BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II LANDASAN TEORI

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

IAS 7 Laporan Arus Kas

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

Laporan Keuangan: Neraca

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB II PERSAMAAN AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas didefenisikan sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II BAHAN RUJUKAN. Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat 1 menyatakan

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Laporan Arus Kas Pada PO. Gunung Sembung Putra Bandung

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Laporan Arus Kas. menjadi beberapa aktivitas yaitu: a. Aktivitas Operasi. b. Aktivitas Investasi

Catatan 31 Maret Maret 2010

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORITIS. untuk menjamin kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan sehingga kas

LAPORAN ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI BERHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI YANG MENGHASILKAN LABA BERSIH. Pembayaran kegiatan operasi lainnya

JUMLAH AKTIVA

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan kemajuan yang secara periodik dilakukan pihak manajemen perusahaan yang

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB II BAHAN RUJUKAN

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

LAPORAN ARUS KAS Juru uru an Akuntans Akuntan i UK Petra

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. II.1. Pengertian dan Manfaat Laporan Arus Kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

CASH FLOWS Laporan Arus Kas Isi dan format Laporan Arus Kas

KOMPONEN LAPORAN KEUANGAN (FINANCIAL STATEMENT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

Sartono ( 2001: 6 ) Manajemen keuangan adalah sebagai manajemen dana, baik

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. perusahaan menyajikan informasi untuk pasar modal. Teori sinyal

BAB II BAHAN RUJUKAN. dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGAN. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan yang berisikan informasi seputar

BAB II LANDASAN TEORI

METADATA INFORMASI DASAR

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Contoh Soal Laporan Keuangan. Pada tanggal 31 Desember 2010 Perusahaan Jasa Laundry Necis menyajikan data sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN TEORI. PSAK 1 revisi 2009 paragraf 5 menyatakan Laporan keuangan bertujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas-aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut. Laporan keuangan ini sering juga dinyatakan produk akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja perusahaan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002 : 1.3 par.07) laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen berikut ini: 1. Neraca, 2. Laporan laba rugi, 3. Laporan perubahan ekuitas, 4. Laporan arus kas, dan 5. Catatan atas laporan keuangan. 1. Neraca Neraca adalah laporan keuangan dalam akuntansi yang menunjukkan keadaan keuangan secara sistematis dari perusahaan pada saat tertentu dengan cara menyajikan daftar aktiva, utang, dan modal pemilik perusahaan.

Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.1) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia disebutkan dalam neraca, a. perusahaan menyajikan asset lancar terpisah dari asset tidak lancar dan kewajiban jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri tertentu diatur dalam PSAK khusus. Asset lancar disajikan menurut urutan likuiditas sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo. b. perusahaan harus menggunakan informasi jumlah setiap asset yang akan diterima dan kewajiban yang akan dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal neraca. c. apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan yang dapat di identifikasi dengan jelas, maka klasifikasi maka asset lancar dan tidak lancar serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan informasi yang bermanfaat yang membedakan asset bersih sebagai modal kerja dengan asset yang digunakan untuk operasi jangka panjang. Neraca terdiri dari 3 unsur: Aktiva, Hutang, dan Modal. a. Pengertian aktiva Aktiva merupakan manfaat ekonomi yang di peroleh pada masa yang akan datang, atau penguasaan sumber ekonomi oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa lalu.

Pengertian aktiva (menurut Yusuf 1999 : 22) menerangkan aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang biasa dinyatakan dalam satuan uang. (Menurut Sugiri dan Sumiyana 1996 : 12) menerangkan aktiva ialah manfaat ekonomi dimasa mendatang yang cukup pasti,yang diperoleh atau dikuasai oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa masa lampau. Aktiva secara garis dapat diklasifikasikan atas aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Standar Akuntansi Keuangan membedakan aktiva lancar dan aktiva tidak lancar dengan beberapa syarat. Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut: 1) diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan, 2) dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan agar direalisir dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca, 3) berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi sebagai aktiva tidak lancar. Dalam neraca aktiva lancar disajikan berdasarkan urutan likuiditasnya yaitu aktiva yang paling likuid sampai aktiva yang paling tidak likuid. Aktiva lancar biasanya terdiri dari kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang dagang, persediaan dan biaya dibayar dimuka. Sedangkan aktiva tidak lancar atau aktiva tetap ialah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relative permanen yang

digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. (Menurut PSAK No.16) aktiva tetap ialah: Aktiva yang berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau lebih dulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk, seperti : tanah, bangunan, mesin, kendaraan,dan lain-lain. b. Pengertian hutang / kewajiban Kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan kekayaan ekonomis dimasa yang akan datang dengan memberikan harta atau jasa kepada pihak lain dimasa yang akan datang sebagai akibat dari suatu transaksi atau kejadian dimasa yang sudah terjadi. (Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 : 49b) Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Definisi hutang /kewajiban menurut FASB Kewajiban diartikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi dimasa datang yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer asset atau menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa lalu.

