METODE INVENTARISASI SATWALIAR (PENGAMAT DIAM, PENGAMAT BERGERAK, DAN PENENTUAN WAKTU OPTIMUM) DI KEBUN RAYA BOGOR

dokumen-dokumen yang mirip
PENDUGAAN POPULASI RUSA TOTOL ( Axis axis ) DI ISTANA BOGOR DENGAN METODE CONTENTRATION COUNT. Oleh :

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

: Inventory, Population density, diversity, dominance

3 METODE Jalur Interpretasi

IV. METODE PENELITIAN

PENGAMATAN AKTIVITAS HARIAN DAN WAKTU AKTIF KATAK POHON BERGARIS (Polypedates leucomystax)

KEPADATAN INDIVIDU KLAMPIAU (Hylobates muelleri) DI JALUR INTERPRETASI BUKIT BAKA DALAM KAWASAN TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA KABUPATEN MELAWI

INVENTARISASI JENIS BURUNG PADA KOMPOSISI TINGKAT SEMAI, PANCANG DAN POHON DI HUTAN MANGROVE PULAU SEMBILAN

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

POLA PENGGUNAAN WAKTU OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

Keywords : Diversity in Cikaweni PPKAB Bodogol, Dominance, Inventory, Herpetofauna, VES with Time Search methods

POPULASI BEKANTAN Nasalis larvatus, WURM DI KAWASAN HUTAN SUNGAI KEPULUK DESA PEMATANG GADUNG KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT

IV. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. M11, dan M12 wilayah Resort Bandealit, SPTN wilayah II Balai Besar Taman

3. METODE PENELITIAN. Penelitian tentang ukuran kelompok simpai telah dilakukan di hutan Desa Cugung

PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG TERHADAP FUNGSI DAN LOKASI OBYEK-OBYEK REKREASI DI KEBUN RAYA BOGOR

POLA PENGGUNAAN RUANG OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang Lampung (Gambar 2).

METODE PENELITIAN. Penelitian keberadaan rangkong ini dilaksanakan di Gunung Betung Taman Hutan

I. PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN

PENGELOLAAN RUSA TOTOL (Axis axis Erxl 1788) DI TAMAN MONUMEN NASIONAL JAKARTA

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG ATAS KESEJAHTERAAN SATWA DI KEBUN BINATANG SKRIPSI

JUMLAH INDIVIDU DAN KELOMPOK BEKANTAN (Nasalis larvatus, Wurmb) Di TAMAN NASIONAL DANAU SENTARUM KABUPATEN KAPUAS HULU

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 18 hari (waktu efektif) pada bulan Maret 2015

Gambar 12. Lokasi Penelitian

POTENSI KEANEKARAGAMAN JENIS MAMALIA DALAM RANGKA MENUNJANG PENGEMBANGAN EKOWISATA DI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

METODE INVENTARISASI BURUNG (METODE MACKINNON) DI TEGAKAN KARET DAN TEGAKAN PINUS ASRAMA C4 KAMPUS IPB DRAMAGA

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

Cara Berbeda Penghitungan Badak Jawa. Di Ujung Kulon Pada Tahun Ir. Agus Priambudi, M.Sc

METODE PENELTIAN. Penelitian tentang keberadaan populasi kokah (Presbytis siamensis) dilaksanakan

III. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

LAPORAN PENGAMATAN AKTIVITAS HARIAN DAN WAKTU AKTIF BUNGLON (Bronchochela sp.) Oleh :

PEMANFAATAN HABITAT OLEH MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) DI KAMPUS IPB DARMAGA

BAB V HASIL. Gambar 4 Sketsa distribusi tipe habitat di Stasiun Penelitian YEL-SOCP.

