KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta

dokumen-dokumen yang mirip
PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KELAS KHUSUS INTERNASIONAL DI UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

KEBIJAKAN KERJASAMA PERGURUAN TINGGI KOPERTIS WILAYAH VII

STANDAR KERJASAMA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

PEDOMAN PENGEMBANGAN JEJARING DAN ALIANSI STRATEGIS

STANDAR KERJASAMA SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

PERATURAN REKTOR Nomor: 627/PRN/I1.3. AU lf 12013

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 391/P/SK/HT/2009 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA INSTITUSIONAL UNIVERSITAS GADJAH MADA

Disampaikan Dalam Workshop Pengembangan Kelembagaan Dan Penyusunan Bisnis Plan Kolaborasi badan Pengelola Usaha UNS dengan Industri Bisnis

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT BELMAWA

PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI

PANDUAN PENYUSUNAN ROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KONSORSIUM KEILMUAN BAGI PERGURUAN TINGGI NEGERI (HIBAH PKK-PTN) TAHUN 2015

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

PANDUAN HIBAH KONSORSIUM KEILMUAN TAHUN 2017

PEDOMAN 3 POLA KERJASAMA DENGAN PIHAK LUAR. Oleh : Tim LPM UNJ

STANDAR KERJASAMA PERGURUAN TINGGI SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI INTERSTUDI OLEH: TIM PENYUSUN

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Prosedur Pengelolaan Administrasi Kerja Sama

1. TUJUAN Menjamin terselenggaranya kerjasama yang dilakukan atas dasar kesetaraan, kebersamaan dan saling memberi manfaat serta azas akuntabilitas;

Panduan Pelaksanaan TAHUN 2018

Manual Prosedur Proses Kerjasama dengan Institusi Lain

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG

KATA PENGANTAR. Sukabumi, 21 Januari 2016 Rektor, Dr. Sakti Alamsyah, M.Pd.

STRATEGI IMPLEMENTASI KKNI SECARA NASIONAL. Dokumen 003

PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

PANDUAN. Hibah Pertukaran Mahasiswa PGSD melalui SPADA Indonesia. Direktorat Pembelajaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

Panduan Penyelenggaraan Program Kerja Sama Pendidikan Tinggi

MANUAL PROSEDUR. Proses Kerjasama dengan Fakultas Kedokteran / Institusi Lain

KATA SAMBUTAN. Direktur Jenderal,, Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi, ttd. Patdono Suwignjo NIP

PERATURAN REKTOR NOMOR : f a /PR/REK/20/BPA/IxI20L2

PANDUAN PROGRAM MUHIBAH SENI PERGURUAN TINGGI KE LUAR NEGERI

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 246/P/SK/HT/2006 TENTANG PENYELENGGARAAN PUSAT STUDI REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA,

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

PANDUAN PROGRAM TRANSFER KREDIT LUAR NEGERI BELMAWA

PETUNJUK PELAKSANAAN KERJA SAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN LUAR NEGERI

PANDUAN PENYUSUNAN ROPOSAL HIBAH PENGEMBANGAN KONSORSIUM KEILMUAN BAGI PERGURUAN TINGGI NEGERI (HIBAH PKK-PTN) TAHUN 2016

BAB II DESKRIPSI PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

Manual Mutu Akademik

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN LEMBAGA ASING NONPEMERINTAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

OLEH : TUNGGUL PRIYONO (Kepala Bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Kelembagaan Kopertis Wil V DIY) Materi disampaikan dalam acara BIMTEK KERJASAMA PTS

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS

PANDUAN LOKAKARYA BILATERAL EXCHANGE PROGRAM JSPS-DG-RSTHE JOINT RESEARCH YOGYAKARTA, JUNI 2017

Panduan Penyusunan Proposal Bantuan Penyelenggaraan Konferensi Internasional Tahun 2016

PERINGATAN HARI KEBANGITAN TEKNOLOGI NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN

BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENGEMBANGAN PROGRAM INTERNAL UNTUK MENDUKUNG WAWASAN INTERNASIONAL. 27 Desember 2010

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL II berbasis

DRAFT RENCANA STRATEGIS

REVISI Panduan Penyusunan Proposal Bantuan Penyelenggaraan Konferensi Internasional Tahun 2015

PERATURAN KERJA SAMA POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN KERJA SAMA INSTITUSIONAL UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

Pengembangan Kerjasama Perguruan Tinggi Menuju Internasionalisasi Pendidikan Tinggi

KEBIJAKAN UNIVERSITAS TENTANG PENYELENGGARAAN KELAS INTERNASIONAL

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERANCANGAN SISTEM PENJAMIN MUTU DENGAN MODEL CAPAIAN MUTU BERKELANJUTAN DI PERGURUAN TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN PEDOMAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT EDISI X 1

