Arsip Dinamis Arsip Statis

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN PERKANTORAN

Filing, Record Retention and Form

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. arsip agar dapat dengan cepat bila arsip bilamana arsip sewaktu-waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan-kegiatan mencatat

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 93 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS PEMERINTAH DAERAH

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS INAKTIF

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dalam Laporan Tugas Akhir yang berjdul Pengelolaan Arsip Dinamis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 106 TAHUN 1980 TENTANG TATA KEARSIPAN PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

KATA PENGANTAR. Sekretaris Dewan Pertimbangan Presiden, Garibaldi Sujatmiko

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan, pengumpulan, pengaturan, pengendalian, pemeliharaan, dan

BAB III PENGURUSAN ARSIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERAN MANAJEMEN KEARSIPAN DALAM KEHIDUPAN ORGANISASI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TERNGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2006 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Manajemen Kearsipan untuk Mewujudkan Tata Kelola Administrasi Perkantoran yang Efektif dan Efisien

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Karena itu sekarang terdapat 2 (dua) jenis arsip ditinjau dari sudut umum dan perundang-undangan, yaitu (Depkes, 1971: 43)

BAB III LANDASAN TEORI. terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (Poerwadarminta,

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arsip berasal dari bahasa Yunani Archivum yang artinya tempat untuk

BAB II LANDASAN TEORI

PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 38 TAHUN 2005 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BNN NOMOR 7 TAHUN 2014 TANGGAL 28 MARET 2014 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MANAJEMEN KEARSIPAN. Anna Riasmiati, S.E. : Manajemen Kearsipan : Drs. Sularso Mulyono, dkk. Cetakan : I, 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MANAJEMEN KEARSIPAN. Dari pengertian di atas dapat diambil ciri-ciri arsip yaitu:

PENTINGNYA PENATAAN KEARSIPAN DALAM MENUNJANG AKTIVITAS PEGAWAI PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SULAWESI UTARA TUGAS AKHIR

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Kantor dan Sistem Kearsipan. Menurut Maryati dalam bukunya Manajemen Perkantoran efektif.

Dari segi administrasi, tujuan penyusutan arsip ialah:

BAB II PERANGKAT KEARSIPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka melaksanakan segala kegiatan pada kantor-kantor, lembaga-lembaga negara,

TATA TERTIB PENGGUNAAN LABORATORIUM PERKANTORAN/KEARSIPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016, No Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran

LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TANGGAL : 30 Juni 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NO 342 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan serta membantu mekanisme kerja dari seluruh karyawan instansi yang

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

PENGELOLAAN ARSIP SECARA MODERN 1

BAB III LANDASAN TEORI

PENTINGNYA MANAJEMEN SISTEM PENYIMPANAN ARSIP. Oleh; Melizubaidah Mahmud Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG JADWAL RETENSI ARSIP KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB I PENDAHULUAN. hal.2. 1 Zulkifli Amsyah, Manajemen Kearsipan, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2005,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN KEARSIPAN DINAMIS BADAN NARKOTIKA NASIONAL

BAB II KAJIAN TEORETIS. Saiman (2000:16) pengelolaan adalah bermacam-macam kegiatan

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM

BAB II TINJAUAN TEORITIS

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nomor : 57/KPTS/1995. Tentang JADUAL RETENSI ARSIP PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN Landasan Teori Pengertian dan FungsiSurat A Pengertian

Contoh Lampiran 49 PERSIT KARTIKA CHANDRA KIRANA... LEMBAR DISPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

-3- b. Surat Kepala Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor : 94/S/II- MEMUTUSKAN :

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUBBAG UMUM BNN KOTA MATARAM

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 22

BAB II KAJIAN TEORITIS. Arsip berasal dari bahasa Yunani, yaitu arche yang kemudian berubah menjadi archea,

KEBIJAKAN KEARSIPAN PEMDA KOTA MOJOKERTO WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II MOJOKERTO KEPUTUSAN WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II MOJOKERTO

PENGELOLAAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ' KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI,

BAB I. Pengertian. A. Pengertian Arsip

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Kepegawaian Aparatur Sipil Neg

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. dalam strategy map dengan pendekatan balanced scorecard yang salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan pasti akan memiliki suatu unit khusus yang bertugas dalam bidang

2 menetapkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan tentang Jadwal Retensi Arsip Fasilitatif Bidang Keuangan di Kementerian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SUBBAG UMUM BNN KOTA MATARAM

GUBERNURNUSA TENGGARA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Retensi. Arsip. Keuangan.