PENGUKURAN TINGGI POHON 1) (Measurement the High of Trees)

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT ADAM FEBRYANSYAH GUCI

Sabdi Hasan Aliambar ABSTRACT

LAPORAN IMPLEMENTASI PROGRAM INTERPRETASI LENSA AGROFORESTRY: PENDIDIKAN DAN EDUKASI WISATA AGROFORESTRY SENTUL ECO-EDU TOURISM FOREST

SURVEI. Hal yang perlu diperhatikkan dalam merancang survei. Persyaratan Ilmiah dalam perencanaan survei 6/7/2013

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

Keywords: Information Systems Salaries and Wages, Salaries and Wages Accuracy

PEMBENTUKAN MODEL DAN PARAMETER UNTUK ESTIMASI KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN DATA LIGHT DETECTION AND RANGING

9/4/2015 BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM PERKENALAN PRAKTIKUM 1 PENGENALAN ARSITEKTUR LANSKAP

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di sepanjang jalur ekowisata hutan mangrove di Pantai

MEMANTAU HABITAT BADAK JAWA

REKOR TEMUAN INDIVIDU BARU HIU PAUS (Rhincodon typus S.) DI PERAIRAN KWATISORE, TAMAN NASIONAL TELUK CENDERAWASIH, PAPUA

51 INDIVIDU BADAK JAWA DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Panduan Wawancara Kepada Pengelola Hutan Kota Universitas Riau

9/16/2013 BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM PENGERTIAN LANSKAP PRAKTIKUM 1 PENGENALAN ARSITEKTUR LANSKAP

Keyword : Birds, Inventory, Mackinnon Method, Relative of Abundance.

9/16/2015 BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM BAHAN & WAKTU PRAKTIKUM PERKENALAN PRAKTIKUM 1 PENGENALAN ARSITEKTUR LANSKAP

STUDI KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR

III. METODE PENELITIAN

EVALUASI PENEMPATAN LOKASI POS PEMADAM KEBAKARAN DI KOTA SEMARANG

APLIKASI KONSEP EKOWISATA DALAM PERENCANAAN ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UNTUK PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN RUANG

2 c. bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 461/Kpts-II/1999 telah ditetapkan Penetapan Musim Berburu di Taman Buru dan Areal Buru; b. ba

BAB III METODE PENELITIAN

AKTIVITAS POLA MAKAN DAN PEMILIHAN PAKAN PADA LUTUNG KELABU BETINA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

KEANEKARAGAMAN JENIS MERANTI (SHORE SPP) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA PROPINSI KALIMANTAN BARAT

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB WISATAWAN MEMILIH DAERAH KUNJUNGAN WISATA DI PARAPAT DAN TUKTUK SIADONG. DisusunOleh:

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN. Penelitian populasi siamang dilakukan di Hutan Desa Cugung Kesatuan

KAJIAN HABITAT DAN POPULASI UNGKO (Hylobates agilis unko) MELALUI PENDEKATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DI TAMAN NASIONAL BATANG GADIS SUMATERA UTARA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2014 di Desa Kibang Pacing. Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

PEMANFAATAN BERBAGAI TIPE HABITAT OLEH CUCAK KUTILANG (Pycnonotus aurigaster Vieillot) DI KEBUN RAYA BOGOR

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. individual tourism/small group tourism, dari tren sebelumnya tahun 1980-an yang

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI OBYEK WISATA ALAM DI KARANGTEKOK BLOK JEDING ATAS. Oleh : Pengendali EkosistemHutan

PENGELOLAAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) SECARA EX-SITU, DI KEBUN BINATANG MEDAN DAN TAMAN HEWAN PEMATANG SIANTAR

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Penelitian kualitatif, cafe, supervisor, dan sumber daya manusia

Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 hingga bulan Februari

HASIL DAN PEMBAHASAN

KONSERVASI SATWA LIAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Penggunaan Ruang dan Waktu Rusa Sambar Rusa unicolor di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Disiapkan Oleh:

MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN Nomor : 479 /Kpts-11/1998 TENTANG

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM

KEBIJAKAN, PERUNDANGAN DAN KELEMBAGAAN PERBURUAN SATWA DI INDONESIA. Dosen Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Wisata Kampus IPB Darmaga

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

ABSTRAK. Kata kunci: sistem antrian, multi-channel single phase, M/M/s. viii. Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

TINGKAH LAKU MAKAN RUSA SAMBAR (Cervus unicolor) DALAM KONSERVASI EX-SITU DI KEBUN BINATANG SURABAYA

Fakultas Kehutanan IPB 2

Transkripsi:

