BAB IV ANALISIS DATA. kualitatif yang berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh. 1. Proses Komunikasi Dalam Kelompok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PENYAJIAN DATA. A. Deskripsi Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian. memberikan informasi yang dibutuhkan. a. Pertimbangan Pemilihan Informan

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB IV ANALISA DATA. berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti.selain itu, juga

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data dana nalisis yang penulis telah lakukan terhadap pola

BAB IV ANALISA DATA. 1. Komunikasi Organisasi Top Down Antara Pengurus Dan Anggota. Karang Taruna Setya Bhakti Dalam Membangun Solidaritas

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. persoalan-persoalan yang menjadi fokus penelitian yaitu, Proses Komunikasi

BAB IV ANALISIS DATA. melibatkan sesama anggota sebagai komunikator dan komunikan.

Bentuk-Bentuk Komunikasi Karyawan dalam Rapat Internal. Mingguan di Divisi Marketing Nasmoco Janti Yogyakarta

BAB IV ANALISIS DATA

roodebrug soerabaia RB merupakan tempat untuk mengembangkan dan membangun rasa kepedulian terhadap sejarah yang ada disurabaya.

BAB I PENDAHULUAN. media yang mendukung komunikasi suatu kelompok pada abad ini menandai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB I PENDAHULUAN Konteks Masalah

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. dengan tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Hasil dari penelitian ini

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI VIRTUAL PADA KOMUNITAS WOSCA. Proses komunikasi virtual pada komunitas women online community

BAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima. Komunikasi terbagi ke

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM IPB)

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V POLA KOMUNIKASI ANTARA FORUM JURNALIS SALATIGA DENGAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA Pola Komunikasi FJS dan Pemerintah Kota Salatiga

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam organisasi modern keberadaan komunikasi demikian pentingnya

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena segala aktivitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. Setiap organisasi atau perusahaan baik skala kecil maupun besar terbentuk

Manajemen Konflik di CIMB Niaga Cabang Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lembaga Swadaya Masyarakat Arek Lintang Surabaya. Penelitian ini merupakan hasil lapangan yang berusaha mendeskripsikan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB IV ANALISA DATA. yang telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. karena dibekali dengan akal dan pikiran dalam bertindak. Manusia sebagai

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB I PENDAHULUAN. ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB IV KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM MENINGKATKAN KERUKUNAN MASYARAKAT ISLAM PADA APARATUR KECAMATAN BEKRI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hal, dengan perspektif orang akan memandang sesuatu hal berdasarkan cara-cara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, dewasa, sampai

BAB IV ANALISIS DATA KOMUNIKASI ORGANISASI KARANG TARUNA MERAH PUTIH. tentang temuan-temuan yang ada kaitannya dengan bahasan judul dalam

BAB IV ANALISIS DATA. Humas merencanakan beragam jenis program Corporate Social

Tipe-tipe komunikasi. Puri Kusuma D.P

SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling membantu dan mengadakan interaksi. berbagai sarana komunikasi salah satunya adalah Blackberry.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi

Yusi / Ike Devi Sulistyaningtyas

Keterampilan Komunikasi. Mendengarkan Bertingkah laku asertif ( tegas, penuh percaya diri ) Menyelesaikan konflik Membaca situasi Melakukan persuasi

BAB V DINAMIKA KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI BENTUK DAN JENIS-JENIS KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya penggunaan teknologi berbasis internet kini mulai marak

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Inter Club Indonesia Moratti Lampung. 1. Sejarah Terbentuknya Inter Club Indonesia Moratti

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial, komunikasi tidak akan. melibatkan proses pemahaman dan memahami orang.

BAB 5 PENUTUP. dengan sendiri-sendiri, apalagi dengan sudah masuknya globalisasi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. untuk menelaah data yang tlah diperoleh peneliti dari informan maupun dari

2 keberadaannya, secara umum Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar, antara suatu organisasi d

PERTEMUAN 11: KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI. DIKTAT KULIAH: TEORI ORGANISASI UMUM 1 Dosen: Ati Harmoni 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Materi Bahan Ajar Mata Diklat Etika Publik (Diklat PraJabatan) KOMUNIKASI: ANTARA ETIKA DAN ESTETIKA Oleh: Wardjito Soeharso

MERCEDES-BENZ W201 CLUB INDONESIA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD DAN ART)

BAB IV ANALISIS DATA. bermanfaat untuk menelaah data yang telah di peroleh dari beberapa

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, berikut ini adalah beberapa simpulan dari penelitian ini.

