BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga variabel, yaitu penggunaan jam belajar di luar sekolah, pendampingan belajar orangtua, dan prestasi belajar siswa Pemanfaatan Jam Belajar di Luar Sekolah Variabel pemanfaatan jam belajar di luar sekolah akan dibahas mengenai pengertian pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan ketrampilan memanfaatkan jam belajar di luar sekolah Pengertian Pemanfaatan Jam Belajar di Luar Sekolah Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:711) mendefinisikan pengertian pemanfaatan adalah proses; cara; perbuatan memanfaatkan. Menurut The Liang Gie (1983:61-66) pemanfaatan jam belajar adalah suatu pengelompokan atau pejatahan waktu. Itu berarti bahwa pemanfaatan jam belajar bagi siswa digunakan untuk keperluan belajar, melatih diri siswa dalam kebiasaan memanfaatkan waktu dalam keteraturan belajar. Untuk memiliki keteraturan belajar, siswa harus membuat rencana kerja beserta waktunya yang sering disebut dengan membuat jadwal. Pengelompokan waktu yang sangat sederhana dapat dilakukan berdasarkan waktu harian. Selanjutnya, The Liang Gie (2000:74) mengelompokkan waktu rata-rata setiap hari yang dimiliki oleh seorang siswa sebagai berikut : 8 jam untuk tidur, 3 jam untuk pemeliharaan diri, 2 jam untuk keperluan pribadi dan urusan kemasyarakatan, serta 11 jam sebagai sisa khusus untuk belajar. Dari pengelompokan waktu yang digunakan untuk belajar pada saat jam sekolah sebanyak 7 jam dan sisanya 4 jam digunakan untuk belajar di luar jam sekolah atau di rumah. Sawitri (dalam Kase, 2005:10) berpendapat bahwa teknik belajar dengan sistem kebut semalam sudah tidak tepat lagi bagi seorang siswa dalam mempelajari berbagai mata pelajaran. Al-Falasany (1985:104) mengemukakan bahwa belajar semalam suntuk adalah belajar mati-matian untuk memenuhi dan memadatkan kepalanya dengan berbagai macam mata pelajaran dalam waktu yang pendek dan mendesak. 7

2 8 Usaha semacam ini biasanya dilakukan oleh anak yang relatif malas. Untuk menguasai materi pelajaran, siswa harus memanfaatkan waktu belajar di rumah dalam kisaran 3-4 jam setiap hari. Waktu belajar itu digunakan untuk mengulang pelajaran, melengkapi, dan menyempurnakan materi pelajaran yang diberikan guru di kelas dengan bahan-bahan dari literature yang dianjurkan guru. Dilihat dari jumlah jam yang ditetapkan sepertinya terasa terlampau lama, namun bila dicermati dengan jumlah jam dalam satu hari sebanyak 24 jam, maka akan diperoleh rincian pemanfaatan waktu yaitu; 7-8 jam diperlukan untuk tidur demi kebugaran fisik, sisa waktu 16 jam pemanfaatannya : 6-8 jam dihabiskan di sekolah, 2-3 jam untuk mandi, makan, dan santai sepulang dari sekolah, sehingga masih tersisa 1-2 jam untuk membaca Koran, menonton TV, sehingga dapat disimpulkan bahwa kewajiban belajar selama 3-4 jam bukanlah hal yang berat untuk dijalani. Sedangkan pandangan tradisional (dalam Kase, 2005:10) menyatakan bahwa pemanfaatan jam belajar di luar sekolah adalah suatu proses aktif di luar jam sekolah untuk dapat menambah pengetahuan siswa dalam mendukung jam belajar di sekolah guna mendukung pencapaian prestasi belajar yang baik. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa belajar tidak hanya dapat dilakukan oleh siswa semata-mata hanya pada jam sekolah, tetapi juga di luar jam sekolah. Siswa yang memanfaatkan waktu di luar jam sekolah dilakukan untuk belajar, pemahaman akan hal-hal yang telah dipelajari di sekolah, waktu di sekolah kurang dari yang diinginkan oleh siswa dalam mempelajari suatu pengetahuan. Dari pendapat beberapa ahli di atas, penulis setuju dengan pandangan tradisional bahwa pemanfaatan jam belajar di luar sekolah adalah suatu proses aktif di luar jam sekolah untuk menambah pengetahuan anak dalam mendukung jam belajar aktif di sekolah dan pencapaian prestasi belajar. Bila siswa dapat memanfaatkan jam belajar di luar sekolah untuk belajar, menyelesaikan tugastugas sekolah dengan baik akan dapat meningkatkan prestasi pendidikan bagi siswa, meningkatkan pengetahuan bagi warga, dan dapat pula meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