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

2015, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektron

Solusi Pengaturan Arsip di Rumah Sakit (Studi Kasus)

PENYUSUTAN ARSIP DI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 51/Menhut-II/2011 TENTANG PEDOMAN TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KEHUTANAN

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2017 TENTANG

Transkripsi:

Naskah - naskah yang dibuat dan diterima oleh lembaga - lembaga dan badan - badan Pemerintah dalam bentuk apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan pemerintahan; Naskah - naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan - badan swasta atau perorangan, dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan kebangsaan.

Arsip Dinamis Arsip Statis Arsip Dinamis adalah semua arsip yang masih berada di berbagai kantor, baik kantor pemerintah, swasta, atau organisasi kemasyarakatan, karena masih dipergunakan secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan dan kegiatan administrasi lainnya. Arsip Dinamis dalam bahasa Inggris disebut R E C O R D. Arsip Statis adalah arsip - arsip yang disimpan di Arsip Nasional (ARNAS) yang berasal dari arsip (dinamis) dari berbagai kantor. Arsip statis dalam bahasa Inggris disebut Archieve.

Dengan semakin kompleksnya tugas yang ada dalam organisasi, mengakibatkan atau pada umumnya diikuti pula dengan semakin banyaknya jumlah arsip. Terjadinya arsip karena : 1. Dibuat sendiri oleh organisasi yang bersangkutan Misal : - Peraturan - peraturan - Pemberian ijin - Pemberian informasi ke pihak lain, dan sebagainya. 2. Organisasi menerima dari pihak lain Misal : - Saran - saran - Informasi informasi Permohonan, dsb.

1. Alat utama ingatan organisasi 2. Bahan atau alat pembuktian (bukti otentik) 3. Bahan dasar perencanaan dan pengambilan keputusan 4. Barometer kegiatan suatu organisasi mengingat setiap kegiatan pada umumnya menghasilkan arsip 5. Bahan informasi kegiatan ilmiah lainnya.

Pada setiap unit kerja dari berbagai fungsi kegiatan yang ada di perkantoran akan memiliki pekerjaan administrasi. Hasil pekerjaan administrasi adalah arsip. Disamping sebagai hasil pekerjaan administrasi, arsip juga merupakan alat bantu untuk menyelesaikan pekerjaan administrasi. Dalam pengorganisasian Arsip, sering disebut istilah : File Aktif dan File Inaktif

File aktif adalah file (disini: tempat arsip) yang berisikan arsip yang masih aktif dan banyak dipergunakan di dalam pekerjaan. File Inaktif adalah file yang arsipnya sudah jarang dipergunakan setiap jenis arsip mempunyai nilai guna tertentu yang akan dijadikan patokan di dalam menentukan lama warkat bersangkutan disimpan pada file aktif atau file inaktif. Sesudah habis masa inaktifnya maka arsip akan dimusnahkan atau kalau mempunyai nilai nasional akan menjadi arsip statis yang harus disimpan abadi sebagai bahan budaya nasional pada Arsip Nasional (ARNAS)

Disamping itu masih terdapat jenis warkat yang disebut arsip permanen, yaitu warkat yang disimpan selama - lamanya di perkantoran. Contoh dari warkat ini antara lain adalah Akte pendirian perusahaan dan surat - surat penting lain. 1. Sentralisasi Sehubungan dengan masalah kearsipan, maka sentralisasi berarti penyimpanan arsip yang dipusatkan di satu unit kerja khusus yang lazim disebut Sentral Arsip. Dewasa ini sentralisasi arsip yang murni agak sukar diterapkan, sebab begitu banyak jenis surat atau arsip yang sukar dipisahkan dari unit kerja yang menangani pengolahannya, misalnya kuitansi, laporan dan lain - lain. Agaknya sistem pengelolaan arsip secara sentral ini hanya efisien dan efektif bila dilaksanakan pada kantor kecil.

