Tjahyo Nugroho Adji KARST RESEARCH GROUP GADJAH MADA UNIVERSITY INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
HIDROGEOKIMIA KARST. Tjahyo Nugroho Adji KARST RESEARCH GROUP FAC. OF GEOGRAPHY--GADJAH MADA UNIVERSITY INDONESIA

HIDROGEOKIMIA KARST. Tjahyo Nugroho Adji KARST RESEARCH GROUP FAC. OF GEOGRAPHY--GADJAH MADA UNIVERSITY INDONESIA

PERKEMBANGAN SISTEM HIDROLOGI KARST DI KARST PIDIE, ACEH. Karst Research Group Fak. Geografi UGM

VARIASI SPASIAL-TEMPORAL HIDROGEOKIMIA DAN SIFAT ALIRAN UNTUK KARAKTERISASI SISTEM KARST DINAMIS DI SUNGAI BAWAHTANAH BRIBIN, KAB.

Citation: Gunung Sewu-Indonesian Cave and Karst Journal, Vol 1. No.1,April 2003 AGRESIVITAS AIRTANAH KARST SUNGAI BAWAH TANAH BRIBIN, GUNUNG SEWU

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Karakteristik Sistem Hidrogeologi Karst Berdasarkan Analisis Hidrokimia Di Teluk Mayalibit, Raja Ampat

Pentingnya Monitoring Parameter Parameter Hidrograf

Tjahyo Nugroho Adji Karst Research Group Fak. Geografi UGM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MODUL III KESETIMBANGAN KIMIA

Kesetimbangan Kimia. Chapter 9 P N2 O 4. Kesetimbangan akan. Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi

VARIASI TEMPORAL KANDUNGAN HCO - 3 TERLARUT PADA MATAAIR SENDANG BIRU DAN MATAAIR BEJI DI KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN DAN KECAMATAN GEDANGAN

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi hidrogeologi daerah penelitian.

Bab 4 KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

KATA PENGANTAR. Wassalamualaikum Wr. Wb. Palembang, Oktober Penyusun

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

Termodinamika apakah suatu reaksi dapat terjadi? Kinetika Seberapa cepat suatu reaksi berlangsung?

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)

ANALISIS HIDROKIMIA UNTUK INTERPRETASI SISTEM HIDROGEOLOGI DAERAH KARS

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

Materi kuliah dapat didownload di

BAB 5 KONSEP LARUTAN 1. KOMPOSISI LARUTAN 2. SIFAT-SIFAT ZAT TERLARUT 3. KESETIMBANGAN LARUTAN 4. SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

H 2 O (L) H 2 O (G) KESETIMBANGAN KIMIA. N 2 O 4 (G) 2NO 2 (G)

H 2 O (l) H 2 O (g) Kesetimbangan kimia. N 2 O 4 (g) 2NO 2 (g)

MODUL IV KESETIMBANGAN KELARUTAN

Gambar 1.1.Ilustrasi sistem hidrologi karst (Goldscheider, 2010)

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

KESETIMBANGAN. titik setimbang

Week 9 AKIFER DAN BERBAGAI PARAMETER HIDROLIKNYA

PENGARUH NaCl TERHADAP PRESIPITASI CaCO 3

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa

Kesetimbangan Kimia. A b d u l W a h i d S u r h i m

PADA BEBERAPA MATAAIR DAN SUNGAI BAWAH

Soal Soal Kesetimbangan Kimia. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi:

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

KARAKTERISTIK MATAAIR KARST DI KECAMATAN TAMBAKBOYO, KABUPATEN TUBAN, JAWA TIMUR. Chabibul Mifta

MODUL II KESETIMBANGAN KIMIA

PENGELOLAAN KAWASAN KARST DAN PERANANNYA DALAM SIKLUS KARBON DI INDONESIA

Pokok Bahasan. Teori tentang asam, basa dan garam Kesetimbangan asam-basa Skala ph Sörensen (Sörensen ph scale) Konstanta keasaman

KARAKTERISASI AKUIFER KARST MATAAIR NGELENG DENGAN PENDEKATAN VARIASI TEMPORAL SIFAT ALIRAN DAN HIDROGEOKIMIA. Roza Oktama

H = H hasil reaksi H pereaksi. Larutan HCl

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang

KUMPULAN SOAL-SOAL KIMIA LAJU REAKSI

Bab IV Hasil dan Diskusi

A. ARTI KESETIMBANGAN B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGESERAN KESETIMBANGAN C. TETAPAN KESETIMBANGAN D. KESETIMBANGAN KIMIA DALAM INDUSTRI

