IMPLEMENTASI KINCIR ANGIN PENERANGAN TAMBAK BAGI PETANI TAMBAK IKAN DAMPAK LUMPUR LAPINDO SIDOARJO

dokumen-dokumen yang mirip
PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

BAB III METODE PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN. yang penulis rancang ditunjukkan pada gambar 3.1. Gambar 3.

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KARAKTERISTIK RANCANGAN AWAL ROTOR TURBIN ANGIN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Karakterisasi Turbin Angin Poros Horizontal Dengan Variasi Bingkai Sudu Flat Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Angin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE AIRFOIL CLARK-Y FLAT BOTTOM PADA UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbine (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

PENGARUH JUMLAH BLADE DAN VARIASI PANJANG CHORD TERHADAP PERFORMANSI TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL (TASH)

DESAIN DAN UJI UNJUK KERJA KINCIR ANGIN ABSTRACT

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN SAVONIUS UNTUK MEMBANGKITKAN ENERGI LISTRIK SKALA KECIL

ANALISA PEMANFAATAN POTENSI ANGIN PESISIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

BAB 4 PENGUJIAN, DATA DAN ANALISIS

Pengujian Kincir Angin Horizontal Type di Kawasan Tambak sebagai Energi Listrik Alternatif untuk Penerangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

KAJI EKSPERIMENTAL KINERJA TURBIN ANGIN VERTIKAL MULTIBLADE TIPE SUDU CURVED PLATE PROFILE DILENGKAPI RUMAH ROTOR DAN EKOR SEBAGAI PENGARAH ANGIN

STUDI EKSPERIMEN PENGARUH SUDUT PITCH TERHADAP PERFORMA TURBIN ANGIN DARRIEUS-H SUMBU VERTIKAL NACA 0012

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

UNJUK KERJA TURBIN ANGIN SAVONIUS DUA TINGKAT EMPAT SUDU LENGKUNG L

KAJI EKSPERIMENTAL TURBIN ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK TIPE SAVONIUS JENIS SPLIT S DENGAN SISTEM MAGNETIC LEVITATION SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dua, yaitu energi terbarukan (renewable energy) dan energi tidak

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN KINCIR ANGIN SAVONIUS TIPE L SEBAGAI SUMBER ENERGI TERBARUKAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

PENGARUH LEBAR BLADE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU HORIZONTAL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

OPTIMASI DAYA TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN VARIASI CELAH DAN PERUBAHAN JUMLAH SUDU

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

PEMBUATAN KINCIR AIR UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK DENGAN PEMANFAATAN ARUS AIR SUNGAI ROKAN DI DESA RANTAU BINUANG SAKTI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Jakarta Jl. Pemuda No.10, Rawamangun, Jakarta Timur *

KAJI EKSPERIMEN TURBIN ANGIN POROS HORIZONTAL TIPE KERUCUT TERPANCUNG DENGAN VARIASI SUDUT SUDU UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN

Studi Simulasi dan Eksperimental Pengaruh Pemasangan Plat Bersudut Pada Punggung Sudu Terhadap Unjuk Kerja Kincir Angin Savonius

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

Pembangkit Listrik Tenaga Angin dengan Memanfaatkan Kecepatan Angin Rendah

PENGARUH VARIASI SUDUT BLADE ALUMINIUM TIPE FALCON TERHADAP UNJUK KERJA KINCIR ANGIN Horizontal Axis Wind Turbines (HAWT) DENGAN KAPASITAS 500 WATT

Studi Kinerja Turbin Angin Sumbu Horizontal NACA 4412 dengan Modifikasi Sudu Tipe Flat Pada Variasi Sudut Kemiringan 0º, 10 º, 15 º

ANALISIS KINERJA KINCIR ANGIN SEDERHANA DENGAN DUA SUDU POROS HORIZONTAL

SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN SKALA KECIL PADA BANGUNAN BERTINGKAT

Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Airfoil Clark Y Flat Bottom. : Bolam lampu 360 Watt

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo

BAB III PERANCANGAN ALAT

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

STUDI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK PADA VERTICAL AXIS WIND TURBINE

