Buletin Veteriner Udayana Vol. 6 No. 1 ISSN : Februari 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Buletin Veteriner Udayana Vol. 6 No. 2 ISSN : Agustus 2014

Buletin Veteriner Udayana Vol. 5 No. 2 ISSN : Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan kadar glukosa dalam darah. Pengobatan diabetes melitus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus adalah suatu sindroma gangguan metabolisme yang

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

Laboratorium Farmakologi, 2) Laboratorium Radiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Mencit (Mus musculus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

UJI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha)

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berusia ± 2 bulan dengan berat badan gr. Subjek dibagi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Efek Ekstrak Etanol Biji Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) dalam Menurunkan Kadar Glukosa Darah Puasa Mencit Model Diabet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Nilai Karbohidrat dan Kalori Ransum, Madu dan Kayu Manis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu 4 (LPPT 4) Universitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

1 Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) SEBAGAI ANTIDIABETES PADA MENCIT YANG DI INDUKSI ALOKSAN

UJI AKTIVITAS EKSTRAK DAUN SEPAT (Mitragyna speciosa) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT (Mus Musculus)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

POTENSI EKSTRAK DAUN KEJI BELING (Strobilanthes crispus) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH: UJI IN VIVO PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

UKDW BAB I PENDAHULUAN

The Effect of Etanol Extract of Ceremai (Phyllantus acidus L.) Leaf Toward The Reduce Blood Sugar Levels on Albino Wistar Rats with Glucose Loading

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN KEJIBELING (Strobilanthes crispus Linn) TERHADAPA PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus)

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL TUNAS PISANG GOROHO

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi dua bagian yaitu penyakit

The results showed that potato was able to stablize blood sugar levels in diabetic rats compared to white rice.

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI

4. PEMBAHASAN 4.1. Formulasi Cookies

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adella Anfidina Putri, 2013

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak buah jambu biji (Psidium guajava)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

UJI AKTIVITAS HIPOGLIKEMIK EKSTRAK ETANOL SEMUT JEPANG (Tenebrio Sp.) PADA TIKUS PUTIH GALUR SPRAGUE DAWLEY YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BATANG BROTOWALI (Tinospora caulis) TERHADAP GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR Swiss Webster YANG DIINDUKSI ALOKSAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

ADRIANTA KETUT AGUS*, I GUSTI AGUNG AYU KUSUMA WARDANI* Akademi Farmasi Saraswati Denpasar, Jalan Kamboja No 11 A, Denpasar, Indonesia

ABSTRACT UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

PENGARUH EKSTRAK DAUN SUKUN

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan kondisi hiperglikemik yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. piperaceae. Sirih memiliki jenis yang beragam, seperti sirih hijau, sirih hitam,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diinduksi aloksan, dengan perlakuan pemberian ekstrak Buah Jambu Biji (Psidium

BAB I PENDAHULUAN. Klasifikasi diabetes mellitus menurut ADA (2005) antara lain diabetes mellitus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai sumber pangan, papan, maupun obat-obatan. Gaya hidup kembali ke

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak biji jintan hitam (Nigella

1 Universitas Kristen Maranatha

Susilawati: Aktivitas Antidiabetes Dariekstrak Etanol Biji Hanjeli (Coix lacryma-jobi) Pada mencit galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona Muricata L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALLOXAN

KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER DAN EFEK PENURUNAN GLUKOSA DARAH EKSTRAK BIJI RAMBUTAN (NEPHELIUM LAPPACEUM L) PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT GALUR

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) DIABETIK

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

SKRIPSI. Diajukan Oleh. Made Pratiwi Putri Pradnyani FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit kronis yang. mengakibatkan gangguan pada metabolisme. Hasil penelitian Sam (2007)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan

Transkripsi:

Efektifitas Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Yang Di Induksi Aloksan ( EFECTIVENESS OF RED BETEL LEAF EXTRACT (Piper crocatum) ON BLOOD GLUCOSE LEVEL DECREASED WHITE MALE RATS MALE (Rattus novergicus) INDUCED ALOXAN ). Yesy Febnica Dewi 1), Made Suma Anthara 2), A.A. Gde Oka Dharmayudha 2) 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, 2 Rumah Sakit Hewan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana zie_pitz@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap penurunan kadar glukosa darah tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang diinduksi aloksan. Penelitian ini menggunakan 20 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) yang diadaptasi selama tiga minggu dan dibagi secara acak menjadi lima kelompok dan masing-masing kelompok berjumlah empat ekor. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Ada lima perlakuan yang diberikan sebagai berikut: perlakuan I sebagai kontrol diabetes tanpa diberikan perlakuan, perlakuan II sebagai kontrol negatif (aloksan 120 mg/kg bb), perlakuan III aloksan + suspensi ekstrak daun sirih merah 2% (dosis 50 mg/kg bb), perlakuan IV aloksan + suspensi ekstrak daun sirih merah 2% (dosis 100 mg/kg bb), perlakuan V sebagai kontrol positif (Aloksan + Glibenklamid 1 ml/kg bb). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) 2% pada dosis 50 mg/kg bb, maupun dosis 100 mg/kg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan (Rattus novergicus) dan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) 2% memiliki efek yang sebanding dengan glibenklamid sebagai penurun glukosa darah. Kata kunci: Daun sirih merah (Piper crocatum), Glukosa darah, Aloksan. ABSTRACT The purpose of this research is to know the effect of Piper crocatum extract to decrease blood glucose levels in male rats induced aloxan. This research was use 20 male white rat (Rattus novergicus) which already adaptable for three weeksand randomly separated into five group and each group consist of four rats. The design of this research is completely randomized design (CRD). There are five treatmens; treatment I ; the diabetes control without any treatment given, treatment II: as a negative control (alloxan 120 mg / kg bw), treatment III: alloxan + suspension of red betel leaf extract 2% (dose of 50 mg / kg bw), treatment IV: alloxan + suspension of red betel leaf extract 2% (100 mg / kg bw), treatment V: as a positive control (alloxan + Glibenklamid 1 ml / kg bw). The result showed that Piper crocatum extract 2% at 50 mg/kg weight dosage or 100 mg/kg weight could decrease glucose rate of white rat Rattus novergicus blood and Piper crocatum extract 2% has the same effect with glibenklamid to decrease blood glucose levels. Keyword: Red betel leaf (Piper crocatum), Blood glucose, Alloxan 73

Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495 PENDAHULUAN Di Indonesia diabetes melitus di kenal dengan istilah penyakit gula atau kencing manis. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat tubuh kekurangan hormon insulin baik absolut maupun relatif. Menurut Sulastri, (1999) bahwa frekuensi penduduk Indonesia yang mengidap penyakit diabetes melitus yang berumur diatas 15 tahun berkisar 1,2-2,3%. Dengan besarnya angka morbiditas kejadian penyakit ini maka dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk pengobatan diabetes melitus. Diabetes melitus merupakan penyakit yang bersifat menahun atau kronis yang bisa menyerang semua lapisan umur. Pengobatan untuk penderita diabetes melitus sepanjang hidupnya itu harus diberikan obat, karena penyakit diabetes melitus ini pada prinsifnya adalah tidak bisa diobati sampai sembuh. Penanganan diabetes melitus sementara ini dilakukan dengan obat-obat antidiabetikum. Pengobatan secara oral mungkin berguna untuk penderita yang alergi terhadap insulin. Pengobatan antidiabetikum oral dalam waktu jangka panjang cenderung mengakibatkan tidak berhasilnya pengobatan atau terjadi resistensi seperti timbulnya (hipoglikemia, mual, rasa tidak enak di perut, dan anoreksia), sehingga beralihlah penderita diabetes melitus itu diobati dengan injeksi insulin. Pengobatan dengan menggunakan injeksi insulin tidak disukai oleh penderita diabetes melitus, oleh karena itu perlu di berikan pengobatan oral yang aman (Agoes, 1991). Obat alternatif dewasa ini telah dikembangkan obat tradisional dengan obat-obatan herbal yang telah terbukti memiliki efektifitas yang cukup baik. Obat tradisional merupakan salah satu warisan budaya bangsa yang perlu digali, diteliti, dan dikembangkan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk peningkatan pelayanan kesehatan (Dalimartha, 2005). Salah satu pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman herbal yaitu dengan daun sirih merah (Piper Yesy Febnica Dewi,dkk crocatum) (Duryatmo, 2005). Sirih merah dapat dimanfaatkan sebagai obat dengan cara mengkonsumsi daunnya, atau dengan cara diekstrak terlebih dahulu untuk mengambil bahan aktif yang ada dalam daun sirih merah (Piper crocatum). Dalam daun sirih merah terkandung senyawa flavonoid yang bersifat antioksidan. Antioksidan dapat mengikat radikal hidroksil yang merusak sel β pulau langerhans pankreas. Sehingga produksi insulin akan menjadi maksimal. Secara empiris daun sirih merah dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit seperti hepatitis, batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam urat, kanker, hipertensi, radang liver, radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi dan diabetes melitus (Sudewo, 2005). Keadaan diabetes dapat diinduksi dengan pemberian zat kimia. Zat kimia yang biasa di gunakan adalah aloksan, dimana aloksan merupakan diabetogenik yang dengan cepat menimbulkan hiperglikemia permanen dalam waktu dua sampai tiga hari. Aloksan secara selektif merusak sel β pulau langerhans dalam pankreas yang mensekresi hormon insulin (Suharmiati, 2003). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian pada daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap penurunan kadar glukosa darah. METODE PENELITIAN Materi Penelitian Pada penelitian ini hewan percobaan yang digunakan adalah tikus putih jantan (Rattus novergicus), umur 2 bulan dengan berat badan berkisar 190-250 gram yang di adaptasikan selama 3 minggu. Bahan-bahan yang digunakan adalah daun sirih merah (Piper crocatum), etanol 70%, aloksan, glibenklamid dan aquades. Alat-alat penelitian yang digunakan adalah kandang pemeliharaan tikus, spuit 1cc dan 2 cc, gelas ukur, gelas beker, mortal, kapas, neraca analitik, dan satu set Glukometer (EZ Smart), blender, penguap vacuum putar, oral sonde, 74