Larutan dan Konsentrasi

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

BAB 9. KINETIKA KIMIA

Bab 10 Kinetika Kimia

KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

12/03/2015. Nurun Nayiroh, M.Si

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil analisis P-larut batuan fosfat yang telah diasidulasi dapat dilihat pada Tabel

Perubahan kimia secara sederhana ditulis dalam persamaan reaksi dengan kondisi kesetimbangan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

II. DESKRIPSI PROSES. Precipitated Calcium Carbonate (PCC) dapat dihasilkan melalui beberapa proses

D. 4,50 x 10-8 E. 1,35 x 10-8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

Kelarutan & Gejala Distribusi

STUDI TENTANG KONSTANTA LAJU PERPINDAHAN MASA-KESELURUHAN (K L a) H2S PADA PENYISIHAN NH 3 DAN DENGAN STRIPPING -UDARA KOLOM JEJAL.

Studi Tingkat Keasaman Air Hujan Berdasarkan Kandungan Gas CO 2, SO 2 Dan NO 2 Di Udara (Studi Kasus Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak)

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

BAB II KESETIMBANGAN KIMIA

I. PENDAHULUAN. Unsur P merupakan unsur hara makro utama bagi tanaman selain N dan K. Unsur

L A R U T A N _KIMIA INDUSTRI_ DEWI HARDININGTYAS, ST, MT, MBA WIDHA KUSUMA NINGDYAH, ST, MT AGUSTINA EUNIKE, ST, MT, MBA

SELEKSI OLIMPIADE NASIONAL MIPA PERGURUAN TINGGI (ONMIPA-PT) 2014 TINGKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA BIDANG KIMIA

KIMIa ASAM-BASA II. K e l a s. A. Kesetimbangan Air. Kurikulum 2006/2013

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB II TEORI DASAR. 1. Hydroxyapatite

BAB II DASAR TEORI. FeO. CO Fe CO 2. Fe 3 O 4. Fe 2 O 3. Gambar 2.1. Skema arah pergerakan gas CO dan reduksi

Soal 1. a. MgSO 4.nH 2O(s) Mg 2+ (aq) + SO 4

SOIL COMPONENT EKOSARI R. 2011

Penurunan Bikarbonat Dalam Air Umpan Boiler Dengan Degasifier

Hubungan entalpi dengan energi yang dipindahkan sebagai kalor pada tekanan tetap kepada sistem yang tidak dapat melakukan kerja lain

ILMU KIMIA ANALIT. Dr. Ir. Dwiyati Pujimulyani, MP

Ulben syariffudin Wahyuni Puspa Nilam. Mengetahui, Dosen penanggung jawab. Dra. Hj.Sumiati Side,M.Si (NIP )

BAB III METODE PENELITIAN. panasbumi di permukaan berupa mataair panas dan gas. penafsiran potensi panasbumi daerah penelitian.

TANGGAPAN TERKAIT DENGAN PENGGENANGAN LAHAN DI SEKITAR GUA/MATAAIR NGRENENG, SEMANU, GUNUNGKIDUL

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

Stoikhiometri : dan metron = mengukur. Membahas tentang : senyawa) senyawa (stoikhiometri. (stoikhiometri. reaksi)

LARUTAN PENYANGGA (BUFFER)

Sulistyani M.Si

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

BAB II. Tinjauan Pustaka

LAPORAN V KELARUTAN DAN KOEFISIEN AKTIVITAS ELEKTROLIT KUAT

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

I. PENDAHULUAN. Fosfor (P) merupakan unsur hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

Heny Suseno Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

A. KESEIMBANGAN DINAMIS

Transkripsi:

Karst Hydrogeochemistry HIDROGEOKIMIA KARST Tjahyo Nugroho Adji KARST RESEARCH GROUP FAC. OF GEOGRAPHY GADJAH MADA UNIVERSITY INDONESIA

Interaksi udara-batu gamping-air air air hujan dari udara dan jatuh ke permukaan proses fisik dan kimia yang melibatkan unsur gas, cair dan padatan perpindahan massa antara udara, air, dan batuan

Dik l b i i b k b Dikenal sebagai sistem batuan karbonat dan disebut sistem CO 2 -H 2 O-CaCO 3

dikenal Karst Dinamic System (KDS) proses yang terjadi di interface/batas adalah transfer massa atau difusi proses kimia lebih dominan terjadi di air

