Layakkah Menjadi Political Act. (Menuju Indonesia yang Lebih Sehat: Resolusi atas Konsep dan Implementasi yang Dijalankan)

dokumen-dokumen yang mirip
PELAYANAN DOKTER BERBASIS DOKTER KELUARGA DI INDONESIA

MASA DEPAN LULUSAN PENDIDIKAN DOKTER DI INDONESIA

Mengadvokasi Sistem Pelayanan Kesehatan/Kedokteran Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945, yaitu pasal 28 yang menyatakan bahwa

Pemeliharaan Kesehatan. Masyarakat) & DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

Eksistensi Apoteker di Era JKN dan Program PP IAI

BAB 1 Pendahuluan. A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NILAI SENTRAL KEDOKTERAN KELUARGA. Disiapkan oleh: Dr. FX. Suharto, M. Kes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

REGULASI MUTU PELAYANAN KESEHATAN- KEDOKTERAN DAN IMPLIKASINYA DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN. Dr. dr. Fachmi Idris, M.

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. secara global dalam konstitusi WHO, pada dekade terakhir telah disepakati

MEMBANGUN QUALITY ASSURANCE PELAYANAN PRIMER MELALUI JEJARING dokteridi.net. Dr. DAENG MOHAMMAD FAQIH, MH SEKJEN PB IDI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan. Dalam Undang Undang 36/2009 ditegaskan bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

SEMILOKA NASIONAL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER

BAB 1 PENDAHULUAN. orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro

PERAN DPR DALAM INOVASI PROGRAM DAN ANGGARAN UNTUK UPAYA PROMOTIF DAN PREVENTIF

PENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS HALMAHERA DAN PUSKESMAS ROWOSARI SEMARANG DI ERA JKN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BLOCK 4 CORPORATE-CLINICAL GOVERNANCE AND BUSINESS ENVIRONMENT. Koordinator: Laksono Trisnantoro

Gate Keeper Concept Faskes BPJS Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. INDONESIA SEHAT Dalam upaya menuju Indonesia Sehat 2010, maka

panduan praktis Sistem Rujukan Berjenjang

Dewan Pertimbangan Medis Dalam BPJS. dr. Abla Ghanie, Sp.T.H.T.K.L (K), FICS

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. setelah krisis ekonomi melanda Indonesi tahun 1997/1998. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesehatan dan dalam Pasal 28 H Ayat (3) Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendapatan per kapita saat itu hanya Rp. 129,615 (sekitar US$ 14) per bulan.

KONSEP ASURANSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO 1948), menetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental

BAB 1 PENDAHULUAN. medical service yang berbentuk pelayanan individu, atau untuk saat ini dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PESAN POKOK LAYANAN HIV & AIDS YANG KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNG- AN (LKB): PERAN PEMERINTAH DAERAH DAN MASYARAKAT SIPIL

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penumpukan pasien di satu rumah sakit tertentu. 2,3

KONTINUITAS PEMAKAIAN KB PASCA SALIN PADA PASEN JAMPERSAL DI RS.DR M.DJAMIL PADANG PERIODE JANUARI-SEPTEMBER 2012

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis dan kualitas barang

BAB 1 PENDAHULUAN. Asia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dan keluarganya berhak untuk mendapatkan derajat. hidup yang memadai baik dari segi kesehatan maupun kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan dalam rangka tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masingmasing

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pemerintahan dijalankan oleh suatu mesin birokrasi. Birokrasi

Materi Konsep Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

panduan praktis Penjaminan di Wilayah Tidak Ada Faskes Penuhi Syarat

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku dimana. individu tidak mampu mencapai tujuan, putus asa, gelisah,

SEJARAH FILOSOFI DAN PELAYANAN DOKTER KELUARGA. Disiapkan oleh: dr. FX. Suharto, M. Kes

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

Pasien dan Masyarakat sebagai Mitra Menuju Rumah Sakit Berstandar Internasional

IMPLEMENTASI PARADIGMA NASIONAL DALAM BIDANG KESEHATAN MENUJU TERCAPAINYA INDONESIA SEHAT

PEMBAYARAN KAPITASI DOKTER PRIMER DALAM PROGRAM ASURANSI KESEHATAN. Yulita Hendrartini Universitas Gadjah Mada

