BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu tingkat kelayakan kesejahteraan hidupnya. Di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi salah satu tingkat kelayakan kesejahteraan hidupnya. Di"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Tingkat pendidikan suatu bangsa merupakan cermin kesejahteraan kehidupan bangsa tersebut. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki masyarakat menjadi salah satu tingkat kelayakan kesejahteraan hidupnya. Di mana masyarakat yang berpendidikan akan mampu mengatasi masalahmasalah yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan penemuan-penemuan baru. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan diharapkan mampu menghasilkan output yang berkualitas. Dari berbagai macam karakteristik input yang masuk, bagaimana pendidikan itu mampu menghasilkan output yang baik dan berkualitas. Setiap usaha pendidikan di Indonesia harus sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional seperti yang tertulis dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 3, yaitu : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah untuk berupaya meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Namun hal tersebut tidak akan 1

2 2 tercapai tanpa bantuan dari berbagai pihak, terutama orang-orang yang bergerak dalam bidang pendidikan. Untuk mengukur dan mengevaluasi hasil belajar dapat dikatakan berhasil, salah satu indikatornya adalah dengan melihat hasili belajar siswa yang sudah memenuhi target atau belum. Hasil belajar siswa merupakan hasil belajar yang dapat dicapai siswa pada saat dilakukan penilaian. Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan suatu masalah dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupan manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing-masing. Kata prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda Prestatic yang berarti hasil usaha. Prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai hasil penilaian yang diperoleh dari kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa. Di dalam pendidikan, siswa akan dinilai keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah hasil belajar yang optimal dan tinggi karena setiap orang menginginkan hasil belajar yang tinggi, baik siswa, guru, sekolah, maupun orang tua dan masyarakat. Namun antara siswa satu dengan siswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian hasil belajar. Ada yang mampu mencapai hasil belajar tinggi, tetapi ada pula siswa yang hasil belajarnya rendah. SMP Negeri 1 Subah merupakan Sekolah Menengah Pertama Negeri yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman Desa Jatisari Kecamatan Subah.

3 3 Penelitian ini memfokuskan pada mata pelajaran PAI kelas VIII yang memiliki tingkat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu pelajaran yang ada pada setiap semester dan harus dicapai melalui kegiatan pembelajaran. Hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI dapat ditunjukkan dengan rata-rata dua kali nilai ulangan harian dan ujian semester genap (UAS). Berdasarkan hasil dari observasi menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII belum optimal. Kondisi tersebut terlihat bahwa sebanyak 58,23% dari jumlah siswa kelas VIII masih mendapatkan nilai di bawah ketuntasan minimal yaitu 65. Standar keberhasilan belajar minimal yang ditargetkan oleh sekolah adalah sebesar 100% siswa memenuhi KKM yang ditentukan. Hal ini membuktikan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI harus dioptimalkan dengan lebih baik. Dengan kondisi yang seperti ini kemudian sekolah memberikan fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Setelah peneliti mengetahui keadaan siswa masih banyak yang belum memenuhi KKM yang ditentukan oleh sekolah, maka peneliti berniat untuk mengetahui sejauh mana perkembangan belajar siswa dalam mengikuti belajar mengajar yang telah diberikan fasilitas oleh sekolah, seperti ruang kelas yang nyaman, pemekaran gedung, penambahan buku-buku perpustakaan, diaktifkannya kegiatan keagamaan, danfasilitas-fasilitas lainnya. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap hasil belajar dapat digolongkan dalam dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