1. ketika terjadi hujan, gas karbondioksida (CO2) di atmosfer masuk kk ke dalam air melalui l proses difusi i

2. air yang mengandung CO 2 bersenyawa membentuk asam karbonat (carbonic acid) ) dengan reaksi kimia CO 2 (di air) + H 2 O -------------- H 2 CO 3, dan dapat dikatakan bahwa gas karbondioksida larut dalam air

3. H 2 CO3 merupakan asam kuat, maka dapat mengalami dissociation (perpecahan) yaitu yang pertama H 2 CO 3 ------------- HCO 3- + H + dan yang kedua adalah HCO - 3 ----------- CO 2- + H + 3 dengan proporsi p yang kecil dibawah ph 8,4 sehingga dapat diabaikan.

4. ketika air dan batuan karbonat berinteraksi, terjadi pelepasan p ion dan kemudian terjadi reaksi pelarutan karbonat CaCO3 ---------------- Ca 2+ + CO - 3

5. CO 3- bergabung dengan ion H + yang lepas pada reaksi (3) sehingga CO 2- +H 3 + -------- HCO - 3

SISTEM HIDROLOGI KARST

Karst Water Balance

QB = Qa + QI + Qd + QR - Qs QB= total output Qa = aliran permukaan non-karst (allogenic) QI = run-off dari internal karst Qd = infiltrasi yang bersifat diffuse QR= sungai permukaan dalam karst (autogenik) QS = simpanan di akuifer

QB = Qa + QI + Qd + QR -Qs QB= total output Qa = aliran permukaan non-karst (allogenic) QI = run-off dari internal karst Qd = infiltrasi yang bersifat diffuse QR= sungai permukaan QS = simpanan di akuifer

2 komponen utama airtanah karst

Conduit Flow

Epikarst sebagai tandon utama

Pelarutan Batuan Karbonat Secara umum, dari proses kimia diatas, tampak bahwa batuan gamping akan larut dalam air yang asam (H 2 CO 3 ) Air yang asam dalam hal ini adalah air yang undersaturated (meteoric water) thd. mineral gampingan (kalsit, dolomit, dll) Tingkat pelarutan turun secara drastis pada tingkat kejenuhan sekitar 65-90% (Fetter, 1994)

Laju pelarutan (g/dt/cm 2 ) Max. 0 0 50 100 Kejenuhan (%)

Faktor-faktornya 1. Kandungan CO 2 dan suhu dalam air

Gas CO 2 masuk ke air melalui interface udara-air air dan membentuk CO 2 di larutan CO 2 (gas) ===== CO 2 (aqeous) CO 2 terlarut kemudian bereaksi dengan air membentuk asam karbonat CO 2 (aqeous) + H 2 O ==== H 2 CO 3 Jika kita ingat Henry s Law, bahwa kemudahan larut gas karbondioksida di air akan sebanding dengan tekanan parsialnya dan berbanding terbalik dengan suhu, maka KCO 2 = [H 2 CO 3 ] /PCO 2 PCO 2 adalah tekanan parsial gas karbondioksida, sehingga konsentrasi CO 2 terlarut akan naik seiring dengan naiknya PCO 2 pada fase gas Akan tetapi, CO 2 terlarut dan PCO 2 akan turun seiring dengan naiknya temperatur

Henry s Law CO 2 + H 2 O ==== H 2 CO 3 KCO=[H 2 =[HCO 2 3 ]/PCO 2 [H 2 O] di air [H 2 O] = 1, diabaikan, sehingga [H 2 CO 3 ] = KCO 2.PCO 2 KCO 2 = [H 2 CO 3 ] / PCO 2. 2. (1) H 2 CO3 = PCO 2. KCO 2. (2)

H 2 CO 3 ===== HCO 3- + H + K 1 = [HCO 3- ] [H + ] / [H 2 CO 3 ].(3) Jika rumus 1 dikombinasikan dengan rumus 3 rumus untuk mencari K 1 diatas,maka tekanan parsiil gas karbondioksida k id : PCO 2 = [HCO 3- ] [H + ] / K 1 KCO 2 Secara teoritis maka tekanan parsiil gas karbondioksida adalah tekanan pada fase gas yang dianggap berada pada kondisi setimbang/equilibrium dengan sampel air yang dianalisis. Sehingga, tidak penting untuk mengetahui tekanan gas karbondioksida di udara pada saat sampel diambil

