ISSN : Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 ISBN : Surabaya, 25 Pebruari 2012

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KUANTUM - THINK PAIR SHARE (TPS) PADA MATERI REAKSI REDOKS. Christina Triharyanti Guru SMA Negeri 7 Surabaya

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp May 2013

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Langsung dengan Pembelajaran Kooperatif

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

Abstrak PENDAHULUAN ISSN : X

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Melalui Model

IMPLEMENTASI MODUL FISIKA SMP MATERI POKOK GERAK DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Ani Wantini SMP N 10 Semarang. Abstrak

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI POKOK LARUTAN PENYANGGA UNTUK MELATIHKAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA KELAS XI SMA

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM II UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BEREKSPERIMEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

Nina Selvizia, Zainuddin, dan Abdul Salam Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang memiliki kedudukan

MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT)

PENINGKATAN MOTIFASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PLUS

Harun Nasrudin 1, Choirun Nisa 2.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK SMK PERKEBUNAN BERTEMAKAN KOPI DAN KAKAO. Randi Pratama Murtikusuma 6

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 4 no 2 Juni 2016

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

Nisa, Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Kimia Menggunakan Model Pembelajaran PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013, dengan jumlah siswa sebanyak 29

Penerapan Pembelajaran Diskusi Kelas Strategi Think-Pair-Share (TPS) Untuk Mencapai Ketuntasan Belajar Siswa

Jurnal EduTech Vol. 2 No. 1 Maret 2016 ISSN: e-issn:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini tergolong jenis penelitian pengembangan (Development. dengan model integrated learning berbasis masalah.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 6 Bandar

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No. 3 pp September 2013

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memperoleh faktor-faktor dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI REAKSI REDOKS DI KELAS X SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI

Agung Listiadi dan Friska Imelda Sitorus Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

DAFTAR PUSTAKA. Asri Budiningsih, C Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

BAB V DISKUSI HASIL PENELITIAN

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

BAB VI PENUTUP. semester 1 di MTsN 1 Model Palangka Raya di peroleh nilai rata-rata 3,12

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX- 3 SMP NEGERI I SECANGGANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING

PROSIDING ISBN :

Eko Budiono, Hadi Susanto PENDAHULUAN

Penerapan Media Gambar Pada Mata Pelajaran Sains Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Lakea

Seminar Pendidikan Serantau 2011

Bintang Zaura 1 dan Sulastri 2. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah 2 Guru SMP Negeri 1 Labuhanhaji Aceh Selatan

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) DENGAN METODE KUMON PADA MATERI PERSAMAAN LINGKARAN DI SMAN-1 KRIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SISWA PADA MATERI LAJU REAKSI

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING STAD

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.3, No.03. pp. 8-12, September 2014

KETERAMPILAN MENGELOMPOKKAN DAN INFERENSI SISWA PADA MATERI REDOKS DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 4 Oktober 2014 di

Jurnal Pendidikan dan Teknologi Informasi Vo. 3, No. 1, September 2016, Hal ISSN : Copyright 2016 by LPPM UPI YPTK Padang

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL DIRECT INSTRUCTION DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR KEILMUAN MAHASISWA PADA PERKULIAHAN FISIKA DASAR II

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KARTU ARISAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PEMAHAMAN TEORI VEKTOR TERHADAP PEMECAHAN MASALAH KINEMATIKA DAN DINAMIKA TEKNIK

KARYA ILMIAH OLEH SITI KUMALA SARI A1C110046

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

KECAKAPAN HIDUP SISWA SMA PADA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MATERI REAKSI REDOKS

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

UNESA Journal of Chemical Education Vol 6, No.2 pp , May 2017

DAFTAR ISI. PERNYATAAN... i. KATA PENGANTAR... ii. UCAPAN TERIMA KASIH... iii. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

PENERAPAN TIPE LEARNING CYCLE MELALUI MODEL PENGAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.P.d) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH:

Awaludin Fitra Prodi Teknik Informatika STMIK Pelita Nusantara Medan, Jl. Iskandar Muda No 1 Medan-Sumatera Utara

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

SEMINAR NASIONAL FISIKA DAN PEMBELAJARANNYA 2015

PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI REAKSI OKSIDASI REDUKSI DI KELAS X SMA NEGERI 17 SURABAYA

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Efektivitas Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Sistem Koloid dengan Menggunakan Model Pembelajaran Partner Switch

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

PENGARUH PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 13BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

Transkripsi:

