HUBUNGAN TEKNIK RELAKSASI BERNAFAS DENGAN RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN INPARTU KALA I DI RUMAH SAKIT WILAYAH KABUPATEN BIREUEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN PENGGUNAAN TEKHNIK BIRTHBALL DENGAN TINGKAT NYERI PADA IBU BERSALIN KALA I DI BPM UMU HANI YOGYAKARTA TAHUN 2015

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DI BPM BIDAN P KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin. By. Ulfatul Latifah, SKM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

EFFEKTIFITAS SENAM HAMIL TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I PRIMIPARA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan bahkan kematian (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Responden Penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah adalah ibu primigravida

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang berjudul Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur an. terhadap Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif telah dilakukan pada bulan

BAB III KERANGKA KONSEP. dalam penelitian ini adalah metode masase dan variabel dependen adalah nyeri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

HUBUNGAN TINGKAT DISMENOREA DENGAN PENGGUNAAN ANALGETIK PADA SISWA SMPN 4 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Nurhidayati 1*)

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas tentang Perawatan Luka Perineum

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

LEMBAR KUESIONER PENGARUH TEHNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENGURANGAN NYERI PADA PERSALINAN PERVAGINAM PADA PRIMIPARA

RAHMAH Mahasiswi Pada STikes U BUDIYAH Banda Aceh

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN ANTENATAL CARE TERINTEGRASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRUENG BARONA JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN TEKNIK HYPNOBIRTHING TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PROSES PERSALINAN KALA 1 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUGIO KABUPATEN LAMONGAN

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan adalah rangkaian proses fisiologis yang berakhir dengan

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan waktu yang ditunggu tunggu setelah 9 bulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan intrapartum merupakan asuhan yang diberikan kepada ibu

Sumiati Tenaga Pengajar Prodi. D III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bagi ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin juga

AKTIVITAS / MOBILISASI PIMPINAN MENERAN DUKUNGAN MENTAL

Untuk mengurangi dan mencegah timbulnya gejala-gejala yang mengganggu selama kehamilan berlangsung, seperti : sakit pinggang, bengkak kaki dll

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KELANCARAN PROSES PERSALINAN DI BPS MUKSININ

4/5/2011. Oleh. Riwayat kesehatan Pemeriksaan fisik Pemeriksaan psikologis Laboratorium : Ht, gol darah dan Rh.

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. tahun, dan ini merupakan kehamilan ibu yang pertama.

BAB V PEMBAHASAN. A. Tinggi Fundus Uteri Awal pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusaknya jaringan pada tubuh.(sudart & Brunner, 2001, Hal.212). Sifatnya sangat subjektif

HUBUNGAN TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI PADA IBU NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUDU KABUPATEN PIDIE JAYA MISRINA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender terhadap Nyeri Persalinan Kala I

PENGARUH KOMPRES DINGIN TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI BPS NY.MUJIYATI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

SENAM HAMIL BANTU MELAHIRKAN TANPA KECEMASAN Oleh : Sulastri, S.Kep., Ns. Dosen Akper PKU Muhammadiyah Surakarta. Abstrak :

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditentukan dengan cara menanyakan intensitas atau merujuk pada skala nyeri.

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. karena disertai nyeri berat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang

PLAN OF ACTION (Oktober 2016-Juli2017) Mengetahui, Malang, 2 Oktober 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti susah diatur dan lebih sensitif terhadap perasaannya (Sarwono, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Puskesmas Limba B Kota Selatan Tahun 2012.

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu (Depkes, 2002).

Pusat Hiperked dan KK

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

Istilah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Partisipan Penelitian. primigravida maupun multigravida dengan usia kandungan 22 32

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

Transkripsi:

HUBUNGAN TEKNIK RELAKSASI BERNAFAS DENGAN RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN INPARTU KALA I DI RUMAH SAKIT WILAYAH KABUPATEN BIREUEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh Oleh : SYARIFAH KHAIRUNNISA NIM : 10010097 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U BUDIYAH PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN BANDA ACEH TAHUN 2013

ABSTRAK HUBUNGAN TEKNIK RELAKSASI BERNAFAS DENGAN RESPON ADAPTASI NYERI PADA PASIEN INPARTU KALA I DI RUMAH SAKIT WILAYAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2013 Syarifah khairunnisa¹, Rahmayani² x + 41 halaman : 5 Tabel, 4 Gambar, 11 Lampiran Latar Belakang: Teknik relaksasi merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang brlebihan pasca persalinan. Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita hamil, sebagian besar kehamilan berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada ibu yang sehat walaupun demikian, pada beberapa kasus kelahiran bukanlah peristiwa membahagiakan tetapi menjadi suatu masa yang penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan dan bahkan kematian. Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen. Metodelogi Penelitian: penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional di Rumah Sakit Umum Dr.Fauziah Bireuen, pengambilan sampel menggunakan teknik acidental sampling sebanyak 32 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi langsung kepada responden dengan alternatif pilihan yang tercantum dalam format cheklist yang akan di isi langsung oleh peneliti. Hasil penelitian: dari 32 responden ibu yang melakukan teknik relaksasi bernafas sebanyak 19 orang (59,4%) dan yang tidak melakukan teknik relaksasi bernafas sebanyak 13 orang (40,6%), sedangkan ibu yang mengalami respon adaptasi nyeri sebanyak 28 0rang (87,5%) dan yang tidak mengalami respon adaptasi nyeri sebanyak 4 orang(12,5%). Kesimpulan: Ada hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu kala I. Saran: Diharapkan agar karya tulis ilmiah ini menjadi informasi tambahan bagi mahasiswi kebidanan tentang relaksasi bernafas yang dapat mempengaruhi respon adaptasi nyeri. Kata Kunci : Teknik relaksasi bernafas, respon adaptasi nyeri Sumber : 15 buku (2001-2010) dan 5 internet (2009-2013) ¹Mahasiswa Prodi D-III Kebidanan Stikes U budiyah ² Dosen Pembimbing Prodi D-III Kebidanan Stikes U budiyah

KATA PENGANTAR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, serta selawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW karena dengan berkat dan karunia-nyalah peneliti dapat menyelesaikan ini dengan judul HubunganTeknik Relaksasi Bernafas Dengan Respon Adaptasi Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen. Karya Tulis Ilmiah ini merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan pada Program Diploma III Kebidana di STIKes U Budiyah Banda Aceh. Dalam Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini peneliti telah banyak menerima bimbingan dan arahan serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, maka perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih yang tiada terhingga kepada yang terhormat : 1. Bapak Dedi Zefrizal, ST selaku Ketua Yayasan U Budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, M.Kes selaku Ketua STIKes U Budiyah Banda Aceh. 3. Ibu Nuzulul Rahmi,SST selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. 4. Ibu Rahmayani, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dan pemikiran dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 5. Ibu Susanti, SKM, M.Kes selaku Penguji I yang telah banyak memberi bimbingan dan saran sehingga peneliti bisa membuat Karya Tulis Ilmiah 6. Ibu Lisma Safriza Putri, SST selaku Penguji II yang telah banyak memberi bimbingan dan saran sehingga peneliti bisa membuat Karya Tulis Ilmiah 7. Kepala Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen yang telah memberikan izin untuk peneliti melakukan pengambilan penelitian. 8. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan Kebidanan dan Staf Akademik STIKes U Budiyah Banda Aceh.