4 4 Faktor internal yang terbentuk dari dalam diri siswa itu sendiri antara lain kesehatan jasmani rohani, sikap, intelegensi dan bakat, minat, motivasi, kebiasaan belajar, dan lain sebagainya sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar diri siswa itu antara lain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, guru, masyarakat serta lingkungan sekitar. 1 Salah satu faktor yang penting dalam mempengaruhi hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah juga merupakan faktor eksternal yang cukup penting dalam proses belajar mengajar. Lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal yang mempunyai peran penting dalam mencerdaskan dan membimbing anak didik menjadi pribadi yang berkualitas. Guru merupakan tangan pertama yang langsung berhubungan dengan siswa, sehingga dalam belajar guru harus menggunakan metode pembelajaran yang berbeda agar anak tidak jenuh. Adanya keterbatasan sarana dan prasarana di lingkungan sekolah, diantaranya ruang perpustakaan yang kurang memadai, hal ini dapat dilihat dari kurang relevannya dan up to date dari referensi buku-buku yang tersedia dan belum kondusifnya dikarenakan kurangnya sirkulasi udara yang ada, hal ini akan berpengaruh pada kenyamaman dan konsentrasi siswa saat belajar. Fasilitas yang ada didalam kelas belum terdapat LCD dan screen juga menyebabkan siswa kurang berkonsentrasi dalam belajar untuk mencapai hasil yang optimal. Siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Subah Tahun Ajaran 2013/2014 tidak terlepas dengan persoalan-persoalan tersebut. 1 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), hlm

5 5 Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Lingkungan Belajar di Sekolah terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang Tahun 2013/2014. B. Penegasan Istilah Guna menyamakan persepsi, pandangan dan pengertian serta untuk menghindari kesalahan pengertian dan beda penafsiran maka perlu adanya penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, yaitu sebagai berikut : a. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 2 Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yang timbul sebagai akibat dari lingkungan belajar di sekolah untuk meningkatkan hasil balajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang. b. Lingkungan Belajar Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. 3 2 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hlm Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, (Bandumg : PT. Alumni, 2003), hlm. 2

6 6 Pengertian belajar adalah usaha untuk mengubah tingkah laku. Belajar pada hakekatnya adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap, dan berbuat. 4 Sedangkan belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 5 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar adalah seluruh kondisi yang ada di suatu tempat baik yang berupa benda hidup dan mati yang berpengaruh terhadap diri seseorang dalam mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkunganya. c. Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. 6 4 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002), hlm. 8 5 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 2 6 Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 54

7 7 Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program pendidikan dalam rangka membantu siswa dalam mengembangkan potensinya. d. Hasil Belajar Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka niai yang diberikan oleh guru. 7 Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai dalam mengikuti pelajaran yang dinyatakan dengan nilai raport semester akhir. Dari seluruh pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar pada mata pelajaran PAI dalam penelitian ini adalah sesuatu yang timbul dari sikap, prilaku, perbuatan seseorang dengan peraturan yang berlaku, dan seluruh kondisi yang ada di suatu tempat yang berpengaruh terhadap diri seseorang untuk mengubah tingkah laku yang dilaksanakan di lembaga pendidikan formal dalam rangka mengembangkan potensi siswa sesuai hasil yang dicapai dalam mengikuti pelajaran. C. Rumusan Masalah Berdasarkan alasan pemilihan judul diatas maka peneliti mengemukakan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut : 7 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hlm. 895

8 8 a. Bagaimanakah lingkungan belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014? b. Bagaimanakah hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014? c. Bagaimanakah pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk : a. Untuk mengetahui bagaimana lingkungan belajar di sekolah siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014; b. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI yang ada di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014; c. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran 2013/2014. E. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Secara Teoritis

9 9 1). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah Khasanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa. 2). Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi para peneliti yang berminat meneliti masalah yang sama. b. Secara Praktis Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi solusi dan sumber inspirasi bagi pelaksana dan pemerhati pendidikan atau pihak yang berwenang dalam mengambil suatu kebijakan dalam menyelesaikan problem pendidikan, khususnya di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang. F. Tinjauan Pustaka 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal, dimana di tempat inilah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan dan dikembangkan kepada anak didik 8. Lingkungan sekolah juga diartikan sebagai lingkungan dimana para siswa dibiasakan dengan nilai-nilai tata tertib sekolah dan nilai- hlm. 1 8 Tulus Tu u, Peran Disiplin Pada Periaku dan Prestasi siswa, (Jakarta : Grasindo, 2004),