METODE INVENTARISASI SATWALIAR (PENGAMAT DIAM, PENGAMAT BERGERAK, DAN PENENTUAN WAKTU OPTIMUM) DI KEBUN RAYA BOGOR Oleh: Isniatul Wahyuni 1) (E34120017), Rizki Kurnia Tohir 1) (E34120028), Yusi Widyaningrum 1) (E34120048), Ulva Prabawati 1) (E3412005), Raina Lydiasari 1) (E34120116) 1) Departeman Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. ABSTRACT Inventory wildlife on first step in the management of wildlife. of the inventory will be obtained basic information on existing species, distribution, and amount. The purpose of wildlife inventory was to determine the species diversity, obtaining data of population demographic parameters, determine the spatial distribution of population members. Bogor botanical garden is one place that is close to campus Darmaga frequented by tourists both local and foreign tourists every day, therefore this location is used as the location of silent observation, movement and determination of the optimum time for lab inventory wildlife wildlife observation. observations aimed to determine the optimum time visitors, knowing the number of population, sruktur age and sex as well as to compare some wildlife census methods based on the precision and accuracy as well as provide an explanation of the advantages and disadvantages of each method is the method of stationary observation, observation moves, and observations optimum time.the visitors to the moving observer method and the method of stationary observer in a row are 3075 and 1349. Keyword: Wildlife inventory, demographic parameters, Bogor Botanical garden. PENDAHULUAN Inventarisasi satwa liar sangat penting untuk mengetahui potensi dan strategi pengelolaan yang baik dalam mengelola satwa liar dengan memperhatikan aspek kelestarian, ekologi, dan aspek ekonomi dari satwa tersebut. Metode sensus merupakan metode yang memiliki karakteristik menyeluruh dan memerlukan banyak sumberdaya untuk melekukan proses penghitungannya. Ada beberapa metode turunan dari metode sensus yaitu metode pengamatan bergerak, metode pengamatan diam, driving count, concentration count, dan metode penjagalan. Metode pengamatan diam, metode pengamatan bergerak, dan metode pengamatan penentuan waktu optimum dilakukan di Kebun Raya Bogor. Waktu optimum digunakan untuk mengetahui peluang terjadinya perjumpaan paling banyak. Pengamat diam (silent detection) adalah menghitung satwa ketika satwa tidak dalam keadaan terganggu dan metode pengamatan dimana pengamat mendekati satwa setenang mungkin (as silent as possible) (Mustari 2007). Pengamat bergerak adalah metode yang dilakukan dengan cara pengamat melakukan penghitungan sambil bergerak dimana pengamat bebas bergerak selama masih berada di dalam luasan areal yang ditentukan. Tujuan praktikum ini untuk menghitung waktu optimum pengunjung yang keluar dan masuk Kebun Raya Bogor, mengetahui jumlah populasi, struktur umur dan jenis kelamin dan mampu membandingkan ketiga metode tersebut yang digunakan. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Metode yang digunakan adalah metode pengamat diam dan pengamat bergerak. Lokasi pengamatan dilakukan di beberapa plot pengamatan yang dianggap sebagai tempat terkonsentrasinya pengunjung di Kebun Raya Bogor. Penghitungan waktu optimum dilakukan di tiga pintu masuk, yaitu pintu masuk 1 (pintu masuk utama), pintu masuk 2 (kantor POS), dan pintu masuk 3 (Baranangsiang). Sedangkan metode pengamat diam dan bergerak dilakukan di Tugu Rafflesia, museum zoologi, taman mexico, taman teratai, pohon jadoh, jembatan gantung, cafe dedaunan, taman anggrek, masjid, jalan astrid, dan taman garuda. Waktu penngamatan pada tanggal 21 September 2014 mulai pukul 08.00-17.00 WIB. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam praktikum pengamatan satwaliar di Kebun Raya Bogor adalah tally sheet, alat tulis, kamera, peta Kebun Raya Bogor dan alat penghitung waktu. Sedangkan untuk bahan atau obyek yang digunakan adalah pengunjung yang dianggap sebagai satwa.