9. Ayahanda dan Ibunda tercinta, serta keluarga tersayang yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan serta bantuan baik moril maupun material sehingga dengan restu beliau peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. 10. Sahabat-sahabat peneliti dan teman-teman seangkatan di Program Studi Diploma III Kebidanan U Budiyah Banda Aceh yang selalu membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Peneliti menyadari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan keterbatasan pengetahuan yang peneliti miliki. Untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini dimasa yang akan datang. Harapan peneliti semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermamfaat bagi pengembangan pendidikan kearah yang lebih baik. Banda Aceh, Oktober 2013 Peneliti

DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL... i ABSTRAK.... ii LEMBARAN PERSETUJUAN... iii LEMBARAN PENGESAHAN.... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan masalah... 5 C. Tujuan.... 5 D. Manfaat penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 7 A. Inpartu Kala I.... 7 B. Nyeri Inpartu.... 12 1. Pengertian... 12 2. Penyebab Nyeri persalinan... 15 3. Intensitas Nyeri.... 16 4. Klasifikasi Nyeri.... 19 C. Teknik Relaksasi Bernafas.... 21 1. Pengertian... 21 2. Manfaat Relaksasi.... 22 3. Penatalaksanaan Teknik Relaksasi.... 23

D. Respon Adaptasi Nyeri.... 24 1. Pengertian... 25 2. Komponen dari Adaptasi... 26 3. ResponTingkah Laku Terhadap Nyeri.... 28 4. Faktor yang Mempengaruhi Respon Nyeri.... 28 BAB III KERANGKA KONSEP... 29 A. Kerangka Konsep Penelitian... 29 B. Definisi Operasional... 30 C. Hipotesa Penelitian... 30 BAB IV METODE PENELITIAN.... 31 A. Jenis Penelitian... 31 B. Tempat dan Waktu penelitian.... 31 C. Populasi dan Sampel.... 31 D. Pengumpulan Data.... 31 1. Teknik Pengumpulan Data... 31 2. Instrumen Pengumpulan Data.... 32 E. Pengolahan Data.... 32 F. Analisa Data... 33 1. Analisa Univariat.... 33 2. Analisa Bivariat... 33 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.... 35 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.... 35 B. Hasil Penelitian.... 36 C. Pembahasan... 38 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 40 A. Kesimpulan.... 40 B. Saran... 40 DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN.

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Skala Numerik Nyeri...... 17 Gambar 2.2. Visual Analog scale....... 17 Gambar 2.3. Skala Wajah...... 17 Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian....... 29

DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Kurva Friedman Kecepatan Pembukaan Serviks... 9 Tabel 2.2. Definisi Operasional.... 30 Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Respon Adaptasi Nyeri Ibu Bersalin Kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen.... 36 Tabel 5.2. Distibusi Frekuensi Teknik Relaksasi Bernafas Pasien Inpartu Kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen.... 36 Tabel 5.3. Tabulasi Silang Teknik Relaksasi Bernafas Terhadap Respon Adaptasi Nyeri Pasien Inpartu Kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen....... 37

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 : Lembaran Permohonan Menjadi Responden : Lembaran Persetujuan Menjadi Responden : Kuesioner Penelitian : Surat Pengambilan Data awal : Surat Selesai Pengambilan Data awal : Surat Izin Penelitian : Surat Selesai Penelitian : Master tabel : Lampiran SPSS Lampiran 10 : Lembaran Konsultasi Lampiran 11 : Biodata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Persalinan adalah saat yang sangat dinanti-nantikan ibu hamil untuk dapat merasakan kebahagiaan melihat dan memeluk bayinya. Tetapi, persalinan juga dapat disertai rasa nyeri yang membuat kebahagiaan yang didambakan diliputi oleh rasa takut dan cemas. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada masyarakat primitif, persalinannya lebih lama dan nyeri, sedangkan masyarakat yang telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri. Nyeri dalam kebidanan adalah sesuatu yang dikatakan oleh pasien, kapan saja adanya nyeri tersebut. Nyeri adalah masalah yang alamiah dalam menghadapi persalinan. Apabila tidak diatasi maka menimbulkan masalah lain yaitu meningkatkan rasa khawatir (Winkjosastro, 2002). Berbagai upaya dilakukan untuk menurunkan rasa nyeri pada persalinan, baik secara farmakologi maupun nonfarmakologi. Manajemen nyeri secara farmakologi lebih efektif dibandinkan dengan metode nonfarmakologi namun metode farmakologi lebih mahal, dan berpotensi mempunyai efek yang kurang baik. Sedangkan metode nonfarmakologi

bersifat murah, simpel, efektif, tanpa efek yang merugikan (Winkjosastro,2002). Metode nonfarmakologi juga dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan karena ibu dapat mengontrol perasaannya dan kekuatannya. Relaksasi, teknik pernapasan, pergerakan dan perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/dingin, musik, guideimagery, akupresur, aromaterapi merupakan beberapa teknik farmakologi yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan mempunyai pengaruh yang efektif terhadap pengalaman persalinan (Handerson & Jones, 2006). Berdasarkan pendapat Steer dikutip dari (Mander, 2003). Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri nonfarmakologis yang paling sering digunakan di Inggris. Steer melaporkan bahwa 34% ibu menggunakan metode relaksasi. Frekuensi ini sedikit ketinggalan dengan penggunaan Etonox (60%). Tetapi tidak terlalu jauh berada di belakang metode yang kedua yang paling sering digunakan, yaitu petidine (36%). Teknik pengendalian nyeri yang termasuk relaksasi mengajarka ibu untuk meminimalkan aktivitas simpatis dan sistem saraf otonom. Dengan menekan aktivitas saraf simpatis, ibu mampu memecahkan siklus ketegangan (Rosemary Mander, 2003). Nyeri dan ketegangan emosional meningkatkan kadar kortisol dan katekolamin, yang dapat mempengaruhi lama dan intensitas persalinan. Rasa nyeri saat persalinan bisa meningkatkan tekanan darah, denyut jantung janin