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

Turbin angin poros vertikal tipe Savonius bertingkat dengan variasi posisi sudut

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN KINCIR ANGIN TIPE HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE (HAWT) UNTUK DAERAH PANTAI SELATAN JAWA

PENGEMBANGAN METODE PARAMETER AWAL ROTOR TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL TIPE SAVONIUS

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

ANALISIS POTENSI KINCIR ANGIN SAVONIUS SEBAGAI PENGGERAK POMPA SUBMERSIBLE

MODEL TURBIN ANGIN PENGGERAK POMPA AIR

PENGGUNAAN BENTUK SUDU SETENGAH SILINDER ELLIPTIK UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TURBIN SAVONIUS

Pengaruh Variasi Ketinggian Aliran Sungai Terhadap Kinerja Turbin Kinetik Bersudu Mangkok Dengan Sudut Input 10 o

LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN PROTOTYPE TURBIN ANGIN VERTIKAL DARRIEUS TIPE H

ANALISA PENGARUH SUDUT PITCH, UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMAL TURBIN ANGIN LPN-SKEA 50 KW PADA BEBERAPA KONDISI KECEPATAN ANGIN

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

Maximum Power Point Tracking (MPPT) Pada Variable Speed Wind Turbine (VSWT) Dengan Permanent Magnet Synchronous Generator

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RANCANG BANGUN KINCIR ANGIN PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUMBU VERTIKAL SAVONIUS PORTABEL MENGGUNAKAN GENERATOR MAGNET PERMANEN ABSTRAK

SEKILAS TEK.MESIN 1994 FT, 2010 FST

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi energi itu sendiri yang senantiasa meningkat. Sementara tingginya kebutuhan

RANCANG BANGUN TURBIN ANGIN SAVONIUS 200 WATT

Turbin Angin Poros Vertikal Sebagai Alternatif Energi Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU)

KARAKTERISTIK MODEL TURBIN ANGIN UNTWISTED BLADE DENGAN MENGGUNAKAN TIPE AIRFOIL NREL S833 PADA KECEPATAN ANGIN RENDAH

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Bab IV Analisis dan Pengujian

RANCANGAN SISTEM ORIENTASI EKOR TURBIN ANGIN 50 kw

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

KONVERSI ENERGI ANGIN MENJADI ENERGI LISTRIK DALAM SKALA LABORATORIUM

PENGARUH JUMLAH SUDU DAN VARIASI KEMIRINGAN PADA SUDUT SUDU TERHADAP DAYA YANG DIHASILKAN PADA TURBIN KINETIK POROS HORIZONTAL SKRIPSI

PERFORMANSI TURBIN ANGIN SAVONIUS DENGAN EMPAT SUDU UNTUK MENGGERAKKAN POMPA SKRIPSI

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

ANALISIS DAN OPTIMASI SUDU SKEA 5 KW UNTUK PEMOMPAAN

ANALISA GENERATOR 3 PHASA TIPE MAGNET PERMANEN DENGAN PENGGERAK MULA TURBIN ANGIN PROPELLER 3 BLADE UNTUK PLTB

MEMBUAT SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK GABUNGAN ANGIN DAN SURYA KAPASITAS 385 WATT. Mujiburrahman

STUDI PEMILIHAN DESAIN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ARUS LAUT (PLTAL) MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

KAJIAN KELAYAKAN POTENSI ENERGI ANGIN PADA KAWASAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK UNTUK DIMANFAATKAN MENJADI ENERGI LISTRIK

= x 125% = 200 x 125 % = 250 Watt

Pengembangan Program Komputer untuk Pemilihan Kincir Angin Pembangkit Tenaga Listrik di Pedesaan

DESAIN MODUL PENGUKURAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN KAPASITAS 100 WATT

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tekanan udara. Udara akan bergerak dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-satu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik

ANALISIS KINERJA RODA AIR ALIRAN BAWAH SUDU LENGKUNG 180 o UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

Transkripsi:

IMPLEMENTASI KINCIR ANGIN PENERANGAN TAMBAK BAGI PETANI TAMBAK IKAN DAMPAK LUMPUR LAPINDO SIDOARJO Muhammad Alfian Mizar 1), Yuni Sunarto 2) 1), 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang Faculty of Engineering, State University of Malang (INDONESIA), email: alfianmizar@um.ac.id; fianmz@yahoo.com ABSTRAK Potensi energi angin di kawasan tambak ikan di Kecamatan Jabon Sidoarjo Jawa Timur cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai suplai energi menjadi energi mekanis melalui kincir angin untuk dimanfaatkan sebagai penerangan tambak ikan. Kegiatan penerapan Ipteks ini di fokuskan di Wilayah Kecamatan Jabon Sidoarjo. Sejumlah 20 orang menjadi mitra sasaran antara strategis untuk keperluan transfer Iptek (pembuatan, pengoperasian, dan perawatan) instalasi kincir angin penerangan tambak. Kegiatan ini bertujuan: (1) untuk membantu mengatasi kesulitan penerangan tambak ikan melalui implementasi teknologi tepat guna kincir angin, (2) mendifusikan teknologi tepat guna kincir angin dengan cara memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara pembuatan, pengoperasian dan perawatan instalasi kincir angin yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan tambak ikan bagi masyarakat petani tambak ikan dampak lumpur lapindo sidoarjo. Metode yang digunakan: Observasi, tanya-jawab, diskusi, desain, manufaktur, demontrasi, dan praktek. Hasil kegiatan diperoleh: (1) Lebih dari 85% sasaran mitra aktif mengikuti program, dan memperoleh pengetahuan tentang pembuatan, pemasangan, dan perawatan kincir angin penerangan tambak, (2) terealisasinya satu unit instalasi kincir angin penerangan tambak, (3) dapat melakukan uji kinerja instalasi kincir angin penerangan tambak sampai berfungsinya instalasi dan dapat dimanfaatkan oleh sasaran mitra (petambak), (4) Daya yang dihasilkan 300 Watt, pada kecepatan angin 2 m/detik kincir angin sudah dapat mulai berputar dan efektif dapat mengisi ke Accu/Batteray untuk keperluan penerangan tambak. Kata Kunci: kincir angin, penerangan tambak ikan PENDAHULUAN Usaha dalam diversifikasi energi dilakukan dengan memanfaatkan energi terbarukan seperti energi angin, surya, air, biomassa, dan lain-lain melalui teknologi tepat guna (TTG), hal ini dimaksudkan sebagai penyelesaian untuk mengatasi pertumbuhan konsumsi energi sebanyak 7% setiap tahun yang belum diimbangi suplai energi yang cukup. Sedangkan pemanfaatan energi terbarukan dan implementasinya juga belum optimal. Menurut Abdullah (1990), suatu kecenderungan menunjukkan bahwa minyak dan gas akan terkuras habis, oleh karena itu perlu energi pengganti (energi alternatif) khususnya yang bersifat terbarukan (renewable energy). Dalam hal ini diperlukan pula metode pemilihan yang paling baik ditinjau dari segi teknologi, sosial maupun ekonomi masyarakat. Oleh Kadir (1988), dijelaskan bahwa dalam rangka mencari bentuk sumber energi bersih dan terbarukan, kembali energi angin mendapat perhatian besar. Angin merupakan energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk keperluan hidup manusia. Pada dasarnnya di Indonesia memiliki potensi angin yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber tenaga, 193 meskipun jumlah energinya lebih rendah dibanding negara angin lainnya. Di samping ketersediaan energi angin yang berkelanjutan, menurut Kawamura (1986) potensi energi ini sangat sesuai untuk teknologi pertanian karena keberadaannya yang mudah untuk diperoleh di berbagai tempat. Berkaitan dengan hal ini Indonesia juga memiliki energi angin yang potensial untuk dikembangkan, tetapi problem yang belum terselesaikan secara tuntas adalah bagaimana pola pemanfaatan energi tersebut (Djoyohadihardjo,1980), problem inilah yang perlu ditindak lanjuti melalui program pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk implementasi kincir angin untuk tujuan yang bermanfaat. Potensi energi angin di kawasan tambak ikan di Kecamatan Jabon Sidoarjo cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai suplai energi menjadi energi mekanis melalui kincir angin untuk dimanfaatkan sebagai penerangan tambak ikan. Sebagian besar tambak ikan banyak dikembangkan di daerah pantai yang rata-rata memiliki energi angin cukup potensial untuk dimanfaatkan sebagai suplai energi, dengan demikian penggunaan kincir angin akan layak dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk penerangan tambak ikan.