SFAC No. 6 mendefinisikan hutang sebagai berikut : Liabilities are probable future sacrifices of economic benefit arising from fresent obligationsof a particular entity to transfer asset or provide services to orther entities in the future as a result of past transactions or events. Sama hal-nya dengan aktiva, kewajiban juga mempunyai klasifikasi yaitu : kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar. c. Modal (ekuitas) Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya dalam perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan modal pemiliknya sendiri sedangkan dalam perusahaan perseorangan perlu dibedakan antara modal disetor dengan modal dari pendapatan (retained earning). Defenisi modal menurut (APB Statement No.4) yaitu owner s equity is the interest of owner of an enterprise which is the excess of an enterprise s asset overits liabilities. Defenisi modal menurut (SFAC No.6) yaitu equity or net asset is the residual interest in the asset of an entity that remains after deducting its liabilities. Berikut ini penulis menyajikan sebuah contoh penyusunan neraca perbandingan perusahaan jasa, neraca perusahaan dagang yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. XYZ yang penulis tampilkan pada hal.10 tabel 2.1.

Tabel 2.1 Contoh neraca perusahaan jasa PT. XYZ NERACA PER 31 DESEMBER 2010 AKTIVA Aktiva Lancar Kas 15.000.000 Bank 45.000.000 Deposito 100.000.000 Piutang usaha 60.000.000 Piutang wesel 10.000.000 Perlengkapan 3.000.000 Biaya dibayar dimuka 5.000.000 Pajak dibayar dimuka 30.000.000 Investasi jangka panjang Saham 30.000.000 Obligasi 50.000.000 Jumlah aktiva lancar dan investasi JK panjang 321.000.000 Aktiva tetap Tanah 200.000.000 Bangunan 300.000.000 Peralatan kantor 50.000.000 Kendaraan 20.000.000 Furniture 10.000.000 Jumlah Aktiva Tetap 580.000.000 Total aktiva 901.000.000 Hutang Lancar Hutang usaha 81.000.000 Hutang biaya 8.000.000 Hutang pajak 2.000.000 Hutang bank 50.000.000 Uang muka penjualan 10.000.000 Jumlah hutang lancer 151.000.000 Hutang jangka panjang Hutang bank 100.000.000 Hutang hipotik 100.000.000 Jumlah hutang jangka panjang 200.000.000 Ekuitas Modal Pemilik 550.000.000 Jumlah modal 550.000.000 Jumlah kewajiban dan modal 901.000.000

Tabel 2.2 Contoh neraca perusahaan dagang PT. XYZ NERACA PER 31 DESEMBER 2010 AKTIVA Aktiva lancer Kas 15.000.000 Bank 45.000.000 Deposito 50.000.000 Piutang dagang 60.000.000 Piutang wesel 10.000.000 Persediaan barang dagang 53.000.000 Biaya dibayar dimuka 5.000.000 Pajak dibayar dimuka 3.000.000 Jumlah aktiva lancer 241.000.000 Aktiva tetap Tanah 200.000.000 Bangunan 300.000.000 Kendaraan 50.000.000 Peralatan kantor 20.000.000 Furniture 10.000.000 Jumlah aktiva tetap 580.000.000 Total aktiva 821.000.000 Hutang lancer Hutang dagang 81.000.000 Hutang biaya 8.000.000 Hutang Pajak 2.000.000 Hutang bank 50.000.000 Uang muka penjualan 10.000.000 Jumlah hutang lancer 151.000.000 Hutang jangka panjang Hutang bank 30.000.000 Hutang hipotik 40.000.000 Hutang Obligasi 50.000.000 Jumlah hutang jangka panjang 120.000.000 Ekuitas Modal usaha 400.000.000 Laba ditahan 150.000.000 Jumlah modal 550.000.000 Total kewajiban dan ekuitas 821.000.000

Dari kedua contoh neraca diatas dapat disimpulkan perbedaan antara neraca perusahaan jasa dan neraca perusahaan dagang. Perusahaan jasa adalah perusahaan yang kegiatan ekonominya menjual dalam bentuk jasa. Contoh perusahaan jasa adalah perusahaan Travel, Salon, dan Asuransi. Sedangkan perusahaan dagang adalah Perusahaan yang menjual produk kepada konsumen. Contohnya Giant, Hypermart dan Hero. Sedangkan perbedaannya pada neraca adalah Neraca pada perusahaan jasa tidak menampilkan akun Persediaan barang dagang. Berikut ini penulis menyajikan sebuah ilustrasi penyusunan neraca perbandingan yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. ABC yang penulis tampilkan pada hal.13,tabel 2.3..

Tabel 2.3 Neraca perbandingan PT. ABC PT. ABC Neraca Perbandingan Per 31 Desember 2010 dan 2009 2010 2009 kenaikan / Penurunan Aktiva Kas 97.500 26.000 71.500 Piutang Usaha 74.000 65.000 9.000 Persediaan 172.000 180.000-3.000 Tanah 80.000 125.000-45.000 Bangunan 260.000 200.000 60.000 Akum. Peny.bangunan -65.300-58.300-7.000 Total Aktiva 618.200 537.700 80.500 Kewajiban Utang Usaha 43.500 46.700-3.200 Utang beban 26.500 24.300 2.200 Utang pajak penghasilan 7.900 8.400-5.00 Utang deviden 14.000 10.000 4.000 Utang Obligasi 100.000 150.000-50.000 Total Kewajiban 191.900 239.400 47.500 Ekuitas Pemegang Saham Saham Biasa 144.000 96.000 48.000 Laba Ditahan 282.300 202.300 80.000 Total Ekuitas pemegang saham 426.300 298.300 128.000 Total Kewajiban dan Ekuitas pamengan- 618.200 537.700 80.500 Saham

