BAB II LANDASAN TEORI. berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sistem informasi dapat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, manajemen pemasaran dan

Pertemuan ke 10 Metode Jalur Kritis. Dalam Analisis CPM, dipakai suatu cara yang disebut hitungan maju dan hitungan mundur.

PERTEMUAN 11 Float dan Lintasan Kritis

1.4 Manfaat Manajemen Konstruksi

Critical Path Method (CPM) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan. Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini ialah :

BAB I 1.3. TUJUAN PENDAHULUAN

TEKNIK PERENCANAAN DAN PENJADWALAN PROYEK RUMAH TINGGAL DENGAN BANTUAN PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0. Erwan Santoso Djauhari NRP :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Data yang dominan dalam Tugas Akhir ini adalah Data Sekunder,

PENENTUAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN REHABILITASI JALAN ALIANYANG KOTA PONTIANAK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM)

BAB III METODE PENELITIAN

Pengembangan Perangkat Lunak. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma

BAB 5 PERENCANAAN WAKTU

BAB II STUDI PUSTAKA

PERCEPATAN WAKTU PADA SUATU PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE JALUR KRITIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Proyek Pemasangan 3 (tiga) unit Lift Barang di

MINGGU KE-6 MANAJEMEN WAKTU (LANJUTAN)


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Salah satu tipe technology process dalam manajemen operasi adalah. proyek. Teknologi dalam proyek berhubungan dengan salah satu jenis produk

BAB II LANDASAN TEORI

22/09/2007. Manajemen Waktu Proyek

PENJADWALAN PROYEK DENGAN ALAT BANTU PROGRAM PRIMAVERA PROJECT PLANNER 3.0 (P3 3.0)

ANALISIS WAKTU DAN BIAYA KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG HIPERBARIK RUMAH SAKIT PARU JEMBER. Budi Witjaksana1, Achmad Imron2

aderismanto01.wordpress.com

BAB III LANDASAN TEORI

MANAJEMEN WAKTU PROYEK MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KEPUSTAKAAN. untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PENDEKATAN METODE

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN WAKTU PROYEK

PENGELOLAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK (Perencanaan Waktu-3 : CPM)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN WAKTU

BAB II LANDASAN TEORI. Pengelola proyek selalu ingin mencari metode yang dapat meningkatkan

ANALISIS PERENCANAAN WAKTU DENGAN METODE LINTASAN KRITIS (CPM) PADA PROYEK PENGURUGAN DASAR JALAN RING ROAD KOTA SIDOARJO. Djamin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENJADWALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK GEDUNG BERTINGKAT

BAB III LANDASAN TEORI. A. Manajemen Proyek

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI ANALISIS DENGAN MENGGUNAKAN METODA PENJADWALAN LINIER PADA PROYEK PERUMAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JALUR KRITIS (Critical Path)

Operations Management

Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009

PERTUKARAN WAKTU DAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG SENI DAN BUDAYA (EX. GEDUNG MITRA) KOTA SURABAYA

Manajemen Proyek. Teknik Industri Universitas Brawijaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. secepatnya diselesaikan untuk mengejar keterlambatan. Gambar berikut ini merupakan ilustrasi dari kondisi proyek.

BAB III METODE PENELITIAN

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.1) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Riset Operasional. ELEMEN ANALISIS JARINGAN menggunakan beberapa istilah dan simbol berikut ini:

Project Management Time Management. Boldson H. S., S.Kom., MMSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS JARINGAN KERJA (NETWORK ANALYSIS)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN. (Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional) pada proyek pembangunan

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Tatap Kode MK Disusun Oleh Muka 10 MK Andre M. Lubis, ST, MBA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ir. Rony Ardiansyah, MT, IP-U III. Sumber: Ir. Faisol AM., MS

STUDI PERENCANAAN PERCEPATAN DURASI PROYEK DENGAN METODE LEAST COST ANALYSIS

Karena kompleksnya suatu proyek, para pengelola proyek selalu ingm memngkatkan kualitas perencanaan dan pengendalian. Banyak metode yang

OPTIMASI WAKTU PROYEK DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (Studi Kasus Proyek Rumah Susun Sederhana Sewa Pekanbaru)

MANAJEMEN PROYEK. Manajemen proyek meliputi tiga fase : 1. Perencanaan 2. Penjadwalan 3. Pengendalian

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN (WAKTU) PROYEK

Kata kunci: optimum, percepatan, lembur, least cost analysis.