Dalam memenuhi keperluan tersebut sekaligus mendukung usaha pemerintah dalam diversifikasi energi, perlu diimplementasikan kincir angin peneranagan tambak ikan sesuai dengan kondisi masyarakat dan potensi wilayah sasaran mitra. Penggunaan sumber energi juga perlu dipertimbangkan biaya produksi dan keuntungannya (benefit-cost) serta penghematan energi sekaligus pemanfaatan energi angin di wilayah pantai Sidoarjo yang cukup potensial. Permasalahan mitra adalah bagaimana mengatasi kesulitan penerangan tambak ikan dan bagaimana mendifusikan teknologi tepat guna (Appropriate technology) kincir angin untuk peneranagan tambak ikan bagi masyarakat petani tambak ikan dampak lumpur lapindo Sidoarjo. Kegiatan ini bertujuan untuk: (1) mengatasi kesulitan penerangan tambak ikan yang dirasakan oleh masyarakat terkena dampak lumpur lapindo sidoarjo melalui implementasi teknologi tepat guna kincir angin untuk penerangan tambak, dan (2) mendifusikan teknologi kincir angin untuk peneranagan tambak dengan cara memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara pembuatan, pengoperasian dan perawatan yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan tambak ikan bagi masyarakat petani tambak ikan dampak lumpur lapindo Sidoarjo. KAJIAN PUSTAKA Angin dalam bentuk aliran udara merupakan suatu energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk keperluan hidup manusia. Menurut Usyiyama (1985), Wind Energy Convertion System (WECS) sangat sesuai diterapkan pada bidang pertanian, karena dapat menyediakan daya mekanis pada poros yang dapat dimanfaatkan secara langsung, hal ini berarti akan dapat meminimalkan kerugian dalam konversi energi. Pemanfaatannya antara lain digunakan sebagai penghasil listrik untuk penerangan, penggerak alat-alat lain yang memerlukan daya mekanis. Di samping itu sistem kincir angin tidak memerlukan tempat yang luas dan dalam instalasinya juga tidak membutuhkan biaya yang tinggi pada tiap kilowatt daya yang dihasilkannya. Perhitugan Daya Kincir Angin Faktor utama dalam perencanaan kincir angin adalah kecepatan angin (V) pada daerah dimana kincir angin itu dipasang. Kecepatan angin (V) di daerah Surabaya-Gresik sidoarjo-utara diprediksikan rata-rata berkisar antara 2 5m/det sesuai untuk keperluan konstruksi kincir angin ini. 194 a. Perhitungan Masa Aliran Udara dan Daya Kinetis Besarnya masa aliran udara (m) pada kecepatan angin (V) dan luasan (A) dapat ditentukan dengan persamaan: m =. A. V (kg/det) dimana: = rapat masa aliran udara = 1.176kg/m 3 (pada 26,7 o C; 1atm) A= Luas penampang aliran= 4 m=. D 4 2.V kg/det Daya kinetik (P kin) aliran yang dihasilkan P kin = 1 2. m.v 2 Nm/det b. Perhitungan Luas Sapuan Rotor 2 D Rotor terdiri dari sudu-sudu dan dudukannya merupakan komponen kincir yang akan menerima energi kinetik angin untuk dikonversikan ke energi mekanik dalam bentuk putaran. Sudu-sudu rotor ini berbentuk lembaran lengkung yang dipasang pada dudukannya, jumlah sudu (Z) = 6 buah. c. Daya yang dihasilkan rotor (P rotor) Daya yang digunakan untuk menggerakkan peralatan mekanik pada kincir angin dapat diperoleh dari besarnya daya yang dihasilkan oleh rotor (P rotor). P rotor = 1 3.. A. V. Cp Nm/det 2 dimana Cp = coefisien of power, menurut JICA (1985:13) harga diambil 0,3 d. Menentukan Daya Mekanik (P mek) dan Torsi Daya yang dihasilkan oleh rotor kincir angin (P rotor ) juga merupakan daya mekanik (P mek), yaitu P mek = P rotor (Nm/det) P mek Torsi yang dihasilkan T = 2. n dimana n = putaran rotor kincir (rpm) Sedangkan putaran kincir dapat diperoleh melalui persamaan tip speed ratio 2..R.n ( ) = V =perbandingan kecepatan (tip speed ratio) = menurut karakteristik JICA (1985:13) diambil sebesar 1,3