2. Laporan laba rugi Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil yang diterima perusahaan pada suatu periode tertentu. Unsur-usur Laporan Laba Rugi : a. Pendapatan b. Beban Laporan laba rugi dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu : a. Bentuk single step ( langsung) Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri dibagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri dibagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih. Tabel 2.4 Contoh laporan laba rugi bentuk langsung (single step) PT. XYZ Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2010 Pendapatan Usaha 1 pendapatan jasa service Rp. XXX 2 Pendapatan Bunga Rp. XXX Jumlah Pendapatan Bunga Rp. XXX Beban Usaha 1 Beban Gaji Rp.XXX 2 Beban peny. Peralatan Rp.XXX 3 Beban Asuransi Rp.XXX 4 Beban Perlengkapan Rp.XXX 5 Beban Bunga Rp.XXX Jumlah Beban Usaha Laba Bersih Rp.(XXX) Rp.XXX

Kesimpulan dari laporan laba rugi bentuk single step dengan langkah tunggal, tidak ada pemisahan antara pendapatan usaha dengan pendapatan diluar usaha, dan juga tidak ada pemisahan antara beban usaha dan beban diluar usaha. b. Bentuk multiple step Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha. Demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha dan beban diluar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan beban diluar usaha disajikan kemudian. Tabel 2.5 Contoh laporan laba rugi bentuk multiple step PT. XYZ Laporan Laba Rugi Per 31 Desember 2010 Pendapatan Usaha 1 Pendapatan Service Rp. XXX Beban Usaha 1 Beban Gaji Rp. XXX 2 Beban peny. Peralatan Rp. XXX 3 Beban Asuransi Rp. XXX 4 Beban Perlengkapan Rp.XXX Jumlah Beban Usaha Laba Usaha Pendapatan Diluar Usaha Pendapatan Bunga Rp.XXX Beban diluar Usaha Beban Bunga Rp.XXX Laba Diluar Usaha Laba Bersih Rp. (XXX) Rp. XXX Rp. (XXX) Rp. XXX Kesimpulan dari bentuk stafel multiple step bahwa kelihatan sekali mana pendapatan usaha dan pendapatan diluar usaha dan beban usaha dan beban diluar usaha.

Berikut ini penulis menyajikan sebuah ilustrasi penyusunan laporan laba rugi yang datanya diambil dari ilustrasi pada PT. ABC. Penulis akan mencoba menyajikan studi kasus pada PT. ABC. Tabel 1.6 Laporan laba rugi PT. ABC PT. ABC LAPORAN LABA RUGI Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010 Catatan Penjualan Rp.1.180.000 Harga Pokok Penjualan Rp. 790.000 Total Laba Kotor Rp. 390.000 Beban Operasi Beban Penyusutan Rp. 7.000 Beban Operasi Lainnya Rp.196.000 Total Operasi Rp. 203.000 Laba Operasi Rp. 187.000 Pendapatan Lain-lain Keuntungan Penjualan Tanah Rp. 12.000 Beban Lainnya Beban Bunga Rp. 8.000 Rp. 4.000 Laba Sebelum Pajak Penghasilan Rp. 191.000 Beban Pajak Penghasilan Rp. 83.000 Laba Bersih Rp. 108.000 Untuk lebih jelas, berikut akan dibahas mengenai unsur-unsur laporan laba rugi. Penyusutan unsur ini merupakan beban bukan kas maka ditambahkan kembali ke laba bersih. Beban penyusutan sebesar Rp. 7,000 merupakan alokasi biaya dari aktiva tetap.

Penjelasan penyusutan unsur beban bukan kas sebagai berikut: Beban penyusutan Rp. 7,000 Akumulasi penyusutan Rp. 7,000 Keuntungan penjualan tanah Rp. 12.000 Laba bersih pada 31 Desember 2010 Rp. 108,000. 3. Laporan perubahan ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah suatu laporan yang menjelaskan posisi modal perusahaan yang mengalami kenaikan atau penurunan karena laba atau rugi yang diperoleh selama suatu periode tertentu. Laporan Perubahan Ekuitas memiliki fungsi yang sama dengan laporan laba ditahan sehingga dapat dianggap bahwa laporan perubahan ekuitas merupakan laporan pengganti laba ditahan. Laporan perubahan ekuitas memuat saldo laba (Rugi) periode berjalan, pembayaran deviden, penyisihan dari laba (appropriationof retained earning), kerugian yang belum terealisir dari penilaian surat berharga, dan penarikan atau penambahan modal dari pemilik. 4. Laporan arus kas Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan ini berguna bagi pihak manajemen mengenai informasi keuangan perusahaan dimasa lalu serta perencanaan untuk masa yang akan datang. Bagi investor dan kreditur laporan ini berguna sebagai mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban dan deviden.