KOMUNIKASI EFEKTIF EFEK KOGNISI EFEK KONASI UMPAN BALIK

BAB I PENDAHULUAN. Humas merupakan bagian penting yang sangat dibutuhkan oleh setiap

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

BAB V PENUTUP. pedagang lansia dengan menggunakan komunikasi teori persuasif adalah pola

BAB V ANALISIS DATA. dapat diperoleh temuan-temuan mengenai: 1. Pola Komunikasi elit NU Cabang Istimewa Malaysia dalam. nahdliyin di Malaysia.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum Sekretariat DPRD Kabupaten Lampung Tengah

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

ORGANIZATIONAL BEHAVIOR S T E P H E N P. R O B B I N S

BAB IV ANALISIS PROSES KOMUNIKASI ANTAR AGAMA ETNIS TIONGHOA DAN ETNIS JAWA DI PECINAN DESA WELAHAN KEC. WELAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam dirinya memiliki esensi kebudayaan, saling berhubungan,

Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian

KODE ETIK ANGGOTA KOMISI PARIPURNA DAN ANGGOTA BADAN PEKERJA KOMISI NASIONAL ANTI KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

BAB IV INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. kualitatif yang bersifat deskriptif. Ini sangat diperlukan sebagai hasil

ANGGARAN DASAR MOBILIO INDONESIA

Komunikasi formal adalah proses komunikasi yang memanfaatkan saluransaluran. organisasi. AKTIVITAS KOMUNIKASI PERKANTORAN

ANGGARAN DASAR FORUM KOMUNIKASI MASYARAKAT KP. BATU GEDE RW. 07 TAHUN Mukadimah

ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERIODE FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bertindak) dan untuk bertukar citra itu melalui simbol-simbol. Komunikasi terjadi di dalam

Transkripsi:

79 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Temuan penelitian adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah semua data yang diperoleh peneliti. Selain itu juga bermanfaat untuk mengecek kebenaran dari setiap data yang diperoleh. Analisis data juga merupakan implementasi usaha penelitian untuk mengatur urutan data, kemudian mengkoordinasikan ke dalam suatu pola, kategori, dan uraian dasar. 1. Proses Komunikasi Dalam Kelompok Komunikasi kelompok komunitas Badminton Lovers Surabaya termasuk kelompok besar atau disebut juga (large group communication). Komunikasi ini adalah komunikasi kelompok yang karena jumlahnya banyak, dalam situasi komunikasi hampir tidak dapat kesempatan untuk memberikan tanggapan secara verbal, dengan kata lain, kecil sekali kemungkinannya bagi komunikator untuk berdialog dengan komunikan. Jadi dalam komunikasi kelompok besar ini hanya bersifat nalar dalam segi penerimaanya. Ciri utamanya adalah heteroginitas, sehingga wabah mental sering terjadi, serta emosional lebih tinggi dan lain sebagainya. Komunitas ini terdiri lebih dari 125 member yang terdiri dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada para anggotanya yang bertemu 79

80 yang berinteraksi intensif yaitu para anggotanya yang mengikuti latihan setiap minggu dan ada pula yang jarang bertemu sehingga interaksinya serba terbatas dan melalui media. Sehingga memungkinkan terjadi gesekan. Komunitas Badminton Lovers Surabaya termasuk kedalam kelompok informal (informal group). Kelompok informal tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh peraturan-peraturan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga tertulis seperti pada kelompok formal. Namun meskipun komunitas Badminton Lovers Surabaya kelompok informal, komunitas ini juga mempunyai pembagian tugas, peranan-peranan tertentu, serta norma-norma tingkah laku. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok formal. Pada kelompok informal juga mempunyai pembagian tugas, peranan masing-masing anggota, serta norma kelompok. Komunitas yang terdiri dari anggotanya yang heterogen ini tak pelak menimbulkan masalah- masalah dalam kelompok. Oleh karena itu pula dibentuk norma-norma yang khas dalam interaksi komunitas dengan ciri yang khas. Peraturan dalam komunitas tetap ada akan tetapi tidak terlalu mengikat anggota dan tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok formal. Terlihat dari struktur organisasinya Badminton Lovers Surabaya sudah cukup terstruktur terdiri dari panitia inti ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, humas, pengembangan dan latihan.

