G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010

F. Analisa Kritikal. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

D. Kegiatan Kampanye

E. Hasil Kampanye. Strategi dalam mengukur capaian hasil Kampanye Pride, memiliki beberapa tujuan utama, yaitu :

G. RENCANA TINDAK LANJUT

TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

Perjanjian Kerjasama Tentang Pengembangan dan Pemasaran Produk Ekowisata Taman Nasional Ujung Kulon.

STRATEGI TINDAK LANJUT

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS &

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana

I.PENDAHULUAN Pada Pembangunan Jangka Panjang Kedua (PJP II) yang sedang berjalan,

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

MATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN KEDAULATAN PANGAN MELALUI SERTIFIKASI BENIH

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

panduan praktis Edukasi Kesehatan

BAB VI F. ANALISA KRITIS

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

MEMANTAU HABITAT BADAK JAWA

Written by Admin TNUK Saturday, 31 December :26 - Last Updated Wednesday, 04 January :53

REVIEW Pengelolaan Kolaborasi Sumberdaya Alam. Apa, Mengapa, dan Bagaimana Pengelolaan Kolaboratif SumberdayaAlam: Pengantar Diskusi

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. Guna menunjang ketiga aspek tersebut juga diperlukan adanya pembangunan

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lemb

Renstra BKP5K Tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Pembangunan di bidang kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat sebesarbesarnya

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERKEBUNAN PROVINSI PAPUA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

karbohidrat asal beras. Bahan sumber karbohidrat lain belum secara umum digunakan.

.000 WALIKOTA BANJARBARU

Lampiran 2 Kerusakan kawasan TNBBS akibat aktivitas ilegal masyarakat

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

STRATEGI TINDAK LANJUT KAMPANYE BANGGA TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER Wilayah Besitang, Sumatera Utara Indonesia Tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 KETERANGAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

IV. METODE PENELITIAN

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

Sistematika presentasi

BAB I. PENDAHULUAN. 1 P a g e

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

G. RENCANA TINDAK LANJUT

PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kebun Energi sebagai alternatif lokasi sumber kayu bakar dan lumbung pangan dalam penyelamatan hutan di Bali Barat

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG

LAPORAN KEGIATAN PANEN RAYA PADI GOGO RANCAH DI LOKASI P4MI, DESA KEMIRI, KECAMATAN KUNDURAN, KABUPATEN BLORA Tanggal 13 Maret 2007

PENGUMUMAN (TAHAP I) RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

I. PENDAHULUAN. Hutan Register 19 semula ditetapkan sebagai kawasan hutan lindung berdasarkan

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka memenuhi kebutuhan gizi manusia. Perikanan budidaya dinilai

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

Pentingnya Pemaduserasian Pola Pengelolaan Sumber Daya Air

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

KAWASAN KONSERVASI LAUT DAERAH (KKLD) KABUPATEN WAKATOBI MILAWATI ODE, S.KEL

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

Progres Pembangunan JRSCA di Taman Nasional Ujung Kulon sampai Bulan Agustus 2014

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

Transkripsi:

G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat 45 orang di desa target primer yang sudah mau mengadopsi program intensifikasi pertanian, dari 24 orang yang ditergetkan diawal Kampanye Pride (capaian SMART 183%). Dilain sisi terdapat beberapa capaian sasaran SMART pengetahuan dan sikap yang belum mengalami kenaikan signifikan, misalnya pada bulan Juni 2010 tingkat ketidaktahuan petani di desa target primer hanya menurun 6,9% dan tingkat keterlibatan mereka untuk ikut menerapkan program intensifikasi pertanian turun 21% dari hasil survey pra-kampanye menjadi 57%. Program Kampanye Pride dan strategi penyingkiran halangan (BR) adalah langkah awal dalam mengupayakan penurunan ancaman konservasi perluasan lahan garapan baru untuk sawah didalam kawasan terhadap habitat Badak Jawa, diperlukan upaya tindak lanjut terhadap capaian sasaran SMART yang telah didapat, hasil yang didapat masih belum optimal untuk mencapai dampak konservasi yang lebih luas, karena masih ada 12 desa yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Ujung Kulon dan memiliki ketergantungan sumberdaya alam cukup tinggi terhadap kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Strategi untuk mendorong sistem pemasaran hasil panen melalui pemberdayaan usaha ekonomi lokal, peningkatan kapasitas bagi anggota dan kelompok demplot kedelai serta penguatan Lembaga Konservasi Desa (LKD) dan replikasi demplot di desa lainnya adalah strategi tindak lanjut yang diyakini dapat meningkatkan capaian sasaran SMART dan memberikan dampak konservasi lebih luas, hal ini dikarenakan : 1. Skala luas demplot di dua desa (Cibadak dan Rancapinang) tentunya masih belum memadai untuk mendorong pengurangan ancaman perluasan sawah didalam kawasan. Hal ini dikarenakan hasil panen yang diperoleh masih belum dapat memberikan dampak ekonomi secara luas bagi masyarakat kedua desa tersebut, perubahan perilaku dilakukan oleh masyarakat terhadap aktifitas yang memberikan dampak ekonomi lebih besar dan menguntungkan. Untuk itu, diperlukan jumlah demplot lebih banyak lagi dan atau strategi alternative yang bersifat komplementer, minimal satu desa 1 demplot tanaman kedelai, sebagai upaya untuk menyediakan insentif dan menyebarluaskan keberhasilan serta mengajak khalayak target untuk menerapkan program intensifikasi pertanian. 2. Pemberdayaan kelompok usaha ekonomi lokal, seperti kelompok usaha tempe adalah upaya untuk memasarkan hasil panen secara cepat sekaligus untuk meningkatkan dampak ekonomi di lokasi tersebut. Pemasaran hasil panen yang cepat akan mengurangi dampak psikologis yang pernah mereka alami sebelumnya (pada saat menerapkan komoditi jagung hibrida), dan juga untuk memperlihatkan kepada khalayak target bahwa menerapkan program intensifikasi pertanian lebih menguntungkan secara ekonomi, dengan demikian mereka tidak perlu menunda untuk menerapkan intensifikasi pertanian dilahannya sendiri (sebelumnya petani menunggu keberhasilan petani lain).