Panduan Kompensasi Dokter dan Jasa Medik

Konsep JPKM dan Penyelenggaraannya. dr. Sunarto, M.Kes

BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat (1) Setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

PERATURAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Peran Pendidikan Spesialis dalam mendorong Implementasi Keselamatan Pasien di RS Pendidikan. Lukman Hakim MMRS - FKUB

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang, termasuk kesehatan dituntut agar lebih berkualitas. Rumah sakit juga berubah

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

VARIABEL KLIEN DAN MUTU RUMAHSAKIT. Mubasysyir Hasanbasri

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan keterkaitan antara kategori attachment, patient-centered

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEKHAWATIRAN DAN HARAPAN RUMAH SAKIT PRIVAT TERHADAP PELAKSANAAN UU. SJSN/BPJS. Oleh: Mus Aida (Ketua ARSSI)

PDKI (PERHIMPUNAN DOKTER KELUARGA INDONESIA) DAN PERAN DOKTER KELUARGA DI RANAH PELAYANAN PRIMER. OLEH DR. ERDIYANTO, DK (KETUA PDKI CABANG JAMBI)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti. diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL

PDKI (Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia) dan Peran Dokter Keluarga di Ranah Pelayanan Primer. Oleh dr. Erdiyanto, DK (Ketua PDKI Cabang Jambi)

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

Transkripsi:

Berobat Gratis, Masih Layakkah Menjadi Political Act Pembangunan Kesehatan? (Menuju Indonesia yang Lebih Sehat: Resolusi atas Konsep dan Implementasi yang Dijalankan) F h i Id i (K t U PB IDI 2006 2009) Fachmi Idris (Ketua Umum PB IDI 2006-2009) Disampaikan pada Diskusi Bulanan PB IDI, Resolusi Pemenuhan Hak Rakyat untuk Sehat di Tahun Pemilu: Antara Political Will dan Political Act, 6 Januari 2009

OUTLINE I. Perlu Visi Baru dalam Pembangunan Kesehatan II. Visi Kesehatan Baru yang Lebih Fokus: Keluarga Indonesia Sehat 2018 III. Mengapa Tahun 2018

I Perlu Visi Baru dalam Pembangunan Kesehatan

Indonesia Sehat 2010 Masyarakat yang Mandiri untuk Hidup Sehat Tujuan dan semangat teoritis sama! Menjadikan penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat, disertai perilaku hidup sehat, dan pada saat yang sama mampu menjangkau atau memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan. Operasionalisasinya? Tidak tegas dalam kesisteman! penduduk yang mana? Masyarakat yang mana? Cara mencapai? Apakah cukup dengan berobat gratis? Apakah pintu masuk untuk mencapai tujuan di atas?

Konstitusi bangsa Indonesia (UUD 1945), secara jelas menyatakan: setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang layak dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya, disebutkan pula bahwa dalam rangka menopang hak tersebut: negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Dengan adanya dua amanah konsitusi ini: Syarat minimal untuk menciptakan sistem kesehatan yang baik seperti diketahui selama ini, sistem kesehatan adalah keterpaduan dari minimal dua unsur, yaitu pelayanan dan pembiayaan (jaminan sosial) memperoleh pijakan yang lebih pasti!

Aturan perundangan penopang konstitusi (UU 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional), menyebutkan keberadaan: Jenis Program Jaminan Sosial meliputi salah satunya adalah Jaminan Kesehatan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang akan mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, sistem kendali mutu pelayanan kesehatan, dan sistem pembayaran pelayanan kesehatan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kesehatan.

II Visi Kesehatan Baru yang Lebih Fokus: Keluarga Indonesia Sehat 2018

Cita-cita Deklarasi Alma Ata World Health Organization (WHO): Health For All in 2000 dianggap gagal! Perlu menggeser strategi Pendekatan: dari Komunitas (pelayanan puskesmas) ke arah Keluarga (pelayanan kesehatan keluarga, yang sifatnya akan lebih personal). Berdasarkan WHO-WONCA working paper (Making medical practice and education relevant to people s needs: the contribution of family doctor. November 1994; Ontario, Canada) maka harus dilakukan perubahan orientasi pelayanan dari puskesmas konvensional ke arah pelayanan puskesmas berdasarkan pendekatan praktik kesehatan keluarga atau melalui praktik kesehatan keluarga yang terpisah dari kegiatan rutin puskesmas.