10 10 nilai kegiatan pembelajaran berbagai bidang studi yang dapat meresap ke dalam kesadaran hati nuraninya. 9 Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun anak tinggal dalam satu lingkungan yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak. Lingkungan sekolah terdiri dari dua macam, yaitu ingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para tenaga pendidikan, dan teman sekelas. Lingkungan nonsosial sekolah meliputi gedung sekolah, alat-alat belajar, cuaca, dan sebagainya. 10 Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah, pelaksanaan tata tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan anak. 11 Sejalan dengan pendapat Slameto faktor sekolah yang mempengaruhi hasil belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin 9 Ibid, hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 59

11 11 siswa, pelajaran dan waktu di sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 12 Lingkungan sekolah memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswa. Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan kelas, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber-sumber belajar dan media belajar. Juga meliputi lingkungan sosial yang menyangkut hubungan siswa dengan temantemannya, gurugurunya, serta staf sekolah yang lain. Lingkungan sekolah juga menyangkut lingkungan akademis, yaitu sarana dan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, berbagai kegiatan kokurikuler, dan lain sebagainya. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah meliputi semua hal yang berpengaruh dan bermakna bagi siswa saat menjalani proses belajar mengajar di sekolah, baik itu lingkungan sosial maupun lingkungan nonsosial. Indikator lingkungan sekolah ini antara lain: keadaan sekolah tempat belajar, kualitas dan metode mengajar guru, keadaan fasilitas atau perlengkapan di sekolah, hubungan siswa dengan teman, guru dan staf sekolah dan Pelaksanaan tata tertib sekolah. 12 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010), hlm

12 12 b. Fungsi Sekolah Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga, terutama dalam hal pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimlah anak ke sekolah. Menurut Hasbullah Fungsi Lingkungan Sekolah antara lain : 13 1) Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan. Mengembangkan pribadi anak didi secara menyeluruh, menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan. 2) Spesialisasi Semakin meningkatnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga sosial. sekolah juga sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran. 3) Efisiensi Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di bidang pendidikan dan pengajaran maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien. 4) Sosialisasi Sekolah membantu perkembangan individu menjadi makhluk sosial, makhluk yang beradaptasi dengan baik di masyarakat. 5) Konservasi dan transmisi kultural Memelihara warisan budaya hidup dalam masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan (transmisi cultural) kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya adalah anak didik. 6) Transisi dari rumah ke masyarakat Ketika berada di keluarga, kehidupan anak seba menggantungkan diri pada orang tua, maka memasuki sekolah di mana ia mendapat kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke mayarakat. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi Lingkungan Sekolah adalah membantu mengerjakan serta menanamkan budi pekerti yang baik. Selain itu juga memberikan pendidikan untuk hlm Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : PT. Raja Grasindo Persada, 2008),

13 13 kehidupan di dalam masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan dirumah. 2. Hasil belajar a. Pengertian Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran PAI Hasil belajar adalah merupakan pencapaian siswa dalam bentuk skor atau angka yang didapatkan dari tes yang dilalui. 14 Hasil belajar dapat pula diartikan sebagai suatu hasil belajar yang dicapai secara maksimal. Dengan demikian, hasil belajar dapat didefinisikan sebagai suatu hasil yang telah dicapai baik merupakan pemusatan tingkah laku, pengetahuan maupun sikap dalam memahami suatu mata pelajaran yang ditunjukkan dengan angka atau nilai. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada mata pelajaran PAI adalah hasil dari proses yang telah dilalui siswa. Sehingga menghasilkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan berfikir, kemudian didapatkan data hasil belajar berupa skor atau angka-angka melalui tes secara lisan maupun tertulis yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar pada mata pelajaran PAI merupakan hasil yang telah dicapai siswa melalui proses belajar efektif di sekolah. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu 14 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hlm. 895