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP) KERJASAMA DAN KEMITRAAN MASYARAKAT ILMUWAN DAN TEKNOLOG INDONESIA (MITI) KLASTER MAHASISWA

LANDASAN HUKUM KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA. Dokumen 002

Pedoman Pelaksanaan Kerja Sama FOR/SPMI-UIB/PED

PROGRAM KERJA JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIBRAW TAHUN

PANDUAN PROGRAM HIBAH REVITALISASI LEMBAGA PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN SELEKSI TAHAP II

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS TRILOGI

ACADEMIC LEADER TAHUN 2018

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 264/U/1999 TENTANG KERJASAMA PERGURUAN TINGGI SERTA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI NOMOR: 10/M/Kp/I/2003 TENTANG

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 27 B. TUJUAN 27 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 27 D. UNSUR YANG TERLIBAT 28 E. REFERENSI 28 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 28

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN ANUGERAH BUDIPRAJA PRESTASI KABUPATEN DAN KOTA DALAM MELAKUKAN INOVASI

VISI, MISI, ARAHAN PROGRAM, DAN STRUKTUR ORGANISASI FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA (FEMA) IPB

PERINGATAN HARI KEBANGITAN TEKNOLOGI NASIONAL TAHUN 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PEDOMAN TEKNIS PENILAIAN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN

2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KERANGKA STRATEGIS Jejaring Asia-Pasifik untuk Kepemimpinan Global

PROGRAM KERJA FAKULTAS

KURIKULUM KURIKULUM KURSUS VIDEO EDITING JARINGAN KOMPUTER DAN SISTEM ADMINISTRASI. berbasis

MoU (Memorandum Of Understanding) Number : 04/LPM UNY/SSB/I/2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 1999 TENTANG PENETAPAN PERGURUAN TINGGI NEGERI SEBAGAI BADAN HUKUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

STANDAR 2 : STANDAR ISI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU PELAYARAN

UNDANG-UNDANG KEINSINYURAN: Harapan Baru Tingkatkan Profesionalisme Insinyur Oleh: Wiwin Sri Rahyani*

VISI MISI DAN STRATEGI BAKAL CALON REKTOR

PANDUAN PEMBENTUKAN ORGANISASI MUTU ITS

STANDAR KERJASAMA DALAM DAN LUAR NEGERI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN ASOSIASI KEILMUAN TAHUN 2015

Transkripsi:

KERJASAMA INTERNASIONAL PERGURUAN TINGGI: Pengalaman di Universitas Negeri Yogyakarta Oleh: Satoto E. Nayono Kantor Urusan Internasional dan Kemitraan - Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Colombo 1, Yogyakarta 55281 Disampaikan dalam Workshop Inisiasi Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Asing Institut Seni Indonesia Yogyakarta Yogyakarta, 13 Desember 2012 LATAR BELAKANG Indonesia telah menjadi bagian dari masyarakat global sehingga tuntutan untuk berhubungan dengan masyarakat duniapun pasti akan meningkat. Oleh karena itu, sejalan dengan kemajuan teknologi komunikasi, kita semakin sering mendengar istilah global village yaitu masyarakat dunia yang semakin mudah untuk saling berhubungan seperti di perkampungan. Adanya Free Trade Area (zona perdagangan bebas) seperti ASEAN Community 2015, CAFTA, AFTA, dan lain-lain menuntut kita untuk mampu berkompetisi dengan negara lain. Gambar 1. Perbandingan proporsi SDM, tingkat pendidikan dan jenis industri Semua pihak sepakat bahwa bidang pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam pembangunan suatu bangsa terutama pembangunan ekonomi. Dalam konteks pembangunan ekonomi, peran pendidikan formal sangat tampak. Apabila kita perhatikan gambar mengenai proporsi sumber daya manusia dan tingkat pendidikan di atas, nampak bahwa posisi Indonesia