5. Catatan atas laporan keuangan Catatan - catatan ini meliputi penjelasan atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban dan komitmen. Serta penggunaan yang lain diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan secara wajar. Catatan atas laporan keaungan ini disajikan untuk memberikan penjelasan bagi pemakai laporan keuangan mengenai rincian jumlah yang tertera dalam neraca. B. Pengertian Laporan Arus Kas Pada dasarnya laporan arus kas hanya terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan. Namun pada tahun 1987 Financial Accounting Standar Board secara resmi menambahkan komponen laporan keuangan menjadi lima. Komponen laporan keuangan yang terakhir tersebut adalah laporan arus kas (Statement Of cash Flow). Sebelum diterbitkannya FASB No. 95, laporan arus kas telah mengalami beberapa perubahan baik namanya maupun laporan itu sendiri. Pada awalnya laporan ini disebut sebagai laporan dari mana dan kemana pergi yang merupakan suatu analisa sederhana dan isinya berupa daftar kenaikan atau penurunan pos-pos neraca. Kemudian laporan berubah namanya menjadi laporan dana. Lama kelamaan AICPA menyadari pentingnya laporan ini dan mensponsori laporan riset mengenai laporan ini pada tahun 1961. Hasil riset tersebut adalah Accounting Research Study No.2 dengan judul Analisis Arus Kas dan Laporan Dana yang isinya merekomendasikan agar dimasukkannya laporan dana dan laporan tahunan kepada pemegang saham dan laporan ini juga tercakup dalam pendapatan Auditor.

Alasan utama masuknya laporan arus kas sebagai komponen laporan keuangan adalah bahwa akuntansi akrual tidak mampu menunjukkan arus kas bersih yang sebenarnya terjadi pada suatu perusahaan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 2 1999 2.1) menyebutkan bahwa : Dalam akuntansi akrual aktiva, kewajiban, ekuitas, penghasilan, dan beban diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan pada saat periode terjadinya. Di Indonesia laporan arus kas secara resmi mulai dimasukkan dalam komponen laporan keuangan sejak tahun 1994 yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2 tahun 1994. PSAK No.2 tahun 1994 mengharuskan perusahaan menyusun laporan arus kas sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. PSAK No.2 tahun 1994 masih digunakan dalam standar penyusunan laporan arus kas sebab sampai saat ini pernyataan tersebut belum mengalami revisi atau perubahan walaupun Standar Akuntansi Keuangan sudah mengalami revisi sebanyak dua kali yaitu pada tahun 1996 dan tahun 1999. Dalam menyusun laporan arus kas, hal utama yang menjadi pokok perhatian adalah kas dan setara kas. Kas memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap perusahaan dalam kegiatan operasionalnya. Hampir seluruh transaksi perusahaan melibatkan kas baik secara langsung maupun tidak langsung. Hendriksen dalam buku Teori Akuntansi menyatakan bahwa : Kas menjadi sangat penting artinya karena menggambarkan daya beli umum dan dapat ditransfer segera dalam perekonomian pasar kepada individu atau organisasi untuk kebutuhan-kebutuhan khusus mereka dalam memperoleh barang dan jasa

yang mereka inginkan dan tersedia didalam perekonomian yang mereka inginkan. Selain kas laporan arus kas juga menginformasikan setara kas (cash equivalent). Pernyataan Standar Akuntansi No.2 menyatakan bahwa : Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang sangat signifikan. Jadi dapat dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu satu tahun. Setara kas antara lain berupa investasi sementara (Markettable securities). C. Klasifikasi Laporan Arus Kas Pengklasifikasian arus kas penting dilakukan untuk mengevaluasikan perubahan arus kas bersih yang terjadi dan memprediksi arus kas masa depan, serta memberikan informasi yang kemungkinan para pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut pada posisi keuangan perusahaan. (Menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 2.3 par 10) : Perusahaan menyajikan laporan arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. 1. Aktivitas operasi (Operating aktivities) Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dikelompokan dalam aktivitas operasi. Arus kas operasi dicatat pada bagian awal laporan arus kas karena arus kas operasi merupakan sumber kas yang terbesar yang sangat penting bagi perusahaan, yang diperoleh dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan.

(Menurut Skousen, Stice 2001 : 281) Jumlah kas bersih yang diberikan atau digunakan oleh aktivitas operasi adalah angka pokok didalam laporan arus kas. Jumlah ini merupakan indikator yang menentukan apakah kegiatan perusahaan menghasilkan kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melaksanakan kegiatan investasi tanpa mengandalkan sumber pendapatan dari luar. Berikut adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi baik kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash outflow). a. Arus kas masuk (cash inflow) 1) Penerimaan kas dari penjualan barang barang atau penyerahan jasa 2) Penerimaan kas dari hasil pemberian pinjaman (Bunga yang diterima) 3) Penerimaan kas dari ekuitas surat berharga (Deviden yang diterima). b. Arus kas keluar (cash outflow) 1) Pembayaran kas kepada pemasok persediaan 2) Pembayaran kas kepada karyawan 3) Pembayaran kas kepada pemerintah dalam bentuk pajak 4) Pembayaran kas kepada pemberi pinjaman dalam bentuk bunga 5) Pembayaran kas kepada pemasok untuk biaya biaya lain. Untuk dapat mengetahui jumlah arus kas dari aktivitas operasi maka pendapatan dan beban harus dilaporkan atas dasar kas. Caranya ialah dengan menghilangkan pengaruh transaksi dalam laporan laba rugi yang tidak menghasilkan kenaikan atau penurunan kas atau setara kas. Berikut ini bagan