3 Ketrampilan Memanfaatkan Jam Belajar di Luar Sekolah Menurut The Liang Gie (2000:71) ketrampilan memanfaatkan jam belajar harus dikembangkan untuk keperluan belajar bagi siswa dan diterapkan selama belajar. Langkah-langkah yang perlu ditempuh yaitu : 1. Memahami hal ikhwal tentang waktu 2. Melatih kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang juga 3. Mengatur penggunaan waktu 4. Melakukan pengelompokan dan penjatahan waktu untuk belajar Dari pendapat The Liang Gie, dapat disimpulkan bahwa seorang siswa perlu mengerti betul mengenai apa yang akan dikelola, terutama waktu, melatih diri sendiri untuk kebiasaan memanfaatkan waktu sekarang juga tanpa kecenderungan untuk menunda, tentang apa yang harus dikerjakan pada saat-saat tertentu atau pelajaran yang harus dipelajari serta pembuatan rencana belajar, yang bukan sekedar rencana tetapi harus benar-benar dilaksanakan. Menurut Djamarah ( dalam belajar terdapat hal-hal yang harus diperhatikan agar prestasi belajar dapat dicapai dengan baik, yaitu: (1) belajar dengan teratur; (2) disiplin; (3) konsentrasi; (4) pengaturan waktu. Seorang siswa tidak bisa menghindarkan diri dari masalah waktu. Sebagai seorang siswa harus pandai mengatur waktu. Dalam satu hari terdapat 24 jam sehari semalam. Dalam waktu 24 jam tersebut seorang siswa harus dapat mengatur waktu tersebut. Kapan ia harus belajar di sekolah, belajar di rumah, mengerjakan PR/ Tugas, membantu orangtua, bermain, mengikuti kursus/ les, mengaji, dan lain-lain. Pengaturan waktu juga menjadi persoalan bagi siswa. Di atas kertas seorang siswa dapat saja telah menyusun dan membagi waktunya, tetapi kenyataannya masih ada siswa yang mengabaikan waktu. Akibatnya waktu yang seharusnya dimanfaatkan terbuang dengan percuma. Waktu berlalu tanpa makna. Prestasi belajar yang diidamidamkan untuk dicapai hanya tinggal harapan. Sebaliknya, membuahkan hasil kekecewaan. Oleh karena itu, betapa pentinganya bagi siswa membagi waktu belajarnya dengan membuat jadwal pelajaran dan jadwal belajar. Berdasarkan waktu yang tersedia untuk belajar sendiri ini, para siswa dapat mengatur jadwal belajar di

4 10 rumah. Menurut The Liang Gie (2000:61) belajar dengan penuh perhatian selama 1 jam misalnya akan memberikan hasil yang lebih baik ketimbang belajar 2 atau 3 jam dengan pikiran yang tidak mantap dan perhatian yang melayang-layang kian kemari. Dengan jadwal yang sudah dibuat secara bersama-sama antara orangtua dan anakanak secara demokratis dan penuh pertimbangan. Sebaiknya semua harus mentaati terutama anak-anak yang melaksanakan kegiatan belajar. Konsep penggunaan jam belajar di luar sekolah di buat berdasarkan aspek-aspek penggunaan jam belajar di luar sekolah menurut teori kepustakaan dari The Liang Gie dan Slameto (dalam Kase, 2005:37) yang dijabarkan menjadi tiga sub konsep yaitu : 1) penambahan jumlah jam belajar di luar jam sekolah, 2) penggunaan penambahan jam belajar secara optimal, dan 3) cara penggunaan jam belajar di luar sekolah Pendampingan Belajar Orangtua Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:234) pendampingan berasal berarti orang yang mendampingi; proses, cara, perbuatan mendampingi atau mendampingkan. The Liang Gie (2000:1) memberikan definisi belajar adalah segenap kegiatan pikiran seseorang yang dilakukan secara penuh perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman tentang alam semesta, kehidupan masyarakat, perilaku manusia, gejala bahasa, atau perkembangan sejarah. Menurut Thursan Hakim ( 2009/06/pengertian-belajar.html), belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. Menurut Djamarah (1995:11) belajar merupakan proses perubahan perilaku, berkat pengalaman dan latihan, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap; bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Slameto (1988:2) mengemukakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

