Kawasan Makam Imogiri merupakan kawasan strategis pelestarian sosial budaya DIY, oleh karena itu perlu dilakukan penataan ruang secara menyeluruh dengan memperhatikan karakteristik fisik, budaya, dan sosial ekonomi masyarakat setempat. Kawasan Makam Imogiri meliputi kawasan makam Raja-Raja Mataram di Pajimatan, makam Giriloyo, dan makan Banyusumurup, serta kawasan di sekitarnya yang menjadi kawasan penyangga, pengembang dan penunjang kawasan makam Imogiri. Pada tahun 2014 telah disusun kajian Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Makam Imogiri, yang dilanjutkan dengan penyusunan Draft Raperda dan Naskah Akademik di tahun ini untuk kemudian disahkan menjadi Perda. Dengan disusunnya menjadi sebuah Perda, diharapkan semua kegiatan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan lebih terarah dan terdapat kepastian hukum untuk lebih menjaga, melindungi dan mengembangakan Kawasan Makam Imogiri. Pada hari Selasa, 12 Mei 2015 dilaksanakan FGD / penjaringan aspirasi masyarakat dalam rangka penyusunan Draft Raperda dan Naskah Akademik RTR Kawasan Makam Imogiri. FGD ini diikuti oleh Camat Imogiri, Kepala Desa dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) di seluruh Kecamaan Imogiri, Bupati Juru Kunci Puroloyo dan Solo, serta Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah, Hukum, dan Budaya. Dalam FGD ini banyak masukan dari peserta terutama mengenai arah pengembangan Kawasan Makam Imogiri. Kawasan Makam Imogiri tidak bisa disamakan dengan kawasan lain 1/5
dalam pengembangannya, karena terkait dengan budaya dan kesakralan Makam Imogiri yang tidak bisa ditata hanya secara fisik saja. Dalam Draft Raperda RTR Kawasan Makam Imogiri, penataan Kawasan Makam Imogiri bertujuan untuk menguatkan dan mengembangkan Kawasan Makam ImogirI sebagai kawasan ziarah yang didukung dengan pengembangan wisata budaya dan wisata alam yang sesuai dengan Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup. Kemudian direncanakan pembagian 4 kawasan meliputi: a. kawasan Inti, diarahkan sebagai area konservasi obyek strategis cagar budaya makam Imogiri meliputi: 1) makam Raja-Raja Mataram di Pajimatan, Desa Wukirsari; 2) makam Giriloyo, Desa Wukirsari; dan 3) makam Banyusumurup, Desa Girirejo. b. kawasan Penyangga, diarahkan sebagai perlindungan obyek strategis cagar budaya makam Imogiri meliputi: 1) kawasan Lindung Sekitar Cagar budaya Makam Raja-Raja Mataram di Pajimatan, Desa Wukirsari; 2) kawasan Lindung Sekitar Cagar budaya Makam Giriloyo, Desa Wukirsari; dan 3) kawasan Lindung Sekitar Cagar budaya Makam Banyusumurup, Desa Girirejo. 2/5
c. kawasan Pengembang, diarahkan sebagai pengembangan pariwisata yang berkaitan dengan cagar budaya makam Raja-raja Imogiri meliputi: 1) sentra Kebudayaan di bekas pasar Imogiri, Desa Karangtalun; 2) sentra pelayanan terminal wisata, Desa Wukirsari; 3) sentra kerajinan batik tulis, Desa Wukirsari; 4) sentra kerajinan tatah sunggih, Desa Wukirsari; dan 5) sentra kerajinan keris, Desa Girirejo. d. Kawasan Penunjang, diarahkan sebagai pengembangan jasa wisata meliputi: 1) kawasan pusat pelayanan perkotaan Imogiri, Desa Imogiri; 2) kawasan desa pertanian tradisional, Desa Kebonagung; 3) kawasan wisata alam agro wisata sutra, Desa Karangtengah; 4) kawasan wisata religi situs Watu Wedok, Desa Karangtengah; 3/5
5) kawasan wisata religi situs Watu Bantal, Desa Karangtengah; 6) kawasan sentra makanan tradisional Peyek, Desa Sriharjo; 7) kawasan wisata alam jembatan sungai oyo, Desa Sriharjo dan Desa Selopamioro; 8) kawasan wisata kebun buah, Desa Selopamioro; 9) kawasan wisata alam Goa Cerme, Desa Selopamioro; 10) kawasan wisata alam Sendang Ayu, Desa Selopamioro; dan 11) pusat pelayanan wisata alam Goa Lawa, Desa Selopamioro 4/5
(titik kurniawati) 5/5