Di 10 desa khalayak target Kampanye Pride, hanya ada pengusaha kecil yang bergerak di bidang usaha tempe sebanyak 1 orang, yaitu di desa Cibadak Kecamatan Cimanggu, kelompok usahanya cukup maju karena dapat memasarkan sehari lebih dari 100 buah tempe berukuran panjang 20 cm per batangnya, produksi tempe dalam 1 hari sebanyak 100 buah sebenarnya masih terbilang kecil dibandingkan dengan jumlah permintaan terhadap tempe itu sendiri, hal ini dipengaruhi karena bahan baku untuk membuat tempe yaitu kedelai, sulit sekali untuk didapat, mereka harus memperolehnya ke wilayah Kecamatan lain, yang tentunya akan berpengaruh kepada tingginya biaya produksi. Selama ini kelompok usaha tempe tersebut hanya bisa memenuhi sebagian kebutuhan akan tempe di Desa Cibadak dan sebagian Desa Rancapinang. Oleh karena itu, dengan memberdayakan kelompok usaha ekonomi tempe, akan membuka ruang hubungan saling menguntungkan, antara anggota kelompok demplot kedelai dengan pengusaha tempe lokal. Kedelai hasil panen dari kelompok demplot dapat dipasarkan kepada kelompok usaha tempe untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tempe. 3. Peningkatan kapasitas bagi anggota dan kelompok tani melalui kegiatan studi banding adalah upaya untuk membangun manajemen kelompok yang lebih baik dan mempersiapkan kemandirian, sehingga mereka mampu meneruskan program ini tanpa ketergantungan dengan pihak lain. 4. Penguatan LKD sangat penting untuk mengontrol dampak konservasi yang terjadi didalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon, memastikan perluasan lahan garapan untuk sawah didalam kawasan hutan dan kegiatan perambahan sudah tidak ada lagi. Penguatan LKD ditekankan kepada perbaikan mekanisme kegiatan monitoring dan cara menentukan keberhasilan melalui indikator yang telah ditentukan, sehingga dapat bekerja lebih optimal dan fokus. Strategi 1 : Mendorong Sistem Pemasaran Hasil Panen dengan Memberdayakan Kelompok Usaha Ekonomi Lokal (Kelompok Usaha Tempe). Sasaran SMART 1 : Bulan Pebruari 2011, Balai Taman Nasional Ujung Kulon dan mitranya berhasil membentuk kelompok usaha tempe di Kecamatan Cimanggu sebanyak 3 kelompok, dengan minimal anggota sejumlah 15 orang. Sasaran SMART 2 : Bulan April 2011, Mekanisme pemasaran produksi tempe telah dilaksanakan oleh kelompok usaha tempe yang telah terbentuk di 3 kelompok. Sasaran SMART 3 : Bulan April 2011, Kelompok usaha tempe berhasil menyusun rencana usaha 1 tahun kedepan, mekanisme bagi hasil antar anggota, dan pembagian tanggung jawab antar anggota..langkah-langkah strategis yang akan dilakukan : 1. Wawancara terfokus dengan kelompok usaha tempe yang sudah ada, untuk mendapatkan beberapa masukan mengenai tantangan dan kendala yang dihadapi selama ini. (5 hari) 2. Menjalin kerjasama dengan kelompok usaha tempe yang sudah ada, agar mereka mau menjadi penggerak masyarakat dan membantu mengidentifikasi calon anggota kelompok usaha tempe yang akan dibentuk. (4 hari) 3. Mengidentifikasi anggota dan membentuk kelompok usaha tempe yang baru. (4 minggu) 4. Mengadakan pelatihan pembuatan tempe dan membangun kesepakatan pembagian daerah pemasaran pemasarannya. (3 minggu) 5. Membangun komitmen dan kesepakatan antara kelompok anggota demplot kedelai sebagai pemasok kedelai dengan kelompok usaha tempe sebagai penerima kedelai. (2 minggu) 6. Penguatan kapasitas kelompok. (2 minggu)

Kegiatan rencana monitoring yang akan dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan strategi ini untuk mempengaruhi perubahan perilaku khalayak target adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan observasi di lapangan 2. Wawancara terfokus dengan Khalayak target Sedangkan indikator keberhasilannya adalah, sebagai berikut : 1. Seluruh atau 100% hasil panen kedelai yang dihasilkan oleh anggota kelompok demplot dapat dipasarkan, yaitu melalui kelompok tempe sebanyak 80%, dan 20 % dipasarkan secara bebas. 2. Jumlah produksi tempe meningkat 50 % dari jumlah produksi pertama (sebelum strategi ini dilakukan) per setiap anggota kelompok usaha tempe. Perkiraan jumlah anggaran yang diperlukan untuk seluruh proses strategi ini adalah Rp.20.500.000,- 1 Biaya Perjalanan/ transport 15% 20.500.000 3.075.000 2 Insentif/ Upah 15% 20.500.000 3.075.000 3 Biaya Pertemuan Kelompok 25% 20.500.000 5.125.000 4 Biaya Pelatihan 25% 20.500.000 5.125.000 5 Biaya peningkatan kapasitas 20% 20.500.000 4.100.000 kelompok dan menyusun kesepakatan kelompok Jumlah... 20.500.000,- Strategi 2 : Peningkatan Kapasitas Manajerial Anggota dan Kelompok Demplot tanaman kedelai, kegiatan peningkatan kapasitas manajerial anggota dan kelompok demplot kedelai dilakukan melalui kegiatan studi banding di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Didaerah tersebut memiliki sentra pengembangan tanaman kedelai yang sangat berkualitas, dan merupakan daerah penghasil kedelai terbesar di Pulau Jawa. Sasaran SMART 1 : Bulan Juni 2011, anggota dan kelompok demplot tanaman kedelai berhasil menyusun neraca keuangan dari uang kas yang masuk ke kelompok. Sasaran SMART 2 : Bulan Juni 2011, anggota dan kelompok demplot tanaman kedelai berhasil menyusun rencana kegiatan monitoring perkembangan tanaman kedelai di demplot di Desa Cibadak dan Rancapinang. Sasaran SMART 3 : Bulan Juni 2011, anggota dan kelompok demplot tanaman kedelai berhasil menyusun rencana kegiatan pengembangan demplot didesa yang sama, yaitu di Desa Rancapinang dan desa Cibadak. Sasaran SMART 4 : Bulan Juni 2011, anggota dan kelompok demplot tanaman kedelai mengetahui teknik pengolahan lahan dan penanaman kedelai yang baik, untuk meningkatkan hasil panennya. Langkah-langkah strategis yang akan dilakukan : 1. Menyusun perencanaan dan anggaran

2. Koordinasi-koordinasi dengan pihak terkait 3. Menyiapkan materi yang akan dipelajari 4. Pelaksanaan kegiatan 5. Evaluasi kegiatan : pre test dan post test Kegiatan rencana monitoring yang akan dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan strategi ini untuk mempengaruhi perubahan perilaku khalayak target adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan observasi di lapangan 2. Wawancara terfokus dengan Khalayak target Sedangkan indikator keberhasilannya adalah, sebagai berikut : 1. Tersusunya 1 buah buku neraca keuangan dari uang kas yang masuk ke masing-masing kelompok demplot. 2. Tersusun 1 buku rencana monitoring perkembangan tanaman kedelai di masing-masing kelompok demplot dan rencana pengembangan demplot didesa yang sama. 3. Hasil panen komoditi kedelai yang dihasilkan anggota kelompok demplot meningkat 10% dari tahun sebelumnya. Perkiraan jumlah anggaran yang diperlukan untuk seluruh proses strategi ini adalah Rp.53.450.000,- untuk 15 orang peserta selama 4 hari. 1 Biaya transportasi (PP) 30% 53.450.000 16.035.000 2 Kegiatan studi banding 50% 53.450.000 26.725.000 (akomodasi, konsumsi dan peralatan) 3 Insentif 15% 53.450.000 8.017.500 4 Biaya Komunikasi, dokumentasi 5% 53.450.000 2.672.500 dan cetak bahan materi Jumlah... 53.450.000,- Strategi 3 : Penguatan Lembaga Konservasi Desa di Desa Cibadak dan Desa Rancapinang serta Replikasi Demplot kedelai di Desa Kramatjaya. Strategi ini bertujuan untuk menyusun rencana monitoring perluasan lahan garapan baru untuk sawah didalam kawasan, dan menambah 1 demplot intensifikasi pertanian kedelai di Desa Kramatjaya. Sasaran SMART 1: Bulan Agustus 2011, Balai TNUK dan mitranya bersama dengan khalayak target primer di Desa Cibadak dan Rancapinang berhasil menyusun rencana monitoring perluasan lahan garapan sawah di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Sasaran SMART 2: Bulan Agustus 2011, terdapat 1 demplot intensifikasi pertanian di desa Kramatjaya, seluas minimal 6 hektar, yang melibatkan setidaknya 20 petani Langkah-langkah strategis yang akan dilakukan : 1. Menyusun perencanaan dan anggaran 2. Koordinasi-koordinasi dengan pihak terkait 3. Menyiapkan materi yang akan dipelajari 4. Mengidentifikasi calon anggota kelompok demplot kedelai didesa Kramatjaya

5. Membangun kesepakatan dan kesepahaman 6. Mengidentifikasi lahan yang sesuai 7. Pelaksanaan kegiatan 8. Evaluasi kegiatan : pre test dan post test Kegiatan rencana monitoring yang akan dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan strategi ini untuk mempengaruhi perubahan perilaku khalayak target adalah sebagai berikut : 1. Mengadakan observasi di lapangan 2. Wawancara terfokus dengan Khalayak target 3. Jumlah luasan demplot 4. Jumlah petani yang mengadopsi perilaku baru 5. Data penurunan ancaman Sedangkan indikator keberhasilannya adalah, sebagai berikut : 1. Terbentuk 1 kelompok anggota demplot kedelai di Desa Kramatjaya. 2. Tersusunya rencana monitoring dan indikator keberhasilan dalam rangka memonitor perluasan lahan garapan baru untuk sawah didalam kawasan.. Perkiraan jumlah anggaran yang diperlukan untuk seluruh proses strategi ini adalah Rp.35.000.000,- 1 Biaya transport fasilitator 15% 35.000.000 5.250.000 2 Insentif/ Upah fasilitator 15% 35.000.000 5.250.000 3 Biaya Pertemuan Kelompok 25% 35.000.000 8.750.000 4 Pembentukan kelompok demplot 30% 35.000.000 10.500.000 tanaman kedelai 5 Biaya Komunikasi, dokumentasi 15% 35.000.000 5.250.000 dan cetak bahan materi Jumlah... 35.000.000,- Untuk mencapai tingkat adopsi yang lebih tinggi terhadap seluruh strategi yang dilaksanakan, Manajer Kampanye akan menggunakan media seperti lembar fakta, booklet, payung, pemutaran film layar tancap, kaos dan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang akan mengadakan perlombaan antar kelompok tani dengan kriteria kelompok tani dengan hasil panen terbaik, dan kelompok tani dengan jumlah anggota aktif yang menerapkan intensifikasi pertanian terbanyak. Perkiraan jumlah anggaran yang diperlukan untuk memasarkan perilaku baru ini adalah Rp...,- 1 Pemutaran film layar tancap 4 kali/ tahun/ desa 3.000.000 12.000.000 2 Lembar Fakta 1000 lembar 2.000 2.000.000 3 Booklet 500 Eksemplar 10.000 5.000.000 4 Payung 300 buah 20.000 6.000.000 5 Kaos 200 buah 30.000 6.000.000 6 Lomba-lomba 1 kali/ tahun/ desa 7.500.000 7.500.000 Jumlah... 38.500.000,-

Kesimpulan Perubahan perilaku dan dampak konservasi yang dicapai dalam kegiatan Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon sudah menunkukkan perkembangan yang sangat positif, hasil ini membuktikan hipotesa awal bahwa penyelamatan habitat Badak Jawa akan terwujud jika perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat sekitar Taman Nasional Ujung Kulon juga terjadi. Keberhasilan atas capaian tersebut masih belum banyak memberikan dampak konservasi secara luas, diperlukan peran serta semua pihak untuk tetap memberikan komitmen dalam menyelamatkan habitat Badak Jawa. Mengawal keberlanjutan program memerlukan komitmen tersebut, selain ketersediaan dana dan kebijakan yang mendukung program tersebut. Penyebarluasan keberhasilan melalui media pemasaran sosial seperti, lembar fakta, poster, spanduk, video dan program radio, diyakini dapat memberikan dampak yang lebih cepat dan luas.