ISSN : 2337-3253 IMPLEMENTASI METODE LATIHAN BERJENJANG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HITUNGAN PADA MATERI STOIKIOMETRI DI SMA (Dra. Endang Wahju Rijani, M.Pd.) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan solusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia, khusunya dalam pembelajaran materi pokok Stoikiometri melalui implementasi metode latihan berjenjang yang dipandu dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) Latihan berjenjang. Subyek penelitian adalah siswa kelas X-3 SMA Negeri 11 Surabaya, tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 38 siswa dengan rancangan penelitian menggunakan one group pretest postest design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode latihan berjenjang yang dipandu dengan LKS Latihan berjenjang dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam pembelajaran Stoikiometri dari 15% pada uji awal menjadi 73% pada uji akhir. Hal ini ditunjukkan bahwa keterlaksanan sintaks pembelajaran melalui model pembelajaran langsung, rata-rata berkategori baik. Respon siswa menyatakan bahwa guru telah memberikan motivasi akan pentingnya pembelajaran stoikiometri (84,21%), memberikan bimbingan yang cukup (86,84%) pada saat pembelajaran sehingga siswa termotivasi dan tertarik untuk belajar kimia lebih lanjut (86,84%). Menurut siswa, LKS yang dikembangkan peneliti juga dapat menuntun siswa untuk menyelesaikan soal-soal hitungan dalam pembelajaran Stoikiometri (86,84%), memahami materi stoikiometri (86,84%). Siswa juga senang dengan suasana kelas (86,84%) dan cara mengajar guru (92,11%), serta 100% menyatakan LKS berjenjang merupakan sesuatu yang baru bagi siswa. Ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 84,21%. Kata kunci: Metode latihan berjenjang, Kemampuan siswa, Stoikiometri Pendahuluan Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia di SMA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ruang lingkup kimia dalam Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SMA menekankan pada fenomena alam dan pengukurannya dengan perluasan pada konsep abstrak. Mempelajari kimia tidak lepas dari persamaan kimia beserta perhitungan kuantitatifnya, yaitu stoikiometri. Umumnya semua bab yang dipelajari dalam ilmu kimia contohnya kesetimbangan, laju reaksi, larutan, asam basa, dan sebagainya menggunakan dasar stoikiometri dalam setiap penyelesaian perhitungannya. Di samping itu, dalam mempelajari ilmu kimia tidak dapat dipisahkan dari melakukan percobaan di laboratorium. Pada saat melakukan percobaan di laboratorium, jika mereaksikan sejumlah gram zat A untuk menghasilkan sejumlah gram zat B, maka untuk mengetahui berapa jumlah gram zat A yang dibutuhkan dan berapa gram zat B yang dihasilkan, diperlukan stoikiometri. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 1 Hal. 1