14 14 yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu 15. 1) Faktor dari Dalam (Internal), meliputi : a) Faktor Biologis (Jasmaniah) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Kondisi fisik berupa panca indra yang tidak berfungsi sebagai mana mestinya. Seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkebangan yang tidak sempurna. Kondisi jasmani yang segar akan lebih mudah melakukan proses belajar mengajar daripada yang dalam keadaan lelah. b) Faktor Psikologis (Rohaniah) terdiri dari : a) Kecerdasan anak (Intelegensi) seseorang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang mempunyai intelegensi jauh dibawah normal akan sulit diharapkan untuk mencapai hasil belajar yang tinggi dalam proses belajar. b) Kemauan, proses belajar yang dilakukan seseorang hasilnya akan kurang memuaskan jika orang tersebut tidak mempunyai kemauan yang keras. Pepatah mengatakan dimana ada kemauan disitu ada jalan. Jadi jika ada kemauan belajar maka akan mendapatkan hasil yang lebih baik. 15 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010), hlm. 54.

15 15 c) Bakat adalah kepandaian, sifat yang dibawa sejak lahir. Siswa yang berbakat jika diberi stimulus maka dia akan lebih cepat meresponya sehingga akan lebih cepat paham. d) Daya ingat dapat didefinisikan daya jiwa untuk memasukkn, menyimpan, dan mengeluarkan kembali suatu kesan. e) Daya konsentrasi merupakan sutu kemampuan untuk memfokuskan pikiran, perasaan, kemauan, dan segenap pancaindra ke satu objek di dalam stu aktivitas tertentu. 2) Faktor dari Luar (Eksternal), meliputi : a) Faktor Lingkungan Keluarga Yang sangat menentukan keberhasilan belajar seseorang diantaranya ialah adanya hubungan yang harmonis diantara sesama anggota keluarga, tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi keluarga yang cukup, dan suasana lingkungan rumah yang cukup tenang. b) Faktor Lingkungan Sekolah Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.

16 16 c) Faktor Lingkungan Masyarakat Yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang melaksanakan kursus-kursus tertentu yang menunjang keberhasilan di sekolah. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran PAI, secara umum terdiri dari faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor dari luar siswa (faktor eksternal). Pada penelitian ini di fokuskan pada faktor eksternal, sedangkan salah satu faktor eksternalnya adalah Lingkungan Sekolah. G. Kerangka Berpikir Lingkungan Sekolah merupakan tempat belajar bagi siswa dan temantemannya untuk menerima ilmu pengetahuan dari gurunya dengan tujuan agar menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan mempunyai tingkah laku yang baik. Lingkungan Sekolah yang meliputi keadaan sekitar sekolah, suasana sekolah, keadaan gedung, masyarakat sekolah, tata tertib, dan fasilitas-fasilitas sekolah, serta sarana-prasarana sekolah memegang peranan penting bagi perkembangan belajar para siswanya. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah harus mampu mendukung kegiatan belajarmengajar dengan baik. Lingkungan Sekolah yang mendukung akan menyebabkan siswa dapat belajar dengan lebih optimal sehingga dapat

17 17 mencapai hasil belajar pada mata pelajaran PAI yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan oleh semua pihak, baik oleh siswa maupun oleh guru. Faktor lingkungan belajar di sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 16 Keterkaitan lingkungan belajar di sekolah dengan hasil belajar dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan sebagai berikut : Lingkungan Belajar X - Metode Mengajar - Kurikulum - Relasi Guru dengan Siswa - Relasi Siswa dengan Siswa - Disiplin Sekolah - Alat Pelajaran - Waktu Sekolah - Standar Pelajaran diatas Ukuran - Keadaan Gedung - Metode Belajar - Tugas Rumah Hasil Belajar Siswa Y Dilihat dari nilai raport akhir semester Gambar 1. Kerangka Berfikir H. Hipotesis Dalam penelitian hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2010), hlm Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2007), hlm. 82