yang menggambarkan hubungan antara laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi. PENDAPATAN YANG TERJADI Hilangkan Pendapatan Nonkas LABA BERSIH ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI BEBAN YANG TERJADI Hilangkan Beban Nonkas Bagan 2.1 Laba bersih versus arus kas bersih dari aktivitas operasi Sumber : Kieso dan Weygandt, Akuntansi Intermediate, Edisi ketujuh, Jilid Tiga, hal.252. 2. Aktivitas investasi (investing activities) Aktivitas-aktivitas investasi (investing activities) adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi yang tidak termasuk kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas dimasa depan. Berikut adalah beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi baik arus kas masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash outflow)

a. Arus kas masuk (cash inflow) 1) Penerimaan kas dari penagihan piutang jangka panjang 2) Penerimaan kas dari penjualan surat-surat berharga berupa investasi. 3) Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap, aktiva tak berwujud dan aktiva jangka panjang lainnya. b. Arus kas keluar (cash outflow) 1) Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap. 2) Pembayaran kas untuk pembelian surat berharga entitas lainnya. 3) Pembayaran kas untuk pemberian pinjaman pada kepada entitas lainnya. 4) Pembayaran kas untuk aktiva lain yang digunakan yang digunakan dalam kegiatan produktif seperti hak paten. 3. Aktivitas pendanaan (financing aktivities) Aktivitas aktivitas pendanaan (financing activities) adalah yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan ini haruslah di ungkapkan secara terpisah, karena pengungkapan terpisah arus kas dari aktivitas pendanaan berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para penanam modal di perusahaan tersebut. Berikut ini beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan, baik arus masuk (cash inflow) maupun arus kas keluar (cash out flow). a. Arus kas masuk (cash inflow) 1) Penerimaan kas dari penjualan surat berharga ekuitas (saham perusahaan sendiri)

2) Penerimaan kas dari penerbitan kewajiban (obligasi promes). b. Arus kas keluar (cash outflow) 1) Pembayaran kas kepada para pemegang saham dalam bentuk deviden 2) Pembayaran kas untuk penebusan hutang jangka panjang atau memperoleh kembali saham. D. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas Perusahaan harus melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan salah satu metode berikut : 1. Metode langsung (Direct Method) 2. Metode tidak langsung (Indirect Method) 1 Metode langsung (Direct method) Metode langsung merupakan suatu pendekatan yang mengkalkulasi dan melaporkan aliran kas dari aktivitas operasi yang merincikan penerimaan kas bruto operasi utama serta pengeluaran kas bruto. Metode langsung disebut juga metode perhitungan laba rugi. Metode ini mengkonvesikan pos-pos laporan laba rugi dari dasar akrual ke dasar kas atau tunai. Metode ini menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara ringkas. Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode ini. (Ikatan Akuntan Indonesia 2002 : 2.4) menyatakan bahwa : Perusahaan dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung.

2 Metode tidak langsung (Indirect Method) Metode tidak langsung disebut juga metode reconsiliasi. Aplikasi metode tidak mensyaratkan pembuatan penyesuaian untuk setiap pos dalam laporan laba rugi (seperti halnya dalam metode langsung), namun hanya penyesuaian yang diperlukan untuk mengkonversi laba bersih menjadi arus kas dari aktivitas operasi. Penyajiannya dimulai dari laba bersih kemudian disesuaikan dengan menambah atau mengurangi perubahan dalam pos pos yang mempengaruhi kegiatan operasional seperti penyusutan, pos aktiva lancar maupun hutang lancar. Beban beban non kas dalam perhitungan laba rugi ditambahkan kembali ke laba bersih dan kredit non kas dikurangi untuk menghitung arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dalam metode ini, net income disesuaikan dengan menghilangkan transaksi non kas. Kedua metode ini memberikan hasil yang sama yaitu arus bersih yang sama yang diberikan arus kas aktivitas operasi. Perbedaan penggunaan kedua metode ini bukan bertujuan untuk memanipulasi data keuangan dari perusahaan, melainkan untuk memberikan informasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dari para stakeholders dan masing masing metode mempunyai pendukung. Dalam metode tidak langsung lebih banyak digunakan oleh perusahaan, karena lebih mudah untuk diterapkan dan lebih mudah merekonsiliasikan perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih yang dihasilkan oleh aktivitas operasi. Keterbatasannya terletak pada informasi yang diberikan. Adanya penyesuaian laba bersih dengan item item non kas yang menyebabkan informasi yang diberikan tidak sesuai dengan keinginan pemakai laporan. Sedangkan metode langsung

