BAB I PENDAHULUAN. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Morfologi merupakan salah satu kajian ilmu dalam lingustik selain fonologi,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikaji secara internal maupun eksternal. Secara internal artinya pengkajian bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang dikenal sebagai bahasa yang kaya dengan jenis huruf.

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

ABSTRAK. Kata kunci : fukugougo, kruna satma, kontrastif. viii

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis kosakata huruf kanji dalam buku

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB 1 PENDAHULUAN. kata. Menurut ( Chaer, 2003: 224 ) frasa adalah gabungan kata yang tidak. memiliki makna baru dan dapat disela dengan unsur lain.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu komponen yang digunakan antara satu manusia

Bab 2. Landasan Teori. Iklan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Iklan dapat ditemui di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB I PENDAHULUAN. Semantik mempelajari hubungan antara tanda-tanda atau lambang-lambang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan informasi serta kebutuhan komunikasi dengan negara Jepang, bahasa Jepang

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk berkomunikasi. Menurut Keraf (1980:1), bahasa adalah alat komunikasi antara

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB II DEFINISI MORFOLOGI, MORFEM, PROSES MORFEMIS, KATA DAN SEMANTIK. Istilah morfologi dalam bahasa Jepang disebut keitairon ( 形態論 ).

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk menyampaikan gagasan, fikiran, maksud serta tujuan kepada

BAB I ANALISIS MORFOLOGI VERBA BAHASA JEPANG. Manusia merupakan makhluk pengguna bahasa. Bahasa sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. nomina abstrak yang dalam bahasa Jepang disebut 形式名詞 (keishikimeishi).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang dikenal tiga jenis huruf, yaitu huruf kana, yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam teks yang sepadan dengan bahasa sasaran. Munday (2001) mendefinisikan

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. tersebut digunakan untuk menganalisis korpus data.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa atau menggunakan bahasa pada dasarnya adalah menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. pikiran, maupun ide kepada lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Kosakata, yang dalam bahasa Jepang dikenal dengan istilah goi

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi, dibutuhkan bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi sehari hari, seringkali muncul pengutaraan kalimat

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan kutipan di atas, dapat dikatakan bahwa たび tabi beberapa

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan jembatan komunikasi antarmanusia sehingga terjalin

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dari berbagai negara memiliki ciri universal dan ciri khusus.

BAB I PENDAHULUAN. makna apabila melekat pada kelas kata lain dalam suatu kalimat. Joshi dalam bahasa Jepang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

PENGGUNAAN SUFIKS KA, SHA, IN DAN SHI YANG BERMAKNA PROFESI DALAM YOMIURI SHINBUN SKRIPSI. Oleh David Setyawan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang, baik kepribadian tersebut adalah kepribadian yang baik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang memiliki keunikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Merujuk dari peribahasa Lain padang lain belalang, maka setiap bahasa juga berbeda di setiap kebudayaannya, tiap bahasa memiliki corak tersendiri. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya terhadap orang lain. Menurut Kridalaksana bahasa didefinisikan sebagai : Sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. (Kridalaksana, 2001 : 21) Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sangat unik dan saat ini sudah banyak orang asing yang tertarik untuk mempelajarinya, termasuk penulis sendiri. Bahasa Jepang memiliki huruf kanji yang berasal dari Cina, huruf ini memiliki peranan yang sangat penting dalam bahasa Jepang karena di dalam setiap huruf kanji terdapat makna tersendiri yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Bahasa Jepang juga memiliki keistimewaan tersendiri yang berbeda 1

dari bahasa lainnya yang ada di dunia. Salah satu keistimewaannya yaitu adanya huruf khas Jepang yang terdiri dari huruf hiragana, yaitu huruf yang digunakan untuk menuliskan suatu kosa kata yang memang asli dari Jepang. Kemudian ada huruf katakana, yaitu huruf yang digunakan untuk menuliskan suatu kosa kata yang muncul karena interferensi bahasa asing, namun akhir-akhir ini huruf ini dipakai juga pada kosakata asli Jepang yang berfungsi sebagai penegas, misalnya dalam bahasa iklan. Sebuah huruf kanji dapat juga dikatakan sebagai sebuah morfem karena sebuah huruf kanji tidak dapat dipisahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Kanji 物 hanya memilki satu buah morfem karena 物 yang berarti benda tidak mungkin dapat dipisahkan lagi menjadi morfem yang lebih kecil. Lain halnya dengan kata 建物 (tatemono) yang berarti gedung. Kata 建物 memiliki dua buah morfem yaitu 建 dan 物. Dalam bahasa Jepang morfem disebut juga dengan 形態素 (keitaiso). Menurut Kridalaksana, sebuah morfem itu sendiri didefinisikan sebagai : Satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil. (Kridalaksana, 2001 : 141) Morfem ini dipelajari dalam suatu ilmu linguistik yang bernama morfologi atau dengan 形態論 (keitairon). Verhaar (1988: 52) menjelaskan bahwa definisi dari morfologi adalah, Bidang linguistik yang mempelajari susunan bagian-bagian kata secara gramatikal.. 2