81 Pembagian tugas dalam kepengurusan komunitas ini dibutuhkan agar komunitas ini berkembang. Untuk peraturan dalam komunitas tetap ada akan tetapi tidak terlalu mengikat anggota. Tercermin pada aturan agar anggota saling menghormati dan bersama menjaga keutuhan kelompok. Sedangkan norma-norma yang coba diterapkan dalam komunitas Badminton Lovers Surabaya ini terkait dengan aturan untuk saling menghormati, menghargai sesama anggota. Serta adanya jadual latihan dan ketentuan saat latihan yang merupakan kesepakatan bersama. Sehingga setiap anggota mempunyai tanggung jawab untuk kemajuan komunitasnya. Proses komunikasi kelompok komunitas Badminton Lovers Surabaya bersifat formal dan informal. Dalam konteks komunikasi yang dimaksud dengan proses komunikasi yang bersifat formal umumnya terjadi pada satu forum resmi. Dalam forum yang bersifat formal tersebut pertukaran pesan berjalan secara langsung dimana terjadi umpan balik secara seketika, yaitu terjadinya arus dari komunikator yang juga dapat dikatakan sebagai respon atau tanggapan komunikan terhadap pesan yang diterima dari komunikator. Proses masuk menjadi anggota diawali dengan meminta bergabung di grup Fanpage BL Surabaya&sekitarnya kemudian admin mengkonfirmasi permintaan calon member untuk menjadi member dari komunitas Badminton Lovers Surabaya. Namun ada juga yang melalui tahap perkenalan langsung dengan bertatap muka.

82 Kelompok primer pada komunitas Badminton Lovers Surabaya ini ada pada mereka yang aktif mengikuti latihan rutin tiap minggu. Intensitas pertemuan yang cukup sering ini menimbulkan hubungan yang lebih erat antara anggotanya daripada dalam kelompok sekunder. Peranan kelompok primer dalam kehidupan individu besar sekali karena di dalam kelompok ini individu berkembang dan dididik sebagai makhluk sosial karena kedekatan mereka. Setiap anggota belajar mengindahkan norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompoknya, bekerja sama dengan individu lainnya. Sifat interaksinya bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Hal ini tercermin pada adanya norma yang mengatur para anggota Badminton Lovers Surabaya seperti saat latihan diwajibkan untuk mengikuti intruksi pelatih dengan serius, kemudian keharusan saling menghormati sesama anggota satu sama lain. Untuk keanggotaan Badminton Lovers Surabaya bersifat terbuka bagi seluruh pecinta bulutangkis di seluruh Jawa Timur tidak terbatas hanya di Surabaya saja. Tidak ada istilah member dan non member Badminton Lovers Surabaya terbuka bagi siapapun pecinta bulutangkis Kegiatan Badminton Lovers Surabaya bukan hanya terbatas kegitan internal tetapi juga untuk kegiatan eksternal. Kegiatan internal antara lain adalah main bareng, nonton bareng, nge-live bareng dengan

83 tujuan menjaga kesolidan antar sesama anggota. Untuk kegiatan eksternalnya adalah diadakannya gathering yang di dalamnya ada sparing juga. Dalam menjalin komunikasi kelompok perlu adanya media komunikasi untuk menghubungkan satu sama lain. Komunitas terbuka dan longgar seperti Pecinta Bulutangkis Surabaya ini perlu adanya alat komunikasi untuk menghubungkan satu sama lain. Dalam hal ini Badminton Lovers Surabaya menggunakan media telephon dan sms selain itu sosial media juga berperan penting karena sesungguhnya dari sosial medialah berawal komunitas yang besar ini menyatukan pecinta Bulutangkis dimanapun berada menjadi saling kenal dan dekat. Segala informasi mengenai hasil pertandingan, live score, kegiatan komunitas, rapat, undangan dari komunitas lain, sharing, latihan dan sebagainya terjadi melalui facebook. Kemudian proses komunikasi antara pengurus dengan anggota maupun anggota dengan anggota direalisasikan dalam dunia nyata, dalam hal ini kegiatan yang dilakukan secara langsung adalah mempertemukan anggota komunitas, seringkali pertemuan diadakan latihan rutin. Dengan diadakannya pertemuan yang intens tersebut lama kelamaan komunikasi yang terjadi berjalan alamiah, yaitu ketika ada informasi ataupun keluhan akan segera ditindaklanjuti atau dengan kata lain pesan atau informasi tersebut mendapatkan feedback dari pengurus dan dikembalikan lagi kepada anggota. Selain itu,