aluminium foil, freeze dryer dan pemanas air. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan masing-masing perlakuan terdiri dari 4 ulangan sehingga total sampel adalah 20 ekor tikus. Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (VB) pada pemberian ekstrak daun sirih merah pada tikus putih berbagai dosis. variabel tergantung (VT) dilihat perubahan kadar glukosa darah tikus putih jantan pada masing-masing perlakuan. variabel kendali (VK) adalah umur tikus, berat tikus, jenis kelamin dan pakan yang diberikan. Prosedur Penelitian Pembuatan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum), dibuat dengan cara daun sirih merah (Piper crocatum) diiris kecil-kecil yang kemudian di kering anginkan. Setelah kering daun sirih dihancurkan dengan menggunakan mortal, kemudian ditambahkan pelarut etanol 70%, ditutup dan dibiarkan selama dua hari terlindung dari cahaya sambil diaduk, disaring sehingga di dapat maserat. Ampas dimaserasi dengan etanol 70% menggunakan prosedur yang sama. Semua maserat etanol digabungkan dan diuapkan dengan pada temperatur ± 40 0 C sampai diperoleh ekstrak etanol kental kemudian dikeringkan menggunakan freeze dryer (Maksum, 2008). Untuk pembuatan larutan suspensi glibenklamid 0,02 % sebanyak 20 mg glibenklamid digerus dan ditambahkan tetes demi tetes aqudes. Kemudian dimasukan ke dalam labu takar 100 ml, volumenya dicukupkan dengan aquades hingga 100 ml. Suspensi ekstrak daun sirih merah 2% b/v, ekstrak daun sirih merah 2 gr ditambahkan tetes demi tetes aquades. Kemudian dimasukan ke dalam labu takar 100 ml, pemberian ekstrak daun sirih merah dengan konsentrasi 2 % yaitu untuk mempermudah pemberian pada hewan percobaan. Pengujian efek anti diabetes dibagi atas perlakuan kontrol (diabetes dan aloksan), bahan uji yang terdiri dari dosis (50mg/kg BB dan 100 mg/kg BB), dan bahan pembanding (glibenklamid). Pada hari-0 hewan percobaan ditimbang berat badan dan diukur kadar glukosa darahnya. Aloksan diinjeksi sekali sebanyak 120 mg/kg BB secara intra peritoneal (Salim, 2006). Pada hari ke-3, berat badan tikus dan kadar glukosa darah kembali diukur, untuk memastikan kadar aloksan masih berfungsi sebagai diabetik eksperimental. Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan Glukometer (EZ Smart), glukotest ini secara otomatis akan berfungsi ketika strip dimasukan. Darah diambil dengan memotong sedikit dari ekor tikus sampai keluar darah, dengan menyentuhkan setetes darah ke strip kemudian hasil pengukuran glukosa darah bisa dibaca. Adapun perlakuan yang diberikan sebagai berikut: perlakuan I sebagai kontrol diabetes (tanpa diinduksi aloksan dan tanpa diberikan perlakuan); perlakuan II sebagai kontrol negatif (aloksan 120 mg/kg bb); perlakuan III aloksan + suspensi ekstrak daun sirih merah 2% (dosis 50 mg/kg bb), per oral; perlakuan IV aloksan + suspensi ekstrak daun sirih merah 2% (dosis 100 mg/kg bb) per oral; perlakuan V sebagai kontrol positif obat (Aloksan + Glibenklamid 1 ml/kg bb). Pemberian perlakuan pada perlakuan III, IV, dan V dilakukan setiap hari mulai dari hari ke-3 sampai hari ke-21. Untuk pengukuran kadar glukosa darah tikus diukur kembali pada hari ke-7,14,21 dengan menggunakan Glukometer (EZ Smart). Analisis Data Analisis data kadar glukosa darah yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA. Uji lanjutan yang digunakan untuk melihat perbedaan yang nyata antara perlakuan adalah uji rata-rata Duncan (Steel dan Torrie, 1980). Untuk perhitungan statistik dilakukan dengan bantuan piranti SPSS 16.0 for Window. HASIL DAN PEMBAHASAN 75

Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495 Yesy Febnica Dewi,dkk Hasil jantan (Rattus novergicus) dapat dilihat pada Hasil penelitian ekstrak daun sirih Tabel 1. merah (Piper crocatum)2% sebagai penurunan kadar glukosa darah tikus putih Tabel 1. Kadar glukosa darah tikus putih jantan (Rattus novergicus) hari-0 sampai hari ke-21 Rata-rata kadar glukosa darah (mg/dl) pada hari ke- Perlakuan 0 3 7 14 21 1 109,00±14.76 a 108.25 ±35.94 a 71.00 ±14.49 a 113.25± 19.61 a 104.25 ± 11.41 a 2 98,50 ±5.74 a 574.25 ±51.50 b 499.00±142.36 b 516.50 ±99.09 c 524.75 ±86.89 c 3 99,75 ±6.18 a 571.25 ±57.50 b 104.25 ±7.89 a 270.50 ±119.13 b 229.75±111.17 b 4 115,25±29.11 a 445.00±103.36 b 157.50 ±41.10 a 141.75 ±39.67 a 103.30 ±5.09 a 5 114,00 ±9.69 a 436.00±204.95 b 200.50±122.66 a 122.75 ±17.44 a 111.25 ±12.39 a Keterangan : Angka yang diikuti huruf superscript yang sama kearah kolom menunjukan tidak berbeda nyata (P>0,05). Sedangkan angka dengan huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan nilai yang berbeda nyata (P>0,05). Perlakuan I: Kontrol Diabetes (tanpa diinduksi aloksan dan tanpa diberikan perlakuan); Perlakuan II: Kontrol Negatif (aloksan 120 mg/kg bb); Perlakuan III: Aloksan + suspensi ekstrak daun sirih merah 2% (dosis 50 mg/kg bb); Perlakuan IV: Aloksan + suspensi ekstrak daun sirih merah 2% (dosis 100 mg/kg bb); Perlakuan V: Kontrol Positif (Aloksan + Glibenklamid 1 ml/kg bb). Data diatas diperoleh hasil kadar glukosa darah pada hari ke-0 semua perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05). Pada hari ke-3 diperoleh hasil pada perlakuan kontrol diabetes berbeda nyata (P<0,05) baik dengan kontrol negatif, dosis 50 mg/kg bb, dosis 100 mg/kg bb dan kontrol positif (glibenklamid 1 ml/kg bb). Kadar glukosa darah pada hari ke-7 diperoleh hasil pada perlakuan kontrol negatif berbeda nyata (P<0,05) baik kontrol diabetes, dosis 50 mg/kg bb, dosis 100 mg/kg bb dan kontrol positif (Glibenklamid 1 ml/kg bb). Pada hari ke-14 sampai hari ke-21 pada kontrol negatif berbeda nyata (P<0,05) dengan kontrol diabetes, dosis 50 mg/kg bb, dosis 100 mg/kg bb dan kontrol positif. Pembahasan Pada hari ke-0, kadar glukosa darah tikus putih jantan (Rattus novergicus) pada semua perlakuan kontrol diabetes, kontrol negatif, ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum) 2% dosis 50 mg/kg bb, dosis 100 mg/kg bb, dan kontrol positif masih dalam batas normal. Pada hari ke-3 kadar glukosa darah pada perlakuan kontrol negatif, ekstrak etanol daun sirih merah (Piper crocatum) 2% dosis 50 mg/kg bb, dosis 100 mg/kg bb, kontrol positif, mengalami peningkatan hal ini disebabkan pengaruh aloksan yang menimbulkan hiperglikemia yang permanen dalam waktu dua sampai tiga hari (Suharmiati, 2003). Pada hari ke-7 sampai hari ke-21 terjadi penurunan kadar glukosa darah tikus putih jantan (Rattus novergicus) pada perlakuan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) 2% dosis 50 mg/kg bb, dosis 100 mg/kg bb, dan kontrol positif (glibenklamid 1 mg/kg bb). Hal ini disebabkan karena ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) dan glibenklamid menekan peningkatan kadar glukosa darah pada tikus putih jantan (Rattus novergicus) dengan cara mengaktifkan sel beta pankreas ketika di induksi dengan aloksan, sel beta pankreas 76

rusak dan tidak berfungsi untuk produksi insulin (Rizmahardian, 2008). Glibenklamid merupakan obat antidiabetikum hipoglikemik oral derivate sulfonil urea yang bekerja aktif menurunkan kadar gula darah. Penggunaan obat antidiabetikum ini mampu merangsang sekresi insulin dari pankreas. Pemberian glibenklamid dosis tunggal akan menurunkan glukosa darah dalam 3 jam dan kadar ini dapat bertahan selama 15 jam. Kemudian dieksresikan bersama feses dan sebagai metabolit bersama urin. Glibenklamid menstimulasi sel-sel β dari pulau langerhans pankreas sehingga sekresi insulin ditingkatkan. Disamping itu kepekaan sel-sel β bagi kadar glukosa darah juga diperbesar melalui pengaruhnya atas protein transport glukosa. Ada indikasi bahwa obat juga memperbaiki kepekaan organ tujuan bagi insulin dan menurunkan absorbsi insulin oleh hati (Tjay dan Rahardja, 2002). Induksi aloksan pada peritoneum hewan percobaan dapat menyebabkan kerusakan yang selektif pada sel ß pankreas. Aloksan merupakan agen penyebab diabetes melitus. Secara invitro aloksan menyebabkan nekrosis sel ß pankreas dengan menstimulasi H 2 O 2 intrasel. Aloksan menimbulkan hiperglikemia permanen dalam waktu 2-3 hari. Aloksan juga mengganggu homeostasis pada sel, hal ini merupakan awal kematian sel karena terganggunya proses oksidasi sel. Peningkatan konsentrasi ion kalsium, mempercepat kerusakan sel ß pankreas. Saat sel β dirusak oleh aloksan terjadi gangguan sekresi insulin mengakibatkan jumlah insulin berkurang. Penurunan sekresi insulin mengakibatkan tubuh tidak dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Pankreas sangat berperan dalam memelihara homeostasis glukosa darah. Konsentrasi glukosa dalam darah ditentukan oleh keseimbangan yang ada antara prosesproses berikut, yaitu ; penyerapan glukosa dari saluran pencernaan; transportasi glukosa ke dalam sel; pembentukan glukosa oleh sel (terutama di hati); dan (secara abnormal) ekskresi glukosa oleh urin. Hormon insulin yang dihasilkan oleh sel β pankreas memainkan peranan penting dalam metabolisme glukosa. Insulin memiliki empat efek yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dan meningkatkan penyimpanan karbohidrat, antara lain insulin mempermudah masuknya glukosa ke dalam sebagian besar sel. Molekul glukosa tidak mudah menembus membran sel tanpa adanya insulin untuk menyerap glukosa dari darah dan menggunakannya. Insulin meningkatkan difusi terfasilitasi glukosa ke dalam sel-sel tergantung glukosa tersebut melalui fenomena transporter recruitment. Glukosa dapat masuk ke dalam sel hanya melalui pembawa di membran plasma yang dikenal sebagai glucose transporter. Sel-sel tergantung insulin memiliki simpanan pengangkut glukosa intrasel. Pengangkutpengangkut tersebut diinsersikan ke dalam membran plasma sebagai respon terhadap peningkatan sekresi insulin, sehingga terjadi peningkatan pengangkutan glukosa ke dalam sel. Apabila sekresi insulin berkurang, pengangkut-pengangkut tersebut sebagian ditarik dari membran sel dan dikembalikan ke simpanan intrasel. Dengan demikian, insulin sangat berperan dalam menurunkan konsentrasi glukosa darah dengan meningkatkan penyerapan glukosa dari darah untuk digunakan dan disimpan oleh sel (Sherwood, 2001). Efek diabetagonik aloksan ini dapat dicegah oleh senyawa penangkap radikal hidroksil. Dalam daun sirih merah (Piper crocatum) terkandung senyawa fitokimia yaitu alkoloid, saponin, tanin dan flavonoid. Alkaloid merupakan metabolit sekunder yang paling banyak di produksi tanaman. Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistim heterosiklik. Flavonoid adalah salah satu senyawa yang mengandung antioksidan yang dapat bertindak sebagai penangkap radikal hidroksil. Alkaloid dan flavonoid merupakan senyawa aktif bahan alam yang memiliki aktivitas hipoglikemia. Struktur kimia senyawa ini mempunyai sebuah cincin 77

Buletin Veteriner Udayana ISSN : 2085-2495 benzena dan gugus gula yang menyebabkan sangat reaktif terhadap radikal hidroksil dan dikatakan sebagai penangkap radikal hidroksil (Dorfman dan Adam, 1973). Ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) 2 % mampu menekan peningkatan kadar glukosa darah setelah pemberian aloksan secara intraperitoneal, hal ini disebabkan ekstrak daun sirih merah mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan (Rattus novergicus). Penurunan kadar glukosa darah pada hewan percobaan, yang diberikan ekstrak daun sirih merah disebabkan oleh kandungan flavonoid yang teridentifikasi dalam ekstrak daun sirih merah. Antioksidan ini dapat berasal dari dalam tubuh itu sendiri (endogen) atau dapat berasal dari luar tubuh (eksogen) antara lain asupan luar seperti antioksidan daun sirih merah. Senyawa antioksidan yang terdapat didalam ekstrak daun sirih merah mampu menetralkan senyawa radikal bebas berlebih di dalam sel ß pankreas dengan cara menyumbangkan elektronnya atau memutus reaksi berantai dan menyebabkan radikal bebas menjadi stabil (Suarsana et al, 2006). Sehingga dapat menghentikan atau menghambat kerusakan oksidatif pada sel ß pankreas karena pemberian aloksan. Pada penelitian ini pemberian ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) 2% (dosis 50 dan 100 mg/kg bb) mampu menurunkan kadar glukosa darah pada hewan percobaan yaitu tikus putih jantan (Rattus novergicus). Hal ini disebabkan jumlah flavonoid yang ada dalam dosis tersebut cukup untuk menghasilkan penurunan kadar glukosa darah sebanding dengan pemberian glibenklamid 0,02% (dosis 1ml/kg bb). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) 2% pada dosis 50 mg/kg bb dan dosis 100 mg/kg bb, mampu menurunkan kadar glukosa darah tikus putih jantan (Rattus novergicus) sebanding dengan Yesy Febnica Dewi,dkk pemberian glibenklamid 0,02% (dosis 1 ml/kg bb). Saran Perlu dilakukan pemeriksaan terhadap gambaran histopatologi sel β pankreas. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penelitian di Laboratorium Klinik Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, keluarga serta temanteman seperjuangan yang telah bersedia membantu dalam proses penelitian dan penulisan ini. DAFTAR PUSTAKA Agoes, A. 1991. Pengobatan Tradisional Di Indonesia, Medika No. 8, Thn 17, Hal.632. Dalimartha S. 2005. Ramuan Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes Mellitus. Jakarta. Penebar Swadaya. Dorfaman, L.M. and Adam, G.E., 1973. National Standard Reference Data System, NBS, Vol 4, hal. 1-59. Duryatmo, S. 2005. Sirih Merah Tolak Amputasi. http://www.dipertajatim.go.id. Tanggal Akses 1 Januari 2012. Maksum, U. 2008. Uji Efek Anti Diabetes Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Thitonia difersifolia (hemsley) A. Gay) Terhadap Tikus yang Diinduksi Streptozotocin. Rizmahardian Ashari Kurniawan 2008. Kaitan antara Metabolisme Karbohidrat dan Diabetes Mellitus, Fakultas MIPA, Universitas Pontianak, Pontianak. Salim, E. 2006. Uji Efek Ekstrak Daun Murbei (morus australis poir) terhadap Penurunan Kadar Gula darah Tikus Putih. 78

Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2. Jakarta, EGC. Steel, R.G.D dan J.H. Torrie. 1980. Prinsip Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. Edisi Kedua. PT. Gramedia. Jakarta. Suarsana, N., Priosoeryanto, B., Wresdiati, T., Bintang, M. 2006. Jurnal Veteriner: Sintesis Glikogen Hati dan Otot pada Tikus Diabetes yang Diberi Ekstrak Tempe. Vol. 11 No.3: 190-195. Sudewo, B. 2005. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Jakarta: Argomedia Pustaka. Suharmiati. 2003. Pengujian Bioaktivitas Anti Diabetes Melitus Tumbuhan Obat. Badan Penelitian Pengembangan dan Kesehatan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan dan Teknologi Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Surabaya. Sulastri, R. 1999. Pemanfaatan Tanaman Obat Sebagai Alternatif untuk Pengobatan Diabetes Mellitus. (Laporan Tugas ). Jurusan Farmasi FMIPA Unpad. Bandung. Tjay, T.H. dan K. Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting, Berkhasiat, Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya. Edisi- 5. Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta. 79