5 11 Dari beberapa pendapat ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, sebagai hasil pengalaman itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:802) pengertian orangtua adalah ayah dan ibu kandung; orang yang dianggap tua; orang yang dihormati di kampung; ketua. Umumnya, orangtua memiliki peranan yang sangat penting dalam membesarkan anak, dan panggilan ibu atau ayah dapat diberikan untuk perempuan atau pria yang bukan orangtua kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya adalah pada orangtua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis anak) dan ayah tiri (suami ibu biologis anak). Orangtua itu adalah bapak dan ibu dari anak-anak hasil pernikahan (orangtua kandung), atau wali yang menggantikan peran orangtuanya karena meninggal (Prasetyo, 2009:17). Dapat ditarik kesimpulan bahwa orangtua adalah ayah dan ibu kandung dari anakanak hasil pernikahan, atau wali yang menggantikan peran orangtuanya karena meninggal. Sedangkan Purwanti, 2006 ( mengemukakan bahwa pendampingan belajar dalam keluarga adalah penyertaan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak yang sedang belajar di rumah. Pendampingan yang dilakukan dengan cara ikut terlibat secara langsung dalam proses belajar ikut mempelajari bukubuku pelajaran anak atau paling tidak ikut menemani anak ketika belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendampingan belajar orangtua dalam penelitian ini adalah kegiatan orangtua untuk mendukung dan mendampingi siswa belajar di rumah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru sehingga siswa merasa terbimbing dan termotivasi untuk belajar. Pendampingan dan support orang tua sangat berarti dan ingat mas anak anak ini akan berlalu sangat cepat, jangan sampai orang tua kehilangan moment penting dalam fase pembentukan kepribadian anak dalam proses belajar. Pada prinsipnya orang tua hanya boleh menfasilitasi kebutuhan tumbuh kembang anak sesuai tahapan usianya, sebagai orang tua seharusnya memberikan dukungan positif bagi perkembangan kejiwaan

6 12 anak dalam proses pembelajaran, penuh perhatian yang cukup, kontrol sosial yang baik dari lingkungan keluarga, hasilnya anak akan memiliki kepribadian yang matang dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan proses belajar Peran Orangtua Orangtua adalah guru pertama dan paling penting dalam kehidupan seorang anak. Yang kemudian menjadi tugas orangtua adalah membuat proses belajar seperti belajar, mengerjakan pekerjaan rumah, dan memberikan perhatian. Selain itu, memberikan penghargaan terhadap usaha adalah cara yang kuat untuk mempengaruhi anak-anak agar menjadikan usaha sebagai suatu sumber yang berharga dan bermanfaat. Sebagai orangtua, diharapkan lebih memberikan perhatian pada komponen usaha dalam buku laporan pendidikan dan bertanggung jawab secara pribadi dalam mengasuh dan mendukung ketekunan anak-anak seperti yang dilakukan dalam tugas-tugas sekolah mereka. Hal ini berarti orangtua merencanakan bersama dan menjamin tersedianya waktu untuk belajar. Wlodkowski (2004:60) mengemukakan bahwa kebenaran yang sesungguhnya bagi harapan-harapan orangtua muncul ketika anak-anak sedang atau menghadapi kesulitan-kesulitan dalam belajar, yaitu : 1) kesabaran dan kelembutan adalah cara yang sangat bagus untuk menyertai ekspresi keyakinan dalam membantu anak mendapatkan kembali situasinya; 2) kebiasaan bantuan yang diberikan sudah cukup tidak kurang tidak lebih; dan 3) apapun kesulitan belajar itu, yang terbaik adalah melihatnya sebagai sebuah persoalan yang harus dipecahkan. Orangtua juga membantu anak-anak menyusun kebiasaan-kebiasaan belajar yang tepat, karena aspek yang paling penting dari kebiasaan-kebiasaan belajar adalah memahami saat hari sekolah berakhir; tugas akademis; dan belajar menjadi sebuah prioritas. Dengan menetapkan waktu atau tata tertib tertentu, misalnya sesudah makan malam untuk belajar, seorang anak akan lebih menyesuaikan kegiatan-kegiatan lain sesuai jadwalnya. Ini membuat anak lebih mudah mengerjakan tugas-tugas sekolah. Secara umum, seorang anak bisa mendapatkan manfaat dengan mengerjakan tugas sekolah dalam sebuah ruangan di dalam rumah yang tersendiri dan bebas dari gangguan. Tugas orang tua dalam pendampingan anak usia sekolah dasar antara lain