STUDI PENJADUALAN, PERENCANAAN BIAYA DAN PENGENDALIAN JADUAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2003

Parno, SKom., MMSI. Personal Khusus Tugas

Operations Management

BAB III METODOLOGI 3.1 Pekerjaan Persiapan 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Analisa Data

BAB V ANALISA HASIL. kritis, artinya aktivitas tersebut merupakan aktivitas non kritis.

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

SIMULASI PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM 4D CAD ABSTRAK

ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING)

PROJECT TIME MANAGEMENT (MANAJEMEN WAKTU PROYEK BAG.2 : GANTT CHART, CPM DAN PERT) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

2014 PEMBUATAN PENJADWALAN SUATU PROYEK DENGAN METODE CPM ( ) BERBASIS MICROSOFT PROJECT

ANALISIS BIAYA PERCEPATAN AKIBAT PENAMBAHAN JAM KERJA MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF

PENJADWALAN PROYEK DENGAN PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) DAN RANKED POSITION WEIGHT METHOD (RPWM)

I T S INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA. Biodata Penulis TRI WAHYU NUR WIJAYANTO

ANALISIS PERCEPATAN WAKTU DAN OPTIMALISASI BIAYA MENGGUNAKAN CRITICAL PATH METHOD

APLIKASI ANALISIS NETWORK PLANNING PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN DENGAN METODE CPM

Penjadwalan Proyek dengan Menggunakan Metode Jalur kritis Project Scheduling Using Critical Path Method (CPM)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN PERSEMBAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

Transkripsi:

5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem adalah kumpulan dari suatu elemen atau komponen atau subsistemsubsistem yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. Informasi adalah suatu data yang telah diolah atau diproses menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sistem informasi dapat diidentifikasikan sebagai suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. Kegiatan sistem informasi adalah sebagai berikut: a. Masukan Menggambarkan suatu kegiatan penyediaan data untuk diproses. b. Proses Menggambarkan bagaimana suatu data diproses untuk menghasilkan suatu informasi yang bernilai tambah. c. Keluaran Suatu kegiatan untuk menghasilkan laporan dari proses tersebut. d. Penyimpanan Suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data. e. Kontrol Suatu aktivitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut sesuai dengan yang diharapkan.

6 Sedangkan Manajemen merupakan proses atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk mencapai tujuan. Jadi dapat disimpulkan, Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah upaya seseorang atau organisasi untuk membentuk suatu sistem yang dapat diandalkan dalam mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan pada perencanaan, pengorganisasian serta pengendalian kegiatan. 2.2. Sistem Informasi Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah suatu proses pengolahan proyek yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengaturan tugas tugas sumber daya dalam hal ini adalah tenaga ahli, tenaga kerja lapangan, bahan material dan biaya yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, dengan mempertimbangkan faktor faktor waktu dan biaya. Adanya Sistem Informasi Manajemen Proyek karena tuntutan akan kebutuhan bagaimana mengelola proyek secara hemat waktu, biaya proyek sesuai dengan yang dianggarkan dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan dapat dipertanggung jawabkan. Salah satu caranya ialah dengan mengatur kegiatan proyek yang saling berhubungan, misalnya kegiatan rancang bangun dengan kegiatan konstruksi, dimana apabila dalam tahapan perancangan pondasi sebuah bangunan sudah diselesaikan, maka pekerjaan pelaksanaan pondasi dapat dilakukan secara keseluruhan. Tahapan kegiatan tersebut baru dapat dilaksanakan selama pelaksanaan tidak ada lagi perubahan dari rancang bangunnya. Dalam konteks manajemen proyek, sistem pengolahan kegiatan diatas disebut dengan nama Fast Track yang memberikan dampak bahwa proyek yang dikelola dengan metode ini akan lebih cepat selesai daripada dilaksanakan secara

7 tradisional. Hal ini merupakan alasan pertama mengapa digunakan manajemen proyek. Alasan yang kedua mengapa metode manajemen proyek ini mulai banyak dipergunakan yaitu biaya proyek tidak dibebani biaya ganda dari overhead dan profit seperti apabila dilakukan dengan sistem Kontraktor utama yang membawahi sub-sub kontraktor. Alasan ketiga dalam pendekatan secara manajemen proyek yaitu jenjangjenjang yang tidak efisien dihapus dan dipersingkat jalur komunikasinya. Sehingga keputusan menjadi lebih cepat, kualitas prestasi dapat lebih dianalisa sedini mungkin. Manfaat Manajemen Proyek dibandingkan dengan sistem tradisional: 2.2.1. Segi biaya proyek a. Biaya optimal proyek dapat dicapai karena team manajemen konstruksi sudah berpartisipasi pada tahap awal perencanaan dengan membuat studi perbandingan dari penggunaan material yang akan dipakai dan metode pelaksanaannya. b. Biaya pembangunan keseluruhan proyek dapat dihemat dibandingkan dengan sistem tradisional karena tidak ada pembebanan ganda dari keuntungan kontraktor dan sub kontraktornya. Namun sebaliknya pemilik dibebani lagi dengan biaya konsultan manajemen konstruksi, sehingga manfaatnya harus dikaji kembali. 2.2.2. Segi waktu a. Dengan sistem fast track tidak perlu menunggu perencanaan/rancang bangun selesai seluruhnya, sehingga pelaksanaan dapat dimulai.

