BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan salah satu cara manusia untuk dapat berhubungan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menghadapi persaingan di era globalisasi perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi memiliki prosedur kerja yang baik, struktur organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik (Public Service) merupakan segala macam kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaan. Hal ini disebabkan karena kualitas jasa dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Salah satunya terjadi di bidang otomotif. Makin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia hiburan pada kehidupan sekarang sudah semakin maju, maka

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Semua warga negara berhak mendapatkan jaminan kesehatan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Daerah, bahwa Peraturan Daerah tentang Recana

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan kerja menurut Martoyo (2004:132) adalah keadaan emosional karyawan

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat atau alat dilaksanakannya berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. membuat persaingan menjadi kuat dan saling berkompetisi dengan perusahaan lain

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis dalam bidang jasa dewasa ini bertumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi hal yang teramat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ini, yang ditandai dengan adanya perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya era globalisasi serta tersedianya arus informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat dan kompetitif dari dunia usaha.. Konsekuensi dari hal. kebutuhan pokok maupun untuk kegiatan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Meningkatnya intensitas persaingan dari pesaing menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya peluang bisnis ritel di Indonesia telah memacu perusahaan ritel

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian terhadap kepuasan kerja menjadi penting dalam organisasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. interaksi serta rangkaian aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kotller (2003;20)

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB I PENDAHULUAN. penduduk negara yang bersangkutan. Pelayanan publik disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukannya jauh dari sekedar alat produksi dan penggerak aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undangundang

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu lembaga teknis di lingkungan Pemerintah Kota Bandung. Awal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar bidang usaha dan bagian hidup sehari-hari. Di Indonesia

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API BISNIS SENJA KEDIRI PADA PT. KAI (DAOP VII) MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. bahkan detik. Perkembangan perkembangan teknologi ini terjadi di setiap

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkat kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan formal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Selvy Normasari dkk (2013) mengenai Pengaruh

I. PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dewasa ini berkembang dengan cepat dan pesat, terlebih

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen

BAB I PENDAHULUAN. produk atau harapan-harapannya. Kotler (1997: 36). Meningkatnya derajat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu Negara dikatakan maju jika di bidang pendidikannya juga

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketidakpuasannya akan pekerjaannya saat ini. Keinginanan keluar atau turnover

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. KESIMPULAN DAN SARAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah kepala daerah dilantik. Bandung mempunyai tugas pokok membantu kepala daerah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade terakhir, kualitas jasa semakin mendapatkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat atau wadah dimana semua orang berkumpul, berkerjasama secara rasional

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kualitas pelayanan (service quality) dipandang sebagai salah satu alat

BAB I PENDAHULUAN. hidup di era telekomunikasi, kini menuju era full competition, dimana

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dengan tenaga sumber daya manusia yang dominan, kepuasan

BAB II LANDASAN TEORI. melalui jasa atau produk yang dikonsumsi (Nasution, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas, setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat.

EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT NIRMALA SURI SUKOHARJO SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan Indonesia dikategorikan ke dalam dua bagian, yaitu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan salah satu cara manusia untuk dapat berhubungan dengan manusia lainnya untuk saling mengenal, berkumpul, saling bekerja sama, dan saling berkoordinasi didalam mewujudkan suatu tujuan tertentu. organisasi pada dasarnya digunakan sebagai wadah atau tempat dari berbagai kegiatan orangorang yang bekerjasama dalam usaha mencapai suatu tujuan bersama sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Seiring dengan meningkatnya intensitas persaingan suatu organisasi menuntut organisasi yang dijalankan untuk selalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan masyarakat serta berusaha memenuhi harapan masyarakat dengan cara memberikan pelayanan yang lebih memuaskan dari pada yang dilakukan oleh pesaing. Kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berpengaruh dengan produk, jasa, proses, manusia, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Sehingga definisi kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan masyarakat serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan masyarakat. Pengertian atau makna atas konsep kualitas telah diberikan oleh banyak pakar dengan berbagai sudut pandang yang berbeda, sehingga menghasilkan definisi-definisi yang berbeda pula. Menurut Goest dan Davis yang dikutip 1

