KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

BAB 8 AKUNTANSI PEMBIAYAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN (LRA) Oleh : Nathasia dan Susanti

AKUNTANSI PEMBIAYAAN

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN, BELANJA DAN TRANSFER

SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 04 AKUNTANSI PEMBIAYAAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03

BAB IV SISTEM AKUNTANSI PEMBIAYAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 52

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PSAP NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI PEMBIAYAAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN PNBP

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

KEBIJAKAN PELAPORAN KEUANGAN

INFORMASI TENTANG LAPORAN ARUS KAS DI DALAM LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

AKUNTANSI PEMBIAYAAN

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LO DAN BEBAN

Penjurnalan dalam Akuntansi Pemerintahan

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 28/PMK.05/2010 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN PENERUSAN PINJAMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Pertama Definisi Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Akuntansi Investasi Pe

BAB VIII KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 215/PMK.05/2013 TENTANG JURNAL AKUNTANSI PEMERINTAH PADA PEMERINTAH PUSAT

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN/UTANG

SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PIUTANG

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

Entitas Pelaporan. Entitas Akuntansi dan Pelaporan

KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

DIREKTORAT EVALUASI, AKUNTANSI DAN SETELMEN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAN RISIKO KEMENTERIAN KEUANGAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

BAB XIII KEBIJAKAN AKUNTANSI KEWAJIBAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1619, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Akuntansi. Pemerintah Pusat. Jurnal.

MODUL AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL AKUNTANSI INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL KEUANGAN DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Laporan. Standar Akuntansi. Penyajian.

2 1. Pemerintah Asing/Lembaga Asing adalah pemerintah/lembaga yang berasal dari luar negeri yang menerima hibah dari Pemerintah Republik Indonesia. 2.

INFORMASI TENTANG LAPORAN OPERASIONAL YANG DISAJIKAN DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BUPATI MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 214/PMK.05/2013 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 13 AKUNTANSI INVESTASI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 40 /PMK.05/2009 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 271/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN HIBAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 259/PMK.05/2014 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET LAINNYA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 262/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PUSAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 105 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Buletin Teknis Nomor 14 Tentang Akuntansi Kas. Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. Page ii

BUPATI BELITUNG TIMUR PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 18 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN

BULETIN TEKNIS AKUNTANSI KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NOMOR 14 OMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN

LAPORAN OPERASIONAL STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 12 LAMPIRAN I.13 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI TRANSFER

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

Buletin Teknis Nomor 12 Tentang Akuntansi Transaksi Dalam Mata Uang Asing DAFTAR ISI. Hal

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

ANALISIS PROSPEKTIF LAPORAN KEUANGAN PT. GUDANG GARAM Tbk. Tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

Transkripsi:

LAMPIRAN XIII PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2013 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT MENTERI KEUANGAN SALINAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN 1. Definisi Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. 2. Jenis-Jenis Jenis-jenis pembiayaan terdiri dari: 1) Penerimaan Pembiayaan Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang perlu dibayar kembali yang antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan investasi permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan. 2) Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara yang akan diterima kembali yang antara lain berupa pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan. 3. Pengakuan Penerimaan Pembiayaan diakui pada saat kas diterima pada Rekening Kas Umum Negara atau pada saat terjadi pengesahan penerimaan pembiayaan oleh Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara. Sedangkan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara atau pada saat terjadi pengesahan pengeluaran pembiayaan oleh Bendahara Umum Negara/Kuasa bendahara Umum Negara. 4. Pengukuran Penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dicatat sebesar nilai nominal. Apabila penerimaan dan pengeluaran pembiayaan tersebut dalam bentuk mata uang asing maka harus dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi. Hal-hal yang diketahui dalam penggunaan kurs di penerimaan pembiayaan adalah : a) Penerimaan/penarikan dalam mata uang asing yang langsung digunakan untuk membayar dalam mata uang yang sama dibukukan dalam rupiah dengan kurs tengah;