masih sebagai negara yang baru cocok sebagai negara industri menengah ringan. Oleh karena itu, kita semua harus berupaya untuk meningkatkan taraf pendidikan seluruh rakyat Indonesia. Apabila kita sudah mampu meningkatkan taraf pendidikan, maka dengan sendirinya Indonesia mampu berkompetisi di segala bidang dengan negara lain. Kompetisi dengan negara lain ini tentu juga berlaku di dunia perguruan tinggi. Perguruan tinggi di Indonesia sebagai salah satu the drive of the national development bertanggungjawab untuk memroduksi lulusan yang memiliki wawasan serta keterampilan yang dalam dan luas baik lokal, nasional, dan internasional serta mampu untuk berkompetisi dengan dengan lulusan universitas negara lain. Untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi Indonesia dengan perguruan tinggi luar negeri, kita perlu memperhatikan peningkatan kualitas perguruan tinggi secara serius. Salah satu cara agar peningkatan kualitas perguruan tinggi ini bisa tercapai dengan lebih cepat adalah dengan menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri yang mempunyai reputasi baik. TUJUAN INTERNASIONALISASI PERGURUAN TINGGI Internasionalisasi perguruan tinggi didefinisikan sebagai sebuah proses di perguruan tinggi yang mengintegrasikan komponen internasional ke dalam tujuan, fungsi atau penyampaian pendidikan (termasuk pengembangan kurikulum dan inovasinya; pertukaran dosen dan mahasiswa, pengembangan dan perluasan program studi; pemanfaatan bantuan teknologi untuk pembelajaran, pelatihan budaya, pendidikan untuk mahasiswa internasional; dan penelitian/publikasi bersama). Adapun di UNY sendiri, tujuan internasionalisasi yang menjadi dasar kegiatan dan mungkin juga bisa dijadikan sebagai contoh bagi perguruan tinggi lain dalam rangka internasionalisasi perguruan tinggi adalah: 1. meningkatkan kualitas pendidikan sehingga setara dengan kualitas pendidikan internasional, 2. meningkatkan kualitas penelitian sehingga hasil-hasil penelitian dapat diakui dunia internasional, 3. meningkatkan kompetensi dan kapasitas staf akademik dan peneliti, 4. meningkatkan kompetensi dan kapasitas lulusan, 5. meningkatkan reputasi universitas di mata dunia internasional dan mendapatkan keuntungan finansial dengan datangnya mahasiswa asing serta penggunaan hasil-hasil penelitian UNY, dan 6. merespon tuntutan pasar tenaga kerja yang berkualitas di dunia internasional sehingga lulusan UNY tidak hanya berkiprah di dalam negeri namun diharapkan dapat berkarya dan bersaing di luar negeri. Sesuai dengan tujuan tersebut, Universitas Negeri Yogyakarta berupaya untuk mempercepat ketercapainnya melalui pengembangan kerjasama dengan insitusi luar negeri secara lebih luas baik secara kuantitas (jumlah kerjasama) maupun jenis kerjasama dengan institusi luar negeri.

MENGAPA KERJASAMA DENGAN LUAR NEGERI ITU PENTING? Ada banyak manfaat yang akan didapatkan apabila kita memutuskan untuk melakukan kerjasama dengan pihak luar negeri. Manfaat tersebut antara lain adalah: 1. manfaat secara politik. Kerjasama pendidikan dapat digunakan untuk menunjang pelaksanaan kebijakan politik dan hubungan luar negeri yang di abdikan untuk kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan pembangunan di bidang pendidikan, 2. manfaat secara ekonomi. Kerjasama pendidikan dengan luar negeri dapat diupayakan untuk menunjang dan meningkatkan pembangunan ekonomi nasional, 3. manfaat sosial-budaya. Kerjasama dapat digunakan untuk menunjang upaya pembinaan dan pengembangan nilai-nilai sosial budaya bangsa dalam upaya penanggulangan terhadap setiap bentuk ancaman, tantangan, hambatan, gangguan internasional, dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional, 4. dapat digunakan untuk meningkatkan peranan dan citra Indonesia di forum internasional dan hubungan antar negara serta kepercayaan masyarakat internasional, 5. dapat digunakan untuk meningkatkan alih teknologi yang relevan yang telah dihasilkan oleh lembaga-lembaga pendidikan dan penelitian internasional, dan 6. meningkatkan kualitas pendidikan melalui benchmarking dengan perguruan tinggi luar negeri. PRINSIP DAN PERSYARATAN KERJASAMA Penyelenggaraan kegiatan kerjasama antara perguruan tinggi Indonesia dan perguruan tinggi atau institusi di luar negeri harus memenuhi syarat dan ketentuan hukum nasional dan internasional yang berlaku. Selain itu, kerjasama tersebut juga harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. kerjasama yang dilakukan harus mendukung pembangunan nasional dan mempunyai sumbangan dalam pengembangan daya saing bangsa, 2. pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan kerjasama harus menjunjung kesetaraan dan saling menghormati, 3. pelaksanaan kerjasama harus dilakukan engan kreatif, inovatif dan saling bersinergi untuk saling mengisi sehingga mempunyai nilai tambah untuk meningkatkan mutu pendidikan, 4. masing-masing pelaku kerjasama harus mendapatkan manfaat yang setara sehingga kegiatan dapat terlaksana secara keberkelanjutannya, dan 5. kerjasama yang dilakukan juga harus mempertimbangkan keberagaman, baik lintas daerah, nasional atau negara. Untuk menjalin kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri, beberapa persyaratan umum dan persyaratan khusus juga harus diperhatikan.