meningkat dan konsentrasi ibu selama persalinan menjadi terganggu. Semua itu akan berefek buruk terhadap kelancaran persalinan (Indriati, 2009). Ketika ibu sangat takut menghadapi persalinan secara otomatis otak mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk mengurangi rasa sakit semakin parah dan akhirnya ibu semakin takut. Metode penghilang rasa sakit persalinan dibutuhkan karena pada dasarnya persalinan bukanlah siksaan, bahkan hukuman dan bukan ajang uji ketakutan atau daya tahan wanita. Persalinan adalah tugas reproduksi untuk melanjutkan kehidupan dimuka bumi ini. Untuk meringankan tugas ini ibu berhak atas upaya untuk mengurangi penderitaan apalagi rasa sakit yang dialami sepanjang persalinan dapat beresiko bagi keselamatan ibu dan janin (Danuatmaja & Meiliasari 2004). Setiap tahun lebih dari 200 juta wanita hamil, sebagian besar kehamilan berakhir dengan kelahiran bayi hidup pada ibu yang sehat walaupun demikian, pada beberapa kasus kelahiran bukanlah peristiwa membahagiakan tetapi menjadi suatu masa yang penuh dengan rasa nyeri, rasa takut, penderitaan dan bahkan kematian (WHO, 2003). Dari data Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung tahun 2008 tentang penanggulangan nyeri persalinan secara nonfarmakologis berhasil di lakukan kira-kira 50% dengan metode relaksasi pernafasan. Study yang dilakukan oleh National Birthday Trust terhadap 1000 ibu wanita hamil menunjukkan 90% wanita merasakan manfaat relaksasi untuk meredakan nyeri yang dilakukan petugas kesehatan.

Keterampilan mengatasi rasa nyeri ini dapat digunakan selam persalinan, mengatasi persalinan dengan baik berarti tidak kewalahan atau panik saat menghadapi rangkaian kontraksi. Ketrampilan yang paling bermanfaat untuk mengatasi rasa nyeri persalinan mencakup relaksasi pernapasan. Para wanita yang menggunakan ketrampilan ini biasanya tidak merasa begitu sakit dibandingkan para wanita yang tidak menggunakannya (Whalley & Keppler, 2008). Relaksasi merupakan proses mengistirahatkan tubuh dan pikiran dari segala beban fisik dan kejiwaan, sehingga ibu menjadi lebih tenang. Di samping itu relaksasi juga membuat sirkulasi darah rahim, plasenta dan janin menjadi lancar sehingga kebutuhan oksigen dan maknan si kecil terpenuhi. Sirkulasi darah yang lancar juga akan membuat otot-otot yang berhubungan dengan kandungan dan janinseperti otot panggul, punggung, dan perut menjadi lemas dan kendur. Sedang ketika persalinan, relaksasi membuat proses kontraksi berlangsung aman, alami, dan lancar. Di samping menjadi rileks, pengetahuan tentang cara bernafas yang baik juga dapat mengatasi beberapa kesulitan bernafas yang biasa dialami ibu hamil (Indriati, 2009). Di provinsi Aceh masih banyak ibu bersalin yang belum melakukan relaksasi bernafas. Hal ini dibuktikan dengan masih banyak ibu bersalin yang merasakan nyeri yang adekuat saat bersalin dengan presentase 43,56% pada tahun 2010. Persentase ini juga lebih tinggi dari persentase Nasional yang mencapai 30,28 % pada tahun 2010 (www.bps.go.id dan Statistik Kesra Aceh 2010).

Teknik relaksasi merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang brlebihan pasca persalinan. Adapun relaksasi bernafas selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostasis sehingga tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan (Rosemary Mander, 2003). Dari survey awal yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Umum Dr. Fauziah Bireuen, Jumlah ibu bersalin dari bulan januari-desember 2012 berjumlah 460 orang. Dari 5 ibu bersalin yang penulis survey hanya 3 orang yang melakukan relaksasi bernafas dengan persentase 40%. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Teknik Relaksasi Bernafas Dengan Respon Adaptasi Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah Adakah hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen. C. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif penurunan rasa nyeri pada persalinan yang dengan mudah dilakukan tanpa efek yang membahayakan dalam memberikan intervensi pada ibu selama persalinan kala I. 2. Bagi Pendidikan Kebidanan Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan data dasar untuk penelitian selanjutnya mengenai pengaruh relaksasi pernafasan terhadap respon adaptasi nyeri pada persalinan kala I. 3. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peneliti tentang pengaruh relaksasi pernafasan terhadap respon adaptasi nyeri pada persalinan kala I.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inpartu Kala I Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan kontraksi otot rahim yang terasa nyeri dan yang dapt menimbulkan pembukaan serviks pada persalinan, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien masih bisa berjalan-jalan. Lama kala I primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam (Manuaba, 2002). Kala I persalinan dibagi menjadi fase laten dan fase aktif yaitu : a. Fase laten Fase pembukaan dari 1-3 cm yang berlangsung sekitar 8 jam. fase laten dimulai dengan kontraksi teratur, yang umumnya masih lemah dan jarang. Ibu masih merasa mampu beroping dengan rasa tidak nyaman/nyerinya. Ibu mulai menyadari bahwa persalinannya akhirnya mulai dan kehamilannya telah berakhir. Meskipun ibu tampak cemas, ibu mampu mengenali dan mengungkapkan perasaan kecemasannya tersebut. Ibu seringkali masih bisa berbicara dan tersenyum serta mau berbicara dengan dirinya sendiri dan menjawab pertanyaan. Rasa kegembiraanya tinggi dan pendamping serta keluarganya seringkali membesarkan hatinya (Anik Maryunani, 2010).