Dalam morfologi, morfem memiliki dua jenis, yaitu morfem bebas atau dalam bahasa Jepang disebut juga dengan 自由形態素 (jiyuukeitaiso) dan morfem terikat yang dalam bahasa Jepang disebut 拘束形態素 (kousokukeitaiso). Menurut Tsujimura (1996:141), Jika morfem dapat berdiri sendiri, morfem tersebut adalah morfem bebas. Sebaliknya, jika tidak dapat berdiri sendiri dan bukan sebagai kata, morfem tersebut adalah morfem terikat. Nelson berpendapat bahwa kanji 物 berarti sesuatu, benda, obyek, bahan, sukses, akal, dan alasan, sedangkan kanji 品 berarti barang, benda, kualitas, kemurnian, martabat, mutu, merk, cap, jenis, macam, kondisi, dan karakter. Morfem 物 dan 品 selain dapat menjadi morfem bebas, dapat juga berperan sebagai morfem terikat. Kanji 物, bila dibaca dengan cara kunyomi (cara baca Jepang) dibaca mono, sedangkan bila dibaca dengan cara onyomi (cara baca Cina) dibaca dengan butsu dan motsu. Kanji 品, bila dibaca dengan cara kunyomi dibaca sebagai hin dan hon, sedangkan bila dibaca dengan cara onyomi dibaca dengan shina. Dalam pemakaiannya sebagai sebuah morfem, ada kondisi ketika 物 dan 品 dapat dikatakan sebagai morfem bebas atau morfem terikat, apakah saat dibaca dengan cara baca kunyomi atau dapat juga saat dibaca dengan cara baca onyomi. Selain itu, adanya perubahan bunyi pada 物 dan 品 karena mengalami proses morfologis pun menentukan apakah 物 dan 品 tersebut sedang berperan sebagai morfem bebas atau morfem terikat. Perubahan-perubahan yang dialami oleh 物 dan 3

品 disebabkan oleh proses pembentukan kata dalam bahasa Jepang atau disebut juga 語形成 (gokeisei). Imbuhan atau afiks dalam bahasa Jepang disebut juga sebagai 接辞 (setsuji) memegang peranan penting dalam pembentukkan kata pada bahasa Jepang. Dalam Longman Dictionary of Applied Linguistc dijelaskan bahwa definisi dari afiks adalah: 語に付加されて その語の意味あるいは機能を変える ( 一 連 ) 文字または語意 Go ni fuka sarete, sono go no imi arui wa kinou wo kaeru, (ichiren) moji mata wa goi. Kosa kata atau huruf yang mengubah fungsi atau arti pada kata tersebut apabila ditambahkan pada kata tersebut. ( Richard dkk, 2002: 9) Dalam bahasa Jepang, afiks terdiri dari prefiks atau 接頭辞 (settouji) dan sufiks atau 接尾辞 (setsubiji), di mana 物 dan 品 memiliki posisi sebagai sufiks atau akhiran. Saat 物 berposisi sebagai sufiks maka ~ 物 akan dibaca dengan (-mono), (- butsu) atau ( motsu) dan ~ 品 akan dibaca dengan ( hin) atau (-pin). Keduanya memiliki arti yang hampir serupa dan seringkali membingungkan pada cara 4

pemakaiannya, tetapi sebenarnya kedua sufiks tersebut memiliki sedikit perbedaan dari segi makna sehingga pemakaian 物 dan 品 tidak bisa saling dipertukarkan. Setiap morfem pada tiap kosakata memiliki makna tersendiri yang berbeda dengan morfem lainnya. Kajian tentang makna dipelajari dalam salah satu cabang linguistik yang disebut semantik. Definisi dari semantik adalah : Bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan dan juga dengan struktur makna suatu wicara. (Kridalaksana, 2001 : 198) Semantik membagi makna menjadi tiga kelompok, yaitu makna leksikal dan makna gramatikal, makna denotatif dan makna konotatif, dan makna dasar dan makna perluasan. Peneliti akan membahas 物 dan 品 dari pembagian jenis-jenis makna dalam semantik. Dalam pemakaiannya sebagai sebuah morfem, 物 dan 品 dapat mengalami pergeseran makna bila digabungkan dengan morfem terikat lainnya ataupun morfem bebas lainnya. Pergeseran makna ini terjadi karena pengaruh dari morfem lain yang menempel pada 物 dan 品 tersebut. Salah satu dari sekian masalah yang penulis temukan adalah pemakaian 物 (mono) dan 品 (hin/shina) pada kosakata dalam bahasa Jepang. Saat 物 dan 品 berdiri sendiri, maka akan memiliki arti yang sama yaitu barang, tetapi akan terlihat memiliki perbedaan bila dipakai dalam sebuah kosakata pada kata benda. 5