Persyaratan umum yang harus diperhatikan adalah: 1. tidak ada ikatan politik dalam perjanjian kerjasama tersebut, 2. berlandaskan pada asas kemitraan yang sejajar dan tidak semata-mata mencari keuntungan; 3. harus tersedianya tenaga pendamping, tenaga pengelola, dan sarana/fasilitas pendukung di perguruan tinggi; 4. adanya kejelasan kegiatan program; program-program kerjasama harus selaras dengan arah kebijakan pendidikan tinggi secara umum, dan sesuai dengan rencana strategis perguruan tinggi, 5. adanya kejelasan sumber dana untuk pembiayaan kegiatan kerjasama, dan 6. adanya kontribusi positif dari program/kegiatan kerjasama; kerjasama dilakukan dengan asas saling menguntungkan dan kebersamaan. Sedangkan persyaratan khusus yang harus diperhatikan apabila akan melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri adalah : 1. negara tempat perguruan tinggi asing berdomisili; dalam memilih mitra kerjasama, perguruan tinggi di Indonesia diharapkan dapat melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi/lembaga-lembaga lain yang berdomisili di negara-negara yang mempunyai hubungan diplomatik. 2. jenis lembaga mitra di luar negeri; ada beberapa jenis lembaga yang bisa dijadikan mitra kerjasama, yaitu: a. perguruan tinggi; mitra perguruan tinggi di luar negeri harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : (i) (ii) perguruan tinggi tersebut berdomisili di negaranya, bukan perguruan tinggi cabang atau franchise dari perguruan tinggi negara lain, lembagaannya dan program-program studinya telah terakreditasi baik di di negaranya maupun di Indonesia. b. lembaga-lembaga riset c. lembaga-lembaga lain yang berminat dalam program pengembangan pendidikan tinggi TAHAPAN MENUJU KERJASAMA Melakukan kerjasama dengan mitra luar negeri adalah hal yang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui dan kadang-kadang tidak terlalu mudah atau cepat. Dalam merintis kerjasama, komunikasi yang baik dan kesabaran bisa menjadi salah satu kuncinya. Tahapan-tahapan dalam merintis kerjasama internasional dapat diuraikan sebagai berikut

1. Tahap penjajagan Perguruan tinggi di Indonesia melakukan pembicaraan awal dengan perguruan tinggi/lembaga di luar negeri yang potensial untuk menjadi mitra kerjasama mengenai rencana pengembangan kerjasama antara kedua belah pihak. Dalam tahapan ini, pembicaraan awal bisa dilakukan oleh pimpinan perguruan tinggi maupun perorangan yang mewakili kedua belah pihak. 2. Tahap pengusulan Apabila sudah ada kesepakatan dengan perguruan tinggi mitra, maka perguruan tinggi Indonesia bisa mengajukan usulan kerjasama kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan melampirkan : program rencana kerjasama yang lengkap okumen pendukung lainnya. Direktorat Jenderal Pendidikan TInggi akan mengevaluasi kelayakan dari usulan program kerjasama tersebut. 3. Tahap persetujuan Pada tahap ini, persetujuan oleh DIKTI akan dibedakan menjadi kerjasama yang memerlukan dana serta kemudahan dari pemerintah dan kerjasama yang tidak memerlukan dana dan kemudahan dari pemerintah. Apabila di dalam perjanjian kerjasama memerlukan dana pemerintah, dana pemerintah asing dan kemudahan lainnya, usulan kerjasama yang memenuhi persyaratan akan diteruskan kepada Menteri, akan diproses kepada instansi terkait untuk mendapatkan rekomendasi. Setelah mendapatkan rekomendasi tersebut, selanjutnya Memorandum of Understanding (MoU) dapat ditandatangani oleh kedua belah pihak. Bagi kerjasama yang tidak memerlukan dana bantuan ataupun kemudahan dari pemerintah, persetujuan hanya cukup diberikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. Selanjutnya perguruan tinggi dapat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dan dilaporkan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi. PROSEDUR Berikut ini adalah bagan alir yang umumnya berlaku dalam proses kerjasama dengan mitra asing:

Gambar 2. Prosedur menanggapi tawaran kerjasama Gambar 3. Prosedur penyusunan MoU dan Surat Perjanjian Kerjasama SEKIAN Bacaan utama: 1. Megawati Santoso, 2012. Akuntabilitas Penyelenggaraan Program Aliansi Strategis. Bimtek Kerjasama DIKTI. 2. Ditjen DIKTI, 2012. Naskah Akademik Penyelenggaraan Program Kerja Sama Perguruan Tinggi Indonesia dengan Perguruan Tinggi/Lembaga Lain di Luar Negeri.