2 Tjiptono (2004: 51), mengemukakan bahwa kualitas diartikan Sebagai suatu kondisi dinamis dimana yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Dari beberapa definisi kualitas pelayanan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas pelayanan adalah segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi guna memenuhi harapan masyarakat. Kualitas memiliki hubungan yang erat dengan kepuasan kerja pegawai. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada masyarakat untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan organisasi atau suatu badan pemerintah. Dalam jangka panjang suatu organisasi atau badan pemerintah dapat meningkatkan kepuasan masyarakat dimana organisasi memaksimumkan pengalaman masyarakat yang menyenangkan dan meminimumkan pengalaman masyarakat yang kurang menyenangkan. Dalam hal ini masyarakat semakin terbuka dalam memberikan kritik bagi kualitas pelayanan yang diterimanya. Oleh karena itu substansi administrasi sangat berperan dalam mengatur dan mengerahkan seluruh kegiatan organisasi pelayanan dalam mencapai tujuan. Menurut Davis (1996: 105), kepuasan kerja adalah Seperangkat perasaan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan karyawan. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dimana terdapat 5 (lima) dimensi. Menurut Parasuraman (1990) yang dikutip dalam buku Fandi Tjiptono menunjukkan bahwa persepsi pelanggan terdapat kualitas pelayanan yang meliputi persepsi yang berhubungan dengan Sarana Fisik (Tangibles), Keandalan (Reliability), Daya

3 Tanggap (Responsiveness), Jaminan (Assurance), dan Empati (Em phaty) yang dapat diukur dengan instrumen SERV QUAL. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah atau BAPPEDA Kota Bandung merupakan lembaga atau badan yang bergerak di bidang perencanaan, dari tahun ke tahun terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan dibidang pembangunannya sebagai sarana dan prasarana masyarakat. Kota Bandung merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Barat dimana didalamnya terdapat beberapa instansi atau lembaga pemerintah untuk menunjang keberhasilan kota tersebut. Dimana didalamnya terdapat Kantor Dinas, Badan, Kementrian, Lembaga, Perusahaan Daerah, dan lain-lain. Salah satunya terdapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung yang bergerak sebagai lembaga perencana pembangunan yang berkualitas, aspiratif, dan aplikatif di Kota Bandung. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung didirikan pada tahun 1972 yang ditetapkan dengan SK Gubernur Provinsi Jawa Barat No. 43 Tahun 1972. Dalam lingkup Kota Bandung sendiri, pembentuka BAPPEDA kotamadya Daerah Tingkat II Bandung didasarkan pada Perda No. 21 Tahun 1981 dan Perda No. 24 Tahun 1981, sebagaimana telah mengalami penyesuaian dengan perubahan paradigma pembangunan. Seiring dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, maka pemerintah Kota Bandung menata kembali struktur organisasi perangkat daerahnya, termasuk merubah nama BAPPEDA Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung menjadi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung.

4 Perubahan ini ditetapkan dengan Perda Kota Bandung No. 06 Tahun 2001 tentang pembentukan dan susunan organisasi lembaga teknis daerah tingkat Kota Bandung. Pelayanan yang dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung seharusnya dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat seperti dalam kecepatan, ketepatan, dan pemberian informasi yang lengkap dan akurat mengenai rencana-rencana yang akan dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. Berdasarkan hasil penjajagan yang peneliti lakukan pada Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. Peneliti menemukan permasalahan tentang masih rendahnya tingkat kepuasan kerja pegawai. Hal ini terlihat dari indikator sebagai berikut: 1. Pekerjaan yang menantang, karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan -pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan mereka. Karakteristik tersebut membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, seperti yang terjadi di kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung terdapat beberapa jumlah pegawai yang mengalami kejenuhan sehingga akibatnya kualitas dan kuantitas kerja menjadi menurun. Hal ini dapat ditunjukkan dari disiplin kerja yang menurun, kurangnya semangat untuk melakukan pekerjaan, kemangkiran, dan sebagainya. Hal ini berdampak pada tidak terpenuhinya target waktu yang telah ditentukan.

5 2. Kondisi kerja yang mendukung, karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik. Tetapi hal ini masih belum terwujud karena masih kurangnya fasilitas yang dapat dikatakan memadai dan modern dan ruang kerja pegawai pun masih bisa dibilang sempit. Berdasarkan masalah diatas mengenai kepuasan kerja pegawai yang masih rendah di kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Bandung, peneliti menduga disebabkan oleh rendahnya kualitas pelayanan yang ada. Hal ini terlihat dari: 1. Daya tanggap, diperlukan untuk menghasilkan solusi dari setiap keluhankeluhan yang ada. Dan hal tersebut masih belum terealisasi dilihat dari kurang seriusnya atasan atau pimpinan untuk menyelesaikan setiap keluhan-keluhan pegawai kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung, contohnya: masih simpang siur terhadap tugas atau pekerjaan yang diberikan dan keluhan mengenai fasilitas yang didapatkan. 2. Bukti Langsung, berupa sarana dan prasarana yang kurang memadai, salah satunya adalah komputer. Karena komputer yang dimiliki di kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung sudah mesti perbaharui dan kuno. Kondisi ini menyulitkan pegawai dalam mengerjakan dan menyelesaikan setiap tugastugasnya dan dikhawatirkan tiba-tiba komputernya rusak atau mati otomatis pekerjaan menjadi tertunda dan terhenti.