Kontraksi uterus menjadi mulai jelas selama fase laten ini disertai peningkatan frekuensi, durasi dan intensitasnya. Kontraksi dimulai dari kontraksi lemah/ringan yang berlangsung 15 sampai 20 detik dengan frekuensi 10 sampai 20 menit dan mengalami kemajuan menjadi kontraksi sedang yang berlangsung 30 sampai 40 detik dengan frekuensi 5 sampai 7 menit dengan servik uteri mulai meregang/berdilatasi dan juga mengalami pendataran (efficement) penipisan serviks, janin mulai turun meskipun sedikit. Pendataran dan pembukaan serviks pada primipara berbeda dengan multipara, penyebabnya dapat di jelaskan pada tabel berikut ini : b. Fase aktif Fase pembukaan dari 4 sampai 10 cm. frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat / memadai jika terjadi tiga kali dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Terjadi penurunan bagian terbawah janin di bagi menadi 3 fase yaitu: 1) Fase akselarasi : dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 3cm sampai 4cm, 2) Fase dilatasi maksimal : pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9cm, 3) Fase deselarasi : pembukaan menjadi lambat dalam waktu 2 jam dari 9 cm menjadi 10 cm (Winkjosastro, 2005). Ketika persalinan memasuki fase aktif, kecemasan ibu cenderung meningkat seiring ibu merasakan kontraksi dan nyeri semakin hebat. Ibu mulai takut kehilangan kendali dan menggunakan berbagai macam mekanisme koping. Beberapa ibu menunjukkan penurunan kemampuannya untuk berkoping dan rasa tidak berdaya. Berdasarkan

kurva Friedman, kecepatan pembukaan serviks dalam masing-masing tahap pada primigravida berlainan daripada kecepatan pembukaan pada multipara, yang digambarkan sebagai berikut : Primipara Multipara Fase laten 8 jam 6 jam Fase aktif 4 jam 2 jam Fase transisi 2 jam 1 jam Tabel 2.1 : Kurva Friedman Kecepatan Pembukaan Serviks Adapun perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada kala pembukaan adalah : a. Adanya kontraksi dari uterus pada otot otot uterus Kontraksi uterus terjadi karena uterus terdiri dari otot-otot polos yang gerakannya dibawah pengawasan urat saraf terutama apabila ada rangsangan. Di waktu persalinan, rangsangan bukan hanya karena membesar atau meregangnya uterus saja tetapi juga karena pengaruh hormon yang dikeluarkan oleh hipofise posterior. Kontraksi otot-otot uterus yang berlangsung lama, akan banyak menekan pembuluh-pembuluh darah dalam dinding uterus yang akan mengganggu peredaran zat-zat asam yang sangat dibutuhkan untuk fetus. b. Adanya pembentukan segmen atas dan segmen bawah rahim Pada akhir kehamilan Uterus atau rahim menjadi 2 bagian yaitu segmen atas rahim dan segmen bawah. Segmen atas uterus dengan otototot yang lebih tebal dan sifatnya kontraktif karena terdapat banyak otot-

otot serong dan memanjang. Segmen atas ini dimulai daerah fundus uteri dari bawah sampai istimus Uteri, yaitu batas corpus dan servik uteri dalam keadaan tidak hamil. Bagian bawah rahim ialah dari istimus uteri sampai ke serviks, di sini otot-otot lebih tipis dan bersifat elastis. Pada waktu permulaan persalinan otot-otot memanjang di uterus segmen atas berkontraksi menarik otot-otot dari segmen bawah rahim, sehingga otot-otot berelastis. Dalam keadaan demikian ditambah dengan adanya kekuatan desakan janin yang disebabkan kontraksi uterus segmen atas pula, maka uterus segmen bawah ini memungkinkan janin dapat melewatinya kemudian dikeluarkan melalui jalan lahir. c. Adanya perkembangan retraksi ring Retraksi ring adalah batas pinggiran antara uterus segmen bawah yang otot-ototnya tebal dan uterus segmen bawah yang otot-ototnya tipis. Pinggiran atau batas ini akan terjadi setiap persalinan, tetapi tidak tampak dari luar bila persalinan berlangsung biasa. Apabila tonjolan retraksi ring tampak dari luar itu disebabkan karena janin tidak dapat turun ke dasar panggul, karena uterus segmen bawah harus meregang agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan janin dari uterus segmen bawah terus meregang. Bahaya yang timbul akibat uterus segmen bawah yang meregang adalah terjadinya rupture uterus

d. Adanya penarikan serviks Dimulainya persalinan maka jaringan-jaringan otot yang mengelilingi segmen atas, karenanya serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari uterus segmen bawah. Apabila telah terjadi penarikan serviks ke atas oleh uterus segmen atas, berarti proses persalinan sedang berlangsung dan berusaha membuka jalan serta mengeluarkan janin dari uterus. e. Adanya pembukaan ostium uteri internum dan externum Pembukaan pada kala ini disebabkan oleh membesarnya ostium uteri externum karena otot-otot yang melingkar di sekitar ostium meregang yang memungkinkan ssaluran menjadi lebih besar dan cukup dilalui oleh kepala janin. Mekanisme pembukaan ostium diperkirakan karena tarikan ke atas otot-otot rahim segmen atas yang menarik tepi bagian yang lunak, yaitu ostium menjadi lebih besar dan juga disebabkan oleh tekanan isi uterus kepala ostium, terutama oleh kepala janin dan kantong ketuban. f. Adanya show atau pengeluaran dari vulva Show adalah pengeluaran dari vulva yang menjadi tanda bahwa persalinan telah mulai. Pengeluaran dari vulva ini merupakan lendir bercampur darah, biasanya dikeluarkan beberapa jam setelah persalinan dimulai. Lendir yang dikeluarkan itu berasal dari serviks, yaitu lendir yang dibentuk dalam masa hamil untuk mengisi serviks karena adanya tarikan serviks ke atas maka lendir tersebut dikeluarkan, sedangkan darah berasal dari decidua vena karena pelepasan selaput chorium, dan disebabkan oleh

pemecahan pembuluh-pembuluh darah dan adanya tarikan serviks ke atas karena pembukaan. g. Adanya tonjolan kantong ketuban Apabila uterus segmen bawah meregang maka selaput chorium yang menempel di daerah itu akan terlepas dan karena bertambahnya tekanan dalam uterus maka chorium yang terlepas akan membentuk kantong yang berisi cairan dan menonjol ke ostium uteri internum yang telah terbuka. Kantong ketuban tersebut akan masuk kedalam ostium uteri yang telah terbuka walaupun pembukaan masih kecil (Darlina, 2006). B. Nyeri Inpartu 1. Pengertian Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami. Berikut ini pengertian nyeri: a. Rasa nyeri pada persalinan adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, perubahan tekanan darah, denyut jantung. Pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan, tegang, takut dan stress (Bobak, 2004). b. Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut

dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Musrifatul, 2008). Rasa nyeri pada persalinan kala I terjadi karena aktivitas besar di dalam tubuh guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan pelebaran mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim menegang selama kontraksi. Bersama dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak kebawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah punggung, kemudian menyebarkan ke bagian bawah perut mungkin juga menyebar ke kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudian menghilang seluruhnya ( Danuatmadja & Meiliasari, 2004). Pada persalinan kala 1 sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali muncul lendir bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan, hal ini disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher rahim, karena serviks mulai membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasal dari pembuluh darah kapiler yang berada disekitar kanalis servikalis yang peka akibat pergesaran yang terjadi sewaktu serviks membuka. Masa kala 1 pada ibu primigravida terjadi sekitar 13 jam sedangkan pada ibu multigravida sekitar 7 jam. Kala pertama selesai apabila pembukaan serviks lengkap. Intensitas kontraksi uterus meningkat sampai kala pertama dan frekuensi menjadi 2 sampai 4 kontraksi dalam 5 sampai 10 menit, juga

