BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

Analisis Pemborosan pada Unit Pelayanan Kesehatan Poliklinik dengan Pendekatan Lean Service

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi perhatian adalah medication error. Medication error menimbulkan

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB I PENDAHULUAN. dokter gigi, apotek, laboratorium, dan layanan beauty care. Berdiri sejak tahun

PENDEKATAN LEAN HEALTHCARE UNTUK MEMINIMASI WASTE DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JANGKA WAKTU YANG DIPERLUKAN PASIEN UNTUK PELAYANAN DI BAGIAN RAWAT JALAN PADA RUMAH SAKIT PEMERINTAH DI SEMARANG

5. Quality Assurance (QA) Peningkatan mutu dalam pelayanan kesehatan selain berorientasi kepada proses pelayanan yang bermutu,juga hasil mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

IDENTIFIKASI WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN PENERAPAN LEAN MANUFACTURING DI PT ISTANA TIARA SURABAYA SKRIPSI

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Standar pelayanan Rumah Sakit di Indonesia diatur dalam Keputusan

IMPLEMENTASI LEAN HEALTHCARE DAN ROOT CAUSE ANALYSIS DALAM MEREDUKSI WAKTU PELAYANAN UNIT RAWAT JALAN DI RSKB DIPONEGORO DUA SATU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. bidang jasa kesehatan dimana Rumah Sakit selalu dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DAFTAR GAMBAR. No. Judul Gambar Halaman. 2.1 Simbol Dokumen Simbol Kegiatan Manual...

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, menyebabkan setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang barang atau

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

MANAJEMEN RESIKO DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN DAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN PUSKESMAS BANGUNTAPAN 2

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

BAB V ANALISIS HASIL. material dalam sistem secara keseluruhan. Value stream mapping yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Uneversitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. dalam memproses data akan meningkatkan efektivitas, produktivitas, serta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dinas Kesehatan Tentara (DKT) Tuban merupakan rumah sakit milik TNI

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di era globalisasi adalah dengan memperhatikan masalah kualitas, kualitas

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN. Administrasi menurut Hendi Haryadi dalam bukunya Administrasi

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi, kini menjadi semakin diperlukannya kebutuhan akan suatu sistem

repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PANDUAN PENUNDAAN PELAYANAN DI RUMAH SAKIT PUPUK KALTIM BONTANG

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. PT. Lombok Gandaria merupakan perusahaan kecap dan saus dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang menyepakati berlakunya Komunitas Ekonomi Asean atau Economic Asean

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN


BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semua perusahaan yang bergerak pada bidang jasa, berlomba

MANFAAT ACTIVITY BASED MANAGEMENT DALAM RANGKA PENCAPAIAN COST REDUCTION UNTUK MENINGKATKAN LABA (Studi Kasus pada RS Islam Al-Arafah Kediri)

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya kemajuan suatu negara dapat ditinjau dari peningkatan

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Pipintri Margiluruswati*, L.I.Irmawati*

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. HALAMAN PERNYATAAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

PENINGKATAN EFISIENSI PELAYANAN PASIEN INSTALASI RAWAT JALAN DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING DAN TIME BASED PROCESS (STUDY KASUS DI RSU HAJI SURABAYA)

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

Lampiran 1: Struktur Organisasi Rumah Sakit Medika Permata Hijau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Sigit Heru Krisnanto, Purnawan Adi W, Dyah Ika Rinawati

