengan media untuk penyebarluasan informasi stop BABS 8. Perlunya menjalin kerja sama dengan media untuk penyebarluasan informasi tentang CTPS 9. Pelibatan semua masyarakat secara total dalam melakukan stop BABS 10. Perlunya pemberian pemahaman Pelibatan semua masyarakat secara total Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 14
dalam melakukan praktek CTPS di lingkungan RT 11. Perlunya keterlibatan seluruh SKPD terkait dalam melakukan monev tentang stop BABS 12. Perlunya keterlibatan seluruh SKPD terkait dalam melakukan monev tentang CTPS Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 15
Tabel 3.5: Tujuan, Sasaran, Tahapan Pencapaian Pengelolaan Sanitasi5Rumah Tangga Tujuan 1. Meningkatnya pengetahuan anak-anak sekolah akan CTPS 2. Meningkatnya pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat di Kalangan Lingkungan Sekolah Sasaran Pernyataan sasaran 1. Sekolah yang cakupan CTPSnya masih rendah 2. Sekolah yang belum memiliki kesadaran berperilaku Hidup Bersih Sehat Indikator sasaran 1. Anak sekolah yang belum sudah menyadari arti Tangan Pakai Sabun 2. Sekolah yang belum menerapk Cuci an PHBS di sekolah Strategi 1. Perlu di adakan praktek kampanye CTPS 2 Perlunya dilaksanakan edaran bupati secara optimal 3. Perlunya dilaksanakan edaran bupati secara optimal 4. Perlunya penganggaran untuk pelaksanaan promosi PHBS Sekolah 5. Perlu penganggaran di SKPD terkait untuk melakukan kampanye praktek CTPS di Sekolah 6. Perlunya menjalin kerja sama dengan media untuk penyebarluasan informasi CTPS di lingkungan sekolah 7. Pelibatan semua masyarakat secara total dalam membina PHBS CTPS di rumah 8. Perlunya keterlibatan seluruh SKPD terkait dalam melakukan monev tentang CTPS PHBS Sekolah serta pembangunan Sanitasi Sekolah Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 16
9. Perlunya keterlibatan seluruh SKPD terkait dalam melakukan monev tentang CTPS 10. Perlunya pelatihan kader duta CTPS serta Sanitasi sekolah melalui pelatihan kader di sekolah. Stategi Sanitasi Kabupaten Takalar 17