18 18 Yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah Hipotesis Kerja Ha dan Hipotesis Nol H0. Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, maka muncul hipotesis penelitian yaitu ; Hipotesis Kerja Ha : Ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun pelajaran tahun 2013/2014. Hipotesis Nol H0 : Tidak ada pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang tahun Pelajaran 2013/2014. I. Metode Pelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menitikberatkan pada data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang di angkakan yang kemudian diolah dengan rumus statistik. 18 hlm Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),

19 19 2. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya 19. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda alam yang lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang yang berjumlah 213 siswa. 3. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi. 20 Dari populasi tersebut diambil sebagian siswa untuk diambil dijadikan sampel guna diambil datanya. Menurut Arikunto Suharsimi, jika penelitian secara sampling, sedangkan populasinya lebih dari 100, maka dapat diambil sampel antara 15%-20% 21. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel 20%. Jadi peserta didik yang di jadikan sample pada penelitian ini adalah 43 siswa. Setiap kelas mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel, maka pengambilan sampel akan dilakukan dengan metode proporsional 19 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, ( Bandung : Alfabeta, 2007), hlm Ibid. hlm Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 134

20 20 cluster random sampling, pengambilan sampel dilakukan secara proporsional. 4. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti baik dalam bentuk apapun untuk dipelajari sehingga dapat diperoleh informasi tentang hal tersebut yang kemudian dapat ditarik kesimpulannya. 22 Dalam hal ini peneliti menggunakan dua variabel sebagai berikut : a. Variabel Bebas (Variabel X) Variabel bebas atau variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya variabel dependen. 23 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas yaitu: Lingkungan Belajar (X), yaitu lingkungan belajar di sekolah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang. Dengan indikator sebagai berikut: 1) Metode Mengajar 2) Kurikulum 3) Relasi Guru dengan Siswa 4) Relasi Siswa dengan Siswa 5) Disiplin Sekolah 6) Alat Pelajaran 7) Waktu Sekolah 8) Standar Pelajaran diatas Ukuran 22 Ibid. hlm Ibid. 4

21 21 9) Keadaan Gedung 10) Metode Belajar 11) Tugas Rumah b. Variabel Terikat (Variabel Y) Variabel terikat (variabel dependen) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. 24 Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang. Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar yang telah dicapai atau telah dikerjakan dilihat dari nilai akhir atau nilai raport semester genap tahun ajaran 2013/ Sumber Data a. Sumber Data Primer Sumber data primer adalah data utama yang digunakan dalam penelitian. Dalam hal ini, data yang digunakan yakni informasi dari seluruh responden kelas VIII SMP Negeri 1 Subah dan dokumen yang berhubungan dengan maksud penelitian. b. Sumber Data Skunder Sumber data yang digunakan adalah data-data yang ada diluar dari lingkungan SMP Negeri 1 Subah yakni referensi-referensi kepustakaan dan jurnal mengenai permasalahan lingkungan belajar di sekolah dan hasil belajar siswa. 24 Ibid.

22 22 6. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang relevan, akurat, dan reliabel. Teknik yang digunakan untuk pengambilan data pada penelitian ini adalah dengan metode angket, metode dokumentasi dan metode observasi. a. Metode Angket Metode angket (kuesioner) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk informasi dari responden dalam arti laporan tertentu tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui. 25 Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan tertulis dengan harapan responden dapat segera langsung menuangkan jawabanya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Angket ini digunakan untuk mengetahui variabel lingkungan balajar siswa di SMP Negeri 1 Subah Kabupaten Batang. Item pertanyaan yang diajukan peneliti disediakan pula alternatif jawaban. Jawaban setiap item pertanyaan tersebut menggunakan skala Likert dimana skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. 26 Karena data ini berupa data kualitatif maka perlu diubah menjadi data 25 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula, (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm. 87