84 pertemuan antar anggota dengan pengurus juga menjadi wadah aspirasi bagi anggotanya. Dari sini dapat dilihat bahwa komunikasi antar pengurus dengan anggota maupun anggota dengan anggota berjalan cukup baik dan efektif. Dalam hal saling membagi informasi kepada sesama anggota. Sehingga tidak heran jika kekompakan yang terjalin membuat hubungan persaudaraan antar anggota menjadi sangat baik. 2. Kedekatan Antar Anggota Komunitas Badminton Lovers Kedekatan emosional diantara para anggotanya menimbulkan solidaritas diantaranya. Rasa empati antar anggotanya ditunjukkan dengan saling membantu jika salah seorang memerlukan bantuan. Kerjasama dan kekompakan antar individu juga terlihat saat mereka bertanding di lapangan. Tidak semua antar anggota mengenal satu sama lain, banyak juga yang hanya mengenal di sosial media (facebook, twitter, blackberry) yang jarang bertatap muka karena masing-masing memiliki kesibukan masing-masing. Mereka bertemu pada saat kesempatan-kesempatan tertentu saja, seperti pada saat latihan bareng, main bareng atau sparing, dan gathering yang dibuat oleh komunitas. Selain itu para anggota akan bertemu saat ada turnamen yang di gelar. Tapi ini terbatas mengingat minimnya turnamen yang digelar di Surabaya. Jarangnya bertemu bukan berarti membuat anggota kelompok ini terlihat kompak, terbukti saat nge-live bareng di Axiata

85 kemarin mereka bisa satu suara menyemangati para atlet bulutangkis kebanggan Negeri ini. Saat nge-live itulah kemudian muncul satu orang sebagai pengarah untuk mengarahkan suporter lain untuk mendukung atlet kesayangannya. Kesolidan ini merka dapat justru dari komunikasi informal antar anggota. Membangun suatu komunitas adalah bukanlah hal yang mudah menyatukan beberapa orang dengan isi kepala yang berbeda. Justru dengan perbedaan ini mereka saling melengkapi satu sama lain. Keinginan yang kuat untuk selalu memelihara kesatuan kelompok akan mempermudah tercapainya tujuan bersama komunitas ini. Hal ini didukung juga oleh simbol-simbol yang sudah menjadi kesepakatan kelompok. Terlihat saat nge-live mereka membawa spanduk dan kostum yang kompak ini juga sebagai media bagi mereka. Hal ini untuk memberitahukan kepada anggota lain keberadaan mereka. Hal ini sangat membantu bagi mereka anggotaanggota yang belum lama bergabung. Pengurus- pengurus ini yang berperan penting dalam menjaga kestabilan kelompok mulai dari berkumpul bersama untuk sekedar berdiskusi atau latihan bersama hinggga pengumpulan massa saat ada turnamen bulutangkis turnamen bulutangkis. Norma dalam komunitas ini tidak tertulis hanya merupakan kesepakatan dan kesadaran masingmasing anggota.

86 Apabila kehidupan kelompok bertambah kokoh, maka timbullah sense of belongingness pada diri anggota-anggotanya, yang makin mendalam pula apabila anggota itu bertambah solider dalam sikap dan usahanya dengan kehidupan kelompok. 3. Penyelesaian Konflik Dalam Komunitas Komunitas Badminton Lovers Surabaya sebagai kelompok yang besar yang heterogen menyebabkan adanya gesekan-gesekan sesama anggota. Penyebabnya adalah komunikasi yang mengalami kendala, misal kesalah pahaman dan lain-lain. Konflik bisa terjadi disebabkan karena perbedaan sifat pribadi, perbedaan interpretasi, persepsi, pengalaman dan kompetisi. Efek samping yang timbul dari konflik ini adalah bertambah kuatnya kekompakan dalam kelompok. Untuk mendamaikan aggota yang sedang terjadi konflik komunitas menggunakan beberapa cara yang efektif yaitu berusaha mengidentifikasi permasalahan melalui penjelasan,pembuktian dan verifikasi. Pada dasarnya dikembalikan kepada tujuan bersama yaitu yang terpenting adalah keutuhan kelompok dan kerukunan. Kerjasama antar pengurus dan anggota dalam meredam konflik sangat membantu agar komunitas Badminton Lovers ini tetap utuh. Terbentuknya kelompok ialah karena orang-orang yang berkumpul untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi, dorongan dan tujuan bersama itu menjadi pengikat dan sebab utama terbentuk suatu