Sehingga, jika suhu air naik, maka tingkat pelarutan batuan karbonat akan turun, dan sebaliknya, karena : Ingat hukum Raoult-Dalton untuk kesetimbangan fase udara-fase air : C A =P A /(R.T) dimana C A = konsentrasi larutan P A = tekanan parsial gas di larutan R = universal gas constant T = suhu Sehingga, jika 1/RT dianggap sebagai Z A dimana Z A adalah koefisien fugasitas larutan pada fase udara, maka C A = P A. Z dan Z A A = 1/RT,, maka koefisien fugasitas A A A A /, g berbanding terbalik dengan suhu

CO 2 + H 2 O ==== H 2 CO 3 ekuilibriumnya : CC A = P A. Z A CO 3, H 2 CO 3 = PCO 2. KCO 2 Sehingga jelas bahwa konsentrasi H 2 CO 3 dalam air akan turun seiring dengan naiknya suhu, dan sebaliknya

2. ph

Berarti : semakin kecil ph, maka proses pelarutan akan semakin intensif Tetapi faktor ini tidak berdiri sendiri, karena juga berasoiasi dengan komponen lain seperti : Suhu CO 2 terlarut Asal air

3. Pengaruh dari ion lain Pada sistem KDS ion mayor selain Ca 2+ dan HCO - 3 biasanya juga terlarut dalam air, biasanya Mg 2+ punya proporsi yang cukup tinggi, sementara SO 2-4 biasanya kecil Ion alkali bahkan sering dijumpai pada sistem ini jika lokasinya dekat dengan laut atau danau yang asin di daerah arid Pengaruh ion-ion tersebut adalah terhadap kemudahan untuk melarutkan batuan gamping g (solubility)

Penambahan 0,1 % larutan NaCl (ion lain) meningkatkan pelarutan sebesar 10-20%

Contoh di alam

Penambahan ion sejenis menurunkan tingkat pelarutan

Hujan Menambah proses pelarutan Sandstone Presipitasi mineral 2 yg. mengandung CO 3- dan Ca 2+ 3 Cl-, Na +, K +, SO 2-4 NO 3-, Ca 2+, HCO 3 - Memperlambat Proses pelarutan Ca 2+ dan HCO 3- sudah jenuh dalam air dan memperlambat dissolution process

4. Mixing Teori percampuran p (mixing) pertama kali diperkenalkan oleh Bogli (1964) yaitu jika ada dua air karst yang sama-sama sudah jenuh terhadap kalsit, maka jika bercampur akan menghasilkan air yang agresif terhadap batuan gamping g Adanya tenaga mekanis karena ada dua air yang bercampur memiliki PCO 2 yang berbeda Contoh 1) air di gua dan 2)mixing dengan air laut

Mixing perkembangan gua sangat cepat pada zone sedikit dibawah muka air, dimana terjadi mixing antara air vadose yang jenuh CO 2 danairfreatikyangpunyaco 2 sedikit &sudah jenuh terhadap kalsit akan menghasilkan air yang agresif terhadap kalsit vadose (air perkolasi dari atas menuju muka air) air freatik (air pada zone jenuh air)

Mixing dengan air laut Garis A,B,dan C pada tekanan parsial CO 2 yang berbeda-beda

Tingkat pelarutan batuan karbonat Agresivitas airtanah karst : sifat mudah atau tidaknya air untuk melarutkan batuan karbonat Dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti yang sudah dijelaskan diatas Ingat konsep equilibrium reaksi kimia

Kandungan bikarbonat terlarut 1,9 39 3,9 Bereaksi cepat 5,8 7,0 7,8 8,0 8,1 8,16 Bereaksi lambat

Equilibrium

Pendekatan Kinetik Ingat hukum termodinamika Law of mass action bahwa tingkat reaksi akan sebanding terhadap konsentrasi efektif dari ion yang bereaksi A + 2B = C, maka rate = [A] [B] 2 atau rate = k [A] [B] 2

Konsentrasi aa + bb cc + dd A B C D Waktu Reaktan A dan B bereaksi menghasilkan produk C dan D Konsentrasi A dan B menurun sampai mencapai nilai yang tidak berubah menurut waktu Konsentrasi C dan D naik sampai mencapai nilai yang tidak berubah menurut waktu

Konsentrasi C D A B Waktu

Raksi tersebut berjalan terus sampai suatu ketika konsentrasi A, B, C, dan D mencapai konstant Jika kemudian rasio [C] c [D] d /[A] a [B] b diberi notasi K dan pada kondisi tersebut dinamakan equilibrium, maka K dikenal sebagai equilibrium i constant K = [C] c [D] d (produk) [A] a [B] b (reaktan) [ ] bisa mol/liter atau yang lain atau bisa pula besaran aktivitas ki i ion-nya nya