7 13 adalah memberi semangat, memberi pujian atas prestasi yang diraih anak, menghargai hasil karya anak, sebagai contohnya anak berbakat di bidang olahraga, pemberian penghargaan dan pujian ini sangat berarti dalam perkembangan kejiwaan seorang anak. Peranan orang tua juga sangat penting misalnya guru memberikan pekerjaan rumah, diperlukan bimbingan orang tua dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh anak, peranan orang tua sangat tinggi dalam menentukan prestasi siswa, dalam hal ini orang tua memperhatikan pendidikan anaknya tentu akan selalu memperhatikan kebutuhan belajar anaknya. Perhatian tersebut dapat berbentuk penyediaan fasilitas yang cukup, bimbingan belajar di rumah baik yang dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung, pada tataran mikro dapat kita lihat siswa yang mempunyai orang tua yang memberikan perhatian yang tinggi terhadap kebutuhan untuk pendidikan anaknya kuat kemungkinannya untuk dapat mencapai prestasi yang lebih baik, dari uraian diatas dapat dimengerti bahwa mutu pendidikan tidak di pengaruhi oleh faktor tunggal, namun ada sejumlah variabel yang dianggap saling mempengaruhi. Tilaar perspektif Abad 21( jakarta : Indonesia, Tera, 1999 ). Hal Merujuk pada sebuah laporan khusus oleh the National Committee for Citizens in Education (Wlodkowski, 2004:66), diterangkan bahwa : keterlibatan orangtua bisa memperbaiki prestasi murid-murid, memperbaiki sikap-sikap positif terhadap sekolah dan membantu momotivasi anak untuk berhasil. Konsep perwujudan dari peran orangtua itu terdiri dari 4 aspek yaitu: fasilitator; informator; motivator; dan penasehat. Orangtua sebagai fasilitator dengan menciptakan lingkungan rumah yang mendukung untuk proses belajar baik secara fisik dan psikologis seperti menyediakan sarana dan prasarana yang dapat digunakan anak untuk belajar, seperti ruangan atau tempat untuk belajar, meja dan kursi, buku tulis dan buku pelajaran, serta peralatan tulis. Sebagai motivator dengan membantu mengulang materi di sekolah, membimbing anak dalam mengerjakan PR (pekerjaan rumah). Sebagai informator dengan mengatur kegiatan anak antara waktu belajar, bermain, dan istirahat dan penasehat dengan memberikan pujian kepada anak atas usahanya untuk menyelesaikan tugasnya (dalam Prasetyo, 2009:27).

8 Prestasi Belajar Pembahasan variabel prestasi belajar mencakup pengertian prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akan diuraikan di bawah ini : Pengertian Prestasi Belajar W.J.S Purwadarminto ( menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan, dan dicatat dalam buku rapor sekolah. Tu u (2004:75) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Selain itu, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Sedangkan menurut Slameto (2002:12), prestasi belajar adalah performance dan kompetensinya dalam mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran dalam satu satuan waktu yang bisa berupa catur wulan, atau tahun pelajaran. Menurut Gagne dalam sopah menyatakan prestasi belajar adalah kemampuan belajar yang di peroleh setelah melalui kegiatan belajar dalam suatu program pembelajaran, dan belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang relatif menetap. Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa dari kegiatan belajar di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat di dalam bukti laporan tertulis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Menurut Ahmadi ( untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis yaitu kecerdasan/ intelegensi, bakat, minat dan motivasi, sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

9 15 Slameto (1988: 56-74) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa. Faktor-faktor yang termasuk dalam faktor internal antara lain: (1) faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh); (2) faktor psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan; dan (3) faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani). Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri individu. Yang termasuk dalam faktor eksternal adalah: (1) faktor keluarga (cara orangtua mendidik, relasi antaranggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang kebudayaan); (2) faktor sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standard pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah); (3) faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat). Suryabrata (1983:7) menerangkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar berasal dari luar dan dari dalam. Faktor dari luar meliputi : 1) lingkungan (alami dan sosial), dan 2) instrumental (kurikulum, program, sarana dan fasilitas, guru/ tenaga pengajar). Faktor dari luar meliputi : 1) fisiologis (kondisi fisiologis umum, kondisi panca indera), dan 2) psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif) Hubungan Teoritik Pemanfaatan Jam Belajar di Luar Sekolah, Pendampingan Belajar Orangtua dengan Prestasi Belajar Siswa Pendampingan belajar dalam keluarga adalah penyertaan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak yang sedang belajar di rumah. Pendampingan yang dilakukan dengan cara ikut terlibat secara langsung dalam proses belajar ikut mempelajari bukubuku pelajaran anak atau paling tidak ikut menemani anak ketika belajar. Proses belajar anak perlu melibatkan peran pendampingan orangtua, karena anak masih dalam area tanggung jawab dan pemeliharaan orangtua. Orangtua kiranya perlu memberikan atau meluangkan waktunya untuk mendampingi anaknya pada saat belajar untuk memberikan dukungan dan kepercayaan diri pada anak. Selain itu