Stoikiometri erat kaitannya dengan perhitungan kimia. Untuk menyelesaikan soal-soal perhitungan kimia digunakan asas-asas stoikiometri, antara lain persamaan kimia dan konsep mol. Pada pembelajaran stoikiometri akan dipelajari terlebih dahulu mengenai asas-asas stoikiometri dan selanjutnya dipelajari aplikasi stoikiometri pada perhitungan kimia beserta contoh soal dan cara menyelesaikannya. Uraian di atas menunjukkan bahwa pokok bahasan stoikiometri sangat perlu diajarkan dengan baik kerena pokok bahasan stoikiometri merupakan salah satu materi dasar dan prasyarat untuk mempelajari materi-materi kimia berikutnya terutama materi hitunganhitungan kimia. Siswa kelas X SMA seharusnya dapat menguasai materi pokok stoikiometri dengan baik, sehingga dapat digunakan sebagai bekal untuk belajar kimia lebih lanjut. Kelemahan dan keberhasilan siswa dalam memahami konsep stoikiometri ini sangat berpengaruh untuk penguasaan konsep kimia berikutnya. Berdasarkan pengalaman dan hasil pra-penelitian, pembelajaran Stoikiometri seringkali tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan sekolah baik individu atau ketuntasan klasikal. Materi Stoikiometri masih dianggap sulit oleh banyak siswa SMA kelas X, karena materi tersebut cukup kompleks, abstrak untuk dipahami, memerlukan penguasaan materi prasyarat dan banyak melibatkan konsep matematika dalam pemecahan soal-soal hitungannya, serta memiliki keterkaitan materi satu sama lain yang cukup erat. Dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pembelajaran dan struktur isi dalam KTSP, dapat diketahui bahwa materi pembelajaran Perhitungan Kimia (Stoikiometri) mengajarkan tentang keterampilan-keterampilan, operasi matematika, pemecahan soal secara bertahap, penggunaan angka-angka dan bilangan yang semuanya itu memerlukan latihan-latihan berulang-ulang dan bertahap. Bahan kajian yang terdapat dalam materi pokok Stoikiometri bersifat pengetahuan deklaratif dan prosedural sehingga pembelajaran materi tersebut sebaiknya diajarkan melalui permodelan tahap demi tahap. Karakteristik ini cocok sekali dengan Direct Instruction (DI). Pengalaman penulis dalam mengajarkan Stoikiometri menggunakan pendekatan yang mirip dengan model Direct Instruction (DI) yang dinamai Metode Latihan Berjenjang. Metode ini merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan latihan berstruktur dan sistematis terhadap apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan dengan memberikan latihan soal kepada siswa dimulai dari soal-soal mudah menuju ke soal-soal yang lebih yang sulit dengan bimbingan guru. Siswa berlatih meniru permodelan yang dilakukan oleh guru dengan dibimbing tahap demi tahap sehingga dapat menyelesaikan soal-soal hitungan dalam materi pokok Stoikiometri. Hasil yang diperoleh menunjukkan kecenderungan positif, namun bukti empirik dan formal mengenai keunggulan metode ini belum tersedia. Oleh sebab itu peneliti ingin melakukan penelitian untuk melihat pengaruh metode ini yang dipadukan sebagai strategi pembelajaran dalam model pengajaran langsung terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal kimia khususnya soal-soal hitungan dalam materi pokok Stoikiometri, sehingga diharapkan siswa dapat mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. Untuk mengetahui apakah metode latihan berjenjang ini cocok untuk individu-individu dengan latar belakang kemampuan yang berbeda penulis juga ingin meneliti pengaruh implementasi metode latihan berjenjang dalam pembelajaran Stoikiometri ini pada kelompok siswa yang memiliki latar E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 1 Hal. 2

belakang kemampuan yang berbeda (kelompok pandai, kelompok sedang, dan kelompok kurang pandai) yang diamati dari prestasi belajar pada pembelajaran sebelumnya. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang diajukan adalah: Apakah implementasi metode latihan berjenjang dalam pembelajaran penyelesaian soal-soal hitungan pada materi Stoikiometri dapat menuntaskan hasil belajar siswa? Untuk dapat menjawab permasalahan tersebut, dirumuskan rincian sub-sub masalah yang lebih spesifik sebagai berikut. (1) Bagaimana keterlaksanaan sintaks pembelajaran kimia pada materi pokok Stoikiometri dengan menggunakan metode latihan berjenjang? (2) Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran kimia pada materi pokok Stoikiometri dengan menggunakan metode latihan berjenjang? (3) Bagaimana ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran materi Stoikiometri yang diajarkan dengan menggunakan metode latihan berjenjang? (4) Hambatan-hambatan apa yang terjadi selama Proses Belajar Mengajar dalam pembelajaran materi pokok Stoikiometri dengan menggunakan metode latihan berjenjang? (5) Apakah implementasi metode latihan berjenjang dalam pembelajaran materi pokok Stoikiometri sesuai untuk siswa dengan kemampuan awal tinggi, sedang, ataupun rendah? Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan solusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran kimia, khususnya dalam pembelajaran materi pokok Stoikiometri melalui implementasi Metode Latihan Berjenjang. Bila penelitian ini selesai dilakukan dan terbukti teruji keterlaksanaan dan hasilnya, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sebagai alternatif bagi upaya peningkatan kualitas pembelajaran kimia, khususnya materi pokok Stoikiometri, yang dapat diacu oleh guru. Hasil Penelitian dan Pembahasan Aspek yang diamati oleh pengamat terhadap guru untuk tahap kegiatan awal, kegiatan inti, dan tahap kegiatan akhir pada pembelajaran yang berpedoman pada RPP, dapat dilaksanakan dengan baik. Perolehan persentase keterlaksanaan sintaks pembelajaran mencapai nilai 97,2%. Hampir semua langkah dalam pembelajaran pada setiap pertemuan dapat terlaksana 100%, kecuali pada langkah memberikan latihan mandiri pada kegiatan akhir. Artinya aspek kegiatan dilakukan sesuai, sistematis dan tepat dengan sintaks pembelajaran yang direncanakan, yaitu metode latihan berjenjang yang dibingkai dalam model pengajaran langsung. Keterlaksanaan ini mendeskripsikan keberhasilan guru dalam menerapkan tahap-tahap dalam pembelajaran. Dari kelima aspek yang diamati dalam pelaksanaan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan akhir, pengelolaan waktu dan gambaran suasana kelas, secara keseluruhan menunjukkan skor rata-rata hasil pengamatan di atas 3,00 dan berkategori baik. Hasil ini walaupun belum maksimal karena masih sangat mungkin untuk ditingkatkan dengan nilai yang lebih tinggi, tetapi hasil pencapaian nilai tersebut sudah cukup memadai apabila diingat bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode latihan berjenjang ini merupakan hal yang baru baik bagi peneliti maupun siswa Dalam pembelajaran, guru terlebih dahulu memberikan dan menjelaskan materi yang dibahas, kemudian dilanjutkan dengan mendemonstrasikan E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 1 Hal. 3