1. Ruang dan peralatan arsip dapat dihemat 2. Petugas dapat mengkonsentrasikan diri khusus pada pekerjaan kearsipan. 3. Kantor hanya menyimpan 1 (satu) arsip, duplikasinya dapat dimusnahkan 4. Sistem penyimpanan dari berbagai macam arsip dapat diseragamkan. 1. Sentralisasi arsip hanya efisien dan efektif untuk organisasi yang kecil 2. Tidak semua jenis arsip dapat disimpan dengan satu sistem penyimpanan yang seragam 3. Unit kerja yang memerlukan arsip akan memakan waktu lebih lama untuk memperoleh arsip yang diperlukan.

2. Desentralisasi Kantor atau organisasi menganut sistem pengelolaan arsip secara desentralisasi, ini berarti bahwa semua semua unit kerja mengelola arsipnya masing-masing. Sistem penyimpanan (Filing System) yang dipergunakan masing - masing unit kerja tergantung kepada ketentuan kantor yang bersangkutan. Disini semua kegiatan kearsipan, mulai dari pencatatan, penyimpanan, pengawasan, pemindahan dan pemusnahan dilaksanakan oleh unit kerja masing-masing dan ditempat unit kerja masing - masing.

1. Pengelolaan arsip dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan unit kerja masing - masing 2. Keperluan akan arsip mudah terpenuhi, karena berada pada unit kerja sendiri. 3. Penanganan arsip lebih mudah dilakukan, karena arsipnya sudah dikenal baik. 1. Penyimpanan arsip tersebar diberbagai lokasi dan dapat menimbulkan duplikasi arsip yang disimpan 2. Kantor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan arsip disetiap unit kerja sehingga penghematan pemakaian peralatan dan perlengkapan sukar dijalankan. 3. Penataran dan latihan kearsipan perlu diadakan karena petugas - petugas umumnya bertugas rangkap dan tidak mempunyai latar belakang pendidikan kearsipan. 4. Kegiatan pemusnahan arsip harus dilakukan setiap unit kerja dan ini merupakan pemborosan

Didalam penanganan arsip secara kombinasi, arsip yang bersifat umum (dibutuhkan semua unit ), disimpan di pusat organisasi, sedangkan arsip yang sifatnya khusus disimpan di masing - masing unit. Sifat dan jenis usaha atau tugas pokok organisasi Besar kecilnya struktur organisasi Banyak sedikitnya volume kerja

SISTEM ABJAD / Alphabetical Filing System SISTEM MASALAH / Perihal/Subject Filing System SISTEM NOMOR / Numerical Filing System SISTEM TANGGAL / Urutan Waktu / Chronogical Filing System SISTEM WILAYAH / Daerah/ Regional / Geographical Filing System

SISTEM ABJAD / Alphabetical Filing System Sistem abjad adalah salah satu sistem penataan berkas yang umumnya dipergunakan untuk menata berkas yang berurutan dari A sampai dengan Z dan berpedoman pada peraturan mengindeks. Persiapan Penataan Arsip berdasarkan Abjad Memahami peraturan mengindeks Menyiapkan peralatan Arsip

SISTEM MASALAH / Perihal/Subject Filing System Sistem masalah adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan kegiatan - kegiatan yang berkenaan dengan masalah - masalah yang di dapat pada perusahaan yang menggunakan sistem ini. Masalah tersebut dikelompokan menjadi satu subjek yang disusun dalam suatu daftar yang bernama Daftar Indeks. Daftar indeks yaitu suatu daftar yang memuat kode dan masalah - masalah yang terdapat di dalam kantor/ organisasi sebagai pedoman penataan berdasarkan masalah.