Keberhasilan pembangunan kesehatan hanya akan tercapai manakala penduduk sadar, mau dan mampu untuk hidup sehat. akan tercapai melalui proses yang memungkinkan penduduk dapat hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata. Pencapaian ini secara sederhana dapat diperoleh dengan jalan membuat individu tetap sehat di dalam wilayah yang sehat dan ditopang oleh sistem kesehatan yang up to date.

World Bank: Investing in Indonesia s Health, Health Expenditure Review, 2008 Indonesia has made major improvements over the three decades in its health system, but is struggling to achieve important health outcomes, especially among the poor.the performance of the current health system is inadequate for achieving today s and future health outcomes

Undang-Undang g Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) melalui Program Jaminan Kesehatannya terobosan besar dalam regulasi nasional akan mendorong terciptanya subsistem dalam menjaga kesehatan individu/personal yang lebih baik. Dalam SJSN, setiap individu akan dijamin pembiayaannya untuk memelihara kesehatan. Dengan sistem asuransi kesehatan (sosial), yang berbasis pada pendekatan pra upaya pada lini terdepan pelayanan kesehatan, kesehatan individu akan selalu dijaga agar tetap sehat dan diobati manakala sakit. Pendekatan ini sekaligus memfasilitasi terjadinya proses intervensi tindakan prevensi dan penyehatan lingkungan individual. - MELALUI KONSEP MANAGE CARE

Manage care concept: a variety of techniques for influencing the clinical behavior of health care provider and/or patients, often by integrating the payment and delivery health care. Apabila keinginan mengasuransikan seluruh rakyat dilakukan tanpa pendekatan manage care concept, bom waktu kegagalan pembiayaan (jaminan) kesehatan hanya menunggu waktunya saja untuk meledak. Manage care concept ideal haruslah menggunakan pendekatan paradigma sehat terutama di lini terdepan layanan kesehatan. Paradigma sehat berarti menjaga rakyat sehat agar tetap sehat. Tentu saja, kita tidak boleh melupakan pengobatan bagi yang sakit ( paradigma sakit ) ). Program berobat gratis sebagai sebuah istilah boleh-boleh saja. Namun jauh dari itu, sesuai dengan sasaran teroritis visi kesehatan yaitu penduduk atau masyarakat, hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan yang sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan kita tidak mengharapkan program berobat gratis diibaratkan program pemadam kebakaran yang hanya menunggu orang sakit tanpa pernah mengintervensi agar rakyat yang sakit selalu berupaya untuk hidup secara sehat. Jangan sampai rakyat yang punya kebiasaan merokok, tetap merokok semaunya, dan jangan sampai terjadi jawaban:...toh kalau sakit akibat merokoknya nanti akan diobati gratis...

Untuk itu, dalam rangka memimpikan Indonesia yang lebih sehat, sistem layanan kesehatan individu/personal yang terstruktur menjadi target pembenahan yang harus berjalan paralel dengan pembiayaan/ pembayaran kesehatan yang mengantisipasi pelaksanaan UU SJSN. Pembenahan sistem harus dilakukan mulai dari unit pelayanan kesehatan personal di Puskesmas. Harus ada Revitalisasi Puskesmas yang bila memungkinkan menggunakan pendekatan keluarga (family oriented) sehingga mampu menyajikan pelayanan kesehatan dan kedokteran keluarga yang lebih bermutu. adanya Unit Layanan Kesehatan Keluarga (ULKK)

Hitungan konkrit untuk pelaksanaan praktik ULKK yaitu dokter keluarga/ dokter umum yang ditraining khusus bersama timnya (perawat keluarga, bidan keluarga, dll) dapat dikalkulasi. Misalnya di Kota Jakarta. Setiap penduduk Jakarta dihitung memiliki ULKK untuk menjaga kesehatan penduduk beserta keluarga dan lingkungan keluarganya. Secara ideal: satu/unit ULKK (seorang dokter keluarga dan timnya) akan menjadi penjaga kesehatan untuk 2.500 penduduk. Apabila jumlah penduduk d Jakarta sekitar 10 juta jiwa, diperlukan sebanyak 4.000 ULKK sebagai penjaga kesehatan keluarga. ULKK sekali lagi tidak hanya bekerja/mengobati penduduk manakala sakit. ULKK akan bekerja jauh di depan sebelum penduduk jatuh sakit (melalui berbagai upaya agar penduduk selalu sehat, al: melakukan medical check up rutin, melakukan edukasi individual, secara periodik melakukan kunjungan ke rumah).

