Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

Rustam Effendi dan Hendra

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE MIND MAP SISWA KELAS V

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Oleh Sri Mujayani SMP Negeri 1 Wonoayu

Anna Hartati MTs Negeri Barabai Abstract

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA SISWA KELAS V SDN 005 BUKIT TIMAH DUMAI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IVA SDN DEMAKIJO 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V SD

THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MATERI GLOBALISASI MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PROBLEM SOLVING

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Jurusan Pedidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya )

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

Journal of Elementary Education

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL SCRAMBLE DI SDN 03 KOTO PULAI PESISIR SELATAN.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MODEL INKUIRI DI SDN 04 KAMPUNG OLO PADANG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Oleh. Ni Wayan Purni Lestari,

Model Pembelajaran Koperatif Tipe Listening Team dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Ekologi Hewan

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DENGAN MEDIA GRAFIS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV JURNAL OLEH

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI TEKNIK PICK UP CARDS GAME DI SDN KEBONSARI 04 KABUPATEN JEMBER

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

PADA KELAS X 3 SMA NEGERI 4 BARABAI TAHUN PELAJARAN

Fansuri Abdurrahim

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

PENGGUNAAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SD 1) Oleh: Siti Qodriyatun 1), Suhartono 2), Ngatman 3)

Akhmad Suyono *) Dosen FKIP Universitas Islam Riau

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJARAN IPS TEMA SEJARAH PERADABAN INDONESIA PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 SRUWENG

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SDN 08 SUNGAI AUR PASAMAN BARAT

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENGGUNAAN METODE COURSE REVIEW HORAY

IMPLEMENTASI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Pendahuluan. Rahmawati et al., Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar... 1

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

Abstract. Linda Desiningrum et al, Implementasi Metode Role Playing...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA SDN KEBUN BUNGA 6 BANJARMASIN

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Keywords: STAD, Social Skill, Civic Education

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVIEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

ARTIKEL. Oleh AGUSMAWATI NPM

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

BAB I PENDAHULUAN. estafet perjuangan untuk mengisi pembangunan. Hal ini sesuai dengan rumusan

ABSTRACT. Candra Rian Irawan 1 & Slamet Priyanto 2 1 & 2

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BUNG HATTA PADANG

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN BOROWETAN TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VI PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE PEMBELAJARAN INKUIRI DI SDN 30 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) KOMBINASI MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN SUNGAI MIAI 5 BANJARMASIN Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani Email: vharoen07@yahoo.com Abstract: The purposes of this study are to describe the implementation and increase of teacher activity, student activity and describe the student learning of result of Social Studies with Student Team and Make a Match. The method is Classroom Action Research. The subject was 4 th grade students of SDN Sungai Miai 5 Banjarmasin, 2 nd semester in year 2014/2015. The results of this study can enhance the activity of the teacher of the first cycle by 67,5 and 92,5 for the second cycle. Activities of students during the learning process show an increase in the first cycle by 52,63% and 91,05% for the second cycle. Classical completeness student learning outcomes in the first cycle by 60,53% and 89,47% for the second cycle. Suggested were model of student teams achievement division combination with make a match can be used in the selection of one alternative model in social matters and in improving the quality of learning. Abstrak: Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan aktivitas guru, aktivitas siswa, serta hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa dengan menggunakan model pembelajaran Student Team dengan Make a Match. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sungai Miai 5 Banjarmasin pada semester 2 tahun ajaran 2014/2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru pada siklus I mencapai 67,5 sedangkan pada siklus II menjadi 92,5. Aktivitas siswa secara klasikal pada siklus I mencapai persentase 52,63% sedangkan pada siklus II persentase menjadi 91,05%. Hasil belajar siswa pada materi Perkembangan Teknologi pada siklus I mencapai ketuntasan 60,53% sedangkan pada siklus II ketuntasan menjadi 89,47%. Saran yang bisa diberikan model ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pemilihan model pembelajaran dalam pembelajaran IPS serta dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Kata kunci:, Make a Match, Hasil Belajar, Perkembangan Teknologi.