dengan demikian putaran rotor (n) =. V 2.. R Pemanfaatan energi angin dengan cara penggunaan kincir angin akan dapat menaikkan efisiensi pengelolaan produksi tambak, karena tidak memerlukan biaya untuk ongkos daya listrik, untuk itu cara ini dapat dimanfaatkan oleh daerah-daerah lain yang energi anginnya cukup potensial terutama di wilayah pantai atau di areal terbuka. Dengan demikian manfaat yang dapat diambil adalah: (1) hasil ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan tentang kemungkinan pemanfaatan kincir angin sebagai penerangan tambak, dan (2) penggunaan kincir angin sebagai penerangan tambak ikan, diharapkan dapat meningkatkan produksinya. Penggunaan kincir angin sebagai penerangan tambak guna meningkatkan produksi perikanan pada tambak rakyat ini akan layak digunakan, karena alat ini mudah dibuat dan murah dari segi biaya pembuatan maupun biaya operasionalnya. Ditinjau dari sisi Iptek, alat kincir angin ini dapat dikembangkan lagi dari segi konstruksinya sesuai dengan kecepatan angin dan kapasitas daya yang diperlukan. METODE Dalam mendukung keberhasilan kegiatan ini, digunakan beberapa metode antara lain: (1) metode observasi; dipergunakan dalam rangka menyamakan persepsi tentang informasi yang ada dalam konsep dan desain gambar kerja untuk dijabarkan dan diwujudkan dalam bentuk material komponen kincir angin, (2) metode tanya jawab di gunakan untuk membantu penyelesaian masalah yang timbul selama persiapan, pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan, bahkan apabila diperlukan untuk pengembangan instalasi kincir angin, (3) metode diskusi, dipergunakan untuk memperoleh dukungan keyakinan dalam rangka memahami dan menyelesaikan suatu problem yang ada dalam instalasi kincir angin dan pengembangannya, (4) desain, untuk mendesain dalam bentuk gambar kerja yang siap dibuat, (5) manufaktur, digunakan untuk pembuatan masingmasing komponen dan merakit (assembly) komponen, (6) metode praktek, metode ini melibatkan aktifitas diantara Tim pelaksana dengan kelompok sasaran mitra (para petani tambak) tukang konstruksi di Kecamatan Jabon Sidoarjo untuk bersama-sama menyusun/ merakit komponen secara benar di lokasi sehingga mewujudkan suatu konstruksi instalasi kincir angin yang dapat beroperasi sesuai fungsinya, (7) metode demontrasi, untuk memberikan kejelasan konkret ; 195 tentang langkah-langkah persiapan oprasional, pasca operasional serta perawatannya agar diperoleh tindakan teknik yang tepat. Adapun khalayak sasaran antara yang strategis dalam kegiatan ini adalah para petani tambak ikan di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo berjumlah 20 orang, untuk keperluan transfer Iptek (pembuatan, pengoperasian, dan perawatan) instalasi kincir angin penerangan tambak ikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Target luaran dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat program IbM ini adalah: (1) adanya satu unit instalasi kincir angin untuk penerangan tambak di Wilayah Kecamatan Jabon- Sidoarjo, diharapkan dapat membantu mengatasi kesulitan penerangan dalam rangka peningkatan produktivitas tambak ikan mitra, (2) terjadi difusi penggunaan teknologi tepat guna kepada masyarakat sekitar dalam memanfaatakan energi angin melalui penggunaan kincir angin untuk penerangan tambak, (3) adanya transfer teknologi dan pengetahuan khususnya tentang pembuatan, pengoperasian, dan perawatan instalasi kincir angin untuk penerangan tambak di Wilayah Kecamatan Jabon-Sidoarjo Evaluasi digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan penerapan Ipteks, dari hasil evaluasi diperoleh: (1) Sebanyak lebih dari 85% sasaran mitra aktif dalam mengikuti program, dan dapat memperoleh pengetahuan tentang pembuatan, pemasangan, dan perawatan kincir angin untuk penerangan tambak, (2) terealisasinya satu unit instalasi kincir angin untuk penerangan tambak sesuai target materi yang diformulasikan, (3) dapat melakukan uji kinerja instalasi kincir angin untuk penerangan tambak sampai berfungsinya instalasi dan dapat dimanfaatkan oleh kelompok sasaran mitra (petambak) di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo, (4) daya yang dihasilkan oleh kincir angin adalah 300 Watt, pada kecepatan angin 2 m/detik kincir angin sudah dapat mulai berputar dan efektif dapat mengisi ke Accu/Batteray, (5) sasaran mitra mempunyai keinginan tinggi untuk mereproduksi kincir angin untuk penerangan tambak hasil kegiatan ini untuk keperluan penerangan tambaknya. Spesifikasi kincir angin penerangan yang di implementasikan dan pelaksanaan kegiatan Ipteks bagi Masyarakat di wilayah mitra sasaran IbM adalah sebagai berikut.