Kode PK 01 02 03 04 05 06 07 08 KU 01 02 03 04 05 06 07 Masalah KEPEGAWAIAN Pengadaan Pengangkatan dan Mutasi Kedudukan Kesejahteraan Pegawai Cuti Penilaian Pendidikan Pemberhentian KEUANGAN Gaji Biaya perjalanan Pendapatan Pajak Tagihan Laporan Keuangan Perbendaharaan Persiapan Penataan Arsip berdasarkan Masalah : 1. Menyusun daftar Indeks 2. Menyiapkan peralatan Arsip

SISTEM NOMOR / Numerical Filing System Sistem Nomor adalah satu sistem penataan berkas berdasarkan kelompok permasalahan yang kemudian masing - masing atau setiap masalah diberi nomor tertentu. Persiapan penataan arsip berdasarkan Nomor Menyusun Pola klasifikasi Arsip Menyiapkan Peralatan Arsip Dalam penyusunan pola klasifikasi arsip terdapat pola klasifikasi standar yang diciptakan Melvil Dewey yang dikenal dengan sebutan DCC (Dewey Decimal Classification ). Kelas utama DCC yaitu

000 Umum 500 Ilmu Murni 100 Filsafat 600 Ilmu Terapan 200 Agama 700 Kesenian 300 Ilmu Sosial 800 Kesusastraan 400 Bahasa 900 Sejarah dan Ilmu Bumi

OOO 1OO 2OO UMUM O1O Urusan Dalam O11 Gedung Kantor O12 Rumah dinas O13 Listrik dan telepon O2O Peralatan O3O Penelitian O4O Perencanaan KEPEGAWAIAN 11O Pengadaan 12O Mutasi 13O Kedudukan 14O Kesejahteraan Pegawai KEUANGAN 21O Gaji 22O Biaya Perjalanan

SISTEM TANGGAL / Urutan Waktu / Chronogical Filing System Sistem tanggal adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan urutan tanggal, bulan dan tahun datangnya surat. Surat atau berkas yang datang paling akhir ditempatkan di bagian paling akhir pula, tanpa memperhatikan masalah surat atau berkas yang difile tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan bulan - bulan setiap tahunnya. Persiapan Penataan Arsip berdasarkan Tanggal 1. Menentukan pembagian tanggal, bulan dan tahun 2. Menyiapkan peralatan arsip.

Suatu formulir yang dipergunakan untuk mempertemukan beberapa keterangan yang berbeda, tetapi mengenai satu perihal yang sama dalam satu surat. Indeks Kode Tgl : No : Isi Ringkas Dari Kepada : Lihat Berkas Indeks Kode Tgl : No :

Peminjaman Arsip Peminjaman arsip ialah keluarnya arsip dari tempat penyimpanan, karena diperlukan oleh pihak lain. Sehingga perlu adanya pencatatan supaya petugas arsip dapat mengetahui : 1. Dimana Arsipnya berada 2. Siapa yang menggunakan arsip tersebut 3. Kapan dipinjam dan bilamana harus dikembalikan.

Hal - hal yang perlu diatur dalam tata cara peminjaman arsip antara lain : Siapa yang berwenang memberi ijin peminjaman Siapa yang diperbolehkan meminjam arsip Penetapan jangka waktu peminjaman Tatacara peminjaman arsip Semua peminjaman arsip harus dicatat pada lembar peminjaman arsip.

Lembar peminjaman arsip diisi rangkap 3 dengan fungsi masing - masing sebagai berikut : 1. Lembar peminjaman Arsip 1 disimpan oleh penyimpanan arsip berdasarkan tanggal pengembalian 2. Lembar peminjaman Arsip 2 oleh penyimpan arsip diletakkan ditempat arsip yang dipinjam 3. Lembar peminjaman Arsip 3 disertakan pada peminjam.