langkah-langkah cara menyelesaikan soal secara berjenjang yang terdapat pada contoh-contoh latihan soal, yang dimulai dari soal yang mudah, kemudian diteruskan dengan soal-soal yang sulit. Selanjutnya guru menugaskan pada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang sejenis. Pada saat ini guru aktif memonitor pekerjaan siswa, sehingga dapat diketahui dimana kelemahan yang mungkin ada pada siswanya. Jika tidak ada masalah, dilanjutkan lagi dengan memberikan materi dan contoh soal selanjutnya, dan diakhiri dengan memberikan latihan soal pada siswa. Paparan di atas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Joice dkk (1992), bahwa pengajaran latihan berjenjang yang memiliki kaitan erat dengan model pengajaran langsung, disusun dan diarahkan oleh guru, dalam hal ini guru yang memilih dan mengarahkan tugas-tugas belajar, menentukan pola-pola pengelompokan, menjaga peran sentral selama proses pembelajaran, dan meminimalkan sejumlah pembicaraan siswa yang bersifat non akademik. Selain pengukuran terhadap keterlaksanaan sintaks pembelajaran, analisis dilakukan pula untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran materi stoikiometri yang diajarkan melalui penerapan metode latihan berjenjang. Respon tersebut dapat menjadi indikator tingkat penerimaan siswa atau validasi empiris terhadap hasil pengembangan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran. Secara keseluruhan siswa memberikan respon yang positip terhadap penerapan metode latihan berjenjang pada pembelajaran materi pokok stoikimetri. Berdasarkan analisis data hasil belajar, diketahui bahwa pada uji awal (pretes) dari 38 siswa seluruhnya belum tuntas (ketuntasan hasil belajar klasikalnya 0%). Pada uji akhir (postes) secara klasikal ketuntasan belajar dapat dicapai meskipun secara individual masih ada 6 (enam) siswa yang dalam belajarnya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan ( 65%). Ketuntasan belajar pada uji akhir secara klasikal yang dicapai adalah 84,21%. Pada uji awal THB produk, proporsi rata-rata jawaban benar adalah 0,15 (15%) dan pada uji akhir adalah 0,73 (73%). Pada uji awal proporsi jawaban benar siswa termasuk rendah. Hasil belajar siswa pada semua indikator telah mencapai kriteria ketuntasan minimum (65%). Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran stoikiometri yang diajarkan dengan menggunakan metode latihan berjenjang telah mencapai kompetensi dasar yang ditetapkan. Penerapan metode latihan berjenjang dalam pembelajaran stoikiometri ini, mampu meningkatkan hasil belajar siswa dari 15% uji awal menjadi 73% pada uji akhir dan mampu menuntaskan seluruh indikator yang ditetapkan, yang artinya kompetensi dasar dalam pembelajaran tersebut telah tercapai. Secara umum hambatan yang terjadi pada penelitian ini adalah membuat siswa terbiasa dengan pembelajaran dengan menggunakan metode latihan berjenjang, karena siswa baru mengenal metode pembelajaran ini. Pada awal pembelajaran umumnya siswa masih kurang memahami dan merasa enggan menggunakan langkah-langkah penyelesaian soal secara berjenjang, karena siswa merasa langkahlangkah penyelesaian soal secara berjenjang terlalu panjang dan membutuhkan waktu yang lama. Untuk mensiasati keadaan tersebut, guru harus lebih banyak menyiapkan dan melatih siswa dengan soal-soal yang menggunakan langkah-langkah penyelesaian secara berjenjang agar siswa terbiasa untuk menggunakan langkah-langkah tersebut dengan benar. Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa peluang siswa dengan E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 1 Hal. 4

kemampuan awal yang berbeda (kelompok rendah, sedang dan rendah) untuk mencapai kriteria ketuntasan minimal individu (65%) dalam pembelajaran Stoikiometri melalui penerapan metode latihan berjenjang adalah sama, ternyata dapat diterima. Hasil sejalan dengan harapan peneliti yaitu implementasi metode latihan berjenjang dalam pembelajaran materi pokok stoikiometri cocok diterapkan untuk siswa dengan kemampuan awal tinggi, sedang ataupun rendah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran stoikiometri dengan menggunakan metode latihan berjenjang dapat dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terutama untuk siswa yang berkemampuan rendah (siswa kurang pandai). Simpulan Berdasarkan deskripsi umum hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan pembahasan, dapat dikemukakan simpulan hasil penelitian sebagai berikut: (1) Implementasi metode latihan berjenjang pada pembelajaran stoikiometri dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa. (2) Metode latihan berjenjang pada pembelajaran stoikiometri sesuai jika diterapkan pada siswa, baik untuk siswa pandai (berkemampuan awal tinggi), siswa sedang (berkemampuan awal sedang), maupun kurang pandai (berkemampuan awal rendah). Daftar Pustaka Adibah. 2003. Aplikasi Metoda Penyelesaian Problema Secara Sistematika Pada Mata Kuliah Kimia Fisik. Jakarta: Spektra Vol 3 2 Oktober: 172-175. Arends, R. I. 2001. Learning to Teach 7 th (ed). Singapore: McGraw-Hill Book Co Publishing Company. Arends, R. I. 1997. Calssroom Instruction and Management. New York: McGraw-Hill Book Co Publishing Company. Arifin. 1999. Pengembangan Program Pembelajaran Bidang Studi Kimia, Surabaya: Airlangga. Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi) cetakan 5. Jakarta: Bumi Aksara. Asnaldi. 2008. Teori-teori Belajar. http://asnaldi.multiply.com/journal/i tem/5. Diakses tanggal 2 Oktober 2010. Borich, G.D. 1994. Obsevation Skills for Effectives Teaching. New York: Mmacmillan Company, Inc. Brady, J. E. 1990. General Chemistry Principle and Structure. New York: John Willey & Sons. Chang, R. 2004. Kimia Dasar: Konsepkonsep Inti, Jilid I. Muhammad Abdulkadir Martoprawiro (Penterjemah). Jakarta: Erlangga. Depdiknas. 2008. Sistem Penilaian KTSP. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2007. Silabus Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Fauziah, R. 2006. Peningkatan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Reaksi Oksidasi dan Reduksi (Redoks) Melalui Penerapan Metode Latihan Berstruktur. Skripsi, UNJ Jakarta. Gronlund, N.E. (1982). Constructing Achievment Test. Engleewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 1 Hal. 5

Hamalik, O. 1998. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Tarsito. Ibrahim, M. 2001. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menurut Jerold E. Kemp & Thiagarajan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen Depdiknas. Johari, J.M.C., Rachmawati, M. 2007. Kimia SMA dan MA untuk kelas X. Jakarta: Erlangga. Kemp, J.E., Morrison, dan Ross, S.M. 1994. Designing Effective Instruction. New York: Maxwell Macmillan International. Mudhofir. 1987. Tehnologi Instruksional. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, Implementasi, dan Inovasi. Jakarta: Rosda Karya. Nur, M. 2008. Model Pengajaran Langsung. Edisi ke 4. Surabaya: UNESA University Press. Nur, M dan Wikandari, Prima, R. 2004. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Edisi ke 4. Surabaya: UNESA University Press. Ratumanan, T. G. dan Theresia L. 2006. Evaluasi Hasil Belajar yang Relevan dengan KBK. Surabaya: Unipres Unesa. Riyanto, Y. 2004: Paradigma Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press. Rusmansyah dan Irhasyuarna, Y. 2002. Penerapan Metode Latihan Berstruktur dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia. Jurnal Pendidikan dan kebudayan No 36, tahun ke 8, Mei 2002. Sardiman, A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. 2008. Statistik Non Parmetrik. Bandung: Alfabeta. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Tuckman. B.W. 1979. Conducting Educational Research. Second Edition. Harcout Brace Jovanovich, Inc: United States of America. Usman, U. 2001. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung Rosda Karya. E-Jurnal Dinas Pendidikan Kota Surabaya; Volume 1 Hal. 6