Berikut ini contoh-contoh yang membedakan makna dari penggunaan 物 dan 品 dalam kosa kata bahasa Jepang : 1) (29) うったり かったりする商品作物がおおくなったのです Uttari, kattari suru shouhin sakumotsu ga ooku natta no desu. Menjual dan membeli barang dagangan hasil tanaman pun menjadi banyak. (RTN: 94) 2) (74) みんな一心に作品をしあげます Minna isshin ni sakuhin o shiagemasu. Semuanya menyelesaikan hasil karyanya dengan sepenuh hati (NJN : 26) Berdasarkan contoh dari kalimat (1) dan (2) di atas, kosakata tersebut menunjukkan walaupun 物 dan 品 keduanya sama-sama berarti barang, tetapi tentunya masing-masing kata itu dapat memiliki makna yang berbeda dan dalam penggunaannya tidak dapat dipertukarkan secara bebas. Hal-hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti penggunaan 物 dan 品 dalam kosakata yang terdapat pada bahasa Jepang dalam contoh-contoh kalimat yang peneliti temukan dari data-data yang tersedia. Peneliti melihat adanya hubungan antara tinjauan morfologi dan tinjauan semantik dalam penelitian yang peneliti lakukan disamping adanya hubungan timbal 6

balik antar subbab pada pembahasan tinjauan morfologi dan semantik, karena setiap penelitian yang berhubungan dengan bahasa pada dasarnya tidak dapat dipisahkan dari makna bahasa termasuk dalam tinjauan morfologi itu sendiri di mana setiap morfem akan memiliki makna tersendiri yang akan dibahas dalam pokok bahasan semantik. 1.2 Perumusan Masalah Masalah yang diteliti adalah: 1. Kata yang memiliki unsur 物 dan 品 apa saja yang muncul dalam bahasa Jepang? 2. Apakah perbedaan dan persamaan makna pada penggunaan 物 dan 品 tersebut? 3. Dengan kondisi yang bagaimanakah 物 dan 品 dapat berperan sebagai morfem bebas atau morfem terikat dalam bahasa Jepang? 4. Apakah makna lain pada suatu kata dari penggunaan 物 dan 品 dalam bahasa Jepang? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk: 1. Mengungkapkan kata yang memiliki unsur 物 dan 品 yang muncul dalam bahasa Jepang. 7

2. Mengetahui perbedaan makna dan penggunaan 物 dan 品 tersebut. 3. Mengetahui saat kondisi 物 dan 品 dapat berperan sebagai morfem bebas atau morfem terikat dalam bahasa Jepang. 4. Mengungkapkan makna lain pada suatu kata dari penggunaan 物 dan 品 dalam bahasa Jepang. 1.4 Metode Penelitian dan Teknik Kajian Dalam sebuah penelitian, metode adalah sebuah cara yang sistematis untuk menyelidiki data-data yang digunakan dalam penelitian agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik. Metode penelitian merupakan faktor yang penting untuk mengarahkan penelitian agar tepat sasaran. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang berusaha memaparkan, menganalisis, serta mengklasifikasi data hingga dapat diambil kesimpulan. Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mengumpulkan data dari 物 dan 品 yang bermakna barang yang mencul dalam sumber data. 2. Mengumpulkan referensi mengenai 物 dan 品 dari buku-buku yang penulis temukan. 3. Mengklasifikasikan data. 4. Menganalisis data 8

5. Menyimpulkan hasil penelitian. 6. Menulis laporan hasil penelitian. Teknik kajian yang digunakan adalah teknik substitusi, yaitu teknik yang dilakukan dengan mengganti unsur tertentu satuan lingual yang bersangkutan dengan unsur tertentu yang lain di luar satuan lingual yang bersangkutan. Teknik ini berguna untuk mengetahui kadar kesamaan kelas atau kategori unsur terganti, bila dapat tergantikan atau saling berganti, maka kedua unsur tersebut ada dalam kelas atau kategori yang sama. 1.5 Organisasi Penulisan Sistematika penelitian ini terbagi dalam lima bab beserta beberapa subbab. Bab yang pertama adalah pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian dan teknik penelitian, serta organisasi penulisan. Bab yang pertama ini memberikan sedikit gambaran yang akan dibahas pada bab selanjutnya. Bab yang kedua adalah landasan teori, dalam bab ini diperkenalkan teori dasar dari morfologi dan semantik beserta bagian-bagian yang lebih rinci tentang teori tersebut dan hubungannya dengan 物 dan 品 yang akan menjadi obyek penelitian dalam penelitian ini. 9

Bab yang ketiga adalah analisa, dalam bab ini akan dibahas kata-kata yang memiliki morfem 物 dan 品 dari sudut pandang morfologi dan semantik yang terdapat dalam contoh-contoh kalimat beserta penjelasannya. Bab yang terakhir atau bab keempat berisi tentang kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh oleh peneliti dari hasil pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. 10