6 Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang dituangkan kedalam laporan penelitian yang berjudul Hubungan Kualitas Pelayanan Dengan Kepuasan Kerja Pegawai Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Adakah hubungan antara Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja Pegawai kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung? 2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja Pegawai kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung? 3. Usaha apa yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja Pegawai kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung?

7 1.3 Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian a. Mendapatkan gambaran nyata tentang hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan kerja pegawai kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. b. Mencari informasi dan data yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. c. Mengembangkan data dan informasi tentang usaha-usaha menanggulangi hambatan yang terjadi pada kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian a.ingin mengetahui bagaimana Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja Pegawai kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. b.ingin mengetahui faktor apa saja yang menghambat Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja Pegawai kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. c.ingin mengetahui bagaimana upaya yang harus dilakukan dalam Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja Pegawai kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung.

8 1.3.3Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Secara Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori yang peneliti peroleh selama perkuliahan dan bagi pengembangan Ilmu Administrasi Negara pada umumnya, khususnya mengenai Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja. b. Kegunaan Secara Praktis 1. Bagi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung, yaitu hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat mengenai masalah yang menyangkut Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja Pegawai kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. 2. Bagi Peneliti, yakni menemukan pemahaman keilmuan khususnya mengenai Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja Pegawai kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. 3. Bagi Pihak Umum, yaitu hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak umum yang menaruh perhatian dan minat untuk mengkaji lebih lanjut mengenai kualitas pelayanan dengan kepuasan.

9 1.4 Kerangka Pemikiran Berkaitan dengan topik permasalahan mengenai Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja Pegawai kantor sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung serta untuk mempermudah pemecahan masalah laporan dalam suatu penelitian memerlukan kerangka pemikiran yaitu berupa teori yang bertitik tolak pada pendapat para ahli. Selanjutnya peneliti akan menguraikan kerangka pemikiran mengenai beberapa definisi kualitas pelayanan salah satunya menurut Supranto (2002: 226) diartikan sebagai Sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Menurut Albrecht dan Zemke (dalam Dwiyanto, 2005: 145) bahwa kualitas pelayanan publik merupakan Hasil interaksi dari berbagai aspek, yaitu sistem pelayanan, sumber daya manusia pemberi pelayanan, strategi dan pelanggan. Selain itu menurut Kotler (2002: 83) yang mendefinisikan kualitas pelayanan merupakan: Setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Dengan demikian kebutuhan para penerima layanan harus dipenuhi oleh pihak penyelenggara pelayanan agar para penerima layanan tersebut memperoleh kepuasan. Untuk itulah diperlukan suatu pemahaman tentang konsepsi pelayanan. Menurut Wyckof (dalam Tjiptono, 1996: 59), yang menyatakan: Kualitas pelayanan diartikan sebagai tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Kualitas pelayanan bukanlah dilihat dari sudut pandang pihak penyelenggara atau

10 penyedia layanan, melainkan berdasarkan persepsi masyarakat penerima layanan. Pelangganlah yang mengkonsumsi dan merasakan pelayanan yang diberikan, sehingga merekalah yang seharusnya menilai dan menentukan kualitas pelayanan. Adapun ukuran dari kualitas pelayanan yang didasarkan pada dimensi pokok kualitas pelayanan, menurut Tjiptono (2004: 59), sebagai berikut: 1. Bukti Langsung (tangibles), yaitu berupa fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik peralatan yang dipergunakan, representasi fisik dari jasa yang dimiliki oleh kantor. 2. Keandalan (reliability), yaitu mencakup dua hal pokok yaitu, konsistensi kerja (perform ance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti pegawai memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama. 3. Daya Tanggap (resvonsiveness), yaitu kemauan atau kesiapan para pegawai kantor untuk memberikan jasa yang dibutuhkan masyarakat. 4. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para pegawai, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. 5. Empati (emphaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan antara bawahan dengan atasan, antara bawahan dengan bawahan, antara bawahan dengan masyarakat. Setiap karyawan secara individual mempunyai kepuasan kerja yang berbeda, sekalipun barada dalam tipe pekerjaan yang sama, hal ini tergantung tingkat kebutuhannya dan sistem yang berlaku pada dirinya. Selain menguraikan beberapa definisi mengenai kualitas pelayanan peneliti juga akan membahas beberapa definisi atau pengertian mengenai kepuasan kerja. Beberapa referensi berikut ini dapat memberikan kejelasan makna kepuasan kerja. Handoko (2001: 35) menyatakan bahwa: Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