87 kelompok. Tetapi tidak hanya tujuan yang sama itu saja yang mengikat dan menyatukan sejumlah orang menjadi suatu kelompok, sebab adanya tujuan yang sama itu hendaknya disertai keinsyafan bahwa tujuan-tujuan tersebut haruslah dicapai dengan kerja sama antara anggota komnitas Badminton Lovers Surabaya ini. B. Konfirmasi Temuan Dengan Teori Kali ini peneliti mencoba nenggunakan teori sistem untuk menganalisis proses komunikasi komunitas Badminton Lovers Surabaya. Ternyata teori ini sesuai dengan kondisi paska penelitian, karena komunitas komunitas Badminton Lovers Surabaya merupakan kelompok besar namun di dalamnya ada suasana yang mendukung terjadinya komunikasi interpesona yang cukup baik menilik Badminton Lovers Surabaya cakupannya masih dalam satu kota. Latihan rutin oleh komunitas Badminton Lovers Surabaya membuat kekompakan anggota menjadi lebih baik, karena antar individu dalam anggota akan lebih saling mengenal kepribadian masing-masing sehingga hal ini dapat berpengaruh dalam menjaga kebersamaan antar anggota dalam organisasi yang dapat meminimalisir adanya konflik. Dari teori diatas juga dapat dilihat bahwa komunitas Badminton Lovers Surabaya juga terdiri dari bermacam-macam komponen seperti adanya pengurus, anggota, visi dan misi, perencanaan komunikais untuk mewujudkan tujuan dari organisasi

88 dan lain sebagainya yang saling tergantung satu sama lain dalam mencapai tujuan kelompok. Kelompok terdiri dari bagian-bagian yang berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya, menerima pesan dari dunia luar, dan menyimpan informasi. Penerapan dari teori ini bisa dilihat pada proses organisasi komunitas Badminton Lovers Surabaya dalam menentukan kegiatan yang akan diadakan. Gathering dengan pengrus PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia), main bareng dengan atlet Djarum dan sparing dengan komunitas bulutangkis lain membuat kemampuan mereka dalam bidang bulutangkis semakin terasah. Dari sini dapat dilihat bahwa komunitas Badminton Lovers Surabaya menerima informasi dari luar dan menyebarkan informasi kepada seluruh anggotanya demi kemajuan komunitasnya. Dalam teori sistem, organisasi berkaitan dengan bermacammacam komponen yang saling tergantung satu sama lainnya dalam mencapai tujuan organisasi. setiap bagian mempunyai peranan masing-masing dan berhubungan dengan bagian-bagian lain. 1 Pandangan yang demikian menempatkan aspek koordinasi dalam organisasi sebagai aspek yang sangat penting. Komunitas Badminton Lovers Surabaya terdiri dari campuran ortodoxfans dan modernfans. Yaitu mereka yang benar-benar hoby dengan olah raga bulutangkis dengan mereka yang ngefans dengan 1 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), hlm. 46

89 atlet-atletnya saja tanpa bisa memainkan permainan ini atau campuran dari keduanya. Mereka yang cenderung menekuni teknik bulutangkis ternyata kurang mengetahui informasi-informasi sekitar bulutangkis yang sedang terjadi. Sedang mereka yang fans dengan atlet-atlet mengetahui banyak informasi-informasi bulutangkis yang sedang terjadi. Karena mereka mengikuti perkembangan para atlet, turnamen apa yang sedang diikuti serta isue-isue yang sedang berkembang. Anggota yang heterogen inilah membuat anggota komunitas ini saling melengkapi. Ketergantungan antar anggota tercermin pula antara coach dan atlet, atlet membutuhkan support pelatih baik saat latihan maupun saat pertandingan. Struktur organisasi yang sederhana cukup berperan dalam menjaga stabilitas kelompok. Melalui media pengurus mencoba membangun komunikasi dengan anggotanya. Disadari informasi mengenai berita bulutangkis sangant minim baik media elektronik maupun surat kabar. Melalui media fanpage facebook pengurus selalu meng update hasil pertandingan, live score, sehingga pengetahuan para anggotanya selalu diperbarui. Komponen penting dalam teori sistem adalah memahami informasi dalam organisaasi adalah umpan balik (feedback), yaitu

90 informasi yang diterima organisasi. 2 Informasi yang diberikan oleh pengurus kepada anggota mendapat sebisa mungkin mendapat feedback dari anggota, sehingga dapat mengurangi kesalah pahaman dalam berkomunikasi antara internal kelompok tersebut. 3 2 Ibid, hal. 67 3 Morissan, Teori Komunikasi Organisasi, (Bogor, Ghalia Indonesia, 2009) hlm. 34