Rated power : 300W Rated DC voltage : DC 12V Rated current : 25A Rated speed : 900r/m Max power : 350W Starting wind speed : 2m/s Cut-in wind speed : 3m/s Cut-out wind speed : 15m/s Security wind speed: 40m/s Rated wind speed : 12.5m/s Rotor diameter : 1140 mm Blade material : Carbon fiber reinforced plastics Gambar 2: Uji Coba Rangkaian Batteray dan Panel Kontrol Gambar 3: Pemasangan Sudu (blade) dan Generator pada Tiang Kincir Angin Gambar 1: Proses Pembuatan, Perakitan Awal, dan Pengecekan blade, Generator Kincir Angin Gambar 4: Kincir Angin Terpasang dan sudah Beroperasi di Lokasi Tambak 196

Gambar 5:Sistem Kontrol Menunjukkan Terjadi Pengisian Batteray dan Menyalakan Lampu. Hasil kegiatan dalam menyelesaikan masalah yang ada di kelompok sasaran mitra, perlu sekali diselesaikan melalui penggunaan dan pemanfaatan kincir angin untuk penerangan tambak, melalui suatu tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Kordinasi kegiatan Tim pelaksanan dengan mitra (Petani tambak, dan kelompok masyarakat). 2. Pengadaan bahan dan peralatan pendukung pembuatan Kincir Angin untuk penerangan. 3. Pengadaan Generator, Batteray (Accu), Lampu penerangan, kabel, dll. 4. Pembuatan komponen-komponen kincir angin untuk penerangan tambak. 5. Uji coba masing-masing komponen kincir angin untuk penerangan tambak. 6. Penerapan Ipteks dalam bentuk pelatihan dan sosialisasi sistem instalasi Kincir Angin penerangan tambak dan manfaatnya. 7. Orientasi dan pengenalan alat/bahan yang digunakan untuk pembuatan kincir angin. 8. Bimbingan proses pembuatan dan instalasi Kincir Angin penerangan tambak 9. Perakitan komponen instalasi Kincir Angin penerangan tambak 10. Pemeriksaan dan uji kinerja instalasi Kincir Angin penerangan tambak 11.Pemasangan instalasi Kincir Angin penerangan tambak untuk dimanfaatkan oleh Petani tambak dan Kelompok masyarakat setempat. 12. Uji kinerja kincir angin penerangan tambak di lokasi mitra. 13. Melakukan sosialisasi hasil kegiatan 14.Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan. Pemanfaatan energi angin dengan cara penggunaan kincir angin akan dapat membantu/ mendukung dalam pengelolaan tambak, karena tidak memerlukan biaya untuk pembayaran daya listrik, untuk itu cara ini dapat dimanfaatkan oleh daerah-daerah lain yang energi anginnya cukup potensial terutama di wilayah pantai atau di areal terbuka. Dengan demikian manfaat yang dapat diambil adalah: (1) hasil ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan tentang kemungkinan pemanfaatan kincir angin sebagai penerengan tambak, dan (2) penggunaan kincir angin sebagai penerangan tambak,diharapkan dapat meningkatkan/ mengoptimalkan produksinya. Lebih lanjut penggunaan kincir angin sebagai sebagai penerangan tambak guna meningkatkan produksi perikanan pada tambak rakyat ini akan layak digunakan, karena kincir angin ini mudah dibuat dan murah dari segi biaya pembuatan/biaya operasionalnya. Ditinjau dari sisi Iptek, kincir angin ini dapat dikembangkan lagi dari segi konstruksinya sesuai dengan kecepatan angin dan daya yang diperlukan, dengan demikian instalasi kincir angin untuk penerangan tambak ini dapat digunakan sebagai sarana penelitian dan pengabdian kepada masyararakat yang berkelanjutan. Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan penerapan Iptek ini adalah: (1) Masyarakat sebagai sasaran mitra memperoleh transfer teknologi dan pengetahuan khususnya tentang pembuatan, pengoperasian, perawatan, dan pemasangan instalasi kincir angin yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan tambak ikan di Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo, (2) diharapkan terjadinya difusi (penyebaran) penggunaan teknologi tepat guna kepada masyarakat sekitar dalam memanfaatakan energi angin melalui penggunaan kincir angin untuk penerangan tambnak, (3) adanya unit instalasi kincir angin untuk penerangan tambak di Wilayah Kecamatan Jabon Sidoarjo, diharapkan dapat membantu mengatasi kesulitan penerangan tambak ikan. Kesimpulan 1. Adanya unit instalasi kincir angin untuk penerangan tambak di Wilayah Kecamatan Jabon Kabupaten Sidoarjo, diharapkan dapat menjadi pilot project dalam mengatasi kesulitan penerangan tambak ikan. 2. Terpenuhinya penerangan pada areal tambak pada sasaran mitra dengan memanfaatkan kincir angin untuk penerangan tambak ikan dengan daya 300 Watt dilengkapi dengan sistem pengisian dan batteray/accu untuk penyimpanan arus listrik. Kecepatan angin minimal 2 m/detik kincir angin sudah dapat mulai berputar yang berarti sudah mulai ada pengisian ke batteray/accu. 3. Sasaran mitra memperoleh transfer teknologi dan pengetahuan khususnya tentang pembuatan, pengoperasian, dan perawatan instalasi kincir angin untuk penerangan tambak ikan. 197

Saran-Saran 1. Diperlukan pengembangan desain instalasi kincir angin penerangan tambak di tempat lainnya sesuai kebutuhan penyediaan sirkulasi air dan aerasi tambak. 2. Instalasi yang terpasang perlu dilakukan perawatan berkala dan penggantian terutama jika terjadi keausan/kerusakan komponen dan pembersihan batteray. 3. Perlu dikondisikan lebih lanjut agar terjadi difusi (penyebaran) penggunaan teknologi tepat guna kepada masyarakat sekitar dalam memanfaatkan energi angin melalui pengguanaan kincir angin untuk penerangan di wilayah yang belum terjangkau listrik. Kawamura, N. dan Namikawa, K. dalam ASAE 1986. Utization of Wind Energy for Corp Production. Japan: Departement of Agricultural Engineering, Kyoto University Kitashirakawa Oiwake-cho. Lysen, E.H. 1982. Introduction to Wind Energy. Steering Committe Wind Energy Developing Countries. Ushiyama, Izumi. 1985. Introduction To The Windmill design. Japan: Japan International Cooperation Agency (JICA). REFERENSI Abdullah, K. dan Kohar, A. 1990. Penggunaan Energi Alternatif Untuk Pertanian,dalam Keteknikan Pertanian Tingkat Lanjut. Bogor: IPB. Djojohadihardjo, Hariyono. 1980. Aspek tekno- Ekonomi dari Pemanfaatan Energi Angin di Indonesia. Lapan No.26. Gourieres, D.L. 1982. Wind Power Plants, Theory and Design. New York: Pergamon Press. Hofman, Harm. 1987. (terjemahan: Harun) Energi Angin. Jakarta: Binacipta. Ife, James William.1995. Community Development, Creating Community Alternatives (Vision, Analysis and Practice), Longman, Australia. Kadir, Abdul. 1982. Energi. Jakarta: UI Press. 198