11 Sedangkan kepuasan kerja menurut Effendi (2009: 290), berpendapat bahwa: Kepuasan kerja adalah merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif, dan lain-lain, atau mempunyai hubungan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam organisasi. Kemudian peneliti akan menguraikan pengertian kepuasan kerja menurut George dan Jones (2007) yang dikutip Priansa dalam buku perencanaan dan pembangunan sumber daya manusia (2014: 291), yang mengatakan bahwa Kepuasan kerja merupakan sekumpulan perasaan, keyakinan, dan pikiran tentang bagaimana respon seseorang terhadap pekerjaannya. Sedangkan menurut Robbins (Hasibuan, 2007: 181) menyatakan bahwa faktor-faktor yang lebih penting mendorong kepuasan kerja adalah: 1. Kerja yang menantang, artinya karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan. Karakteristik ini membuat kerja secara mental menantang. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang menciptakan kebosanan, tetapi yang terlalu banyak menantang menciptakan frustasi dan perassaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan. 2. Ganjaran yang pantas, artinya para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang mereka persepsikan sebagai adil, tidak kembar arti, dan strategis dengan pengharapan mereka. Bila upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar akan dihasilkan kepuasan. 3. Kondisi kerja yang mendukung, artinya karyawan peduli akan lingkungan kerja baik untuk kenyamanan pribadi maupun untuk memudahkan mengerjakan tugas yang baik. Studi-studi memperagakan bahwa karyawan lebih menykai keadaan sekitar fisik yang tidak berbahaya atau merepotkan.

12 4. Rekan kerja yang mendukung, artinya orang-orang mendapatkan lebih daripada sekedar uang atau prestasi kerja yang terwujud dari dalam kerja. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi sosial. Oleh karen itu tidaklah mengejutkan bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan mendukung, menghantar ke kepuasan kerja yang meningkat. Menurut definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah keaddaan psikis yang menyenangkan yang dirasakan oleh pekerja dalam suatu lingkungan pekerjaan karena terpenuhinya kebutuhan secara memadai. Teori yang menghubungkan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan kerja diuraikan oleh Rusydi dan Fathoni (2010) bahwa: Kualitas pelayanan yang meliputi bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati berpengaruh besar terhadap kepuasan. Variabel daya tanggap (resvonsiveness) memiliki pengaruh paling dominan terhadap kepuasan. Untuk memperjelas acuan ini, maka dapat dibuat model paradigma pemikiran mengenai Hubungan Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja Pegawai kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. Maka berdasarkan teori dan pendapat yang telah diuraikan diatas maka dapat digambarkan paradigma pemikiran sebagai berikut:

13 Kualitas Pelayanan Tjiptono, (2004: 59) 1. Bukti Langsung (tangibles) 2. Keandalan (reliability) 3. Daya Tanggap (responsiveness) 4. Jaminan (assurance) 5. Empati (emphaty) Kepuasan Kerja Robbins (Hasibuan (2007 :181) 1. Kerja menantang 2. Ganjaran yang pantas 3. Kondisi kerja 4. Rekan kerja GAMBAR 1.1 Paradigma Pemikiran Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja 1.5 Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Berdasarkan kerangka pemikiran, sebagaimana dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut : 1. Hipotesis Penelitian a. Ada hubungan yang signifikan antara kualitas pelayanan dengan kepuasan kerja pegawai sub bagian umum dan kepegawaian badan perencanaan pembangunan daerah kota bandung.