KARTU BUKTI PINJAM ARSIP/ BERKAS Nama : Unit : Peminjam Arsip/ Berkas yang dipinjam Pokok surat : Tanggal/No.Surat : Dari : Kepada : Tanggal Pinjam : Tanggal kembali : TandaTangan peminjaman : TandaTangan Pengembalian :

Adalah angka perbandingan antara jumlah warkat yang tidak diketemukan (WTK) dengan jumlah warkat yang diketemukan (WK). Angka perbandingan tersebut dinyatakan dengan prosentase. Adalah untuk menentukan apakah sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang digunakan masih cukup sesuai untuk jenis arsip yang dikelola oleh organisasi bersangkutan atau sudah waktunya untuk dirubah atau disempurnakan

Apabila AK = 3 %, berarti Penyelenggaraan penyimpanan dan penemuan kembali arsip berada pada titik batas (titik kritis). Apabila AK = 3 % dan AK > 3 % (lebih besar dari 3%), berarti sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang digunakan perlu ditinjau kembali untuk diadakan penyempurnaan lebih lanjut. Apabila AK < 3 %, (lebih kecil dari 3%), berarti sistem penyimpanan dan penemuan kembali arsip yang digunakan oleh organisasi bersangkutan, masih cukup baik. RUMUS ANGKA KECERMATAN (AK) : AK = WTK X 100% WK Catatan : diukur dalam jangka waktu tertentu, misalkan 1 tahun.

Mendayagunakan arsip dinamis sebagai berkas kerja maupun sebagai referensi Menghemat ruangan, peralatan dan perlengkapan Mempercepat penemuan kembali arsip Menyelamatkan bahan bukti pertanggung jawaban pemerintah

Jadwal retensi Adalah suatu daftar yang memuat kebijaksanaan seberapa jauh sekelompok arsip disimpan atau dimusnahkan Penentuan jangka waktu penyimpanan arsip (retensi arsip) ditentukan atas dasar nilai kegunaan tiap - tiap berkas. Arsip yang bernilai guna permanen yang harus terus disimpan, sedangkan arsip yang bernilai guna sementara dapat segera dimusnahkan atau dikemudian hari. Mempunyai nilai atau tidak bernilainya arsip, disamping dapat diukur dari angka kecermatan dan jangka waktu penemuan kembali, dapat pula diukur dari angka pemakaian.

Adalah angka prosentase, sebagai perbandingan antara jumlah permintaan arsip untuk digunakan kembali dengan jumlah seluruh arsip yang berada dalam tempat penyimpanan. Adapun rumus untuk menghitung Angka pemakaian sebagai berikut : Rumus : Angka pemakaian = Jumlah permintaan arsip X 100% Jumlah seluruh arsip Atau : Pemakai X 100% = < 5 % (lebih kecil dari 5%) Arsip Catatan : Apabila setelah diadakan perhitungan, hasilnya <5% (lebih kecil dari 5%) maka arsip tersebut baru boleh atau lebih baik disusutkan Makin besar angka pemakaian, berarti makin banyak arsip yang secara langsung digunakan untuk pelaksanaan tugas sehari - hari. Sehingga Angka pemakaian lebih dari 5% berarti belum perlu melakukan penghapusan, karena arsip tersebut masih aktif.

Golongan Arsip Arsip Umur arsip aktif Umur arsip inaktif Abadi/ Dimusnahkan Vital 1. Akte pendirian perusahaan - - Abadi 2. Daftar saham 3. Akte tanah 4. Surat keputusan 5. Dst - - - - - - - - Abadi Abadi Abadi Abadi Penting 1. Pertanggung jawaban keuangan 2. Surat perjanjian 5 th Sesuai keperluan 25 th Sesuai keperluan Dimusnahkan Dimusnahkan Berguna 1.Laporan tahunan 2 th 10 th Dimusnahkan 2.Neraca 2 th 10 th Dimusnahkan Tidak Berguna 1. Undangan 2. pengumuman 1 bl 1 bl - - Dimusnahkan Dimusnahkan