lebih banyak digunakan oleh para pemakai laporan keuangan terutama para bankir yang akan memberikan pinjaman, karena lebih mencerminkan pemasukan dan pengeluaran kas secara langsung tanpa memerlukan penyesuaian secara potensial yang mengacaukan terhadap laba bersih. E. Format Laporan Arus Kas Pada saat akan menyusun laporan arus kas ada tiga informasi yang penting harus diperoleh yaitu neraca komparatif (Perbandingan), Perhitungan Laba Rugi pada tahun yang berjalan dan data transaksi yang terpilih. Menurut Kieso dan Weygandt ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam rangka menyusun laporan arus kas yaitu : 1. menentukan perubahan dalam kas. Prosedur ini bersifat langsung karena perbedaan antara saldo awal dan saldo akhir kas dapat dengan mudah dihitung dari pemeriksaan atas neraca perbandingan, 2. menentukan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Prosedur ini rumit, melibatkan analisis tidak hanya perhitungan rugi laba tahun berjalan tapi juga neraca perbandingan dan juga data transaksi terpilih, 3. menentukan arus kas bersih dari aktivitas investasi dan pendanaan. Semua perubahan lain dalam perkiraan neraca harus dianalisis guna menentukan pengaruhnya pada kas. PSAK No. 2 menyebutkan bahwa dalam penyusunan laporan arus kas, arus kas diklasifikasikan berdasarkan aktivitasnya yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, aktivitas pendanaan. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Dalam laporan arus kas, aktivitas yang pertama kali dilaporkan adalah aktivitas operasi, kemudian dilanjutkan dengan aktivitas investasi, dan yang terakhir aktivitas pendanaan. Secara umum format laporan arus kas ada dua

macam. Perbedaan diantara dua format tersebut hanyalah terletak pada aktivitas operasinya saja sedangkan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan formatnya tetap sama. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disusun laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak langsung. Tabel 2.7 Laporan arus kas PT. ABC metode tidak langsung PT. ABC LAPORAN ARUS KAS Untuk Periode Yang Berakhir Pada 31 Desember 2010 Rp. Rp. Rp. Arus kas dari aktivitas operasi : Laba bersih 108.000 Ditambah : Penyusutan 7.000 Penurunan persediaan 8.000 Kenaikan beban akrual 2.200 17.200 125.200 Dikurangi : Kenaikan piutang usaha 9.000 Penurunan utang usaha 3.200 Penurunan utang pajak penghasilan 5.00 Keuntungan penjualan tanah 12.000 24.700 Arus kas bersih dari aktivitas operasi 100.500 Arus kas dari aktivitas investasi : Kas dari penjualan tanah 72.000 Dikurangi : Kas yang dibayar untuk pembelian tanah 15.000 Kas yang dibayar untuk pembelian bangunan 60.000 75.000 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi -3.000 Arus kas dari aktivitas pendanaan Kas yang diterima dari penjualan saham biasa 48.000 Dikurangi : Kas yang dibayar untuk pelunasan utang obligasi 50.000 Kas yang dibayar untuk deviden 24.000 74.000 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan -26.000 Kenaikan kas 71.500 Kas pada awal tahun 26.000 Kas pada akhir tahun 97.500

Penjelasan Mengenai laporan arus kas metode tidak langsung : 1. Penerimaan kas dari pelanggan Penjualan PT. ABC sebesar Rp. 1,180,000 dilaporkan dengan menggunakan metode akrual. Untuk menentukan kas yang diterima dari penjualan kepada pelanggan, jumlah tersebut harus disesuaikan. Penyesuaian ini diperlukan untuk mengkonversi mengubah penjualan yang dilaporkan laba rugi menjadi kas yang diterima dari pelanggan seperti yang diperlihatkan sebagai berikut : Penjualan Rp. 1.180.000 Dikurangi kenaikan piutang usaha Rp. 9.000 Kas yang diterima dari pelanggan Rp. 1.171.000 Penambahan piutang usaha untuk penjualan kredit selama tahun berjalan adalah lebih besar dari jumlah yang ditagih dari pelanggan kredit. Oleh karena itu jumlah yang dilaporkan pada laporan laba rugi sebagai penjualan mencakup Rp. 9.000 yang tidak menghasilkan arus kas masuk selama tahun tersebut. Kas yang diterima dari pelanggan sebesar Rp. 1,171.000 akan dilaporkan dalam laporan arus kas pada bagian arus kas dari aktivitas operasi. 2. Pembayaran kas untuk barang dagang Harga pokok penjualan sebesar Rp. 790.000 dilaporkan pada laporan laba rugi dengan menggunakan metode akrual. Penyesuaian yang diperlukan untuk mengkonversi harga pokok penjualan menjadi pembayaran kas atas barang dagangan.

Penjelasan pembayaran kas untuk barang dagang sebagai berikut : Harga pokok penjualan Rp. 790.000 Dikurangi penurunan persediaan Rp. (8.000) Ditambah penurunan utang usaha Rp. 3.200 Pembayaran kas untuk barang dagangan Rp. 785.200 Penurunan persediaan sebesar Rp. 8000 menunjukkan bahwa barang yang dijual melebihi harga pokok pembelian. Jumlah harga pokok penjualan yang dilaporkan pada laporan laba rugi yang mencakup Rp. 8.000 tidak memerlukan kas pada tahun tersebut jadi jumlah itu harus dikurangi dari harga pokok penjualan. Penurunan utang usaha sebesar Rp. 3200 menunjukkan arus kas keluar yang tidak termasuk dalam harga pokok penjualan. Dengan kata lain, penurunan utang usaha menunjukkan bahwa pembayaran kas untuk barang dagangan lebih besar dari pembelian kredit. Jadi jumlah tersebut harus dijumlahkan dengan harga pokok penjualan dalam menentukan pembayaran kas untuk barang dagangan. 3. Pembayaran kas untuk beban operasi Beban penyusutan sebesar Rp. 7.000 dilaporkan dalam laporan laba rugi tidak memerlukan arus kas keluar. Beban operasi lainnya sebesar Rp.196.000 disesuaikan guna mencerminkan pembayaran kas untuk beban operasi. Jumlah pembayaran kas untuk beban operasi adalah sebagai berikut : Beban operasi selain penyusutan Rp. 196.000 Dikurangi kenaikan beban yang masih harus dibayar Rp. 2.000 Pembayaran kas untuk beban operasi Rp. 193.000