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari Juni 2015, 1-8 2 Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Di jaman yang modern ini teknologi mempunyai hubungan yang erat dengan pendidikan. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Guna mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat diwujudkan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Sapriya (2014:11) mengemukakan bahwa Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisaskan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Hal ini didukung oleh pendapat Susanto (2013:149) bahwa mata pelajaran IPS di SD bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Kenyataan di lapangan proses pembelajaran IPS tidak seperti yang diharapkan, berdasarkan hasil wawancara, observasi dan data yang dikumpulkan oleh peneliti menyatakan bahwa permasalahan dalam penguasaan materi dan hasil belajar yang diperoleh siswa terhadap mata pelajaran IPS masih kurang terutama pada materi perkembangan teknologi. Hal ini didukung dengan hasil belajar siswa sebelumnya yang belum mencapai KKM. Dari nilai rata-rata pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 diketahui dimana 22 orang siswa dari 38 orang siswa mendapat nilai dibawah KKM atau sebanyak 57,89% dan yang tuntas dari 38 orang siswa adalah 16 orang atau sebanyak 42,11%. Sementara itu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah adalah 65 untuk mata pelajaran IPS. Rendahnya hasil belajar dalam pembelajaran IPS ini disebabkan karena siswa kurang antusias dalam pembelajaran, tidak adanya interaksi antar siswa dikelas seperti berdiskusi sehingga menyebabkan anak kurang memahami materi, keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran juga masih kurang, masih banyak siswa yang kurang berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi perkembangan teknologi dan siswa juga terlihat kurang termotivasi dalam pembelajaran. Permasalahan diatas, apabila tidak ada upaya perbaikan maka akan berdampak pada pembelajaran yang tidak bermakna, artinya pelajaran tersebut hanya bersifat hafalan dan

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari Juni 2015, 1-8 3 lama-kelamaan akan mudah terlupakan tanpa memberikan suatu pengalaman belajar yang bermakna kepada siswa. Selain itu akan menghambat siswa untuk dapat mencapai KKM yang telah ditetapkan, sehingga dapat berdampak pula bagi siswa untuk melanjutkan kekelas atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Upaya untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di SDN Sungai Miai 5 Banjarmasin khusus nya kelas IV B ini adalah dengan cara memperbaiki proses pembelajaran IPS sehingga merangsang, memotivasi dan memberikan pengalaman serta dapat mengatasi kesulitan siswa dalam memahami konsep dalam pembelajaran. Dalam hal ini maka peneliti mencoba untuk menggunakan strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa secara aktif dan meningkatkan motivasi sehingga dapat mencapai tujuan bersama dalam kegiatan pembelajaran dan guna meningkatkan hasil belajar. Model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan tersebut yaitu Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan Variasi Make A Match. Penggunaan gabungan kedua Model pembelajaran ini akan dapat melibatkan peran siswa secara aktif adalah pembelajaran Kooperatif Tipe (STAD), model pembelajaran kooperatif tipe STAD membuat siswa lebih termotivasi untuk mempelajari IPS dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keunggulan model ini lebih menekankan pada kinerja kelompok secara heterogen sehingga siswa dalam belajar berdiskusi dan saling membantu dalam mempelajari isi materi pelajaran yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran. Sedangkan model Make a Match berbasis keterampilan proses dengan mengajak siswa belajar sambil bermain dengan mencari pasangan kartu yang diterimanya. Penerapan model ini dimulai dari siswa melakukan pengamatan kemudian untuk lebih mendalami materi siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal. Penerapan model pembelajaran (STAD) dengan Make A Match mampu mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru, meningkatkan kemampuan untuk berfikir, meningkatkan rasa ingin tahu, mendorong siswa untuk berani mengungkapkan ide, mengajarkan kepada siswa untuk saling menghargai. METODE Penelitian tindakan kelas ini adalah pendekatan kualitatif, meskipun data yang dikumpulkan pada pendekatan kualitatif ini bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses Sama pentingnya dengan produk. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Mc Taggart (dalam Suharsimi, 2011:16), yaitu berbentuk spiral dari siklus satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection (refleksi). Lang-kah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari Juni 2015, 1-8 4 Dalam penelitian ini peneliti bekerjasama dengan guru kelas, kehadiran peneliti sebagai pengajar dan dibantu seorang observer, yaitu guru kelas di SDN Sungai Miai 5 Banjarmasin. Dengan cara ini diharapkan akan mendapatkan data yang objektif demi kevalidan data yang diperlukan. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi: (1) data tentang aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams dengan variasi Make A Match; (2) data tentang aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams dengan variasi Make A Match; (3) data hasil belajar siswa tentang kemampuan memecahkan masalah pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi perkem-bangan teknologi. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) Instrument-instrument yang berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu: lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang berfungsi sebagai alat untuk mengetahui data hasil observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran yang berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran; (2) Instrument-instrument yang berkaitan dengan hasil belajar siswa, yaitu berupa Lembar Kerja Kelompok (LKK), kuis dan tes evaluasi hasil belajar tertulis yang dilaksanakan di akhir pembelajaran setiap kali pertemuan dalam setiap siklus. Indikator keberhasilan aktivitas guru dalam pelaksanaan langkahlangkah pembelajaran memperoleh skor 82 dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran secara ratarata kelas dapat mencapai skor 82 dengan kriteria sangat aktif dan apabila dilihat secara klasikal mencapai 81% siswa berada pada kriteria Hampir Seluruhnya Aktif atau Seluruhnya Aktif. Hasil belajar siswa mendapat nilai 70 (KKM) tuntas secara individual dan secara klasikal mencapai 80% siswa tuntas. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi analisis kualitatif dan kuantitatif. (1) Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui kualitas proses model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan variasi Make A Match melalui kegiatan observasi aktivitas guru terkait cara mengajar dan keaktifan siswa selama proses pem-belajaran berlangsung; (2) Analisis kuantitatif dilakukan untuk menge-tahui hasil belajar siswa baik secara individual maupun klasikal, sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Analisis data mengenai hasil belajar siswa dilakukan dengan menghitung jumlah siswa yang telah tuntas dari evaluasi di akhir pembelajaran setiap pertemuan dengan materi yang telah diberikan selama proses pembelajaran yaitu mengenai perkembangan teknologi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan temuan penelitian, aktivitas guru dari siklus I sampai siklus II memperlihatkan adanya perbaikan serta peningkatan yang signifikan pada aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari Juni 2015, 1-8 5 tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan variasi Make A Match. Aktivitas Guru 67.5 77.5 80 92.5 Pert.1 Sik.1 Pert.2 Sik.1 Pert.1 Sik.2 Pert.2 Sik.2 Aktivitas pembelajaran oleh guru pada siklus I dan II pada mata pelajaran IPS materi Perkembangan Teknologi melalui model pembelajaran Student Team dengan Make a Match mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari lembar hasil observasi guru yang telah dinilai oleh observer pada saat pembelajaran berlangsung. Pada siklus I pertemuan 1 skor aktivitas guru yang diperoleh 67,5 dengan kategori baik, dan pada siklus I pertemuan 2 memperoleh skor 77,5 dengan kategori baik untuk pada siklus II pertemuan 1 perolehan skor meningkat menjadi 80 dengan kategori baikdan pada siklus II pertemuan 2 memperoleh 92,5 dengan kategori Sangat Baik. Dengan demikian indikator keberhasilan aktivitas guru sudah tercapai yakni 85% berdasarkan interpretasi keaktifan guru. Peningkatan hasil aktivitas guru dalam pembelajaran di atas disebabkan oleh adanya perbaikan pembelajaran melalui refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan. Refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian tujuan sementara. Penggunaan model pembelajaran Student Team dengan Make a Match pada materi Perkembangan Teknologi dapat meningkatkan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar sehingga berjalan dengan efektif. Menurut Rusman (2014:58) mengemukakan bahwa guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Dengan demikian, efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas dan kemampuan guru. Menurut Susanto (2013:19) pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Menurut Suriansyah (2014:226), pembelajaran kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta didik, juga siswa dapat menjadi kreatif dalam proses pembelajaran. Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa aktivitas guru menunjukkan peningkatan kegiatan dari pertemuan ke-1 siklus I hingga pertemuan ke-2 siklus II. Peningkatan terjadi karena pembenahan dan perbaikan dari guru, berdasarkan hasil observasi dalam mengajar menggunakan model Student Team dengan Make a Match. Maka aktivitas guru dalam pembelajaran IPS pada materi Perkembangan Teknologi dinyatakan berhasil.