Museum zoologi Taman mexico Taman teratai Pohon jodoh Jembatan gantung Cafe dedaunan Taman anggrek Masjid Tugu rafflesia Jalan astrid Taman garuda Teknik Pengumpulan Data Penentuan Waktu Optimum Teknik pengumpulan data penentuan waktu optimum dilakukan dengan cara menghitung jumlah pengunjung yang masuk dan keluar dari Kebun Raya Bogor. Pengunjung yang masuk dan keluar dari lokasi dibedakan berdasarkan jenis kelamin dan struktur umur. Waktu optimum adalah jumlah antara pengunjung yang masuk dan pengunjung yang keluar. Pencatatan pada pengamatan waktu kumulatif dilakukan secara kontinu pada setiap 10 menit. Pengamat Diam Pencatatan ini dilakukan dengan meng hitung waktu perjumpaan dan jumlah pengunjung berdasarkan jenis kelamin dan struktur umur pada titik pengamatan yang telah ditentukan. Pengamatan dilakukan di titik pengamatan pada jarak tertentu agar dapat melihat dan menghitung pengunjung dengan tepat. Pengamat diam menghitung perjumpaan setiap menit ke-15. Pengamat Bergerak Pengamatan dilakukan dengan cara berjalan sepanjang jalur pada lokasi yang telah ditentukan. Pengamat mampu menghitung dan membedakan pengunjung berdasarkan jenis kelamin dan struktur umurnya. Pencatatan dilakukan pada selang waktu 15 menit. Analisis Data Kriteria struktur umur yang digunakan adalah a). Kelas umur I (bayi) umur 0-5 tahun, b). Kelas umur II, umur 6-14tahun, c). Kelas umur III umur 15-24, d). Kelas Umur IV umur 25-60, dan e). Kelas umur V umur >60 tahun. Analisis data dilakukan dengan menghubungkan data table dengan parameter yang diukur. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data yang diperoleh selama pengamatan di Kebun Raya Bogor tentang pengamatan jumlah pengunjung yang dilakukan dengan cara penghitungan waktu optimum yaitu diperoleh jumlah pengunjung sebanyak 8438 individu. Jumlah pengunjung yang dihitung dengan metode pengamat diam diperoleh data sebesar 1349 individu dengan lokasi terkonsentrasi pengunjung pada jalur tugu Rafflesia. Sedangkan untuk pengamat bergerak diperoleh data pengunjung sebanyak 3075 individu. Penggunaan metode yang berbeda-beda tersebut membuat hasil data yang didapatkan memiliki rentang perbedaaan nilai yang sangat jauh antara pengamatan dengan metode satu dan metode lainnya. Pengambilan data di lapang dengan menggunakan metode yang berbeda-beda menyebabkan rentang nilai yang jauh. Metode yang berbeda-beda memiliki kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda pula. Grafik 1. Jumlah pengunjung berdasarkan pengamat diam dan pengamat bergerak. 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0 889 457 375 302 246 251 197 174 119 120 131 158 63 59 60 108 155 241 173 111 278 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Jumlah pengunjung (individu) Pengamat bergerak Jumlah pengunjung (individu) Pengamat diam Metode pengamatan diam memiliki kekurangan antara lain adalah memiliki peluang perjumpaan terhadap satwa (kapasitas deteksi) yang rendah dibandingkan dengan metode yang lain, terdapat beberapa pengunjung yang tidak ikut terhitung karena keterbatasan pandangan manusia. Metode pengamat bergerak memiliki kekurangan yaitu pengunjung mampu bergerak secara acak sehingga menyulitkan pengamat untuk menghitungnya. Selain itu peluang untuk terjadinya double counting tinggi. Selain memiliki kekurangan pada proses pelaksanaannya di lapang, pengamat bergerak juga memiliki kelebihan yaitu metode ini memiliki peluang perjumpaan yang sangat intensif atau maksimal sehingga pengunjung yang masuk dapat dihitung seluruhnya (Gushilman 2007). Selain menggunakan metode yang digunakan, pengunjung yang datang ke Kebun Raya Bogor mampu diklasifikasikan juga menurut kelas umur yang bertujuan untuk mengetahui keseimbangan dalam populasinya. Menurut data yang diperoleh dari pengamatan menggunakan beberapa metode, data dapat diproyeksikan menjadi paramida sempurna meskipun beberapa kelas umur memiliki jumlah yang lebih besar atau nilai yang lebih dibandingkan dengan jumlah kelas umur yang