23 23 kuantitatif dengan memberikan simbol berupa angka, yaitu untuk setiap item pertanyaan disediakan 5 lima jawaban dengan skor yaitu : Tabel 1.1 KATEGORI DAN SKOR ANGKET Jawaban Kategori Skor 1 Sangat Tinggi Sangat Baik 5 2 Tinggi Baik 4 3 Sedang Cukup Baik 3 4 Kurang Kurang Baik 2 5 Sangat Kurang Tidak Baik 1 b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang dilaksanakan dengan melihat, membaca, mempelajari, dan keandalan mencatat informasi yang ada hubungannya dengan objek penelitian. 27 Metode ini digunakan untuk mendapatkan jumlah responden siswa, nama-nama siswa, nilai rata-rata siswa yang menjadi obyek penelitian, gambaran umum sekolah dan data lain yang menunjang. c. Observasi Observasi ialah metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm M. Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1990), hlm. 149

24 24 Cara atau metode tersebut pada umumnya ditandai oleh pengamatan tentang apa yang benar-benar dilakukan oleh individu, dan membuat pencatatan-pencatatan secara objektif mengenai apa yang diamati. Dalam metode observasi ini peneliti tidak hanya mengamati obyek studi tetapi juga mencatat hal-hal yang terdapat pada obyek tersebut. Selain itu metode ini peneliti gunakan untuk mendapatkan data tentang situasi dan kondisi secara universal dari obyek penelitian. J. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk menghindari kesimpangsiuran pemahaman peneliti dalam skripsi ini, maka peneliti menyusun permasalahan yang akan dibahas dalam sistematika penulisan skripsi : 1. Bagian awal berisi : Halaman sampul luar, halaman sampul judul, halaman pernyataan, halaman nota pembimbing, halaman pengesahaan, halaman persembahan, halaman motto, abstrak, kata pengantar, daftar isi, dan daftar tabel. 2. Bagian Inti meliputi : Bab I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang : latar belakang masalah, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka/teori yang digunakan, kerangka berfikir, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

25 25 Bab II LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN HASIL BELAJAR SISWA Bab ini membahas tentang landasan teoristis mengenai hal-hal yang ada dalam skripsi meliputi : Lingkungan belajar yang membahas tentang : pengertian belajar, pengertian lingkungan belajar, macam-macam lingkungan belajar. Hasil belajar siswa yang membahas tentang : pengertian hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dan Relasi teoristis lingkungan belajar dan hasil belajar. Bab III LINGKUNGAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SMP NEGERI 1 SUBAH Bab ketiga ini membahas tentang laporan penelitian terhadap objek yang diteliti yaitu : Situasi umum meliputi : Sejarah singkat, letak geografis, keadaan guru dan siswa. Data lingkungan belajar disekolah dan data hasil belajar siswa. Deskripsi tentang hasil belajar di SMP Negeri 1 Subah. BAB IV PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Bab ini memuat analisis tentang : Analisis data lingkungan belajar di sekolah, analisis data hasil belajar, analisis pengaruh lingkungan belajar di sekolah terhadap hasil belajar siswa.

26 26 Bab V PENUTUP Bab ini meliputi : kesimpulan yang diperoleh peneliti dan saran-saran dari peneliti. 3. Bagian akhir berisi : Daftar Pustaka dan Lampiran-lampiran.