4. Keuntungan penjualan tanah Laporan laba rugi PT. ABC melaporkan keuntungan penjualan tanah sebesar Rp. 12.000. Keuntungan ini mencakup hasil penjualan tanah yang dilaporkan sebagai arus kas dari aktivitas investasi. 5. Beban bunga Laporan laba rugi melaporkan beban bunga sebesar Rp. 8.000. Beban bunga tersebut berhubungan dengan utang obligasi yang beredar selama tahun berjalan. Jadi, arus kas keluar untuk beban bunga dilaporkan pada laporan arus kas sebagai aktivitas operasi. 6. Pembayaran kas untuk pajak penghasilan Pembayaran untuk pajak penghasilan ditentukan sebagai berikut : Pajak penghasilan Rp. 83.000 Ditambah penurunan utang pajak penghasilan Rp. 500 Pembayaran kas untuk pajak penghasilan Rp. 83.500

Tabel 2.8 Laporan arus kas PT. ABC metode langsung PT. ABC LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2010 Arus kas dari aktivitas operasi Kas yang diterima dari pelanggan 1.171.000 Dikurangi : Pembayaran kas untuk barang dagangan 785.200 Pembayaran kas untuk beban operasi 193.800 Pembayaran kas untuk bunga 8.000 Pembayaran kas untuk pajak penghasilan 83.500 1.070.500 Arus kas bersih dari aktivitas operasi 100.500 Arus kas dari aktivitas investasi Kas dari penjualan tanah 72.000 Dikurangi : Kas yang dibayar untuk pembelian tanah 15.000 Kas yang dibayar untuk pembelian bangunan 60.000 75.000 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas- Investasi -3.000 Arus kas dari aktivitas pendanaan Kas yang diterima dari penjualan saham biasa 48.000 Dikurangi : Kas yang dibayar untuk pelunasan utang obligasi 50.000 Kas yang dibayar untuk dividen 24.000 74.000 Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitaspendanaan -26.000 Kenaikan kas 71.500 Kas pada awal tahun 26.000 Kas pada akhir tahun 97.500 Dari laporan arus kas tersebut baik metode langsung maupun tidak langsung dapat diketahui bahwa kas pada PT. ABC mengalami kenaikan sebesar Rp. 71,500 untuk tahun 2004. Sebagian kenaikan yang cukup berarti dalam arus

kas bersih sebesar Rp. 100,500 berasal dari aktivitas operasi. Penggunaan kas berasal dari aktivitas. F. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas 1. Tujuan laporan arus kas Tujuan utama dari laporan arus kas ini adalah menyediakan informasi tentang penerimaan kas dan pembayaran kas dari suatu entitas selama satu periode tertentu. (Menurut Sofyan Syafri Harahap 2001 : 243) : Tujuan menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas atau setara kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan ini akan membantu para investor, kreditur, dan pemakai lainnya untuk : a. Menilai kemampuan perusahaan untuk memasukan kas dimasa yang akan datang. b. Menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya membayar deviden dan keperluan dana untuk kegiatan ekstern. c. Menilai alasan-alasan perbedaan antara laba bersih dikaitkan dengan penerimaan dan pengeluaran kas. d. Menilai pengaruh investasi baik kas maupun bukan kas dan transaksi keuangan lainnya terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu. Dari tujuan laporan arus kas yang dikemukakan diatas dapat diketahui bahwa laporan arus kas ini bertujuan dalam pengambilan keputusan terutama

dalam menilai bagaimana perusahaan mengelola kas-nya di masa yang akan datang dan juga bertujuan dalam memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. 2. Manfaat laporan arus kas Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi manajemen memakai laporan ini untuk menilai likuiditas, menentukan kebijakan deviden, dan mengevaluasi imbas dari keputusan-keputusan kebijakan pokok yang menyangkut investasi dan pendanaan. Bagi para pemakai laporan keuangan lain, informasi ini berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator jumlah, waktu dan kepastian arus kas masa depan. (Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.2 2002 : part.3) : Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masuk depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan. G. Peranan Analisis Laporan Arus Kas Bagi Manajemen Manajemen sebagai pengelola perusahaan setiap saat selalu diharapkan pada pengambilan keputusan yaitu memilih salah satu alternatif dari beberapa alternatif yang ada. Untuk memilih alternatif terbaik maka dituntut kemampuan manajemen untuk menganalisa kelebihan dan kekurangan dari masing masing alternatif. Selanjutnya dipilih alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang ada dengan

resiko terkecil dan diharapkan akan memberikan manfaat terbaik bagi perusahaan. Dalam pengambilan keputusan dikenal dengan beberapa model, yaitu : 1. Rational model :dimana model ini lebih menekankan rasio atau akal sehat bukan berdasarkan perasaan. 2. Behavior model : dimana model ini digunakan apabila rasional model tidak dapat digunakan karena adanya keterbatasan rasional sehingga alternatif yang dipilih adalah alternatif yang minimal tingkat kepuasannya. 3. Irrational model : Dimana dalam model ini keputusan dibuat secara cepat tanpa pertimbangan yang lebih mendalam. Faktor ketidakpastian, kompleksitas lingkungan, dinamika masyarakat, persaingan, keterbatasan sumber daya, dan resiko. Untuk dapat memperkecil faktor faktor tersebut maka dibutuhkan analisa yang tepat terhadap masing masing alternatif yang ada. Seorang investor, misalnya, harus melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan untuk dapat mengambil keputusan apakah ia akan tetap melakukan investasi, memperbesar nilai investasinya atau bahkan harus menghentikannya sama sekali. Demikian juga halnya dengan kreditur dalam mempertimbangkan pemberian kredit terhadap perusahaan perusahaan yang mengajukan permohonan kredit. Pemakai utama laporan keuangan adalah pihak eksternal, seperti investor dan kreditur, namun manajemen sebagai pihak internal juga tetap membutuhkan laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi. Manajemen menjadikan laporan keuangan sebagai alat evaluasi terhadap kinerjanya selama satu tahun

apakah sesuai dengan rencana atau tidak. Selain itu menganalisa laporan keuangan manajemen dapat terbantu dalam mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi perusahaan. Salah satu analisa yang dianggap sangat penting bagi pihak eksternal dan manajer adalah analisa terhadap laporan arus kas. Baik pihak eksternal maupun manajer sama sama berkeyakinan bahwa laporan arus kas mampu menyajikan informasi yang handal mengenai arus kas bersih yang sebenarnya pada periode berjalan. Dengan menganalisa laporan arus kas maka seorang investor akan dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola, merencanakan serta mengendalikan arus kas masuk dan keluar suatu perusahaan dimasa yang lalu, termasuk kemampuan dalam membayar deviden di masa yang akan datang. Sedangkan bagi kreditur dengan menganalisa laporan arus kas maka akan dapat diperkirakan bagaimana kemampuan perusahaan dalam membayar bunga dan mengembalikan perusahaan. Analisa laporan arus kas selama beberapa periode dibutuhkan untuk mengamati perilaku arus kas yang berulang dan dapat meramalkan kemungkinan serta frekuensi arus kas yang tidak berulang. Arus kas yang berulang, misalnya pembelian aktiva tetap dan pembelian saham obligasi, harus dikelompokan sedemikian rupa agar dapat membantu pemakai dalam meramalkan arus kas yang akan datang. Analisa laporan arus kas merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengambil keputusan dan penyusunan anggaran-anggaran perusahaan terutama anggaran kas. Misalnya pada saat perusahaan membutuhkan dana tambahan,

biasanya manajemen mempunyai dua alternatif yaitu meminjam ke bank atau menjual aktiva tetap yang ada. Sebelum mengambil keputusan maka manajemen harus mempertimbangkan kemampuan perusahaan. Apabila yang dipilih alternatif pertama maka harus diperhitungkan bagaimana kira-kira kemampuan perusahaan untuk membayar cicilan pinjaman beserta bunganya dimasa yang akan datang. Setelah dilakukan analisa ternyata perusahaan mampu membayar cicilan pinjaman beserta bunganya maka manajemen tentunya akan memutuskan untuk meminjam ke bank, namun apabila terjadi sebaliknya maka manajemen akan memilih alternatif yang kedua yaitu menjual aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Setiap pemegang saham selalu mengharapkan deviden yang besar namun besarnya deviden tergantung pada kemampuan dan kebijakan perusahaan. Dalam menentukan berapa besarnya deviden yang akan dibagikan pada tahun berjalan maka manajemen dapat menggunakan analisa laporan arus kas sebagai alat bantu dengan tetap memperhatikan kemampuan perusahaan. Ada beberapa faktor yang menjadi dasar pertimbangan manajemen dalam memutuskan pembayaran deviden, seperti kas yang tersedia, kesempatan dan tujuan perusahaan dalam hal perluasan modal, kebijakan perusahaan mengenai pembiayaan perusahaan eskternal dan kemampuan perusahaan memperoleh dana dari luar. Selain membantu manajemen dalam mengambil keputusan, manajemen juga menganggap laporan arus kas lebih meyakinkan dalam mengukur kinerja perusahaan di bandingkan dengan laporan laba rugi menurut dasar akrual. Sebagai contoh, suatu perusahaan mengalami penurunan laba bersih sementara laporan arus kasnya menunjukkan kenaikan arus kas bila dibandingkan dengan tahun yang

lalu. Setelah dianalisa ternyata pada tahun berjalan terjadi penurunan piutang dalam jumlah yang besar dimana sebagian dari piutang tersebut merupakan penjualan kredit tahun sebelumnya. Penurunan kredit tersebut menunjukkan bahwa manajemen telah memperbaiki kinerjanya yaitu melaksanakan sistem dan prosedur penagihan piutang dengan baik.