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari Juni 2015, 1-8 6 Berdasarkan beberapa data dan hasil temuan serta hasil refleksi bahwa hasil aktivitas siswa secara individual pada setiap pertemuan disetiap siklusnya mengalami peningkatan Aktivitas Siswa Secara Rata-rata kelas 61.97 69,.47 78.42 85.13 Pert.1 Sik.1 Pert.2 Sik.1 Pert.1 Sik.2 Pert.2 Sik.2 Aktivitas Siswa Secara Klasikal 52.63% 69.47% 78.95% 91.05% Pert.1 Sik.1 Pert.2 Sik.1 Pert.1 Sik.2 Pert.2 Sik.2 Dimana pada siklus I pertemuan 1 siswa dengan rata-rata kelas mencapai skor 61,97 kategori aktif dan ketuntasan secara klasikal yaitu 52,63% sedangkan pada pertemuan 2 rata-rata kelas mencapai skor 69,47 dengan kategori aktif dan secara klasikal mencapai 69,47% dan pada siklus II pertemuan 1 rata-rata kelas menjadi 78,42 dengan kategori sangat aktif dan secara klasikal mencapai 78,95% dan meningkat pada siklus II pertemuan 2 rata-rata kelas menjadi 85,13 dengan kategori sangat aktif dan secara klasikal menjadi 91,05%. Berdasarkan data diatas diketahui bahwa terjadi peningkatan pada setiap pertemuannya. Aktivitas siswa dalam menggunakan model pembelajaran (STAD) dengan Make a Match dikatakan meningkat secara rata-rata kelas apabila memperoleh skor 82 dengan kategori sangat aktif dimasingmasing aspek. Sedangkan untuk aktivitas siswa secara klasikal dikatakan meningkat apabila 81% siswa sudah dapat mencapai kategori hampir seluruhnya aktif atau seluruhnya aktif. Peningkatan aktivitas siswa ini disebabkan ketepatan guru dalam melaksanakan dan menerapkan model (STAD) dengan Make A Match. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menggunakan model pembelajaran (STAD) dengan Make a Match ternyata dapat meningkatkan aktivitas siswa dimana siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, keaktifan siswa selalu meningkat di setiap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan menjadi kategori aktif dan sangat aktif yaitu dari 5 aspek yang diobservasi. Hal ini disebabkan dalam kegiatan pembelajaran siswa sudah mampu bekerjasama mengerjakan tugas menunjukkan bahwa terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa atau siswa dengan guru. Sebab siswa sudah mulai berani bertanya jika mereka tidak memahami materi yang sedang dipelajari. Terjadinya aktivitas ini menunjukkan bahwa model yang digunakan sudah dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV dalam belajar. Hasil belajar siswa pada siklus I sampai dengan siklus II menggunakan model pembelajaran Student Team dengan Make A Match menunjukkan adanya peningkatan,