lamanya his meningkat mulai dari 20 detik pada awal partus ibu sampai mencapai 60 sampai 90 detik pada kala pertama (Wiknjosastro, 2002). Pada awal persalinan, kontraksi mungkin terasa seperti nyeri punggung bawah yang biasa atau kram saat haid. Kontraksi awal ini biasanya berlangsung singkat dan lemah. Datangnya kira-kira 15 sampai 20 menit. Namun, beberapa persalinan dimulai dengan kontraksi-kontraksi kuat yang lebih dekat jarak waktunya. Banyak wanita yang awalnya merasa sakit dibagian punggung mereka, kemudian merambat kebagian depan. Bila kontraksi-kontraksi terus datang, tetapi hanya berlangsung kurang dari 30 detik, atau jika tidak begitu kuat, dan jika tidak berdekatan waktunya, berarti masih dalam tahap pra persalinan atau memasuki persalinan awal. Dalam persalinan sejati, kontraksi akan bertambah kuat, panjang, dan makin berdekatan waktunya ( Whalley & Keppler, 2008). Nyeri persalinan menjadi lebih ringan seiring dengan semakin sering dan efektifnya pengendalian nyeri interventif sehingga ikatan antara persalinan dan nyeri masih kuat. Nyeri persalinan biasanya dikaitkan dengan regangan, tekanan, dan robekan struktur-struktur lokal ( Rosemary Mander, 2003). Nyeri selama persalinan berhubungan dengan kontraksi uterus. Pada persalinan yang normal, nyeri tersebut hilang timbul (intermiten). Serangan nyeri mulai terasa sakit ketika uterus berkontraksi, menjadi lebih hebat ketika kontraksi mencapai puncaknya, dan menghilang setelah uterus mengadakan relaksasi. Derajat nyeri bervariasi pada tiap-tiap pasien, pada pasien yang

sama dalam persalinan berikutnya dan pada tahap-tahap yang berbeda dalam persalinan berikutnya dan pada tahap-tahap yang berbeda dalam persalinan yang sama. Pada sebagian kasus, kontraksi uterus tidak menimbulkan nyeri (Harry oxorn & William, 2010). 2. Penyebab Nyeri Persalinan Rasa nyeri persalinan muncul karena: a. Kontraksi otot rahim Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan servik serta iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri visceral. Nyeri visceral juga dapat dirasakan pada organ lain yang bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih (reffered pain). Pada persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan sacrum. Biasanya ibu hanya mengalami rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi. b. Regangan otot dasar panggul Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri visceral, nyeri in terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum, sekitar anus. Nyeri jenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penurunan bagian terbawah janin.

c. Episiotomi Nyeri ini dirasakan apabila ada tindakan episiotomi, laserasi maupun rupture pada jalan lahir. d. Kondisi Psikologis Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas. Takut, cemas dan tegang memicu produksi hormon prostatglandin sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat mempengaruhi kemampuan tubuh menahan rasa nyeri (www.bidan kita.com disunting oleh lydia pada 17 maret 2013). 3. Intensitas Nyeri Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual. Kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh individu, pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologis tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007). Pengukuran intensitas nyeri menggunakan 3 skala diantaranya : a. Skala numerik nyeri Skala ini sudah biasa dipergunakan dan telah di validasi. Berat ringannya rasa sakit atau nyeri di buat menjadi terukur dengan mengobyektifkan pendapat subyektif nyeri. Skala numerik, dari 0

hingga 10 dikenal juga sebagai visual analog scale (VAS), Nol (0) merupakan keadaan tanpa atau bebas nyeri, sedangkan sepuluh (10) suatu nyeri yang sangat hebat. Gambar 2.1 Skala Numerik Nyeri 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 b. Visual Analog Scale (VAS) Terdapat skala sejenis yang merupakan garis lurus, tanpa angka bebas mengekspresikan nyeri, ke arah kiri menuju tidak sakit, arah kanan sakit tak tertahankan dan tengah kira-kira nyeri yang sedang. Gambar 2.2 Visual Analog Scale (VAS) Tidak nyeri Sangat nyeri c. Skala Wajah Skala nyeri enam wajah dengan ekspresi yang berbeda, menampilkan wajah bahagia hingga wajah sedih, juga di gunakan untuk mengeskpresikan rasa nyeri. Gambar 2.3 Skala wajah

Keterangan : 0 : tidak nyeri 1 : sedikit nyeri 2 : agak mengganggu 3 : mengganggu aktivitas 4 : sangat mengganggu 5 : tak tertahankan Terdapat beberapa efek yang berkaitan dengan nyeri pada persalinan dapat mempengaruhi proses kelahiran itu sendiri. Pengaruh utama yang tejadi adalah karena terpicunya sistem simpatis dimana terjadi peningkatan kadar plasma dari katekolamin, terutama epinefrin. Nyeri yang diakibatkan oleh persalinan dapat disimpulkan menjadi beberapa hal di bawah ini: a. Psikologis : Penderitaan, ketakutan dan kecemasan. b. Kardiovaskuler : Peningkatan kardiak output, tekanan darah, frekuensi nadi dan resistensinperifer sistemik c. Neuroendokrin : stimulasi sistem simpato-adrenal, peningkatan kadar plasma, ACTH, Kortisol, ADH dan renin. d. Metabolik : Peningkatan kebutuhan oksigen, asidosis laktat, hiperglikemia, lipolisi. e. Gastrointrestinal : Penurunan pengosongan lambung. f. Rahim/uterus : Inkoordinasi kontraksi uterus/rahim. g. Uteroplasental : Penurunan aliran darah uteroplasental

4. Klasifikasi Nyeri Klasifikasi nyeri umumnya dibagi 2,yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang,tidak melebihi 6 bulan,dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama,yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal,sindrom nyeri kronis dan psikosomatik.