SALINAN - 2 - b) Penerimaan/penarikan dalam mata uang asing yang langsung untuk membayar transaksi dalam rupiah dibukukan dengan kurs transaksi dari BI/Bank Umum bersangkutan. c) Penerimaan/penarikan dalam mata uang asing yang sesuai dengan komitmennya dalam mata uang asing yang diterima dalam rekening milik Bendahara Umum Negara dibukukan dengan kurs tengah BI/Bank Umum bersangkutan; d) Penerimaan/penarikan dalam mata uang asing yang tidak sesuai dengan komitmennya yang diterima dalam rekening milik Bendahara Umum Negara dibukukan dengan kurs transaksi. Sedangkan ketentuan yang terkait dengan penggunaan kurs di pengeluaran pembiayaan adalah : a) Dalam hal tersedia dana dalam mata uang asing yang sama dengan yang digunakan dalam transaksi, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi. b) Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam transaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah, maka transaksi dalam mata uang asing tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi, yaitu sebesar rupiah yang digunakan untuk memperoleh valuta asing tersebut. c) Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing lainnya, maka: (1) Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan menggunakan kurs transaksi; (2) Transaksi dalam mata uang asing lainnya tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi. Penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). 5. Penyajian dan Pengungkapan Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Arus Kas (Aktivitas Investasi atau Aktivitas Pendanaan), serta diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Hal hal terkait pembiayaan yang diungkapkan di CaLK antara lain: a. Informasi tentang rincian penerimaan pembiayaan; b. Informasi tentang rincian pengeluaran pembiayaan; c. Penjelasan mengenai selisih apabila nilai penerimaan/pengeluaran pembiayaan berbeda.

SALINAN - 3 - Berikut adalah ilustrasi penyajian transaksi pembiayaan pada LAK: Pemerintah ABC LAPORAN ARUS KAS Untuk Periode yang Berakhir tanggal 31 Desember 20X1 dan 20X0 URAIAN 20X1 20X0 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Arus Kas Masuk... Penerimaan dari Divestasi xxxx xxxx Penerimaan Penjualan Investasi Non xxxx xxxx Permanen Jumlah Arus Masuk Kas xxxx xxxx Arus Kas Keluar... Pengeluaran Penyertaan Modal Negara xxxx xxxx Pengeluaran Pembelian Investasi Non xxxx xxxx Permanen Jumlah Arus Keluar Kas xxxx xxxx Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi xxxx xxxx ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Arus Masuk Kas Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri Sektor Perbankan xxxx xxxx Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri xxxx xxxx Obligasi Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri xxxx xxxx Lainnya Penerimaan Pinjaman Luar Negeri xxxx xxxx Penerimaan Kembali Pinjaman kepada xxxx xxxx Daerah Penerimaan Kembali Pinjaman kepada xxxx xxxx Perusahaan Negara Penerimaan Kembali Pinjaman kepada xxxx xxxx Perusahaan Daerah Jumlah Arus Masuk Kas xxxx xxxx Arus Keluar Kas Pembayaran Pokok Pinj. Dalam Negeri- Sektor Perbankan xxxx xxxx Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam xxxx xxxx Negeri-Obligasi Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam xxxx xxxx Negeri-Lainnya Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri xxxx xxxx Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxxx xxxx

SALINAN - 4 - URAIAN 20X1 20X0 Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan xxxx xxxx Daerah Jumlah Arus Keluar Kas xxxx xxxx Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan xxxx xxxx ARUS KAS DARI AKTIVITAS TRANSITORIS Total Kenaikan (Penurunan) Kas Saldo Awal Kas di BUN & Bendahara Pengeluaran Saldo Akhir Kas di BUN & Bendahara Pengeluaran... Saldo Akhir Kas di Bendahara Penerimaan Saldo Akhir Kas di... SALDO AKHIR KAS 6. Perlakuan Khusus (1) Penerimaan pembiayaan untuk pinjaman luar negeri yang melalui mekanisme rekening khusus dimana Penerimaan NoD mendahului Penerimaan Kas. Pengakuan penerimaan pembiayaan untuk pinjaman luar negeri yang melalui mekanisme rekening khusus adalah pada saat diterimanya NoD dari lender dan dibukukan berdasarkan tanggal valuta NoD Dalam hal NoD diterima lebih dulu daripada kas, maka perlakuannya adalah sebagai berikut: Pada saat NoD diterima, Buku Besar Kas 111511 Kas dalam Transito BUN 313121 Diterima dari Entitas Lain Kemudian KPA menjurnal dan membukukan di Buku Besar Kas dengan 313121 Diterima dari Entitas Lain 71xxxx Penerimaan Pembiayaan

SALINAN - 5 - Buku Besar Akrual Kuasa BUN 111511 Kas dalam Transito BUN 313121 Diterima dari Entitas Lain KPA Pada saat utang jangka panjang diakui, KPA menjurnal dan membukukan di Buku Besar Akrual dengan 313121 Diterima dari Entitas Lain 22xxxx Kewajiban Jangka Panjang Pada saat Kas diterima, Buku Besar Kas KUASA BUN 111511 Kas dalam Transito BUN Buku Besar Akrual KUASA BUN 111511 Kas dalam Transito BUN