Memeriksa Mengindeks Mengkode Menyortir Menempatkan

Mengurus dan mengendalikan surat disuatu kantor merupakan kegiatan yang penting. Pengorganisasian pengurusan surat dapat diurus oleh seorang petugas saja yang merangkap tugas - tugas lain. Sedangkan pada kantor yang besar, dengan volume pekerjaan tinggi, pengurusan surat dapat diselenggarakan oleh satu bagian khusus, yaitu bagian arsip/ ekspedisi. Yang dimaksud dengan pengurusan dan pengendalian surat adalah kegiatan penanganan surat masuk dan surat keluar yang meliputi penerimaan, pencatatan, pengarahan, pendistribusian, pemrosesan lebih lanjut dan pengiriman surat keluar. Tujuan pengurusan surat adalah agar surat dapat dengan cepat dan tepat sampai kepada pengolah.

Dalam mengurus dan mengendalikan surat terdapat dua unit kerja yang akan berfungsi, yaitu 1. Unit kearsipan, suatu unit kerja yang khusus mengurus masalah administrasi surat, seperti mencatat, mensortir, menghimpun, mendistribusi, mengadakan, menyimpan. 2. Unit pengolahan, suatu unit kerja yang berfungsi mengolah isi surat (sesuai tujuan surat)

Unit kearsipan Unit pengolahan Unit pengolahan Unit kearsipan

Procedur surat masuk Unit Kearsipan 1. Menerima surat 2. Mensortir surat berdasarkan jenis 3. Memberi tanggal, jam, paraf penerimaan 4. Mencatat dalam buku Agenda Surat masuk 5. Mendistribusikan arsip ke unit pengolah yang dituju (bawa buku ekspedisi) Unit Pengolahan 1. Menerima surat dari Unit kearsipan 2. Memberi paraf pada buku ekspedisi 3. Mencatat dalam buku agenda masuk 4. Menyerahkan surat kepada orang yang dituju 5. Memproses surat sampai selesai (termasuk disposisi) Sentralisasi : kembalikan ke unit kearsipan Desentralisasi : simpan di filing Cabinet unit pengolah yang bersangkutan

Agenda surat masuk No Tgl terima Dari Kepada Perihal Keterangan

Unit Pengolahan Procedur surat keluar 1. Konsep & ketik surat (dengan tembusan arsip) 2. Minta nomor surat pada Unit kearsipan 3. Minta persetujuan 4. Tandatangan surat 5. Periksa ulang 6. Catat dalam buku Agenda surat keluar. Distribusikan pada unit kearsipan (bawa buku ekspedisi) Unit Kearsipan 1. Terima surat yang sudah jadi dari Unit pengolah 2. Memberi paraf pada buku Ekspedisi 3. Mengisi buku agenda surat keluar 4. Memberi cap perusahaan pada surat 5. Mengirim surat Penyimpanannya : Sentralisasi : tembusan arsip serahkan pada unit kearsipan Desentralisasi : tembusan arsip disimpan pada unit pengolah yang membuat surat.

Agenda surat keluar No Tgl terima Dari Kepada Perihal Keterangan

1. Tempatkan hanya apa yang diperlukan untuk tugas yang bersangkutan pada meja tulis atau alas meja 2. Simpanlah suplai - suplai dan alat alat sipekerja yang tidak diperlukan untuk tugas yang bersangkutan di dalam laci - laci atau di dalam lemari - lemari. 3. Tempatkanlah sertas - kertas, kartu - kartu dan alat - alat perkakas demikian rupa, sehingga mereka siap untuk digunakan sesuai dengan kebutuhan. 4. Gunakanlah sebaik mungkin daerah - daerah kerja normal dan maksimum 5. Sediakanlah lingkungan fisik yang menyenangkan bagi para pekerja dan tempat - tempat kerja yang tepat serta konfortabel.