10 16 pendampingan orangtua kepada anak pada saat belajar juga akan semakin meningkatkan kedekatan emosional antara orangtua dan anak. Pemanfaatan jam belajar di luar sekolah adalah suatu proses aktif di luar jam sekolah untuk dapat menambah pengetahuan siswa dalam mendukung jam belajar di sekolah guna mendukung pencapaian prestasi belajar yang baik. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa belajar tidak hanya dapat dilakukan oleh siswa semata-mata hanya pada jam sekolah, tetapi juga di luar jam sekolah. Orangtua juga perlu membantu anak dalam menyusun jadwal belajarnya, agar waktu yang digunakan untuk belajar dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga prestasi yang diharapkan dapat tercapai. Dari penjelasan mengenai pendampingan belajar orangtua, pemanfaatan waktu belajar di luar sekolah dan prestasi belajar siswa, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama secara teoritik behubungan dengan prestasi belajar siswa. 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan Kajian hasil penelitian yang relevan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yaitu pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar, dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar Telaah Penelitian tentang Pemanfaatan Jam Belajar di Luar Sekolah dengan Prestasi Belajar Berkaitan dengan penelitian ini, yaitu pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa, Soetrisno, 1998 ( menyatakan bahwa ada hubungan antara banyaknya waktu dan pengaturan waktu belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas tinggi sekolah dasar di Kecamatan Singosari. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Murniasih, 2004 ( dalam penelitiannya mengenai hubungan pemanfaatan waktu belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas III SDN Purwodadi I Kota Malang, menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemanfaatan waktu belajar dengan prestasi siswa kelas III di SDN Purwodadi I, berdasarkan analisa korelasi product moment didapat koefisien korelasi sebesar 0,647.

11 Telaah Penelitian tentang Pendampingan Belajar Orangtua dengan Prestasi Belajar Hasil penelitian yang dilakukan Purwanti, 2006 ( menunjukkan adanya hubungan antara pendampingan secara langsung dan tidak langsung. Dari 25 keluarga yang melakukan pendampingan 23 diantaranya melakukan pendampingan secara tidak langsung dan 2 keluarga yang lain melakukan pendampingan secara langsung. Pendampingan secara tidak langsung dilakukan dengan cara memantau kegiatan anak karena orangtua sudah mempersiapkan atau melatih anaknya untuk mandiri dalam hal belajar sejak anak kelas I dan kelas II. Pendampingan secara langsung dilakukan oleh dua orang ibu yang ikut terlibat secara langsung dalam proses belajar anak dengan ikut mempelajari buku-buku pelajaran anak. Anak yang mendapat pendampingan secara langsung, prestasinya lebih baik daripada hasil prestasi dari pendampingan secara tidak langsung. Penelitian tersebut di kuatkan oleh penelitian yang dilakukan Slameto,Bk FIP IKSW (Satya Wydya vol 15 no1,2001) mengenai peranan hubungan orang tua dalam pendidikan anak dan hubungannya dengan prestasi belajarnya dikelas VI SD Laboratorium UKSW, yang menunjukan hubungan yang positif signifikan antara pendampingan belajar oleh orang tua dengan prestasi belajar siswa diperoleh r sebesar -0,113 dengan p sebesar 0, Kerangka Berfikir Pemanfaatan jam belajar di luar sekolah adalah suatu proses aktif di luar jam sekolah untuk menambah pengetahuan anak dalam mendukung jam belajar aktif di sekolah serta pencapaian prestasi belajar yang baik. Pemanfaatan Jam belajar menurut The Liang Gie (1983:61-66) adalah suatu pengelompokan atau pejatahan waktu. Itu berarti bahwa pemanfaatan jam belajar bagi siswa digunakan untuk keperluan belajar, melatih diri siswa dalam kebiasaan memanfaatkan waktu dalam keteraturan belajar. Pendampingan belajar dalam keluarga menurut Purwanti, 2006 ( adalah penyertaan yang dilakukan oleh orangtua terhadap anak yang sedang belajar di rumah. Pendampingan yang dilakukan dengan cara ikut

12 18 terlibat secara langsung dalam proses belajar ikut mempelajari buku-buku pelajaran anak atau paling tidak ikut menemani anak ketika belajar. Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa dari kegiatan belajar di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat di dalam bukti laporan tertulis. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan nilai rata-rata mid semester kelas V semester 2 sebagai prestasi siswa di SD Gugus Anggrek Kecamatan Suruh. Dari penjelasan tersebut, penulis berpendapat bahwa ada hubungan antara penggunaaan jam belajar di luar sekolah dan prestasi belajar. Semakin tinggi siswa menggunakan jam belajarnya di luar sekolah, semakin tinggi prestasi belajar siswa. Artinya, dengan siswa dapat menggunakan keteraturan waktu dalam belajar, membuat jadwal belajar yang teratur, menyelesaikan tugas sekolah tepat waktu, mengulang dan menambah materi pelajaran yang telah diberikan guru akan menambah pengetahuan siswa dalam belajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. Ada hubungan antara pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pendampingan belajar orangtua, semakin tinggi prestasi belajar siswa. Hal ini berarti bahwa orangtua yang mendampingi anak dalam belajar akan membuat anak merasa diperhatikan dan mendapatkan dukungan penuh dari orangtua. Anak akan semakin termotivasi dalam belajar dan merasa percaya diri, sehingga prestasi belajar anak di sekolah dapat dicapai dengan lebih baik. Ada hubungan antara pemanfaatan jam belajar siswa di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua, semakin tinggi prestasi belajar siswa. Kemampuan siswa mengelola waktu belajar, dapat meningkatkan keteraturan dalam belajar. Hal ini juga didukung dengan pendampingan belajar yang diberikan orangtua. Orangtua dapat membantu anak dengan mengatur jadwal belajarnya, menyediakan sarana prasarana belajar seperti alat tulis dan buku pelajaran, ikut membaca buku pelajaran anak dan membimbing anak dalam mengerjakan PR. Dengan demikian dapat meningkatkan prestasi belajar anak di sekolah.

13 19 Faktor yang Mempengaruhi Belajar Pemanfaatan Jam Belajar di Luar Sekolah Pendampingan Belajar Orangtua Dimanfaatkan untuk belajar Sebagai bentuk perhatian dan motivasi Prestasi Belajar Meningkat Gambar 2.1. Kerangka Berfikir 2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, landasan teori, serta kajian terhadap beberapa hasil penelitian yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Ada Hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Suruh Tahun Ajaran 2011/ 2012 H0 : rx1y 0 Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2011/ Ha : rx1y>0 Ada hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2010/ Ada Hubungan yang positif dan signifikan antara pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ H0 : rx2y 0 Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2011/ 2012.

14 20 Ha : rx2y>0 Ada hubungan positif dan signifikan antara pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2011/ Ada Hubungan yang positif dan sigtnifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi siswa kelas V di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2011/ H0 : rx1.2y 0 Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2011/ Ha : rx1.2y >0 Ada hubungan positif dan signifikan antara pemanfaatan jam belajar di luar sekolah dan pendampingan belajar orangtua dengan prestasi belajar siswa kelas V SD di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Tahun Ajaran 2011/ 2012.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 111 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk membantu perkembangan siswa, sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga ia dapat hidup secara layak dalam kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai ilmu pengetahuan, dikembangkan nilai-nilai moral dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai ilmu pengetahuan, dikembangkan nilai-nilai moral dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya untuk membantu perkembangan siswa, sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga ia dapat hidup secara layak dalam kehidupannya.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar di Gugus Anggrek Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Subyek yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Belajar Siswa Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Sumber Daya Manusia yang memiliki standar mutu profesional tertentu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan BAB 2 LANDASAN TEORI Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan prestasi belajar. 2.1 Self-Efficacy 2.1.1 Definisi self-efficacy Bandura (1997) mendefinisikan self-efficacy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil Belajar matematika memiliki peran yang sangat penting terhadap kehidupan. Penerapan matematika dalam kehidupan sangatlah luas, sehingga hasil belajar matematika

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang diinginkan walaupun mengalami hambatan dan kesulitan dalam meraihnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar, oleh karena itu siswa diharuskan memiliki motivasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Arikunto (2006:270) mengemukakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil suatu kelompok

Lebih terperinci

keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa,

keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa, 7 keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa, membiayai pendidikan siswa dan memberikan perhatian baik secara fisik maupun psikologis. Begitu pula

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa

I. PENDAHULUAN. pembelajaran di SMP Negeri 3 Jati Agung tahun ajaran untuk siswa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses belajar merupakan hal yang dialami siswa yang merupakan suatu respon terhadap segala cara pembelajaran yang diprogramkan oleh guru dan pengelolaan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, baik jasmani maupun rohani. Pendidikan harus ditata atau diperbaiki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang 1 I. PENDAHULUAN Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Adapun hal lain yang dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua Perhatian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Wasty Soemanto (2003: 34), mengartikan perhatian

Lebih terperinci

Rahmudin Hipi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Rahmudin Hipi. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ISSN 2354614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi IPA melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan LKS di SD Negeri 2 Tuladenggi Rahmudin Hipi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala sesuatu untuk meraih kesuksesan memerlukan proses dan proses yang terjadi disebut proses belajar (Slameto 2010: 1). Menurut Mahmud (2010: 61), belajar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan

I. PENDAHULUAN. usaha di negara lain. Untuk menghadapi era globalisasi ini diperlukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini zaman semakin berkembang pesat, hal ini ditandai dengan adanya globalisasi. Globalisasi berarti tiap negara bebas untuk mengembangkan usaha di negara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata sciense

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. direncanakan dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik dari materi. pembelajaran maupun jenjang pendidikannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakekat Pembelajaran Secara umum pembelajaran merupakan kegiatan yang dilaksanakan di dalam ruangan atau kelas dengan melibatkan antara guru dan murid untuk mencapai suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi merupakan era perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya pada globalisasi pasar bebas di lingkungan negara-negara ASEAN, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika 4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1)

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR. Dessy Mulyani 1) Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Halaman 27-31 Info Artikel: Diterima14/02/2013 Direvisi 20/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pendidikan IPA di SD Ketrampilan proses adalah salah satu pendekatan, disamping pendekatan yang menekankan pada fakta dan pendekatan konsep, yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan. 12 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Menurut Nursid Sumaatmadja (2001:11) Pengertian Geografi adalah : Ilmu yang memperlajari persamaan dan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik,

I. PENDAHULUAN. dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang tergolong sebagai negara berkembang di dunia saat ini, potensi negara indonesia sebenaranya tergolong sangat baik, tetapi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan pondasi pokok dalam kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan dapat dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan suatu bangsa dalam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Dalam dua dasawarsa terakhir ini, perubahan yang terjadi dalam berbagai sektor kehidupan semakin pesat, sebagai dampak dari faktor kemajuan di bidang teknologi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Profesional Guru Agus F. Tamyong dalam Usman (2010:15) menyatakan pengertian guru profesional adalah orang yang meliki kemampuan dan keahlian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk. mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting untuk mempersiapkan kesuksesan seseorang dimasa depan, salah satunya dengan melalui pendidikan sekolah. Kualitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP HUBUNGAN READINESS BELAJAR DAN PERSEPSI MATA PELAJARAN MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP Intan Purnama Sari Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PEMANFAATAN JAM BELAJAR DI LUAR SEKOLAH DAN PENDAMPINGAN BELAJAR ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD DABIN I KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kesulitan Balajar 2.1.1 Pengertian Kesulitan Belajar Dalam menempuh proses pembelajaran di sekolah peserta didik tidak luput dari berbagai kesulitan. Tinggi rendahnya hasil belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SMK Pasundan 1 Bandung merupakan Sekolah Menengah Kejuruan rumpun Bisnis dan Manajemen yang merupakan lembaga pendidikan yang terus berupaya menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan prestasi belajar. Prestasi itu sendiri dapat dibagi menjadi dua yaitu prestasi yang ditinjau dari bidang akademik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Disiplin BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari aktivitas atau kegiatan, kadang kegiatan itu kita lakukan dengan tepat waktu tapi kadang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatan sumber daya manusia. Menurut UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Dengan ilmu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia. Ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap proses pembelajaran, terutama pembelajaran di sekolah akan dilihat hasil belajarnya. Untuk mengetahui hasil belajar siswa bisa dilakukan melalui tes, misalnya

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 01 LIWA Meta Rolisa 1, I Komang Winatha 2, Nurdin 2 Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyuapi para murid dengan begitu melimpahnya informasi serta kesimpulan

II. TINJAUAN PUSTAKA. menyuapi para murid dengan begitu melimpahnya informasi serta kesimpulan 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Sekarang ini sekolah merupakan wadah yang paling cocok untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang paling efisien. Guru atau sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Menurut Djamarah (2008:13) mengatakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna

BAB I PENDAHULUAN. memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam menurut Ditbinpaisun adalah usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan dapat memahami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2003: 910). Surya (2004, dalam Galih Ariwaseso, 2011: 5) berpendapat bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2003: 910). Surya (2004, dalam Galih Ariwaseso, 2011: 5) berpendapat bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar a. Pengertian Prestasi Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb) yang dikemukakan oleh Poerwadarminta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia memerlukan pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya. Di indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar Pengertian prestasi belajar menurut Slameto (2003: 10) yaitu sebagai suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan ini meliputi

Lebih terperinci

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh: Meilan Ladiku Jurusan Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang melakukannya. Perubahan tidak hanya mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam melaksanakan tugas belajar yang dilakukan oleh siswa sehingga menjadi kebiasaan. Dalam pendidikan keberhasilan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kompetensi berarti kewenangan. kuantitatif. Johnson (dalam Usman 2006: 14) menyatakan bahwa 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Guru Sebagai pendidik seorang guru harus dibekali kompetensi. Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan melaksanakan tugas. Menurut

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk Hidup

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk Hidup Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 5 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Penggunaan Media Gambar Di Kelas III SDN Santigi Pada Meteri Makhluk Hidup Yunita

Lebih terperinci

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik

Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Hubungan Antara Pemberian Motivasi Belajar Dari Orangtua Dengan Prestasi Belajar IPS/ Sejarah Bagi Peserta Didik Umiyatun (0614052) Mahasiswa Pendidikan Sejarah IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa

Lebih terperinci

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU.

PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU. PROPOSAL KORELASI ANTARA PENGUASAAN IPA DI SD DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP PADA SISWA KELAS VII 1 SMP NEGERI 5 SALAHUTU Disusun Oleh : NUR INSANI ROLOBESSY NPM : 2009 13 035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Proses belajar mengajar adalah dasar dalam membentuk sebuah pribadi untuk memiliki wawasan. Dalam prosesnya, proses belajar mengajar ini telah banyak mengalami

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG HUBUNGAN KEBIASAAN DISIPLIN DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD SE-GUGUS 4 KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Indra Cahyani Universitas Negeri Malang E-mail: indracahyani377@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu motivation yang berarti gerakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan dalam setiap bangsa, karena semakin maju tingkat pendidikannya maka semakin maju pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan sebuah bangsa dilihat dari taraf pendidikan penduduknya. Pendidikan sebagai sebuah pilihan untuk dalam meningkatkan taraf hidup manusia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Prestasi Belajar Bahasa Indonesia 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi menurut Djamarah (2011 : 20-21) adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang

BAB II KAJIAN TEORI. dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. dasar itu khususnya adalah pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Model Pembelajaran Langsung Model pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan pemerintah dalam standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang dirumuskan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) menyebutkan matematika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan keharusan bagi manusia serta mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik sebagai makhluk individu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya seluruh aspek potensi kemanusiaan saja (Suprijono, 2006). Hasil belajar adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih

I. PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal, yang masih dalam naungan serta pengawasan pemerintah. Tujuan dan fungsi lembaga pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Sumowono 02 yang terletak di jalan Haji Anwar No.39 Dusun Sukorono,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. persepsi sisiwa tentang perhatian orang tua. Selain tinjauan pustaka, di bagian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. persepsi sisiwa tentang perhatian orang tua. Selain tinjauan pustaka, di bagian ini 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dibahasa beberapa hal yang berkaitan dengan tinjauan pustaka dari hasil belajar, lingkungan belajar di sekolah, kedisiplinan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia pendidikan, prestasi belajar merupakan hal yang sangat penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi belajar pada hakekatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini semakin mendapat perhatian dari Pemerintah Indonesia. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI A. Metode Resitasi 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi Metode resitasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada siswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

Lebih terperinci