SALINAN - 6 - Dalam hal terjadi selisih kurs akibat perbedaan tanggal NoD dengan Penerimaan Kasnya, maka Kuasa BUN mengakui adanya selisih kurs (unrealized). Jurnal pengakuan selisih kurs dimaksud adalah sebagai berikut: Dalam hal pada saat kas diterima, nilai tukar rupiah melemah terhadap valas, maka diakui keuntungan selisih kurs ( unrealized) dengan jurnal pada Buku Besar Kas dan buku Besar Akrual sebagai berikut: 311711 Selisih Kurs (unrealized) 111511 Kas dalam Transito BUN Dalam hal pada saat kas diterima, nilai tukar rupiah menguat terhadap valas, maka diakui kerugian selisih kurs ( unrealized) dengan jurnal pada Buku Besar Kas dan buku Besar Akrual sebagai berikut: 311711 Selisih Kurs (unrealized) 111511 Kas dalam Transito BUN (2) Penerimaan pembiayaan untuk pinjaman luar negeri yang melalui mekanisme rekening khusus (Penerimaan Kas mendahului Penerimaan NoD). Pengakuan penerimaan pembiayaan untuk pinjaman luar negeri yang melalui mekanisme rekening khusus dimana kas diterima sebelum diterimanya NoD adalah pada saat diterimanya NoD dari lender dan dibukukan berdasarkan tanggal valuta NoD. Namun, pengakuan penerimaan kas tersebut digunakan pasangan akun Penerimaan Pembiayaan Ditangguhkan, dengan jurnal sebagai berikut: Pada saat Kas diterima. Kuasa BUN menjurnal dan membukukan di Buku Besar Kas dan Buku Besar Akrual dengan 219981 Pembiayaan yang diterima RKUN yang ditangguhkan

Pada saat NoD diterima, Buku Besar Kas MENTERI KEUANGAN SALINAN - 7-219981 Pembiayaan yang diterima RKUN yang ditangguhkan 313121 Diterima dari entitas lain Kemudian KPA menjurnal dan membukukan di Buku Besar Kas dengan 313121 Diterima dari Entitas Lain 71xxxx Penerimaan Pembiayaan Buku Besar Akrual Kuasa BUN 219981 Pembiayaan yang diterima RKUN yang ditangguhkan 313121 Diterima dari entitas lain KPA Pada saat utang jangka panjang diakui, KPA menjurnal dan membukukan di Buku Besar Akrual dengan 313121 Diterima dari Entitas Lain 22xxxx Kewajiban Jangka Panjang Dalam hal terjadi selisih kurs akibat perbedaan tanggal NoD dengan Penerimaan Kasnya, maka Kuasa BUN mengakui adanya selisih kurs (unrealized). Jurnal pengakuan selisih kurs dimaksud adalah sebagai berikut: Dalam hal nilai tukar rupiah pada tanggal NoD lebih rendah dari pada nilai tukar rupiah pada saat penerimaan kas, maka diakui keuntungan selisih kurs (unrealized) dengan jurnal pada Buku Besar Kas dan buku Besar Akrual sebagai berikut: 219981 Pembiayaan yang diterima RKUN yang ditangguhkan 311711 Selisih Kurs (unrealized) 313121 Diterima dari entitas lain

SALINAN - 8 - Dalam hal nilai tukar rupiah pada tanggal NoD lebih tinggi dari pada nilai tukar rupiah pada saat penerimaan kas, maka diakui kerugian selisih kurs (unrealized) dengan jurnal pada Buku Besar Kas dan buku Besar Akrual sebagai berikut: 219981 Pembiayaan yang diterima RKUN yang ditangguhkan 311711 Selisih Kurs (unrealized) 313121 Diterima dari entitas lain (3) Perlakuan khusus penerimaan pembiayaan untuk pinjaman luar negeri yang melalui mekanisme rekening khusus (Penerimaan Kas mendahului Penerimaan NoD) pada akhir tahun anggaran diatur dalam peraturan tersendiri. (4) Penerimaan pembiayaan atas obligasi yang diterbitkan dengan premium atau diskon. Pada saat penerbitan obligasi, jumlah kas yang diterima dapat lebih besar atau lebih kecil dari nilai nominalnya. Dalam hal nilai kas yang diterima lebih besar dari pada nilai nominal obligasi maka diakui adanya premium. Sedangkan apabila nilai kas yang diterima lebih kecil dari pada nilai nominal obligasi maka diakui adanya diskon. Penerimaan pembiayaan atas obligasi yang diterbitkan dengan premium atau diskon diakui sebesar jumlah kas yang diterima. Premium atau diskon disajikan di neraca dalam kelompok pos kewajiban. Amortisasi atas premium dan diskon dilakukan secara periodik dan menggunakan metode garis lurus terhadap pembayaran bunga atau kupon atas obligasi tersebut. MENTERI KEUANGAN, MUHAMAD CHATIB BASRI