Equilibrium konstant bisa juga disebut sebagai rasio antara reaksi ke-kanan kanan (forward reaction) ) dan reaksi ke-kiri kiri (reverse reaction) Reaksi ke-kanan kanan (fr) = k2 [A] a [B] b Reaksi ke-kiri kiri (rr) = k1 [C] c [D] d Jika fr = rr, maka [C] c [D] d = k1 = K [A] a [B] b =k2 Angka K tergantung dari unit yang digunakan dan suhu air Nilai K untuk mineral-mineral yang mudah larut dikenal sebagai solubility product atau Ksp Biasa disajikan dalam nilai logaritma Ksp kalsit = 10-8,35 Ksp gipsum = 10-4,6 dst

Hubungan antara Aktivitas Konsentrasi Ion [Ca 2+ ] = aktivitas ion kalsium (Ca 2+ ) = konsentrasi ion kalsium (mmol/liter) Pada kenyataannya, konsentrasi efektif suatu ion di air berbeda dengan konsentrasi aktualnya, karena ada perbedaan jumlah valensi (+ atau -) Konsentrasi efektif dari suatu ion terlarut dikenal sebagai aktivitas ion Rasio antara aktivitas ion dan konsentrasi ion dikenal sebagai koefisien aktivitas (γ) (α) = γ. m, dimana γ = koefisien aktivitas m = konsentasi dalam molalitas

Debye-Huckle Theory Teori ini mengemukakan model bahwa koefisien aktivitas dari suatu ion dapat dihitung atas dasar efek dari interaksi ion-ion terlarut log γi = (-Azi 2. I) / (1+Ba o I) + bi dimana A = konstanta tergantung nilai suhu dan tekanan zi = valensi ion yang akan dicari I = kekuatan ion, dicari dengan rumus I = 1/2 Σ (mi.zi) 2, m = molalitas; z = valensi B = konstanta tergantung suhu dan tekanan ao= tetapan atas dasar experimen

Indeks kejenuhan (SI) terhadap mineral CaCO 3 Ingat bahwa rekasi proses pelarutan kalsit adalah : CaCO3 Ca 2+ + CO - 3 Jika kita sudah tahu koefisien aktivitas dari Ca 2+ dan CO 3-, ingat : [CO 3 ] =[HCO 3 ) K2 / [H + ] dan KSp kalsit pada 25 o C adalah 10-8.48, maka pada T larutan sampel dapat didekati dengan formula: ln KT2-ln KT1 = (H o R / R) (1/T1 1/T2), kemudian SI terhadap CaCO 3 dapat dicari, karena menurut Davis: SI kalsit = KIAP kalsit/ksp kalsit, sementara : KIAP kalsit = [CO 3 ] x [Ca 2+ ]

Klasifikasi Tingkat Pelarutan Dengan SI Fase Pelarutan atau Pengendapan terhadap Mineral Karbonat (CaCO 3 ) Nilai SI Klasifikasi Proses Hidrogeokimia Negatif (<0) Tidak jenuh (undersaturated) Masih mampu melarutkan kalsit 0 Seimbang (equilibrium) Setimbang Positif (>0) Jenuh (supersaturated) Mengkristal /membentuk padatan (solid)

Klasifikasi agresivitas menggunakan diagram agresivitas ii kimia i pada sistem ph T o C CCO CaCO 3 derajat keasaman-suhu-kesadahan Menghitung g selisih ph ( ph) dan selisih TAC ( TAC) tiap sampel searah aliran sungai bawah tanah TAC adalah nilai yang dimunculkan untuk mewakili kandungan CaCO 3 terlarut dengan asumsi bahwa 1 TAC = 10 mg/lt CaCO3

Kelas agresivitasnya Kelas 1 : saturated water (air jenuh) Kl Kelas 2 : moderately tl saturated td water (air (i agak kj jenuh) Kelas 3 : slightly saturated water (air sedikit jenuh) Kelas 4 : equilibriated i water (air setimbang) Kelas 5 : slightly aggressive water (air sedikit agresiv) Kelas 6 : moderately agresive water (air agak agresiv) Kelas 7 : aggressive water (air agresiv)

Analisis hidrokemograf

Analisis hidrograf pemisahan base flow sungai bawah tanah