BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai ilmu pengetahuan, dikembangkan nilai-nilai moral dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sugihartono dkk, 2007:3-4), Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMK N 1 PAYAKUMBUH

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

Lampiran B.2 Kuesioner. Nama : Kelas : Alamat :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut SISDIKNAS Tahun 2001 dalam M. Jumali dkk (2004: 21) menjelaskan:

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Untuk mencapai prestasi dan kualitas pembelajaran yang tinggi perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia agar dapat bersaing dengan negara-negara maju. dalamnya memuat tentang Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA. Hidayah Ansori, Rezqy Amalia

BAB I PENDAHULUAN. dari hasil akhir pembelajaran yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan berupa seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang perlu mendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana penunjang dan (5) sistem administrasi. Kelima faktor tersebut ada di

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA, IKLIMSEKOLAH, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pada umumnya dengan pendidikan. Pentingnya pendididkan itu

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah ( Menurut UU No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu tingkat kelayakan kesejahteraan hidupnya. Di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan berlangsung dalam suatu lingkungan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah melalui pendidikan. Hal ini identik dengan yang

Economic Education Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA KELAS IV SD NEGERI KEMBANGARUM 2 MRANGGEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana untuk mempersiapkan masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun lembaga non-formal, karena lembaga-lembaga tersebut memegang

PERAN GURU DALAM MEMBENTUK ARIF BUDAYA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tujuan memberikan konsep konsep dasar yang memiliki

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber penghasil tenaga-tenaga terampil di berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneitian

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

kepercayaan pada siswa. Dengan kata lain, motivasi belajar adalah proses untuk mendorong siswa supaya dapat belajar untuk meraih prestasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA (Studi Deskriptif Terhadap Siswa SMP N 12 Padang)

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DwiMurtiningsih,2014

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

I PENDAHULUAN. kehidupan. Pengertian pendidikan nasional yang tercantum dalam UU No.

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Slameto, belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1995), edisi revisi, hlm. 53.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

Transkripsi:

111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk membantu perkembangan siswa, sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga ia dapat hidup secara layak dalam kehidupannya. Melalui pendidikan siswa dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan, dikembangkan nilai-nilai moral dan ketrampilannya. Kondisi psikologis seorang siswa atau siswi sekolah dasar, di usia mereka memang suatu kewajiban belajar di sekolah sudah melekat di dalam diri mereka, namun tidak bisa pula kita lepaskan faktor bahwa di usia mereka masih terkait dengan masalah-masalah yang sifatnya bermain dan bermain-main, karena mereka memang anak-anak. Kondisi inilah yang harus dilihat oleh kacamata pendidik bahwa suatu kondisi belajar yang terkesan dipaksakan, meskipun siswa-siswi tersebut mengikuti dengan sukarela, diwaktu mereka yang seharusnya pulang dari belajar di sekolah dengan menghentikan segala aktifitas belajar mereka dengan istirahat di rumah ataupun bermain menyesuaikan lingkungannya, mereka dituntut untuk harus belajar lagi setelah belajar mata pelajaran akademis sebelumnya Pada kenyataannya saat ini, siswa cenderung kurang memiliki semangat belajar dan motivasi belajar yang nampak dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di salah satu SD Negeri Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, hal ini terdapat masalah terhadap diri siswa yaitu masalah internal antara lain : (1) faktor jasmani; (2) faktor psikologis; (3) faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu. Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah: (1) faktor keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan); (2) faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standard pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode 1

2 belajar, dan tugas rumah); (3) faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Adanya masalah yang di hadapi siswa di SD Gugus Anggrek adalah prestasi belajar yang kurang memuaskan dan masih banyak nilai di bawah di bawah KKM, hal ini disebabkan seringnya siswa bermain terlalu berlebihan. Oleh karena itu masalah external sangat berpengaruh yaitu pendampingan beljar orang tua dan pemanfaat waktu belajar kurang di terapkan pada anaknya. Kesalahan yang sering ditemui pada orangtua adalah menyerahkan tanggung jawab penuh pendidikan pada guru di sekolah, sehingga jika anak mengalami hambatan seringkali yang dipersalahkan adalah guru sekolahnya. Guru hanya memiliki 25% waktu bersama dengan anak, sedangkan 75% sisanya adalah peran orangtua (keluarga). Selain itu, jika melihat sistem pendidikan saat ini seperti yang telah tersebut di atas, maka orangtua tidak bisa bergantung penuh pada pendidikan formal. Oleh karena itu perlu pendidikan pendampingan terhadap proses belajar. Di sinilah peran orangtua dalam pendampingan proses belajar anak. Labaketoy menyampaikan bahwa orangtua kiranya memberikan atau meluangkan waktunya untuk mendampingi anak pada saat belajar untuk memberikan dukungan dan kepercayaan diri pada anak. Perlakuan orangtua yang demikian dapat saja membuat si anak merasa diperhatikan dan mendapatkan dukungan penuh dari orangtua, sehingga membuatnya semakin percaya diri. Selain itu pendampingan orangtua kepada anak pada saat belajar juga akan semakin meningkatkan kedekatan emosional antara orangtua dan anak. Perwujudan dari peran orangtua itu terdiri dari 4 aspek yaitu: fasilitator; informator; motivator; dan penasehat. Orangtua Sebagai fasilitator dengan mencipkan lingkungan rumah yang mendukung untuk proses belajar baik secara fisik dan psikologis seperti menyediakan sarana dan prasarana yang dapat digunakan anak untuk belajar, seperti ruangan atau tempat untuk belajar, meja dan kursi, buku tulis dan buku pelajaran, serta peralatan tulis. Sebagai motivator dengan membantu mengulang materi di sekolah, membimbing anak dalam mengerjakan PR (pekerjaan rumah). Sebagai informator dengan mengatur kegiatan anak antara waktu belajar, bermain, dan istirahat dan penasehat

3 dengan memberikan pujian kepada anak atas usahanya untuk menyelesaikan tugasnya (dalam Prasetyo, 2009:27). Menurut hasil penelitian yang dilakukan Purwanti, 2006 (http://lib.atmajaya.ac.id/), menunjukkan adanya pendampingan secara langsung dan tidak langsung. Dari 25 keluarga yang melakukan pendampingan 23 diantaranya melakukan pendampingan secara tidak langsung dan 2 keluarga yang lain melakukan pendampingan secara langsung. Pendampingan secara tidak langsung dilakukan dengan cara memantau kegiatan anak karena orangtua sudah mempersiapkan atau melatih anaknya untuk mandiri dalam hal belajar sejak anak kelas I dan kelas II. Pendampingan secara langsung dilakukan oleh dua orang ibu yang ikut terlibat secara langsung dalam proses belajar anak dengan ikut mempelajari buku-buku pelajaran anak. Anak yang mendapat pendampingan secara langsung, prestasinya lebih baik daripada hasil prestasi dari pendampingan secara tidak langsung. Penelitian tersebut di kuatkan oleh penelitian yang dilakukan Slameto,BK FIP IKSW (Satya Wydya vol 15 no 1,2001 ) mengenai peranan hubungan orang tua dalam pendidikan anak dan hubungannya dengan prestasi belajarnya kelas VI SD Laboratorium UKSW,yang menunjukkan hubungan yang positif signifikan antara pendampingan belajar oleh orang tua dengan prestasi belajar siswa karena diperoleh r sebesar -0,113 dengan p sebesar 0,316. Anak perlu punya prestasi. W.J.S Purwadarminto rnenyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan. Tu u (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Selain itu, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor

4 yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Menurut Djamarah, dalam belajar terdapat hal-hal yang harus diperhatikan agar prestasi belajar dapat dicapai dengan baik, yaitu: (1) belajar dengan teratur; (2) disiplin; (3) konsentrasi; (4) pengaturan waktu. Seorang siswa tidak bisa menghindarkan diri dari masalah waktu. Sebagai seorang siswa harus pandai mengatur waktu. Dalam satu hari terdapat 24 jam sehari semalam. Dalam waktu 24 jam tersebut seorang siswa harus dapat mengatur waktu tersebut. Kapan ia harus belajar di sekolah, belajar di rumah, mengerjakan PR/Tugas, membantu orangtua, bermain, mengikuti kursus/les, mengaji, dan lain-lain. Kaitannya pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa, Soetrisno, 1998 menyatakan bahwa ada hubungan antara banyaknya waktu dan pengaturan waktu belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas tinggi sekolah dasar di Kecamatan Singosari. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Murniasih, 2004 menyatakan bahwa ada hubungan antara pemanfaatan waktu belajar dengan prestasi siswa kelas III di SDN Purwodadi I. Pengaturan waktu juga menjadi persoalan bagi siswa. Di atas kertas seorang siswa dapat saja telah menyusun dan membagi waktunya, tetapi kenyataannya masih ada siswa yang mengabaikan waktu. Akibatnya waktu yang seharusnya dimanfaatkan terbuang dengan percuma. Waktu berlalu tanpa makna. Prestasi belajar yang diidam-idamkan untuk dicapai hanya tinggal harapan. Sebaliknya, membuahkan hasil kekecewaan. Oleh karena itu, betapa pentinganya bagi siswa membagi waktu belajarnya dengan membuat jadwal pelajaran dan jadwal belajar. Perhatian orangtua siswa dalam mendampingi anak ketika belajar ditunjukkan dari siswa yang mengerjakan PR yang diberikan oleh guru. Dari pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh sebagai objek penelitian menunjukkan 35% siswa tidak mengerjakan PR dan 65% siswa mengerjakan PR yang diberikan guru. Hasil wawancara pada siswa kelas V menunjukkan sebanyak 14 dari 23 siswa lebih memilih menonton acara televisi dan bermain pada saat jam belajar. Hal ini berdampak pada prestasi belajar siswa yang terlihat pada hasil nilai ulangan, yaitu

5 sebanyak 30% siswa yang nilainya masih kurang dari batas KKM yaitu 65 memiliki prestasi belajar dalam kategori rendah, 45% siswa memiliki prestasi belajar dalam kategori sedang dan 25% siswa memiliki prestasi belajar dalam kategori tinggi. Melihat masih kurangnya siswa memanfaatkan dan mengatur jam belajarnya di luar sekolah, serta kurangnya perhatian orangtua siswa dalam mendampingi anak dalam belajar, penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai : Hubungan Penggunaan Jam Belajar di Luar Sekolah dan Pendampingan Belajar Orangtua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan sigtnifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi siswa kelas V di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012.

6 2. Hubungan yang positif dan signifikan antara pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012. 3. Hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi siswa kelas V di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian ilmiah mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan informasi untuk mengetahui hubungan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa, sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah. b. Bagi Orangtua, penelitian ini dapat memberikan informasi dalam pemanfaatkan waktu belajar anak, sehingga orangtua dapat membantu anak dalam mengatur jam belajarnya dan mendampingi belajar secara maksimal. c. Bagi Guru, penelitian ini dapat memberikan informasi sejauhmana siswa memanfaatkan jam belajar di luar sekolah, dan pendampingan belajar orangtua, sehingga para guru dapat melakukan pendekatan secara personal kepada siswa untuk membantu memberikan solusi mencapai prestasi belajar yang baik.