111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk membantu perkembangan siswa, sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga ia dapat hidup secara layak dalam kehidupannya. Melalui pendidikan siswa dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan, dikembangkan nilai-nilai moral dan ketrampilannya. Kondisi psikologis seorang siswa atau siswi sekolah dasar, di usia mereka memang suatu kewajiban belajar di sekolah sudah melekat di dalam diri mereka, namun tidak bisa pula kita lepaskan faktor bahwa di usia mereka masih terkait dengan masalah-masalah yang sifatnya bermain dan bermain-main, karena mereka memang anak-anak. Kondisi inilah yang harus dilihat oleh kacamata pendidik bahwa suatu kondisi belajar yang terkesan dipaksakan, meskipun siswa-siswi tersebut mengikuti dengan sukarela, diwaktu mereka yang seharusnya pulang dari belajar di sekolah dengan menghentikan segala aktifitas belajar mereka dengan istirahat di rumah ataupun bermain menyesuaikan lingkungannya, mereka dituntut untuk harus belajar lagi setelah belajar mata pelajaran akademis sebelumnya Pada kenyataannya saat ini, siswa cenderung kurang memiliki semangat belajar dan motivasi belajar yang nampak dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di salah satu SD Negeri Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, masih terdapat beberapa siswa yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah, hal ini terdapat masalah terhadap diri siswa yaitu masalah internal antara lain : (1) faktor jasmani; (2) faktor psikologis; (3) faktor kelelahan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu. Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah: (1) faktor keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan); (2) faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standard pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode 1
2 belajar, dan tugas rumah); (3) faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Adanya masalah yang di hadapi siswa di SD Gugus Anggrek adalah prestasi belajar yang kurang memuaskan dan masih banyak nilai di bawah di bawah KKM, hal ini disebabkan seringnya siswa bermain terlalu berlebihan. Oleh karena itu masalah external sangat berpengaruh yaitu pendampingan beljar orang tua dan pemanfaat waktu belajar kurang di terapkan pada anaknya. Kesalahan yang sering ditemui pada orangtua adalah menyerahkan tanggung jawab penuh pendidikan pada guru di sekolah, sehingga jika anak mengalami hambatan seringkali yang dipersalahkan adalah guru sekolahnya. Guru hanya memiliki 25% waktu bersama dengan anak, sedangkan 75% sisanya adalah peran orangtua (keluarga). Selain itu, jika melihat sistem pendidikan saat ini seperti yang telah tersebut di atas, maka orangtua tidak bisa bergantung penuh pada pendidikan formal. Oleh karena itu perlu pendidikan pendampingan terhadap proses belajar. Di sinilah peran orangtua dalam pendampingan proses belajar anak. Labaketoy menyampaikan bahwa orangtua kiranya memberikan atau meluangkan waktunya untuk mendampingi anak pada saat belajar untuk memberikan dukungan dan kepercayaan diri pada anak. Perlakuan orangtua yang demikian dapat saja membuat si anak merasa diperhatikan dan mendapatkan dukungan penuh dari orangtua, sehingga membuatnya semakin percaya diri. Selain itu pendampingan orangtua kepada anak pada saat belajar juga akan semakin meningkatkan kedekatan emosional antara orangtua dan anak. Perwujudan dari peran orangtua itu terdiri dari 4 aspek yaitu: fasilitator; informator; motivator; dan penasehat. Orangtua Sebagai fasilitator dengan mencipkan lingkungan rumah yang mendukung untuk proses belajar baik secara fisik dan psikologis seperti menyediakan sarana dan prasarana yang dapat digunakan anak untuk belajar, seperti ruangan atau tempat untuk belajar, meja dan kursi, buku tulis dan buku pelajaran, serta peralatan tulis. Sebagai motivator dengan membantu mengulang materi di sekolah, membimbing anak dalam mengerjakan PR (pekerjaan rumah). Sebagai informator dengan mengatur kegiatan anak antara waktu belajar, bermain, dan istirahat dan penasehat
3 dengan memberikan pujian kepada anak atas usahanya untuk menyelesaikan tugasnya (dalam Prasetyo, 2009:27). Menurut hasil penelitian yang dilakukan Purwanti, 2006 (http://lib.atmajaya.ac.id/), menunjukkan adanya pendampingan secara langsung dan tidak langsung. Dari 25 keluarga yang melakukan pendampingan 23 diantaranya melakukan pendampingan secara tidak langsung dan 2 keluarga yang lain melakukan pendampingan secara langsung. Pendampingan secara tidak langsung dilakukan dengan cara memantau kegiatan anak karena orangtua sudah mempersiapkan atau melatih anaknya untuk mandiri dalam hal belajar sejak anak kelas I dan kelas II. Pendampingan secara langsung dilakukan oleh dua orang ibu yang ikut terlibat secara langsung dalam proses belajar anak dengan ikut mempelajari buku-buku pelajaran anak. Anak yang mendapat pendampingan secara langsung, prestasinya lebih baik daripada hasil prestasi dari pendampingan secara tidak langsung. Penelitian tersebut di kuatkan oleh penelitian yang dilakukan Slameto,BK FIP IKSW (Satya Wydya vol 15 no 1,2001 ) mengenai peranan hubungan orang tua dalam pendidikan anak dan hubungannya dengan prestasi belajarnya kelas VI SD Laboratorium UKSW,yang menunjukkan hubungan yang positif signifikan antara pendampingan belajar oleh orang tua dengan prestasi belajar siswa karena diperoleh r sebesar -0,113 dengan p sebesar 0,316. Anak perlu punya prestasi. W.J.S Purwadarminto rnenyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan. Tu u (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Selain itu, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor
4 yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Menurut Djamarah, dalam belajar terdapat hal-hal yang harus diperhatikan agar prestasi belajar dapat dicapai dengan baik, yaitu: (1) belajar dengan teratur; (2) disiplin; (3) konsentrasi; (4) pengaturan waktu. Seorang siswa tidak bisa menghindarkan diri dari masalah waktu. Sebagai seorang siswa harus pandai mengatur waktu. Dalam satu hari terdapat 24 jam sehari semalam. Dalam waktu 24 jam tersebut seorang siswa harus dapat mengatur waktu tersebut. Kapan ia harus belajar di sekolah, belajar di rumah, mengerjakan PR/Tugas, membantu orangtua, bermain, mengikuti kursus/les, mengaji, dan lain-lain. Kaitannya pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa, Soetrisno, 1998 menyatakan bahwa ada hubungan antara banyaknya waktu dan pengaturan waktu belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas tinggi sekolah dasar di Kecamatan Singosari. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Murniasih, 2004 menyatakan bahwa ada hubungan antara pemanfaatan waktu belajar dengan prestasi siswa kelas III di SDN Purwodadi I. Pengaturan waktu juga menjadi persoalan bagi siswa. Di atas kertas seorang siswa dapat saja telah menyusun dan membagi waktunya, tetapi kenyataannya masih ada siswa yang mengabaikan waktu. Akibatnya waktu yang seharusnya dimanfaatkan terbuang dengan percuma. Waktu berlalu tanpa makna. Prestasi belajar yang diidam-idamkan untuk dicapai hanya tinggal harapan. Sebaliknya, membuahkan hasil kekecewaan. Oleh karena itu, betapa pentinganya bagi siswa membagi waktu belajarnya dengan membuat jadwal pelajaran dan jadwal belajar. Perhatian orangtua siswa dalam mendampingi anak ketika belajar ditunjukkan dari siswa yang mengerjakan PR yang diberikan oleh guru. Dari pengamatan yang dilakukan pada siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh sebagai objek penelitian menunjukkan 35% siswa tidak mengerjakan PR dan 65% siswa mengerjakan PR yang diberikan guru. Hasil wawancara pada siswa kelas V menunjukkan sebanyak 14 dari 23 siswa lebih memilih menonton acara televisi dan bermain pada saat jam belajar. Hal ini berdampak pada prestasi belajar siswa yang terlihat pada hasil nilai ulangan, yaitu
5 sebanyak 30% siswa yang nilainya masih kurang dari batas KKM yaitu 65 memiliki prestasi belajar dalam kategori rendah, 45% siswa memiliki prestasi belajar dalam kategori sedang dan 25% siswa memiliki prestasi belajar dalam kategori tinggi. Melihat masih kurangnya siswa memanfaatkan dan mengatur jam belajarnya di luar sekolah, serta kurangnya perhatian orangtua siswa dalam mendampingi anak dalam belajar, penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai : Hubungan Penggunaan Jam Belajar di Luar Sekolah dan Pendampingan Belajar Orangtua dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012? 2. Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012? 3. Apakah terdapat hubungan yang positif dan sigtnifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi siswa kelas V di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012.
6 2. Hubungan yang positif dan signifikan antara pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012. 3. Hubungan yang positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi siswa kelas V di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ 2012. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu manfaat akademis dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai kajian ilmiah mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya tentang pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa. 1.4.2 Manfaat Praktis a. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan informasi untuk mengetahui hubungan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa, sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah. b. Bagi Orangtua, penelitian ini dapat memberikan informasi dalam pemanfaatkan waktu belajar anak, sehingga orangtua dapat membantu anak dalam mengatur jam belajarnya dan mendampingi belajar secara maksimal. c. Bagi Guru, penelitian ini dapat memberikan informasi sejauhmana siswa memanfaatkan jam belajar di luar sekolah, dan pendampingan belajar orangtua, sehingga para guru dapat melakukan pendekatan secara personal kepada siswa untuk membantu memberikan solusi mencapai prestasi belajar yang baik.