Apabila sistem layanan kesehatan dasar (ULKK) sudah berjalan baik, kasus-kasus spesialistik dapat terdeteksi secara baik sejak awal. Mestinya, jumlah penduduk yang dirujuk setiap bulannya ke rumah sakit/pelayanan spesialis tidak lebih dari 8% (dari rata-rata 2.500 penduduk yang sakit dalam satu bulan). ULKK yang baik dapat mengontrol angka kesakitan normal sekitar 10%. Artinya dalam satu bulan hanya 250 orang saja yang sakit dari 2.500 penduduk yang dijaga kesehatannya. Dari 250 penduduk yang sakit, mestinya yang dirujuk ke rumah sakit/layanan spesialis tidak boleh lebih dari 8%, yaitu sekitar 20 orang sakit saja. UNTUK JAKARTA ARTINYA: HANYA SEKITAR 4 000 ULKK X 20 UNTUK JAKARTA ARTINYA: HANYA SEKITAR 4.000 ULKK X 20 PASIEN SAKIT YENG MEMBUTUHKAN PELAYANAN SPESIALISTIK (RUMAH SAKIT), YAITU: HANYA 80.000 PASIEN PER BULAN!

III Mengapa Tahun 2018

Jumlah dokter umum saat ini (+/-): 50.000 orang - 1 dokter umum untuk 2.500 penduduk; Kunci menggapai Indonesia yang jauh lebih sehat adalah menghitung secara rinci rasio jumlah penduduk d dan jumlah tenaga kesehatan, khususnya dokter yang akan menjadi team leader di ULKK. Data IDI: saat ini, total jumlah dokter umum (yang dapat dikonversi menjadi dokter keluarga) berjumlah sekitar 50.000000 dokter. Kalau rasio perhitungan jumlah penduduk dan jumlah dokter dilakukan saat ini, dengan estimasi penduduk Indonesia sebesar 220 juta, maka dibutuhkan sekitar 88.000 dokter. Kurang 38.000 dokter

Saat ini, i produksi dokter umum rata-rata t sebesar 4.000 dokter per tahun, maka untuk menutup defisit tersebut diperlukan waktu sekitar 10 tahun lagi (dengan catatan, produksi dokter akan meningkat dari rata-rata dari 75 dokter per tahun untuk setiap Fakutas Kedokteran menjadi 100 dokter per tahunnya). Dengan asumsi saat ini terdapat 52 FK yang sudah eksis, maka diharapkan setiap tahunnya akan dihasilkan 5.200 dokter (52 FK x 100 dokter per tahun). Ini berarti, pada tahun 2018, 52.000 dokter yang diproduksi (52 FK x 100 x 10 tahun) ditambah 50.000 dokter saat ini, maka mencapai jumlah dokter sebanyak 102.000 orang. Jumlah yang diperkirakan mencukupi di tahun 2018 dengan estimasi jumlah penduduk Indonesia yang mencapai jumlah 250 juta (dan membutuhkan sekitar 100.000000 dokter keluarga untuk memenuhi rasio yang ideal).

Diharapkan dengan perhitungan jumlah dokter yang mencukupi (yang secara paralel harus disertai perhitungan dan penambahan jumlah tenaga kesehatan lain sebagai tim ULKK, bidan keluarga, perawat keluarga, dll), political will yang sudah secara jelas diamanatkan konstitusi i dan peraturan perundangan saat ini, i diharapkan dapat diikuti dengan political act yang sesungguhnya dalam rangka: Mencapai kondisi penduduk yang sadar, mau dan mampu untuk hidup sehat. Kondisi yang hanya dapat dicapai melalui pintu masuk yang alternatifnya melalui pendekatan kesehatan keluarga. Dengan pintu masuk ini, keluarga-keluarga Indonesia yang sehat di tahun 2018, yaitu keluarga-keluarga g yang sadar, mau dan mampu untuk hidup sehat diharapkan akan menjadi agent of change yang aktif dalam menopang kesehatan wilayah di sekitarnya.

TERIMA KASIH