Tabel 2.2 Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis Karakteristik Nyeri akut Nyeri kronis Pengalaman Suatu kejadian Suatu situasi, status eksistensi Sumber Sebab eksternal atau Tidak diketahui atau penyakit dari dalam pengobatan yang terlalu lama Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkembang dan terselubung Waktu Sampai 6 bulan Lebih dari enam bulan sampai bertahun-tahun Pernyataan Daerah nyeri tidak Daerah nyeri sulit nyeri diketahui dengan pasti dibedakan intensitas sehingga sulit dievaluasi (perubahan perasaan) Gejala-gejala Pola respons yang khas Pola respons yang klinis dengan gejala yang lebih jelas bervariasi sedikit gejalagejala (adaptasi) Pola Terbatas Berlangsung terus dapat bervariasi Perjalanan Biasanya berkurang Penderitaan meningkat setelah beberapa saat setelah beberapa saat (siti Nurfatonah, 2010).

C. Teknik Relaksasi Bernafas 1. Pengertian Teknik relaksasi bernafas merupakan tindakan pengendalian nyeri non farmakologis yang dapat membantu ibu mengendurkan seluruh tubuhnya ketika rahim berkontraksi. Beberapa jenis pernafasan biasa membantu ibu dalam menghadapi persalinan tahap 1 : a. Menarik nafas dalam (untuk membantu ibu rileks) dilakukan pada awal kontraksi. b. Menarik nafas dangkal dan cepat di dada bagian atas, dilakukan pada saat kontraksi mencapai puncaknya. c. Menarik nafas pendek dan cepat diikuti dengan menghembuskan nafas melalui mulut dan dilakukan untuk menahan keinginan untuk mengedan. Rasa nyeri bersalin tidak selalu berarti ada sesuatu yang salah (seperti rasa sakit yang disebabkan oleh cidera atau penyakit). Nyeri adalah bagian yang normal dari proses melahirkan. Biasanya, itu berarti bayi dalam kandungan sedang mengikuti waktunya untuk dilahirkan. Mengetahui beberapa metode mengatasi rasa sakit akan membantu ibu untuk tidak merasa begitu takut. Tidak hanya itu, menggunakan beberapa ketrampilan ini selama persalinan akan membantu ibu merasa lebih kuat (Whalley & Keppler 2008). Relaksasi pernafasan selama proses persalinan dapat mempertahankan komponen sistem saraf simpatis dalam keadaan homeostasis sehingga

tidak terjadi peningkatan suplai darah, mengurangi kecemasan dan ketakutan agar ibu dapat beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan. Dengan memperhatikan kontrol pernafasan, diharapkan kontraksi ibu menjadi rileks, dimana seluruh sistem saraf, organ tubuh dan panca indra ibu beristirahat untuk melepaskan ketegangan yang ada. Caranya adalah dengan ibu menarik nafas dalam-dalam akan dapat mengalirkan oksigen ke darah kemudian dialirkan keseluruh tubuh. Hasilnya ibu menjadi lebih tenang dan stabil (Anik Maryunani, 2010). 2. Manfaat Relaksasi a. Menyimpan energi dan mengurangi kelelahan Jika tidak secara sadar merelakskan otot-otot, ibu cenderung membuat otot selama kontraksi. Ketegangan ini meningkatkan nyeri yang dirasakan, memboroskan energi, menurunkan pasokan oksigen ke rahim dan bayi, serta membuat ibu lelah. b. Menenangkan pikiran dan mengurangi stress Tubuh yang relaks membuat pikiran relaks, yang pada gilirannya membantu mengurangi respon stress. Ada bukti bahwa stress pada wanita yang sedang mengalami persalinan yang disebabkan oleh kecemasan, amarah, ketakutan, atau penyakit yang menghasilkan ketekolamin (hormon stress). Kadar katekolamin yang tinggi didalam darah dapat memperpanjang persalinan dengan mengurangi efisiensi kontraksi rahim dan dapat berpengaruh buruk pada janin dengan mengurangi aliran darah ke rahim plasenta.

c. Mengurangi rasa nyeri Relaksasi mengurangi ketegangan dan kelelahan yang mengintensifkan nyeri yang ibu rasakan selama persalinan dan kelahiran. Juga memungkinkan ketersediaan oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim, yang juga mengurangi rasa nyeri, karena otot kerja (yang membuat rahim kontraksi) menjadi sakit jika kekurngan oksigen. Selain itu, konsentrasi mental yang terjadi saat ibu secara sadar merelakskan otot membantu mengalihkan perhatian ibu dari sakit waktu kontraksi dan karena itu, akan mengurangi kesadaran ibu akan rasa sakit. 3. Penatalaksanaan Teknik Relaksasi Ada banyak cara untuk mengatasi rasa nyeri dan stress bersalin. Ketrampilan mengatasi nyeri dan langkah-langkah kenyamanan ini dapat ibu gunakan selama persalinan.mengatasi persalinan dengan baik berarti ibu tidak kewalahan atau panik saat menghadapi rangkaian kontraksi. Itu berarti ibu mampu rileks dan menangani rasa nyeri ( Whalley & Keppler, 2008). Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau selama proses persalinan : a. Posisi relaksasi dengan telentang Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua tangan rileks disamping dibawah lutut dan kepala diberi bantal. b. Posisi relaksasi dengan berbaring miring

Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah kepala diberi bantal dan di bawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak menggantung. c. Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang Kedua lutut ditekuk, berbaring telentang, kedua lutu ditekuk, kedua lengan di samping telinga. d. Posisi relaksasi dengan duduk Duduk memmbungkuk, kedua lengan di atas sandaran kursi atau di atas tempat tidur. Kedua kaki tidak boleh menggantung. D. Respon Adaptasi Nyeri 1. Pengertian Adaptasi adalah suatu proses yang konstan dan berkelanjutan yang membutuhkan perubahan dalam hal struktur, fungsi dan perilaku sehingga seseorang lebih sesuai dengan suatu lingkungan tertentu. Adaptasi merupakan suatu proses individual imana masing-masing individu mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah atau berespon dengan tingkat yang berbeda-beda (Brunner Sutdar, 2001). Reaksi terhadap nyeri merupakan respon fisioligis dan perilaku yang terjadi setelah mempersepsikan nyeri. Nyeri dengan intensitas ringan hingga sedang dan nyeri yang superfisial menimbulkan reaksi flight atau fight, yang merupakan sindrom adaptasi umum (Whalley & Keppler,2008). Stimulasi pada cabang simpatis pada saraf otonom menghasilkan respon fisiologis, apabila nyeri berlangsung terus menerus, maka sistem