8 b. Waktu yang dipergunakan untuk perencanaan dan rancang bangun dapat lebih panjang sehingga kualitas disain makin sempurna dan proyek dapat direncanakan seoptimal mungkin. c. Pengadaan material/peralatan impor dapat diatur secara dini sehingga kemungkinan terlambat karena proses import (bila ada) dapat dihindarkan. Pada sistem tradisional harus menunggu dulu sampai seluruh perancangan selesai. 2.2.3. Segi kualitas a. Mutu lebih terjamin karena team Manajemen Konstruksi ikut membantu kontraktor dalam hal metode pelaksanaan, implementasi dan quality control. b. Mutu dan kemampuan kontraktor spesialis lebih terseleksi oleh pemilik proyek dibantu dengan team manajemen proyek. Sedangkan sistem tradisional seleksi kontraktor spesialis ditangan kontraktor utamanya. c. Kesempatan untuk penyempurnaan rancangan relatif banyak karena paket yang dilelang dilakukan secara bertahap dan paket perpaket. 2.3. Critical Path Method Model Jaringan Kerja ini ada setelah kebutuhan yang mendesak dan bagaimana menentukan cara mengorganisir suatu proyek dengan mengurangi waktu yang diperlukan dalam melaksanakan konstruksi yang akan menghasilkan pengurangan jumlah biaya langsung seminimum mungkin. Metode penjadwalan ini termasuk salah satu penjadwalan yang paling baik, dimana para developer diharuskan untuk memikirkan seluruh aspek kegiatan proyek disamping memperhatikan tujuan dari proyek tersebut.

9 Dalam diagram status aktivitas ditentukan dan digambarkan dalam jaringan kerja, dengan mempertimbangkan beberapa jenis hubungan antar aktivitas, antara lain hubungan Akhir-Awal (End-Start Relation). Urutan aktivitas yang digambarkan dalam diagram jaringan tersebut menggambarkan ketergantungan dari kegiatan aktivitas tersebut dari aktivitas lain dimana tiap-tiap aktivitas memiliki tenggang waktu pelaksanaan tertentu. Menentukan Waktu Kritis Pelaksanaan Dan Jalur Lintasan Kritis 2.3.1. Menentukan Waktu Kritis Pelaksanaan Rumus untuk menghitung besarnya S dan SF, sebagai berikut : S = SL BA = TL EF Dan SF = SA BA = TE EF Sedangkan untuk menentukan waktu kritis pelaksanaan dan jalur lintasan kritis, dapat dilihat pada Gambar 2.1 SA 30 SL ML S BA SA 40 SL ML S BA SA 50 SL Gambar 2.1 Perhitungan Waktu Lintasan Perhitungan waktu lintasan diatas mempunyai keterangan sebagai berikut: d = waktu yang diperlukan untuk melaksanakan suatu aktivitas. SA = TE = Saat paling awal terjadinya suatu event. SL = TL = Saat paling lambat yang diijinkan untuk terjadinya suatu event. MA = ES = Saat mulai paling awal suatu aktivitas. BA = EF = Saat berakhir paling awal suatu aktivitas.

10 ML = LS = Saat mulai paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas. BL = LF = Saat berakhir paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas. TF = S = sejumlah waktu sampai kapan aktivitas boleh diperlambat. SF = waktu aktivitas bebas. 2.3.2 Penentuan Lintas Kritis Untuk menentukan lintasan kritis diagram panah dikenal dengan langkahlangkah perhitungan sebagai berikut: A. Langkah 1. Perhitungan maju Dalam cara perhitungan maju dipakai beberapa anggapan sebagai berikut: a. Saat paling awal untuk terjadinya kejadian yang pertama dari jaringan kerja disamakan dengan nol. (SA = 0) b. Tiap-tiap aktivitas mulai paling awal (MA) disamakan dengan saat paling awal terjadinya event sebelumnya. c. Jadi BA = MA + d = SA + d, untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2 21 + 5 = 26 21 SA 30 d = 5 ML BA=26 40 Gambar 2.2 Perhitungan Maju Lintasan d. Untuk Merge Event, saat mulai paling awal terjadinya disamakan dengan harga terbesar dari saat berakhir paling awal dari aktivitas-aktivitas sebelumnya. SA event 50 dipilih sama dengan BA 2 = 26 (harga yang terbesar), untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3

