PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsekuensi serius dan berkaitan dengan kehilangan nyawa. Penelitian yang berkaitan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

Indikator Wajib pengukuran kualitas pelayanan keesehatan di FKRTL. Indikator Standar Dimensi Input/Proses l/klinis 1 Kepatuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta dalam menghadapi bencana, dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 7 PENUTUP. belum semuanya mengikuti pelatihan kegawatdaruratan. Untuk staf. administrasi IGD, rekam medik dan brankar man belum bertugas 24 jam.

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan kondisi akut yang membutuhkan pertolongan segera (Ashour et al,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 377/Menkes/SK/III/2007

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan jasa yang sama secara berulang dan membuat komitmen untuk. merekomendasikannya secara positif kepada orang terdekatnya.

DAFTAR DOKUMEN APK BERDASARKAN ELEMEN PENILAIAN

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai pusat rujukan dan merupakan pusat alih pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk pasien yang membutuhkan perawatan akut atau mendesak. (Queensland

KINERJA KLINIS SEBAGAI PREDIKTOR KEPUASAN PASIEN DENGAN MODERASI PRIORITAS KEGAWATAN PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang melaksanakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

A. Latar Belakang Masalah

prioritas area yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: No Prioritas Area Indikator Standart 1. Kemampuan menangani life saving anak dan dewasa

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Komite Mutu dan Keselamatan Pasien. Indikator Hospital Wide Tahun 2017 (Bulan Januari s/d Desember)

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Kepuasan Pelanggan di Atas Segala-galanya. Hasil Capaian. Indikator Hospital Wide

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sakit antara lain pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. dengan cepat. Pada era globalisasi sekarang ini, perkembangan dan kemajuan

KEPUTUSAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2007 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT DIREKTUR RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan Gawat Darurat bisa terjadi kapan saja, siapa saja dan dimana saja.

BAB I PENDAHULUAN. (Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009). memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

TITIN KUSRINI J

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesembuhan dan pemulihan status kesehatan. Bersama dengan itu klien sekarang

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

BAB I PENDAHULUAN. setiap kecamatan, adanya balai-balai pengobatan dan kegiatan-kegiatan yang

KELENGKAPAN PENGISIAN INDIKASI MEDIS PADA FORM/BLANGKO PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

BAB I PENDAHULUAN. pada kesembuhan pasien, dalam berkomunikasi dengan pasien. dokter dan perawat menjadikan dirinya secara terapeutik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

APK 1.1. Elemen penilaian APK 1.1.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

C. PERANCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. maupun yang tidak periodik. Ada yang harus diperbaharui (updated) yang perlu

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sarana pencapaian tujuan yang maksudnya wadah

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Unit Gawat Darurat menurut Australlian College For Emergency Medicine

AP (ASESMEN PASIEN) AP.1

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

Kepatuhan Dokter Mengisi Asesmen Medis Secara Lengkap Pada Pasien Yang Akan Melakukan Rawat Inap

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penumpukan pasien di satu rumah sakit tertentu. 2,3

INDIKATOR KINERJA UTAMA RSUD Dr.ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2015

panduan praktis Pelayanan Ambulan

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab

PANDUAN CARA IDENTIFIKASI DAN PENYIMPANAN OBAT YANG DIBAWA OLEH PASIEN

lampiran 1. Kuisioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkesinambungan selama 24

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

KINERJA KLINIS SEBAGAI PREDIKTOR KEPUASAN PASIEN DENGAN MODERASI PRIORITAS KEGAWATAN PASIEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT TK. II dr. SOEPRAOEN NOMOR : / / /2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

KELENGKAPAN PENGISIAN INDIKASI MEDIS PADA FORM/BLANGKO PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. kendaraan bermotor di seluruh dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 juta jiwa dan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur. kesejahteraan umum dari tujuan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. American Hospital Association mendefinisikan rumah sakit. sebagai sebagai organisasi yang didalamnya terdiri atas tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit lainnya. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. tiga strategic business unit yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara X