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan, Konsultasi Dokter, dan Produk Kecantikan. atau melakukan perawatan terapi(treatment) pasien diharuskan melakukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Perusahaan jasa layanan kesehatan dewasa ini berkembang dengan pesat, baik dari sisi jumlah maupun kualitas. Hal ini menyebabkan tingginya persaingan antar perusahaan jasa layanan kesehatan dalam memperebutkan pelanggan, ditambah lagi dengan perilaku pelanggan yang semakin selektif dalam menentukan produk atau jasa layanan yang akan dibeli, mengharuskan pihak manajemen penyedia jasa layanan kesehatan untuk senantiasa meningkatkan kualitas pelayanannya (Anwar, 2010). Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang digunakan sebagai upaya penyelenggaraan dan pembangunan kesehatan dituntut untuk terus meningkatkan dan memperhatikan kualitas pelayanan kesehatan yang berorientasi pada tercapainya kepuasan pasien, dokter, dan perawat. Hal ini juga bertujuan untuk mempertahankan eksistensi pelayanan kesehatan di rumah sakit, sehingga mampu bersaing dengan rumah sakit lain dalam era perdagangan bebas sekarang. Oleh karena itu, dituntut kemampuan dan keterampilan para penyedia layanan kesehatan agar dapat memenangkan persaingan, yaitu dengan memberikan pelayanan yang berkualitas (Oktaviantari, 2012). Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), pada tanggal 1 Januari 2014 pemerintah mulai memberlakukan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yaitu jaminan perlindungan kesehatan agar masyarakat memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau bagi golongan

masyarakat yang tidak mampu. Beroperasinya BPJS Kesehatan dapat dinilai sebagai peluang sekaligus tantangan bagi rumah sakit terutama rumah sakit swasta. Hal ini mengharuskan rumah sakit untuk dapat bertindak seefisien mungkin, namun tetap memberikan kualitas yang baik untuk memberikan kepuasan kepada pasien. Metode yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses pelayanan dalam manajemen operasional adalah lean management. Metode ini dapat memenuhi semua skala operasional, strategis, dan taktis. Selain itu lean juga menjangkau unit bisnis, manufaktur, dan inti organisasi. Lean management yang diterapkan di rumah sakit dikenal dengan sebutan lean hospital, yaitu sekumpulan tools manajemen sistem, dan filosofi yang dapat membantu rumah sakit mengubah tatanan organisasinya menjadi jauh lebih baik dan produktif. Metode ini menawarkan solusi kepada rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien dengan cara mengurangi kesalahan (error) dan waktu tunggu (waiting). Lean mampu memperkuat organisasi rumah sakit dalam jangka waktu lama, dan memberikan kemampuan kepada rumah sakit untuk melakukan pengembangan (www.leanindonesia.com). Metode lean mengutamakan alur proses, karena pelayanan pasien dapat berjalan dengan baik apabila alur prosesnya lancar. Oleh sebab itu, hal-hal yang menghambat alur proses harus dihilangkan karena merupakan pemborosan (waste) yang dapat mengganggu pelayanan. Lean hospital membantu staf medis untuk melihat secara mendalam kepada proses dan menganalisis titik-titik di mana terjadi kesalahan, dan memperbaiki kesalahan itu sendiri, bukan dengan perintah atau arahan dari atasan (www.leanindonesia.com). Lean berarti menggunakan sedikit waktu, uang, persediaan dan ruang untuk meningkatkan nilai dari perspektif pasien. Tujuan dari penggunaan lean adalah untuk menghapus aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value added) dari proses, sehingga setiap aktivitas dalam proses memberikan nilai tambah (value added) dari perspektif pasien (Graban, 2009). Alur proses pelayanan di rumah sakit yang sering dikeluhkan oleh pasien adalah dokter yang datang tidak tepat waktu, ruang tunggu yang kurang nyaman, dan rekam medis yang sering terlambat (Wasetya, 2012). Untuk dapat 2

meminimalisir hal tersebut, perlu dilakukan perbaikan dengan mengimplementasikan metode lean. Metode lean di Indonesia lebih banyak dikenal pada sektor industri manufaktur. Tidak banyak sektor non-manufaktur termasuk rumah sakit yang mengenal istilah ini, sehingga penerapan metode lean di rumah sakit Indonesia masih sedikit (Pertiwi, 2012). Salah satu rumah sakit di Indonesia yang telah menerapkan metode ini adalah Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kemang Medical Care yang berlokasi di Jl. Ampera Raya No.34, Ragunan, Kota Jakarta Selatan. Rumah sakit ini memperoleh medali perunggu pada kategori jasa dan pelayanan dalam kompetisi Opexcon Award 2013, yaitu suatu ajang penghargaan yang mengkompetisikan perbaikan proses bisnis berkelanjutan (continuous improvement) yang terjadi di perusahaan. RSIA Kemang Medical Care meraih penghargaan melalui proyeknya yang berjudul Improve Efficiency for Outpatient Service. Rumah sakit ini menerapkan proyek peningkatan kinerja melalui efisiensi layanan rawat jalan, yang bertujuan meningkatkan kepuasan pasien. Proyek ini memberikan hasil berupa peningkatan indeks kepuasan pasien sebesar 11% (dari rata-rata 76% menjadi 87%), meminimasi produk cacat pada bagian rekam medik yang diturunkan menjadi 75%, dan berkas pasien dari poliklinik kembali tepat waktu meningkat menjadi 38%. Dengan penerapan metode lean, rumah sakit ini dapat menghemat pembelian barang sebesar 28%, penurunan nilai persediaan sebesar 13%, dan mempersingkat waktu tunggu dalam pelayanan di klinik anak, dari 78 menit menjadi 46 menit (www.kemangmedicalcare.com). Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Ropanasuri adalah rumah sakit yang berlokasi di Jalan Aur No.8 Kota Padang. RSKB Ropanasuri merupakan rumah sakit yang menyelenggarakan satu macam pelayanan kesehatan, dalam hal ini fokus untuk memberikan pelayanan kesehatan khusus bedah. Selain pasien umum, rumah sakit ini juga menerima pasien BPJS yang menyebabkan meningkatnya jumlah pasien yang datang untuk dilayani. Jumlah pasien umum dan pasien BPJS di RSKB Ropanasuri pada tahun 2015 dapat dilihat pada Gambar 1.1 3

Sumber : RSKB Ropanasuri Gambar 1.1 Jumlah Pasien RSKB Ropanasuri 2015 Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa pasien yang paling banyak dilayani oleh RSKB Ropanasuri adalah pasien rawat jalan BPJS. Pihak rumah sakit harus memiliki strategi agar dapat bertindak seefisien mungkin, namun tetap memberikan kualitas yang baik untuk kepuasan pasien yang sebagian besar merupakan pasien rawat jalan BPJS. RSKB Ropanasuri mengikuti standar pelayanan minimal waktu tunggu sesuai SK Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 yang dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR STANDAR 1 Rawat Jalan Waktu tunggu rawat jalan 60 menit 2 Farmasi 3 Rekam medik Sumber : SK Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Waktu tunggu pelayanan. Obat jadi 30 menit. Racikan 60 menit Waktu penyediaan dokumen rekam medis 10 menit pelayanan rawat jalan 4

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang harus diselesaikan untuk meningkatkan kepuasan pasien. Diantaranya pasien mencari petugas untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan, lamanya waktu tunggu pasien menerima obat, dan lamanya waktu tunggu pasien untuk konsultasi. Sesuai SK Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008, indikator waktu tunggu maksimum pasien pelayanan rawat jalan adalah 60 menit dan waktu tunggu maksimum pelayanan farmasi adalah 30 menit. Waktu tunggu yang lama berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Selain itu, aktivitas menunggu merupakan aktivitas yang tidak memberi nilai tambah (non value added) dan harus dihilangkan. Current state map untuk alur pelayanan pasien rawat jalan BPJS di RSKB Ropanasuri dapat dilihat pada Gambar 1.2 dan Gambar 1.3. Gambar 1.2 menunjukkan alur proses pelayanan pasien baru, sedangkan Gambar 1.3 menunjukkan alur proses pelayanan pasien lama. Waktu maksimum dan minimum diperoleh berdasarkan studi pendahuluan dengan melakukan pengukuran waktu sepanjang alur proses pelayanan terhadap 10 pasien rawat jalan BPJS. Secara garis besar, alur proses keduanya hampir sama, yang membedakan adalah pada proses penyerahan berkas. Untuk pasien baru, setelah syarat berkas BPJS lengkap maka pasien akan diminta untuk mengisi form data sosial, dan selanjutnya petugas akan mencetak Surat Elegibilitas Peserta (SEP). Sedangkan pasien lama, setelah syarat berkas BPJS lengkap, maka petugas akan mencarikan status lama pasien. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, diketahui bahwa waktu tunggu beberapa pasien untuk melakukan konsul lebih dari 60 menit dan waktu tunggu pelayanan farmasi lebih dari 30 menit. Permasalahan-permasalahan tersebut harus diselesaikan agar rumah sakit mampu menerapkan standar pelayanan minimum rumah sakit yang telah ditetapkan dalam SK Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008. Oleh sebab itu, RSKB Ropanasuri perlu untuk melakukan usaha pengurangan aktivitas non value added (NVA) untuk memperlancar aliran proses dengan menggunakan pendekatan lean hospital. 5

Isi Data Sosial Petugas rekam medis Penerimaan Petugas / Satpam Tanya prosedur pendaftaran Registrasi Petugas penerimaan pasien rawat jalan Berkas BPJS tidak lengkap Penyerahan berkas Petugas rekam medis Berkas RM pasien tertukar Memberi no antrian Mengarahkan ke ruang tunggu Menjelaskan cara mendaftar Mencatat nama pasien Menanyakan dokter yang ditemui Memberi jadwal dokter Meminta berkas Cek kelengkapan Tanya status pasien Memberikan form data sosial PASIEN Serah Terima Status Perawat poli Menerima status pasien Mengamnanesa pasien Menentukan poli yang dituju Konsultasi Dokter Menerima berkas RM pasien Pemeriksaan Menentukan tindakan lanjutan Membuat resep Pengambilan Resep Petugas rekam medis Menerima berkas pasien dari perawat poli Menanyakan jadwal konsul selanjutnya Memasukkan tindakan selama konsul Memberi resep Pengambilan Obat Petugas Apotek Menerima resep Mencari obat Menyiapkan obat Memberi Obat Max = 0:29:47 Min = 0:04:43 Max = 8:04:21 Min = 2:38:05 Gambar 1.2 Current State Map Pasien Baru Rawat Jalan BPJS Pendaftaran Min = 0:01:00 Max = 0:00:30 Cetak SEP Serah terima status ke perawat poli Max = 0:50:15 Min = 0:05:40 Max = 0:02:02 Min = 0:01:21 Max = 0:03:44 Min = 0:02:56 Max = 0:00:26 Min = 0:00:10 Max = 0:01:31 Min = 0:00:28 Max = 0:04:59 Min = 0:02:43 Max = 0:28:22 Min = 0:03:51 Max = 0:03:05 Min = 0:01:51 Max = 0:01:49 Min = 0:00:53 Max = 0:01:38 Min = 0:01:05 Max = 5:54:28 Min = 2:11:21 6

Penerimaan Petugas / Satpam Memberi no antrian Mengarahkan pasien ke ruang tunggu Registrasi Petugas penerimaan pasien rawat jalan Menjelaskancara pendaftaran Catat nama pasien Tanya dokter yang ditemui Memberi jadwal dokter Penyerahan berkas Petugas rekam medis Meminta berkas Cek kelengkapan Tanya status pasien Mencari status lama pasien Serah terima status ke perawat poli Serah Terima Status Perawat poli Menerima status pasien Mengamnanesa pasien Menentukan poli yang dituju PASIEN Konsultasi Dokter Menerima berkas RM pasien Pemeriksaan Menentukan tindakan lanjutan Membuat resep Pengambilan Resep Petugas rekam medis Menerima berkas pasien dari perawat poli Menanyakan jadwal konsul selanjutnya Memasukkan tindakan selama konsul Memberi resep Pengambilan Obat Petugas Apotek Menerima resep Mencari obat Menyiapkan obat Memberi obat Gambar 1.3 Current State Map Pasien Lama Rawat Jalan BPJS Pendaftaran Max = 0:00:43 Min = 0:00:21 Max = 1:19:37 Min= 0:10:37 Max = 0:01:41 Min = 0:00:54 Max = 0:04:06 Min = 0:02:26 Max = 6:42:08 Min = 4:08:41 Max = 0:00:25 Min = 0:00:13 Max = 0:01:03 Min = 0:00:39 Max = 0:07:01 Min = 0:02:27 Max = 0:38:10 Min = 0:01:58 Max = 0:02:31 Min = 0:01:45 Max = 0:01:01 Min = 0:00:26 Max = 0:33:50 Min = 0:08:37 Max = 9:33:35 Min = 4:39:39 7

1.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Apa saja aktivitas yang memberikan nilai tambah (value added), dan yang tidak memberikan nilai tambah (non value added) di RSKB Ropanasuri? 2. Bagaimana usulan perbaikan dengan metode lean hospital untuk mengurangi atau menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value added) di RSKB Ropanasuri? 1.3 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Mengidentifikasi aktivitas yang memberikan nilai tambah (value added), dan yang tidak memberikan nilai tambah (non value added) di RSKB Ropanasuri. 2. Memberikan usulan perbaikan dengan metode lean hospital untuk mengurangi atau menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah (non value added). 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Area yang diteliti adalah alur proses pelayanan pasien rawat jalan BPJS di RSKB Ropanasuri. 2. Diasumsikan selama penelitian tidak terjadi perubahan alur proses pelayanan pasien rawat jalan BPJS di RSKB Ropanasuri. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini terdiri dari enam bab yang bab pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, pengumpulan dan 8

pengolahan data, analisis, dan penutup. Adapun sistematika penulisan laporan Tugas Akhir adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisikan teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian dan sebagai alat dalam memecahkan permasalahan serta melakukan analisis. Teori-teori tersebut diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, jurnal ilmiah, skripsi, tesis dan sebagainya. Teori-teori tersebut di antaranya mengenai rumah sakit, lean, value, fishbone diagram, dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang tahap-tahap penelitian dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini secara sistematis. Sehingga penelitian yang dilakukan dapat terstruktur dengan baik. Tahap-tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari studi pendahuluan, studi literatur, identifikasi permasalahan berdasarkan hasil studi pendahuluan, pengumpulan data alur proses pelayanan pasien dan waktu masing-masing proses, pengolahan data menggunakan Value Stream Mapping (VSM), Value Added Assessment (VAA), fishbone diagram, dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data yang dibutuhkan dalam penelitian, yaitu data jumlah pasien rawat jalan BPJS tahun 2014 sampai 2015, alur proses pelayanan pasien rawat jalan BPJS, aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam proses, dan waktu masing-masing aktivitas dalam proses tersebut. Setelah data dikumpulkan, data kemudian diolah. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan VSM untuk menggambarkan alur proses pelayanan, kemudian penentuan waktu maksimum dan waktu minimum masingmasing aktivitas di dalam proses, identifikasi terhadap jenis aktivitas yang tergolong value atau non value dengan menggunakan Value Added 9

Assessment (VAA), identifikasi penyebab alur proses pelayanan pasien menjadi tidak efisien menggunakan fishbone diagram, serta penentuan Risk Priority Number (RPN) menggunakan Failure Mode Effect and Analysis (FMEA). BAB V ANALISIS Bab ini berisikan analisis terhadap pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya untuk selanjutnya diberikan usulan perbaikan terhadap alur proses pelayanan pasien rawat jalan BPJS di RSKB Ropanasuri. BAB VI PENUTUP Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil peneitian yang telah dilakukan dan saran untuk penelitian selanjutnya. 10