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan melalui pendidikan sekolah. Kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pengaruh Tingkat Disiplin Dan Lingkungan Belajar Di Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Nokwanti (0612035) Mahasiswa Pendidikan Ekonomi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Prestasi merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting untuk mempersiapkan kesuksesan dimasa depan. Pendidikan bisa diraih dengan berbagai cara salah satunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi kehidupan manusia, khususnya bangsa Indonesia. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Tingkat pendidikan suatu bangsa merupakan cermin kesejahteraan kehidupan bangsa tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang kehidupan. Hal ini menuntut adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilakukan terus menerus di Negara Indonesia secara menyeluruh baik fisik maupun mental spiritual membutuhkan Sumber Daya Manusia terdidik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7),

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, serta orang tua. Menurut Dimyati dan Mujiono (2006: 7), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pemberdayaan peserta didik, membangun sumber daya manusia yang berkualitas, serta mengembangkan kreativitas peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap manusia yang telah dimulai sejak dari buaian hingga ke liang lahat. Oleh sebab itu, setiap manusia wajib untuk belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR EKONOMI KELAS VII SMP NEGERI 2 MOJOSONGO BOYOLALI TAHUN

Lebih terperinci

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG Desi Kurnia Ningsih 1 Erianjoni, M.Si 2 Erningsih, S.Sos 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia merupakan masalah penting yang menentukan nasib suatu negara. Suatu negara yang kualitas sumber daya manusianya bagus akan mampu

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL Oleh: MARET ADI PURWANTO 08503244036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin

BAB I PENDAHULUAN. dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini zaman semakin berkembang pesat, hal ini ditandai dengan adanya globalisasi. Globalisasi berarti tiap negara bebas untuk mengembangkan usaha di negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu; 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan dalam perkembangan untuk mewujudkan diri individu terutama bagi perkembangan bangsa dan negara. Undang-Undang Republik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia sudah merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang apalagi diera globalisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012 Naskah Publikasi Disusun oleh YULIYATUN A 210 080 090

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI DITINJAU DARI LINGKUNGAN SEKOLAH DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 KLEGO BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013 JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada cara globalisasi seperti ini, menurut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X DI SMA PPMI ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, dan negara. Dunia pendidikan dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoritis dan Hipotesis Tindakan 1. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat. Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI LATAR BELAKANG KELUARGA DAN FASILITAS BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI I BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009 SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui. pasal 4 tentang sistem pendidikan nasional bahwa: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PURWANTORO TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diupayakan untuk tanggap terhadap perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dalam Hari (2003:30) menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan perkembangan era globalisasi sekarang ini diperlukan upaya yang signifikan khususnya bagi generasi penerus sebab akan membawa dampak kemajuan diberbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu pendidikan seharusnya

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL Oleh : ANCE EFRIDA NPM. 09020122 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang memiliki pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya adalah usaha untuk membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, pendidikan amat stategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar

Lebih terperinci

STUDI KORELASI ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SD NEGERI SONOREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

STUDI KORELASI ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SD NEGERI SONOREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI STUDI KORELASI ANTARA FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SD NEGERI SONOREJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh: ISFA HAYYULBATHIN A510110230 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa,

keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa, 7 keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa, membiayai pendidikan siswa dan memberikan perhatian baik secara fisik maupun psikologis. Begitu pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia yang memiliki standar mutu profesional tentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi membawa perubahan yang luas dan mendasar dalam semua aspek masyarakat. Perubahan yang berlangsung cepat menyeluruh,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pembangunan nasional pada dasarnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Membangun dan membentuk masyarakat Indonesia untuk menjadi manusia yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini. 1 I. PENDAHULUAN Pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian

Lebih terperinci

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3)

Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional seperti disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal (3) menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ini ikut menuntut kemajuan dalam segala sektor. Hal ini terlihat dengan adanya persaingan

Lebih terperinci

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung 8 Siti Halimah, Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui... PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA SISWA KELAS IV SDN 1 SEMBON KECAMATAN KARANGREJO TULUNGAGUNG SEMESTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Dimyati dan Mudjiono (1996: 7) mengemukakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan

Lebih terperinci

PENGARUH FASILITAS BELAJAR, PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN, DISIPLIN BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA IPS TERPADU KELAS VII SMP N 27 PADANG Meli Triani 1, Deltri Apriyeni 2, Vivina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan pembelajaran baik secara formal maupun informal untuk mempersiapkan