PROGRAM DAN KEGIATAN RSUD KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2014

A. `LAPORAN VALID INDIKATOR AREA KLINIS 1. Asesment pasien: Ketidaklengkapan Pengisian Rekam Medik Triase dan Pengkajian IGD

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Kecepatan Pelayanan Pendaftaran Rawat Jalan. responden yang mendapatkan pelayanan tidak cepat yaitu sebanyak 62

STANDAR PELAYANAN MINIMAL UPT PUSKESMAS KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. Parkir merupakan salah satu unsur sarana yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, penelitian, pendidikan dan sebagiannya; mencakupi skala profit

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan rumah sakit sekarang ini menjadi semakin penting dengan

Transkripsi:

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan area paling kritis sebagai pintu masuk pasien rumah sakit (RS), setiap keterlambatan pelayanan dapat mengakibatkan konsekuensi serius dan berkaitan dengan kehilangan nyawa. Penelitian yang berkaitan dengan manajemen operasi IGD akan membantu meningkatkan kualitas, menurunkan biaya, meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan sehingga dapat memberi masukan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen. RS Ortopedi Prof dr. R. Soeharso merupakan RS khusus dan RS pendidikan yang memiliki alur pelayanan berbeda dengan RS lainnya. Beberapa hal khusus dalam pelayanan IGD yang berkaitan sebagai RS Pendidikan yaitu dokter jaga IGD adalah peserta didik dokter umum dan terdapat sistem pengambilan keputusan berjenjang dalam tanggung jawab supervisor, hal ini terutama berdampak terhadap waktu tunggu dan kualitas pelayanan gawat darurat yang diberikan. Pengelolaan manajemen kualitas memerlukan pengetahuan mengenai harapan pelanggan terhadap kualitas sehingga dapat dipakai dalam pembuatan kebijakan dan prosedur untuk mencapai kualitas yang diharapkan. Penting untuk mengenali hal kritis dalam sistem pelayanan IGD dalam menganalisis tahapan yang berguna dalam identifikasi aktifitas yang memiliki nilai tambah sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan atau sebaliknya menghilangkan hal yang dapat menurunkan kualitas. Kualitas dapat diartikan mampu memberi sesuatu yang berbeda untuk orang

yang berbeda. Kualitas merupakan totalitas penampilan dan karakteristik produk atau pelayanan yang memberi kepuasan atau mampu memenuhi kebutuhan. Mendefinisikan harapan terhadap kualitas merupakan hal kritis dalam manajemen operasional secara efektif dan efisien (Heizer et al., 2014). Pelayanan IGD merupakan tantangan bagi setiap RS untuk terus memperbaiki kualiatas pelayanannya. IGD merupakan pelayanan satu atap yang beroperasi selama 24 jam dan menjadi pintu masuk pasien sehingga menjadi gambaran wajah pelayanan RS. Tatalaksana awal di IGD adalah proses triase yaitu proses pemilahan pasien berdasar prioritas kegawatan dan diagnosis yang sesuai dalam manajemen awal pasien. Hasil pelayanan tergantung sebagian besar pada bagaimana IGD menjalankan proses triase. IGD merupakan pintu masuk RS yang memberikan pelayanan pada pasien sakit dan cedera akut yang datang dengan variasi orang, usia, penyakit, status sosial ekonomi yang datang tanpa perjanjian dengan menggunakan kendaraan pribadi, kendaraan umum atau ambulans, hal ini mempengaruhi waktu tunggu pelayanan, adanya keterlambatan pelayanan, serta keterbatasan fasilitas medis dan non medis yang tersedia. Tata laksana kasus gawat darurat merupakan sebuah pekerjaan penuh tantangan dengan melalui beberapa aktifitas yang saling berkaitan dimulai saat pasien masuk sampai pulang atau disposisi ke rawat inap. Berbagai sumber daya ikut terlibat dimulai dari dokter, staf medis maupun non medis, perusahaan asuransi, staf outsourcing, dan keluarga pasien. Penelitian ini akan memberikan gambaran alur kritis, respon time, variasi alur dan perbedaan karakteristik staf yang berhubungan dengan kinerja klinis dalam pelayanan IGD sehingga dapat mengidentifikasi faktor yang

berperan dalam penentuan kepuasan pasien IGD dalam rangka mengidentifikasi faktor yang perlu diperbaiki untuk menjaga kualitas pelayanan IGD. Kunjungan IGD RS Ortopedi Prof. dr. R. Soeharso 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 6947 6811 7049 7266 6731 6357 5977 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Sumber: Laporan Akuntabilitas Kinerja IGD RS Ortopedi Prof. dr. R. Soeharso Surakarta 2015 Gambar 1.1 Kunjungan IGD RS Ortopedi Prof. dr. R. Soeharso Surakarta Data kunjungan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Instalasi Gawat Darurat (2015) RS Ortopedi Prof.dr.R. Soeharso dalam 3 tahun terakhir mengalami kecenderungan menurun yaitu pada tahun 2013 kunjungan sejumlah 7226 pasien, tahun 2014 sejumlah 6731 pasien (menurun 6,8% dari kunjungan tahun sebelumnya) dan tahun 2015 sejumlah 6357 pasien (menurun 5,5% dari kunjungan tahun sebelumnya). Selain itu terdapat peningkatan angka pasien yang memilih pulang paksa yaitu tahun 2013 sebanyak 181 pasien (2,5% kunjungan), tahun 2014 sejumlah 88 pasien (1,3%) dan tahun 2015 sejumlah 104 pasien (1,6% kunjungan). Adanya kecenderungan

penurunan jumlah pasien IGD dan peningkatan jumlah pasien pulang paksa dalam 3 tahun terakhir merupakan akibat adanya sistem rujukan berjenjang dalam pelayanan asuransi kesehatan. Namun demikian pada berbagai referensi menyatakan bahwa penurunan kunjungan pasien dapat diakibatkan salah satunya akibat ketidakpuasan pasien. Tatalaksana awal dalam pelayanan IGD yaitu proses pemilahan pasien berdasar kegawatan pasien atau triase yang merupakan proses standar di IGD, sehingga baik secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh terhadap kepuasan pasien terhadap pelayanan IGD. Beberapa penelitian mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien menyatakan bahwa hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi karena IGD merupakan suatu departemen yang sifatnya selalu berubah dalam hal variasi pasien dan sumber daya manusia yang mengalami pergantian staf secara rutin, redesain protokol klinis dan administrasi, maupun ketersediaan sarana dan fasilitas yang tersedia, dimana kondisinya terus berubah sejalan dengan perubahan waktu. Kepuasan yang berkaitan dengan waktu tunggu menjadi perdebatan pada beberapa penelitian menunjukkan sebagai faktor prediksi yang lebih kuat dibandingkan keseluruhan faktor-faktor lain. Beberapa penelitian dengan metodologi dan instrumen pengukuran yang berbeda, menyatakan bahwa persepsi pasien terhadap perilaku staf IGD lebih penting dibandingkan waktu tunggu dalam menentukan kepuasan pasien secara keseluruhan terhadap pelayanan di IGD (Boudreaux, 2000; Bursch B, 1993; Hall MF, 1996; Rhee KJ, 1996; Yarnold PR, 1998)

Penelitian oleh Boudreaux (2004), menyatakan faktor pelayanan staf perawat merupakan faktor prediktor terkuat dalam menentukan kepuasan pasien. Namun dinyatakan pula keterbatasan dalam penelitian ini yaitu adanya penentu kepuasan pasien IGD dapat berbeda berdasar sifat kegawatan pasien, kronisitas penyakit, maupun faktor pengalaman sebelumnya tentang kunjungan ke IGD. Penelitian ini menyarankan penelitian lanjutan dengan menentukan beberapa faktor yang terkait langsung maupun tidak langsung terhadap waktu tunggu dan terjadinya keterlambatan dengan mempertimbangkan sifat kegawatan pasien.