parasimpatis akan bereaksi (Http://kumpublogger.com/Respon Adaptasi Nyeri disunting oleh Erfandi pada 20 januari 2009). 2. Komponen Adaptasi Nyeri ( Bobak, 2004) a. Adaptasi Fisiologis Adaptasi secara fisiologis adalah menyesuaikan diri secara fisik untuk merespon stimulus dari lingkungan. Respon fisiologis terhadap nyeri persalinan ditujukan dengan peningkatan tekanan darah, pernafasan, nadi, suhu / mual, muntah, ketegangan otot, diaphoresis yang berlebihan, warna kulit. Peningkatan tekanan darah di atas normal dapat menyebabkan resiko terjadinya komplikasi seperti cerebral hemoragi sepelan respirasi rate dapat menyebabkan alkalis respiratoria. Dalam hal ini perawat teladan harus dapat mengamati tanda-tanda bahaya yang timbul. Proses adaptasi nyeri secara fisiologis selama persalinan ditunjukkan dengan penyesuaian di dalam mempertahankan tanda-tanda vital tersebut tetap dalam keadaan normal sehingga dapat mencegah komplikasi akibat nyeri persalinan (Bobak, 2004). b. Adaptasi Psikologis Adaptasi psikologis adalah penyesuaian diri yang ditujunkan dengan tingkah laku dalam berespon terhadap stimulus dari lingkungan. Respon perilaku yang diamati terhadap nyeri persalinan misalnya vokalisasi yang mengacu pada suara yang dihasilkan mencakup erangan, rintihan, jeritan atau tangisan. Di sisi lain ekspresi wajah

dapat memperlihatkan bahwa wanita sedang mengalami nyeri persalinan, antara lain gigi yang dikatupkan, otot rahang mengeras, serta mata yang terpejam erat. Gerakan tubuh seperti sangat gellisah juga perilaku yang berhubungan atau respon terhadap nyeri persalinan. Beberapa wanita memilih diam dan berbaring di atas tempat tidur serta bersikap tenang dalam menghadapi nyeri selama kontraksi. Proses adaptasi ini berlangsung dengan majunya persalinan serta pengalaman wanita terhadap nyeri sebelumnya. (Rosemary Mander, 2003). c. Adaptasi Sosial Adaptasi sosial adalah penyesuaian diri yang ditunjukkan dengan kemampuan interaksi sosial antara seseorang dengan orang lain. Selama proses persalinan terutama dalam fase transisi wanita menunjukkan penurunan kemampuan untuk mendengar atau berkontraksi pada semua hal selain melahirkan. Komunikasi yang tidak jelas serta perhatian lebih ke arah diri sendiri, merasa terganggu dengan keadaan sekeliling, sulit diajak kerjasama, interaksi dengan orang lain berkurang. Adaptasi ditunjukan dengan kemampuan individu dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya (Bobak, 2004). 3. Respon Tingkah Laku Terhadap Nyeri Respon perilaku terhadap nyeri dapat mencakup: a. Pernyataan verbal (Mengaduh, Menangis, Sesak Nafas, Mendengkur)

b. Ekspresi wajah (Meringis, Menggeletukkan gigi, Menggigit bibir) c. Gerakan tubuh (Gelisah, Imobilisasi, Ketegangan otot, peningkatan gerakan jari & tangan) d. Kontak dengan orang lain/interaksi sosial (Menghindari percakapan, Menghindari kontak sosial, Penurunan rentang perhatian, Fokus pada aktivitas menghilangkan nyeri) Individu yang mengalami nyeri dengan mendadak dapat bereaksi sangat berbeda terhadap nyeri yang berlangsung selama beberapa menit atau menjadi kronis. Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu terlalu letih untuk merintih atau menangis. Pasien dapat tidur, bahkan dengan nyeri hebat. Pasien dapat tampak rileks dan terlibat dalam aktivitas karena menjadi mahir dalam mengalihkan perhatian terhadap nyeri (www.wordpress.com disunting oleh safina kuswardani pada 02.43, 26 desember 2012). 4. Faktor yang Mempengaruhi Respon Terhadap Nyeri (Anik Maryunani, 2010) Ibu yang akan bersalin berespon terhadap nyerinya dengan cara yang berbeda-beda. Beberapa ibu mungkin merasa takut, dan cemas, sementara yang lainnya bersikap toleran dan optimis. Beberapa ibu ada yang menangis, merintih, menjerit, menolak bantuan, atau bergerak tanpa arah pada saat mengalami nyeri persalinan yang hebat, sementara yang lainnya tetap berbaring dengan tenang di tempat tidur dan mungkin hanya

menutup matanya, mengertakkan giginya, menggigit bibirnya atau bercucuran keringatnya pada waktu mengalami nyeri persalinan. Respon terhadap nyeri juga dipengaruhi oleh keletihan dan gangguan tidur. Wanita yang letih mengalami kekurangan energi dan kemampuan untuk menggunakan strategi seperti distraksi dan imajinasi untuk menghadapi nyeri. Sebagai akibatnya wanita tersebut bisa kehilangan kemampuannya untuk berkoping dengan persalinan dan memilih analgesik atau obat-obatan lainnya untuk mengurang rasa nyerinya (whalley & Keppler,2002)

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka konsep hubungan konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2005). Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah menjelaskan hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu kala I. Teknik relaksasi merupakan teknik pereda nyeri yang banyak memberikan masukan terbesar karena teknik relaksasi dalam persalinan dapat mencegah kesalahan yang berlebihan pasca persalinan (Mander 2003). Variabel Independen Variabel Dependen Teknik Relaksasi bernafas Respon adaptasi Nyeri Gambarr 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

B. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional N Variabel o 1 Dependen Respon adaptasi nyeri 2 Independen Definisi Operasional Kemampuan ibu dalam menyesuaikan diri terhadap nyeri persalinan Cara Ukur Alat Ukur observasi Cheklist Hasil Ukur -Ya Jika ibu mangalami respon adatasi nyeri x 4 -Tidak Jika ibu tidak mengalami respon adaptasi nyeri x < 4 Skala Ukur Ordinal Teknik relaksasi bernafas Membebaskan pikiran dan beban dari ketegangan yang dengan sengaja diupayakan dan dipraktekkan observasi cheklist -Ya Jika ibu melakukan teknik relaksasi bernafas x 4 -Tidak Jika ibu tidak melakukan teknik relaksasi bernafas x < 4 Ordinal C. Hipotesa Ha : Ada hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I Ho : Tidak ada hubungan teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri pada ibu inpartu kala I

BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan rancangan penelitian cross sectional yaitu suatu penelitian di mana variabel variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel yang termasuk efek di observasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoadmodjo, 2005). B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Dr.Fauziah Kabupaten Bireuen pada tanggal 3 sampai 16 Agustus 2013 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti (Notoatmodjo, 2010). Dimana populasi dalam penelitian ini adalah ibu inpartu kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen. 2. Sampel Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara accidental sampling yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia (Notoatmodjo, 2002). Jumlah responden sebanyak 32 orang. D. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari lapangan dengan cara melakukan observasi langsung kepada responden dengan alternatif pilihan yang tercantum dalam lembaran format observasi. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Kepala Ruang Bersalin Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen. 2. Instrumen Penelitian Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini chekslist terdapat 5 pertanyaan untuk teknik relaksasi bernafas dan 5 pertanyaan untuk respon adaptasi nyeri, untuk masing-masing pertanyaan dengan melakukan observasi kepada responden, memberikan jawaban yang sesuai dengan alternatif pilihan yang tercantum dalam format cheklist yang akan di isi langsung oleh peneliti. Pertanyaan tentang teknik relaksasi bernafas dan respon adaptasi nyeri disusun dengan menggunakan skala Guttman. Pertanyaan bersifat tegas : benar dan salah dengan interprestasi penilaian apabila jawaban benar untuk pertanyaan positif bernilai 1 dan apabila salah nilainya 0, sedangkan untuk pertanyaan negatif apabila benar nilainya 0 dan untuk pertanyaan negatif apa bila salah nilainya 1 (Hidayat, 2007).

E. Pengolahan Data Proses pengolahan data dapat dilakukan melalui beberapa tahap. Menurut Arikunto, 2006 tahap pengolahan data meliputi : 1. Editing adalah memeriksa dan menyesuaikan dengan rencana semula seperti apa yang diinginkan. 2. Coding adalah mengklasifikasikan jawaban menurut jenisnya dengan memberikan kode tertentu. 3. Transfering adalah memindahkan jawaban responden dalam bentuk master tabel. 4. Tabulating adalah data yang sudah benar kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi. F. Analisa Data 1. Analisa Univariat Dilakukan terhadap variable dari hasil penelitian. Analisa ini menghasilkan distribusi dan persentasi dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Penilaian hasil ukur menggunakan kriteria penilaian yang terdiri dari : relaksasi bernafas dan respon adaptasi nyeri persalinan. Kriteria variabel relaksasi bernafas dan respon adatasi nyeri persalinan dilakukan dengan menggunakan rumus : P = F x 100 % N

Dimana : P F N = Persentase = Frekuensi = Jumlah Sampel 100% = Bilangan tetap (Budiarto, 2002). 2. Analisa Bivariat Analisa ini digunakan untuk menguji hipotesis yang diolah dengan computer menggunakan SPSS versi 15, untuk menentukan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen melalui uji Chi-Square Tes (X 2 ), untuk melihat kemungkinan (CI) 0,05 % (Arikunto, 2006), dengan ketentuan bila nilai P < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel terikat dengan variabe bebas. Untuk menentukan nilai P-value Chi-Square Tes (X 2 ) tabel, memiliki ketentuan sebagai berikut : a. Bila Chi-Square Tes (X 2 ) tabel terdiri dari tabel 2 x 2 dijumpai nilai ekspantasi (E) < 5, maka P-value yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai fisher exact test. b. Bila Chi-Square Tes (X 2 ) tabel terdiri dari tabel 2 x 2 tidak dijumpai nilai ekspantasi (E) < 5, maka P-value yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai continuity correction.

c. Bila Chi-Square Tes (X 2 ) tabel terdiri lebih dari tabel 2 x 2, contohnya tabel 3 x 2, 3 x 3 dan sebagainya, maka P-value yang digunakan adalah nilai yang terdapat pada nilai pearson chi- square (Hastono, 2001).

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah sakit umum berada di jalan T.Mayjend Hamzah No. 13 Kec. Jeumpa Kab. Bireuen, dengan luas 2567 H. Rumah sakit umum memiliki fasilitas diantaranya IGD, ruang kartu, apotik, poli umum, anak, gigi, THT, bedah, saraf, penyakit dalam, mata, diabetes, poli kebidanan, gudang, aula, ruang, kepegawaian, serta memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 500 karyawan, diantaranya 250 perawat, 25 dokter, 70 bidan, 30 asisten apoteker, 15 kesling, 80 kepegawaian. Adapun batas-batas wilayahnya adalah : 1. Sebelah barat berbatasan dengan desa Reuleut 2. Sebelah timur berbatasan dengan desa geudong-geudong 3. Sebelah utara berbatasan dengan desa karang rejo 4. Sebelah selatan berbatasan dengan desa menasah capa

B. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat a. Respon Adaptasi Nyeri Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Respon Adaptasi Nyeri Ibu Bersalin Kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen Tahun 2013 No Respon Adaptasi Nyeri f % 1 Ya 2 Tidak 28 4 87.5 12.5 Sumber Data Primer diolah Tahun 2013 Total 32 100.0 Berdasarkan tabel 5.1 diketahui bahwa dari 32 responden yang mengalami respon adaptasi nyeri sebanyak 28 orang (87.5%). b. Teknik Relaksasi Bernafas Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Teknik Relaksasi Bernafas Ibu Bersalin Kala I di Rumah sakit Wilayah Kabupaten Bireuen Tahun 2013 No Teknik Relaksasi Bernafas f % 1 Ya 19 59.4 2 Tidak 13 40.6 Total 32 100.0 Sumber Data Primer diolah Tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa dari 32 responden yang melakukan Teknik Relaksasi Bernafas sebanyak 19 oranga (59.4%).

2. Analisa Bivariat a. Hubungan Teknik Relaksasi Bernafas dengan Respon Adaptasi Nyeri Tabel 5.3 Tabulasi Silang Teknik Relaksasi Bernafas dengan Respon Adaptasi Nyeri Pasien Inpartu Kala I di Rumah Sakit Wilayah Kabupaten Bireuen Tahun 2013 Teknik Relaksasi Bernafas Ya Tidak Respon Adaptasi Nykeri Ya Tidak Total f % F % F % 19 100.0 0 0.0 19 100.0 9 62,9 4 30,8 32 100 Uji statistik P value α 0.02 0.05 Total 28 87.5 4 12.5 32 100 Sumber Data Primer diolah Tahun 2013 Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa dari 19 responden yang menggunakan teknik relaksasi bernafas mayoritas mengalami respon adaptasi nyeri sebesar 19 responden (100.0), dan dari 13 responden yang tidak menggunakan teknik relaksasi bernafas mayoritas mengalami respon adaptasi nyeri sebesar 9 responden (62,9%). Setelah dilakukan uji statistik dengan chi-squartest, maka diperoleh nilai p-value adalah 0.02 (p<0.05), yang berarti bahwa ada hubungan antara teknik relaksasi bernafas dengan respon adaptasi nyeri pada pasien inpartu kala I.