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari Juni 2015, 1-8 7 Pert.1 Sik.1 Hasil Belajar 60.53% 71.05% 78.95% 89.47% Pert.2 Sik.1 Pert.1 Sik.2 Pert.2 Sik.2 Persentase ketuntasan klasikal setiap pertemuan mengalami peningkatan pada siklus I pertemuan 1 hanya mencapai 60,53% meningkat pada siklus I pertemuan 2 yaitu 71,05% Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 mencapai 78,95% dan pada siklus II pertemuan 2 meningkat menjadi 89,47%. Ketuntasan klasikal dikatakan tuntas apabila siswa yang mendapat nilai 70 mencapai 80%. Data diatas memperlihatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa antara siklus I dengan siklus II melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan Make A Match. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5). Sedangkan menurut Gagne (dalam Suprijono, 2013:5-6) hasil belajar berupa: Informasi verbal, Keterampilan intelektual, Strategi kognitif, Keterampilan motorik dan sikap. Berdasarkan analisis hasil belajar siswa, dapat dilihat tiap siklus mengalami peningkatan hasil evaluasi serta terjadi ketuntasan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal yang dipengaruhi oleh pelakasanaan proses pembelajaran yang tepat dan cara penyampaian informasi yang sistematis yang tentu dalam hal ini ada hubungannya dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan model pembelajaran Student Team dengan Make a Match. Hal tersebut disebabkan semakin baiknya proses pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru sehingga siswa lebih memahami materi yang diberikan. Dengan meningkatnya ketuntasan individual yang dicapai maka ketuntasan klasikal pun turut meningkat dengan demikian ketuntasan klasikal telah tercapai sesuai ketuntasan klasikal yang telah ditentukan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team dengan Make a Match yang telah diterapkan guru dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tentang Perkembangan Teknologi di kelas IV SDN Sungai Miai 5 Banjarmasin. Dengan mengacu kepada tujuan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model Student Team dengan Make A Match pada materi Perkembangan Teknologi pada siswa kelas IV SDN Sungai Miai 5 Banjarmasin dalam pelaksanaannya sudah mengalami perubahan. Hal ini dilihat pada siklus II pertemuan 2 menjadi kategori sangat baik. (2) Aktivitas siswa dalam mempelajari materi Perkembangan Teknologi dengan menggunakan model Student Team Achievement

Jurnal Paradigma, Volume 10, Nomor 1, Januari Juni 2015, 1-8 8 Divisions (STAD) dengan Make A Match pada siswa kelas IV SDN Sungai Miai 5 Banjarmasin mengalami peningkatan. Hal ini dilihat pada siklus II pertemuan 2 yakni rata-rata kelas kategori sangat aktif dan secara klasikal dengan kategori sangat aktif. (3) Hasil belajar siswa kelas IV materi Perkembangan Teknologi menggunakan model Student Team dengan variasi Make a Match di SDN Sungai Miai 5 dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari setiap pertemuannya, sehingga siswa mencapai ketuntasan secara individual dan secara klasikal. Suriansyah, A., Aslamiah, Sulaiman, Noorhafizah. (2014). Strategi Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prena Media Group. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suata Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sapriya. (2012). Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Suharsimi, Arikunto. (2011). Penelitian Tindakan. Yogyakarta: Aditya Media. Suprijono, Agus. (2013). Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.