lainnya. Namun apabila data yang diperoleh diproyeksikan menjadi piramida, maka kelas umur yang memiliki jumlah yang lebih besar akan membentuk pembagian yang tidak proposional terhadap jumlah populasi pada proyeksi tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan semua metode, tercatat bahwa pengunjung terbanyak berjenis kelamin betina. Pada metode pengamat diam struktur umur yang paling banyak teramati yaitu kelas umur III ( remaja ) dengan jumlah populasi sebanyak 4146 individu. Begitu pula dengan metode pengamat bergerak, struktur umur yang teramati yaitu pada kelas umur III ( remaja ) dengan jumlah populasi sebanyak 11.589 individu. Berdasarkan penghitungan dengan metode pengamatan waktu optimum, struktur umur pengunjung yang teramati yaitu pada kelas umur IV ( dewasa ) sebanyak 45.509 individu. Pengamatan satwa sangat berpengaruh atau bergantung pada peluang perjumpaan satwa dengan pengamat. Waktu optimum diperlukan dalam pengamatan satwa guna untuk mengetahui kapan populasi maksimal dan kapan populasi minimal jumlahnya. Waktu optimum pengamatan untuk metode pengamat diam terjadi pada pukul 11.15-11.30 dengan jumlah populasi pengunjung sebanyak 241 individu, untuk pengamat bergerak waktu optimum terjadi pada pukul 12.00-12.15 dengan populasi pengunjung sebanyak 889, dan berdasarkan metode penentuan waktu optimum, waktu pengamatan maksimum terjadi pada pukul 12.30-12.40 dengan jumlah populasi sebanyak 4692 individu. Waktu minimum pengamatan untuk metode pengamat diam terjadi pada pukul 15.30-15.45 dan 16.45-17.00 dengan populasi pengunjung sebanyak 37 individu, untuk metode pengamat bergerak waktu minimum terjadi pada pukul 09.00-09.15 dengan populasi pengunjung sebanyak 316 individu serta untuk metode pengamatan waktu optimum terjadi pada pukul 08.00-08.10 dengan populasi pengunjung sebanyak 140 individu. Pada pengamatan lokasi terkonsentrasi yang memiliki pengunjung terbanyak dengan menggunakan metode pengamat diam dan bergerak yaitu di Tugu Rafflesia. Hai itu dikarenakan di Tugu Reflesia merupakan lokasi awal yang dilalui pengunjung. Selain itu lokasi Tugu Raflesia sangat strategis untuk kegiatan piknik, dekat dengan warung dan danau, serta banyaknya pohon yang membuat lokasi tersebut sangat rindang. Sedangkan lokasi yang memiliki pengunjung sedikit adalah di taman anggrek. Jumlah pengunjung yang ada di Kebun Raya Bogor mampu dijadikan sebagai simulasi suatu populasi. Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan ketiga metode yaitu metode pengamat diam, pengamat bergerak dan waktu optimum, data pengunjung tersebut apabila diklasifikasikan berdasarkan kelas umur dan jenis kelamin, populasinya mengarah pada populasi yang tidak sustainable. Hal tersebut dikarenakan, jumlah kelas umur termuda memiliki jumlah yang tidak cukup besar dibanding dengan jumlah kelas umur dewasa maupun remaja. Selain itu juga terdapat ketimpangan pada jumlah kelas umur yang lainnya, sehingga piramida populasi tidak terlihat proposional. Penerapan ketiga metode sensus yang digunakan pada pengamatan pengunjung di Kebun Raya Bogor tidak terlepas dari adanya kekurangan dan kelebihan yang ada pada masing-masing metode. Ada waktunya metode tersebut menjadi metode yang baik dan tepat digunakan dalam suatu pengambilan data dan dapat juga menjadi metode yang tidak baik digunakan dalam pengambilan data. Sehingga dalam penerapannya baik metode sampling maupun metode sensus sangat dipengaruhi waktu, tempat, dan keadaan spesifik lingkungan yang ada. KESIMPULAN Pencatatan pengunjung yang dilakukan di Kebun Raya Bogor menggunakan tiga metode yaitu metode waktu optimum, metode pengamat bergerak, dan metode pengamat diam. Jumlah populasi yang tercatat dengan metode pengamat diam sebanyak 1349 individu, dengan pengamat bergerak sebanyak 3075 individu dan dengan metode waktu optimum sebanyak 8438 (pengunjung yang masuk ).Pengunjung yang teramati mayoritas berada pada kelas umur III ( remaja ). Lokasi yang terkonsentrasi oleh pengunjung terletak di Tugu Raflesia dengan jumlah pengunjung 889 individu untuk metode pengamat bergerak dan 241 individu untuk metode pengamat diam. Masing masing metode yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat mempengaruhi hasil dari pengamatan dan perhitungan di lapang. Penggunaan metode dapat ditentukan oleh tempat, waktu dan kondisi lokasi atau kondisi lapang yang ada pada wilayah amatan.

DAFTAR PUSTAKA G u shi lman I. 2 007. Perbandingan Metpde Pengamat Diam, Pengamat Bergerak dan Strip Transe Pendugaan Rusa Totol (Axisaxis) di Istana. Bogor ( ID ): Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. (Axisaxis) di Istana. Bogor ( ID ): Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan IPB. Mustari AH. 2007. Metode Survey dan Inventarisasi Mamalia. Bogor (ID) : Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekwisata, Fakultas Kehutanan IPB.

LAMPIRAN Tabel 1. Metode penggunaan waktu optimum Lokasi Jumlah pengunjung (individu) Masuk Keluar Pintu utama 4344 3674 Pintu POS 3035 2084 Pintu IPB Baranangsiang 1059 857 Total 8438 6615 Tabel 2. Kelas umur dan jenis kelamin penentuan waktu optimum Waktu Bayi Anak (KU II) Remaja (KU III) Dewasa (KU IV) Tua (KU V) (KU I) Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jumlah 08.00-08.10 16 14 13 14 23 27 29 4 0 140 08.10-08.20 34 27 36 26 43 52 60 5 1 284 08.20-08.30 44 32 41 40 58 68 83 2 1 369 08.30-08.40 53 37 49 54 76 93 124-1 2 08.40-08.50 58 46 55 76 117 125 161-4 2 636 08.50-09.00 72 52 56 80 139 158 195-7 2 747 09.00-09.10 86 57 62 89 152 169 239-6 5 853 09.10-09.20 103 89 106 98 183 194 305 6 5 1089 09.20-09.30 116 109 122 104 216 251 348 7 6 1279 09.30-09.40 139 147 169 142 265 318 465 13 10 1668 09.40-09.50 155 166 203 153 302 364 528 11 11 1893 09.50-10.00 167 179 219 172 336 401 590 14 14 2092 10.00-10.10 187 196 252 203 380 436 730 19 37 2440 10.10-10.20 181 206 267 242 421 455 739 17 24 2552 10.20-10.30 197 217 278 271 466 516 836 18 27 2826 10.30-10.40 199 224 280 294 506 533 875 17 32 2960 10.40-10.50 206 233 296 309 544 571 910 17 31 3117 10.50-11.00 227 254 312 349 628 606 975 17 31 3399 11.00-11.10 236 276 328 423 742 654 1015 19 31 3724 11.10-11.20 242 281 331 434 775 705 1052 18 38 3876 11.20-11.30 251 301 345 478 827 746 1108 21 38 4115 11.30-11.40 262 312 369 498 859 776 1123 21 38 4258 11.40-11.50 283 299 362 508 863 814 1179 22 41 4371 11.50-12.00 298 308 369 521 905 840 1223 22 40 4526 12.00-12.10 308 315 377 527 908 857 1236 22 39 4589 12.10-12.20 308 319 383 542 913 874 1241 22 36 4638 12.20-12.30 301 327 385 558 922 860 1238 23 35 4649 12.30-12.40 308 327 385 572 931 864 1245 25 35 4692 12.40-12.50 307 334 394 575 927 855 1225 25 34 4676 12.50-13.00 308 330 401 560 930 832 1227 26 34 4648 13.00-13.10 304 325 397 555 958 838 1250 26 34 4687 13.10-13.20 289 322 396 552 966 850 1244 25 34 4678 13.20-13.30 266 334 390 570 968 806 1223 26 34 4617 13.30-13.40 270 333 394 578 965 796 1249 26 33 4644 13.40-13.50 254 324 389 582 965 771 1207 27 31 4550

13.50-14.00 238 324 379 574 960 751 1163 27 31 4447 14.00-14.10 232 314 362 563 941 727 1129 26 31 4325 14.10-14.20 219 304 354 512 906 704 1092 22 27 4140 14.20-14.30 205 298 350 471 862 670 1067 21 25 3969 14.30-14.40 183 295 349 466 839 666 1047 21 25 3891 14.40-14.50 158 283 340 461 825 635 1046 19 24 3791 14.50-15.00 140 270 329 433 764 591 1019 18 23 3587 15.00-15.10 132 249 310 426 737 567 974 11 23 3429 15.10-15.20 127 242 301 415 709 528 946 10 21 3299 15.20-15.30 119 235 293 398 701 509 913 9 21 3198 15.30-15.40 113 222 285 392 659 482 879 5 16 3053 15.40-15.50 105 212 283 376 633 461 853 5 16 2944 15.50-16.00 94 196 271 358 596 407 791-15 -19 2679 16.00-16.10 91 186 265 342 562 374 767-16 -21 2550 16.10-16.20 85 177 211 317 540 340 732-20 -24 2358 16.20-16.30 76 174 201 299 503 321 707-21 -28 2232 16.30-16.40 64 164 186 278 463 299 661-21 -30 2064 16.40-16.50 62 161 184 255 433 267 641-24 -30 1949 16.50-17.00 54 152 181 242 420 231 605-24 -30 1831 Jumlah 9532 12110 14645 19327 33232 28605 45509 598 947 Jumlah tiap KU 9532 26755 52559 74114 1545 164505 Tabel 3. Jumlah pengunjung di 11 lokasi berdasarkan pengamat bergerak dan pengamat diam. No Lokasi Jumlah pengunjung (individu) Pengamat bergerak Pengamat diam 1 Museum zoologi 457 197 2 Taman mexico 119 63 3 Taman teratai 246 174 4 Pohon jodoh 120 59 5 Jembatan gantung 251 60 6 Cafe dedaunan 131 108 7 Taman anggrek 27 8 8 Masjid 302 155 9 Tugu rafflesia 889 241 10 Jalan astrid 375 173 11 Taman garuda 158 111 Tabel 4. Jenis kelamin dan struktur umur pengamat bergerak di Tugu Rafflesia. Waktu Anak (KU II) Remaja (KU Dewasa (KU Tua (KU V) Bayi III) IV) (KU I) Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jumlah 08.00-08.15 08.15-08.30 10 120 138 54 57 130 84 16 26 635 08.30-08.45 13 92 46 94 137 139 112 10 14 657 08.45-09.00 7 105 124 72 112 147 69 10 5 651 09.00-09.15 2 34 100 36 39 49 48 4 4 316 09.15-09.30 13 44 83 45 85 72 81 2 4 429 09.30-09.45 13 95 125 74 77 76 126 2 4 592 09.45-10.00 13 38 69 39 61 87 126 1 1 435

10.00-10.15 15 44 72 124 82 79 105 4 5 530 10.15-10.30 38 69 85 90 104 67 149 31 50 683 10.30-10.45 34 68 97 98 96 112 127 7 13 652 10.45-11.00 14 47 100 75 111 113 141 1 13 615 11.00-11.15 8 93 68 76 100 81 122 13 23 584 11.15-11.30 18 50 67 156 133 116 151 21 6 718 11.30-11.45 13 102 115 122 100 144 173 17 14 800 11.45-12.00 29 119 66 113 125 149 144 26 16 787 12.00-12.15 42 129 131 138 98 171 172 7 1 889 12.15-12.30 27 85 42 128 168 119 86 7 3 665 12.30-12.45 13 154 59 158 162 106 74 2 0 728 12.45-13.00 18 67 78 99 139 176 160 5 5 747 13.00-13.15 13 79 93 142 129 77 89 6 4 632 13.15-13.30 23 89 88 104 103 124 73 2 5 611 13.30-13.45 9 106 108 107 89 113 136 3 5 676 13.45-14.00 21 55 111 107 92 106 130 4 6 632 14.00-14.15 15 92 50 84 85 72 136 6 2 542 14.15-14.30 14 51 34 88 88 76 141 0 1 493 14.30-14.45 22 31 31 97 87 63 90 9 7 437 14.45-15.00 13 47 69 80 98 116 108 3 4 538 15.00-15.15 16 52 70 97 115 91 105 2 1 549 15.15-15.30 6 44 53 92 80 82 120 2 0 479 15.30-15.45 6 30 42 86 107 87 84 11 2 455 15.45-16.00 9 40 64 81 89 95 92 3 12 485 16.00-16.15 15 60 46 118 93 95 71 2 3 503 16.15-16.30 5 34 28 69 90 89 59 7 5 386 16.30-16.45 6 42 46 75 78 65 62 5 3 382 16.45-17.00 6 42 48 91 90 62 63 5 2 409 Jumlah 539 2449 2646 3309 3499 3546 3809 256 269 Jumlah tiap KU 539 5095 6808 7355 525 20322 Tabel 5. Jenis jelamin dan struktur umur pengamat diam di Tugu Rafflesia. Waktu Bayi (KU Anak (KU II) Remaja (KU III) Dewasa (KU IV) Tua (KU V) I) Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina Jumlah 08.00-08.15 08.15-08.30 6 5 0 13 12 32 15 0 2 85 08.30-08.45 1 6 3 11 12 27 16 7 2 85 08.45-09.00 2 2 0 14 31 21 12 2 2 86 09.00-09.15 5 0 7 9 8 10 13 7 6 65 09.15-09.30 4 11 18 8 18 21 19 1 0 100 09.30-09.45 5 7 4 5 10 25 29 1 1 87 09.45-10.00 11 6 6 6 7 23 32 0 1 92 10.00-10.15 1 13 6 6 22 10 24 0 0 82 10.15-10.30 5 7 6 7 15 10 22 1 1 74 10.30-10.45 14 13 12 23 28 19 71 0 0 180 10.45-11.00 10 27 14 7 11 18 72 1 0 160 11.00-11.15 6 23 24 12 20 13 67 2 1 168 11.15-11.30 10 28 27 20 44 27 81 3 1 241 11.30-11.45 9 24 28 11 18 29 69 3 2 193 11.45-12.00 6 26 19 6 28 31 72 0 1 189 12.00-12.15 3 27 14 16 20 24 77 0 0 181

12.15-12.30 4 18 30 20 10 18 77 1 0 178 12.30-12.45 1 20 12 17 9 34 71 1 1 166 12.45-13.00 4 20 11 11 13 20 29 0 0 108 13.00-13.15 8 18 20 25 23 22 22 0 0 138 13.15-13.30 10 8 16 13 14 17 22 5 2 107 13.30-13.45 4 20 22 24 40 30 37 2 1 180 13.45-14.00 7 14 11 15 12 20 21 0 0 100 14.00-14.15 3 16 12 20 11 12 10 0 0 84 14.15-14.30 0 14 29 29 14 16 17 0 0 119 14.30-14.45 5 13 13 23 18 14 27 0 2 115 14.45-15.00 1 8 8 25 17 12 20 1 1 93 15.00-15.15 0 13 9 14 8 14 20 0 0 78 15.15-15.30 2 1 9 13 13 6 3 0 0 47 15.30-15.45 1 2 3 13 7 3 5 2 1 37 15.45-16.00 1 1 2 7 7 11 6 2 1 38 16.00-16.15 4 22 21 11 22 7 12 0 0 99 16.15-16.30 1 3 1 16 15 6 7 1 1 51 16.30-16.45 0 1 3 6 14 7 8 0 0 39 16.45-17.00 0 3 2 1 5 14 12 0 0 37 Jumlah 154 440 422 477 576 623 1117 43 30 Jumlah tiap KU 154 862 1053 1740 73 3882 Gambar 1. Foto Kelompok 17.