14 b. Ada Faktor penghambat kualitas pelayanan dengan kepuasan kerja pegawai sub bagian umum dan kepegawaian badan perencanaan pembangunan daerah kota bandung. c. Usaha pimpinan untuk mengatasi hambatan-hambatan kualitas pelayanan dengan kepuasan kerja pegawai sub bagian umum dan kepegawaaian badan perencanaan pembangunan daerah kota bandung. 2. Hipotesis Statistik Adapun hipotesa statistiknya adalah sebagai berikut : 1. H0 ρs = 0, artinya tidak adanya perbedaan hubungan antara Kualitas Pelayanan (X) dengan Kepuasan Kerja (Y). 2. H 1 ρs 0, artinya ada perbedaan hubungan antara Kualitas Pelayanan (X) dengan Kepuasan Kerja (Y). 3. Berikut ini peneliti uraikan paradigma penelitian : X Y Y GAMBAR 1.2 Paradigma Penelitian Kualitas Pelayanan dengan Kepuasan Kerja Keterangan gambar : X = Variabel kualitas pelayanan Y = Variabel kepuasan kerja 3. Operasional Variabel

15 Berdasarkan hipotesis diatas, maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional harus bisa diukur dan dipahami orang lain, peneliti mengajukan definisi operasional sebagai berikut: a. Hubungan menunjukan seberapa jauh keterkaitan atau hubungan antara Kualitas Pelayanan (X) dengan Kepuasan Kerja (Y) pada Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. b. Kualitas Pelayanan adalah dimana segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi atau badan guna memenuhi harapan pada manusia atau masyarakat di kantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung. Adapun indikatornya yaitu: Bukti Langsung (tangibles), Keandalan (reliability), Daya Tanggap (resvonsiveness), Jaminan (assurance), Empati (emphaty). c. Kepuasan kerja adalah perasaan seseorang atau pegawai setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya di Badan perencanaan pembangunan daerah kota bandung khususnya di Sub Bagian Umum dan kepegawaian. Adapun indikatornya yaitu: Kerja Menantang, Ganjaran yang Pantas, Kondisi Kerja, Rekan Kerja. Berikut ini peneliti akan mengemukakan operasionalisasi variabel pengawasan dan variabel kinerja pegawai untuk memudahkan dalam pembuatan angket dan pedoman wawancara yang tersaji pada tabel 3.1 dan 3.2 sebagai berikut:

16 TABEL 1.1 OPERASIONAL VARIABEL KUALITAS PELAYANAN DIMENSI INDIKATOR ITEM VARIABEL 1 2 3 4

17 Kualitas pelayanan (X) Fandy Tjiptono (1996: 70) 1. Bukti Langsung (Tangibles) a. Ruangan yang nyaman b. Tersedianya Fasilitas c. Berpenampilan Rapih 1 2 3 2. Keandalan a. Tepat Waktu 4 (Reliability) b. Kecepatan Kerja 5 c. Akurasi Pelayanan 6 3. Daya Tanggap a. Menanggapi Keluhan 7 (Responsiveness) b. Penyelesaian Masalah 8 4. Jaminan a. Ketepatan Waktu 9 (Assurance) b. Bersikap Sopan 10 5. Empati (Emphaty) a. Perhatian Akan 11 Keluhan Pegawai b. Memberikan Perhatian 12 Tanpa Melihat Status Sosial Sumber:Fandy Tjiptono (1996: 70) TABEL 1.2 OPERASIONAL VARIABEL KEPUASAN KERJA VARIABEL DIMENSI INDIKATOR ITEM

18 1 2 3 4 Kepuasan Kerja (Y) Robbins (Hasibuan 2007: 181) 1. Pekerjaan Yang Menantang a. Kepercayaan Pimpinan b. Pengambilan Keputusan c. Kemampuan menyelesaikan Tugas 13 14 15 2. Ganjaran Yang Pantas a. Promosi Jabatan b. Pemberian Penghargaan c. Pemberian tunjangan 16 17 18 3. Kondisi Kerja Yang Mendukung a. Keamanan Tempat Kerja b. Ruang Kerja Yang Memadai 19 20 4. Rekan Kerja a. Hubungan Yang Harmonis b. Adanya Kerjasama c. Saling Bantu Menyelesaikan Masalah 21 22 23 Sumber: Robbins (Hasibuan 2007: 181) 1.6 Lokasi dan Lamanya Penelitian 1.6.1 Lokasi penelitian

19 Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti dikantor Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Bandung yang terletak di Jalan Tamansari No. 76 Bandung. 1.6.2 Lamanya Penelitian Adapun mengenai waktu penelitian memakan waktu penjajagan yang dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015 s/d 20 Desember 2015 serta pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2016 s/d 8 Februari 2016.