11 BA 1 = 20 BA 2 = 26 SA 26 50 BA 3 = 19 Gambar 2.3 Merge Event Lintasan B. Langkah 2. Perhitungan mundur Sesudah langkah cara perhitungan maju selesai dilakukan sampai event yang terakhir, maka untuk pengecekan perlu dilakukan perhitungan mundur dimana perlu diperhatikan pedoman utama sebagai berikut: a. Saat paling lambat yang diijinkan pada event terakhir dari jaringan kerja disamakan dengan saat paling awal untuk event tersebut yang didapat dari cara perhitungan maju (SL = SA). b. Saat mulai paling lambat yang diijinkan untuk suatu aktivitas adalah (ML) sama dengan saat berakhir paling lambat (SL) yang diijinkan untuk kejadian berikutnya dikurangi waktu pelaksanaan aktivitas tersebut, untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.4

12 ML = SL - d 35 = 45 - d d = 8 50 35 ML=35 60 SL 45 ML = BL - d = SL - d Gambar 2.4 Perhitungan Mundur Lintasan c. Untuk bursa event, saat paling lambat yang diijinkan untuk terjadinya suatu event sama dengan harga terkecil dari saat mulai paling lambat yang diijinkan untuk aktivitas-aktivitas sesudahnya, seperti pada Gambar 2.5 Dipilih harga ML terkecil yaitu ML 1 = 31, SL event 60 = ML 1 ML 1 = 31 60 SL 31 ML 2 = 35 ML 3 = 40 Gambar 2.5 Bursa Event Lintasan C. Langkah 3. Perhitungan Float Float diartikan sebagai skala waktu yang longgar bagi pelaksanaan suatu aktivitas atau beberapa aktivitas, sehingga aktivitas tersebut pelaksanaannya dapat diperlambat secara maksimum sesuai dengan besarnya float tadi agar jadwal

13 pelaksanaan proyek tidak terganggu, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.6 event i event j SA i SL j SA i SL j B C TF C TF b B C A TF a FF a A SF a A IF b Gambar 2.6 Float 2.4 Data Sebagai input dari proses perhitungan bahan dan tenaga kerja didapat dari data harga bahan material dan upah tenaga kerja yang berlaku pada periode 2003 2004 yang ditetapkan oleh Dinas pekerjaan umum. Kemudian akan diinputkan juga konstanta-konstanta harga satuan setiap pekerjaan yang didapat dari analisa bahan dan tenaga kerja. Sehingga menghasilkan harga total yang diperlukan dalam penyelesaian suatu pekerjaan atau aktivitas tertentu. Untuk input volume aktivitas didapatkan dari gambar proyek dan volume total proyek dari hasil

14 penjumlahan seluruh volume aktivitas sehingga menghasilkan Estimasi Durasi Aktivitas. 2.5 Interaksi Manusia dan Komputer Prinsip kerja dalam sebuah sistem komputer adalah masukan, proses, keluaran (input, process, output). Cara yang umum seseorang bekerja dengan komputer adalah pengguna memberikan suatu perintah kepada komputer, komputer menanggapi dengan menuliskan tanggapan itu pada layar tampilan. Agar pengguna dan komputer dapat saling berinteraksi diperlukan suatu media yang memungkinkan interaksi tersebut berlangsung. Oleh karena itu dikembangkan semacam antar muka berbasis grafis yang kemudian dikenal dengan istilah Grapichal User Interface (GUI). Dengan antar muka berbasis grafis sampai saat ini orang merasakan berbagai kemudahan dalam pengoperasian sebuah program aplikasi. Tujuan utama disusunnya berbagai cara Interaksi Manusia dan Komputer (IMK), pada dasarnya adalah untuk memudahkan manusia dalam mengoperasikan komputer dan mendapatkan berbagai umpan balik yang diperlukan saat bekerja dalam sebuah sistem komputer. Agar hal ini bisa tercapai diperlukan suatu perangkat lunak yang mempunyai antar muka yang bagus, mudah dioperasikan, mudah dipelajari dan pengguna merasa senang untuk menggunakan perangkat lunak tersebut.