Lebih terperinci

Partono 1 Tri Minarni 2

Partono 1 Tri Minarni 2 PENGARUH DISIPLIN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI Partono 1 Tri Minarni 2 Abstrak: Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : (1) Adakah pengaruh

Lebih terperinci

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Marina Tri Handhani. Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 Marina Tri Handhani Universitas Sebelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi segala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH SUASANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP INTENSITAS BELAJAR SERTA DAMPAKNYA PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (Pada Siswa Kelas VIII Semester Gasal SMP N 1 Trangkil Tahun Ajaran2014/2015)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya adalah untuk menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan, suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan di seluruh aspek kehidupan manusia. Pada masa sekarang ini sangat dibutuhkan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU.

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU. PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU Disusun Oleh : NUR INSANI ROLOBESSY NPM : 2009 13 035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pendidikan adalah suatu proses yang ditempuh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya bertujuan untuk membentuk sumber daya manusia seutuhnya yang berkualitas. Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang berkualitas. Dwi Siswoyo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu tempat untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk dapat mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan memang bukanlah satu-satunya hal

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan memang bukanlah satu-satunya hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara dikatakan maju apabila negara tersebut mempunyai kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan memang bukanlah satu-satunya hal yang menentukan maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi hal yang sangat penting bagi suatu bangsa, dikatakan maju apabila pendidikannya berkualitas. Bangsa yang memiliki pendidikan yang berkualitas

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi PENGARUH PERSEPSI SISWA MENGENAI KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 BLORA TAHUN AJARAN 2013/2014 NASKAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian manusia. Sebagai suatu proses, pendidikan tidak hanya berlangsung pada suatu saat saja, akan tetapi proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan masa depan. Saat ini pendidikan tidak hanya mementingkan kuantitas tetapi juga kualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi kehidupan manusia; demikian pula bagi kehidupan suatu bangsa. Untuk mencapai tujuan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang kehidupan. Untuk dapat mengikuti dan meningkatkan ilmu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak kemajuan di berbagai bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal paling penting untuk menunjang kemajuan bangsa di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan potensi-potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sangat berperan penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, oleh karna itu dari waktu ke waktu selalu dilakukan usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas tercipta dari proses pendidikan yang baik.

Lebih terperinci

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

SUKMA WIDIASTO A SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. PENGARUH PENGGUNAAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII PADA POKOK BAHASAN PELAKU KEGIATAN EKONOMI DI SMP N 3 NGADIROJO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa, yaitu untuk membentuk Sumber Daya Manusia yang berpotensi. Pendidikan diharapkan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa dampak kehidupan dalam berbagai bidang kehidupan. Oleh karena itu, pendidikan dipandang sebagai

Lebih terperinci

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian Konvensional Bowo Wahyu Hidayat (10320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses atau suatu rangkaian aktivitas yang menuju kepada perubahan-perubahan fungsional,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari waktu kewaktu perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin pesat. Arus globalisasi juga semakin hebat. Akibat dari fanomena ini muncul persaingan

Lebih terperinci

Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xii Ips 5 Sma Negeri Karangpandan Melalui Model Pembelajaran Sakadumen (One Case Two Minutes)

Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xii Ips 5 Sma Negeri Karangpandan Melalui Model Pembelajaran Sakadumen (One Case Two Minutes) SEMINARNASIONALPENDIDIKAN (SNP)2016,ISSN:25034855 Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xii Ips 5 Sma Negeri Karangpandan Melalui Model Pembelajaran Sakadumen (One Case Two Minutes) 1 Tegas Sudibyo

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: SUKARYATI NPM : P

SKRIPSI. Oleh: SUKARYATI NPM : P HUBUNGAN ANTARA PERILAKU DISIPLIN DAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia. Ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai, 0 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas, dengan begitu perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci